bab 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/be.docx · web viewbab 1 pendahuluan....
Post on 06-Oct-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Strategi Pelindo I Dalam Mengembangkan Pelabuhan Kijang Sebagai Pelabuhan Ekspor dan Impor di Kawasan FTZ Bintan
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan
Mata Kuliah Blue Ekonomi (SF1287)
OLEH:
NAMA : Titi Ramadanti NIM : I60564201003
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG
2019
1
ABSTRAK
Sebagai jalur tempat keluar masuknya kapal, pelabuhan memiliki sebuah
peran yang cukup penting dalam proses pendistribusian barang. Maka dari itu,
pelabuhan harus mempunyai fasilitas yang lengkap. Memiliki pelabuhan khusus
jalur ekspor dan impor tentu saja merupakan sebuah impian bagi setiap daerah,
khususnya di Indonesia. Di Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Bintan yang
merupakan sebuah kawasan FTZ akan mewujudkan sebuah pelabuhan yang
berskala internasional, yakni pelabuhan ekspor dan impor. Pelabuhan tersebut
bernama Pelabuhan Kijang, yang terletak di Kijang, Bintan, Kepulauan Riau. Hal
ini dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan berdekatan dengan dua negara
yang maju dan berkembang, yaitu Singapore dan Malaysia. Dengan dibangunnya
pelabuhan ini diharapkan dapat menunjang perekonomian bagi Kepulauan Riau
agar dapat bersaing dengan sejumlah daerah di Indonesia serta bersaing pada
pasar Internasional. Maka dari itu PT Pelindo I sebagai pihak yang bertanggung
jawab demi kelancaran pembangunan ini perlu menemukan sebuah cara maupun
strategi yang bagus dan tepat agar pembangunan ini dapat terwujud tanpa kendala
apapun.
2
DAFTAR ISI
ContentsBAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................9
2.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................9
2.2 Kerangka Teori................................................................................................9
2.3 Kerangka Pemikiran......................................................................................14
2.4 Definisi Konsep Kualitatif.............................................................................14
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................15
3.1 Pendekatan Penelitian.........................................................................................15
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian...............................................................................15
3.3 Fokus Penelitian...................................................................................................16
3.4 Sumber Data.........................................................................................................16
3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................16
3.6 Informan...............................................................................................................16
3.7 Teknik Analisa Data............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan perahu
dapat merapat atau bertambat untuk dapat melakukan bongkar muat barang,
menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lainnnya. Dengan berkembangnya
kehidupan sosial dan ekonomi penduduk satu daerah atau negara maka kebutuhan
akan sandang, pangan dan fasilitas hidup lainnya meningkat. Hasil produksi suatu
daerah baik yang berupa hasil bumi maupun industri semakin banyak sehingga
pemindahan dan pemasaran barang dan ke daerah lain. Dengan demikian
diperlukan sarana dan prasana pengangkutan yang lebih memadai. Kapal yang
semula sederhana dan kecil sesuai dengan berkembangnya teknologi meningkat
menjadi kapal-kapal besar dan teknologi lebih canggih. Bahkan kemudian
berkembang kapal-kapal khusus yang disesuaikan dengan barang yang diangkut,
seperti kapal umum (general cargo ship), kapal barang curah, kapal tanker, kapal
peti kemas, kapal pengangkut gas alam cair (LNG tanker), kapal penumpang,
kapal feri, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang, dan lain sebagainya. Sejalan
dengan itu pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga berkembang.
Pelabuhan tidak lagi harus berada di daerah terlindung secara alami. Untuk
mendapatkan perairan yang luas dan dalam, dengan membuat pemecah
gelombanguntuk melindungi daerah perairan. Tipe pelabuhan juga disesuaikan
dengan kapal-kapal yang meggunakannya, sehingga ada pelabuhan barang,
pelabuhan minyak, pelabuhan ikan dan sebagainya. Daerah pelabuhan harus
cukup luas yang menyediakan berbagai fasilitas untuk bongkar muat barang dan
menaik turunkan barang.
Menurut Sasono (2012:1) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan
dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan, serta sebagai tempat transportasi. Pelabuhan (port) adalah daerah
perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas
4
terminal laut, meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat, untuk
membongkar barang, kran-kran (crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat- tempat penyimpanan di mana kapal membongkar
muatannya, dan gudang-gudang di mana barang dapa disimpan dalam waktu yang
lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
Pelabuhan adalah juga merupakan pintu suatu negara bagi keluar-masuknya
berbagai arus, yakni arus barang ekspor impor dan interisuler, arus penumpang
ke/dari luar negeri dank e/dari antarpulau, arus kapal baik kapal bendera nasional
maupun kapal bendera asing; arus dokumen komoditas yang melindungi barang
ekspor impor, arus dokumen kapal yang melindungi kapal asing maupun kapal
domestic; arus uang baik mata uang asing maupun mata uang nasional.
Berdasarkan SK Menteri Hubungan RI No. KM 25/2002 dan KM 35/2007
(Sasono, 2012:1) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari dari daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan untuk kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan, serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Secara ringkas
pelabuhan dapat didefinisikn sebagai suatu tempat persinggahan kapal-kapal, baik
berlabuh jangkar maupun ditambatkan, untuk tujuan berbagai keperluan dalam
rangka menunjang kelancaran arus lalu lintas kapal, penumpang, dan barang yang
aman dan tertib.
Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000 pulau dan
wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui
katulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubung antar
pulau , pemberdayaan sumberdaya kelautan, penjagaan wilayah laut, penelitian
kelautan dan dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayaran terpenting adalah
pelayaran niaga, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran local, pelayaran pantai
dan pelayaran samudra. Pada pelayaran local, pelayaran hanya bergerak dalam
batas daerah tertentu di dalam suatu propinsi di Indonesia, atau dalam dua
propinsi yang berbatasan.
5
Sehubungan dengan jenis pelayaran niaga, maka pelabuhan sebagai prasarana
pelabuhan angkutan laut juga disesuaikan. Ditinjau dari fungsinya dalam
perdangangan nasional dan international pelabuhan dibedakan menjadi dua
macam yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabuhan laut bebas dimasuki
oleh kapal-kapal asing. Pelabuhan ini banyak dikunjungi oleh oleh kapal-kapal
samudra dengan ukuran yang besar. Pelabuhan laut juga sering disebut pelabuhan
samudra. Pelabuhan pantai hanya digunakan untuk perdangan dalam negri
sehingga tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal asing, kecuali dengan ijin.
Berdasarkan kegiatan perdagangan yang dilakukan keluar negeri, pelabuhan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu pelabuhan ekspor dan pelabuhan impor. Pelabuhan
Ekspor adalah pelabuhan yang melayani penjualan barang-barang ke luar negeri.
Dalam hal ini pelabuhan ekspor berperan sebagai pemasok barang untuk luar
negeri, artinya seluruh barang dari dalam negeri yang ingin dikirimkan ke luar
negeri (Negara tujuan) akan dikirim melalui jalur ini. Sedangkan Pelabuhan impor
adalah pelabuhan yang melayani penjualan barang-barang dari luar negeri. Dalam
hal ini barang-barang yang di impor dari luar negeri akan melalui jalur ini.
Gambar pelabuhan kijang (sumber: http://bumn.go.id)
Pelabuhan Kijang yang dikelola Pelindo 1 Cabang Tanjung Pinang,
Kepulauan Riau (Kepri) bakal dijadikan terminal peti kemas pertama di Kepri
karena Pelabuhan Kijang adalah Main Portnya (pelabuhan utama) Provinsi Kepri.
6
"Paling lambat tahun depan pelabuhan yang saat ini sudah melakukan aktivitas
bongkar muat 1.200 teus per bulan sudah mampu menampung kapal-kapal peti
kemas berukuran besar karena kapasitas lapangan penumpukan peti kemas
(container yard/CY) di Pelabuhan Kijang yang saat ini berkisar 3.000 meter per
segi akan dikembangkan menjadi 6.000 meter per segi," kata General Manager
(GM) Pelindo 1 Cabang Tanjung Pinang I Wayan Irawan kepada Medan Bisnis
yang berkunjung ke pelabuhan itu akhir Juni lalu (sumber:
http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-
Utama-Kepri).
Mulai Tahun 2017 Pelindo 1 akan menambah dermaga yang ada sekarang
yakni 240 meter sepanjang 80 meter plus fix crane. Apalagi saat ini di Tanjung
Pinang sudah beroperasi Tanjung Pinang Mall dan Matahari Store yang
membutuhkan barang dari Jakarta (sumber: http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-
Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-Utama-Kepri). Pelabuhan Batu Enam di
Tanjung Pinang yang selama ini dibiarkan akan dihidupkan kembali guna
menopang Pelabuhan Kijang untuk meneruskan barang kebutuhan pokok warga
ke pelabuhan-pelabuhan kecil Kepri. Jika Pelabuhan Kijang dikembangkan dan
dilengkapi dengan peralatan bongkar muat bekas saja dari terminal peti kemas
Belawan, volume bongkar muat di pelabuhan itu akan meningkat tajam. Karena
pasokan barang impor dari Singapura dan Malaysia sangat potensial termasuk
ekspor. Malaysia lebih dekat ke Tanjung Pinang.
Pada saat ini pelabuhan Kijang masih memerlukan beberapa perlengkapan
guna memaksimalkan pendistribusian barang seperti contohnya ficed crane yang
digunakan untuk mengangkat/memindahkan kontainer agar lebih cepat dan
praktis. Aktivitas-aktivitas yang terjadi di pelabuhan ini masih terbilang aman
terkendali. Strategi pengembangan terminal pelabuhan barang PT Pelabuhan
Indonesia I ditujukan untuk mendukung pertumbuhan industri sekitar.
7
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatlah
dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut : “ Bagaimana Strategi Pelindo
I Dalam Mengembangkan Pelabuhan Kijang Sebagai Pelabuhan Ekspor dan
Impor di Kawasan FTZ Bintan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan fokus
yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui strategi yang dijalankan Pelindo I dalam
mengembangkan pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan impor di
kawasan FTZ Bintan
2. Untuk mengetahui langkah apa saja sudah dijalankan Pelindo I dalam
mengembangkan pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan impor di
kawasan FTZ Bintan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan akan menambah pemikiran bagi PT Pelindo I
mengenai strategi yang tepat dalam mengembangkan pelabuhan Kijang
sebagai pelabuhan ekspor dan impor di kawasan FTZ Bintan.
2. Agar mengetahui strategi apa saja yang akan dilakukan PT Pelindo I
dalam mengembangkan Pelebuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan
impor di kawasan FTZ BINTAN.
8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Pustaka
Ilmu Hubungan Internasional (HI) dikenal dengan beragamnya pendekatan
teoritis yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan/atau memahami fenomena
internasional. Teori-teori HI, baik yang muncul dari kajian HI itu sendiri ataupun
yang dipinjam dari disiplin ilmu yang lain, terkelompokkan ke dalam paradigma
atau perspektif.
Menurut Olivia (2013:900) Ada dua kelompok teori HI yang melihat bahwa
perilaku aktor dipengaruhi oleh sistem internasional. Pertama adalah neo-realis
atau realis struktural. Bagi kelompok neo-realis sifat dasar manusia bukanlah
penyebab persaingan antar negara dalam merebut power. Bentuk dari sistem
internasional-lah yang berpengaruh terhadap perilaku negara-negara. Sistem
internasional yang tanpa otoritas lebih tinggi (kondisi yang disebut sebagai anarki
internasional) berdampak pada perilaku negara.
2.2 Kerangka Teori
Ilmu hubungan internasional adalah satu disiplin ilmu yang relatif masih
baru. Pertumbuhannya sebagai disiplin ilmu tersendiri dimulai sejak akhir Perang
Dunia I (PD I), dan selanjutnya perkembangannya sangat pesat sejak akhir Perang
Dunia II (PD II) dengan munculnya kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika
Serikat dan Uni Soviet dalam pertarungan politik dunia (Saeri, 2012:1). Kajian
hubungan internasional menjadi sangat menarik perhatian masyarakat dunia
terutama negara-negara besar ketika itu karena pengalaman mereka sejak sebelum
PD II hingga berakhirnya peranag tersebut menyisakan beberapa pertanyaan
mendasar bagi mereka. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu adalah bagaimana
mereka menentukan kebijakan kedepan terutama dalam menghadapi pola
perimbangan kekuatan dunia? Apa dasar utama bagi mereka menentukan
kebijakan terhadap negara-negara lain? Bagaimana menentukan dasar kebijakan
tersebut?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul pemikiran tentang
perlunya mengkaji secara sungguh-sungguh tentang berbagai faktor yang dapat
digunakan oleh negara sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan dalam
9
mengahadapi perkembangan dunia yang begitu cepat berubah. Pemerintah
Amerika Serikat disinyalir merupakan pihak yang pertama mendorong kajian-
kajian hubungan internasional secara lebih mendalam dan khusus terutama untuk
keperluan pemerintah Amerika sendiri. Sejak saat itu kajian-kajian hubungan
internasional dikaji didalam departemen atau jurusan tersendiri dibawah payung
bidang politik atau fakultas ilmu politik. Hal ini berbeda dengan perkembangan
sebelumnya, masalah hubungan internasional hanya dikaji dalam bentuk mata
kuliah yang terpisah-pisah di berbagai fakultas atau jurusan. Perkembangan
terakhir ini telah menampilkan kajian hubungan internasional secara lebih terpusat
dan menyeluruh. Satu hal yang sangat menarik adalah perkembangan kajian
hubungan internasional ini diiringi pula dengan perdebatan-perdebatan yang
mendasar terhadap dua hal yang berkaitan satu sama lain, yaitu perdebatan
tentang apakah ilmu hubungan internasional merupakan disiplin ilmu tersendiri
atau tidak, dan kedua perdebatan tentang paradigma yang mendasari
perkembangan teori dalam kajian hubungan internasional. Hal lain yang menarik
dalam perdebatan kedua ini adalah munculnya paradigma-paradigma utama dalam
kajian hubungan internasional yang satu sama lain saling bertentangan.
Paradigma-paradigma utama tersebut antara lain adalah idealime, realisme,
behavioralisme, dan strukturalisme yang muncul sejak tahun 1940-an hingga
tahun 1980-an. Pada era 1990-an hingga 2000-an muncul pula paradigma-
paradigma baru seperti pluralisme dan feminisme, yang semua itu menambah
khazanah kekayaan paradigma dan teori dalam kajian hubungan internasional.
Ada dua kenyataan yang dihadapi dalam memahami hubungan internasional
(Saeri, 2012:3) Pertama, bahwa masyarakat internasional adalah sangat berbeda
dengan masyarakat nasional. Masyarakat internasional terdiri dari aktor-aktor
yang memiliki kedaulatan sendiri atau berada dibawah kedaulatan yang berbeda,
karena itu tidak tunduk pada satu kekuatan politik dan hukum yang terpusat.
Untuk memahami interaksi diantara mereka memerlukan pemahaman yang
menyeluruh baik dari aspek politik maupun sejarahnya. Kedua, ilmu hubungan
internasional memerlukan pendekatan dan alat (metoda) tersendiri yang berbeda
dengan pendekatan atau cara pandang kajian politik umumnya. Kedua kenyataan
10
ini berhadapan dengan kenyataan lainnya yaitu peperangan antar bangsa-bangsa
Eropa disatu sisi dan keinginan orang untuk hidup damai telah mendorong para
ilmuwan ketika itu untuk mengajukan pemikiran teoritik di bidang hubungan
internasional. Pemikiran yang diajukan adalah hubungan internasional tidak boleh
lagi dipandang sebagai disiplin ilmu yang terpisah, melainkan disiplin yang
memiliki cara pandang atau pendekatan khusus yang mampu menterjemahkan dan
memahami dimensi empiriknya secara utuh. Tatanan politik internasional pada
akhir abad 19 itu juga cukup berpengaruh terhadap perkembangan kajian
hubungan internasional. Inggris sebagai sebagai kekuatan dominan ketika itu juga
mendominasi perkembangan pemikiran dalam bidang kajian ini. Pemikiran yang
muncul juga tidak terlepas dari cerminan kepentingan Inggris dalam menghadapi
tatanan dunia yang multi polar.
Asal mula studi Hubungan Internasional (HI) dapat ditelusuri jauh ke
belakang. Pada masa pra-modern, kajian-kajian yang dapat dimasukkan dalam
kategori studi HI berada dalam lingkup ilmu strategi militer (Hadiwinata, 2017:1).
Menurut Hobbes dan Niccolo (Hadiwinata, 2017:2) berdasarkan realisme klasik
menyatakan bahwa hakikat manusia pada dasarnya egoistic dan agresif. Realisme
kemudian dipakai sebagai perspektif utama teori HI karena mengemukakan
proporsi penting, antara lain: (1) Negara merupakan actor utama (jika bukan satu-
satunya actor) dalam hubungan internasional; (2) dalam melakukan hubungan
internasional, Negara menggunakan instrument politik luar negeri yang dituntun
oleh kepentingan nasional; (3) politik luar negeri dapat dibedakan dengan politik
dalam negeri dengan sangat jelas karena menyangkut dua peringkat analisa yang
berbeda; dan (4) hakikat hubungan antar Negara adalah perjuangan untuk
memperoleh kekuasaan.
Hadiwinata (2017:12) menjelaskan ilmu hubungan internasional yang
merupakan bagian dari ilmu social yang mempelajari tentang manusia dalam
konteks hubungan antar actor yang melintasi batas-batas Negara. Sebagai bagian
dari ilmu social, maka ilmu hubungan internasional dapat dikatakan merupakan
disiplin ilmu yang sangat dinamis. Karena studi ini membahas tentang dinamika
peristiwa internasional, maka dengan sendirinya focus kajian, metode, dan
11
teorinya pun berubah-ubah dengan cepat sesuai dengan perkembangan terbaru
peristiwa internasional.
Menurut Bull dalam (Dugis, 2016:6) mengemukakan bahwa teori hubungan
internasional biasa dipahami sebagai sekumpulan proposisi-proposisi umum yang
dikemukakan mengenai politik global/dunia (world politics). Proposisi tersebut
mencakup proposisi-proposisi normatif, yang menyatakan konsiderasi-konsiderasi
moral ataupun legal yang dapat diaplikasikan dan juga proposisi-proposisi positif
yang mendefenisikan atau menjelaskan karakter aktualnya. Teori hubungan
internasional meliputi teori-teori komprehensif yang mendeskripsikan atau
menentukan politik internasional secara keseluruhan, tetapi juga teori-teori
parsial yang hirau dengan beberapa elemen politik internasional semisal perang
atau damai, strategi atau diplomasi. Bull dalam (Dugis, 2016:6) selanjutnya juga
mengemukakan bahwa teori hubungan internasional juga meliputi teori tentang
masyarakat internasional atau sistem internasional yang membahas mengenai
hubungan berbagai unit (negara-negara, bangsa-bangsa, kelompok-kelompok
supranasional, transnasional dan subnasional) yang membentuk politik
global/dunia (world politics), termasuk juga teori mengenai unit-unit itu
sendiri. Teori hubungan internasiona meliputi juga teori-teori yang dikembangkan
secara sadar untuk meniru metode ilmu-ilmu alam, yang artinya menolak apa
saja yang tidak dapat dibuktikan secara logis, matematis atau tidak dapat
diverifikasi secara ketat melalui prosedur-prosedur empiris; dan juga tentu saja
teori-teori yang dikembangkan tanpa mengikuti persyaratan metodologis di
atas. Salah satu ciri mengedepan disiplin hubungan internasional ialah ruang
lingkupnya yang begitu luas sehingga mencakup begitu banyak aspek yang
dapat ditelaah. Namun demikian, tujuan utama studi hubungan internasional
ialah mempelajari perilaku internasional dari sejumlah aktor, baik aktor negara
maupun aktor non-negara, di dalam arena transaksi hubungan internasional.
Perilaku tersebut dapat berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan
aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan jenis-jenis interaksi lainnya.
Walaupun dalam kenyataannya aktor yang cenderung lebih berpengaruh dan
efektif adalah aktor negara sehingga perilaku internasional yang paling banyak
12
memperoleh perhatian para analis dan pemelajar hubungan internasional adalah
perilaku negara, tetapi perilaku aktor-aktor non-negara seharusnya juga perlu
mendapat perhatian. Dengan kata lain, ilmuwan hubungan internasional
harus mempelajari apa saja yang dapat dipakai untuk memahami perilaku-
perilaku aktor itu di dalam transaksi hubungan internasional. Menurut Deutsch
(Dugis, 2016:9) adalah salah satu ilmuwan hubungan internasional yang secara
eksplisit mengidentifikasi ruang lingkup studi hubungan internasional yang
membatasi lingkup wilayah studi ilmu hubungan internasional ke dalam sejumlah
pertanyaan mengenai duabelas masalah pokok. Pertama, bangsa dan dunia
(nation and world). Kedua, proses-proses transnasional dan interdependensi
internasional (transnational processes and international interdependence). Ketiga,
perang dan damai (war and peace). Keempat, kekuatan dan kelemahan (power
and weakness). Kelima, politik internasional dan masyarakat internasional
(international politics and international society). Keenam, kependudukan
versus pengan, sumber daya alam dan lingkungan hidup (world population
vs food, resources and environment). Ketujuh, kemakmuran dan
kemiskinan (prosperity and poverty). Kedelapan, kebebasan dan penindasan
(freedom dan oppression). Kesembilan, persepsi dan ilusi (perception and
illusion). Kesepuluh, aktivitas dan apati (activity and apathy). Kesebelas,
revolusi dan stabilitas (revolution dan stability). Keduabelas, identitas dan
transformasi (identity and transformation).
Ruang lingkup studi yang begitu luas dengan sendirinya menempatkan studi
hubungan internasional dengan banyak aspek sebagai muatan studi yang pada
gilirannya mengkondisikan situasi interaksi yang serba tidak terstruktur dan tidak
pula teratur. Hal demikian pada gilirannya ikut mempersulit upaya
mengklasifikasi yang kemudian juga berimplikasi terhadap sulitnya upaya
memahami dan mengerti fenomena dan pola-pola interaksi yang terjadi di
dalam hubungan internasional.
13
2.3 Kerangka Pemikiran
Sebagaimana diketahui bahwa pelabuhan Kijang yang akan dijadikan sebagai
tempat keluar masuknya barang-barang luar negeri maupun dalam negeri atau
yang dikenal sebagai pelabuhan ekspor-impor, maka Pelindo 1 yang notabennya
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu mempersiapkan segala keperluan demi
kelancaran dalam proses pembangunan ini. Pelindo harus memiliki strategi apik
guna mengembangkan pelabuhan Kijang menjadi Pelabuhan berskala
Internasional dengan menjadi pelabuhan ekspor-impor. Tentunya ini diharapkan
guna mempermudah mendistribusi barang dari luar negeri dan juga
mendistribusikan barang ke luar negeri yang tentu saja akan berdampak pada
meningkatnya perekonomian KEPRI.
2.4 Definisi Konsep Kualitatif
Menurut Anggito dan Setiawan (2018:7) penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
generalisasi.
14
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pada pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan atau
metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini, penulis sendiri yang
mengumpulkan data dan tidak diwakilkan atau didelegasikan. Itu berarti bahwa
peneliti terlibat langsung dengan peserta atau partisipan. Data yang diperoleh
dikumpulkan secara langsung. Pendekatan dilakukan terhadap mereka (partisipan)
yang memiliki kredibilitas dan kekayaan mengenai informasi. Metode kualitatif
akan menggunakan data yang diambil melalui wawancara, observasi lapangan,
atau dokumen yang ada. Menurut Yusuf (2014:44) Data kualitatif ini mencakup
antara lain:
1) Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan atau peristiwa maupun
fenomena tertentu, baik menyangkut manusianya maupun hubungannya
dengan manusia lainnya.
2) Pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman,
pandangannya, sikapnya, kepercayaan, serta jalan pikirannya.
3) Cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip, dan sejarahnya.
4) Deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang.
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian
A. Objek
Objek dalam penelitian kali ini ialah Pelabuhan. Dimana pelabuhan ini
nantinya akan dijadikan sebagai pelabuhan ekspor dan impor untuk kawasan FTZ
di Bintan, Kepulauan riau.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pelabuhan Kijang, Bintan. Tepatnya pada kantor
PT Pelindo I. Pelabuhan ini akan dijadikan sebagai pelabuhan ekspor-impor yang
diharapkan dapat mendongkrak perekonomian KEPRI khususnya kawasan Bintan.
Apalagi sudah banyak mall-mall megah yang berdiri disini, dengan terwujudnya
pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor-impor diharapkan dapat meringankan
15
biaya ekspor dari luar negeri, serta dapat mengekspor barang ke luar negeri,
sehingga dapat bersaing di pasar Internasional.
3.3 Fokus Penelitian
Dalam hal ini focus penelitian tertuju kepada:
1. Strategi yang akan digunakan dalam mengembangkan pelabuhan Kijang
sebagai pelabuhan ekspor dan impor.
2. Kinerja yang dilakukan PT Pelindo terhadap pembangunan pelabuhan
ekspor dan impor di Kijang, Bintan.
3.4 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari informan atau narasumber. Dalam metode
kualitatif sumber data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
A. Wawancara
Menurut Dwiastuti (2017:196) wawancara merupakan suatu metode
pengumpulan data primer yang menggunakan instrument kuesioner atau daftar
pertanyaan. Pada metode ini terjadi proses komunikasi secara langsung antara
enumerator atau interviewer (petugas yang melaksanakan wawancara atau
pewawancara) dengan responden (sumber data).
B. Observasi
Dwiastuti (2017:203), Observasi merupakan cara atau mekanisme
pengumpulan data melalui proses pencatatan dari hasil pengamatan terhadap
perilaku subyek (orang), obyek (benda), ataupun kejadian tertentu tanpa ada
kegiatan komunikasi dengan pihak yang diteliti (responden).
3.6 Informan
Informan dapat diartikan sebagai narasumber yang memberikan informasi
melalui metode wawancara. Informan disini tentunya adalah orang yang sudah
berpengalaman bekerja di PT Pelindo I ini dan juga telah memiliki banyak
informasi apa saja yang ada pada PT Pelindo I di Kijang, Bintan.
16
3.7 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data, Siyoto
dan Sodik (2015:120). Dalam menganalisis data mengenai PT Pelindo I, penulis
menggunakan analisis kualitatif. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data
berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan
dengan kejadian yang melingkupi sebuah objek penelitian.
17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Anggito, Albi. Setiawan, Johan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV Jejak
Dwiastuti, Rini. 2017. METODE PENELITIAN SOCIAL EKONOMI
PERTANIAN. Malang: UB PRESS
Dugis, Vinsensio. 2016. Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif
Klasik. Surabaya: Cakra Studi Global Strategis (CSGS)
Hadiwinata, Bob Sugeng. 2017. Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus
Utama, Alternatif, dan Reflektivis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Noor, Juliansyah. 2011. METODOLOGI PENELITIAN: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah. Jakarta: KENCANA
Sasono, Herman Budi. 2012. Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Siyoto, Sandu. Sodik, M.Ali. 2015. DASAR METODOLOGI PENELITIAN.
Yogyakarta: Literasi Media Publishing
Yusuf, A.Muri. 2014. METODOLOGI PENELITIAN: KUANTITATIF,
KUALITATIF, DAN PENELITIAN GABUNGAN. Jakarta: KENCANA
JURNAL:
Olivia, Yessi. 2013. Level Analisis Sistem dan Teori Hubungan Internasional.
Jurnal HI: Vol (896-914)
Saeri, M. 2012. Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan Paragdimatik.
Jurnal Transnasional: Vol (1-19)
SUMBER INTERNET:
http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-
Utama-Kepri
18
19
20
21
top related