askep dyspepsia
Post on 24-Jul-2015
156 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Mengenal Dispepsia”.
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan semoga dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan medis.
Penulis menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, yang artinya masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis meminta saran kritik dari pembaca, guna memperbaiki dan membangun dalam pembuatan Makalah selanjutnya.
Demikian akhir kata dari penulis, yang benar datangnya hanya semata dari ALLAH SWT dan salah datangnya dari penulis, harap penulis semoga Makalah ini dapat bemanfaat bagi pembaca pada umumnya serta profesi perawat pada khususnya dalam segi teoritis. Dapat membuka wawasan keilmuan, khususnya wawasan keperawatan . Amin.
Penulis
NURUL HUSNA
ii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN………………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………..……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………….…. 1B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………….……………………….….. 2C. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………………………..……….. 2
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Dispepsia…………………………………………………….…………………………………………… 3B. Etiologi……………………………………………………………………………………………………………….….. 4C. Tanda Dan Gejala…………………………………………………………………………………………………………..... D. Komplikasi…………………………………………………………………………………………………………………..………..E. Terapi …………………………………………………………………………………………………………………F. Penatalaksanaan…………………………………………………………………………………………………………………….
BAB III : TINJAUAN KASUS…………………………………………………………………………………………….
BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..……… 10B. Rekomendasi…………………………………………………………………………………………………..……. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………
i
I
Ii
Iii
111
222233
4
66
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu di periksa oleh ahlinya tidak mempunyai kelainan atau tidak terdapat tanda – tanda penyakit atau kelainan (WHITE. 1977)
Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, memberi rumusan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan seseorang hidup produktif social dan ekonomi.
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Menurut WHO suatu keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan saja.
Dispepsia adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling umum dari usus-usus, mempengaruhi perkiraan dari 20% dari orang-orang di Amerika. Mungkin hanya 10% dari mereka yang terpengaruh sebenarnya mencari perhatian medis untuk dispepsia mereka. Dispepsia bukanlah istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada "dyspepsia" atau pencernaan makanan yang abnormal, dan ini kemungkinan besar adalah bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama umum lain untuk dispepsia adalah gangguan pencernaan (indigestion), untuk sebab yang sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan Makalah ini diharapkan pembaca dapat melaksanakan penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita dyspepsia sesuai dengan teori yang didapat dari pelajaran dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam penanganan keperawatan secara langsung.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita Dispepsia.
b. Mampu menentukan rencana tindakan dengan masalah pada klien Dispepsia.
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dasar pada klien yang menderita Dispepsia.
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
ii
1. Mengetahui labih jauh lagi tentang penyakit Dyspepsia
2. Mengetahui askep pada kasus Dyspepsia dengan baik dan benar
b. Bagi Pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.(Sulaiman,2008)
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh atau keyang. Dyspepsia merupakan masalah yang sering ditemukan dalam praktik sehari-hari. Keluhan ini sangat bervariasi baik dalam bentuk gejala yang ada maupun gejala dari waktu kewaktu. (Manjoer, 2000)
Dyspepsia merupakan rasa tidak enak pada daerah epigastrium yang sering berhubungan dengan makanan, gejalanya seperti ulkus tapi pada pemeriksaan tidak ditemukan ulkus.
B. Etiologi
Menurut Manjoer (2000), bahwa etiologi Dyspepsia yakni :
1. Perubahan pola makan2. Pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan dan dalam waktu yang lama3. Alkohol dan nikotin rokok4. Stress5. Gastritis
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada dyspepsia yang timbul adalah lebih kurang sama antara satu sama lain. Menurut Inayah, 2004,Tanda-tanda dan gejala-gejala umum yang dijumpai pada dyspepsia adalah:
a. Ingesti / Tidak bisa makanb. Anoreksia / Nafsu makan yang berkurangc. Bersendawad. Perut kembunge. Perasaan lekas kenyangf. Nausea / Mualg. Vomitus / Muntahh. Heartburn / Perasaan seperti terbakar di substernal atau di dada.i. Nyeri Epigastrik / Nyeri perut bagian atasj. Rasa masam di mulut
D. Komplikasi
iii
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
E. Terapi
Pola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
F. Penatalaksanaan
a Penatalaksanaan Non Farmakologi
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Menghindari faktor resiko sepeti alcohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang belebihan, nikotin rokok, dan stress
3. Atur pola makan
b Penatalaksanaan Farmakologi yaitu
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses patofisiologinya pun masih belum jelas
Obat-obatan yang diberikan meliputi antasid (metralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku / Bangsa : Aceh / Indonesia
Agama : Islam
iv
Pendidikan : SMA
Alamat : Alue ie puteh, Kab. Aceh utara
2. Keluhan Utama
Nyeri di perut
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke rumah sakit TNI – AD Lhokseuwe pada jam 22.00 WIB, tanggal 25 Januari 2013 dengan keluhan mulai dan nyeri abdomen di bagian epigastrium dan nyerinya sampai seluruh bagian abdomen nyeri berkisar antara 10 menit. Nyeri bertambah bila pasien banyak bergerak dan nyeri berkurang bila pasien istirahat.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien belum pernah di rawat tetapi punya penyakit Gastritis
b Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit Dyspepsia seperti yang di alami, oleh klien.
4. Keadaan Umum
a. Tingkat kecemasan : Compos meutis
b. Tanda-tanda vital
· Tekanan darah : 110/70 mmHg
· Suhu : 34,6 oC
· Nadi : 72 x/ menit
· Respirasi : 20 x / menit
c. Penampilan umum
Pasien lemah
5. Pemeriksaan
a. Kulit
§ Warna kulit : Sawo matang
§ Tekstur kulit : Lembab dan kotor
b. Kuku
§ Keadaan kuku : Bersih
§ Warna : Putih
c. Kepala
§ Bentik kepala : Simetris
§ Kelainan : Tidak ada kelainanv
§ Keadaan rambut : Bersih
§ Kulit kepala : Bersih
d. Mata
§ Sklera : Anikterik
§ Konjungtiva : Ananemis
§ Reflek cahaya : Normal, ditandai pada saat dilakukan reflek
Cahaya mata pasien langsung berkedip
§ Pupil : Normal, ditandai ketika ada cahaya pupil
mengcil
§ Kelainan : Tidak ada
e. Hidung
§ Fungsi penciuman : Normal, ditandai bisa mencium bau minyak
Kayu putih
§ Bentuk : Simetris
§ Serumen : Sedikit
§ Kelainan : Tidak ada
f. Telinga
§ Fungsi pendengaran : Normal, ditandai bisa mendengar pertanyaan
Perawat
§ Bentuk : Simetris
§ Keadaan : Bersih
g. Mulut
§ Fungsi pengcapan : Normal, ditandai bisa membedakan rasa asin
dan manis
§ Kebersihan gigi : Bersih
§ Kelainan bibir : Tidak ada
h. Dada dan paru-paru
§ Bentuk : Simetris
§ Frekuensi napas : Normal 20 x / menit
i. Abdomen
§ Nyeri tekanan : Ada nyeri tekan pada bagian epigastrium
j. Genitalia
vi
§ Keadaan rectum : Bersih
k. Kekuatan otot
§ Reflek bisep : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan
reflek hammer ada pergerakan
§ Reflek trisep : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan
reflek hammer terjadi pergerakan
§ Reflek patella : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan
reflek hammer terjadi pergerakan
§ Reflek babyn sky : Normal, ditandai adanya gerakan pada telapak
kaki saat dilakukan pemeriksaan
6. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
a. Aspek Psikologis
Keadaan emosi pasien stabil, tetapi pasien mengatakan bosan dan jenuh berada di Rumah Sakit.
b. Aspek Sosial
Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan dan keluarga terbukti dari saudara yang membesuk pasien, pasien pun mampu bekerja sama dengan tim medis atau pun tim kesehatan lainnya.
c. Aspek Spritual
Pasien seorang muslim, pasien melakukan shalat 5 (lima) waktu, tetapi semenjak pasien dirawat di rumah sakit, pasien tidak melaksanakan shalat. Pihak keluarga juga menyakinkan bahwa penyakit pasien adalah cobaan dari Allah SWT. Penyakitnya juga akan sembuh dengan diiringi do’a.
vii
viii
LEMBARAN PENGESAHAN
Makalah ini dibuat pada tanggal 11 Februari 2015, di RSUD Dr. ZUBIR MAHMUD Kabupaten Aceh Timur.
CI Ruangan Mahasiswa
LAILAUR RAHMI. AMk NURUL HUSNA
Dosen Akademik
WIKA JUNIANTI, S.SiT
i
top related