bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...
Post on 21-Aug-2018
250 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penggunaan Teknologi Informasi telah meningkat di seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Teknologi Informasi merupakan teknologi yang
memanfaatkan komputer sebagai perangkat untuk mengolah data (Fauzi, 2008).
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi, komputer berkembang pesat
dan penggunaannya pun semakin meluas Dimulai pada pertengahan tahun 1970-
an, perakit komputer menawarkan produk computer mereka ke masyarakat
umum. Penggunaan komputer dalam bekerja sangat membantu dan
memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan
komputer dewasa ini sudah merambah semua lapisan masyaraka baik komputer
desktop maupun laptop. Akhir-akhir ini penggunaan laptop semakin menjadi
primadona dibandingkan dengan komputer desktop.
Meningkatnya penggunaan komputer di masyarakat tidak hanya pada
Personal Computer (PC) namun juga pada laptop. Menurut Dewan Pembina
Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) DIY sekaligus Direktur
Wisno Grahakom Willy Sudjono, Kamis (28/6) menyatakan bahwa harga laptop
termurah saat ini berkisar Rp 4 juta-Rp 5 juta per unit, sementara harga
komputer desktop antara Rp 3 juta-Rp 4 juta. Dengan selisih harga yang tidak
terlalu jauh, masyarakat lebih memilih Laptop karena sifatnya lebih fleksibel dan
fashionable. Hal ini terlihat berdasarkan data Apkomindo (Asosiasi Pengusaha
Komputer Indonesia), pada kuartal keempat tahun 2009, penjualan PC diyakini
stagnan di level 300.000 unit; sedangkan penjualan laptop tembus hingga
450.000 unit (Nugraha, 2009). Pasar terbesarnya adalah kalangan pelajar,
mahasiswa, dan professional muda. Untuk masa mendatang, pasar laptop akan
terus merambah ke kalangan pelajar SMA.
2
Namun dengan banyaknya manfaat tersebut, komputer portable memiliki
kekurangan secara ergonomis (Adams, 2010; Hixson & Hajic, 2010). Menurut
Hegde (dalam Gilbert, 2005), Direktur Human Factors and Ergonomics
Laboratory di Universitas Cornell, mengatakan bahwa dilihat dari desainnya,
laptop tidak pernah dimaksudkan sebagai sebagai pengganti komputer desktop.
"Idenya adalah portabilitas untuk penggunaan sesekali. Ini (laptop) tidak pernah
dimaksudkan untuk menjadi mesin yang anda gunakan saat bekerja selama
delapan jam sehari, 52 minggu dalam setahun."
Desain laptop yang begitu portabel semakin menambah potensi resiko
ergonomis untuk penggunaan jangka panjang. Beberapa isu ergonomis utama
pada laptop diantaranya berkaitan dengan keyboard, monitor dan alat penunjuk
(pointing device). Masalah utamanya seperti yang dijelaskan peneliti di University
of North Carolina (UNC) di Chapel Hill School of Medicine dalam rilis berita
universitas, adalah berasal dari konstruksi badan laptop yang menyatu, yaitu
layar dan keyboard saling berdekatan (Mozes, 2010). Desain keyboard dan
monitor yang tak terpisahkan, menyebabkan pengguna tidak bebas untuk
mengkonfigurasi peralatan mereka dengan cara yang meminimalkan resiko.
Tidak seperti komputer desktop, individu tidak dapat mengatur monitor dan
keyboard secara independen. Carneiro, seorang dokter di UNC School of
Medicine's Department of Physical Medicine and Rehabilitation, mengatakan
bahwa ketika menggunakan laptop, individu harus membuat semacam
pengorbanan (Peach, 2010). Ketika menyesuaikan keyboard ke tinggi siku akan
mendorong leher membungkuk saat melihat layar. Sementara, bila
meningkatkan monitor untuk tingkat mata dan tinggi mata berakomodasi akan
menyebabkan posisi lengan yang kaku.
3
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Proposal ini merumuskan permasalahan sesuai dengan topik dan fokus,
sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang alat stand laptop yang dapat digunakan oleh
pengguna pada posisi berdiri dan duduk.
2. Bagaimana merancang alat untuk kenyamanan dalam melakukan aktivitas
penggunaan laptop sekaligus mengurangi risiko kelelahan.
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang alat untuk stand laptop pada posisi berdiri dan duduk.
2. Alat stand laptop dapat digunakan untuk laptop berukuran 10-14 inchi.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat alat stand laptop yang fleksibel
dan ergonomis. Sehingga rancangan alat stand laptop dapat digunakan pada
posisi berdiri dan duduk.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat didapat setelah penelitian yang dilakukan :
Dari penelitian ini dihasilkan suatu rancangan stand laptop yang ergonomis
bagi manusia yang sering beraktifitas menggunakan laptop sehingga diharapkan
pengguna laptop dapat beraktifitas ditempat manapun dan pada posisi yang di
kehendaki (berdiri dan duduk.) tanpa mengalami rasa lelah dan pegal pada
bagian tubuh tertentu.
4
1.6 SISTEMATIK PENULISAN
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab Tinjauan Pustaka akan memaparkan teori-teori terkait yang
digunakan dalam penelitian dan perancangan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan
untuk melakukan penelitian dan perancangan untuk permasalahan yang telah
dirumuskan. Pada bab ini, langkah-langkah pengolahan data dirangkum melalui
diagram metodologi penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisikan uraian mengenai data-data penelitian yang diperoleh,
baik data-data penelitian awal maupun data yang digunakan dalam proses
pengolahan data, serta hasil pengolahannya yang nantinya akan menjadi acuan
dalam melakukan perancangan. Dan menjelaskan analisis terhadap hasil
perhitungan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Kesimpulan dan Saran mengemukakan berbagai kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta saransaran dan
rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI LAPTOP
Laptop adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan,
beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung ukuran, bahan, dan spesifikasi
laptop tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Laptop
didefinisikan sebagai komputer pribadi yg agak kecil, yang dapat dibawa-
bawa dan dapat ditempatkan di pangkuan pengguna, terdiri atas satu
perangkat yang mencakupi papan tombol, layar tampilan, mikroprosesor,
biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang. Sumber daya laptop
berasal dari baterai atau adaptor A/C yang dapat digunakan untuk mengisi ulang
baterai dan menyalakan laptop itu sendiri. Baterai laptop pada umumnya dapat
bertahan sekitar 1 hingga 6 jam sebelum akhirnya habis, tergantung dari cara
pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai. Laptop terkadang disebut juga dengan
komputer notebook atau notebook saja. Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki
fungsi yang sama dengan komputer destop (desktop computers) pada umumnya.
Komponen yang terdapat di dalamnya sama persis dengan komponen pada destop,
hanya saja ukurannya diperkecil, dijadikan lebih ringan, lebih tidak panas, dan lebih
hemat daya. Komputer jinjing kebanyakan menggunakan layar LCD (Liquid Crystal
Display) berukuran 10 inci hingga 17 inci tergantung dari ukuran laptop itu sendiri.
Selain itu, papan ketik yang terdapat pada laptop juga kadang-kadang dilengkapi
dengan papan sentuh yang berfungsi sebagai "pengganti" tetikus (mouse) yaitu
touchpad atau dikenal juga sebagai trackpad. Papan ketik dan tetikus tambahan
dapat dipasang melalui soket Universal Serial Bus (USB) maupun PS/2 jika tersedia.
Berbeda dengan komputer desktop, laptop memiliki komponen pendukung yang
didesain secara khusus untuk mengakomodasi sifat komputer jinjing yang portabel.
Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun laptop adalah ukuran yang kecil,
hemat konsumsi energi, dan efisien. Komputer jinjing biasanya berharga lebih
mahal, tergantung dari merek dan spesifikasi komponen penyusunnya, walaupun
6
demikian harga komputer jinjing pun semakin mendekati desktop seiring dengan
semakin tingginya tingkat permintaan konsumen.
2.1.1 Pengaruh Posisi Penggunaan Laptop
Sebagian besar masyarakat sering meletakkan laptop di pangkuan
pahanya. Tetapi cara ini sebaiknya tidak dilakukan lagi, terutama bagi kaum laki-
laki. Studi menemukan laptop di paha bisa meningkatkan suhu testis. Meletakkan
laptop di pangkuan paha bisa meningkatkan suhu di daerah sekitarnya, termasuk
temperatur testis (buah zakar). Jika kondisi ini terus terjadi, maka akan
memengaruhi kualitas spermanya. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal
Fertility and Sterility menuturkan sebaiknya seseorang meletakkan laptopnya di
atas sebuah meja. Peneliti mengukur suhu di skrotum (buah zakar) 29 laki-laki
muda yang sering meletakkan laptop di pangkuan pahanya. Diketahui suhu
skrotum laki-laki tersebut menjadi lebih cepat panas atau naik, bahkan jika
partisipan menggunakan pelapis atau bantalan di bawah laptopnya. ''Saat ini
jutaan orang muda yang masih berada dalam rentang usia reproduktif
menggunakan laptop. Tetapi ternyata dalam waktu 10-15 menit suhu
skrotumnya sudah melebihi temperatur aman, namun mereka tidak
merasakannya,'' ujar Dr. Yefim Sheynkin, seorang urolog dari State University of
New York di Stony Brook, seperti dikutip dari Reuters. Sheynkin menuturkan
sejauh ini memang belum ada penelitian yang benar-benar menguji dampak
laptop terhadap kesuburan pria. Tetapi penelitian sebelumnya telah
menunjukkan jika suhu skrotum naik lebih dari 1 derajat Celsius sudah cukup
untuk menyebabkan kerusakan sperma. Dalam keadaan normal, suhu testis atau
skrotum memang lebih dingin beberapa derajat dari bagian dalam tubuh. Hal ini
diperlukan untuk memproduksi sperma. ''Saya tidak mengatakan orang yang
baru menggunakan laptop akan menjadi tidak subur. Tetapi terlalu sering
menggunakan laptop bisa memengaruhi masalah reproduksi, karena skrotum
tidak memiliki waktu untuk mendinginkan temperaturnya,'' ungkap Sheynkin.
7
Posisi duduk saat memangku laptop kemungkinan juga turut memengaruhi,
orang yang duduk diam dengan kaki tertutup akan mengalami peningkatan suhu
yang lebih cepat dibandingkan dengan orang yang duduk dengan posisi kaki
melebar. Selain itu bantalan laptop yang digunakan juga tidak bisa berbuat
banyak untuk mendinginkan testis, dan mungkin hanya akan memberikan rasa
aman palsu bagi laki-laki tersebut. Dr. James Smith, ahli urologi dari University of
California, Chicago menuturkan konsekuensi testis yang terus mengalami
overheating (hipertermia skrotum) belum dipastikan akan menjadi permanen
atau tidak, tetapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengatasinya dan
membuat pasangannya menjadi sulit untuk hamil.
Sebuah jurnal kesehatan yang diterbitkan awal pekan ini di Inggris
mengungkap, kebiasaan ini dapat mengakibatkan kerusakan kulit permanen.
Dunia medis menyebutnya dengan toasted skin syndrome. Penyakit yang
disebabkan paparan panas jangka panjang ini biasanya ditandai dengan
munculnya bintik-bintik di jaringan pigmen kulit terluar. Dalam kasus tertentu
bahkan bisa memicu kanker kulit. Penelitian dilakukan setelah seorang anak
berusia 12 tahun menderita penyakit kulit di paha kirinya. Area kulit di paha
kirinya mengalami perubahan warna disertai bintik-bintik berpola. Setelah
diusut, anak ini ternyata memiliki kebiasaan memangku laptop saat bermain
game online selama beberapa jam setiap hari. Kebiasaan itu sudah terjadi selama
berbulan-bulan.
2.2 Definisi Ergonomi
Istilah “ergonomi“ berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos
(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen, dan desain perancangan. International
Ergonomic Association menjelaskan bahwa ergonomi berkenaan pula dengan
optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di
8
tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan
studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya
saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja
dengan manusianya. Ergonomi seringkali disebut sebagai “human factors”.
Ergonomi juga digunakan oleh berbagai ahli dan profesional pada bidangnya,
misalnya: ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika,
fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Lebih lanjut,
Nurmianto (1991) menjelaskan bahwa ergonomi juga dapat diterapkan untuk
bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintesis, evaluasi proses
kerja dan produk bagi wiraswasta, manajer, pemerintahan, militer, dosen dan
mahasiswa.
Selain pengertian di atas, disiplin ergonomi juga dipahami sebagai suatu
cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
dengan baik untuk mencapai tujuan yang dinginkan melalui pekerjaan
dengan efektif, efesien, aman dan nyaman. Penerapan ergonomi pada
umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang
ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi rancang bangun perangkat keras
seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform,
kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat
peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela
(windows), dan lain-lain. Ergonomi juga memberikan peranan penting dalam
meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain
suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem
kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga (visual
display unit station).
9
Secara ringkas ergonomi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang
secara sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,
kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, aman, dan nyaman.
2.2.1 Ergonomi dalam Perancangan Produk
Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain
adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa
terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah 'man made object'.
Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya
pencapaian sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi
persyaratan 'fitting the task to the man', sehingga setiap rancangan desain harus
selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni perihal keselamatan, kesehatan,
keamanan maupun kenyamanan (Ginting, 2009). Bekerja pada kondisi yang tidak
ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain: nyeri, kelelahan,
bahkan kecelakaan. Richard (dalam Santoso, 2004) menyebutkan bahwa saat ini
terdapat 80% orang hidup setelah dewasa mengalami nyeri bagian tubuh
belakang (back pain) karena berbagai sebab termasuk kondisi tidak ergonomis,
dan karena back pain ini mengakibatkan 40% orang tidak masuk kerja. Tidak
masuknya kerja akan merugikan perusahaan atau institusi, karena produksi
berkurang. Hal ini memperlihatkan bahwa kecelakaan dapat terjadi karena faktor
fasilitas kerja dan posisi kerja yang tidak ergonomis. Ukuran suatu alat (produk)
baik berupa benda kerja maupun instalasi seharusnya didesain sesuai ukuran
tubuh manusia. Jadi, bukan manusia disesuaikan alat, tetapi alat harus
disesuaikan dengan manusia. Agar dapat mendesain suatu alat sesuai dengan
ukuran manusia, maka desain produk harus sesuaikan dengan ukuran, yaitu
disesuaikan dengan ukuran terbesar tubuh dan ukuran terkecil tubuh atau hasil
10
kalibrasi ukuran setiap bagian tubuh. Produk yang didesain sesuai dengan hasil
kalibrasi anthropometri disebut desain produk ergonomis (Ginting, 2009).
Produk ergonomis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah
produk laptop support. Produk ini ditujukan untuk pengguna laptop pada
umumnya. Produk digunakan untuk meningkatkan kenyamanan ketika
menggunakan laptop.
Suatu hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah
“Anthropometri” (kalibrasi tubuh manusia). Namun, prasyarat utama dalam
pemakaian data anthropometri adalah harus disertai dengan penerapan ilmu-
ilmu statistik yang kuat.
2.3 Konsep Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berati ukuran. Anthropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh
(Wignjosoebroto, 2000). Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design)
produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Secara
definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia, antara lain meliputi bentuk, ukuran (tinggi,
lebar, tebal), dan berat. Anthropometri adalah suatu kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
(Stevenson, dalam Nurmianto, 1991).
2.3.1 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya
Manusia berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia (Wignjosoebroto,
2000) yaitu:
11
1. Umur
Ukuran tubuh manusia berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk
pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan
bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun
penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahun.
2. Jenis kelamin (sex)
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan
wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dan
sebagainya.
3. Suku/bangsa (ethnic)
Setiap suku, bangsa, ataupun kelompok ethnic memiliki karakteristik fisik yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa Negara Barat
pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi tubuh
suku bangsa negara Timur.
4. Sosio-ekonomi
Tingkat sosio-ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada
negara-negara maju dengan tingkat sosio-ekonomi tinggi, penduduknya
mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara
berkembang.
5. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh berpengaruh terhadap ukuran tubuh; oleh karena itu
posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.
2.3.2 Aplikasi Distribusi Normal dan Pengukuran Data Anthropometri
Data anthropometri mutlak diperlukan supaya rancangan suatu produk
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Permasalahan akan adanya
variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana produk yang
dirancang memiliki fleksibilitas dan bersifat “mampu suai” (adjustable) dengan
12
suatu rentang ukuran tertentu (Wignjosoebroto, 2000). Secara statistik,
penetapan data anthropometri ini menggunakan distribusi normal.
Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Sebagai contoh,
95-th percentile menunjukkan bahwa 95 persen populasi akan berada pada atau
di atas ukuran tersebut sedangkan 5-th percentile akan menunjukkan 5 persen
populasi akan berada pada atau di bawah ukuran itu. Dalam anthropometri,
angka 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan 5-th
percentile sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Jika diharapkan
ukuran yang ada mampu mengakomodir 95 persen dari populasi yang ada, maka
diambil rentang 2,5-th dan 97,5-th percentile sebagai batas-batasnya. Persentil
yang sering digunakan berkaitan dengan pengukuran dimensi adalah antara lain
P5, P50 dan P95.
Dalam perancangan dikenal dua macam dimensi: dimensi jangkauan dan
dimensi ruang. Dimensi jangkauan adalah dimensi yang digunakan untuk
menentukan ukuran maksimal dari suatu perancangan. Sedangkan dimensi ruang
adalah dimensi yang digunakan untuk menentukan ukuran minimal dari suatu
perancangan. Perancangan yang membutuhkan dimensi ruang biasanya
menggunakan ukuran P95. Hal ini bertujuan agar orang yang ukuran datanya
tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman. Persentil P50
biasanya dipakai pada alat-alat yang digunakan untuk fasilitas umum misalnya
pada perancangan kursi taman kota. Sedangkan persentil P5 bertujuan supaya
orang yang datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat menggunakan fasilitas
yang tersedia, misalnya ukuran lebar meja komputer dan tinggi kursi. (Modul
Praktikum Ergonomi 2005).
13
Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam
perhitungan data anthropometri dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Jenis Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
Percentile Perhitungan
1-st
2,5-th
5-th
10-th
50-th
90-th
95-th
97,5-th
99-th
x - 2,325x
x -1,96x
x -1,645x
x -1,28x
x
x +1,28x
x +1,645x
x +1,96x
x + 2,325x
(Sumber: Wignjosoebroto S., 2000)
Aplikasi data anthropometri dalam berbagai rancangan produk ataupun
fasilitas kerja memerlukan informasi tentang ukuran berbagai anggota tubuh
seperti terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Data anthropometri untuk perancangan produk atau fasilitas
(Sumber: Wignjosoebroto, 2000)
14
Keterangan:
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala)
2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 = tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala)
7 = tinggi mata dalam posisi duduk
8 = tinggi bahu dalam posisi duduk
9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 = tebal atau lebar paha
11 = panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut
12= panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan. bagian belakang dari
lutut atau betis
13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15 = lebar dari bahu (bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16 = lebar pinggul ataupun pantat
17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar)
18 = lebar perut
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi
siku tegak lurus
20 = lebar kepala
21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22 = lebar telapak tangan
15
23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping
kirikanan (tidak ditunjukkan dalam gambar)
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal)
25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
nomor 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar)
26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan
2.3.3 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk
Penggunaan data anthropometri dalam penentuan ukuran produk harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa
sesuai dengan pengguna (Wignjosoebroto, 2000):
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim Rancangan
produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu:
a. Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrem.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari
populasi yang ada).
Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan
dengan cara sebagai berikut:
a. Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-th, atau
99-th percentile.
b. Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan percentile
terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran
tertentu (adjustable).
16
Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga
cukup fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai
macam ukuran tubuh. Untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam
ini, data anthropometri yang biasa diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th
sampai dengan 95-th atau dalam perancangan ini digunakan 1-th sampai dengan
99-th percentile.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau
dalam rentang 50-th percentile.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang
digunakan dalam penelitian mengenai perancangan stand laptop. Model dan
kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian
Pelaksanaan pengamatan dan observasi
Pemilihan tema,topik dan fokus
Observasi dan studi literatur
Perumusan masalah
Pendataan
Analisa
Penyerahan laporan
Revisi
Lulus ?
Sidang
Penyusunan laporan
mulai
Selesai
18
3.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam langkah pokok sampai dengan tahap
penyusunan laporan. Untuk pertanggung jawaban penelitian akan dijabarkan
dalam tahapan selanjutnya, adapun detailnya adalah sbb:
1. Pemilihan obyek, topik dan fokus penelitian.
Pada tahap ini merupakan langkah pengamatan dan observasi di masyarakat
untuk menentukan tema, topik dan fokus. Kegiatan ini dilakukan dilakukan
selama semester 7 dan menjelang semester 8. Dalam tahap ini menghasilkan
sebuah proposal yang akan diajukan sebagai langkah awal untuk penelitian.
2. Observasi dan studi literatur.
Observasi dilakukan terhadap obyek yang terkait untuk mengenal dan
memahami obyek,dan diikuti dengan studi literatur untuk menyiapkan teori
pendukung dan rumus-rumus yang relevan yang akan dibutuhkan tahapan
ini menghasilkan sebuah proposal sketsa tema, topik dan fokus lengkap
dengan spesifikasi teknis Rancang Alat stand laptop.
3. Perumusan masalah
Tahap ini digunakan untuk mendapatkan suatu ide/gagasan yang akan di
diskusikan.
4. Pendataan
Pendataan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kegunaan alat
stand laptop yang akan digunakan untuk proses produksinya. Data yang
diperoleh digunakan untuk mendapatkan pemecahan masalah.
5. Analisa
Analisa digunakan untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang akan
diangkat dengan didukung konsep teori ,data operasi ,dan data kompilasi.
6. Pelaporan
Pelaporan ini menghasilkan proyek penelitian sebagai pertanggung jawaban
secara tertulis tentang hasil penelitian.
19
7. Sidang
Sidang merupakan tahap pertanggung jawaban secara lisan mencakup
pelaksanaan dan laporan.
3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk perancangan
stand laptop adalah sebagai berikut:
3.2.1 Pengukuran Anthropometri Orang Dewasa
Data anthropometri diambil dari 30 orang dewasa. Jenis data
anthropometri yang diambil sesuai dengan data penelitian yang telah
ditentukan. Adapun data-data anthropometri yang diperlukan untuk merancang
stand laptop antara lain:
1) Tinggi mata duduk (tmd),
Tinggi mata duduk adalah jarak vertikal dari sudut bagian dalam mata sampai
permukaan tempat duduk.
2) Tinggi mata berdiri (tmb),
Tinggi mata berdiri adalah Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3) Tinggi siku berdiri tegak (tsb),
Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak adalah jarak vertikal dari lantai sampai
dengan ujung siku (siku dalam posisi tegak lurus).
4) Tinggi siku duduk (tsd)
Tinggi siku duduk adalah Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
5) Panjang siku sampai ujung jari-jari (psuj)
Panjang siku sampai ujung jari-jari adalah Panjang siku yang diukur dari siku
sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20
3.2.2 Pengujian Data
Dilakukan uji keseragaman, uji kecukupan dan uji kenormalan data
anthropometri.
1) Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil varian yang ada
dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada di luar batas kendali
atas (BKA) ataupun batas kendali bawah (BKB) maka data tersebut dibuang.
Langkah pertama dalam uji keseragaman ini adalah perhitungan mean dan
standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah. Menurut
Barnes (1980) rumus yang digunakan dalam uji ini adalah :
2) Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh sudah mencukupi untuk diolah. Sebelum dilakukan uji kecukupan data
terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan s = 0,05 yang menunjukkan
penyimpangan maksimum hasil penelitian. Selain itu juga ditentukan tingkat
kepercayaan 95% dengan k = 2 yang menunjukkan besarnya keyakinan pengukur
akan ketelitian data anthropometri, artinya bahwa rata-rata data hasil
pengukuran diperbolehkan menyimpang sebesar 5% dari rata-rata sebenarnya
(Barnes, 1980). Rumus uji kecukupan data adalah sebagai berikut :
21
Data dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N’ < N, dengan kata
lain jumlah data secara teotitis lebih kecil daripada jumlah data pengamatan
(Wignjosoebroto, 1995).
3) Uji Kenormalan Data
Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian
normalitas sampel, salah satunya ialah dengan rumus chi-kuadrat. Pengujian
normalitas data dengan rumus chi-kuadrat dapat dilakukan oleh siapa saja
karena tidak memerlukan sarana. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui
apakah data yang digunakan sudah normal.
Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan uji normalitas :
bila X2c < d(1-k), a maka data dikatakan normal.
Selain dengan rumus chi-kuadrat, untuk mengetahui normalitas suatu distribusi
data dapat juga dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Terlebih dahulu
hipotesis pengujiannya yaitu:
H0 : Data berdistribusi secara normal
H1 : Data tidak berdistribusi secara normal
Penentuan uji normalitas dengan melihat nilai signifikansinya yang dibandingkan
dengan tingkat ketelitian yang digunakan (α). Disini α yang digunakan adalah
0.05. Bila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti
22
bahwa data berdistribusi secara normal dan bila lebih kecil dari 0.05 maka H0
ditolak yang berarti bahwa data tidak berdistribusi secara normal.
3.2.3 Perhitungan Persentil
Untuk menentukan ukuran perancangan stand latop dilakukan
perhitungan persentil dari data anthropometri yang didapat :
Persentil 5 = x -1.645 x
Persentil 50 = x
Persentil 95 = x + 1.645 x
3.3 Tahap Analisa dan Interpretasi Hasil
Perancangan Stand Laptop yang telah disesuaikan dengan hasil
pengolahan data, selanjutnya akan dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu untuk dapat menghasilkan desain Stand Laptop.
3.4 Kesimpulan dan Saran
Merupakan tahap akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan secara
keseluruhan terhadap hasil penelitian dan saran perbaikan pada desain Stand
Laptop.
23
BAB IV
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS
Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data
dalam penelitian. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi data
anthropometri orang dewasa.
4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.1.1 Data Anthropometri
Data anthropometri diambil dari 30 orang dewasa. Jenis data
anthropometri yang diambil sesuai dengan data penelitian yang telah
ditentukan. Adapun data-data anthropometri yang diperlukan untuk merancang
stand laptop dan hasil pengukuran yang diambil dari 30 orang dewasa dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Anthropometri Hasil Pengukuran
Data Ke-
Data Anthropometri yang Diukur (cm)
Tmd Tmb Tsb Tsd Psuj
1 75,0 150,5 100,8 23,0 43,5
2 73,8 160,8 99,5 20,5 41,3
3 76,2 152,0 102,3 21,3 46,0
4 74,5 154,3 101,0 21,5 44,3
5 74,5 149,5 102,0 20,3 47,0
6 77,0 150,5 99,8 25,8 45,5
7 75,5 150,8 101,5 24,5 42,3
8 78,0 152,0 100,2 24,8 41,3
9 76,3 154,3 98,5 22,3 46,3
10 75,0 149,5 102,5 20,5 44,3
11 73,8 157,8 104,0 21,3 47,0
12 76,2 156,5 104,3 21,5 45,5
13 74,5 153,0 102,0 20,3 42,3
14 78,3 152,0 99,5 25,8 46,0
15 76,0 154,3 102,2 24,5 44,3
24
16 67,5 144,5 95,5 20,3 40,3
17 70,8 140,0 94,3 25,8 38,5
18 72,0 142,3 98,0 24,5 39,0
19 72,0 139,5 93,5 24,8 38,3
20 73,5 141,8 94,5 22,3 41,3
21 73,0 149,0 89,8 20,5 40,3
22 71,8 148,5 92,0 21,3 38,5
23 72,0 145,8 90,3 21,5 39,3
24 69,7 145,8 98,0 20,3 38,0
25 71,0 145,8 95,5 25,8 41,3
26 70,8 144,5 90,5 18,5 40,3
27 72,0 140,0 89,8 19,0 38,5
28 72,0 142,3 95,5 18,8 39,0
29 73,5 139,5 96,3 18,3 38,3
30 69,5 141,8 98,0 19,3 41,3
4.2 Pengujian Data
Data yang dikumpulkan kemudian diproses dalam beberapa pengujian,
meliputi uji keseragaman data, uji kecukupan data, serta uji kenormalan data
terhadap data anthropometri orang dewasa.
4.2.1 Pengujian Data Anthropometri
1. Uji keseragaman Data
Uji keseragaman data adalah perhitungan mean dan standar deviasi, dan untuk
mengetahui batas kendali atas dan batas kendali bawah.
a. Uji keseragaman Tinggi mata duduk (tmd)
1. Perhitungan mean
𝑥 =Σ xi
N
𝑥 =75 + 73,8 + ….+ 69,5
30 = 73,5 cm
25
2. Perhitungan standar deviasi
𝑆𝐷 = Σ(x − 𝑥) 2
n − 1
𝑆𝐷 = 75−73,5 2+ 73,8−73,5 2+ …+ 769,5−73,5 2
30−1 = 3,01 cm
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA = x + 2SD
= 73,5 + 2 x 3,01 = 79,52 cm
BKB = x - 2SD
= 73,5 – 2 x 3,01 = 67,48 cm
Gambar 4.1 Uji keseragaman Tinggi mata duduk (tmd)
66
68
70
72
74
76
78
80
82
0 10 20 30 40
BKA
TMD
BKB
DATA
TMD
D
26
b. Uji keseragaman Tinggi mata berdiri (tmb)
1. Perhitungan mean
𝑥 =Σ xi
N
𝑥 =150,5 + 160,8 + ….+ 141,8
30 = 148,3 cm
2. Perhitungan standar deviasi
𝑆𝐷 = Σ(x − 𝑥) 2
n − 1
𝑆𝐷 = 150,5−148,3 2+ 160,8−148,3 2+ …+ 141,8−148,3 2
30−1 = 5,87 cm
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA = x + 2SD
= 148,3 + 2 x 5,87 = 160,04 cm
BKB = x - 2SD
= 148,3 – 2 x 5,87 = 136,56 cm
Gambar 4.2 Uji keseragaman Tinggi mata berdiri (tmb)
135
140
145
150
155
160
165
0 10 20 30 40
BKA
TMB
BKB
DATA
TMB
D
27
c. Uji keseragaman Tinggi siku berdiri tegak (tsb)
1. Perhitungan mean
𝑥 =Σ xi
N
𝑥 =100,8 + 99,5 + ….+ 98
30 = 97,7 cm
2. Perhitungan standar deviasi
𝑆𝐷 = Σ(x − 𝑥) 2
n − 1
𝑆𝐷 = 100,8−96,8 2+ 99,5−96,8 2+ …+ 98−96,8 2
30−1 = 5,3 cm
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA = x + 2SD
= 97,7 + 2 x 5,3 = 108,3 cm
BKB = x - 2SD
= 97,7 – 2 x 5,3 = 87,1 cm
Gambar 4.3 Uji keseragaman Tinggi siku berdiri (tsb)
0
20
40
60
80
100
120
0 10 20 30 40
BKA
TSB
BKB
DATA
TSB
28
d. Uji keseragaman Tinggi siku duduk (tsd)
1. Perhitungan mean
𝑥 =Σ xi
N
𝑥 =23 + 20,5 + ….+ 19,3
30 = 21,9 cm
2. Perhitungan standar deviasi
𝑆𝐷 = Σ(x − 𝑥) 2
n − 1
𝑆𝐷 = 23−21,9 2+ 20,5−21,9 2+ …+ 19,3−21,9 2
30−1 = 2,39 cm
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA = x + 2SD
= 21,9 + 2 x 2,39 = 26,68 cm
BKB = x - 2SD
= 21,9 – 2 x 2,39 = 17,12 cm
Gambar 4.4 Uji keseragaman Tinggi siku duduk (tsd)
0
5
10
15
20
25
30
0 10 20 30 40
BKA
TSD
BKB
DATA
TSD
29
e. Uji keseragaman Panjang siku sampai ujung jari-jari (psuj)
1. Perhitungan mean
𝑥 =Σ xi
N
𝑥 =43,5 + 41,3 + ….+ 41,3
30 = 41,97 cm
2. Perhitungan standar deviasi
𝑆𝐷 = Σ(x − 𝑥) 2
n − 1
𝑆𝐷 = 43,5−41,97 2+ 41,3−41,97 2+ …+ 41,3−41,97 2
30−1 = 2,99 cm
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA = x + 2SD
= 41,97 + 2 x 2,99 = 47,95 cm
BKB = x - 2SD
= 41,97 – 2 x 2,99 = 35,99 cm
Gambar 4.5 Uji keseragaman Panjang siku ujung jari-jari (psuj)
0
10
20
30
40
50
60
0 10 20 30 40
BKA
PSUJ
BKB
DATA
PSU
J
30
Hasil perhitungan uji keseragaman data menunjukkan bahwa semua data
sudah memenuhi syarat keseragaman sehingga data dianggap seragam dan tidak
perlu dilakukan pengujian keseragaman data lagi.
2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh sudah mencukupi atau belum. Sebelum dilakukan uji kecukupan data
terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan s = 0,05 yang menunjukkan
penyimpangan maksimum hasil penelitian. Selain itu juga ditentukan tingkat
kepercayaan 95% dengan k = 2 yang menunjukkan besarnya keyakinan pengukur
akan ketelitian data anthropometri, artinya bahwa rata-rata data hasil
pengukuran diperbolehkan menyimpang sebesar 5% dari rata-rata sebenarnya
(Barnes, 1980).
Dari hasil perhitungan data di table 4.1 dengan menggunakan persamaan
berikut :
a. Uji kecukupan Tinggi mata duduk (tmd)
𝑁′ = k
s
NΣ xi2 − (Σxi)2
Σxi
2
𝑁 ′ = 2
0.05
30x162367 ,95−540225
735
2
= 0,52
31
b. Uji kecukupan Tinggi mata berdiri (tmb)
𝑁 ′ = 2
0.05
30x660758 ,07−2199289
1483
2
= 0,12
c. Uji kecukupan Tinggi siku berdiri tegak (tsb)
𝑁 ′ = 2
0.05
30x281948 ,64−937024
968
2
= 0,20
d. Uji kecukupan Tinggi siku duduk (tsd)
𝑁 ′ = 2
0.05
30x12365 ,21−47961
219
2
= 1,08
e. Uji kecukupan Panjang siku sampai ujung jari-jari (psuj)
𝑁 ′ = 2
0.05
30x53104 ,23−176148 ,09
419,7
2
= 0,68
Data pengamatan sudah cukup karena memenuhi syarat N’ < N, maka tidak
dibutuhkan pengambilan data lagi.
Maka diperoleh Hasil perhitungan uji kecukupan data menunjukkan bahwa
semua data sudah memenuhi syarat kecukupan sehingga dianggap cukup dan
tidak perlu penambahan data lagi.
32
3. Uji Kenormalan Data
Pengujian normalitas data dengan rumus chi-kuadrat dapat dilakukan
oleh siapa saja karena tidak memerlukan sarana khusus. Uji normalitas berfungsi
untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah normal atau belum.
Dari hasil perhitungan data di table 4.1 dengan menggunakan persamaan
berikut :
a. Uji kenormalan Tinggi mata duduk (tmd)
Σ(x − 𝑥 ) 2 = 2,34 + 0,44 + …. + 0,67 = 260,1
𝑥 = 73,5
𝑋2𝑐 = Σ x i−x 2
x =
260,1
73,5 = 3,53
b. Uji kenormalan Tinggi mata berdiri (tmb)
Σ(x − 𝑥 ) 2 = 1,21 + 1,96 + …. + 6,76 = 1166,45
𝑥 = 148,3
𝑋2𝑐 = Σ x i−x 2
x =
1166 ,45
148,3 = 7,86
33
c. Uji kenormalan Tinggi siku berdiri tegak (tsb)
Σ(x − 𝑥 ) 2 = 16 + 2,89 + …. + 1,44 = 725,28
𝑥 = 96,8
𝑋2𝑐 = Σ x i−x 2
x =
725,28
96,8 = 7,49
d. Uji kenormalan Tinggi siku duduk (tsd)
Σ(x − 𝑥 ) 2 = 4,84 + 56,25 + …. + 42,25 = 1001,03
𝑥 = 21,9
𝑋2𝑐 = Σ x i−x 2
x =
1001 ,03
21,9 = 45,7
e. Uji kenormalan Panjang siku sampai ujung jari-jari (psuj)
Σ(x − 𝑥 ) 2 = 2,25 + 0,09 + …. + 16 = 263,16
𝑥 = 41,97
𝑋2𝑐 = Σ x i−x 2
x =
263,16
41,97 = 6,27
Hasil perhitungan uji kenormalan data menunjukkan bahwa semua data
sudah memenuhi syarat kenormalan dan dianggap normal.
34
4.3 Pembuatan Rancangan stand laptop
Pembuatan rancangan stand laptop ini terdiri dari penentuan ukuran
perancangan stand laptop. Perancangan stand laptop diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna laptop namun tetap memperhatikan
sisi operasionalnya.
4.3.1 Penentuan Ukuran Perancangan stand laptop
Tabel 4.2 Ukuran Perancangan stand laptop
No Keterangan Ukuran (cm)
1 Tinggi stand laptop posisi berdiri 107
2 Tinggi stand laptop posisi duduk 81
3 Panjang alas 50
4 Lebar tempat laptop 33
5 Panjang penyangga bawah laptop 28
4.3.2 Gambar Rancangan stand laptop
Gambar 4.6 Rancangan Stand Laptop Tampak Atas
28 cm
33 cm
35
Gambar 4.7 Rancangan Stand Laptop Posisi Berdiri Tampak Samping
Gambar 4.8 Rancangan Stand Laptop Posisi Berdiri Tampak Depan
107 cm
50 cm
36
Gambar 4.9 Rancangan Stand Laptop Posisi Duduk Tampak Samping
Gambar 4.10 Rancangan Stand Laptop Posisi Duduk Tampak Depan
81 cm
37
4.4 Perhitungan Biaya
Perhitungan perkiraan biaya pembuatan Stand laptop skala prototipe adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perhitungan biaya pembuatan Stand laptop
No Bahan Unit Harga per Unit Kebutuhan Biaya
1 Braket flexible 1” Unit Rp 110.000 3 Rp 330.000
2 Braket K Unit Rp 17.500 1 Rp 17.500
3 Kunci L M3 Unit Rp 3.500 1 Rp 3.500
4 Kunci L M2.5 Unit Rp 2.200 1 Rp 2.200
5 Kunci L M5 Unit Rp 4. 800 1 Rp 4. 800
6 Socket set SS M 5x6 Unit Rp 900 4 Rp 3.600
7 Socket set SS M 6x6 Unit Rp 1.300 4 Rp 5.200
8 Baut sayap M6x20 Unit Rp 5.000 3 Rp 15.000
9 Kipas laptop Unit Rp 30.000 1 Rp 30.000
10 Pipa Aluminium meter Rp 45.000 3 Rp 45.000
11 Tutup Pipa ¾ Unit Rp 3.000 5 Rp 15.000
12 Pipe Elbow ¾ Unit Rp 1.000 4 Rp 4.000
13 Pipe Tee ¾ Unit Rp 2.000 1 Rp 2.000
14 Lem PVC Unit Rp 5.500 1 Rp 5.500
Total Biaya per Unit Rp 483.300
Hasil perhitungan biaya pembuatan untuk satu unit Stand Laptop adalah
sebesar Rp. 483.300. Asumsi harga dihitung saat pembelian saat itu. Biaya
belum termasuk biaya tetap seperti peralatan, ongkos transport pembelian
bahan.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian
mengenai perancangan stand laptop dengan mempertimbangkan
anthropometri.
5.1 KESIMPULAN
Dari semua perobaan yang kami lakukan kami mengambil beberapa kesimpulan :
1. Alat stand laptop ini meskipun belum sempurna tapi cukup untuk
membantu penggunaan laptop pada posisi berdri dan duduk.
2. Pada percobaan ini di dapat bahwa merancang alat untuk kenyamanan
dalam melakukan aktivitas penggunaan laptop sekaligus mengurangi
risiko kelelahan.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan waktu dan biaya kami, maka kami berharap untuk
selanjutnya akan ada penelitian atau peracangan lebih lanjut tentang alat ini
sehingga alat stand laptop dapat digunakan secara lebih mudah dan nyaman.
39
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Laksmi. 27 November 2006. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan
Desain. www.puslit.petra.ac.id/journals/interior/.
Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya : Guna
Widya.
Panero, Julius, dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Ulrrich, Karl T. Dan Eppinger, Steven D, 2000 Perancangan dan Pengembangan
Produk, Salemba Teknika, Jakarta.
Tarwaka, Solichul Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta: Uniba Press.
Sulistyadi Kohar, Ir. MSIE, dkk. 2003. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sahid. Jakarta.
http://fadhilgalery.blogspot.com/2012/05/sejarah-laptop-dan
perkembangannya.html
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-laptop.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Laptop
40
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Hasil Perancangan Alat
Assembly
41
Asesoris A
Asesoris B
Asesoris C
top related