bab i
Post on 02-Feb-2016
216 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pengertian akan tumbuh kembang anak mencakup 2 hal kondisi yang
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit terpisahkan. Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah besar, jumlah, ukuran, dan dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang biasa diukur dari ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolik.
American Association on Mental Deficiency/ AAMD (Moh. Amin, 2005:
22), mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual
umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes dan muncul
ssebelum usia 16 tahun. Endang Rochyadi dan Zainal Alimin (2005: 11)
menyebutkan bahwa “tunagrahita berkaitan erat dengan masalah perkembangan
kemampuan kecerdasan yang rendah dan merupakan sebuah kondisi”. Hal ini
ditunjang dengan pernyataan menurut Kirk (Muhammad Effendi, 2006: 88) yaitu
“Mental Retarded is not a disease but acondition”. Jadi berdasarkan pernyataan di
atas dapat dipertegas bahwasannya tunagrahita merupakan suatu kondisi yang tidak
bisa disembuhkan dengan obat apapun.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengkajian anak dengan tuna grahita
b. Untuk mengetahui pathway dari tuna grahita
c. Untuk mengetahui masalah keperawatan anak tuna grahita
d. Untuk mengetahui diagnose keperawatan pada anak dengan tuna grahita
e. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan tuna gra
1
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TUNA GRAHITA
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a) Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,
umur, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku.
b) Keluhan utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan anak terlambat dari
kelompok seusianya.
c) Riwayat penyakit saat ini, biasanya diawali dari pengalaman dan perasaan
cemas ibu klien yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang
terlambat tidak sesuai dengan kelompok seusianya.
d) Riwayat penyakit dahulu, penyakit seperti Rubella, tetanus, difteri,
meningitis, morbili, polio, pertusis, varicella, dan ensefalitis dapat berkaitan
atau mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan baik secara enteral
maupun parenteral.
e) Riwayat antenatal, natal, dan pascanatal
Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang p;ernah diderita serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan
antenatal, kemana serta kebiasaan minum jamu-jamuan dan obat yang pernah
diminum serta kebiasaan selama hamil.
Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong,
cara ersalinan (spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio sesaria, dan
gamelli), presentasi kepala, dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadaan
saat lahir dan morbiditas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan
(cukup, kurang, lebih) bulan.
Pascanatal. Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan
dengan gangguan system, masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit,
pola eliminasi, dan respon lainnya. Selama neonatal perlu dikaji adanya
asfiksia, trauma, dan infeksi.
f) Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan. Berat badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, kiri atas, lingkar dada terakhir, tingkat perkembangan anak
2
yang telah dicapai motorik kasar, motorik halus, kemempuan bersosialisasi,
dan kemampuan bahasa.
g) Riwayat Kesehatan Keluarga. Sosial, perkawinan orang tua, kesejahteraan
dan ketentraman, rumah tangga yang harmonis, dan pola asuh, asah, dan asih.
Ekonomi dan adat istiadat berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan internal
yang dapat memepengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta
keterampilan anak. Disamping itu juga berhubungan dengan persediaan dan
pengaduan bahan pangan, sandang, dan papan.
h) Pola Fungsi Kesehatan
Pola Nutrisi. Makanan pokok utama, apakah ASI atau PASI pada umur anak
tertentu. Jika diberikan PASI ditanyakan jenis, takaran, dan frekuensi
pemberian, serta makanan tambahan yang diberikan. Adakah makanan yang
disukai, alergi, atau masalah makanan lainnya.
Pola Eliminasi. Sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji
BAB atau BAK (konsistensi, warna, frekuensi, jumlah, serta bau). Bagaimana
tingkat toilet training sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pola Aktifitas. Kegiatan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia
sekelompoknya mengalami kemunduran atau percepatan.
Pola Istirahat. Kebutuhan istirahat setiap hari adalah gangguan tidur, hal-hal
yang mengganggu tidur dan yang mempercepat tidur.
Pola kebersihan diri. Bagaimana perawatan pada diri anak, apakah sudah
mandiri atau masih ketergantungan sekunder pada orang lain atau orang tua.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien saat dikaji, kesan kesadaran, dan tanda vital (perubahan
suhu, frekuensi pernapasan, sistem sirkulasi, dan perfusi jaringan). Kepala dan
lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan pengukuran
diameter oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal: besar rata atau sedikit
cekung sampai anak usia 18 bulan.
a. Mata, refleks mata baik, ada tidaknya ikterus pada sklera, konjungtiva
anemis/tidak, penurunan penglihatan/visus, mikroftalmia, juling,
nistagmus.
b. Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik.
3
c. Mulut/Leher, bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi keadaan faring, tonsil (adakah pembesaran,
hiperemia), adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi (kotor atau
tidak, adakah kelainan, bengkak, dan gangguan fungsi). Kelenjar tiroid
adakah pembesaran/gondok yang dapat mengganggu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
d. Kulit, keadaan warna, turgor, edema, keringat, dan infeksi.
e. Thoraks, bentuk simetris, gerakan.
f. Paru, normal vesikular, adakah kelainan pernapasan (ronkhi, wheezing).
g. Jantung, pembesaran, irama, suara jantung, bising.
h. Genitalia, testis, jenis kelamin, apakah labia mayor menutupi labia minor,
pada perempuan.
i. Ekstremitas, refleks fisiologis, refleks patologis, refleks menegang,
sensibilitas, tonus, dan motorik.
Kelaianan yang biasanya terjadi :
a. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan
cepat beruban.
c. Hidung: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
d. Telinga : keduanya letak rendah; dll
e. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
f. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari
gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
g. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll
h. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
4
B. PATHWAY
5
6
C. MASALAH KEPERAWATAN
1. Hambatan interaksi sosial
2. Hambatan komunikasi verbal
3. Isolasi sosial
4. Ketidak mampuan koping keluarga
5. Defisit perawatan diri
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan disfungsi otak
2. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketunadayaan perkembangan
3. Isolasi sosial berhubungan dengan status mental
4. Ketidak mampuan koping keluarga berhubungan dengan gaya koping yang tidak
sesuai antara orang terdekat dan klien untuk menangani tugas adaptif
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketunadayaan
7
E. INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan / Kriteria hasil Intervensi
1 Hambatan komunikasi
verbal
Definisi : penurunan,
kelambatan, atau ketiadaan
kemampuan untuk
meneriama, memproses,
mengirim, dan atau
penggunaan sistem simbol.
Noc :
Anxiety self control
Coping
Fear self control
Kriteria hasil:
Komunikasi : penerimaan,interpretasi dan
ekspresi pesan lisan, tulisan, dan non
verbal meningkat.
Pengelolaan informasi : klien mampu
untuk memperole, mengatur, dan
menggunakan informasi,
Mampu mengkomunikasikan kebutuhan
dengan lingkungan sosial
Nic :
Comunication enchacement: speec defisite
1. Gunakan penerjemah jika diperlukan
2. Beri satu kalimat simpel setiap bertemu jika
diperlukan
3. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara
perlahaan dan mengurangi permintaan
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Berdiri di depan pasien ketika berbicara
6. Berikan pujian positif jika diperlukan
7. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam
pencapaian inforrmasi (bahasa isyarat)
2 Hambatan interaksi
sosial
Definisi : insufisiensi atau
kelebihan kuantitas atau
ketidakefektifan kualiat
pertukaran sosial
Noc :
Self esteem
Comunication impaired verabal
KH :
Lingkungan yang suportif yang
bercirikaan hubungan dan tujuan
Nic :
1. Socialization enchacement
2. Buat interaksi terjadwal
3. Berikan umpan balik positif jika pasien
berinteraksi dengan orang lain
4. Dorong pasien ke kelompok atau program
8
anggota keluarga
Menggunakan aktivitas yang
menenangkan, menarik, dan
menyenangkan untuk meningkatkan
kesejahteraan interaksi sosial dengan
orang, kelompok dan atau organisasi
Memahami dampak dari perilaku diri
pada interaksi sosial
Meningkatkan keterampilan sosial,
kerjasama, ketulusan dan saling
memahami
Mengungkapkan keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
Perkembangan fisik kongnitif dan
psikososial anak sesuai dengan
usianya
keterampilan interpersonal yang membantu
meningkatkan pemahamaan tentang
pertukaran informasi atau sosialisasi, jika
perlu
5. Anjurkan bersikap jujur dan aapa adanya
dalam berinteraksi dengan orang lain
6. Anjurkan menghargai orang lain
7. Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang
kekuatan dan keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
8. Minta dan harapkan adanya komunikasi
verbal
3 Isolasi sosial
Definisi: kesepian yang
dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong
Noc :
Social interaction skills social suport
Stress level
Nic :
Socialization enchacement
1. Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh
9
oleh keberadaan orang lain
dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam
KH :
Iklim sosial keluarga : lingkungan
yang mendukung yang bercirikan
hubungan dan tujuan anggota keluarga
Keseimbangan alat perasaan : mampu
menyesuaikan emosi sebagai respon
terhadap keadaan tertentu
Keparahan kesepian : mengendalikan
keparahan respon emosi, sosial, atau
eksistensi terhadap isolasi sosial
Mengungkapkan penurunan perasaan
atau pengalamaan diasingkan
keluarga teman dan komunitas
2. Dukung hubungan dengan orang lain yang
mempunyaminat dan tujuan yang sama
3. Dorong melakukan aktivitas sosial dan
komunitas
4. Dukung pasien untuk mengubah lingkungan
seperti pergi jalan-jalan
5. Membantu pasien mengembangkan atau
meningkatkan keterampilan sosial
interpersonal
6. Kurangi stigma isolasi dengan menghormati
martabat pasien
7. Gali kekuatan dan kelemahan pasien dalam
berinteraksi sosial
4 Ketidak mampuan
koping keluarga
Definisi : perilaku terdekat
(anggota keluarga atau
orang penting lainnya
) yang membatasi
kapasitas/kemampuannya
dan kemampuan klien
Noc :
Family coping, disable
Parenting,impired
Therapeutic regimen manegement, inefectife
KH :
Hubungan pemberian asuhan pasien :
interaksi dan hubungan yang positif
Nic :
Coping enchacement :
1. Bantu keluarga dalam mengenal masalah
2. Bantu memotivasi keluarga untuk berubah
3. Dukungan emosi: memberikan penenangan,
penerimaan, dan dorongan selama periode stres
4. Dorong keluarga untuk memperlihatkan
kekuatiran untuk membantu merencanakan
10
untuk secara efektif
menangani tugas penting
mengenai adaptasi
keduanya terhadap
masalah kesehatan
antara penerima dan pemberi asuhan
Coping keluarga : tindakkan keluarga
untuk mengelolah stresor yang
membebani sumber-sumber keluarga
Normalisasi keluarga: kapasitas sistem
keluarga dalam mempertahankan
rutinitas dan pengembanga straategis
untuk mengoptimalkan fungsi
Mampu mengatasi masalh keluarga
Mampu menyelesaikan konflik tanpa
kekerasan
Mengungkapkan perasaan yang tidak
terselesaikan
perawatan
5. Bantu anggota keluarga dalam mengklarifikasi
apa yang mereka haarapkan dan butuhkan satu
sama lain
5 Defisit perawatan diri
Definisi : hambatan
kemampuan untuk
melakukan atau memenuhi
aktifitas
Noc :
Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-
hari : kemampuan untuk melakukan tugas
fisik paling dasar dan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri atau tanpa alat baantu
KH :
Menunjukkan perawatan diri : aktivitas
kehidupan sehari-hari. ( 1-5)
Nic :
Self care asistance
1. Membantu pasien untuk memenuhi higine
pribadi
2. Dukung kemandirian dalam melakukan mandi
dan higine oral, bantu pasien hanya jika
diperlukan
3. Dukung pasien untuk mengatur langkanya
11
sendiri selama perawan diri
4. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan
5. Akomodasi pilihan dan kebutuhan klien
seoptimal mungkin
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keadaan umum klien saat dikaji, kesan kesadaran, dan tanda vital (perubahan suhu,
frekuensi pernapasan, sistem sirkulasi, dan perfusi jaringan). Kepala dan lingkar
kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan pengukuran diameter
oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal: besar rata atau sedikit cekung sampai
anak usia 18 bulan.
Adapun masalah keperawatan yang muncul meliputi :
1. Hambatan interaksi sosial
2. Hambatan komunikasi verbal
3. Isolasi sosial
4. Ketidak mampuan koping keluarga
5. Defisit perawatan diri
13
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Aplikasi Nanda Noc Noc Jilid 1. (2015). Jogja: Mediaction.
Aplikasi Nanda Noc Noc Jilid 2. (2015). Jogja: Mediaction.
Juwita, T. P. (2012). Efektivitas Doodling Untuk Meningkatkan Kemampuan Pramenulis
Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di Slbn 2 Padang Sarai.
Sofinar. (2012). Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Sedang .
Ulfatusholiat, R. (2010). Peran Orangtua Dalam Penyesuaian Diri Anak Tunagrahita.
14
top related