bab i-iii aspek medikolegal rekam medis
DESCRIPTION
medikolegalTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beberapa waktu belakangan ini Indonesia dirundung musibah
transportasi berkali-kali. Salah satu yang memudahkan identifikasi para
korban adalah melalui rekam medis 1.
Pertimbangan yang melatarbelakangi perlunya dibuat rekam medik
ialah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi diantara tenaga
kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakitnya yang sekarang maupun
yang akan datang 2.
Dalam pendidikan kedokteran waktu dulu pengetahuan rekam medis
tidak diajarkan secara khusus, cukuplah didapatkan dari pengetahuan dan
ketrampilan yang didapat pada waktu bekerja di bangsal. Namun, kini
semakin dipahami, bahwa peranan rekam medis tidaklah terbatas pada asumsi
yang yang dikemukakan diatas, tetapi jauh lebih luas dari sekedar catatan
atau jembatan untuk mengingat kembali. Maka dalam pendidikan dokter dan
program pendidikan dokter spesialis sekarang, rekam medik telah masuk
dalam kurikulum pendidikan dibawah mata pelajaran Etika Kedokteran dan
Hukum Kesehatan 3.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat terutama dalam
bidang kesehatan dan hukum, maka untuk meminimalkan hal-hal yang dapat
merugikan berbagai pihak, pembuatan rekam medis sangatlah penting.
Dalam referat ini kami akan membahas mengenai rekam medis serta
aspek medikolegalnya.
B. PERMASALAHAN
1. Apa yang dimaksud dengan rekam medik ?
2. Apa manfaat rekam medik bagi health care provider dan health care
services?
3. Apakah tinjauan secara legal rekam medis ?
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Referat ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam
menempuh program pendidikan profesi dokter pada bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro – RSUP Dr. Kariadi Semarang.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan refrat ini adalah agar tenaga medis memahami aspek
medikolegal pembuatan rekam medis.
2
BAB II
ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS
A. SEJARAH REKAM MEDIS
Sejarah rekam medis berjalan sejajar dengan sejarah ilmu
kedokteran. Di Spanyol ditemukan polychrome (relief) tentang amputasi
jari di dinding gua dari batu yang diperkirakan dibuat pada tahun 2500
sebelum masehi 4.
Pada zaman Babylonia, dokter di Mesir, Yunani dan Roma
menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding
gua, batang kayu, dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang di
bakar. Niniveh, Hieroglyph (tulisan mesir kuno) pada dinding-dinding
makam dan candi mesir, dan Papyrus (semacam gulungan kertas yang
terbuat dari kulit) juga berisi catatan pengobatan 4.
Di New York Academy of Medicine disimpan salinan papyrus yang
ditulis pada tahun 1600an sebelum masehi tentang 48 kasus pembedahan.
Papyrus itu ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke-19 di Mesir. Di
University of Leipzig disimpan papyrus Ebers yang ditulis kira-kira pada
1550 Sebelum Masehi. Papyrus ini ditemukan di antara kaki mumi
didekat Thebes pada tahun 1872 Masehi 4.
Aesculapius, Hippocrates, Galen dan lain-lain telah membuat
catatan mengenai penyakit pada kasus-kasus yang ditemui. Cina yang
terkenal dengan pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dan
binatang dalam kesehatan, juga mempunyai catatan baik di daun lontar
atau kertas kulit kayu dan lain-lainnya. Aviscenna (Ibnu Sina) yang hidup
pada tahun 980-1037 Masehi, banyak menulis buku-buku kedokteran
yang berkaitan dengan pengalamannya dalam mengobati pasien 3.
Di Indonesia dijumpai hal-hal yang sama dengan adanya resep
jamu warisan nenek moyang diturunkan dari generasi ke generasi melalui
catatan pada daun lontar dan sarana yang lain yang dapat digunakan 3.
3
Kini kemajuan perekaman kegiatan dibidang ilmu kedokteran atau
kesehatan tidak hanya tertulis dikertas, tapi juga telah masuk ke era
elektronik seperti computer, microfilm dan lain-lain. Dengan demikian
dipahami bahwa pelayanan RM yang telah ada sejak dulu sangat berperan
dalam perkembangan dunia pengobatan 3.
B. DEFINISI
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, bukan
sekedar kegiatan pencatatan. Rekam medis mempunyai pengertian
sebagai sistem penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan pencatatannya
sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan
rekam medis 4.
Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan
dalam berbagai pengertian, seperti dibawah ini :
1. Edna K Huffman: Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa,
apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang
diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan 5.
2. Permenkes No. 749a / Menkes ! Per / XII / 1989 :
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan,
baik rawat jalan maupun rawat inap 3, 5, 6.
3. Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan
seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi
kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan
4
kepada pasien 5,7.
4. Waters dan Murphy :
Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien
selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan 2, 5.
5. IDI ( Ikatan Dokter Indonesia )
Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas
pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan
kepada seorang pasien 2, 5.
C. KOMPONEN REKAM MEDIS
Rekam medik berisi data yang dapat dikelompokkan menjadi
empat komponen, yaitu : 2
1. Identifikasi, meliputi :
a. Nama lengkap
b. Nama Orang tua
c. Tempat tanggal lahir
d. Nomor jaminan sosial
e. Pekerjaan
f. Jenis kelamin
g. Status perkawinan
h. Ras
2. Sosial, meliputi :
a. Ras
b. Status dalam keluarga
c. Pekerjaan
d. Hobi dan kegemaran
5
e. Informasi keluarga
f. Gaya hidup
g. Sikap
3. Medikal, meliputi :
a. Data langsung, yaitu :
- Riwayat penyakit / operasi yang lalu
- Catatan perawat
- Tanda vital
- Catatan perkembangan
- EKG, foto serta bukti langsung lain
b. Data dokter / profesional lain, meliputi :
- Laporan laboratorium
- Laporan operasi ( termasuk anestesi, pasca anestesi dan
patologi ).
- Diagnosis dan sinar X
- Foto serta lampiran
- Laporan khusus
4. Finansial, meliputi :
a. Perusahaan tempat kerja
b. Jabatan
c. Alamat perusahaan
d. Orang yang bertanggung jawab terhadap biaya
e. Jenis cakupan
f. Nomor asuransi
g. Cara pembayaran
6
D. MANFAAT
Pertimbangan yang melatarbelakangi perlunya dibuat rekam medis
adalah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi antara tenaga
kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakit yang sekarang maupun
yang akan datang 2.
Selain itu, tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Tanpa dukungan pengelolaan rekam medis dengan baik dan benar,
mustahil dapat dihasilkan tertib administrasi yang diharapkan 4.
Ditinjau dari aspek medik berkas rekam medis bernilai medis
karena dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan pengobatan dan
perawatan yang harus diberikan. Namun dari aspek hukum berkas rekam
medis bernilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan
kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha penegakan hukum dan
menyediakan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan 4.
Secara umum kegunaan rekam medis adalah : 3
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lain yang
ikut ambil bagian dalam pelayanan, perawatan dan pengobatan pasien.
2. Sebagai dasar perencanaan pengobatan / perawatan yang harus
diberikan pada pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit
dan pengobatan selama pasien berkunjung maupun dirawat di rumah
sakit.
4. Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu palayanan yang
diberikan kepada pasien.
7
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna bagi penelitian
dan pendidikan.
7. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya palayanan medik pasien.
8. Sebagai sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan
Didalam Permenkes no. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa
Rekam Medis memiliki 5 manfaat yaitu : 5
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
Dalam kepustakaan dikatakan bahwa rekam medis memiliki 6
manfaat, yang untuk mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu : 3, 4, 5
1. Adminstrative value : Rekam medis merupakan rekaman data
adminitratif pelayanan kesehatan.
2. Legal value : Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di
pengadilan
3. Financial value : Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian
biaya pelayanankesehatan yang harus dibayar oleh pasien
4. Research value : Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk
penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value : Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan
pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta
tenaga kesehatan lainnya.
8
6. Documentation value : Rekam medis merupakan sarana untuk
penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan kesehatan
pasien
E. LAMA PENYIMPANAN
Lama penyimpanan rekam medis selalu menjadi masalah dan
pertanyaan mengenai hal itu sering diajukan orang sebagai akibat dari : 4
1. Kurangnya ruang penyimpanan berkas yang tersedia di rumah sakit
2. Kurangnya tenaga pengelola
3. Kurangnya rak sarana tempat penyimpanan berkas
4. Rasa kekhawatiran untuk menghapus berkas, karena adanya
kemungkinan digunakan dimasa ysng akan datang
5. Rasa was-was atas sangsi hukum bilamana berkas dihapuskan
Pasal 10 Permenkes no. 749a menyatakan bahwa rekam medis
harus disimpan sekurang - kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat
pasien terakhir berobat. 4,5
Selain pasal 10, pada Permenkes tahun 1989 pasal 7 dinyatakan : 3
a. Lama penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
terhitung tanggal terakhir pasien berobat.
b. Lama penyimpanan rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat khusus dapat ditetapkan sendiri.
F. ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS
9
1. Kepemilikan
Rekam medik dibuat oleh dan utamanya untuk menunjang
kepentingan health care provider maka tentunya berkas tersebut milik
health care provider walaupun pasien juga bisa memanfaatkannya.
Kepemilikan tersebut sebetulnya tidak hanya terbatas pada berkasnya saja
tapi juga isinya, sebab rekam medik tanpa isi sama dengan kertas kosong
yang tidak berarti 2.
Dasar pemikiran tersebut sesuai pandangan filosofis yang
menyatakan bahwa “patient pays the treatment, not the record”. Oleh
sebab itu sudah tepat jika pasal 10 ayat (1) Permenkes tentang rekam
medis menegakkan bahwa berkas rekam medik milik sarana kesehatan 2.
Yang agaknya sulit untuk dimengerti adalah bunyi ayat (2) dari
pasal itu yang menyatakan bahwa isi rekam medik adalah milik pasien.
Sulit dipahami sebab dilihat dari sudut hukum, rekam medik merupakan
dokumen karena berupa kertas yang berisi tulisan yang mengandung arti
tentang sesuatu keadaan, kenyataan atau perbuataan (lihat UU BEA
MATERAI). Sebuah dokumen tentu tidak dapat dipisahkan dari isinya 2.
Dikatakan oleh pengadilan bahwa : karena rekaman rumah sakit
penting untuk administrasi maka berkas tersebut adalah milik rumah sakit,
namun pasien mempunyai hak milik atas informasi yang dikandungnya 8.
Pada UU No.29 tahun 2004 pasal 47 ayat 1 juga menyebutkan
bahwa dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi atau
sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik
pasien 9. Pasien juga berhak tahu atau diberitahu sesuai penjelasan pada
pasal 53 undang-undang kesehatan serta berhak memanfaatkan rekam
medik untuk menunjang kepentingan – kepentingannya 2, 6, 7, 8.
10
2. Kerahasiaan
Secara umum dapat disadari bahwa informasi yang terdapat dalam
rekam medik sifatnya rahasia 3,4. Pasien tentu mengharap yang ditulis oleh
dokter yang sifatnya rahasia bagi dirinya tidak dibaca oleh kalangan lain.
Kewajiban dokter dan kalangan kesehatan untuk melindungi rahasia ini
tertuang dalam lafal sumpah dokter, KODEKI dan peraturan perundang-
undangan yang ada 3.
Pemaparan rekam medis kepada pihak lain selain pasien hanya
boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien, itupun dengan ijin
tertulis dari pasien. Pengecualian atas hal tersebut hanya dapat dilakukan
oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan 6.
Hal ini juga diatur dalam UU No. 29 tahun 2004 pasal 48 ayat 2 yang
berbunyi : “Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan
perundang - undangan” 9.
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan dalam masalah
kerahasiaan informasi yang menyangkut rekam medis pasien adalah PP
No 10 tahun 1966 mengenai “wajib simpan rahasia kedokteran”. Siapapun
yang bekerja di rumah sakit, khususnya mereka yang berhubungan dengan
data rekam medis wajib memperhatikan ketentuan yang berbunyi :
Pasal 1 : yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu
yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada
waktu atau selama melakukan pekerjaaannya dalam lapangan
kedokteran.
11
Pasal 3 : yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal
1 adalah :
Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-Undang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 No. 78)
Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan dan orang lain
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 pasal 47 ayat 2 juga menyebutkan
bahwa rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan
dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan 9.
3. Undang-undang
Dalam kasus-kasus di mana dokter merupakan salah satu pihak (kasus-
kasus kesalahan / kelalaian dokter dalam melaksanakan profesi), salah satu
kendala yang dihadapi dalam proses pembuktian ialah keterangan ahli yang
diatur dalam pasal 186 KUHAP. Keterangan ahli yang di maksud disini dapat
juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut
umum yang dituangkan dalam satu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah pada waktu ia menerima jabatan / pekerjaan tersebut 6.
Keterangan ahli yang dimaksudkan oleh pasal 186 KUHAP tersebut
bila dikaitkan dengan hubungan antara dokter dan pasien dapat dituangkan
dalam bentuk baik tertulis maupun tidak tertulis. Keterangan ahli yang
tertulis dapat berupa Rekam Medik (RM) yang dari segi formal merupakan
himpunan cataatan mengenai hal - hal yang berkaitan dengan riwayat
perjalanan penyakit dan pengobatan / perawatan pasien 6.
Fungsi legal dari rekam medis adalah karena rekam medis dapat
berfungsi sebagai alat bukti bila terjadi silih pendapat / tuntutan dari pasien
dan di lain pihak sebagai perlindungan hukum bagi dokter 6.
12
Diantara semua manfaat Rekam Medis , yang terpenting adalah aspek
legal rekam medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun
farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting.
Berdasarkan informasi dalam rekam medis, petugas hukum serta Majelis
Hakim dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan malpraktek,
bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa sebenarnya
yang bersalah dalam perkara tersebut 5.
Apabila RM dikaitkan dengan pasal 184 KUHAP, maka rekam medis
selain berfungsi sebagai alat bukti surat juga berfungsi sebagai alat bukti
keterangan ahli (yang dituangkan dan merupakan isi rekam medis) 6.
Aspek medikolegal lain dari rekam medis adalah ketika seorang
petugas kesehatan dituntut karena membuka rahasia kedokteran (isi Rekam
Medis) kepada pihak ketiga tanpa izin pasien atau bahkan menolak
memberitahukan isi rekam medis (yang merupakan milik pasien) ketika
pasien menanyakannya. Seorang tenaga kesehatan dapat secara sengaja
membuka rahasia pasien (isi rekam medis) dengan cara menyampaikannya
secara langsung kepada orang lain 5.
Secara pidana membuka rahasia kedokteran diancam pidana
melanggar pasal 322 KUHP dengan ancaman hukuman selama-lamanya 9
bulan penjara. Secara perdata, pasien yang merasa dirugikan dapat meminta
ganti rugi berdasarkan pasal 1365 jo 1367 KUH Perdata. Secara administratif,
PP No.10 tahun 1966 menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang membuka
rahasia kedokteran dapat dikenakan sanksi admninistratif, meskipun pasien
tidak menuntut dan telah memaafkannya 5.
Pemaparan rekam medis kepada pihak lain selain pasien hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang merawat pasien, itupun dengan ijin tertulis dari
pasien. Pengecualian atas hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh pimpinan
sarana pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan pasal 10, 11, 12
PERMENKES No. 749a / MenKes / PER / XII / 1989 tersebut 6.
13
Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
bertanggung jawab dalam perawatan pasien dan untuk kepentingan peradilan.
Yang dimaksudkan untuk kepentingan peradilan ini juga termasuk untuk
kepentingan pembuktian di pengadilan dan untuk kepentingan penyidikan 6.
Rekam Medis mempunyai fungsi ganda sebagai alat bukti, yaitu :
a. Sebagai alat bukti keterangan ahli ( Pasal 186 dan 187 KUHAP )
b. Sebagai alat bukti surat ( Pasal 187 KUHAP )
Mengenai alat bukti surat ini syarat mutlak untuk menentukan dapat
tidaknya surat di kategorikan sebagai alat bukti ialah surat tersebut harus
dibuat diatas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah 6. Selain itu
rekam medis juga memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan oleh pasal 187
KUHAP, yaitu bahwa apa yang ditulis oleh dokter sebagai isi rekam medis
berdasarkan apa yang ia alami, dengar dan lihat 6.
14
BAB III
KESIMPULAN
Ada berbagai macam definisi rekam medis, menurut IDI rekam medis
adalah sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan
yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.
Manfaat yang didapatkan dari rekam medis antara lain, sebagai alat
komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lain yang ikut ambil bagian dalam
pelayanan, perawatan dan pengobatan pasien, sebagai dasar perencanaan
pengobatan dan pelayanan pasien, sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan,
perkembangan penyakit dan pengobatan, Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi
terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, sebagai dasar
pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan sebagai dasar statistik kesehatan.
Aspek legal dari rekam medis, misalnya pada kasus malpraktek medis,
keperawatan maupun farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis
yang penting. Berdasarkan informasi dalam rekam medis, petugas hukum serta
Majelis Hakim dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan
malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa
sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut, selain itu rekam medis dapat
berfungsi sebagai alat bukti bila terjadi silih pendapat / tuntutan dari pasien dan di
lain pihak sebagai perlindungan hukum bagi dokter. Bila diperlukan pada kasus-
kasus tertentu, rekam medis hanya dapat dibuka apabila ada persetujuan tertulis
dari pasien dan dilakukan oleh dokter yang merawat pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym, Pentingnya Rekam Medis, http://www.kompas.com/rekam-
medis/200407311.html
2. Dahlan. S, Hukum Kesehatan : Rekam medis, edisi 3, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2005
3. Hanafiah. J. M, dkk, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan : Rekam
medis, edisi 3, EGC, Jakarta, 1999
4. Samil. R. R, Etika Kedokteran Indonesia : Rekam medis, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001
5. Basbeth. F, Rekam Medis, http://www.freewebs.com/medicalrecord/
6. Koeswadji. H.H, Hukum Kedokteran, cetakan ke-1, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1998
7. Koeswadji. H. H, Beberapa permasalahan hukum dan medik, cetakan
ke-1, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992
8. Guwandi. J, Hukum Medik (Medical law), cetakan ke-2, Balai Penerbit
FK UI, Jakarta, 2005
9. Musawir. N. M, Undang-undang nomor 29 tahun 2004, Praktik
Kedokteran, Jakarta
16