auditing dan atestasi(sesi2).pptx

Post on 08-Feb-2016

17 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

AUDITING DAN ATESTASI

SESI-2

Disampaikan Oleh:

M. Jalu W. Aribowo

PPAk UNLAM-2012

AUDITING Auditing: Proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang suatu informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh orang yang KOMPETEN dan INDEPENDEN

KOMPETEN

Competency = Knowledge + Skill + Attitude

PROFESSIONAL A professional is a person who is paid

to undertake a specialised set of tasks and to complete them for a fee.

Seseorang yang profesional diharapkan memiliki perilaku yang lebih tinggi daripada anggota masyarakat lainnya.

ETHICS The words “ ethics ” and “ morals ” have

a number of meanings. Webster’ s Collegiate Dictionary gives four basic meanings of the word “ ethics: ” the discipline dealing with what is good and

bad and with moral duty and obligationa set of moral principles or valuesa theory or system of moral values the principles of conduct governing an

individual or group.

ETIKA PROFESI Etika profesi: merupakan aturan

atau kode etik yang mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat

ETHICAL DILEMMA Merupakan situasi di mana seseorang

dihadapkan pada keputusan yang harus dibuat mengenai perilaku yang sesuai.

Rasionalisasi perilaku tidak etis:Semua orang melakukannya Jika sesuatu itu legal maka etisKemungkinan ditemukannya perilaku tidak

etis dan konsekuensinya

WHY ETHICS kepercayaan masyarakat dituntut untuk menerapkan standar

mutu pelayanan yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaannya

Masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi ini.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA Tanggung Jawab Profesi; senantiasa

menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan

Kepentingan Publik (Umum); pelayanan kepada publik, menghormatikepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Integritas; bersikap jujur, dan terus terang, tetapi tidak dapat menerima kecurangan, dan harus mengikuti prinsip obyektivitas dan kehati-hatian profesional.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA Obyektivitas: bebas dari benturan

kepentingan, adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, dan tidak di bawah pengaruh pihak lain (netral).

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional; mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya

Kerahasiaan; menghormati kerahasiaan informasi tentang klien, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA Perilaku Profesional; berprilaku

konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Standar Teknis; sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan, sehingga setiap anggota dituntut untuk menerapkan prinsip integritas dan obyektivitas.

ATURAN ETIKA 100 Independensi, Integritas, dan

Obyektivitas101 Independensi:merupakan sikap mental

yang melipuiti independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam penampilan (in apperance).

102 Integritas dan Obyektivitas: harus bebas dari berbagai benturan kepentingan, tidak boleh membiarkan salah saji material, atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

ATURAN ETIKA 200 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

201 Standar Umum: meliputi kompetensi profesional, kecermatan dan keseksamaan profesional, perencanaan dan supervisi, dan data relevan yang memadai.

202 Kepatuhan terhadap standar: setiap penugasan yang yang dijalankannya harus mematuhi standar yang dkeluarkan oleh IAI.

203 Prinsip-prinsip Akuntansi: pernyataan bahwa laporan keuangan suatu entitas disajikan sesuai dengan PABU atau tidak adanya modifikasi material.

ATURAN ETIKA 300 Tanggungjawab kepada Klien

301 Informasi Klien yang Rahasia: anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Kecuali untuk kepentingan penyidikan, proses hukum, dan penegakan disiplin anggota.

302 Fee Profesional: a) Besaran fee dapat bervariasi sesuai dengan

risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan

b) Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau jasa tersebut.

ATURAN ETIKA 400 Tanggungjawab kepada Rekan Seporfesi

401 Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi: anggota wajib memlihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402 Komunikasi antar Akuntan Publik: anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu. Akuntan publik terdahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

403 Perikatan Atestasi; akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama.

ATURAN ETIKA 500 Tanggungjawab dan Praktik Lain

501 Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan: anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

502 Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya: melakukan promosi pemasaran dan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503 Komisi dan Fee Referal Komisi; adalah imbalan yang diberikan kepada atau diterima dari

klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien. Anggota tidak diperkenankan menerima komisi apablia pemberian atau penerimaan tersebut dapat mengurangi independensi.

Fee Referal (Rujukan): adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee ini hanya diperkenankan untuk sesama profesi.

504 Bentuk Organisasi dan KAP: anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang dizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

KASUS PT. KAI

RADEN MOTOR

DEWAN KOMISARIS dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya

memiliki 3 fungsi, yaitu : 1. Advising. Memberi nasehat bagaimana

seharusnya Direksi bersikap. Oleh sebab itu sebaiknya Dewan Komisaris terdiri dari beberapa latar belakang.

2. Protecting. Melindungi perusahaan dari sesuatu yang tidak diharapkan. Misalnya : memberikan argumentasi dan pendapat independen yang kuat atas sesuatu yang dapat merugikan perusahaan dan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip GCG.

3. Supervising. Mengawasi pengelolaan perusahaan agar mampu menciptakan value yang optimal bagi stakeholders.

KOMITE AUDIT Komite Audit adalah membantu Dewan

Komisaris Komite Audit tidak memiliki suara untuk

mengatasnamakan perusahaan sehingga tidak diperkenankan berbicara di luar perusahaan. Karena Komite Audit merupakan tools Dewan Komisaris dengan demikian yang berhak untuk berbicara adalah Dewan Komisaris

PERANAN KOMITE AUDIT Khusus dalam proses audit, Komite Audit

memainkan peranan yang sangat penting dalam :1. Mereview audit plan2. Mendiskusikan penunjukan auditor eksternal.

Pada saat proses lelang, Komite Audit harus sudah ikut untuk melihat apakah auditor eksternal layak dipilih dan melihat fairness proses pemilihan. Yang akan bicara kepada Direksi adalah Dewan Komisaris, bukan Komite Audit.

3. Mereview transaksi-transaksi besar untuk dilaporkan kepada Dewan Komisaris, kemudian Dewan Komisaris berkomunikasi dengan Direksi.

top related