aspek medikolegal bioetik

Post on 02-May-2017

264 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ASPEK MEDICOLEGAL BIOETIK

DISUSUNOLEH

•Emir Fariz Fajrin Purba•Tania Dwi Prastiti•Veronika Diah Utari

Medikolegal :

hal hal yang berkaitan dengan medis namun mempunyai dampak pada masalah hukum yang berlaku

Bioetik :

Suatu disiplin ilmu yang menggabungkan pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistem manusia yang menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan

bioetik terkait dengan kegiatan yang mencari jawaban, menawarkan pemecahan, masalah dari konflik moral

Konflik moral yang dimaksud meliputi konflik yang timbul dari kemajuan pesat ilmu – ilmu pengetahuan hayati dan kedokteran yang diikuti oleh penerapan tekhnologi yang terkait dengannya.

Prosedur medicolegal

- yaitu tata cara prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan umum.- secara besar prosedur medicolegal mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku di indonesia dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.

Prinsip etika kedokteran :- Beneficiency :

mengutamakan kepentingan pasien

- Autonomy : menghormati hak pasien dalam mengambil keputusan

- Non-malefeciency : tidak memperburuk keadaan pasien

- Justice : tidak mendeskriminasikan pasien, apapun dasarnya

Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi secara premature dari uterus/embrio, atau fetus yang belum dapat hidup (dorland, 2002)

Pertimbangan pelaksanaan aborsi harus dilihat dari aspek etika dan profesionalisme kedokteran dan hukum yang berlaku. Pelaksanaan aborsi harus melalui pertimbangan berbagai pihak yang terlibat dan kompeten.

Menurut etika kedokteran, setiap dokter harus menghormati setiap makhluk insani. Namun karena masih terdapat pertentangan maksud pasal dan sumpah dokter yang berkaitan dengan waktu dimulainya suatu awal kehidupan maka dalam etika kedokteran, pelaksanaan aborsi dalam kasus ini diserahkan pada hati nurani masing – masing dokter.

Dalam etika profesionalisme, apabila seorang dokter tidak memberanikan dirinya untuk melakukan tindakan aborsi, maka dokter tersebut dapat merekomendasikan pelaksanaan aborsi tersebut kepada dokter yang berkompeten lainnya.

Berdasarkan hukum RI telah membuat hukum yang mengatur aborsi. Dalam KUHP menyatakan segala macam bentuk aborsi dilarang, bahkan dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu. Sementara UU kesehatan menyatakan pembolehan aborsi apabila nyawa ibu dapat terancam kalau kehamilan diteruskan lebih lanjut.

Kesimpulan:Menurut etika dan profesionalisme kedokteran, pelaksanaan aborsi dapat diperbolehkan dengan alasan medis tertentu yang berhubungan dengan keselamatan nyawa ibu. Karena memenuhi persyaratan tertentu yang telah ditetapkan.

Namun menurut hukum hal ini masih rancu. Ada ketidak cocokan KUHP dengan UU kesehatan.

Euthanasia

Dalam bahasa Yunani:Eu -> BaikThanatos -> Kematian

Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak menyakitkan, biasanya dilakukan dengan cara memberi suntikan yang mematikan.

Aspek MedikolegalIptekdok dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien. Apabila secara iptekdok hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan kesembuhan, namun tim medis tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada pasien.

Kode etik kedokteran Indonesia menggunakan euthanasia dalam 2 arti:

Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan memberikan obat penenang.

Mengakhiri penderitaan dan hidup orang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien dan keluarga.

Aspek hukumBerdasarkan hukum di Indonesia, maka euthanasia adalah suatu perbuatan yang melawan hukum. Dalam peraturan UU yaitu pasal 344 KUHP yang menyatakan bahwa “Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh – sungguh dihukum penjara selama 12 tahun”. Dan nampak dalam pasal 338, 340, 344, 345, 359 KUHP.

Transplantasi OrganAdalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri, atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.

Dalam kode etik dan moral

Pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah:

Donor hidup: Orang yang memberikan jaringan atau organ kepada orang lain (resipien)

Jenazah dan donor mati: Orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh – sungguh untuk memberikan organ tubuhnya bagi yang memerlukan apabila dia meninggal.

Resipien: Orang yang menerima jaringan/organ orang lain.

Dokter dan tenaga pelaksana lain: Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat persetujuan dari donor, resipien, maupun keluarga kedua belah pihak.

Masyarakat: Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi.

Aspek hukum Peraturan pemerintah no.18 tahun 1981, tentang bedah mayat anatomis serta transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia.

Pokok peraturan tersebut adalah :- Pasal 10 Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketetuan-ketentuan sebagai yang dimaksud dalam pasal 2a dan 2b, yaitu harus dengan persetujuan tertulis penderitadan keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.

- Terdapat juga dalam pasal 14, 15,16,17,18

TERIMAKASIH

top related