bab 2 anestesi demdem
Post on 26-Feb-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
1/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anestesi
2.1.1Definisi
Anestesi (pembiusan) berasal dari bahasa Yunani. An-tidak, tanpa dan
aesthesos, persepsi, kemampuan untuk merasa. Secara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah Anestesia
digunakan pertama kali oleh li!er "endell #olmes pada tahun $%&' yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersiat sementara, karena anestesi
adalah pemberian obat dengan tuuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.
*omponen anestesia (+he +riad o Aesthesia) $. #ypnosis (tidur ringan) .
Analgesik (supresi relek) . elaksasi otot lurik. Sedangkan Analgesia adalah
tindakan pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran pasien.
+indakan anestesi bertuuan untuk keselamatan pasien dalam menalani
tindakan operasi. *eselamatan pasien akan lebih teramin bila dapat dicegah atau
dihindari hal-hal yang dapat membahayakan pasien baik selama operasi maupu
sesudahnya.
2.1.2 Klasifikasi
/
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
2/26
bat anestesi memang diciptakan dalam berbagai sediaan dan cara kera.
0amun, secara umum obat bius atau istilah medisnya anestesi ini dibedakan
menadi tiga golongan yaitu anestesi lokal, regional, dan umum.
$. Anestesi 1okal
Anestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat
konduksi sara (terutama nyeri) secara re!ersibel pada bagian tubuh yang
spesiik. 2ada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan dengan hilangnya
kesadaran penderita. Sedangkan pada anestesi lokal (sering uga diistilahkan
dengan analgesia lokal), kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang
hilang bersiat setempat (lokal).
2embiusan atau anestesi lokal biasa dimanaatkan untuk banyak hal.
3isalnya, sulam bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial seperti
sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi berlubang, hingga mera4at luka terbuka
yang disertai tindakan penahitan.
Anestesi lokal bersiat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang
hanya perlu 4aktu singkat. leh karena eek mati rasa yang didapat hanya
mampu dipertahankan selama kurun 4aktu sekitar 5 menit seusai ineksi, bila
lebih dari itu, maka akan diperlukan ineksi tambahan untuk melanutkan
tindakan tanpa rasa nyeri.
bat anestesi lokal atau 6at-6at penghalang rasa setempat adalah obat yang
pada penggunaan lokal merintangi secara re!ersibel penerusan impuls-impuls
sara ke SS2. 1uasnya daerah anestesi tergantung tempat pemberian larutan
anestesi, !olume yang diberikan, kadar 6at dan daya tembusnya. bat bius lokal
7
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
3/26
mencegah pembentukan dan konduksi impuls sara. +empat keranya terutama di
selaput lendir. 7i samping itu, anestesi lokal menggangu ungsi semua organ
dimana teradi konduksi dari beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal
mempunyai eek yang penting terhadap susunan sara pusat, ganglia otonom,
cabang8cabang neuromuskular dan semua aringan otot.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu enis obat yang
digunakan sebagai anestetika lokal, antara lain9 tidak merangsang aringan, tidak
mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan sara, toksisitas sistemik
yang rendah, eekti dengan alan ineksi atau penggunaan setempat pada selaput
lendir, mula keranya sesingkat mungkin dan bertahan untuk angka 4aktu yang
cukup lama, dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, uga
tahan terhadap pemanasan:sterilisasi.
;ara pemberian anestesi lokal adalah dengan mengineksikan obat-obatan
anestesi tertentu pada area yang akan dilakukan sayatan atau ahitan. bat-
obatan yang diineksikan ini lalu bekera memblokade sara-sara tepi yang ada
di area sekitar ineksi sehingga tidak mengirimkan impuls nyeri ke otak
. Anestesi egional
Anestesi regional biasanya dimanaatkan untuk kasus bedah yang
pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi eek samping operasi
yang lebih besar, bila pasien tak sadar. 3isalnya, pada persalinan ;aesar, operasi
usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai. ;aranya dengan mengineksikan
obat-obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu
8
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
4/26
sara utama yang ada di dalam tulang belakang. Sehingga, obat anestesi mampu
menghentikan impuls sara di area itu.
Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem sara tadi lalu
terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. 7an siat
anestesi atau eek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal.
2ada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke ba4ah. 0amun,
oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan sara pusat atau otak, maka
pasien yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu
berkomunikasi, 4alaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang
dioperasi.
. Anestesi
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
5/26
? emergency).
Stadium anestesi dibagi dalam & yaitu@
Stadium I (stadium induksi atau eksitasi !olunter), dimulai dari
pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. asa
takut dapat meningkatkan rekuensi naas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat
teradi urinasi dan deekasi.
Stadium II (stadium eksitasi in!olunter), dimulai dari hilangnya
kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. 2ada stadium II
teradi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, pernaasan
tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan
takikardia.
Stadium III (pembedahan:operasi), terbagi dalam bagian yaitu9
2lane I yang ditandai dengan pernaasan yang teratur dan
terhentinya anggota gerak. +ipe pernaasan thoraco-abdominal,
10
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
6/26
releks pedal masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra,
konucti!a dan kornea terdepresi. 2lane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola
mata !entro medial semua otot mengalami relaksasi kecuali otot
perut. 2lane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata
kembali ke tengah dan otot perut relaksasi.
Stadium I (paralisis medulla oblongata atau o!erdosis),ditandai dengan
paralisis
bat-obatan anestesi yang umum dipakai pada pembiusan total adalah
0, halotan, enluran, isoluran, se!oluran, dan desluran. bat anestesi umum
yang ideal haruslah tidak mudah terbakar, tidak meledak, larut dalam lemak, larut
dalam darah, tidak meracuni end-organ (antung, hati, ginal), eek samping
minimal, tidak dimetabolisasi oleh tubuh, dan tidak mengiritasi pasien
2.1.3 Penilaian dan Persiapan PreAnestesi
2ersiapan prabedah yang kurang memadai merupakan aktor penyumbang
sebab teradinya kecelakaan anestesi. +eradi nya kasus salah identitas dan salah
operasi bukan cerita untuk menakut-nakuti atau dibuat-buat, karena memang
pernah teradi di Indonesia. Seyogyanya sebelum operasi dilakuakan dokter dapat
mengunungi pasien agar dapat menyiapkan pasien, sehingga pada 4aktu pasien
dibedah dalam keadaan bugar. +uuan utama kunungan praanestesi ialah untuk
mempersiapkan mental dan isik pasien secara optimal, merencanakan dan
memilih teknik dan obat anestetik yang sesuai, serta menentukan klasiikasi yang
sesuai. 2ersiapan preanestesi antara lain9
11
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
7/26
$. Anamnesis
Identiikasi pasien yang meliputi9 nama, umur, alamat, pekeraan,
dll.,*eluhan saat ini dan operasi yang akan dihadapi. i4ayat penyakit yang
sedang:pernah diderita yang dapat meadi penyulit anestesi (alergi, 73,
penyakit paru kronis, penyakit antung, hipertensi, penyakit ginal, penyakit
hati, dll. i4ayat obat-obatan yang meliputi alergi obat, intoleransi obat dan
obat yang digunakan sekarang dan dapat menimbulkan interaksi dengan obat
anastesi. i4ayat anastesi : operasi sebelumnya. i4ayat kebiasaan sehari-hari
yang dapat mempengaruhi tndakan anestesi seperti merokok, alkohol, dll.
i4ayat keluarga yang menderita kelainan.
. 2emeriksaan Bisik
2emeriksaan keadaan gigi-geligi, tindakan buka mulut, lidah relai besar
sangat penting untuk diketahui apakah akan menyulitkan tindakan laringoskopi
intubasi. 1eher pendek dan kaku uga akan menyulitkan laringoskopi intubasi.
2emeriksaan rutin lain secara sistematik tentang keadaan umum tentu tidak
boleh dile4atkan seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua sitem
organ. Sistem organ yang harus diperiksa meliputi9
Creath (C$)9 alan napas, pola napas, suara napas, suara napas tambahan.
Clood (C) 9 +, 0, perusi, suara antung, suara tambahan, kelainan anatomis
dan ungsi antung.
Crain (C) 9 D;S, ri4ayat stroke, kelainan sara pusat:perier lainny.
Cladder (C&) 9 DDA, DD*, produksi urine.
12
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
8/26
Co4el (C=) 9 makan 8 minum terakhir, bising usus, gangguan peristaltik,
gangguan lambung, gangguan metabolik, massa, kehamilan.
Cone 9 2atah tulang, kelainan postur tubuh, kelainan neuromuskuler.
. 2emeriksaan 1aboratorium
*D terutama pasien berumur lebih dari &5 tahun), Bungsi ginal,
ungsi li!er, dll.
b. *husus, dilakukan bila terdapat ri4ayat atau indikasi9
o >lektrokardiograi pada anak
o Spirometri atau bronkospirometri pada pasien tumor paru
o Bungsi hati pada pasien ikterus
o Bungi ginal pada pasien hipertensi
2embedahan elekti boleh ditunda tanpa bats 4aktu untuk menyiapkan agar
pasien dalam keadaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan yang tidak
perlu harus dihindari.
2.1.4 Perencanaan Anestesi
encana anestesi meliputi hal-hal 9
$. 2remedikasi
. Eenis anestesi 9 umum : anestesi lokal
13
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
9/26
. 2era4atan selama anestesi 9 pemberian oksigen dan sedasi
&. 2engaturan intra : durante operasi meliputi monitoring, keracunan,
pengaturan cairan, dan penggunaan teknik khusus
=. 2engaturan pasca operasi meliputi pengendalian nyeri dan pera4atan
intensi.
2.1.5 Preedikasi
2remedikasi adalah pemberian obat $- am sebelum induksi anestesi
dengan tuuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anetesi
diantaranya9 ;ara pemberian 9 $. 2er oral --F $ - am . 2arenteral I3 5 - /5
menit . 2arenteral I detik &. 2er rectal $= - 5 menit =. Intra nasal menit
+uuan armakologi utama pre medikasi 9
$. 3engurangi anGiety
. Sedasi
. Analgesia
&. Amnesia
=. >ek antisialogogue ? mengurangi sekresi di rongga mulut dan alan naas
/. 3eningkatkan p# cairan lambung
H. 3engurangi !olume cairan lambung
'. 3encegah reaksi alergi
+uuan sekunder armakologi premedikasi9
$. 3engurangi akti!itas !agal antung
. 3emperlancar induksi anestesia
. 3engurangi kebutuhan obat anestetik
14
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
10/26
&. Analgesia pasca anestesia
=. 3encegah mual dan muntah
Secara umum9
$. 3eredakan kecemasan dan ketakutan
. 3emperlancar induksi anestesi. 3egurangi sekresi kelenar ludah dan bronkus
&. 3eminimalkan umlah obat anestesi
=. 3engurangi mual muntah pasca bedah/. 3enciptakan amnesia
H. 3engurangi isi cairan lambung
'. 3engurangi relek yang membahayakan
Dolongan obat untuk premedikasi
$. Sedati (barbiturat, ben6odia6epin, butiroeran)
. Analgetiknarkotik (morin, petidin, entanil)
. Anticholinergik
&. Antiemetik (droperidol, metoklopramid, ondansetron)
=. 1ain-lain (klonidin, antasid, #-antagonis)
2.1.! K"plikasi Anestesi
*omplikasi anestesi dapat segera timbul pada 4aktu a4al pembedahan, pada
saat pembedahan dan pada saat akhir pembedahan, secara umum komplikasi
anestesi yang sering diumpai adalah9
$. *erusakan Bisik
*erusakan isik yang dapat teradi sebagai komplikasi anestesi antara lain9
pembuluh darah, intubasi, dan sara superisialis.
15
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
11/26
a. 2embuluh 7arah
*esalahan teknik dalam !enapunksi dapat menyebabkan memar,
eksa!asasi obat yang dapat menyebabkan ulserasi kulit di atasnya, ineksi
lokal, trombolebitis serta kerusakan struktur berdekatan, terutama arteri dan
sara.
b.Intubasi
*erusakan sering teradi pada bibir dan gusi akibat intubasi trachea
oleh orang yang tidak berpengalaman. *erusakan gigi geligi akan teradi lebih
serius ika disertai kemungkinan inhalasi ragmen yang diikuti oleh abses
paru. Eika dibiarkan tidak terdeteksi, intubasi nasotrachea dapat menyebabkan
epistaksis yang tak menyenangkan dan kadang8kadang sonde dapat
membentuk saluran di ba4ah mukosa hidung, intubasi hidung sering
memraktura concha. *erusakan pada struktur tonsila dan larynG (terutama
pita suara) untungnya sering teradi, tetapi penanganan mulut posterior
struktur yang kasar menyokong sakit tenggorokan pasca bedah.
. 2ernapasan
*omplikasi pernapasan yang mungkin timbul termasuk hipoksemia yang
tidak terdeteksi, atelektasis, bronkhitis, bronkhopneumonia, pneumonia lobaris,
kongesti pulmonal hipostatik, plurisi, dan superineksi. Dagal pernapasan
terutama merupakan enomena pasca bedah, biasanya karena kombinasi keadian.
*elamahan otot setelah pemulihan dari relaksan yang tidak adekuat, depresi
sentral dengan opioid dan 6at anestesi, hambatan batuk dan !entilasi al!eolus
16
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
12/26
yang tak adekuat sekunder terhadap nyeri luka bergabung untuk menimbulkan
gagal pernapasan restrikti dengan retensi ; serta kemudian narcosis ;,
terutama ika 2 dipertahankan dengan pemberian oksigen.
. #ipoksia
*eadaan seperti ini dapat teradi pada semua titik mulai dari sumber
penyediaan oksigen, mesin anestesi, saluran pernapasan atas dan ba4ah, paru8
paru, pembuluh darah utama sampai kapiler, dan akhirnya sampai kepada
pemindahan oksigen ke dan dalam sel. Sebagian sel akan pulih dari hipoksia atau
bahkan anoksia yang berlangsung dalam beberapa menit, tetapi pada otak akan
teradi kerusakan yang irre!ersibel setelah &8/ menit kekurangan oksigen,
demikian uga yang teradi ika antung berhenti dengan eekti (henti antung)
2.2 #edera kepala
2.2.1 Definisi
;edera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang teradi baik
secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada
gangguan ungsi neurologis, ungsi isik, kogniti, psikososial, yang dapat
bersiat temporer ataupun permanent. 3enurut Crain Inury Assosiation o
17
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
13/26
America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat
kongenital ataupun degenerati, tetapi disebabkan oleh serangan : benturan isik
dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran, sehingga
menimbulkan kerusakankemampuan kogniti dan ungsi isik.
2.2.2 Anat"i
$. +engkorak
+ulang tengkorak merupakan struktur tulang yang menutupi dan
melindungi otak, terdiri dari tulang kranium dan tulang muka. +ulang
kranium terdiri dari lapisan 9lapisan luar, etmoid dan lapisan dalam.
1apisan luar dan dalam merupakan struktur yang kuat sedangkan etmoid
merupakan struktur yang menyerupai busa. 1apisan dalam membentuk
rongga:fosa@ fosa anterior didalamnya terdapat lobus rontalis, fosa
tengah berisi lobus temporalis, parientalis, oksipitalis, fosa posterior
berisi otak tengah dan sereblum.
. 3eningen
tak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang
melindungi syruktur sara yang halus itu, memba4a pembulu darah dan
dengan sekresi seenis cairan, yaitu9 cairan serebrospinal yang
memperkecil benturan atau goncangan. Selaput meningen menutupi
terdiri dari lapisan yaitu:
18
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
14/26
a. 7ura mater
7ura mater secara kon!ensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
endosteal dan lapisan meningeal. 7ura mater merupakan selaput yang
keras, terdiri atas aringan ikat ibrisa yang melekat erat pada permukaan
dalam dari kranium. *arena tidak melekat pada selaput arachnoid di
ba4ahnya, maka terdapat suatu ruang potensial ruang subdural yang
terletak antara dura mater dan arachnoid, dimana sering diumpai
perdarahan subdural. 2ada cedera otak, pembuluh pembuluh !ena yang
beralan pada permukaan otak menuu sinus sagitalis superior di garis
tengah atau disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan dan
menyebabkan perdarahan subdural. Sinus sagitalis superior
mengalirkan darah !ena ke sinus transversus dan sinus sigmoideus.
Laserasi dari sinus-sinus ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat .
Hematoma subdural yang besar, yang menyebabkan geala-geala
neurologis biasanya dikeluarkan melalui pembedahan. 2etunuk
dilakukannya pengaliran perdarahan ini adalah9 $) sakit kepala yang
menetap ) rasa mengantuk yang hilang-timbul ) linglung &)
perubahan ingatan =) kelumpuhan ringan pada sisi tubuh yang
berla4anan.
Arteri-arteri meningea terletak antara dura mater dan permukaan
dalam dari kranium ruang epidural. Adanya raktur dari tulang kepala
dapat menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini dan menyebabkan
perdarahan epidural. Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri
19
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
15/26
meningea media yang terletak pada osa media fosa temporalis.
Hematoma epidural diatasi sesegera mungkin dengan membuat lubang
di dalam tulang tengkorak untuk mengalirkan kelebihan darah, uga
dilakukan pencarian dan penyumbatan sumber perdarahan.
b. Selaput Arahnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus
pandang. Selaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan
dura mater sebelah luar yang meliputi otak. Selaput ini dipisahkan dari
dura mater oleh ruang potensial, disebutspatium subdural dan daripia
mater olehspatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis
. 2erdarahansub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.
c. 2ia mater Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater
adalah membrana !askular yang dengan erat membungkus otak,
meliputigyri dan masuk kedalamsulci yang paling dalam. 3embrana
ini membungkus sara otak dan menyatu dengan epineuriumnya. Arteri-
arteri yang masuk kedalam substansi otak uga diliputi olehpia mater.
3 takA ;erebellum
Serebrum atau otak besar terdiri dari dari bagian, hemiser serebri
kanan dan kiri. Setiap henispher dibagi dalam & lobus yang terdiri dari
lobus rontal, oksipital, temporal dan pariental. Yang masing-masing
lobus memiliki ungsi yang berbeda, yaitu9
a. 1obus rontalis
Lobus frontalispada korteks serebri terutama mengendalikan keahlian
motorik misalnya menulis, memainkan alat musik atau mengikat tali
20
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
16/26
sepatu.Lobus frontalisuga mengatur ekspresi 4aah dan isyarat tangan.
daerah tertentu pada lobus frontalisbertanggung a4ab terhadap akti!itas
motorik tertentu pada sisi tubuh yang berla4anan. >ek perilaku dari
kerusakan lobus rontalis ber!ariasi, tergantung kepada ukuran dan lokasi
kerusakan isik yang teradi. *erusakan yang kecil, ika hanya mengenai
satu sisi otak, biasanya tidak menyebabkan perubahan perilaku yang
nyata, meskipun kadang menyebabkan keang. *erusakan luas yang
mengarah ke bagian belakang lobus frontalis bisa menyebabkan apati,
ceroboh, lalai dan kadang inkontinensia.
b. 1obus parietalis
Lobus parietalis pada korteks serebri menggabungkan kesan dari
bentuk, tekstur dan berat badan ke dalam persepsi umum. Seumlah kecil
kemampuan matematikan dan bahasa berasal dari daerah ini. Lobus
parietalis uga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya
dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya. *erusakan kecil di bagian
depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang
berla4anan. *erusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk melakukan serangkaian pekeraan keadaan ini disebut
ataksia dan untuk menentukan arah kiri-kanan. *erusakan yang luas bisa
mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya
atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan
bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik misalnya, bentuk kubus
atau am dinding.
21
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
17/26
c. 1obus temporalis
Lobus temporalis mengolah keadian yang baru saa teradi menadi
dan mengingatnya sebagai memori angka panang. Lobus temporalis
uga memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan
mengingatnya kembali serta menghasilkan alur emosional. *erusakan
pada lobus temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan
akan suara dan bentuk. *erusakan pada lobus temporalis sebelah kiri
menyebabkan gangguan pemahaman bahasa yang berasal dari luar
maupun dari dalam dan menghambat penderita dalam mengekspresikan
bahasanya. 2enderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang
nondominan, akan mengalami perubahan kepribadian seperti tidak suka
bercanda, tingkat keanatikan agama yang tidak biasa, obsesi dan
kehilangan gairah seksual.
d. 1obus ksipital
*erusakan pada lobus ini otomatis akan kehilangan ungsi dari lobus
itu sendiri yaitu penglihatan.
C. ;ereblum
+erdapat dibagian belakang kranium menepati fosa serebri posterior
diba4ah lapisan durameter. !ereblum mempunyai aski yaitu@
merangsang dan menghambat serta mempunyai tanggunag a4ab yang
luas terhadap koordinasi dan gerakan halus. 7itambah mengontrol
gerakan yang benar, keseimbangan posisi dan mengintegrasikan input
sensori.
;. Crainstem
22
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
18/26
Catang otak terdiri dari otak tengah,pons dan medula oblomata. tak
tengah midbrain" ensefalon menghubungkanpons dansereblum dengan
hemisfer sereblum. Cagian ini berisi alur sensorik dan motorik, sebagai
pusat relek pendengaran dan penglihatan. Pons terletak didepan
sereblum antara otak tengah dan medula, serta merupakan embatan
antara bagian sereblum dan uga antara medulladenganserebrum.Pons
berisi arak sensorik dan motorik. #edulaoblomata membentuk bagian
inferior dari batang otak, terdapat pusatpusat otonom yang mengatur
ungsi-ungsi !ital seperti pernaasan, rekuensi antung, pusat muntah,
tonus vasomotor, relek batuk dan bersin.
2.2.3 Pat"fisi"l"$i #edera Kepala
2ada cedera kepala, kerusakan otak dapat teradi dalam dua tahap yaitu
cedera primer dan cedera sekunder.;edera primer merupakan cedera pada kepala
sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan benturan
langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh prosesak selarasi
deselarasi gerakan kepala. 7alam mekanisme cedera kepala dapat teradi
peristi4a coup dan contrecoup. ;edera primer yang diakibatkan oleh adanya
benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup. 2ada
daerah yang berla4anan dengan tempat benturan akan teradi lesi yang disebut
contrecoup.
Akselarasi-deselarasi teradi karena kepala bergerak dan berhenti secara
mendadak dan kasar saat teradi trauma. 2erbedaan densitas antara tulang
tengkorak (substansi solid)dan otak (substansi semisolid) menyebabkan
23
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
19/26
tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialnya. Cergeraknya isi
dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada
tempat yang berla4anan dari benturan (contrecoup).
;edera sekunder merupakan cedera yang teradi akibat berbagai
proses patologis yang timbul sebagai tahap lanutan dari kerusakan otak primer,
berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanutan, iskemia,
peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimia4i.
2.2.4 Klasifikasi #edera Kepala
;edera kepala diklasiikasikan dalam berbagai aspek. Secara praktis
dikenal deskripsi klasiikasi yaitu berdasarkan mekanisme, beratnya cedera
kepala, dan morologinya.
a) 3ekanisme cedera kepala Cerdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi
atas cedera kepala tumpul dan cedera kepala tembus. ;edera kepala tumpul
biasanya berkaitan dengan kecelakaan mobil atau motor, atuh atau terkena
pukulan benda tumpul.Sedang cedera kepala tembus disebabkan oleh peluru
atau tusukan.b) Ceratnya cedera ;edera kepala diklasiikasikan berdasarkan nilai Dlasgo4
;oma Scale adalah sebagai berikut 9
$. 0ilai D;S sama atau kurang dari ' dideenisikan sebagai cedera kepala
berat.
24
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
20/26
. ;edera kepala sedang memiliki nilai D;S %-$. ;edera kepala ringan dengan nilai D;S $&-$=.
c) 3orologi cedera
Secara morologis cedera kepala dapat dibagi atas raktur cranium dan
lesi intrakranial.
$. Braktur cranium
Braktur cranim dapat teradi pada atap atau dasar tengkorak, dan
dapat berbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau
tertutup.Braktur dasar tengkorak biasanya memerlukan pemeriksaan ;+
Scan dengan dengan teknik bone 4indo4 untuk memperelas garis
rakturnya.
Adanya tanda-tanda klinis raktur dasar tengkorak menadikan
petunuk kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rinci.tanda-tanda
tersebut antara lain ekimosis periorbital (raccoon eye sign), ekimosis
retroauikular (battle sign), kebocoran ;SS(hinorrhea, otorrhea) dan
paresis ner!usasialis. Braktur cranium terbuka atau komplikata
mengakibatkan adanya hubungan antara laserasi kulit kepala dan
permukaan otak karena robeknya selaput duramater. *eadaan ini
membutuhkan tindakan dengan segera. Adanya raktur tengkorak
merupakan petunuk bah4a benturan yang teradi cukup berat sehingga
mengakibatkan retaknya tulang tengkorak. Brekuensi raktura tengkorak
ber!ariasi, lebih banyak raktura ditemukan bila penelitian dilakukan pada
populasi yang lebih banyak mempunyai cedera berat. Braktura kal!aria
linear mempertinggi risiko hematoma intrakranial sebesar &55 kali pada
25
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
21/26
pasien yang sadar dan 5kali pada pasien yang tidak sadar. Braktura
kal!aria linear mempertinggi risiko hematoma intrakranial sebesar &55 kali
pada pasien yang sadar dan 5 kali pada pasien yang tidak sadar.
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
22/26
syarat, 2ada kecurigaan adanya raktur depresi maka dilakukan oto polos
posisi A2:lateraldan obliue.
b) ;+-Scan (dengan atau tanpa kontras)
Indikasi ;+ Scan adalah 9
$. 0yeri kepala menetap atau muntah J muntah yang tidak menghilang
setelah pemberian obatJobatan analgesia:anti muntah.. Adanya keang J keang, enis keang okal lebih bermakna terdapat
lesi intrakranial dibandingkan dengan keang general.. 2enurunan D;S lebih $ point dimana aktor J aktor ekstracranial
telah disingkirkan (karena penurunan D;S dapat teradi karena misal
teradi shock, ebris, dll).
&. Adanya lateralisasi.
=. Adanya raktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal
raktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese:plegi kanan.
/. 1uka tembus akibat benda taam dan peluru.H. 2era4atan selama hari tidak ada perubahan yang membaik dari D;S.
'. Cradikardia (7enyut nadi kurang /5 K : menit).mengidentiikasi
luasnya lesi, perdarahan, determinan !entrikuler, dan perubahan
aringan otak. ;atatan 9 >D9 7apat melihat perkembangan gelombang yang patologis
27
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
23/26
) K-ay9 3endeteksi perubahan struktur tulang (raktur), perubahan
struktur garis(perdarahan:edema), ragmen tulang.
k) *adar >lektrolit 9 kimosis periorbital
b. hinoreac. toread. #emotimpani
e. CattleMs sign
2enilaian terhadap Boto ronsen meliputi 9
28
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
24/26
a. Bractur linear:depresi
b. 2osisi kelenar pineal yang biasanya digaris tengah
c. Catas udara 8 air pada sinus-sinus
d. 2neumosealus
e. Bractur tulang 4aah
. Cenda asing
2emeriksaan laboratorium 9
a. 7arah rutin tidak perlu
b. *adar alkohol dalam darah, 6at toksik dalam urine untuk diagnostik :
medikolagel
+herapy 9
a. bat anti nyeri non narkotikb. +oksoid pada luka terbuka
2enderita dapat diobser!asi selama $ 8 & am di umah Sakit
. ;edera kepala sedang ( D;S ? % $ )
2ada $5 L kasus 9
3asih mampu menuruti perintah sederhana
+ampak bingung atau mengantuk
7apat disertai deisit neurologis okal seperti hemi paresis
2ada $5 8 5 L kasus 9
3engalami perburukan dan atuh dalam koma
#arus diperlakukan sebagai penderita ;*. Cerat.
29
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
25/26
+indakan di
-
7/25/2019 BAB 2 Anestesi Demdem
26/26
Apabila penanganan pasien yang mengalami cedera kepala sudah mendapat
terapi yang agresi, terutama pada anak-anak biasanya memiliki daya pemulihan
yang baik. 2enderita yang berusia lanut biasanya mempunyai kemungkinan yang
lebih rendah untuk pemulihan dari cedera kepala. Selain itu lokasi teradinya lesi
pada bagian kepala pada saat trauma uga sangat mempengaruhi kondisi
kedepannya bagi penderita.
top related