apa yang dimaksud dengan spl
Post on 01-Jan-2016
110 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Apa yang dimaksud dengan SPL, HL, dan SL
Sumber : Essensial of Audiology
HL (hearing Level) ialah sensitivitas dari pendengaran actual kita dalam desiel dari tingkat tekanan bunyi
(db SPL 2x10-5 N/m2 atau 20 µPa), yang tidak sama pada setiap frekuensi. Contohnya rata-rata orang
normal membutuhkan 26,5 db SPL untuk mendengat bunyi 250 hz , tetapi hanya 7,5 SPL untuk
mendengar bunyi 1000hz. Nilaai referensinya ialah orang normal untuk mencapai ambang dengar. Jadi
kenyataannya bahwa seseorang dengan “hearing loss” , membutuhkan lebih tinggi SPL untuk
mendengar bunyi. Semakin banyak deviasi dari nilai referensi, makan semakin buruk derajat ganggguan
pendengarannya.
Table nilai referensi
Frekuensi
(Hz)
125 250 500 750 1000 1500 2000 3000 4000 6000 8000
Earphone
TDH-49
dan -50
447,5 26.6 13.5 8.5 7.5 7.5 11.0 9.5 10.5 13.5 13
Earphone
TDH-39
45 25.5 11.5 8.0 7 6.5 9.0 10.0 9,5 15.5 13
Oleh karena itu, maka kita dapat menyatakan Sound Pressure Level (SPL) memiliki samadengan earing
Level nilai SPL berkaitan dengan Hearing Level (HL) dari 0db, atau jelasnya 0db HL.dan dapat dibilang
bahwa untuk mencapai 0 db HL membutuhkan 26.5 dbpada 250 hz, 7.5 SPL untuk mencapai 0 db HL
pada 1000 hz, 10 .5db SPL .untuk mencapai 0 db pada 4000hz, mka menirkek telinga
Dalam pemeriksaan audiometric, audiometer secara automatic menambah nilai referensi untuk
memproduksi intensitas bunyi. Contohnyaketika frekuensi di setting menjadi 1000 Hz, attenuatir setting
untuk 0db HL, menyebabkan = 7.5 db Audiometer memproduksi bunyi 0+
Sensation Level (SL). Bagaimanapun kita ingin tahu intensitaas bunyi diatas ambang individual manusia,
disebut sensation level (SL). Sebagai contoh 25 db SL arttinya bunyi 25 dB diatas ambang pasien.
Mempertimbangkan pasien pada 1000Hz ambangnya 30 dB HL, dimana ia dapat menerimaa bunyi
Wresty Arief – tugas Neurotologi
dimana 30 dB diatas 0 dB HL. Lain kata, 30 dB HL untuk sensasi level 0 dB HL. Jadi 30 dB ialah ambang
dengarnya sekarang, pasien yang dapat mendengar 1000Hz pada 65 dB HL. Jadi pada level bunyi ini
pasien memiliki 35 dB diatas ambangnya. Jadi sensasi lvel ialah 35 dB HL.
Sumber :penyakit Telinga, Hidung , Tenggorokan Kepala Leher Ballenger
Skala dengan titik awal 2x105 dyne /cm2 disebut skala tingkat tekanan bunyi (sound Pressure Level =
SPL). Jadi 60 db SPLberarti tekanan 60 db diatas 0,0002 dyne/cm2. Skala berdasarkan amang rata-rata
pendengaran normal disebut skala tingkat ambang dengar (Hearing Threshold Level) atau skala ambang
dengar (hearing Level=HK) jadi 60 db HL berarti tekanan standar pembanding yang sesuai dengan
pendengaaran normal rata-rata pada frekuensi ini.
Suatu perbedaan penting antara kedua skala ini addalah skala SPL berdasarkan suatu titik awal fisika
(0,00002 dyne/cm2), sedangkan skala HL berdasarkan titik awal ukuran psikologik atau perilaku :
pendengaran normal rata-rata
Cara penentuan ambang dengar
Sumber : Essensial of Audiology
Metode American National STandar Institute (ANSI) dan ASHA mulai dengan 30 db HL, dimana diikuiti
dengan 50 db HL jika inisial level tidak terdengar. Jika pasien tetap tidak bias mendengar pada 50 db HL,
ditingkatkan 10-db sampai pasien respon. Prosedur encarian ambang dengar ialah sebagai berikut:
1. Bunyi dimulai pada level dibawah ambang dengar pasien. Jadi ambang dapat dicapai dari
bawah. Prosedur ini dimulai dari bunyi 10-15 dibawah dimana respon pasien pada fase pertama,
lalu pengukuran dilanjutkan pada bunyi lebih rendah 10-15 db sampai pasien tidak dapat
mendengar.
2. Level dinaikan tiap 5db sampai pasien respon
3. Level diturunkan 10 db (atau 15 db) dan dicoba lagi, dimana tidak bias didengar lagi. Akhirnya
ambang dapat dicapai lagi dari bawah
4. Level dinaikan tiap 5 db sampai pasien respon.
5. Langkah 3-4 diulang sampai ambang tercapai. Lain kata, klinisi menurunkan level bunyi
berikutnya tiap jawaban “ya” dan menaikan bunyi berikutnya tiap repon “tidak”
Wresty Arief – tugas Neurotologi
Audiometric tutur
Sumber :penyakit Telinga, Hidung , Tenggorokan Kepala Leher Ballenger
1.Pengukuran kepekaan
SRT (speech Reception Test) = kemampuan untuk mengulangi kata-kata yang benar sebanyak 50%,
biasanya 20-30 db diata ambang percakapan
Dirancang untuk menjawab “pada tingkat minimal mana pasien dapat mengerti kata-kata?. Caranya
ialah sama seperti pemeriksaan nada murni. Pasien diminta untuk mendengarkan kata demi kata pada
ambang dengar yang berbeda dan mencari tingkat pendengaran terendah yang pasien secara benar
mengulangi 50% kata yang diuji, dnegan kata lain mencari ambang tutur. Kata-kata ganda (yaitu 2 suku
kata, degan tekanan suara yang sama) biasanya digunakan sebbagai uji tutur.
Hubungan antara ambang tutur dan ambang nada murni dijadikan dasar aplikasi klinik untuk
pengukuran kepekaan tutur. Biasanya ambang HL kata ganda harus sesuai dengan HL untuk nada murni
pada frekuensi 500, 1000, dan 2000Hz, kecuali pasien dengan amband dengar menurun di pertengahan.
Pada pasien iniambang tutur akan sesuai dengan ambang dengar rata-rata dari dua frekuesi terendah
500 dan 1000Hz
2.Pengukuran peengertian
SDS (speech Discrimination Scor) = skor tertinggi yang dapat dicapai pada intensitas tertentu
Pengukuran pengertian menjawab pertanyaan ‘seberapa jauh pasien mengerti pembicaraan di atas
ambaang dengarnya”. Bila tutur diucapkan dengan cukup keras, melampui kekurangan pendengarannya
tetapi pasien tetap tak bias mengerti penuturan secara sempurna, maka ia mengalami gangguan
diskriminasi tutur. Pasien dengan tuli kons=duktif murni biasanya hanya memperlihatkan sedikit atau
tidak ada gangguan diskriminasim tetapi psien dengan tuli sensorineural dapat memperlihatkan
berbagai tingkata gangguan diskriminasi mulai dari ringan sampai berat. Gangguan diskriminasi tutur
tampak sangat jelas pada pasien dengan lesi n.VIII seperti neurinoma akustik.
Bagaimanapun juga, pengukuran peengertian tutur mempunyai dua aplikasi klinis. Pertama,
memberikan informasi tentang seberapa besaarnya hambatan komunikasi pasien. Dua, untuk
memberikan prognosis pada pemgggunaan amplifikasi
Wresty Arief – tugas Neurotologi
Macam amplifikasi pada telinga tengah
Sumber : Head and Neck surgery Otolaryngology
Cara impendansi dari ada 3 macam. Pertama, factor yang paling penting efektif vibrasi dari membrane
timpani sekitar 17-20 kali kebih besar dibandingkan vibrasi dari kaki stapes. Kedua, aksi dari tulang-
tulang pendengaran. Lengan dari prosesur longus inkus lebih pendek. Memberikan perbandingan 1,3
daripada manubrium dan leher dari maleus. Ketiga dan factor minor ialah bentuk darri membrane
timpanu. Kombinassi ketiganya memberika peningkatan 25-30 dB.
Wresty Arief – tugas Neurotologi
top related