bab i pendahuluan · kolusi dan nepotisme (kkn) ... visi, misi, dan program kegiatan inspektorat...
Post on 23-Jul-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan sistem pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan reformasi di dalam sistem
pemerintahan di Indonesia. Perubahan sistem tersebut berdasarkan prinsip-
prinsip dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan, yang
diselenggarakan dengan titik berat otonomi daerah pada Kabupaten dan Kota
dengan maksud mewujudkan :
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik;
2. Pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan;
3. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar
daerah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Guna mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan tatanan sistem
pemerintahan yang baik (good governance) yang mampu menerapkan
prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.
Kelemahan yang paling menonjol dalam proses tercapainya good
governance di Indonesia selama ini adalah masih tingginya tingkat Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang bahkan telah merajalela di hampir seluruh
lapisan masyarakat, baik di sektor publik maupun swasta dan sering pula
terjadi di kedua sektor tersebut secara bersamaan.
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang telah menjadi
permasalahan dan bisa membahayakan serta merugikan negara maupun
masyarakat karena dapat berdampak secara umum pada:
1. Rendahnya kualitas infrastruktur dan pelayanan publik;
2. Timbulnya ekonomi biaya tinggi;
3. Berkurangnya penerimaan negara/ pemerintahan daerah;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
4. Runtuhnya lembaga dan nilai-nilai demokrasi;
5. Membahayakan kelangsungan pembangunan dan supremasi hukum;
6. Meningkatkan kemiskinan dan kesengsaraan rakyat;
7. Bertambahnya masalah sosial dan kriminal;
8. Adanya mata rantai antara korupsi dengan bentuk kejahatan lain,
khususnya kejahatan terorganisir dan kejahatan ekonomi.
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah utamanya untuk
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik akan terwujud jika sistem
pengawasannya dapat berfungsi dengan efektif. Dengan demikian sistem
pengawasan mempunyai peran yang strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu Inspektorat mempunyai peran
strategis untuk mengemban amanah mewujudkan good governance.
Optimalisasi peran Inspektorat dalam rangka menciptakan sistem
pengawasan yang efektif guna mendorong terciptanya good governance,
dapat dilakukan dengan:
1. Penyempurnaan kebijakan, pola dan sistem pengawasan
2. Pemantapan kedudukan dan peran organisasi pengawasan;
3. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM);
4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai;
5. Optimalisasi anggaran;
6. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) dan pengawas eksternal;
7. Membangun kerjasama secara vertikal dan horisontal dengan berbagai
pihak.
Guna mewujudkan optimalisasi peran Inspektorat dalam menciptakan
good governance tersebut, maka membutuhkan keterpaduan dan keselarasan
kebijakan, program maupun kegiatan pembinaan dan pengawasan antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota secara
terprogram, berkelanjutan dan terintegrasi secara sistemik. Dalam jangka
menengah, pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Provinsi Jawa Tengah
tersebut dituangkan pada Rencana Strategis Pengawasan Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2018.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya
memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup
bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya.
1.2 Landasan Hukum
Dasar hukum ruang lingkup tugas maupun untuk penyusunan Rencana
Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 adalah :
1. TAP MPR RI Nomor XI/MPR/98, tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKN;
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung jawab Keuangan Negara;
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
23. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi;
24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
25. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025;
26. Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-
2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;
27. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
28. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
Dalam Pembangunan Nasional;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Tengah ;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013- 2018;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 jo. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pemeriksaan Dalam Rangka berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Reviu atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
36. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah;
37. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tahun 2008 tentang Standar
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Sistem
Informasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara
Nasional;
39. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi
2010-2014;
40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
42. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
43. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 1 tahun 2012 tentang PMPRB;
44. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan
Zona Intergritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi;
45. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
46. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis PMPRB Secara
Online;
47. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah.
1.3 Maksud Dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis ini adalah penjabaran
visi, misi, dan program kegiatan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah ke
dalam perencanaan lima tahunan, guna memberikan arah dalam
menunjang pelaksanaan pembangunan daerah.
2. Tujuan
Rencana Strategis ini disusun dengan tujuan:
a. Mewujudkan visi dan misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang
dilaksanakan secara sinergis, terpadu, dan berkesinambungan
dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien, efektif, dan
berkeadilan;
b. Menjadi tolak ukur Inspektur Provinsi Jawa Tengah dalam
pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
c. Menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, serta
pelaksanaan program dan kegiatan.
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang yang terdiri dari uraian singkat
latar belakang tentang perlunya Rencana Strategis, Landasan
Hukum, Maksud dan Tujuan penyusunan Renstra, dan
sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT
Bab ini menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, serta
struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan,
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
Bab ini menjelaskan tentang Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Inspektorat,
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra Kementerian Dalam
Negeri Dan Renstra Inspektorat Kabupaten/Kota, Telaahan
RTRW dan KLHS, serta Penetapan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
Bab ini memuat rumusan Visi Inspektorat dan Misi dalam
rangka mencapai visi tersebut, Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah yang hendak dicapai, serta Strategi dan Kebijakan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut.
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK
SASARAN, PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini memuat Rencana Program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama
periode 5 (lima) tahun dan tahunan.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB VI INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT YANG MENGACU
PADA TUJUAN SASARAN RPJMD
Bab ini memuat tentang indikator kinerja Inspektorat yang
mengacu pada tujuan sasaran RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018.
BAB VII PENUTUP
Bab ini menjelaskan kaidah pelaksanaan Rencana Strategis
sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Inspektorat 5 (lima) tahun ke depan, serta catatan dan
harapan Inspektur Provinsi Jawa Tengah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT
2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat
2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,
Inspektorat sebagai perangkat daerah di bawah Gubernur yang
mempunyai mandat untuk melakukan pengawasan fungsional atas
kinerja organisasi Pemerintah Daerah.
Sebagai aparat Pemerintah Daerah yang membantu Gubernur
dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan intern pemerintah, dan
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jawa Tengah, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Inspektorat Jawa
Tengah, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di
daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di
daerah Kabupaten/Kota. Di samping itu, Inspektorat juga melaksanakan
tugas-tugas lainnya yaitu : Audit/pemeriksaan, Reviu, Evaluasi,
Pemantauan, dan Pengawasan lain.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan program pengawasan;
2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan bidang
pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan;
3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
4. Evaluasi dan pelaporan bidang pengawasan;
5. Pelaksanaan kesekretariatan Inspektorat;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Di samping itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2005, Inspektorat juga menjalankan fungsi yaitu:
1. pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala
daerah;
2. pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan
terpadu;
3. pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-waktu dari
unit/satuan kerja;
4. pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi
terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme;
5. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan
program dan kegiatan; dan
6. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di
daerah dan pemerintahan desa.
2.1.2 Struktur dan Bagan Organisasi
a. Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82
Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Fungsi, dan Tata Kerja Inspektorat Jawa Tengah, terdiri dari :
1. Inspektur;
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Subbagian Perencanaan;
b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;
c. Subbagian Administrasi dan Umum.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
3. Inspektur Pembantu Wilayah I, membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan;
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintahan;
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
4. Inspektur Pembantu Wilayah II, membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan;
b. Seksi Pengawasa Pemerintah Bidang Pemerintahan;
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
5. Inspektur Pembantu Wilayah III, membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan;
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintahan;
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
6. Inspektur Pembantu Wilayah IV, membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan;
b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintahan;
c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai rumpun
jabatan fungsionalnya.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
b. Bagan Organisasi
GAMBAR 2.1
Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Pergub Nomor 82 Tahun 2008
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Dalam perkembangannya struktur dan bagan organisasi
Inspektorat berdasarkan pasal 18 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata
Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota, mengatur antara lain
bahwa apabila jabatan fungsional pengawas pemerintah telah
ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan, maka jabatan
struktural dibawah Inspektur Pembantu dihapus. Berkaitan dengan
hal tersebut maka Jabatan Kepala Seksi di bawah Inspektur
Pembantu Wilayah di-inpassing menjadi Pejabat Pengawas Urusan
Pemerintahan Daerah (P2UPD) sejak September 2012. Berkenaan
dengan hal tersebut, revisi Peraturan Daerah Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) sedang dalam proses persiapan perubahan
Peraturan Daerah SOTK bersamaan dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang lain.
2.1.3 Tugas Jabatan Struktural dan Fungsional
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82
Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Fungsi, dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, bahwa
tugas struktural Inspektorat:
1. Inspektur
Berdasarkan pasal 4, tugas Inspektur adalah memimpin
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat.
2. Sekretaris
Berdasarkan pasal 6, tugas Sekretaris Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi
pengawasan dan memberikan pelayanan administrasi dan
fungsional kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat.
3. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, dan IV
Berdasarkan pasal 12, Inspektur Pembantu Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus
pengaduan di wilayah masing-masing.
4. Auditor :
a. Kedudukan Auditor berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, disebutkan bahwa
kedudukan Auditor sebagai pelaksana teknis fungsional bidang
pengawasan di lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
b. Sedangkan tugas pokok dan kewenangannya sesuai dengan
Pasal 4 sebagai berikut:
1) ayat (1) : Tugas pokok Auditor adalah melaksanakan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
teknis, pengendalian, dan evaluasi pengawasan.
2) Ayat (4) : Dalam melaksanakan penugasan pengawasan
yang meliputi audit, evaluasi, reviu, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lain seperti konsultasi, sosialisasi,
asistensi, dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai atas efisiensi dan efektifitas manajemen resiko,
pengendalian dan proses tata kelola unit yang diawasi.
c. Auditor berwenang untuk :
1) Memperoleh keterangan dan/atau dokumen yang wajib
diberikan oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait;
2) Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan
barang milik Negara, di tempat pelaksanaan kegiatan,
pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar
lainnya yang terkait dengan penugasan;
3) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang
diperlukan dalam penugasan pengawasan;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
4) Memeriksa secara fisik setiap aset yang berada dalam
pengurusan pejabat instansi yang diawasi, dan;
5) Menggunakan tenaga ahli di luar tenaga Auditor, jika
diperlukan.
5. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD):
a. Kedudukkan P2UPD berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor
15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah Dan Angka
Kreditnya, disebutkan kedudukan Pengawas Pemerintahan
sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) : Pengawas Pemerintahan
berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang
pengawasan penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di
daerah pada instansi pemerintah pusat dan daerah;
b. Sedangkan tugas pokok P2UPD sesuai Pasal 4 ayat (1) : adalah
melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan
pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan, yang
meliputi pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan, pengawasan atas Peraturan Daerah dan
peraturan kepala daerah, pengawasan atas dekonsentrasi dan
tugas pembantuan, pengawasan untuk tujuan tertentu dan
melaksanakan evaluasi penyelenggaraan teknis pemerintahan
di daerah.
2.1.4 Fungsi Pejabat Struktural dan Fungsional
1. Inspektur
Inspektur memimpin pelaksanaan fungsi Inspektorat, yaitu:
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan bidang
pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan;
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan;
d. evaluasi dan pelaporan bidang pengawasan;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
e. pelaksanaan kesekretariatan inspektorat;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretaris
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Sekretaris
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan
program kerja pengawasan;
b. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan
laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional
daerah;
c. Penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis
fungsional;
d. Penyusunan, penginventarisan dan pengkoordinasian dan data
dalam rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan;
e. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat
dan rumah tangga;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, dan IV
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Inspektur
Pembantu menyelenggarakan fungsi:
a. Pengusulan program pengawasan di wilayah;
b. Pengkoordinasi pelaksanaan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah di wilayah;
c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan di wilayah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Inspektur
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
2.2 Sumber Daya Inspektorat
2.2.1 Susunan Kepegawaian
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah didukung oleh sumber daya aparatur yang
secara umum masih dihadapkan pada permasalahan keterbatasan
baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya sebagaimana data yang
tertuang dalam tabel berikut:
TABEL 2.1
Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai dengan Bulan Desember 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD SMP SMA D3 S1 S2
- 1 11 6 69 35 122
TABEL 2.2
Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Jenis Kelamin Sampai dengan Bulan Desember 2013
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
79 43 122
TABEL 2.3
Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Golongan Sampai dengan Bulan Desember 2013
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV
A B C D A B C D A B C D A B C D
0 0 0 0 4 5 3 1 5 30 21 31 14 6 1 1
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 2.4 Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Jabatan Sampai dengan Bulan Desember 2013
Jabatan Jumlah
Eselon PFA P2UPD Staf
II III IV Adm Teknis
1 5 3 31 23 59 0 122
TABEL 2.5
Jumlah Pejabat Fungsional Auditor Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Sampai dengan Bulan Desember 2013
No Penyesuaian Penyebutan sesuai
Permenpan Nomor 17/ KEP/m.pan/4/2002
Golongan
(Ruang)
Jumlah
PFA
Jenjang Auditor
1. Auditor Madya IVa s/d IVc 12
2. Audior Muda IIIc s/d IIId 15
3. Auditor Pertama IIIa s/d IIIb 4
TABEL 2.6
Jumlah P2UPD Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Sampai dengan Bulan Desember 2013
No Penyesuaian Penyebutan sesuai
Permenpan Nomor 15/2009
Golongan
(Ruang)
Jumlah
P2UPD
Jenjang P2
1. P2 Madya IVa s/d IVc 7
2. P2 Muda IIIc s/d IIId 12
3. P2 Pertama IIIa s/d IIIb 4
Jumlah pegawai di lingkungan Inspektorat saat ini masih
dalam kondisi yang belum ideal bila dibandingkan dengan beban
kerja dan jumlah obyek pemeriksaan yang ditangani. Kedepannya
diusulkan jumlah pegawai yang ideal untuk lingkungan Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 2.7 Jumlah Pejabat Fungsional Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah sampai dengan bulan Desember 2013
No. Jumlah Pegawai
berdasarkan Jabatan Fungsional
Jumlah Pegawai
(Desember 2013)
Jumlah Pegawai
yang ideal
1 PFA 31 48
2 P2UPD 23 48
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu faktor penting
dalam rangka menunjang kelancaran tugas dan fungsi Inspektorat,
akan tetapi kondisinya saat ini masih belum dapat dikatakan
mencukupi. Sarana dan prasarana penunjang kegiatan yang tersedia
pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah antara lain:
TABEL 2.8 Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
No. Sarana/Prasarana Kondisi Tahun
2013
Kondisi yang
diinginkan tahun 2018
1. Gedung 6.270 M2 6.270 M2
2. Kendaraan Dinas
a) Roda 4
b) Roda 2
12 buah
5 buah
20 buah
20 buah
3. Komputer 51 unit 65 unit
4. Printer 51 unit 65 unit
5. Server dan Jaringan 2 unit 2 unit
6. Koneksi Internet 24 jam 24 jam
7. AC 60 unit 90
8. LCD 7 unit 10
9. Laptop/Notebook 8 unit 65 unit
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-
2013 yang lalu telah menetapkan 3 (tiga) sasaran yang ingin dicapai, dan
berdasarkan hasil evaluasi maka capaian hasil dari ketiga sasaran tersebut
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Meningkatnya sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah
a. Terwujudnya Keterpaduan Program Pengawasan APIP di Provinsi
Jawa Tengah
Pelaksanaan Pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) di Provinsi Jawa Tengah dapat dilaksanakan dengan
tepat waktu dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pemeriksaan. Hal
tersebut terjadi karena terjalinnya koordinasi dan komunikasi yang baik
diantara APIP sebagaimana kesepakatan dan keterpaduan program
pengawasan APIP yang dituangkan dalam Peta Pengawasan.
Peta Pengawasan yang disepakati pada Tahun 2013 tersebut
telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
700/1/2013 tentang Rencana Pengawasan Tahunan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013.
Realisasi Pemeriksaan Reguler Tahun 2008-2012 mencapai 499
obrik atau 107,78 % dari target sebanyak 463 obyek pemeriksaan.
Capaian realisasi berada di atas target karena:
1). Adanya perubahan nomenklatur baru SKPD Provinsi Jawa Tengah;
2). Pemeriksaan pelayanan publik pada Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) SKPD Provinsi Jawa Tengah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
b. Terwujudnya Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional (APF)
Berdasarkan pasal 34 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, setiap obyek pemeriksaan
berkewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil
pemeriksaan.
Hal tersebut dimaksudkan bahwa LHP mengandung nilai
dokumentasi yang sangat penting karena didalamnya memuat
informasi-informasi tentang suatu obyek yang diperiksa pada saat
tertentu yang dapat dijadikan bahan masukan guna menentukan
kebijakan baru penyelenggaraan tugas berikutnya.
LHP juga merupakan bahan yang dapat digunakan oleh
pihak berwenang untuk melakukan tindakan perbaikan sesuai
rekomendasi atas hasil pemeriksaan. Dalam rangka meningkatkan
percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan tersebut,
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah menetapkan program
optimalisasi tindak lanjut hasil pengawasan APF.
Implementasi dari program ini dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan antara lain :
1) Monitoring/pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tindak lanjut
hasil pemeriksaan APF;
2) Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) dalam rangka
pemutakhiran data;
3) Rapat Gelar Pengawasan Daerah (Larwasda);
4) Penanganan terhadap kerugian negara / daerah dan kewajiban
setor kepada negara / daerah.
Mengingat tingkat kesulitan tindak lanjut atas
saran/rekomendasi sangat variatif, maka pada awal tahun 2008-
2012 ditetapkan target capaian sasaran penyelesaian tindak lanjut
meliputi penyelesaian tindak lanjut dalam satuan kejadian
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
(saran/rekomendasi) sebesar 88,29 % dan penyelesaian tindak
lanjut dalam satuan rupiah (penyelesaian kerugian dan kewajiban
setor kepada negara/daerah) sebesar 49,67 %.
Capaian sasaran optimalisasi Penyelesaian TLHP APF di
Provinsi Jawa Tengah per 31 Desember 2008-2012 sebagaimana
tabel-tabel berikut :
TABEL 2.9
Rekapitulasi Temuan, Rekomendasi Dan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
No Tahun LHP
Jumlah TindakLanjut
Temuan Rek
Selesai Dalam Proses Belum
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2008 147 1.640 1.760 1.755 99,72 5 0,28 0 0
2 2009 128 1.288 1.455 1.431 98,96 22 1,52 2 0,14
3 2010 164 1.998 2.474 2.442 98,71 30 1,21 2 0,08
4 2011 202 2.042 2.447 2.353 96,20 65 2,66 29 1,19
5 2012 209 1.998 2.514 2.203 89,66 289 11,76 22 0,90
Jumlah 850 8.966 10.650 10.184 95,62 411 3,86 55 0,52
TABEL 2.10
Rekapitulasi Kerugian Negara / Daerah
Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
No Tahun
Kerugian Negara / Daerah
Nilai
Ditarik Sisa
Rp % Rp %
1 2008 291.252.796.791 36.825.230.961 12,64 254.427.565.830 87,36
2 2009 3.544.031.816 2.127.884.396 60,04 1.416.147.420 39,96
3 2010 874.648.730 763.055.946 87,24 111.592.783 12,76
4 2011 1.966.215.368 1.914.215.368 97,35 52.000.000 2,65
5 2012 2.295.393.394 1.958.335.207 85,32 337.058.187 14,68
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 2.11
Rekapitulasi Kewajiban Setor Kepada Negara/Daerah
Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
No Tahun
Kewajiban Setor kepada Negara / Daerah
Nilai
Disetor Sisa
Rp % Rp %
1 2008 17.611.216.904 17.553.716.904 99,67 57.500.000 0,33
2 2009 11.873.972.609 10.479.774.889 88,25 1.394.197.720 11,75
3 2010 3.082.005.656 2.945.405.656 95,57 136.600.000 4,43
4 2011 2.799.833.313 2.657.357.599 94,91 142.475.714 5,09
5 2012 0 * 0 0 0 0
*Berdasarkan PermenPAN dan RB Nomor 42 Tahun 2011, mulai tahun 2012 tidak digunakan
lagi pengelompokan Kewajiban Setor Temuan Hasil Pemeriksaan .
Capaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri atas hasil pemeriksaan Tahun 2012
sebagaimana tersaji dalam tabel-tabel berikut :
TABEL 2.12
Rekapitulasi Temuan, Rekomendasi & Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan Itjen Kemendagri di Jawa Tengah Tahun 2008-2012
No Tahun
Jumlah TindakLanjut
Temuan Rekomen
dasi
Selesai Dalam Proses Belum
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2008 69 106 106 100 0 0 0 0
2 2009 41 52 51 98 1 2 0 0
3 2010 36 48 37 77 11 23 0 0
4 2011 13 14 14 100 0 0 0 0
5 2012 35 44 43 98 1 2 0 0
Jumlah 194 264 251 95 13 5 0 0
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
c. Meningkatnya pelaksanaan sistem pengawasan yang efektif dan
efisien guna mendukung terwujudnya aparatur pemerintah yang
bersih dan bebas KKN.
Inspektorat sebagai lembaga pengawas berperan dalam
mewujudkan pelaksanaan sistem manajemen pemerintah daerah
yang baik, yaitu untuk mewujudkan aparatur pemerintah yang
bersih, berwibawa dan bebas KKN.
Dalam hal mewujudkan aparatur yang bersih dan bebas KKN,
idealnya terdapat 2 (dua) unsur yaitu upaya pencegahan (preventif)
dan penindakan (represif). Pada posisi ini, kedudukan dan peran
Inspektorat cenderung pada upaya pencegahan sebagai early
warning system (peringatan dini). Sedangkan upaya penindakan ada
pada aparat penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK).
Esensi dari pemeriksaan (audit) adalah melakukan pengujian
atas tingkat ekonomis, efektivitas, efisiensi, manfaat dan ketaatan
dari pelaksanaan program/kegiatan yang ada pada entitas.
Output dari kegiatan pemeriksaan (audit) berupa Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Laporan hasil Evaluasi (LHE).
Outcome dari LHP dan LHE adalah auditan/ evaluatan dapat
mengetahui informasi tentang titik prestasi secara umum dan
kelemahan sistem pengendalian intern yang tertuang dalam LHP
maupun LHE.
Dengan informasi tersebut, auditan/evaluatan dapat
senantiasa mempertahankan keadaan, meningkatkan prestasi yang
telah diraih dan memperbaiki kondisi yang belum sesuai dengan
kriteria melalui pelaksanaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan/evaluasi.
Pada Tahun 2012 Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
melakukan kegiatan pemeriksaan dengan target dan capaian
sebagaimana tabel berikut :
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 2.13 Target dan Realisasi Penerbitan LHP/LHE
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
No Kegiatan Pemeriksaan / Evaluasi Target
LHP/LHE Realisasi Capaian (%)
1 Pemeriksaan Reguler 95 98 103
2 Pemeriksaan Kasus /Khusus/ Strategis 60 66 110
3 Pemeriksaan Serentak Bantuan
Keuangan kepada Kabupaten/Kota 99 108 109
2. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme sumber daya
aparatur pengawasan.
Sejalan dengan visi yang telah ditetapkan yaitu Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah berkeinginan untuk menjadi sebuah lembaga
pengawasan yang profesional, maka melalui program peningkatan
kualitas dan profesionalisme sumber daya aparatur pengawasan telah
dilaksanakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kualitas dan
profesional sumber daya aparatur dengan output telah dilaksanakan :
a. Bimbingan Teknis sebanyak 15 kali;
b. Pelatihan Kantor Sendiri (PKS) bidang pengawasan (audit)
sebanyak 5 kali yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan keterampilan para auditor Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.
3. Peningkatan sarana prasarana pemerintah dan pelayanan
administrasi perkantoran
Peningkatan sarana dan prasarana pemerintah dilakukan dengan
2 (dua) program yaitu Pengamanan Aset Daerah dengan kegiatan
asuransi aset daerah dan Pengadaan Barang/Jasa berupa alat rumah
tangga dan meubelair antara lain Lemari filling cabinet, Air Conditioner
(AC), Komputer, Notebook/Laptop, Printer, Software, Aplikasi
Pengelolaan Data Aduan Masyarakat, meja kerja, meja komputer, kursi
kerja dan kursi komputer.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Target dari sasaran ini yaitu meningkatnya sarana dan prasarana
pemerintah melalui penjaminan resiko kerugian terhadap aset
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, dan tersedianya sarana kantor yang
memadai pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.
Tingkat pencapaian kinerja pada program dan kegiatan
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah periode 2008-2013 adalah sebagai
berikut:
Secara detail, matriks capaian program dan kegiatan Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah 2008-2013 adalah sebagai berikut:
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 2.14 Kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2008-2013
No. Program dan Indikator Kinerja
Program
Anggaran 2008-2012 (Rp. 000)
Target RPJMD 2008-2013
Satuan
Realisasi Capaian
Target RKPD 2013 2008 2009 2010 2011 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH
29,885,355
Meningkatnya Sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
1 Kegiatan Pengawasan Internal secara berkala
16,013,308
- 98 kegiatan 60 SKPD Provinsi; 35 Kab/Kota (16 AMJ Kab/Kota)
167 LHP
31 Kab/Kota, 4 Kabupaten dan 60
SKPD lingkup Provinsi
165 LHP
2 Kegiatan Penanganan Kasus pengaduan dilingkungan pemda, pemeriksaan khusus/strategis atas perintah pejabat berwenang serta monitoring dan evaluasi
2,068,891
- 37 kegiatan 110 Kasus
17 Kegiatan (penanganan 66
Kasus); ARG pada 14 SKPD
45 kasus;ARG pada 14 SKPD
100%
3 Kegiatan Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH
1,803,500
Kabupaten
- - 10 Kab/Kota 29 Kabupaten 29 kabupaten; 40 UPTD di Kab/Kota
29 LHP
4 Kegiatan tindak lanjut hasil temuan pengawasan
3,355,790
Kegiatan
- -
Terlaksananya pemantauan TLHP APF,TL DUMAS &
terfasilitasinya larwasda pada 2 kab/kota, 1 kali
rapat pemutakiran data
Percepatan TLHP APF pada 95 Obrik, 71 kali
kegiatan pemantauan TLHP APF dan Dumas
pada35 kab/kota, terfasilitasinya Larwasda 17
Kab/Kota, Rapat TLHP 2 Kegiatan,
Regional 1 Kegiatan
Pemantauan tindak lanjut
pemeriksaan APF 75%, pemantauan tindak lanjut hasil
pengaduan masyarakat 75% ,
fasilitasi gelar pengawasan daerah 20 Kab/Kota
200 Kegiatan TLHP
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
5 Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif
525,994
- - DOP 35 Kab/kota
DOP 35 Kab/Kota, 1 Kegiatan UPKPT APIP, 2 kegiatan
Rakorwas
DOP 35 Kab/Kota 38 kegiatan
6 Kegiatan Evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah
1,826,981
Kab./Kota - - 35 Kab/Kota 35 Kab/Kota 35 Kab/Kota 20 LHE
2 Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum
1 Penanganan Kasus Pengaduan dilingkungan Pemda
1,560,891
Kasus
41 LHP
94 kasus selesai, 49
kasus sedang dalam
proses,Riksus Dana Talangan
di 15 Kabupaten
- - - -
2 Peningkatan Efektivitas Perencanaan Pengawasan
144,000
Dok 1 1 - - - -
3 Peningkatan Efektivitas Kinerja Penyelenggaraan Pemda
1,078,000
Obrik
82 LHP
Mon Bankeu 35 Kabupaten /
Kota, EKPPD 35 Kab/Kota
- - - -
4 Optimalisasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
1,508,000
Kegiatan 82%
TLHP 35 Kab/Kota
- - - -
3
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Meningkatkan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
- Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
388,481
Bintek - - 2 Bintek 3 Bintek 2 Bintek; 3 PKS
2 Bintek dan 2 PKS
4
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemda
412,000
1 Bimbingan Teknis Bidang
Pengawasan 398,000
Bintek 4 4 - - - -
2 Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) Bidang Pengawasan
14,000
PKS 1 1 - - - -
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
5
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
67,098
Tahun dan surat
1 3.555 surat 3555 surat 4295 Surat 4400 surat 4500 surat
2 Kegiatan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik
1,514,411
Tahun 1 1 1 12 bulan 1 1
3 Kegiatan Jaminan Barang Milik Daerah
294,152
pkt 1
1 unit gedung, 8 R4 dan 5 R2
1 gedung dan 13 kendaraan
18 Unit 18 unit 1 gedung, 12 R4 dan 5 R2
4 Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas
388,200
Gedung 1 1 1 1 1 1
5 Kegiatan Penyediaan Alat Tulis
Kantor 1,014,140
Tahun 1 1 1 1 1 1
6 Kegiatan Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
605,577
Tahun 1 1 1 1 1 1
7 Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
50,771
Tahun 1 1 1 1 1 1
8 Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
14,728
Tahun
1 15 tabung
pemadam; 36 tabung gas
23 unit 16 tabung
pemadam; 10 tabung gas
16 tabung pemadam; 10 tabung gas
16 tabung pemadam; 10 tabung gas
9 Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Per-UU
28,148
exp 108 6 Judul 120 Exp 120 120
10 Kegiatan Penyediaan Makan
Minum 156,880
Tahun 1 1 1 1 1 1
11 Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi di Luar Daerah
12,191,327
Rik Reguler 58 SKPD,
Pengawasan 32 Kab/Kota,
AMJ 2 Bupati & 1 Walikota, Yanblik 15
obrik , Reviu Lap Keu 2008
81 obrik dan 35 Kab/Kota
81 Obrik, Fas. Jab. Auditor 35 Kab/Kota, mon.
inpasing 35 kab/kota, LHKPN
35 Kab/Kota, pengawasan Luar Daerah 18 Obrik,
FasKin 35 Kab/Kota
83 obyek pemeriksan dan
35 Kab/Kota
90 keg, 35 Kab/Kota
Fasilitasi Jab. Auditor, 35 Kab/Kota
Monitoring Inpasing, 35
Kab/Kota LHKPN
12 Kegiatan Jasa Pelayanan
Perkantoran 1,565,806
Tahun 1 1 1 1 1 1
13 Pengadaan sarana Prasarana Bawas
234,000
pkt , unit
1 90 - - - -
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
6
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
213,100
unit - - 1 - - -
2 Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
943,150
- - 78 buah, 28 unit,
8 paket, 1 ls
Pengadaan Website ,
Pengadaan Komputer
-
3 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
864,649
gedung 1 1
1500m2 dan 79 buah
1 Gedung 1 1
4 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
1,102,528
unit 10 30 18 unit kendaraan 21 unit 18 21
5 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair
70,629
buah
114 114 104 buah dan 2
set 112 buah dan 1
set 108 buah dan 1
set
Terpeliharanya 104 unit meja dan 1 set kursi
6 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga
362,013
unit 70 70
79 buah dan 10unit
87 unit dan 16 buah
73 unit, 23 buah dan 1 tahun
1 tahun
7 Kegiatan Pemeliharaan Buku-buku Perpustakaan
34,895
m3 1,000
1,000
1,000 1 tahun 1,000
1,000
8 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Bengkel
242,831
unit 26 26 26 unit 8 unit 8 unit 4
9 Kegiatan Rehabilitasi/Renovasi sedang/berat Gedung Kantor/Tempat Parkir/Garasi
1,133,271
lantai
- - - 2 lantai Perbaikan Lantai Kantor 4 Lantai
4
10 Kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Kantor
577,912
- 50 buah, 42
unit, 20 paket, 6 set
181 buah, 49 unit, 9 paket
- - 14 paket, 53 unit/ 31 buah
11 Pengadaan Sarana Kantor Bawas
234,000 tahun
1 - - - - -
7
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
-
Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
572,280
stel 355 340 164 320 Stel 310 320
8 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
- Kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Formal 850,000
orang 75 100 25 50 50 40
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
2.4.1. Tantangan
Berdasarkan isu-isu yang berkembang di masyarakat, dapat
diidentifikasikan tantangan-tantangan yang dihadapi Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah dalam melaksanakan program dan kegiatan, yaitu:
4. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik;
5. Pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan;
6. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar
Daerah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.4.2. Peluang
Secara umum terdapat 4 (empat) peluang yang mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dalam 5
tahun ke depan, yaitu:
1. Munculnya mandat penguatan peran Inspektorat
Mandat adalah pendelegasian kewenangan yang diterima oleh
organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Penguatan peran Inspektorat ini tidak
terlepas dari mandat yang diterima dengan terbitnya beberapa peraturan
perundang-undangan. Salah satu mandat yang diterima adalah terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan dan Peran Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi, semakin memperkuat peran
Gubernur sebagai wakil pemerintah.
Salah satu penguatan peran tersebut telah diatur di dalam Pasal 3
ayat (1) huruf e dan f berbunyi koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan
kabupaten/kota; dan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Sebagai SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
pengawasan sebagaimana diatur didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 7 Tahun 2008, selaku aparat Gubernur, maka penguatan
peran Gubernur di bidang pengawasan perlu ditindaklanjuti oleh
Inspektorat dengan mereposisi diri sehingga mandat ini dapat dilaksanakan
sesuai amanat yang diemban.
Secara umum mandat yang diterima Inspektorat meliputi:
No Dasar Hukum Kewenangan
1 Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Pengawasan terhadap :
a pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
b pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi; dan
c pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. (Ps.26)
2 Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
APIP pada Kementerian Negara/lembaga/
pemerintah daerah melakukan reviu atas
laporan keuangan dan kinerja dalam rangka
meyakinkan keandalan informasi yang disajikan
sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/ walikota kpd pihak-
pihak berwenang. (pasal 33 ayat 3)
3 Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Inspektorat sebagai sekretariat Tim Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Ps. 13)
4 Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang SPIP
a. Pengawasan intern meliputi: audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain; (Ps. 48 ayat 2) b. Fasilitasi penyelenggaraan SPIP di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
c. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas
laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan Gubernur
kepada BPK (Ps. 57 ayat 2)
5 Peraturan Pemerintah Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi
a. Mendorong percepatan pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN (pasal 2)
b. Fasilitasi LHKPN ke Kabupaten/Kota
6 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun
2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Jangka Panjang Tahun
Monitoring dan evaluasi atas aksi
pencegahan/pemberantasan korupsi yang
dilakukan setiap SKPD
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
No Dasar Hukum Kewenangan
2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014
7 Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012
tentang Pedoman Pembangunan
Zona Integritas Menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di
Lingkungan Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah
Pembentukan Unit Penggerak Integritas (UPI)
yaitu unit kerja yang ditugasi untuk memberikan
dorongan dan dukungan administratif dan teknis
kepada unit kerja dalam melaksanakan kegiatan
pencegahan korupsi. Tugas UPI secara ex-
officio dilaksanakan oleh APIP pada masing-
masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah
2. Komitmen Pemerintah terhadap Tata Pemerintahan yang baik yang belum
berjalan dengan optimal
Perkembangan paradigma dalam penyelenggaraan kepemerintahan
dari tata kelola pemerintahan yang tertutup, tidak partisipatif, dan dominan
menjadi tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan
partisipatif menjadi tuntutan publik yang harus disikapi oleh pemerintah.
Perubahan penyelenggaraan kepemerintahan tersebut diharapkan dapat
memuaskan semua komponen masyarakat dalam pelayanan publik maupun
kinerja pemerintah.
Komitmen pemerintah tersebut diikuti dengan terbitnya paket
Undang-undang Keuangan Negara (Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003,
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, dan Undang-undang Nomor 15
Tahun 2004) supaya pengelolaan keuangan Negara/daerah akuntabel,
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Upaya untuk mewujudkan tata kelola keuangan daerah sebagai
bagian dari Good Governance perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah,
melalui (1) menindaklanjuti setiap rekomendasi hasil pemeriksaan; (2)
meraih opini WTP; (3) senantiasa melakukan antisipasi terhadap perubahan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
regulasi pengelolaan keuangan daerah, dan (4) perlunya penguatan peran
Inspektorat.
3. Kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia yang perlu
diperkuat
Faktor sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
membentuk para pengawas ( PFA dan P2UPD) yang memiliki integritas dan
profesionalisme dalam melaksanakan tugas operasional pengawasan.
Penguatan kompetensi sumber daya manusia tidak hanya terletak
pada sisi kualitas namun juga sisi kuantitas, untuk meningkatkan kuantitas
bisa dengan rekruitmen tenaga PFA atau P2UPD dari APIP lainnya, sedang
untuk meningkatkan kualitas aparat pengawas dilakukan dengan
peningkatan penyelengaraan bimbingan teknis dan diklat atau
mengirimkan para pengawas untuk mengikuti kegiatan seminar/lokakarya
yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawasan.
Untuk meningkatkan kualitas aparat pengawas tidak hanya terpusat
pada kemampuan dan keahlian aparat pengawas saja, namun yang tidak
kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas moral aparat pengawas
sehingga dalam melaksanakan tugas pengawasan selalu mendasarkan pada
etika dan standar pemeriksaan
4. Koordinasi dan sinergisitas pengawasan antar APIP yang belum berjalan
dengan baik
Kebijakan pengawasan yang setiap tahun diterbitkan oleh
Kementerian Dalam Negeri menjadi landasan bagi Inspektorat dalam
melaksanakan tugas dan kewenangan dibidang pengawasan. Koordinasi
dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan penyelesaian tindak
lanjut antar APIP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,
Inspektorat Jenderal Kementerian, Inspektorat Provinsi, dan
Kabupaten/Kota) selama ini yang sudah terprogram dan periodik menjadi
kunci dalam pencapaian visi misi Inspektorat.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah sinergisitas pelaksanaan
pengawasan antar APIP. Sinergi pengawasan yang selama ini sudah
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
dilakukan yaitu joint audit antara Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum (Audit Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi),
Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Audit
Program Kependidikan), Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
(Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan) perlu lebih
diberdayakan lagi sehingga pelaksanaan tugas-tugas yang bersumber dari
dana Tugas Pembantuan (APBN) yang dilaksanakan oleh SKPD Provinsi
dapat diketahui pencapaian hasilnya.
Yang perlu juga perlu lebih diberdayakan adalah sinergi antara
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dengan Inspektorat Kabupaten/Kota
terhadap pelaksanaan pengawasan dana-dana yang bersumber dari APBD
Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan oleh SKPD Kabupaten/Kota atau
masyarakat yang menerima dana bantuan sosial/hibah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Pelayanan Inspektorat
Proses reformasi di dalam prakteknya ternyata tidak terlepas dari situasi
dan kondisi serta dampak dari lingkungan strategis, akibatnya terjadi interaksi dari
berbagai unsur seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Dampak dari lingkungan strategis tersebut dapat menumbuhkan situasi dan
kondisi yang sangat kompleks, dapat memberikan pengaruh positif tetapi juga
pengaruh negatif, yang memunculkan berbagai isu-isu, permasalahan-
permasalahan dan juga berbagai kendala di dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Salah satu diantaranya yang sangat menonjol adalah meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
membawa konsekuensi semakin kuatnya pengawasan masyarakat dan tuntutan
publik atas akuntabilitas serta transparansi penyelenggaraan pemerintahan.
Untuk itu berdasarkan analisis kinerja pelayanan 5 tahun lalu dan proyeksi
ke depan baik internal maupun eksternal telah diidentifikasi permasalahan
berdasarkan tugas pokok dan fungsi Pelayanan Inspektorat, yaitu:
a. Penentuan target dan kinerja sasaran pengawasan belum dilakukan
secara komprehensif.
Saat ini penentuan target dan kinerja sasaran pengawasan hanya berdasarkan
jumlah obyek pemeriksaan (obrik) saja, belum terdapat skala prioritas dan
analisis terhadap nilai strategis dan beban kinerja masing-masing obrik. Hal ini
mengakibatkan munculnya kendala terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan obrik
yang memiliki nilai strategis dan beban kinerja yang tinggi, yang disamakan
dengan obrik yang memiliki nilai strategis dan beban kinerja lebih rendah,
sehingga kedalaman dan kualitas LHP menjadi kurang optimal.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
b. Kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai
Saat ini SDM yang dimiliki masih belum memadai, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dengan berbagai macam tugas dan fungsi pengawasan yang makin
banyak, diperlukan SDM yang memenuhi kompetensi dan kualifikasi di bidang
pengawasan.
c. Belum optimalnya penerapan SPIP di SKPD Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Masih adanya temuan-temuan yang berulang hasil pemeriksaan oleh APIP
maupun BPK merupakan pertanda bahwa SPIP masih belum diselenggarakan
secara efektif. Kondisi ini tentunya amanat bagi Inspektorat untuk
membangun SPIP yang efektif disetiap pelaksanaan tupoksi SKPD
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
d. Lemahnya koordinasi antar APIP dan instansi terkait lainnya.
Kondisi yang terjadi saat ini adalah koordinasi antar APIP masih dirasakan
lemah yang mana masing-masing APIP cenderung menjalankan kegiatan yang
ada secara individu. Hal ini perlu dicermati mengingat indikator kinerja Provinsi
Jawa Tengah terkait bidang pengawasan, yaitu jumlah Kabupaten/Kota yang
mendapatkan opini WTP, sangat bergantung kepada APIP di Kabupaten/Kota.
Untuk itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif agar kinerja
sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
e. Dualisme pembinaan sistem pengawasan di jajaran Inspektorat
Daerah.
Saat ini di jajaran Inspektorat Daerah terdapat dualisme pembinaan sistem
pengawasan dengan adanya pemisahan jabatan fungsional antara Pejabat
Fungsional Auditor (PFA) dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah (P2UPD). Untuk PFA menginduk di bawah BPKP,
sementara P2UPD berada di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Belum ada kejelasan yang tegas untuk pengaturan pola hubungan kerja antara
P2UPD dengan JFA, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan masih dalam
satu penugasan.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
f. Mandat yang diterima Inspektorat belum seluruhnya ditindaklanjuti
Beberapa mandat yang diterima Inspektorat diantaranya Pembangunan Zona
Integaritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani, pembentukan Unit Penggerak Integritas, belum seluruhnya
ditindaklanjuti. Inspektorat Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mengemban
dan melaksanakan mandat yang diterima sebagai upaya penguatan peran dan
kedudukan Inspektorat.
g. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung program
pengawasan.
Saat ini kondisi sarana dan prasarana yang ada di Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah masih belum mencapai kondisi yang ideal. Di tengah tuntutan dan
harapan yang tinggi terhadap kinerja Inspektorat, maka tentunya diharapkan
sarana dan prasaran pendukung dapat diwujudkan sesuai dengan kondisi ideal
yang diinginkan secara bertahap.
Dari 7 (tujuh) poin identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat
diprediksikan kondisi organisasi Inspektorat selama kurun waktu lima tahun
ke depan yang dapat berpengaruh terhadap pencapain visi misi organisasi
yang terdiri atas kondisi lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut :
A. Kondisi Lingkungan Internal Organisasi
Lingkungan internal merupakan lingkungan yang bersumber dari dalam
organisasi dan dapat dikendalikan/dijangkau oleh organisasi itu sendiri yaitu
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Lingkungan internal dikelompokkan
menjadi dua yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
sebagaimana tabel dibawah ini:
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 3.1 Tabel Analisis Lingkungan Internal
Aspek Kekuatan
(Strengths) Kelemahan
(Weaknesses)
Sistem/kebijakan 1. Penerapan Standar Manajemen
Mutu ISO 9001:2008; 2. Sistem pelaporan dan tindak
lanjut terintegrasi melalui Sistem Informasi Manajemen
Pengawasan;
3. Penyusunan Penilaian Angka Kredit (PAK) PFA dan P2UPD
terintegrasi melalui Sistem Informasi Manajemen PAK.
1. Prosedur pemeriksaan yang
sudah ada (ISO 9001:2008) belum diterapkan secara optimal,
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan di obyek
pemeriksaan/ auditan; 2. Kinerja pemeriksaan yang masih
rendah ditandai dengan
produktivitas hasil pengawasan dan keterlambatan penerbitan
LHP; 3. Belum adanya sistem
pengendalian terhadap mutu dan
kualitas hasil pengawasan.
Kelembagaan 1. Program Pendidikan dan
Pelatihan di bidang
pengawasan secara periodik; 2. Adanya kerjasama yang baik
antara Inspektorat Propinsi Jawa Tengah dengan BPKP
terutama untuk kegiatan diklat
pengawasan dan sinergi pengawasan.
1. SOTK yang belum mengarah pada
spesifikasi bidang urusan
pemerintahan; 2. Pola hubungan kerja jabatan
fungsional yaitu PFA dan P2UPD yang belum jelas.
Sumber Daya
Manusia
Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) aparatur pengawas yang
dimiliki dilihat dari tingkat pendidikan formal dan
penjenjangan auditor sangat tinggi
1. Terbatasnya kualitas dan
kuantitas tenaga Pengawas (PFA
dan P2UPD); 2. Masih adanya perilaku tenaga
pemeriksa yang belum mencerminkan kode etik dan
norma audit yang berlaku.
Sumber Daya
Anggaran
- Terbatasnya dukungan anggaran
operasional untuk pemeriksaan
Lingkungan Strategis 1. Dukungan Inspektur Provinsi
Jawa Tengah dalam penguatan peran Inspektorat;
2. Keberadaan Teknologi
Informasi (TI) dalam rangka kegiatan pengawasan.
Kurangnya sarana dan prasarana
B. Kondisi Lingkungan Eksternal Organisasi
Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang bersumber dari luar
organisasi dan tidak dapat dikendalikan/dijangkau oleh organisasi itu sendiri
yaitu Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Lingkungan eksternal dikelompokkan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
menjadi dua yaitu peluang (opportunities) dan tantangan (threats)
sebagaimana tabel dibawah ini:
TABEL 3.2
Tabel Analisis Lingkungan Eksternal
Aspek Peluang
(Opportunities)
Tantangan
(Threats)
Sistem/kebijakan 1. Komitmen unsur pimpinan daerah (Gubernur, DPRD,
Sekda, dan SKPD) dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik dan mendukung
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
2. Terbitnya peraturan seperti
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang
SPIP dan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2005 membuka peluang penguatan peran Inspektorat;
1. Keinginan dari stakeholders bahwa Inspektorat selaku APIP
dapat menjadi mitra untuk
memberikan solusi bagi permasalahan di Unit Kerjanya;
2. Upaya mempertahankan opini BPK "Wajar Tanpa
Pengecualian", Inspektorat perlu berperan lebih optimal dalam
melaksanakan tugas Reviu atas
Laporan Keuangan.
Kelembagaan Tuntutan penguatan peran Inspektorat sebagai mitra audit
bagi SKPD di Jateng
Pola Pembinaan P2UPD dari Kementerian Dalam Negeri belum
jelas.
Sumber Daya
Manusia
Penentuan formasi dan kebutuhan
tenaga pemeriksa tergantung dari kebijakan Pemerintah Provinsi
(Badan Kepegawaian Daerah)
-
Lingkungan Strategis 2. Keberadaan mitra seperti BPK
dan BPKP atas hasil pengawasan di SKPD Provinsi
Jawa Tengah;
3. Adanya aduan masyarakat tentang KKN kepada
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.
1. Rendahnya kepercayaan dari
LSM maupun elemen masyarakat terhadap eksistensi
Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah, karena dianggap tidak mampu menemukan
penyimpangan-penyimpangan keuangan Negara/ Daerah;
2. Tuntutan publik atas
transparansi hasil pengawasan Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah; 4. Tuntutan SKPD terhadap peran
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah sebagai penjamin mutu;
5. Semakin bertambahnya
permasalahan yang dihadapi oleh SKPD Provinsi/
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kabupaten/Kota yang ditangani
oleh Aparat Penegak Hukum; 6. Semakin bertambahnya temuan
hasil pemeriksaan BPK yang berkembang ke ranah hukum.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Slogan “Mboten Ngapusi dan Mboten Korupsi” dan visi Gubernur
Jawa Tengah “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” dengan Misi
ketiga yaitu: “Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah yang bersih, jujur dan transparan” merupakan komitmen Gubernur
Jawa Tengah dalam rangka mewujudkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
yang bebas dari korupsi. Komitmen ini merupakan amanat sekaligus
tantangan bagi Inspektorat untuk mencurahkan segala daya dan upaya
untuk mendukung komitmen Gubernur Jawa Tengah. Kondisi ini sejalan
dengan amanat Presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2011, Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012, dan Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2013, serta Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.
Sejalan dengan tujuan Gubernur Jawa Tengah pada RPJMD 2013-
2018, yaitu menciptakan sistem birokrasi yang transparan dan akuntabel,
dan sasaran yang ingin dicapai yaitu terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, maka Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah ingin berperan aktif dalam mewujudkan tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai tersebut, yang tercermin dalam Rencana
Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2013-2018.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri dan Inspektorat
Kabupaten/Kota
Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan Rencana Strategis
Kemendagri 2010-2014 yang memuat diantaranya:
Visi
“Terwujudnya sistem politik yang demokratis, pemerintahan yang
desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan, serta
keberdayaan masyarakat yang partisipatif, dengan didukung sumber
daya aparatur yang profesional dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Misi
Misi Kementerian Dalam Negeri yang ditetapkan merupakan peran
strategik yang diinginkan dalam mencapai visi diatas, yaitu menetapkan
kebijaksanaan nasional dan memfasilitasi penyelenggaraan
Pemerintahan dalam upaya:
a) Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik
dalam negeri yang demokratis;
b) Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;
c) Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan yang desentralistik;
d) Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah
dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan
pembangunan secara berkelanjutan;
e) Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan
masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya;serta
f) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa.
Misi (f) adalah misi yang memiliki kaitan dengan misi Gubernur Jawa
Tengah 2013-2018, yaitu “Mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
transparan “, yang selaras dengan Rencana Strategis Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah 2013-2018. Rancangan target dan kinerja
program kegiatan yang disusun akan mendukung tercapainya visi
dan misi Kepala Daerah.
Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri 2010 – 2014 sendiri
memuat 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional, yakni :
1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;
2) Penanggulangan Kemiskinan;
3) Infrastruktur;
4) Iklim Investasi dan Iklim Usaha;
5) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik.
Secara khusus, prioritas nomor 1 (satu) merupakan hal yang terkait
secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah. Prioritas ini memiliki tema “Pemantapan tata kelola pemerintahan
yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas,
akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan.
Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur
pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang
memadai, dan data kependudukan yang baik”.
Tujuan yang terkait dengan program kerja Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah yaitu: Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan tertib
administrasi pengelolaan keuangan daerah, serta meningkatnya investasi
dan kemampuan fiskal daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan
sasaran yaitu: Terwujudnya tertib administrasi Pengelolaan Keuangan
Daerah yang akuntabel dan transparan, serta efisiensi pemanfaatan APBD.
Hal tersebut selaras dengan sasaran yang ingin dicapai Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah, yaitu Opini WTP serta penyelenggaraan SPIP di SKPD
Provinsi Jawa Tengah.
Pelaksanaan program pada Inspektorat Jenderal Kemendagri meliputi
6 (enam) kegiatan yaitu:
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat
Jenderal;
2. Penyelenggaraan Pemeriksaan Akuntabilitas dan Pengawasan
Fungsional Wilayah I;
3. Penyelenggaraan Pemeriksaan Akuntabilitas dan Pengawasan
Fungsional Wilayah II;
4. Penyelenggaraan Pemeriksaan Akuntabilitas dan Pengawasan
Fungsional Wilayah III;
5. Penyelenggaraan Pemeriksaan Akuntabilitas dan Pengawasan
Fungsional Wilayah IV; serta
6. Penyelenggaraan Pemeriksaan, Pengusutan, Pengujian Kasus dan
Pengaduan Khusus.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018, telah
ditetapkan Indikator Kinerja Daerah yang bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan
dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan
daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD
dapat dicapai.
Selanjutnya, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah memiliki 3 (tiga)
Indikator Kinerja Daerah yang terkait dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013 – 2018, yaitu : (1) Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan
opini WTP (2) Terselenggaranya SPIP di lingkup SKPD Provinsi Jawa Tengah
dan (3) Terwujudnya tenaga pemeriksa dan aparat pengawasan yang
profesional dan independen.
Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten/Kota
Mengingat RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 telah
menetapkan salah satu indikator kinerja daerah, yaitu Jumlah
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kabupaten/Kota yang mendapatkan opini WTP, maka tentunya penyusunan
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 harus turut
memperhatikan dan menyelaraskan terhadap Rencana Strategis Inspektorat
Kabupaten/Kota di wilayah provinsi Jawa Tengah.
Hal yang patut dicermati adalah kontrol terhadap Kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah, khususnya pengelolaan keuangan
daerah yang sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah. Bagi
Kabupaten/Kota yang masih belum mendapatkan opini WTP, tentu perlu
mendapatkan perhatian yang lebih supaya target kinerja yang ditetapkan
dapat dicapai. Jika terdapat kendala yang dialami oleh APIP di
Kabupaten/Kota dimaksud, maka sedapat mungkin Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah turut berpartisipasi agar kendala yang dihadapi dapat
tertangani dan pada akhirnya tujuan yang hendak dicapai dapat diperoleh.
3.4 Telaahan RTRW dan KLHS
Dalam penyelenggaran pemerintahan, sesuai dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008, Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota
dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Terkait
dengan telaahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah serta Kajian Lingkungan
Hidup Strategis, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki program
dan kegiatan yang terkait langsung, sehingga tidak ada pembahasan secara
khusus mengenai hal tersebut di atas.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan penyelenggaraan
pemerintah daerah guna mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, maka penyelenggaraan pemerintah daerah diarahkan untuk
menuntaskan pencegahan dan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk-
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
bentuk praktek KKN, perlu ditetapkan isu-isu strategis yang akan menjadi
rumusan kebijakan serta penyusunan program prioritas Inspektorat yaitu :
a. Perlunya dukungan stakeholder terkait terhadap peran
Inspektorat dalam upaya mempertahankan opini WTP
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Salah satu indikator keberhasilan tata kelola keuangan pemerintah
daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah adalah ketika
Pemerintah Daerah mendapatkan opini WTP dari BPK. Mengingat
Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendapatkan opini
WTP maka ini menjadi tantangan serius bagi Inspektorat dan jajaran
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah agar Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah lima tahun kedepan mempertahankan opini WTP
tersebut. Demikian juga opini WTP untuk Kabupaten/Kota di wilayah
Jawa Tengah yang juga menjadi indikator kinerja Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu perlu perhatian serius dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan seluruh stakeholder terkait,
agar peran Inspektorat saat ini dan kedepan dalam reviu laporan
keuangan dapat didukung dengan optimal. Komitmen ini sejalan
dengan amanat yang terkandung di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
b. Masih lemahnya SPIP di SKPD Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Masih adanya temuan-temuan yang berulang hasil pemeriksaan oleh
APIP maupun BPK merupakan pertanda bahwa SPIP masih belum
diselenggarakan secara efektif. Kondisi ini tentunya amanat bagi
Inspektorat untuk membangun SPIP yang efektif disetiap
pelaksanaan tupoksi SKPD sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
c. Tingginya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang good governance.
Tuntutan masyarakat muncul karena adanya konsep transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan negara yang belum mampu
diterapkan dengan baik, yang pada akhirnya menjadi salah satu
sebab lemahnya birokrasi dan menjadi pemicu munculnya bebagai
penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan keuangan dan
administrasi pada birokrasi.
d. Pergeseran paradigma pengawasan APIP dari Watchdog
menjadi Quality Assuarance dan Consulting Partner
memerlukan komitmen semua pihak terkait.
Terjadinya pergeseran peran pengawasan Inspektorat selaku APIP
dari paradigma lama menuju paradigma baru, ditandai dengan
perubahan orientasi dan peran yang lebih berorientasi untuk
memberikan kepuasan kepada SKPD sebagai mitra audit (customer
satisfaction). Inspektorat selaku APIP tidak dapat lagi hanya
berperan sebagai watchdog, namun harus dapat berperan sebagai
mitra bagi stakeholder. Perbedaan paradigma lama (pendekatan
tradisional) dengan paradigma baru (pendekatan baru) tampak
seperti pada tabel di bawah ini:
TABEL 3.3
Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru
Uraian Paradigma Lama Paradigma Baru
Peran Watchdog Konsultan & Katalis
Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah)
Preventif (mencegah masalah)
Sikap Bertindak Seperti Polisi
Sebagai mitra /pelanggan
Fokus Kelemahan /
penyimpangan
Penyelesaian yang
Konstruktif
Komunikasi dg Manajemen SKPD
Terbatas Reguler
Jenis Audit Financial / compliance audit
Financial, compliance, operasional audit
Sumber: Pusdiklatwas BPKP, 2007
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
e. Dualisme pembinaan sistem pengawasan di jajaran
Inspektorat Daerah.
Saat ini di jajaran Inspektorat Daerah terdapat dualisme pembinaan
sistem pengawasan dengan adanya pemisahan jabatan fungsional
antara Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD). Untuk
PFA menginduk di bawah BPKP, sementara P2UPD berada di bawah
pengawasan Kementerian Dalam Negeri. Belum ada kejelasan yang
tegas untuk pengaturan pola hubungan kerja antara P2UPD dengan
JFA, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan masih dalam satu
penugasan.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Inspektorat
4.1.1. Visi
Visi (vision) Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
pada akhir periode perencanaan. Untuk itu visi yang dirumuskan akan
memberikan gambaran konsistensi kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
selama 5 (lima) tahun mendatang (tahun 2013-2018) serta gambaran
menyeluruh mengenai peranan dan fungsi organisasi Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dengan mempertimbangkan latar
belakang, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi, kondisi pada saat ini,
kondisi yang diinginkan, proyeksi ke depan, isu-isu strategis, hubungan renstra
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dengan dokumen perencanaan lainnya, dan
terutama visi RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 yaitu “Menuju Jawa
Tengah Sejahtera dan Berdikari”, maka Visi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
adalah :
MENJADI APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH YANG
MAMPU MENDORONG TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK DI JAWA TENGAH
Pernyataan visi tersebut diatas terdapat beberapa kata kunci, yaitu:
1. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah;
2. Mampu Mendorong;
3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang Baik;
4. Jawa Tengah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Pemahaman terhadap makna kata kunci diatas, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah sebagai perangkat daerah dibawah dan
bertanggungjawab kepada Gubernur mempunyai tugas dan pokok fungsi yang
sudah diatur didalam Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008,
khususnya pasal 7 berbunyi : Inspektorat merupakan unsur pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat
pembinaan dari Sekretaris Daerah. Sedangkan tugas pokok sebagaimana diatur
dalam pasal 8 menyebutkan bahwa: Inspektorat mempunyai tugas pokok
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah,
pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota.
Sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dibawah gubernur
tentunya semua kebijakan dan kinerja yang dilakukan harus mendukung dan
selaras dengan kebijakan gubernur.Hasil-hasil pengawasan di SKPD Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan dapat menjadi feedback bagi
gubernur selaku wakil pemerintah dalam mengambil kebijakan mendatang.
Dengan demikian Inspektorat dapat berperan sebagai kepanjangan tangan
gubernur dalam melaksanakan peran gubernur selaku wakil pemerintah di wilayah
Provinsi Jawa Tengah.
2. Mampu Mendorong
Mendorong ini diartikan sebagai motor atau penggerak utama (prime
mover) dalam roda pemerintahan sehingga dapat mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di Jawa Tengah. Sedangkan mampu diartikan sebagai
kondisi yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan hasil dan manfaat, efisien
dan efektif serta berdaya guna. Dengan visi “mampu mendorong” diharapkan
Inspektorat dapat menjadi penggerak/motor utama dalam mewujudkan good
governance di Jawa Tengah.
3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang Baik
Tuntutan publik di masa ini adalah kemampuan pemerintah dalam
mewujudkan Good Governance (Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
baik). Di tingkat daerah, maka perwujudan Good Local Governance yang
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
bersendikan tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, efektif dan efisien serta
responsif menjadi amanah yang harus dapat dilaksanakan.
Inspektorat sebagai prime mover perwujudan GCG dituntut mampu
menjawab tantangan ini sehingga ekpektasi publik/stakeholder seperti pencegahan
dan pemberantasan korupsi, pelayanan publik yang prima, responsive terhadap
keluhan masyarakat, laporan keuangan yang akuntabel, serta Pemda meraih opini
WTP dapat dilakukan dengan sistem pengawasan yang efektif.
4. Jawa Tengah
Pengertian Jawa Tengah ini didefinisikan dalam arti luas, tidak hanya ruang
lingkup Provinsi Jawa Tengah tetapi juga Kabupaten/Kota yang ada di Jawa
Tengah. Sedangkan sasaran dari lokus Jawa Tengah ini meliputi Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah berikut perangkat daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota
berikut perangkat daerah, serta masyarakat/elemen masyarakat/dan dunia usaha
yang ada di Jawa Tengah.
4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Perumusan misi mengacu kepada
mandat dan kewenangan yang telah diberikan kepada Inspektorat.
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, dan untuk mendukung misi
Gubernur terpilih yaitu Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi
Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan, “ mboten korupsi – mboten
ngapusi ”, maka ditetapkan misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah sebagai
berikut :
1. Memantapkan kedudukan dan peran Inspektorat;
2. Meningkatkan profesionalisme aparatur pengawas;
3. Membangun kerjasama dengan APIP dan instansi terkait.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Penjelasan masing-masing misi sebagai berikut:
1. Memantapkan kedudukan dan peran Inspektorat
Dengan mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku,
kegiatan utama dan consulting dilaksanakan dengan mandat pengawasan
yang efektif, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak menghukum diperlukan
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di Jawa Tengah.
Luasnya mandat yang dimiliki sekarang ini membawa implikasi terhadap
pergeseran peran Inspektorat, pengawasan yang dulu semata-mata
mengedepankan watchdog sekarang APIP menjadi bagian (katalis) dengan
mitra audit.
Sebagai mitra audit Inspektorat harus lebih fokus kepada mitra dan
setiap pelaksanaan pemeriksaan dapat memberikan solusi masalah secara
konstruktif kepada mitra audit sehingga laporan hasil pemeriksaan dapat
berhasil guna dan berdaya guna tidak saja kepada user (mitra) tetapi juga
kepada stakeholder lainnya (Gubernur/Bupati/Walikota/APIP lainnya). Jika
peran ini dapat dilaksanakan dengan baik, Inspektorat selaku prime mover
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Jawa Tengah dapat
tercapai.
Selain itu, sebagai bagian dari tugas dan fungsi yang melekat pada
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, yaitu melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan
urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota.
Selama ini penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kalangan aparat
pemerintah daerah, salah satunya disebabkan oleh kurang efektifnya
pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh SKPD/unit kerja yang ada
dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan
sistem pengawasan yang efektif, khususnya yang berkaitan dengan tugas-
tugas pokok pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dengan
melakukan sistem pembinaan dan pengawasan yang efektif, diharapkan dapat
terwujud sistem pemerintahan yang baik (good governance)
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
2. Meningkatkan profesionalisme aparatur pengawas
Misi kedua ini berkaitan dengan kapasitas SDM yang dimiliki oleh
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Misi ini diperlukan mengingat faktor SDM
memegang peranan vital dalam pencapaian visi yang ditetapkan lima tahun ke
depan. Inspektorat selaku APIP menyadari betul bahwa kunci keberhasilan
pencapaian visi terletak ditangan para aparat pengawas (PFA dan P2UPD)
sebagai ujung tombak pengawasan.
Pengembangan kapasitas ini tidak hanya terletak pada sisi kuantitas
namun juga kualitas aparat pengawas. Untuk meningkatkan kuantitas aparat
pengawas, maka diperlukan penyusunan formasi kebutuhan PNS setiap tahun
dibandingkan dengan beban kerja yang dimiiki. Selain itu rekruitmen tenaga
PFA atau P2UPD dari APIP lainnya dapat dibuka peluang untuk mengisi
kekosongan aparat pengawas yang tentunya harus melalui proses
penseleksian dan disesuaikan kebutuhan kualifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
Untuk meningkatkan kualitas aparat pengawas tidak hanya terpusat
pada kemampuan dan keahlian aparat pengawas saja, namun yang tidak
kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas moral aparat pengawas
sehingga dalam melaksanakan tugas pengawasan selalu mendasarkan pada
etika dan standar pemeriksaan.
Pada prinsipnya misi kedua mengedepankan aspek peningkatan SDM
aparat pengawas mengingat semakin luasnya mandat yang dimiliki
Inspektorat dan adanya pergeseran paradigma pengawasan, sehingga dapat
melaksanakan tugas secara profesional dan kompeten.
3. Membangun kerjasama dengan APIP dan instansi terkait
Misi ketiga ini dalam rangka menselaraskan dan mensinergiskan antar
APIP dalam pelaksanaan pengawasan di wilayah Jawa Tengah. Sinergisitas ini
diperlukan dalam rangka mengeliminir pemeriksaan yang tumpang tindih
(overlapping) dan kesan bertubi-tubi pada SKPD yang sama. Sinergi ini dapat
di implementasikan melalui sinkronisasi Usulan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (UPKPT), peningkatan koordinasi pengawasan, dan kerjasama
pengawasan dengan mitra audit.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Peran Inspektorat dalam mewujudkan misi ini selaras dengan
strategi nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) sebagai
berikut:
a. Jangka Menengah (2012-2014)
Strategi 1. Pencegahan
huruf (d) Pengendalian dan pengawasan proses pelayanan publik,
penguatan SPIP, serta publikasi pelaku penyalahgunaan jabatan;
huruf (h) Pengembangan sistem dan pengelolaan pengaduan
internal dan eksternal (termasuk masyarakat) atas
penyalahgunaan kewenangan.
b. Jangka Panjang (2012-2025)
Strategi 1. Pencegahan
Huruf (a) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam
administrasi layanan publik, pengelolaan keuangan Negara,
penanganan perkara berbasis Teknologi Informasi (TI), serta
pengadaan barang dan jasa berbasis TI di pusat maupun daerah;
Huruf (b) Peningkatan efektifitas sistem pengawasan dan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan keuangan
Negara, serta memasukan nilai integritas dalam sistem penilaian
kinerjanya.
Huruf (h) peningkatan pengawasan internal dan eksternal serta
memasukkan nilai integritas ke dalam sistem penilaian kinerjanya.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan dan
berorientasi pada operasional visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka waktu satu sampai
dengan lima tahun mendatang.
Tujuan utama Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang hendak dicapai dalam
periode 2013-2018 adalah :
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik
di Jawa Tengah;
2. Meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
daerah yang profesional dan kompeten;
3. Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan dengan APIP dan
instansi terkait.
Sasaran adalah hasil yg akan dicapai secara nyata oleh organisasi secara lebih
spesifik, terukur, dalam kurun waktu yg lebih pendek. Sesuai dengan tujuan organisasi
maka sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, sebagai
berikut :
Tujuan 1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik di
Jawa Tengah
Sasaran :
a. Tercapainya Laporan Keuangan Daerah dengan opini Wajar Tanpa
Pengecualian;
b. Terwujudnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
c. Terciptanya kinerja SKPD Provinsi Jawa Tengah yang efisien dan
efektif.
Tujuan 2. Meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah daerah yang
profesional dan kompeten
Sasaran :
a. Meningkatnya kualitas SDM aparat pengawasan.
Tujuan 3. Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan dengan APIP dan
instansi terkait
Sasaran :
a. Meningkatnya kualitas koordinasi pengawasan dengan APIP dan
instansi terkait.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
4.3 Strategi dan Kebijakan
Strategi sering didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui tindakan-tindakan. Didalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran
secara maksimal maka strategi yang akan ditempuh adalah :
1. Strategi 1 : Peningkatan sistem tata kerja birokrasi yang transparan dan
akuntabel;
2. Strategi 2 : Pengembangan sistem pelayanan publik yang transparan berbasis
teknologi informasi;
3. Strategi 3 : Implementasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di
Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota
4. Strategi 4 : Pengintegrasian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di seluruh
SKPD Provinsi Jawa Tengah;
5. Strategi 5 : Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran;
6. Strategi 6 : Peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran;
7. Strategi 7 : Peningkatan kualitas SDM Aparatur Pengawasan;
8. Strategi 8 : Pengintensifan koordinasi dengan APIP dan instansi terkait.
Kebijakan diartikan sebagai tindakan secara operasional dari pimpinan instansi
untuk melaksanakan strategi sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai dalam kurun
waktu 5 tahun kedepan. Arah kebijakan pengawasan yaitu :
1. Menjadi mitra SKPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka
asistensi, konsultasi, dan reviu;
2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengawasan;
3. Meningkatkan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis TI;
4. Meningkatkan keefektifan sistem pengawasan di SKPD Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
5. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pengawasan;
6. Melibatkan PFA dan P2UPD Inspektorat Kab/Kota dalam peningkatan mutu SDM;
7. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
keuangan,optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan;
8. Implementasi aksi difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha,
transparansi perencanaan dan penganggaran, serta transparansi pengadaan
barang/jasa Pemerintah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 4.1
Keterkaitan Misi, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kondisi
Awal
Target Capaian Sasaran
2014 2015 2016 2017 2018
Target Target Target Target Target
Meningkatkan kapasitas
aparat pengawasan intern
Pemerintah Daerah yang
profesional dan kompeten
Meningkatnya kualitas SDM
aparat pengawasan
Jumlah SDM yang
meningkat pemahamannya
di bidang pengawasan
2 bintek;
1 PKS; 50
orang
1 bintek;
1 PKS; 50
orang
1 bintek;
1 PKS; 50
orang
1 bintek;
1 PKS; 50
orang
1 bintek;
1 PKS; 50
orang
1 bintek;
1 PKS; 50
orang
Meningkatkan koordinasi
dan sinergi pengawasan
dengan APIP dan instansi
terkait
Meningkatnya kualitas
koordinasi pengawasan
dengan APIP dan instansi
terkait
Jumlah koordinasi yang
dilakukan dengan APIP dan
instansi terkait
35
Kab/Kota;
5 kegiatan
35
Kab/Kota;
3 kegiatan
35
Kab/Kota;
6 kegiatan
35
Kab/Kota;
6 kegiatan
35
Kab/Kota;
6 kegiatan
35
Kab/Kota
; 6
kegiatan
Tercapainya Laporan
Keuangan Daerah dengan
opini Wajar Tanpa
Pengecualian
1) Opini WTP 5 tahun ke
depan di Provinsi Jawa
Tengah; 2) Opini WTP 5
tahun ke depan untuk
Kab/Kota
provinsi;
10
Kab/Kota
provinsi;
13
Kab/Kota
provinsi;
16
Kab/Kota
provinsi;
22
Kab/Kota
provinsi;
28
Kab/Kota
provinsi;
35
Kab/Kota
Mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang
Terciptanya kinerja SKPD
Provinsi Jawa Tengah yang
efisien dan efektif
Meningkatnya kinerja SKPD
Provinsi Jawa Tengah
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
TABEL 4.2
Indikator Sasaran Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2013-2018
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
lebih baik di Jawa Tengah
Terciptanya kinerja SKPD
Provinsi Jawa Tengah yang
efisien dan efektif
Meningkatnya kinerja SKPD
Provinsi Jawa Tengah
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
Terwujudnya Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
Terselenggaranya Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
2 SKPD 2 SKPD 15 SKPD 59 SKPD 59 SKPD 59 SKPD
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program
Program pengawasan yang dilaksanakan untuk mencapai visi Inspektorat
Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan
KDH;
2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan;
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5.2 Kegiatan dan Kelompok Sasaran
Sedangkan kegiatan dan kelompok sasaran untuk melaksanakan program
diatas, sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan
KDH :
a. Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala;
b. Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan Di lingkungan Pemda, Pemeriksaan
Khusus Strategis atas perintah Pejabat yang berwenang serta Monitoring dan
Evaluasi;
c. Kegiatan Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH;
d. Kegiatan Tindak lanjut Hasil Temuan Pengawasan;
e. Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif;
f. Kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kelompok sasaran :
a. SKPD Prov. Jawa Tengah
b. Pemerintah Kab/Kota se Jateng
2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan :
a. Keg. Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Kelompok Sasaran :
a. PFA dan P2UPD
b. Staf Sekretariat yang diproyeksikan sebagai PFA atau P2UPD.
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :
a. Kegiatan Penyediaan surat menyurat;
b. Kegiatan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;
c. Kegiatan Jaminan Barang Milik Daerah;
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan;
e. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor;
f. Kegiatan Penyediaaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
g. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Pembangunan
Kantor;
h. Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga;
i. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan peraturan Perundang-Undangan;
j. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman;
k. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah;
l. Kegiatan Jasa Pelayanan Perkantoran.
Kelompok Sasaran:
Kantor Inspektorat Prov. Jawa Tengah
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :
a. Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional;
b. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor;
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
e. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair;
f. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga;
g. Kegiatan Pemeliharaan Buku-Buku Perpustakaan;
h. Kegiatan Pengadaan Sarana/Prasarana Kantor;
i. Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung/Kantor/Tempat Parkir/Garasi.
Kelompok Sasaran:
Gedung Kantor Inspektorat Prov. Jawa Tengah
Kendaraan Operasional
Barang Inventaris Kantor
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Kelompok Sasaran:
Pegawai Kantor Inspektorat Prov. Jawa Tengah
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Keg. Pendidikan dan Pelatihan Formal
Kelompoksasaran :
a. PFA dan P2UPD
b. Staf Sekretariat yang diproyeksikan sebagai PFA atau P2UPD.
5.3 Pendanaan Indikatif
Pendanaan indikatif Renstra Inspektorat Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada
pagu indikatif pembiayaan yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2013 – 2018 dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan
daerah.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Berikut alokasi anggaran Inspektorat selama 5 tahun terakhir sebagai berikut :
No
Tahun Anggaran
Alokasi Anggaran Inspektorat
(Rp)
1 2009 Rp. 20.939.152.000
2 2010 Rp. 20.044.056.000
3 2011 Rp. 21.143.467.000
4 2012 Rp. 21.812.723.000
5 2013 Rp. 27.611.455.000
Sedangkan estimasi anggaran Inspektorat untuk 5 tahun ke depan
diproyeksikan sebagai berikut :
No
Tahun Anggaran
Alokasi Anggaran Inspektorat
(Rp)
1 2014 Rp. 31,851,895,000
2 2015 Rp. 36,892,061,500
3 2016 Rp. 40,581,267,650
4 2017 Rp. 44,639,394,416
5 2018 Rp. 49,103,333,857
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 5.1
Indikator Program dan Kegiatan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2013-2018
Sasaran Indikator Sasaran Program dan
kegiatan
Indikator
Kinerja
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada
Tahun
2013
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2014 2015 2016 2017 2018
Data
capaian
tahun
2018
Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target
Meningkatnya
pengelolaan
keuangan
daerah sesuai
Sistem
Akuntansi
Pemerintah
1)
Mempertahankan
opini WTP 5 tahun
ke depan di
provinsi Jawa
Tengah
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD 10,001,420
100%; 2
SKPD 10,501,491
100%; 2
SKPD 11,551,640
100%; 2
SKPD 13,284,386
100%; 2
SKPD 14,612,824
100%; 2
SKPD
2) Meningkatkan
jumlah
Kabupaten/Kota
dengan opini WTP
Kegiatan
Pengawasan
Internal Secara
Berkala
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
95 obrik 95 7,885,000 95 7,885,000 95 8,085,000 95 8,385,000 95 8,885,000 95
Terwujudnya
Sistem
Pengendalian
Intern
Terselenggaranya
Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD 10,001,420
100%; 2
SKPD 10,501,491
100%; 2
SKPD 11,551,640
100%; 2
SKPD 13,284,386
100%; 2
SKPD 14,612,824
100%; 2
SKPD
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Pemerintah Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
secara
berkala
Kegiatan
Pengawasan
Internal Secara
Berkala
Jumlah
SKPD yang
menerapkan
SPIP
2 SKPD 2 0 15 100,000 59 300,000 59 400,000 59 400,000 59
Terciptanya
kinerja SKPD
Provinsi Jawa
Tengah yang
efisien dan
efektif
Meningkatnya
kinerja SKPD
provinsi Jawa
Tengah
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Terlaksanan
ya
pelayanan
perkantoran
12 bulan 12 bulan 4,028,876 12 bulan 4,431,764 12 bulan 4,874,940 12 bulan 5,362,434 12 bulan 5,898,677 12 bulan
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Surat Menyurat
Jumlah surat
yang
terkirim
4600
surat 4700 18,150 5,170 19,965 5,687 21,962 6,256 24,158 6,881 26,573 6,881
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Komunikasi,
Sumber Daya Air
dan Listrik
Jumlah air
dan listrik
yang
terbayar
selama 12
bulan
12 bulan 12 410,944 12 452,038 12 497,242 12 546,966 12 601,663 12
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Jaminan/Premi
Asuransi Barang
Milik Daerah
Jumlah
barang milik
daerah yang
terjamin
selama 1
tahun
1 tahun 1 87,492 1 96,241 1 105,865 1 116,452 1 128,097 1
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Kebersihan
Kantor/Rumah
Dinas
Terwujudny
a kebersihan
kantor
12 bulan 12 106,809 12 117,490 12 129,239 12 142,163 12 156,379 12
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan
Penyediaan Alat
Tulis Kantor
Kebutuhan
alat tulis
kantor yang
tercukupi
1 tahun 1 335,225 1 368,748 1 405,622 1 446,184 1 490,803 1
Kegiatan
Penyediaan
Barang Cetak dan
Penggandaan
Kebutuhan
cetakan dan
penggandaa
n yang
tercukupi
1 tahun 1 205,700 1 226,270 1 248,897 1 273,787 1 301,165 1
Kegiatan
Penyediaan
Komponen
Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Kebutuhan
komponen
Instalasi
listrik/pener
angan yang
tercukupi
1 tahun 1 19,360 1 21,296 1 23,426 1 25,768 1 28,345 1
Kegiatan
Penyediaan
Peralatan Rumah
Tangga
Kebutuhan
peralatan
rumah
tangga yang
tercukupi
1 tahun 1 4,334 1 4,767 1 5,244 1 5,769 1 6,345 1
Kegiatan
Penyediaan Bahan
Bacaan, Buku
Perpustakaan,
Penerbitan Buku
Informasi dan dan
Per-UU
Bahan
bacaan dan
peraturan
perundang-
undangan
yang
tercukupi
12 bulan 12 8,920 12 9,812 12 10,793 12 11,873 12 13,060 12
Kegiatan
Penyediaan
Makanan dan
Minuman
Penyediaan
makanan
dan
minuman
yang
tercukupi
1 tahun 1 56,100 1 61,710 1 67,881 1 74,669 1 82,136 1
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan Rapat-
rapat Koordinasi
dan Konsultasi di
Dalam dan Luar
Daerah
Terlaksanan
ya rapat
koordinasi
dan
konsultasi
dalam dan
luar daerah
1 tahun 1 2,241,743 1 2,465,917 1 2,712,509 1 2,983,760 1 3,282,136 1
KegiatanPenyediaa
n Jasa Pelayanan
Perkantoran
Terlaksanan
ya jasa
pelayanan
perkantoran
1 tahun 1 534,099 1 587,509 1 646,260 1 710,886 1 781,974 1
Terciptanya
kinerja SKPD
Provinsi Jawa
Tengah yang
efisien dan
efektif
Meningkatnya
kinerja SKPD
provinsi Jawa
Tengah
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Terpenuhiny
a standar
sarana
prasarana
penunjang
pengawasan
12 bulan 12 bulan 3,650,480 12 bulan 4,015,528 12 bulan 4,417,081 12 bulan 4,858,789 12 bulan 5,344,668 12 bulan
Kegiatan
Pengadaan
Kendaraan
Dinas/Operasional
Jumlah
pengadaan
kendaraan
dinas
2 unit 4 unit 429,000 2 471,900 2 519,090 2 570,999 2 628,099 2
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Terlaksanan
ya
pemeliharaa
n
rutin/berkala
gedung
kantor
1
gedung 1 480,000 1 528,000 1 580,800 1 638,880 1 702,768 1
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/Operasional
Jumlah
kendaraan
dinas/oerasi
onal yang
dipelihara
15 unit 19 418,000 21 459,800 23 505,780 25 556,358 27 611,994 27
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Perlengkapan
Gedung Kantor
Terlaksanan
ya
pemeliharaa
n
rutin/berkala
perlengkapa
n gedung
kantor
1 tahun 1 87,756 1 96,532 1 106,185 1 116,803 1 128,484 1
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Meubelair
Terlaksanan
ya
pemeliharaa
n
rutin/berkala
meubelair
1 tahun 1 26,400 1 29,040 1 31,944 1 35,138 1 38,652 1
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
dan Rumah
Tangga
Terlaksanan
ya
pemeliharaa
n
rutin/berkala
peralatan
kantor dan
rumah
tangga
1 tahun 1 150,683 1 165,751 1 182,326 1 200,559 1 220,615 1
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Buku-Buku
Perpustakaan
Terjaganya
kualitas
buku
perpustakaa
n dan ruang
arsip
1 tahun 1 10,980 1 12,078 1 13,286 1 14,614 1 16,076 1
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan
Pengadaan
Sarana/Prasarana
Kantor Inspektorat
Provinsi Jawa
Tengah
Terlaksanan
ya
pengadaan
sarana/prasa
rana kantor
Inspektorat
Provinsi
Jawa tengah
1 kantor 1 547,661 1 602,427 1 662,670 1 728,937 1 801,830 1
Kegiatan Rehab
Sedang/Berat
Gedung/Kantor
Terlaksanan
ya rehab
sedang/bera
t gedung
1
gedung 1 1,500,000 1 1,650,000 1 1,815,000 1 1,996,500 1 2,196,150 1
Terciptanya
kinerja SKPD
Provinsi Jawa
Tengah yang
efisien dan
efektif
Meningkatnya
kinerja SKPD
provinsi Jawa
Tengah
Program
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
Meningkatny
a disiplin
aparatur
pengawasan
136
orang 136 145,384 136 159,922 136 175,915 136 193,506 136 212,857 136
Kegiatan
Pengadaan
Pakaian Dinas
Beserta
Perlengkapannya
Pakaian
dinas bagi
pegawai
136
orang 136 145,384 136 159,922 136 175,915 136 193,506 136 212,857 136
Terselenggarany
a pengawasan
atas
penyelenggaraa
n pemerintahan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
1) Jumlah
Kabupaten/Kota
yang menjadi
obyek
pemeriksaan
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD 10,001,420
100%; 2
SKPD 10,501,491
100%; 2
SKPD 11,551,640
100%; 2
SKPD 13,284,386
100%; 2
SKPD 14,612,824
100%; 2
SKPD
Kegiatan
Pengawasan
Internal Secara
Berkala
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
95 obrik 95 7,885,000 95 7,885,000 95 8,085,000 95 8,585,000 95 9,344,362 95
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
secara
berkala
Kegiatan
Pengendalian
Manajemen
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Jumlah
obyek
pemeriksaan
dilakukan
pengawasan
; Jumlah
LHE
29
Kab;35
LHE
29 Kab;
24 LHE 700,000
29 Kab;
24 LHE 750,000
29 Kab;
24 LHE 850,000
29 Kab;
24 LHE 1,000,000
29 Kab;
24 LHE 1,050,000
29 Kab;
24 LHE
Kegiatan
Penanganan Kasus
Pengaduan di
Lingkungan
Pemda,
Pemeriksaan
Khusus Strategis
Atas Perintah
Pejabat
Berwenang serta
Monitoring dan
Evaluasi
Prosentase
penanganan
atas aduan
masyarakat
terhadap
pelanggaran
pelaksanaan
pemerintaha
n dan
pembangun
an
95 obrik;
1 keg
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
400,000
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
450,000
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
550,000
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
750,000
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
900,000
29
pemerik
saan/
pemanta
uan; 4
lap
monev
Terselenggarany
a pengawasan
atas
penyelenggaraa
n pemerintahan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
2) Jumlah
pemeriksaan KDH
yang berakhir
masa jabatannya
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD
10,001,42
0
100%; 2
SKPD
10,501,49
1
100%; 2
SKPD
11,551,64
0
100%; 2
SKPD
13,284,38
6
100%; 2
SKPD
14,612,82
4
100%; 2
SKPD
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan
Pengawasan
Internal Secara
Berkala
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
95 obrik 95 7,885,000 95 7,885,000 95 8,085,000 95 8,585,000 95 9,344,362 95
Meningkatnya
hasil evaluasi
penyelenggaraa
n pemerintahan
daerah di
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
1) Prosentase hasil
temuan
pengawasan yang
ditindaklanjuti
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD
10,001,42
0
100%; 2
SKPD
10,501,49
1
100%; 2
SKPD
11,551,64
0
100%; 2
SKPD
13,284,38
6
100%; 2
SKPD
14,612,82
4
100%; 2
SKPD
Kegiatan Tindak
Lanjut Hasil
Temuan
Pengawasan
Jumlah
pemantauan
; jumlah
kegiatan
TLHP
95 obrik;
5 keg; 1
paket
69
pemanta
uan; 17
keg
500,000
69
pemanta
uan; 17
keg
550,000
69
pemanta
uan; 17
keg
650,000
69
pemanta
uan; 17
keg
800,000
69
pemanta
uan; 17
keg
950,000
69
pemanta
uan; 17
keg
2) Jumlah
Kabupaten/Kota
yang mendapat
hasil evaluasi
baik/tinggi
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD
10,001,42
0
100%; 2
SKPD
10,501,49
1
100%; 2
SKPD
11,551,64
0
100%; 2
SKPD
13,284,38
6
100%; 2
SKPD
14,612,82
4
100%; 2
SKPD
Kegiatan Evaluasi
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Penilaian
capaian
kinerja
pemerintah
daerah
35
Kab/Kot
a
35
Kab/Kot
a
250,000 35 300,000 35 450,000 35 650,000 35 800,000 35
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Meningkatnya
kualitas SDM
aparat
pengawasan
Jumlah SDM yang
meningkat
pemahamannya di
bidang
pengawasan
Program
Peningkatan
Profesionalisme
Tenaga
Pemeriksa dan
Aparatur
Pengawasan
Terlaksanan
ya program
peningkatan
profesionalis
me tenaga
pemeriksa
aparatur
2 bintek;
1 PKS
1 bintek;
1 PKS 130,000
1 bintek;
1 PKS 143,000
1 bintek;
1 PKS 157,300
1 bintek;
1 PKS 173,030
1 bintek;
1 PKS 190,333
1 bintek;
1 PKS
Kegiatan Pelatihan
Pengembangan
Tenaga Pemeriksa
dan Aparatur
Pengawasan
Jumlah
kegiatan
Pelatihan
Pengemban
gan
2 bintek;
1 PKS
1 bintek;
1 PKS 130,000
1 bintek;
1 PKS 143,000
1 bintek;
1 PKS 157,300
1 bintek;
1 PKS 173,030
1 bintek;
1 PKS 190,333
1 bintek;
1 PKS
Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur.
Terlaksanan
ya program
peningkatan
kapasitas
sumber daya
aparatur
50 orang 50 242,000 50 266,200 50 292,820 50 322,102 50 354,312 50
Kegiatan
Pendidikan dan
Pelatihan Formal
Jumlah
aparatur
pengawas
yang
mengikuti
diklat
50 orang 50 242,000 50 266,200 50 292,820 50 322,102 50 354,312 50
Meningkatnya
kualitas
koordinasi
pengawasan
dengan
inspektorat
Kabupaten/Kota
dan APIP lainnya
Jumlah koordinasi
yang dilakukan
dengan
Inspektorat
Kabupaten/kota
dan APIP lainnya
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Kebijakan
Kepala Daerah
Jumlah obrik
yang
dilakukan
pengawasan
internal
secara
berkala
100%; 2
SKPD
100%; 2
SKPD
10,001,42
0
100%; 2
SKPD
10,501,49
1
100%; 2
SKPD
11,551,64
0
100%; 2
SKPD
13,284,38
6
100%; 2
SKPD
14,612,82
4
100%; 2
SKPD
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
Kegiatan
Koordinasi
Pengawasan yang
Lebih
Komprehensif
Jumlah
Kab/Kota
yang
dilakukan
pengawasan
secara
komprehensi
f
35
Kab/Kot
a; 5 keg
35
Kab/Kot
a; 3 keg
266,420
35
Kab/Kot
a; 6 keg
466,491
35
Kab/Kot
a; 6 keg
666,640
35
Kab/Kot
a; 6 keg
1,099,386
35
Kab/Kot
a; 6 keg
1,168,462
35
Kab/Kot
a; 6 keg
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB VI
INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikasi rencana program dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 –
2018 terdiri dari rencana program pembangunan daerah yang menunjang secara
langsung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan program prioritas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada
masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang selanjutnya dijabarkan dalam
Rencana Strategis SKPD. Program prioritas untuk mendukung pencapaian tujuan
pembangunan daerah terbagi ke dalam 26 (dua puluh enam) urusan wajib dan 8
(delapan) urusan pilihan.
Adapun program prioritas yang menjadi kewenangan Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah adalah program prioritas nomor 20, yaitu Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Program
yang akan dilaksanakan terdiri atas 2 program, yaitu:
1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan
Kepala Daerah
2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparat
Pengawasan
Penentuan target kinerja Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
2013-2018 mengacu pada target RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018. Indikator
kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang tercantum dalam RPJMD meliputi 2
indikator, yaitu:
1. Opini WTP
2. Terselenggaramya SPIP
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
TABEL 6.1
Indikator Kinerja Inspektorat Prov. Jateng yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
No Urusan dan program
pembangunan Indikator Kinerja
Kondisi
Kinerja pada
awal RPJMD
Capaian Kinerja Program Kondisi
kinerja pada
Akhir
RPJMD
2014 2015 2016 2017 2018
19 8. Program Peningkatan
Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Kebijakan
KDH
- Opini WTP Provinsi dan
10 Kab/Kota
Provinsi dan
13 Kab/Kota
Provinsi dan
16 Kab/Kota
Provinsi dan
22 Kab/Kota
Provinsi dan
28 Kab/Kota
Provinsi dan
35 Kab/Kota
Provinsi dan
35 Kab/Kota
- Terselenggaranya
SPIP
2 SKPD 2 SKPD 15 SKPD 59 SKPD 59 SKPD 59 SKPD 59 SKPD
8. Program Peningkatan
Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparat
Pengawasan
- Terwujudnya
tenaga pemeriksa
dan aparat
pengawasan yang
profesional
85 % 90 % 92 % 94 % 97 % 100 % 100 %
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013 – 2018 yang berisi permasalahan, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan
kebijakan, serta program dan kegiatan merupakan pedoman Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah dalam menyusun Rencana Kerja guna penyelenggaraan kegiatan
pengawasan di lingkup Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 5 tahun ke
depan. Bila nantinya diperlukan perubahan atau penyesuaian, dapat dilakukan
reviu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Guna
penyusunan Rencana Kerja Inspektorat TA 2019, selama masa transisi saat
Rencana Strategis Inspektorat 2018-2023 sedang dalam penyusunan, maka
Rencana Strategis Inspektorat 2013-2018 ini dapat digunakan sebagai acuan dan
pedoman.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan perlu didukung oleh seluruh stakeholder
terkait, baik pimpinan dan staf, serta seluruh SKPD pada pemerintah provinsi,
Kabupaten/Kota, Aparat Penegak Hukum, serta seluruh komponen masyarakat.
Oleh karena itu, Renstra ini juga menjadi acuan dalam upaya pengawasan yang
pada akhirnya dapat meuwujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
baik lagi di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Pada akhirnya, keberhasilan kegiatan pengawasan secara terpadu diharapkan
dapat mendukung tercapainya visi Gubernur Jawa Tengah 2013 – 2018
“Membangun Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari”, dan misi Gubernur
Jawa Tengah 2013 – 2018 khususnya misi ketiga “Mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan, Mboten
Korupsi, Mboten Ngapusi”.
top related