analisis perbandingan perceived quality (persepsi … · responden memilih air minum merek aqua dan...
Post on 08-Mar-2019
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN PERCEIVED QUALITY(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM
DALAM KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ pada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Angela Merici Atika Widowati
NIM : 042214125
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ANALISIS PERBANDINGAN PERCEIVED QUALITY(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM
DALAM KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ pada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Angela Merici Atika Widowati
NIM : 042214125
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
ii
iii
MOTTO
Aku bisa, jika aku pikir aku bisa
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata : “Tuhan adalah Penolongku.Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapaku?”
( Ibrani 13 : 6)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
My Lord Jesus ChristKedua Orang Tuaku
KakakkuSeseorang yang telah menjadi semangat dan keberanian bagiku
Semua Pihak yang telah banyak membantu
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 01 Agustus 2008
Penulis
Angela MericiAtika W
vii
ABSTRACT
A COMPARATIVE ANALYSIS ON THE PERCEIVED QUALITYOF DRINKING WATER
A Case Study on AQUA and NESTLE Consumers at Sanata DharmaUniversity
Angela Merici Atika WidowatiFaculty of Economy
Sanata Dharma University2008
The purpose of this research were 1) to find out the characteristic of theconsumers of AQUA and NESTLE, 2) to know the customers perceived qualitytoward AQUA and NESTLE, 3) to compare the perceived quality between AQUAand NESTLE.
The sample of this research were 90 respondents from AQUA consumersand 85 respondents from NESTLE consumers. In analyzing the data, the researchused 1) Percentage analysis to know the characteristic of the customers of AQUAand NESTLE, 2) Category Analysis to analyze the perceived quality of eachproducts, 3) Difference average test analysis and t-test to analyze the differentperceived quality of each attribute between AQUA and NESTLE.
From the percentage analysis, the result of the research showed that mostof AQUA and NESTLE consumers were male (75.6 % and 53%), their age werebetween 22-24 years (55.6% and 81.2%), their pocket money were between Rp500.000-1.000.00 per month (83.4% and 84.7%), the frequency of theconsumption were daily (81.1% and 68.2%), the packaging that they chose werebottle (45.6% and 100%), and 90% respondents chose AQUA brand and 85%respondents chose NESTLE brand. Based on category analysis, the result of theresearch showed that for the AQUA brand, the attribute of performance, service,product characteristic, result and perceived quality were considered as goodcategory, while reliability and appropriateness attribute were considered asenough category. The result of the research also showed that all attribute ofNESTLE were considered as good category. Based on difference average testanalysis and t-test, the comparison of attribute showed that the difference was onreliability, NESTLE was better than AQUA.
viii
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN PERCEIVED QUALITY (PERSEPSIKUALITAS) PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ pada mahasiswa Universitas SanataDharma Kampus I Mrican Yogyakarta
Angela Merici Atika WidowatiFakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma2008
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui, 1) bagaimana karakteristikkonsumen Aqua dan Nestlé. 2) bagaimana perceived quality yang dimilikikonsumen terhadap Aqua dan Nestlé. 3) bagaimana perceived quality produkAqua dibandingkan dengan Nestlé.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 orangresponden Aqua dan 85 orang responden Nestlé. Teknik analisis data yangdigunakan adalah, 1) analisis persentase untuk mengetahui karakteristik konsumenAqua dan Nestlé. 2) analisis kategori untuk mengetahui bagaimana persepsikualitas masing-masing atribut Aqua dan Nestlé. 3) analisis uji beda dua rata-ratadan uji t untuk mengetahui perbandingan persepsi kualitas masing-masing atributantara Aqua dan Nestlé.
Dari analisis persentase dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumenAqua dan Nestle adalah berjenis kelamin laki-laki (75.6% dan 53%), berusiaantara 22-24 tahun (55.6% dan 81.2%), mempunyai uang saku antara Rp 500.000-1.000.000 (83.4% dan 84.7%), frekuensi pengkonsumsian secara rutin (81.1% dan68.2%), bentuk kemasan yang dipilih adalah botol (45.6% dan 100%), dan 90%responden memilih air minum merek Aqua dan 85% memilih merek Nestle.Untuk analisis kategori mendapatkan hasil bahwa untuk Aqua, atribut kinerja,pelayanan, ketahanan, karakteristik produk, hasil dan total persepsi kualitas masukdalam kategori Baik. Atribut keandalan, kesesuaian masuk dalam kategori cukup.Untuk Nestle, semua atribut masuk dalam kategori baik. Berdasarkan uji beda duarata-rata dan uji t, perbandingan persepsi kualitas menunjukkan bahwa adaperbedaan pada atribut keandalan. Produk Nestle lebih tinggi dibandingkandengan Aqua.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “ANALISIS
PERBANDINGAN PERCEIVED QUALITY (PERSEPSI KUALITAS) PADA
AIR MINUM DALAM KEMASAN” Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ
pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program
Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Diah Utari B.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang,
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
x
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II,
yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan memberikan
masukan, saran dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya
kepada penulis selama ini.
6. Ibuku Ch.Hermiyatun yang telah berada disurga dan ayahku F.Sutoyo,
yang selalu berada disampingku terima kasih atas cinta kasih,
kepercayaan, dukungan, semangat, doa dan pengorbanan yang tak
terhingga.
7. Kakakku tercinta, Antonius Yudhi Setiawan, S.E., yang telah
menjagaku selama ini. Sekarang adalah giliranku untuk menjaga ayah.
8. Bulik, Om, Mbah dan adik-adikku, mas-masku yang telah banyak
membuatku tersenyum. Terima kasih atas dukungan, perhatian dan
doanya.
9. Buat Pandaku tersayang ,Ronny Dwi Dewanto, S.E., atas doa,
semangat, keberanian dan kasih yang tiada henti. Bapak Fx. Suwandi
dan Ibu, atas sumbangan pikiran, buku dan ilmunya.
10. Sahabat-sahabatku Manajemen’04, Maya, Fauzan, Evan, Enggar,
Bayu, Gondrong, Ferry, Angga, Bangun, Wisnu, Ari, Reo, Tyas, Tyas
Garfield, Simbah, Ristu, Poter, Maya Item, Ithenk, Yuli, Mira, Yor dan
xi
semua anak-anak Manjemen’04 terima kasih atas persudaraan yang
indah ini. Keep contact ya.
11. Mas Toro, mas Andi, mas Yosha, Seno terima kasih karena telah
mendewasakan aku. Mas Topan ’01, Mas Wawan’02 dan Andi’UII
atas semangat dan sumbangan pikiran untuk membantuku.
12. Teman hidup KKP kelompok 17 angkatan XIV, Ria, Thomas, Bayu
atas setiap detik waktu yang telah kita lalui bersama. Tetap seperti dulu
ya. Hidup mbah Kerto.
13. Mas-mas Manajemen’01’02’03, Akuntansi’99’03 atas hari-hari indah
di Sadhar. Yang belum lulus cepetan lulus.
14. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih atas bantuannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kasih membalas budi baik tersebut dengan
penuh kelimpahan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
yang berminat dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.
Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan
semakin mengembangkan dan menyempurnakan karya ini.
Yogyakarta, Agustus 2008
Penulis
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.14 Nilai rata-rata untuk Aqua……………………………………………88
Tabel 5.15 Nilai rata-rata untuk Nestle…………………………………………..89
Tabel 5.16 Hasil uji t……………………………………………………………..90
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PUBLIKASI PERPUSTAKAAN .................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Batasan Masalah...................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
F. Sistematika Penelitian ............................................................................ 4
xiv
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran ..............................................................................6
B. Konsep Pemasaran ...................................................................................6
C. Pengertian Pasar ........................................................................................7
D. Pengertian Produk .....................................................................................7
E. Pengertian Atribut Produk.........................................................................8
F. Pengertian Persepsi ..................................................................................8
G. Pengertian Kualitas ..................................................................................10
H. PengertianEkuitasMerek ...........................................................................12
I. Peran Ekuitas Merek ................................................................................13
J. Pengertian Persepsi Kualitas ( Perceived Quality) ...................................14
K. Dimensi Persepsi Kualitas ( Perceived Quality ) .....................................15
L. Hipotesis ...................................................................................................16
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................................17
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................17
C. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................................17
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran .......................................................18
E. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................19
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................20
G. Populasi dan Sampel .................................................................................20
H. Teknik Pengujian Instrumen .....................................................................22
1. Validitas ..............................................................................................22
xv
2. Reliabilitas ..........................................................................................23
I. Teknik Analisis Data ................................................................................24
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ........................................31
B. Gambaran Umum Produk Air Minum Aqua.............................................34
C. Gambaran Umum Produk Air Minum Nestlé Pure Life...........................38
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data .............................................................................................41
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...........................................42
C. Analisis Data Penelitian ............................................................................44
D. Pembahasan...............................................................................................57
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................93
B. Saran..........................................................................................................95
C. Keterbatasan .............................................................................................96
LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi saat ini semakin maju dan berkembang.
Faktor ini mendorong banyak bermunculannya perusahaan-perusahaan baru.
Perusahaan-perusahaan ini banyak yang memunculkan produk yang sejenis,
maupun hampir serupa dengan produk yang sudah ada di pasar terlebih
dahulu. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang baru
ataupun untuk menggeser perusahaan yang sudah ada untuk mendapatkan
pangsa pasarnya. Setiap perusahaan berusaha untuk mendapatkan konsumen
sebanyak mungkin. Hal ini membuat kesempatan konsumen untuk
mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhannya semakin besar.
Tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi ini
menyebabkan setiap perusahaan lebih berhati-hati untuk menjalankan
usahanya. Keberhasilan perusahaan tidak hanya dilihat dari laba yang
diperoleh ataupun penjualannya yang tinggi, tetapi yang tidak kalah penting
adalah bagaimana tanggapan konsumen tentang produknya. Tidak hanya
konsumen saja tetapi juga masyarakat luas supaya mereka dapat menjadi
konsumen dari produk tersebut.
Supaya dapat mengerti dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen, perusahaan harus dapat menilai dan mengetahui persepsi mereka
terhadap produk yang ditawarkan. Persepsi dapat diartikan sebagai proses
dimana individu memilih, mengelola dan menginterpretasikan stimulus ke
1
dalam bentuk arti dan gambar. Sangatlah penting bagi perusahaan untuk
mengetahui persepsi konsumen terhadap produk mereka, untuk tetap menjaga
kualitas produk mereka dipasar. Perusahaan juga harus mengetahui posisi
produk mereka dan produk pesaing mereka.
Seiring dengan perkembangan zaman, dapat menyebabkan seseorang
untuk berganti gaya hidupnya. Perubahan dari gaya hidup ini dapat juga
terjadi pada konsumen sebuah produk yang cukup lama untuk berganti dengan
produk yang baru, dimana konsumen dihadapkan pada berbagai macam
produk dengan harga, kualitas, merek dan bentuk yang berlainan dengan
fungsi yang sama. Dalam memasarkan produknya, PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk juga menghadapi persaingan yang ketat dengan semakin
banyaknya produk air minum mineral yang bermunculan. Strategi pemasaran
yang tepat sangat dibutuhkan untuk mempertahankan produk dan
meningkatkan kinerja perusahaan.
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dengan produk air minum Aqua
mempunyai asset perusahaan yaitu berupa merek (brand) yang kuat
dimasyarakat. Merek dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau
kombinasinya. Merek memiliki fungsi yang penting karena dengan merek
dapat membedakan atau mengidentifikasi suatu produk dari produk pesaing.
Atas dasar uraian diatas maka sangat penting bagi perusahaan untuk
mengetahui persepsi konsumen tentang produk mereka dibandingkan dengan
produk pesaing. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Analisis Perbandingan Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
2
Pada Air Minum Dalam Kemasan” Studi Kasus produk AQUA dan
NESTLÉ pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kampus I
Mrican.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé ?
2. Bagaimana perceived quality yang dimiliki konsumen terhadap produk
Aqua dan Nestlé ?
3. Apakah ada perbedaan perceived quality produk Aqua dan Nestlé ?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka perlu dijelaskan
mengenai batasan masalahnya, yaitu sebagai berikut :
1. Peneliti hanya akan meneliti bagaimana perceived quality konsumen
terhadap produk Aqua dibandingkan dengan produk Nestlé.
2. Responden merupakan orang-orang yang pernah mengkonsumsi produk
Aqua ataupun Nestlé.
D. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé.
2) Untuk mengetahui bagaimana perceived quality yang dimiliki konsumen
terhadap Aqua dan Nestlé.
3
3) Untuk mengetahui bagaimana perceived quality produk Aqua
dibandingkan dengan Nestlé.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Perusahaan
Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan dalam mengetahui posisi produknya dibandingkan dengan
produk pesaing.
2. Universitas Sanata Dharma
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan juga
bagi penelitian selanjutnya.
3. Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu untuk dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman didalam menerapkan ilmu yang telah
didapat selama berada dibangku kuliah.
4
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih berkaitan dengan
topik penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, subyek dan objek penelitian, sumber dan
pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam analisis
data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran dan keterbatasan
dari penelitian
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Menurut William J Stanton, pemasaran adalah : “Suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial” (Drs. Basu Swastha, 2005 : 5 ).
Menurut Stoner, pemasaran adalah : “Proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan“( T. Hani, 1995 : 8).
Menurut Philip Kotler dan G. Armstrong ( 1995 : 9), pemasaran adalah
: “Sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertahankan produk yang
bernilai”.
B. Konsep Pemasaran
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Philip Kotler ( 1997 : 20)
bahwa, konsep pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran terkoordinasi yang
berfokus pada pasar dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuan
6
memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan
organisasi”.
Sedangkan menurut Wlilliam J. Stanton ( 1996 : 14), menyatakan
bahwa : “konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis yang mengatakan
bahwa kepuasan dan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial
dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan.”
C. Pengertian Pasar
Definisi pertama menyatakan bahwa (Basu, Swastha, 2002 : 50) :
“ pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi,
barang atau jasa tersedia untuk dijual dan terjadi perpindahan hak milik.”
Sedangkan definisi kedua menyatakan :
“pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-
pembeli potensial.”
Kedua definisi tersebut dianggap sebagai definisi yang agak sempit
dam kurang memadai. Oleh karena itu kita akan menggunakan definisi pasar
yang lebih luas (dikemukakan oleh William J. Stanton) :
“pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya.”
D. Pengertian Produk
Menurut William J. Stanton ( 1996 : 125) bahwa : “produk adalah
sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya tercakup
warna prestise pengecer dan pelayanan dari pengecer serta pabrik yang
7
mungkin diterima pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya”.
Lebih lanjut Philip Kotler ( 1997 : 268) menjelaskan bahwa : “produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian
pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan”.
Produk mencakup obyek, fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi dan
gagasan.
Berdasar kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa “produk
adalah segala sesuatu dengan sekumpulan atribut yang mencakup obyek fisik,
pelayanan, orang, tempat, organisasi dan gagasan yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginan atau kebutuhannnya.”
E. Pengertian Atribut Produk
Menurut H. Indriyo Gitosudarmo (2000 : 188) bahwa “atribut produk
adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin
agar produk sumber dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diharapkan oleh pembeli, berupa sesuatu yang berwujud (desain produk,
bungkus, merek,dsb) maupun berupa sesuatu yang tidak berwujud (nama baik
perusahaan)”.
8
Pengertian diatas mendapat penekanan dari Radiosunu (1995 : 99)
yang menyatakan bahwa “produk memiliki karakteristik sebagi berikut :
tingkat kualitas, harga, ciri, model, jaminan dan pelayanan”.
F. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih,
mengelola dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar
atau dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang
memandang lingkungan disekelilingnya (Amirullah, 2002 : 42). Dua individu
dapat mempunyai pandangan yang berbeda dari suatu objek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa individu yang satu dengan
yang lainnya memiliki pandangan yang menyimpang terhadap satu objek :
a) Pengaruh tampilan fisik (physical appearances). Dimana individu
cenderung mengasosiasikan suatu bentuk fisik dari objek yang
diamati, termasuk suatu pernyataan dengan pandangan yang
berlaku umum.
b) Gaya meniru (stereotypes). Individu cenderung untuk mengartikan
sebuah gambar atau tampilan dalam pikiran mereka dari yang
sesuai dengan stimuli yang mendorongnya.
c) Isyarat yang menyimpang (irrelevant cues). Jika pertimbangan
yang dibutuhkan untuk membentuk keputusan dirasakan sulit,
konsumen biasanya terpaksa mengambil keputusan dengan
9
mempertimbangkan hal-hal diluar spesifikasi dasar dari produk
tersebut.
d) Kesan pertama (first impressions). Kesan pertama cenderung
diabadikan oleh konsumen, mereka akan mengankap positif atau
negative dari suatu produk tergantung pada bagaimana produk
tersebut memposisikannya pada benak konsumen.
e) Pengaruh penilaian (halo effect). Persepsi seseorang cenderung
dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Jika orang lain menganggap
baik suatu produk, maka konsumen biasanya percaya atas penilaian
itu.
G. Pengertian Kualitas
W. Edwards Deming, ( Drs. Zulian Yamit, 2005 : 7) mendefinisikan
kualitas adalah “apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen”.
Menurut Philip B. Crosby, mempersepsikan kualitas sebagai nihil
cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan ( Drs. Zulian Yamit,
2005:7).
Sedangkan menurut Joseph M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai
kesesuaian terhadap spesifikasi (Drs. Zulian Yamit, 2005:7).
Geotsch Davis, 1994 membuat definisi kualitas yang lebih luas
cakupannya, yaitu kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
10
Geotsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya
menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga
menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan.
Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa
melalui melalui manusia dan proses yang berkualitas.
David Garvin, 1994 mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif
kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat
dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun
diukur. Produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat
mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan
seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), kecantikan
wajah (kosmetik), pelayanan prima (bank), dan tempat berbelanja
yang nyaman (mall).
2. Product-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau
atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan
adanya perbedaaan atribut yang dimiliki produk secara objektif,
tetapi ini tidak dapat menjelaskan dalam selera dan preferensi
individu.
11
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kualitas tergantung pada orang yang memandangnya dan produk
yang paling memuaskan preferensi sesorang atau cocok dengan
selera merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang
berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula,
sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang
dapat dirasakannya.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau
dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai
sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya atau prosedur.
Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang
ditetapakan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang
menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan
perusahaan dan bukan konsumen yang menggunakannnnya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari
segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable
excellence”. Oleh karena itu, kualitas dalam pandangan ini bersifat
relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi
12
belum tentu produk paling bernilai. Produk yang paling bernilai
adalah produk yang paling tepat beli.
H. Pengertian Ekuitas Merek
Brand equity adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait
dengan suatu merek, nama, symbol yang mampu menambah atau mengurangi
nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan
maupun pelanggan.
Menurut David A. Garvin (Hani Handoko, 1991 : 145), brand equity
dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu :
a. Brand Awareness ( kesadaran merek)
Menunjukkan kesanggupan bahwa seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali suatu merek merupakan bagian
dari kategori produk tertentu.
b. Brand Association (asosiasi merek)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan
tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat,
atribut produk, geografis, harga pesaing dan lain-lain.
c. Perceived Quality ( persepsi kualitas)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas-
kualitas keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan
dengan maksud yang diharapkan.
13
d. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu merek
produk.
e. Other proprietary assets (asset-aset merek lainnya)
Empat elemen brand equity diluar asset-aset merek lainnya dikenal
dengan elemen-elemen utama dari brand equity yang kelima secara
langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari dari empat elemen
utama tersebut.
I. Peran Ekuitas Merek
Ekuitas merek merupakan asset yang memberikan nilai tersendiri
dimata pelanggannya. Brand equity dapat mempengaruhi rasa percaya diri
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman
masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai
karakteristik merek. Dalam kenyataannya, perceived quality dan brand equity
juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk :
a. Brand Equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program
dalam memikat konsumen baru atau menrangkul kembali
konsumen lama. Brand equity yang kuat dapat menghilangkan
keraguan konsumen terhadap kualitas merek.
b. Empat dimensi brand equity dapat mempengaruhi alasan
pembelian konsumen.
14
c. Brand loyalty yang diperkuat merupakan hal penting dalam
merespon inovasi yang dilakukan para pesaing.
d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi
positioning maupun strategi perluasan produk.
e. Salah satu cara memperkuat brand equity dengan melakukan
promosi yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin
yang lebih tinggi dengaan menerapkan premium price (harga
premium) dan mengurangi keteragantungannya pada promosi
sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi.
f. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau
menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan
jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand
equity tersebut.
g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena
mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.
h. Asset-asset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan yang tidak
dimiliki pesaing.
J. Pengertian Persepsi Kualitas ( Perceived Quality)
Menurut David A. Aaker (1997 : 124), “Persepsi kualitas
merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
15
keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud
yang diharapkannya.”
Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek.
Persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai hal, seperti :
1) Kualitas aktual atau obyektif (Actual or Objective Quality)
Perluasan ke suatu bagian dari produk/jasa yang memberikan
pelayanan lebih baik.
2) Kualitas isi produk (Product-based Quality)
Karakteristik dan kuantitas unsur, bagian, atau pelayanan yang
disertakan.
3) Kualitas proses manufaktur (Manufacturing Quality)
Kesesuaian dengan spesifikasi ; hasil akhir yang “tanpa cacat”
(zero defect).
K. Dimensi Persepsi Kualitas ( Perceived Quality )
Mengacu pada pendapat David A. Garvin, dimensi persepsi kualitas
produk dibagi menjadi delapan, yaitu :
1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
3. Reliability (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan
pemakaian.
16
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain
dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus
digunakan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang
memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.
8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Mengacu dari penelitian sebelumnya dalam buku Brand Equity Ten
(Darmadi Durianto, 2004 : 52), dalam penelitian ini menggunakan tujuh
dimensi persepsi kualitas produk, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan,
keandalan, karakteristik produk, kesesuaian serta hasil.
L. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian sampai
dibuktikan melalui data yang terkumpul. Hipotesis penelitian dapat juga
diartikan sebagai dugaan yang sifatnya sementara, yang mungkin saja benar
dan mungkin saja salah. Hipotesis dari penelitian ini adalah untuk
membandingkan persepsi kualitas (perceived quality) produk Aqua dengan
Nestlé.
17
Rumusan Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut
antara produk Aqua dan Nestlé.
Ha : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
J. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
survey. Dalam penelitian ini informasi dikumpulkan dengan survey dari
responden dengan menggunakan kuesioner. Adapun pengertian penelitian
survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri
Sangarimbu dan Sofian Effendi, 1995 : 3). Pada umumnya, pada penelitian
survey ini data dikumpulkan dari sampel yang mewakili seluruh populasi, hal
ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh
populasi.
K. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian dilakukan bulan April-Mei tahun 2008
2. Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
kampus I Mrican.
L. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah semua orang yang
pernah mengkonsumsi air minum merek Aqua ataupun Nestlé. yang
19
diteliti adalah persepsi konsumen Aqua terhadap produk Aqua dan
persepsi konsumen Nestle terhadap produk Nestle.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah dimensi-
dimensi persepsi kualitas, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan,
karakteristik produk, kesesuaian serta hasil.
M. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan oleh peneliti hanya
terdapat satu variabel yaitu persepsi terhadap kualitas, yang meliputi :
1) Kinerja : produk berguna bagi kesehatan (produk manjur).
2) Pelayanan : mudah didapat.
3) Ketahanan : tidak ada efek samping jika dikonsumsi dalam
jangka panjang.
4) Keandalan : efeknya cepat terasa.
5) Karakteristik produk : kemasannya bagus.
6) Kesesuaian : rasa dari produk ini segar.
7) Hasil : produk mempunyai komposisi mineral yang lengkap.
2. Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan rating scale. Rating
scale berisi sangat setuju atau sangat kurang setuju yang dibagi dalam
lima bagian skala terhadap pernyataan-pernyataan (statements) yang
20
diajukan oleh peneliti dalam kuesioner ( Soehardi Sigit, 1999:88). Lima
bagian tersebut masing-masing diberi skor 1-5 hingga sampai pada
pertanyaan (statement) yang paling negative diberi skor 1.
Misalnya :
Sangat setuju ( SS) = 5
Setuju (S) = 4
Biasa saja (BS) = 3
Tidak setuju ( TS ) = 2
Sangat Tidak Setuju ( STS) = 1
N. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari :
1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang ada biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar,
2003 : 99).
Data primer berikut ini mencakup :
a. Karakteristik responden, meliputi jenis kelamin, umur, uang saku
perbulan, frekuensi pengkonsumsian, bentuk kemasan yang dipilih,
merek yang dipilih.
b. Data mengenai persepsi kualitas (perceived quality) konsumen
terhadap produk Aqua.
21
c. Data mengenai persepsi kualitas (perceived quality) konsumen
terhadap produk Nestlé.
2. Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atu oleh pihak lainnya
(Husein Umar, 2003 : 100). Data sekunder dalam penelitian ini bersumber
dari buku, internet, iklan televisi.
O. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik survey,
merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument
kuesioner atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang
diambil sebagai sampel. Pada dasarnya ada dua jenis survey lain sebagai
berikut :
a. Survey Wawancara
Survey wawancara dilakukan dengan cara jawaban dari responden atas
pertanyaan dari penelitian sebagai pewawancara (Soehardi Sigit, 1999
: 76).
b. Survey Kuesioner
Survey kuesioner dilakukan dengan cara meminta kepada responden
untuk menulis sendiri atas pertanyaan peneliti yang termuat dalam
kuesioner yang diberikan kepada responden (Soehardi Sigit, 1999 :
76).
22
P. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen Aqua/Nestlé yang terjaring dalam
penyebaran kuesioner. Selama penelitian, penulis berhasil memperoleh
responden sebanyak 186 orang, yaitu 90 orang responden Aqua, 85 orang
responden Nestlé dan sebanyak 11 orang yang bukan konsumen dari
kedua produk tersebut. Dalam penelitian ini hanya mengambil 90 orang
responden Aqua dan 85 orang responden Nestlé, sedangkan 11 orang yang
bukan konsumen kedua produk tersebut akan diabaikan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi keseluruhan yang dipilih secara
acak, cermat, agar mewakili populasi itu. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian konsumen Aqua dan Nestlé yang terjaring dalam
penyebaran kuesioner yang berstatus pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé.
a. Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Convinience
Sampling, dengan cara sebagai berikut :
1) Kuesioner disebarkan sebanyak-banyaknya kepada semua orang,
baik yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé, maupun yang
belum pernah mengkonsumsi.
23
2) Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut, selanjutnya dipisahkan
antara yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé dan yang belum
pernah mengkonsumsi.
3) Selanjutnya yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini
merupakan responden yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé.
Setelah itu akan diambil sebagian dari responden yang pernah
mengkonsumsi Aqua dan sebagian responden yang pernah
mengkonsumsi Nestlé, yang merupakan sampel dalam penelitian
ini.
b. Besaran Sampel
Besaran sampel merupakan banyaknya individu, subyek atau elemen
dari populasi yang diambil sebagai sampel. Menurut Fraenkel dan
Wallen (Soehardi Sigit, 1999 : 69), besarnya sampel minimum untuk
suatu penelitian adalah sebanyak 100 responden. Untuk menentukan
besarnya sampel dari suatu populasi dapat digunakan rumus Slovin
(1960), yang dikutip dari Sevilla (1994), sebagai berikut :
n = N1 + Ne ²
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
24
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan,
misalnya 2 %.
Q. Teknik Pengujian Instrumen
1. Analisis Validitas
Validitas digunakan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur
dapat mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur (artinya
alat ukur tersebut mengenai sasaran) dan seberapa jauh alat pengukur
dapat memberikan ukuran yang diteliti dan cermat untuk menunjukkan
besar kecilnya gejala yang diukur. Uji validitas adalah prosedur
pengujian untuk mengukur dengan cermat atau tidak atau dengan kata
lain bahwa sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur berupa
kuesioner dalam melakukan fungsi ukurannya.
Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-
masing item pernyataan dengan skor total (item-total correlation).
Perhitungan dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment
(Sugiyono, 1999 : 213) sebagai berikut :
rxy =
])(][)([
)()(
2222 YYNXXN
YXXYN
Dimana :
x = nilai total skor masing-masing variable x
25
y = nilai total masing-masing item variable y
2x = kuadrat variable x
2y = kuadrat variabel y
N = jumlah sampel
Jumlah rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf
signifikan ( £ ) = 0, 05. jika r hitung > r tabel, maka pengukuran tersebut
valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya dan diandalkan. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas
digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut ( Sugiyono, 1999 :
215 )
rxx =rxy
rxy
1
2
Dimana :
rxx = koefisien reliabilitas
rxy = koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dan genap
jika rxx > r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Persentase
Analisis ini akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertama mengenai karakteristik atau profil konsumen yang mengkonsumsi
produk Aqua dan Nestlé.
26
Hal-hal yang akan dianalisis adalah :
1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Uang saku per bulan
4. Frekuensi pengkonsumsian produk
5. Bentuk kemasan yang dipilih
6. Merek air minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi
Rumusan persentase Sugiyono (1999:63) adalah :
P =N
nx
Dimana :
P = Jumlah persentasenx = Jumlah yang akan dianalisisN = Jumlah total
2. Analisis Kategori
Analisis ini untuk menjawab masalah kedua yaitu bagaimana
perceived quality (persepsi kualitas) produk Aqua dan Nestlé.
Langkah-langkahnya adalah :
1) Membuat Rentang Skala
Rentang skala dibuat untuk menentukan kategori dari masing-masing
atribut perceived quality.
Rumusnya adalah :
Xn - Xic =
kDimana :c = perkiraan besarnya kelas ( class width, class size, class length)k = banyaknya kelasXn = nilai observasi terbesarXi = nilai observasi terkecil
27
Rentang Skala
1,00 —1,79 = Sangat jelek
1,80 — 2,59 = Jelek
2,60 — 3,39 = Cukup
3,40 — 4,19 = Baik
4,20 — 5,00 = Sangat Baik
2) Pengujian kategori secara statistik dengan menggunakan analisis
perbedaan rata-rata
Menguji nilai rata-rata untuk tiap-tiap atribut setiap produk, dengan tahap-
tahap sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ angka-angka batas kategori tertentu
Ha : Xni > angka-angka batas kategori tertentu
Dimana :
Xni = nilai rata-rata persepsi kualitas untuk atribut tertentu
produk tertentu.
Dimana dalam penelitian ini terdapat tujuh atribut, yaitu kinerja,
pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian,
hasil dan 2 produk yang akan diteliti yaitu Aqua dan Nestlé.
b. Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
28
c. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Dengan rumus sebagai
berikut:
t = St – parameter
σst
Dimana :
St = statistic ( nilai sampel)Parameter = hipotesa parameternya
σst = deviasi standar sample
d. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk
dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak
atau dengan kata lain menerima Ho sehingga tidak benar bahwa atribut
tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
R. Analisis perbedaan dua rata-rata persepsi kualitas produk Aqua dan
Nestle untuk masing-masing atribut.
Analisis ini digunakan untuk menjawab masalah yang ketiga, yaitu
apakah ada perbedaan atau tidak persepsi kualitas masing-masing atribut
antara produk Aqua dan Nestlé.
a. Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé.
29
b. Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah Penerimaan95 %
Daerah penolakan daerah
penolakan 2,5%
2,5%
c. Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dengan rumus sebagai
berikut:
t = St – parameter
σst
Dimana :
St = statistic ( nilai sampel)
Parameter = hipotesa parameternya
σst = deviasi standar sampel
d. Pengambilan Keputusan
Jika t-hitung > t-tabel, maka hipotesis diterima atau dengan kata lain
Ho ditolak atau menerima Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa ada
perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut antara Aqua
dan Nestlé. Jika t-hitung < t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan
kata lain Ho diterima atau menolak Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa
tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut
antara Aqua dan Nestlé.
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma
1. Sejarah Berdirinya Universitas Sanata Dharma
IKIP Sanata Dharma berdiri pada tahun 1965, lahir dari kepedulian
Serikat Yesus dan relawan Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha untuk
melindungi dan meningkatkan martabat manusia serta warisan budaya
melalui penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat
setempat, nasional, dan internasional. Yang kemudian mengalami banyak
perkembangan dalam segala aspek, baik aspek pembangunan sarana fisik,
administrasi, pengajaran dan penelitian maupun pengabdian pada
masyarakat.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993, IKIP
Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma setelah
sebelumnya merupakan PTPG dan FKIP. Dengan perkembangan ini
diharapkan Sanata Dharma tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru
sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Universitas Sanata Dharma memiliki 8 fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan program (S1) yakni: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Matematika dan Ilmu
31
Pengetahuan Alam, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi,
Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teologi. Dan program non-gelar yaitu:
DII PGSD, English Extension Course, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing (BIPA).
Saat ini Universitas Sanata Dharma juga membuka program Pasca-
Sarjana yaitu: Program Studi Magister Teologi dan Program Studi
Magister Ilmu Religi dan Budaya.
2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
a. Visi Universitas Sanata Dharma
1) Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan
mengungkapkan kebenaran sejati secara obyektif dengan
kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan
hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,
dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi
kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.
2) Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia, Universitas merasa terpanggil untuk
memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama
pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda dengan
maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan
kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil,
demokratis, dan sejahtera.
32
3) Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD
1945; pada visi kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah,
tanggung jawab sosialnya serta tujuannnya yang luhur; dan pada
spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat
Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama (man and woman for
and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat
keunggulan, dan dialogis.
b. Misi Universitas Sanata Dharma
1) Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai
intelektualitas dan humanitas.
2) Mengembangkan universitas yang menjadi hati nurani kritis
masyarakat.
3) Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali
secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat
manusia.
4) Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan
untuk dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika
keilmuan.
5) Mengembangkan pendidikan humanis dengan semangat dialogis
yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual
secara terpadu.
6) Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa,
dan dapat berguna bagi masyarakat.
33
7) Memberikan pelayanan bagi mahasiswa untuk mengembangkan
kepekaan sosial terhadap masyarakat.
8) Mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional baik dalam
bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia
B. Gambaran Umum Produk Air Minum Aqua
1. Latar Belakang
Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau
menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di
Indonesia melalui P.T. Golden Mississipi pada tanggal 23 Februari 1973.
kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai
dengan pembangunan pabrik dikawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa
Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan
produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas
produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca
950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada
waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena
masih rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk AQUA.
Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat,
sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil
dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan
pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang.
34
Semula produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan
menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran.
Namun, saat berbagai jenis kemasan baru : 150 ml, 500 ml, 220 ml, dari
kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat
terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga
terjangkau.
Pada tahun 1981, AQUA memutuskan untuk mengganti bahan
baku yang semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir
sendiri (self flowing spring).
Pada tanggal 16 Juni 1994, dibentuk P.T. TIRTA INVESTAMA
sebagai induk yang mengayomi unit-unit produksi AQUA yang tersebar
diseluruh Indonesia dan sekarang menjadi lebih dikenal sebagai AQUA
Group, dengan total jumlah karyawan lebih dari 7400 orang.
2. Perkembangan Selanjutnya
Diterimanya AQUA oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan
yang telah menjangkau seluruh pelosok Indonesia, maka AQUA harus
segera meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan
pasar yang terus meningkat itu, lisensi untuk memproduksi AQUA
diberikan kepada P.T. Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada
tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987.
hal yang sama juga diterapkan diberbagai daerah di Indonesia. Pemberian
lisensi ini disertai dengan kewajiban penerapan standar produksi dan
pengendalian mutu yang prima. Upaya ekspor dirintis sejak medio 1987
35
dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia,
Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total kapasitas
produksi dan seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1,665 milayar
liter per tahun.
Di luar negeri, tepatnya di Filipina, dijalin pula kerjasama untuk
memproduksi AQUA, yang telah berproduksi sejak awal 1998. sedangkan
di Brunei Darussalam, pada tahun 1991 dilakukan kerjasama dengan
membentuk IBIC Sdn. Bhd untuk memproduksi air minum dalam kemasan
(AMDK) dengan merek SEHAT. Nama dipilih karena tidak adanya
sumber mata air pegunungan yang memenuhi standar produksi AQUA,
sehingga bahan bakunya diambil dari sumur bor, karena itu nama AQUA
tidak digunakan.
Pada saat perusahaan go-public pada tanggal 1 Maret 1990
memakai nama PT. Golden Mississipi dirubah menjadi PT. Aqua Golden
Mississipi. Pada tahun 1994 dan 1995, AQUA adalah AMDK pertama
yang berhasil memperoleh Sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi,
Citeureup dan Mekarsari. Menyusuk kemudian pabrik Pandaan, pabrik
Mambal, pabrik Subang dan pabrik Berastagi. Semua pabrik AQUA
sedang diproses untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002. Sertifikasi lain
yang telah diperoleh yaitu untuk Good Manufacturing Pratices atau Cara
Produksi yang baik dari NSF ( National Sanitation Foundation). Pabrik
yang telah memperoleh sertifikasi ini adalah pabrik Bekasi, Citeureup,
Mekarsari dan Pandaan. Kedua sertifikasi ini diberikan kepada perusahaan
36
AMDK di Indonesia. Pada awal tahun 1999, AQUA berhasil memperoleh
sertifikat SMK3 (Sertifikat Mutu Kesehatan dan Keselamatan) dan pada
bulan Oktober 1999, 5 pabrik AQUA di Bekasi, Bogor, Sukabumi,
Pandaan dan Bali memperoleh sertifikat HACPP (Hazard Abalysis Critical
Control Point) dari SGS, Holland. HACPP adalah suatu metoda untuk
mengontrol proses produksi yang bisa mengakibatkan menurunnya
kualitas produksi.
Pada tahun 1986, AQUA memperoleh “Asia Star Award” dari
Tokyo, Jepang. Dan pada tahun 1991 berhasil meraih “Management
Award 1991” kategori manajemen umum dalam program yang
diselenggarakan oleh World Executive’s Digest bersama Asian Institute of
Management dan Japan Airlines. Penghargaan lain yang diterima berupa
piala “Piala Nusa Adi Kualita” untuk kualitas manajemen perusahaan
terbaik dari Kadin Jaya dan penghargaan sebagai Peserta Terbaik pada
Penilaian Penerapan Cara Produksi yang Baik, untuk kelompok industri air
minum dalam kemasan, dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia
pada tahun 1997. Pada kwartal akhir tahun 1999, hasil survey independen
dari majalah Readers Digest di Singapura menempatkan produk AQUA
sebagai “Superbrand 1999” yang paling dikenal dan dipercaya mutunya.
Bertepatan dengan pergantian millennium, AQUA meluncurkan produk
berlabel Danone-AQUA. DANONE meningkatkan kepemilikan saham di
PT. Tirta Investama dari 40 % menjadi 74% sehingga DANONE
kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group.
37
3. Jenis
Saat ini produk AQUA terdiri dari beraneka kemasan dan ukuran,
baik kemasan sekali pakai (disposable) maupun kemasan ulang-alik
(returnable).
a. Kemasan sekali pakai terdiri atas :
1. Botol PET (Poly Ethelene Terephthalate) :
1500 ml, 625 ml, 600 ml, 330 ml
2. Gelas plastik PP (Poly Propelene) : 240 ml.
b. Kemasan sekali pakai terdiri atas :
1. Botol Kaca : 375 ml.
2. Botol PC (Poly Carbonate) : 5 galon (19 lt).
Semula AQUA memproduksi botol-botol plastiknya memakai
bahan PVC (Poly Vinyl Chloride) yang kurang ramah lingkungan karena
menimbulkan hujan asam bilamana dibakar. Pada tahun 1988, AQUA
mengganti mesin produksi dan bahan bakunya dengan PET, sedangkan di
Eropa pada saat itu masih memakai PVC. AQUA lah yang pertama-tama
merubah botol bulat disain Eropa menjadi persegi dan bergaris agar mudah
dipegang. Demikian pula dengan gelas plastik 240 ml yang semula
berukuran 220 ml, diciptakan oleh Research and Development AQUA dan
sekarang menjadi teramat popular di Indonesia.
C. Gambaran Umum Produk Air Minum Nestlé Pure Life
1. Latar Belakang
Perusahaan Nestlé didirikan oleh seorang ahli kimia Jerman yang
berdomisili di Veyvey, Swiss, Henri Nestlé. Henri Nestlé dilahirkan pada
10 Agustus 1814, di Frankurt am main, Jerman. Ia adalah anak ke-11 dari
14 orang anak Johann Ulrich Mathias Nestle dan Anna-Maria Catharina
38
Ehemann. Ayah Henri Nestlé menurut tradisi mewarisi perusahaan dari
ayahnya Johann Ulrich Nestlé dan menjadi seorang glazier di Tönesgasse.
Sebelum mencapai usia 20 tahun, Nestlé telah menyelesaikan masa
magangnya selama 4 tahun dengan J.E. Stein, seorang pemilik perusahaan
farmasi. Pada akhir 1839, ia resmi diberikan hak untuk melakukan
percobaan-percobaan kimia, membuat obat-obatan berdasarkan resep dan
menjual obat. Pada masa ini, ia mengganti namanya menjadi Henri Nestlé
agar lebih cocok dengan kondisi social barunya di Veyvey, Swiss.
Pada 1843, Henri Nestlé membeli salah satu industri yang paling
progresif dan lincah di region itu pada masa tersebut, yang mempunyai
rapeseed. Ia juga terlibat dalam produksi minyak kacang (digunakan
sebagai bahan bakar lampu minyak), minuman keras, rum, absinth dan
cuka. Ia juga mulai memproduksi dan menjual air mineral bergas dan
lemonade, meskipun pada tahun-tahun krisis dari 1845 hingga 1847 Nestlé
menghentikan produksi air mineralnya. Pada tahun 1857 ia mulai
berkonsentrasi pada penyalaan lampu gas dan pupuk. Henri Nestlé
kemudian memanfaatkan nama keluarganya menjadi logo perusahaannya.
Dalam dialek Jerman Swiss, “Nestlé” berarti sarang burung kecil (little
nest). Logo itu menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan
dan tradisi.
2. Perkembangan Selanjutnya
Merasa prihatin dengan tingginya angka mortalitas bayi di akhir
abad 19 di Swiss, Henri Nestlé berhasil menciptakan makanan
pendamping ASI. “Farine Lactee” berhasil menyelamatkan banyak jiwa
bayi pada saat itu dan Nestlé pun mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat. Henri Nestlé mencampurkan susu sapi dengan tepung
39
gandum dan gula untuk menghasilkan substitusi susu ibu bagi anak-anak
yang tidak dapat disusui. Selain itu, Henri Nestlé dan seorang sahabatnya
Jean Balthasar Schnetzler menyingkirkan asam dan kanji dari tepung
gandum karena bayi sulit mencernanya. Produk ini dapat dipersiapkan
hanya dengan menambahkan air dan dianggap sebagai makanan bayi
pertama. Henri Nestlé menjual perusahaannya pada akhir 1874 dan pindah
bersama istrinya ke Villa Nestlé dan disana ia menolong orang-orang
dengan pinjaman kecil dan menyumbang untuk masyarakat dengan
meningkatkan infrastruktur setempat. Henri Nestlé-Ehmant meninggal
dunia karena serangan jantung pada 7 Juli 1890.
Perusahaan Nestlé terus mengembangkan produk-produknya dan
kemudian menjadi pelopor beberapa produk seperti susu kental di Eropa
tahun 1905, susu coklat tahun 1929, kopi instant tahun 1938 dan lain-lain.
Produk-produk Nestlé telah beredar di Indonesia sejak akhir abad
ke-19, dimana salah satunya ialah susu kental manis “Tjap Nona”
(sekarang “Nestlé Milkmaid”). Kantor pusat Nestlé di Swiss, Nestlé S.A.,
bersama sejumlah mitra local mendirikan anak perusahaan di Indonesia
pada bulan Maret 1971. Saat ini P.T. Nestlé Indonesia mengoperasikan
tiga pabrik yang berlokasi di daerah Tangerang (Banten), Panjang
(Lampung) dan Kejayan (Jawa Timur). Beberapa merek produk Nestlé
yang dipasarkan Nestlé di Indonesia antara lain : susu bubuk Nestlé
Dancow, kopi instant Nescafé, Nestlé Milo, Nestlé Bubur Bayi, Kit Kat,
Polo dan air minum dalam kemasan Nestlé Pure Life dan lain-lain. Nestlé
Indonesia berkomitmen untuk tetap mengembangkan produk-produk
melalui inovasi dan renovasi demi memuaskan kebutuhan konsumennya
diseluruh Indonesia.
40
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi kualitas konsumen
antara produk Aqua dan Nestlé. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan
memberikan sejumlah pertanyaan atau kuesioner kepada responden
sebanyak 90 orang konsumen Aqua dan 85 orang konsumen Nestlé
sebagai sampel. Kuesioner yang dibagikan kepada konsumen terdiri atas 2
bagian, yaitu :
Bagian I : berisikan pertanyaan tentang karakteristik responden,
yang meliputi nama, jenis kelamin, umur, uang saku per
bulan, frekuensi pengkonsumsian produk, bentuk
kemasan yang dipilih, merek air minum mineral dalam
kemasan yang dikonsumsi.
Bagian II : berisikan pernyataan untuk memperoleh data tentang
persepsi kualitas meliputi kinerja, pelayanan,
ketahanan, kenadalan, karakteristik produk, hasil.
2. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrument bertujuan untuk menguji tingkat kevalidan dan
keandalan masing-masing item. Sebelum kita melakukan penelitian lebih
lanjut, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian kuesioner untuk
41
mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian itu
layak atau tidak. Untuk itu peneliti melakukan pengujian kuesioner dengan
uji coba pada 30 responden. Adapun uji instrument yang digunakan adalah
uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini 30 responden uji coba
juga merupakan responden yang akan diteliti dan diambil dari 90
responden Aqua dan 85 responden Nestlé.
a. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Analisis Validitas
Analisis validitas dilakukan dengan mencari nilai korelasi product moment
antara butir dan total dalam tiap instrument. Koefisien korelasi product
moment butir dan total kemudian dibandingkan dengan r tabel. Jika
koefisien korelasi butir dan total itu lebih besar dibanding dengan nilai r
tabel maka butir itu dinyatakan valid atau sahih. Untuk pengujian tingkat
validitas butir pertanyaan digunakan taraf signifikan 5 % atau 0,05 dan n =
30, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa semua nilai rxy masing-masing
item dalam pertanyaan lebih besar dari r tabel sebesar 0,317. Uraian hasil
pengujian validitas instrumen disajikan dalam tabel 5.1 dan tabel 5.2
berikut ini :
42
Tabel 5.1
Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Instrumen untuk Persepsi Kualitas Produk
Aqua
NamaInstrument
NamaButir
NilaiKorelasiButir dan
Total
Nilai r Tabel Status Butir
Kinerja 1 0,757 0,317 Valid / sahih
Pelayanan 1 0,550 0,317 Valid / sahih
Ketahanan 1 0,627 0,317 Valid / sahihKeandalan 1 0,631 0,317 Valid / sahih
KarakteristikProduk
1 0,480 0,317 Valid / sahih
Kesesuaian 1 0,382 0,317 Valid / sahih
Hasil 1 0,600 0,317 Valid / sahihSumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.2
Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Instrumen Persepsi Kualitas untuk Produk
Nestlé
NamaInstrumen
Nama Butir Nilai korelasiButir dan
Total
Nilai r tabel Status Butir
Kinerja 1 0,459 0,317 Valid / sahihPelayanan 1 0,588 0,317 Valid / sahihKetahanan 1 0,540 0,317 Valid / sahihKeandalan 1 0,430 0,317 Valid / sahih
KarakteristikProduk
1 0,490 0,317 Valid / sahih
Kesesuaian 1 0,426 0,317 Valid/ sahihHasil 1 0,562 0,317 Valid / sahih
Sumber : Data Primer tahun 2008
2. Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner apakah dapat
diandalkan atau tidak. Jika andal berarti kuesioner dapat digunakan untuk
43
pengukuran ulang dengan subyek yang sama dan memberikan hasil yang
relative tidak berbeda. Dalam pengukuran reliabilitas, digunakan metode
belah dua yaitu dengan korelasi product. Dari hasil penelitian tersebut,
dimasukkan ke dalam rumus spearman brown untuk mencari koefisien
reliabilitasnya. Seperti halnya pada pengujian validitas, pengujian
reliabilitas juga menggunakan taraf signifikan 5 % atau 0,05 dan kuesioner
dianggap andal apabila r hitung lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,317.
Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :
a. Variabel persepsi kualitas produk Aqua menghasilkan r hitung sebesar
nilai koefisien sebesar 0,827 dan nilai spearman brown ( rxx) sebesar
0,824.
b. Variabel persepsi kualitas produk Nestlé menghasilkan nilai koefisien
sebesar 0,755 dan nilai spearman brown ( rxx) sebesar 0,752.
Jadi rxx > r tabel, sehingga kuesioner juga memenuhi syarat reliabilitas
atau keandalan.
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Karakteristik Responden
Untuk menganalisis permasalahan pertama mengenai karakteristik
responden yaitu dengan analisis persentase. Didalam penelitian ini
karakteristik responden yang diteliti meliputi :
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Uang saku per bulan
44
d. Frekuensi pengkonsumsian produk
e. Bentuk kemasan yang dipilih
f. Merek air minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi
Karakteristik responden yang mengkonsumsi produk Aqua dan
Nestlé tersebut dapat diketahui dari hasil jawaban kuesioner bagian I yang
telah diisi oleh responden. Seluruh jawaban tersebut kemudian
dikelompokkan dan dipersentasikan dengan tabel seperti dibawah ini :
a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Identitas Responden Aqua Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 68 75,6 %Perempuan 22 24,4%
Total 90 100%Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.4
Identitas Responden Nestlé Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 45 53 %
Perempuan 40 47 %
Total 85 100 %
Sumber : Data Primer tahun 2008
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan pada
mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Kampu I Mrican, maka dapat diketahui sebagian besar responden
Aqua berjenis kelamin laki-laki 75,6% dan yang berjenis kelamin
45
perempuan sebesar 24,4%. Sedangkan untuk responden Nestlé juga
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki 53% dan yang berjenis
kelamin perempuan sebesar 47%.
b. Karakteristik Responden Menurut Umur
Tabel 5.5
Identitas Responden Aqua Menurut Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
16 tahun – 18 tahun 10 11,1 %19 tahun – 21 tahun 30 33,3 %22 tahun- 24 tahun 50 55,6 %Lebih dari 24 tahun 0 0 %
Total 90 100 %Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.6
Identitas Responden Nestlé Menurut Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
16 tahun – 18 tahun 5 5,9 %19 tahun – 21 tahun 11 12,9 %22 tahun – 14 tahun 69 81,2 %Lebih dari 24 tahun 0 0 %
Total 85 100 %Sumber : Data Primer tahun 2008
Berdasarkan data di atas tabel 5.5 dan tabel 5.6 maka dapat diketahui
bahwa tingkat umur responden Aqua pada mahasiswa/mahasiswi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I Mrican adalah
11,1% berumur 16-18 tahun, 33,3% berumur 19-21 tahun, 55,6%
berumur 22-24 tahun dan responden berumur lebih 24 tahun 0%.
Untuk responden Nestlé diketahui bahwa 5,9% berumur 16-18 tahun,
46
12,9% berumur 19-21 tahun, 81,2% berumur 22-24 tahun dan
responden yang berumur lebih dari 24 tahun 0%
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan
Tabel 5.7
Identitas Responden Aqua Menurut Uang Saku Per Bulan
Uang Saku Per Bulan Jumlah Persentase (%)Kurang dari Rp 500.000 12 13,3%
Rp 500.000-Rp1.000.000
75 83,4%
Lebih dari Rp 1.000.000 2 2,2%Lebih dari Rp 2.000.000 1 1,1%
Total 90 100%Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.8
Identitas Responden Nestlé Menurut Uang Saku Perbulan
Uang Saku Per Bulan Jumlah Persentase (%)
Kurang dari Rp 500.000 5 5,9 %Rp 500.000-Rp
1.000.00072 84,7%
Lebih dari Rp 1.000.000 8 9,4 %Lebih dari Rp 2.000.000 0 0 %
Total 85 100%
Dari tabel 5.7 dan tabel 5.8, maka dapat diketahui bahwa apabila
dilihat dari uang saku perbulan, konsumen Aqua pada
mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus I Mrican adalah 13,3% mempunyai uang saku kurang dari Rp
500.000, 83,4% mempunyai uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000,
2,2% mempunyai uang saku lebih dari Rp 1.000.000 dan 1,1%
mempunyai uang saku lebih dari Rp 2.000.000. untuk konsumen
47
Nestlé adalah 5,9% mempunyai uang saku kurang dari Rp 500.000,
84,7% mempunyai uang saku Rp 500.000-Rp 1.000.000, 9,4%
mempunyai uang saku lebih dari Rp 1.000.000 dan 0% mempunyai
yang saku lebih dari Rp 2.000.000.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi
Pengkonsumsian Produk
Tabel 5.9
Identitas Responden Aqua Berdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian
Produk
FrekuensiPengkonsumsian
Produk
Jumlah Persentase (%)
Rutin 73 81,1%Kadang-kadang 11 12,2%
Jarang 6 6,7%Tidak Pernah 0 0%
Total 90 100%Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.10
Identitas Responden Nestlé Berdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian
Produk
FrekuensiPengkonsumsian
Produk
Jumlah Persentase (%)
Rutin 58 68,2%Kadang-kadang 19 22,4%
Jarang 8 9,4%Tidak Pernah 0 0%
Total 85 100%Sumber : Data Primer tahun 2008
48
Dari tabel 5.9 dan tabel 5.10, maka dapat diketahui bahwa apabila
dilihat dari tingkat frekuensi pengkonsumsian produk Aqua pada
mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus I Mrican adalah 81,1% mengkonsumsi air minum Aqua
secara rutin, 12,2% mengkonsumsinya kadang-kadang, 6,7%
mengkonsumsi secara jarang dan 0% tidak pernah. Sedangkan untuk
Nestlé adalah 68,2% mengkonsumsi air minum Nestlé secara rutin,
22,4% mengkonsumsinya secara kadang-kadang, 9,4% mengkonsumsi
secara jarang dan 0% tidak pernah.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk kemasan yang
Dipilih
Tabel 5.11
Identitas Responden Aqua Berdasarkan Bentuk Kemasan yang Dipilih
BentukKemasan
Jumlah Persentase (%)
Gelas 9 10%Botol 41 45,6%Galon 40 44,4%Total 90 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.12
Identitas Responden Nestlé Berdasarkan Bentuk Kemasan yang Dipilih
BentukKemasan
Jumlah Persentase (%)
Gelas 0 0%Botol 85 100%Galon 0 0%Total 85 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
49
Dari tabel 5.11 dan tabel 5.12, maka dapat diketahui bahwa apabila
dilihat dari tingkat bentuk kemasan air minum yang dipilih pada
mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus I Mrican, untuk produk Aqua adalah 10% memilih bentuk
kemasan berupa gelas, 45,6% memilih bentuk kemasan botol dan
44,4% memilih bentuk kemasan galon. Untuk produk Nestlé semua
responden memilih bentuk kemasan botol yaitu 100%, 0% untuk
kemasan berbentuk gelas dan 0% untuk kemasan berbentuk galon.
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Air Minum Mineral
Dalam Kemasan yang Dikonsumsi
Tabel 5.13
Identitas Responden Berdasarkan Merek Air Minum Mineral Dalam
Kemasan yang Dikonsumsi
Merek Air MinumMineral Dalam
Kemasan
Jumlah Persentase (%)
Aqua 90 48,4%Nestlé 85 45,7%
Merek Lainnya 11 5,9%Total 186 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
Dari tabel 5.13, maka dapat diketahui bahwa berdasarkan merek air
minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi oleh
mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus I Mrican adalah 48,4% memilih merek Aqua, 45,7% memilih
merek Nestlé dan sebesar 5,9% memilih merek lainnya.
50
2. Analisis Kategori
Analisis kategori digunakan untuk menjawab masalah kedua
yaitu bagaimana perceived quality (persepsi kualitas) produk Aqua dan
Nestlé, dengan membuat rentang skala.
Rentang skala dibuat untuk menentukan kategori dari masing-
masing atribut perceived quality.
Rumusnya adalah :
Xn - Xic =
ksehingga :
5 - 1c =
5= 0,8
Dimana :
c = perkiraan besarnya kelas ( class width, class size, class length)
k = banyaknya kelas
Xn = nilai observasi terbesar
Xi = nilai observasi terkecil
Rentang Skala
1,00 —1,79 = Sangat jelek
1,80 — 2,59 = Jelek
2,60 — 3,39 = Cukup
3,40 — 4,19 = Baik
4,20 — 5,00 = Sangat Baik
51
Selanjutnya adalah penentuan kategori persepsi kualitas untuk produk
Aqua dan Nestle dengan cara statistic, adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ angka-angka batas kategori tertentu
Ha : Xni > angka-angka batas kategori tertentu
Dimana :
Xni = nilai rata-rata persepsi kualitas untuk atribut tertentu
produk tertentu.
Dimana dalam penelitian ini terdapat tujuh atribut, yaitu kinerja,
pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian,
hasil dan 2 produk yang akan diteliti yaitu Aqua dan Nestlé.
b. Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
c. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Dengan rumus sebagai berikut
:
t = St – parameter
σst
52
Dimana :
St = statistic ( nilai sampel)
Parameter = hipotesa parameternya
σst = deviasi standar sampel
d. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak (perbedaannya tidak significant) sehingga benar bahwa atribut
tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung >
t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ho
(terdapat perbedaan yang significant) sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Dalam
penelitian ini diketahui besarnya t-tabel yaitu 1, 662.
Dari hasil perhitungan statistik, dapat diketahui sebagai berikut:
1) Produk air minum Aqua
Dengan menggunakan metode penelitian yang sama, maka untuk
produk Aqua dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Atribut kinerja
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima untuk atribut kinerja masuk dalam
kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,76.
53
2) Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu
sisi
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan5%
1.134 1, 653
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk
mempermudah perhitungan, penulis mempergunakan
bantuan alat SPSS versi 12.0. Maka dapat diperoleh hasil
sebesar 1.134, dengan nilai t-tabel sebesar 1,653 (lihat
pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan
kata lain Ho ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu
produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-
hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata
lain menerima Ho (terdapat perbedaan yang significant)
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut
kinerja diperoleh nilai t-hitung 1,134 < 1,653, sehingga
54
hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga
benar untuk atribut kinerja produk Aqua masuk dalam
kategori Baik.
b. Atribut pelayanan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima, untuk atribut pelayanan masuk
dalam kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar
3,79.
2) Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %,
satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
0,590 1, 6533) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,590, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
55
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ho ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel,
maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut pelayanan
diperoleh nilai t-hitung 0,590 < 1,653, sehingga hipotesis
diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar untuk
atribut pelayanan produk Aqua masuk dalam kategori Baik.
c. Atribut ketahanan
C. Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima, untuk atribut ketahanan masuk dalam
kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,57.
D. Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi
56
Daerah penolakan
Daerah Penerimaan
5%
-1, 653 -0,380E. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,380, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
F. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ha ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel,
maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut ketahanan
diperoleh nilai t-hitung -0,380 < 1,653, sehingga hipotesis
diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar untuk
atribut ketahanan produk Aqua masuk dalam kategori Baik.
d. Atribut kehandalan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 2,59
Ha : Xni > 2,59
57
Sehingga untuk atribut keandalan masuk dalam kategori
Cukup. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,28 maka benar masuk
dalam kategori Cukup.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
-2,769 -1, 653
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 2,769, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ha ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel,
maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut keandalan
diperoleh nilai t-hitung 2,769 > 1,653, sehingga hipotesis
ditolak, dengan kata lain Ho diterima, sehingga tidak benar
58
untuk atribut keandalan produk Aqua masuk dalam kategori
Cukup.
e. Atribut karakteristik produk
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut karakteristik produk masuk dalam
kategori Baik. Dengan nilai- rata-rata sebesar 3,68 maka benar
masuk dalam kategori Baik.
2) Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
0,161 1, 6533) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,161, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel dalam pembahasan).
59
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ha ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel,
maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut karakteristik
produk diperoleh nilai t-hitung 0,161 < 1,653, sehingga
hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar
untuk atribut karakteristik produk, Aqua masuk dalam kategori
Baik..
f. Atribut kesesuaian
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 2,59
Ha : Xni > 2,59
Sehingga untuk atribut kesesuaian masuk dalam kategori
Cukup. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,34 maka benar masuk
dalam kategori Cukup.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah PenerimaanDaerah penolakan 95 %
5%
-1,699 -1, 653
60
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -1,699, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau
dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Untuk atribut kesesuaian diperoleh nilai t-hitung -1,699 >
1,653, sehingga tidak benar untuk atribut kesesuaian, Aqua
masuk dalam kategori Cukup.
g. Atribut hasil
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut hasil masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,58 maka benar masuk dalam
kategori Baik.
61
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 %
Daerah penolakan5%
-1, 653 -0,3903) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,390, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak sehingga tidak
benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam
kategori tertentu. Untuk atribut hasil diperoleh nilai t-hitung -
0,390 < 1,653, sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak, sehingga benar untuk atribut hasil, Aqua masuk dalam
kategori Baik.
h. Total persepsi kualitas
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 23,79
Ha : Xni > 23,79
62
Sehingga untuk total persepsi kualitas masuk dalam kategori
Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 24,99
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 %
Daerah penolakan5%
-1, 653 -0,910
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,910, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak sehingga
tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam
kategori tertentu. Untuk atribut hasil diperoleh nilai t-hitung -
0,910 < 1,653, sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak, sehingga benar untuk total persepsi kualitas Aqua
masuk dalam kategori Baik.(lihat lampiran).
63
b. Produk air minum Nestlé
Dengan menggunakan metode penelitian yang sama, maka untuk produk
Nestle dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Atribut Kinerja
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut kinerja masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,62.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
1,134 1, 653
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 1,134 dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ha ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk
64
tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel,
maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut kinerja diperoleh
nilai t-hitung 1,134 < 1,653, sehingga hipotesis diterima,
dengan kata lain Ha ditolak, sehingga benar untuk atribut
kinerja produk Nestle masuk dalam kategori Baik.
b. Atribut Pelayanan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut pelayanan masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,72.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan5%
0,590 1, 653
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
65
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,590 dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau
dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Untuk atribut pelayanan diperoleh nilai t-hitung 0,590< 1,653,
sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak,
sehingga benar untuk atribut pelayanan produk Nestle masuk
dalam kategori Baik.
c. Atribut Ketahanan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut ketahanan masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,61.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan95 %
Daerah penolakan
5%
-1, 653 -0,380
66
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,380, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau
dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Untuk atribut ketahanan diperoleh nilai t-hitung -0,380 < 1,653,
sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak,
sehingga benar untuk atribut ketahanan produk Nestle masuk
dalam kategori Baik.
d. Atribut keandalan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut keandalan masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,64.
67
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
Daerah 95%penolakan
5%
-1, 653-2,7693) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -2,769 dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau
dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Untuk atribut keandalan diperoleh nilai t-hitung -2,769 > 1,653,
sehingga hipotesis ditolak, dengan kata lain Ha diterima,
sehingga tidak benar untuk atribut keandalan produk Nestle
masuk dalam kategori Baik.
e. Atribut karakteristik produk
1) Menentukan Hipotesis
68
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut karakteristik produk masuk dalam
kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,66.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
0.161 1, 6533) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,161, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau
dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa
atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
Untuk atribut karakteristik produk diperoleh nilai t-hitung
0,161 < 1,653, sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
69
ditolak, sehingga benar untuk atribut karakteristik produk,
Nestle masuk dalam kategori Baik..
f. Atribut kesesuaian
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut kesesuaian masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,54.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
Daerah penolakan 95 %
5%
-1,699 -1, 6533) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -1,699, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel)
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak sehingga
benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam
70
kategori tertentu. Untuk atribut kesesuaian diperoleh nilai t-
hitung -1,699 > 1,653, sehingga hipotesis ditolak, dengan kata
lain Ho ditolak, sehingga tidak benar untuk atribut kesesuaian,
Nestle masuk dalam kategori Baik.
g. Atribut hasil
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 3,39
Ha : Xni > 3,39
Sehingga untuk atribut hasil masuk dalam kategori Baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 3,62
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
Daerah penolakan 95%
5%
-1, 653 -0,3903) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,390, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
71
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut hasil diperoleh
nilai t-hitung -0,390 < 1,653, sehingga hipotesis diterima,
dengan kata lain Hipotesis ditolak, sehingga benar untuk atribut
hasil, Nestle masuk dalam kategori Baik.
h. Total persepsi kualitas
1) Menentukan Hipotesis
Ho : Xni ≤ 23,79
Ha : Xni > 23,79
Sehingga untuk total persepsi kualitas masuk dalam kategori
Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 25,41.
2) Penentuan Taraf Nyata
Daerah Penerimaan
Daerah penolakan 95%
5%
-1, 653 -0,9103) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi
12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,910, dengan nilai t-
tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
72
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, sehingga benar
bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori
tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak
sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu
masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut hasil diperoleh
nilai t-hitung -0,910 < 1,653, sehingga hipotesis diterima,
dengan kata lain Hipotesis ditolak, sehingga benar untuk total
persepsi kualitas, Nestle masuk dalam kategori Baik.
3. Analisis perbedaan dua rata-rata persepsi kualitas produk Aqua dan
Nestlé untuk masing-masing atribut.
Analisis ini digunakan untuk menjawab masalah yang ketiga, yaitu
apakah ada perbedaan atau tidak persepsi kualitas masing-masing atribut
antara produk Aqua dan Nestlé.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan untuk masing-
masing atribut persepsi kualitas antara produk Aqua dan Nestle dengan
menggunakan metode statistic sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing masing atribut antara produk Aqua
dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-
masing atribut antara Aqua dan Nestlé.
73
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
a. Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t , dengan rumus sebagai
berikut :
t = St – parameter
σst
Dimana :
St = statistic ( nilai sampel)
Parameter = hipotesa parameternya
σst = deviasi standar sampel
b. Pengambilan Keputusan
Jika t-hitung > t-tabel, maka hipotesis diterima atau dengan kata
lain Ho ditolak atau menerima Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa
ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut antara
Aqua dan Nestlé. Jika t-hitung < t-tabel, maka hipotesis ditolak
74
atau dengan kata lain Ho diterima atau menolak Ha. Hal ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé.
Dengan menggunakan metode yang sama untuk pengujian masing-masing
atribut untuk produk Aqua dan Nestle, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Atribut Kinerja
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé.
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 1,134 +1,973771
75
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya
t-hitung untuk Aqua dan Nestle yaitu 1,134.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut kinerja memperoleh hasil nilai t-hitung ≤ t-
tabel (1,134 ≤ 1,973771) dan P value (0,259 >0,05) maka Ho
diterima atau dengan kata lain Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan
bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut kinerja
antara Aqua dan Nestlé.
b. Atribut pelayanan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
76
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 0,590 +1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya
t-hitung 0,590.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut pelayanan memperoleh hasil t-hitung ≤ t-tabel
(0,590 ≤ 1,973771 dan Pvalue ( 0,556 > 0,05) maka Ho diterima
atau menolak Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada
perbedaan persepsi kualitas untuk atribut pelayanan antara Aqua
dan Nestlé.
77
c. Atribut Ketahanan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé.
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 -0,380 + 1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung -0,380.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
78
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut ketahanan memperoleh hasil t-hitung ≤ t-tabel (-
0,380 ≤ 1,973771) dan Pvalue ( 0,704 > 0,05) Ho diterima atau
menolak Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan
persepsi kualitas untuk atribut pelayanan antara Aqua dan Nestlé.
d. Atribut keandalan
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-2,769 -1,973771 + 1,973771
79
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung -2,769.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut keandalan memperoleh hasil t-hitung > t-tabel (-
2,769 > 1,973771) dan P value (0,006 < 0,05) maka Ha diterima. Hal
ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut
keandalan antara Aqua dan Nestlé.
e. Atribut Karakteristik Produk
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
80
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 0,161 +1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung 0,161.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut karakteristik produk memperoleh hasil t-hitung ≤ t-
tabel (0,161≤ 1,973771) dan P value (0,872 > 0,05) maka Ho diterima
Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk atribut karakteristik produk antara Aqua dan Nestlé.
81
f. Atribut Kesesuaian
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 -1,699 +1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung -1,699.
82
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut kesesuaian memperoleh hasil t-hitung ≤ t-tabel (-
1,699 ≤ 1,973771) dan P value (0,091 >0,05)maka Ho diterima. Hal
ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk
atribut kesesuaian antara Aqua dan Nestlé.
g. Atribut Hasil
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
83
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 -0,390 +1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung -3,90.
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut hasil memperoleh hasil t-hitung ≤ t-tabel (-0,390 ≤
1,973771) dan P value (0,697 > 0,05) maka Ho diterima. Hal ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut
hasil antara Aqua dan Nestlé.
84
h. Total persepsi kualitas
1) Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara
produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan
Nestlé
2) Penentuan Taraf Nyata (Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah PenerimaanDaerahpenolakan 95 %
DaerahPenola
kan2,5% 2,5%
-1,973771 -0,910 +1,973771
3) Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dan memperoleh besarnya t-
hitung -0,910.
85
4) Pengambilan Keputusan
Ho diterima jika t-hitung ≤ t -tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel.
Berdasar probabilitas :
Ho diterima jika P value > 0,05.
Ho ditolak jika P value < 0,05.
Maka untuk atribut hasil memperoleh hasil t-hitung ≤ t-tabel (-0,910 ≤
1,973771) dan P value (0,364 > 0,05) maka Ho diterima. Hal ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk total
persepsi kualitas Aqua dan Nestlé.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dana analisis data yang dilakukan
terhadap mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus I Mrican, penulis dapat melakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Pembahasan Hasil Analisis Persentase
Dari analisis persentase mengenai karakteristik responden, jawaban yang
diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dapat diketahui bahwa :
a. Konsumen Aqua sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah 68
orang (75,6%) dan perempuan berjumlah 22 orang (24,4%).
Sedangkan untuk konsumen Nestlé sebagian besar adalah laki-laki
dengan jumlah 45 orang (53%) dan perempuan berjumlah 40 orang
(47%). Hal ini dikarenakan responden yang secara kebetulan dijumpai
86
dan mengkonsumsi air minum dalam kemasan merek Aqua maupun
Nestlé kebanyakan laki-laki.
b. Konsumen Aqua yang berumur 16-18 tahun sebanyak 10 orang
(11,1%), dan konsumen Nestlé sebanyak 5 orang (5,9%), umur 19-21
tahun untuk konsumen Aqua sebanyak 30 orang (33,3%) dan Nestlé
sebanyak 11 orang (12,9%), umur 22-24 tahun untuk konsumen Aqua
sebanyak 50 orang (55,6%) dan Nestlé sebanyak 69 orang (81,2%) dan
tidak ada yang berumur lebih dari 24 tahun. Hal ini dikarenakan
kebetulan responden yang dijumpai oleh penulis adalah angkatan 2004
keatas.
c. Konsumen Aqua yang mempunyai uang saku kurang dari Rp 500.000
sebanyak 12 orang (13,3%) dan Nestlé sebanyak 5 orang ( 5,9%), Rp
500.000-Rp 1.000.000 untuk konsumen Aqua sebanyak 75 orang
(83,4%) dan Nestlé sebanyak 75 orang (84,7%), lebih dari Rp
1.000.000 untuk konsumen Aqua sebanyak 2 orang (2,2%) dan Nestlé
sebanyak 8 orang (9,4%). Lebih dari Rp 2.000.000 untuk konsumen
Aqua sebanyak 1 orang (1,1%) dan untuk Nestlé tidak ada. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen Aqua dan Nestlé
memiliki uang saku sebesar Rp 500.000-Rp 1.000.000.
d. Responden yang mengkonsumsi Aqua secara rutin sebanyak 73 orang
(81,1%) dan Nestlé sebanyak 58 orang (68,2%), yang mengkonsumsi
secara kadang-kadang untuk Aqua sebanyak 11 orang (12,2%) dan
Nestlé sebanyak 19 orang (22,4%), yang mengkonsumsi secara jarang
untuk Aqua sebanyak 6 orang (6,7%) dan Nestlé sebanyak 8 orang
87
(9,4%). Hal ini menunjukkan banyaknya responden yang sudah
mengkonsumsi kedua produk ini secara rutin.
e. Responden yang memilih kemasan berbentuk gelas, untuk Aqua
sebanyak 9 orang (10%) dan Nestlé tidak ada, botol untuk konsumen
Aqua sebanyak 41 orang (45,6%) dan Nestlé sebanyak 85 orang
(100%), galon untuk konsumen Aqua sebanyak 40 orang (44,4%) dan
Nestlé tidak ada. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam menemukan
dan mengkonsumsi kedua produk ini jika dalam bentuk botol.
f. Responden yang memilih air minum dalam kemasan merek Aqua
sebanyak 90 orang (48,4%) dan Nestle sebanyak 85 orang (45,7%) dan
yang memilih merek lainnya sebanyak 11 orang (5,9%). hal ini
dikarenakan merek Aqua telah dulu dikenal oleh orang kebanyakan
jika dibandingkan dengan Nestlé maupun merek lainnya.
2. Pembahasan Hasil Analisis Kategori
a. Pembahasan Hasil Analisis Kategori untuk Produk Aqua
Tabel 5.14
Hasil Nilai Rata-rata Masing-masing Atribut Persepsi Kualitas Produk Aqua
No. Atribut-atribut Persepsi Kualitas Nilai Rata-rata t-hitung Hasil
1. Kinerja 3.76 1.134 Baik
2. Pelayanan 3.79 0.590 Baik
3. Ketahanan 3.57 -0.380 Baik
4. Keandalan 3.28 -2.769 Cukup
5. Karakteristik Produk 3.68 0.161 Baik
6. Kesesuaian 3.34 -1.699 Cukup
7. Hasil 3.58 -0.390 Baik
8. Total atribut-atribut persepsi kualitas 24.99 -0.910 Baik
88
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata dan uji t maka dapat
diketahui bahwa dilihat dari kinerja, pelayanan, ketahanan,
karakteristik produk dan hasil menujukkan bahwa air minum dalam
kemasan Aqua mempunyai persepsi yang baik dari konsumennya.
Atribut kesesuian tidak benar masuk dalam kategori cukup. Sehingga
bisa masuk dalam kategori lain. Menurut persepsi konsumen, produk
ini berguna bagi kesehatan, mudah didapat, tidak ada efek samping
jika dikonsumsi dalam jangka panjang, kemasannya bagus, produk
mempunyai komposisi mineral yang lengkap. Sedangkan dilihat dari
sisi keandalan tidak benar masuk dalam kategori cukup, tetapi dilihat
dari besarnya nilai rata-rata yaitu 3,28, maka untuk atribut keandalan
ini benar masuk dalam kategori cukup.
b. Pembahasan Hasil Analisis Kategori untuk Produk Nestle
Tabel 5.15
Hasil Nilai Rata-rata untuk Masing-masing Atribut Persepsi Kualitas
Produk Nestle
No. Atribut-atribut Persepsi
Kualitas
Nilai Rata-
rata
t-hitung Hasil
1. Kinerja 3.62 1.134 Baik
2. Pelayanan 3.72 0.590 Baik
3. Ketahanan 3.61 -0.380 Baik
4. Keandalan 3.64 -2.769 Baik
5. Karakteristik Produk 3.66 0.161 Baik
6. Kesesuaian 3.54 -1.699 Baik
7. Hasil 3.62 -0.390 Baik
8. Total persepsi kualitas 25.41 -0.910 Baik
89
Untuk produk Nestlé dari atribut kinerja, pelayanan, ketahanan,
karakteristik produk,kesesuaian dan hasil menunjukkan bahwa produk ini
masuk dalam kategori baik. Persepsi konsumen menunjukkan hasil yang
baik, sehingga menurut konsumen produk ini berguna bagi kesehatan,
mudah didapat, tidak ada efek samping jika dikonsumsi dalam jangka
panjang, kemasannya bagus, produk mempunyai komposisi mineral yang
lengkap. Sedangkan dari atribut keandalan tidak benar masuk dalam
kategori baik. Tetapi dilihat dari besarnya nilai rata-rata yaitu 3,64 maka
untuk atribut keandalan benar masuk dalam kategori baik sehingga bisa
masuk kategori lain.
3. Pembahasan Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata
Tabel 5.16
Hasil Nilai Rata-rata dan Nilai t-hitung Masing-masing Atribut
Persepsi Kualitas Produk Aqua dan Nestle
Aqua NestleNo. Atribut-AtributPersepsi Kualitas Mean Mean
HasilUji-t
Hasil
1. Kinerja 3.76 3.62 1.134 Tidak Adabeda
2. Pelayanan 3.79 3.72 0.590 Tidak adabeda
3. Ketahanan 3.57 3.61 -.0380 Tidak adabeda
4. Keandalan 3.28 3.64 -2.769 Ada beda5. Karakteristik
produk3.68 3.66 0.161 Tidak ada
beda6 Kesesuaian 3.34 3.54 -1.699 Tidak ada
beda7. Hasil 3.58 3.62 -0.390 Tidak ada
beda8. Total persepsi
kualitas24.99 25.41 -0.910 Tidak Ada
bedaBerdasarkan nilai rata-rata masing-masing atribut persepsi kualitas dari
produk Aqua dan Nestle, maka :
90
a. Kinerja
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut kinerja antara
produk Aqua dan Nestlé.
b. Pelayanan
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut pelayanan antara
produk Aqua dan Nestlé. Konsumen menganggap bahwa sama
mudahnya untuk mendapatkan Aqua maupun Nestle.
c. Ketahanan
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut ketahanan antara
produk Aqua dan Nestle. Konsumen menganggap sama amannya
untuk mengkonsumsi dalam jangka waktu panjang.
d. Keandalan
Ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut keandalan antara Aqua
dan Nestlé. T-hitung negatif menunjukkan bahwa Aqua lebih rendah
daripada Nestle. Konsumen menganggap Nestlé memberikan efek
yang cepat terasa dibandingkan dengan Aqua.
e. Karakteristik Produk
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut karakteristik
produk antara produk Aqua dan Nestlé. Konsumen menganggap
kemasan Aqua maupun Nestle sama baiknya.
91
f. Kesesuaian
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut kesesuaian antara
produk Aqua dan Nestlé. Konsumen menganggap bahwa rasa dari
Aqua dan Nestle sama segarnya.
g. Hasil
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut hasil antara produk
Aqua dan Nestle. Konsumen menganggap komposisi mineral Aqua
dan Nestle sama-sama lengkap.
h. Total persepsi kualitas
Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk atribut hasil antara produk
Aqua dan Nestle. Konsumen menggangap bahwa secara keseluruhan
tidak ada bedanya antara Aqua dan Nestle.
92
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
D. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis data, berdasarkan data yang telah diperoleh,
penulis mengambil sampel mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Kampus I Mrican sebanyak 186 orang, yaitu 90 orang
konsumen Aqua, 85 orang konsumen Nestlé dan 11 orang merek lainnya,
maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Dengan analisis data persentase dapat diketahui gambaran konsumen Aqua
dan Nestlé sebagai berikut :
a. Jenis kelamin
Sebagian besar responden yang diteliti pada mahasiswa/mahasiswi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I Mrican adalah
berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 68 orang untuk konsumen
Aqua dan 45 orang konsumen Nestlé.
b. Umur
Sebagian besar dari responden yang diteliti pada mhasiswa/mahasiswi
di Universitas Sanata Dharma adalah berumur 22 – 24 tahun, yaitu 50
orang untuk Aqua dan 69 orang untuk Nestlé.
c. Uang Saku
Sebagian besar responden yang diteliti pada mahasiswa/mahasiswi di
universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican adalah Rp 500.000-Rp
93
1.000.000 untuk konsumen Aqua sebanyak 75 orang dan Nestle
sebanyak 75 orang.
d. Frekuensi Pengkonsumsian
Sebagian besar responden yang diteliti pada mahasiswa/mahasiswi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I adalah responden
yang mengkonsumsi Aqua secara rutin sebanyak 73 orang dan Nestlé
sebanyak 58 orang.
e. Bentuk Kemasan
Sebagian besar responden yang diteliti pada mahasiswa/mahasiswi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I memilih bentuk
kemasan botol, untuk konsumen Aqua sebanyak 41 orang dan Nestle
sebanyak 85 orang.
f. Merek Air Minum Dalam Kemasan yang Dipilih
Sebagian besar responden yang diteliti pada mahasiswa/mahasiswi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I memilih air minum
dalam kemasan merek Aqua sebanyak 90 orang dan Nestle sebanyak
85 orang.
2. Dilihat dari hasil nilai rata-rata masing-masing atribut dari persepsi
kualitas antara Aqua dan Nestlé maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
kualitas Aqua secara keseluruhan baik. Untuk atribut kinerja, pelayanan,
ketahanan, karakteristik produk dan hasil, Aqua mempunyai persepsi
kualitas yang baik dari konsumennya. Untuk atribut keandalan dan
94
kesesuaian, Aqua mempunyai persepsi kualitas yang cukup dari
konsumennya. Sedangkan untuk Nestlé, secara keseluruhan mempunyai
persepsi kualitas yang baik menurut konsumennya. Untuk atribut kinerja,
pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk,kesesuaian dan
hasil, mempunyai persepsi kualitas yang baik.
3. Dari hasil perbandingan antara Aqua dan Nestlé, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat satu perbedaan yang significant antara Aqua dan Nestlé
pada atribut keandalan. Pada atribut ketahanan, keandalan, kesesuaian,
hasil dan total persepsi kualitas air minum dalam kemasan Nestlé
mempunyai persepsi kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan Aqua.
E. Saran
1. Apabila ada yang ingin mengadakan penelitian ulang tentang
perbandingan perceived quality (persepsi kualitas) pada air minum dalam
kemasan, maka responden dalam penelitian yang diambil sebaiknya lebih
luas yaitu masyarakat umum dan skripsi ini dapat menjadi acuan dalam
melakukan penelitian ulang nantinya.
2. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran :
Pihak perusahaan diharapkan jika target marketnya adalah kalangan
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan karakteristik
seperti dalam kesimpulan maka dapat :
a. Meningkatkan mutu produknya : untuk air minum Aqua dapat dilihat
bahwa produk ini mengalami penurunan. Dengan munculnya banyak
95
pesaing baru, akan lebih baik jika perusahaan lebih meningkatkan lagi
mutu produknya. Walaupun merek Aqua ini telah lama beredar
dipasaran dan lebih dulu dikenal oleh masyarakat, tetapi perusahaan
hendaknya lebih berhati-hati dengan kemunculan produk-produk baru
yang sejenis, apalagi dengan tampilannya yang lebih menarik.
b. Membuat inovasi baru : untuk perusahaan air minum Aqua, akan lebih
baik jika menampilkan inovasi baru dari produknya, yang lebih
membedakan antara produknya dengan produk pesaing, sehingga
konsumen lebih memilih produknya. Begitu juga untuk air minum
Nestlé, perusahaan akan membuat inovasi baru dengan tujuan menarik
pelanggan baru dan membuat pelanggan lama Aqua berpindah ke
produknya.
F. Keterbatasan
1. Mengingat penulis belum pernah mempunyai pengalaman menulis karya
ilmiah, maka penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, terutama
dalam hal pengkajian teori dan pengolahan data.
2. Karena keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan penulis, maka
respondennya hanya mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Kampus I Mrican tidak dapat diteliti secara keseluruhan.
3. Penelitian ini bersifat studi kasus sehingga hasil penelitian ini hanya
berlaku pada Universitas Sanata Dharma dan tidak dapat digeneralisasikan
pada kasus-kasus lain.
4. Penelitian ini hanya berlaku pada kalangan sangat terbatas yaitu
mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
96
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin, (1997). Reliabilitas dan Validitas. Cetakan Ketiga.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Amirullah, ( 2002). Perilaku Konsumen. Cetakan Pertama. Yogyakarta : GrahaIlmu.
Durianto, Darmadi-Sugiarto-Tony Sijintak, (2001). Strategi Menaklukkan PasarMelalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Cetakan Kedua. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, Darmadi, 2004. Brand Equity Ten. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.
Gitosudarmo, H. Indriyo, Drs, 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama.BPFE, Yogyakarta.
Inwood, David & Jean Hammond, 1995. Pengembangan Produk. CetakanPertama. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Kotler, Philip dan G. Armstrong, 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ketiga,Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Sangarimbu, Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3S.
Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono, Dr. (2003). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono, Dr. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.
Stanton, William J. (1985). Prinsip Pemasaran. (Jilid I). Jakarta: Erlangga.
Swastha, Basu dan T. Hani Handoko, 1995. Manajemen Pemasaran AnalisisPerilaku Konsumen. Edisi Empat. BPFE, Yogyakarta.
Yamit, Zulian, 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Cetakan Kedua.Yogyakarta: Ekonisia.
www.aqua.com
www.nestle.com
xvii
ANALISIS PERBANDINGAN PERCEIVED QUALITY(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM DALAM
KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLE pada mahasiswa UniversitasSanata Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
KUESIONER
BAGIAN ICoret yang tidak perlu untuk tanda *) atau isilah titik-titik atau berilahtanda (X) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Nama :……………………………………( jika tidak keberatan)2. Jenis kelamin : Laki-laki / perempuan *)3. Usia anda saat ini
( ) 16 – 18 tahun ( ) 22 - 24 tahun( ) 19 – 21 tahun ( ) lebih dari 24 tahun
4. Uang saku perbulan ( termasuk biaya makan, transportasi, kebutuhan lain-lain dan tidak termasuk biaya kuliah, pondokan)( ) kurang dari Rp. 500.000( ) Rp 500.000 – Rp 1.000.000( ) lebih dari Rp 1.000.000( ) lebih dari Rp 2.000.000
5. Frekuensi Anda mengkonsumsi air minum dalam kemasan :( ) Rutin( ) Kadang-kadang( ) Jarang( ) Tidak pernah
( Bila Anda pernah mengkonsumsi air minum dalam kemasan, silahkanmenjawab pertanyaan no.6)6. Bentuk kemasan air minum dalam kemasan yang pernah Anda konsumsi?
(boleh lebih dari satu)( ) Gelas( ) Botol( ) Galon
7. Merek air minum dalam kemasan yang pernah Anda minum ?( ) Aqua( ) Nestle( ) lainnya…………( Silahkan mengisi sendiri)
Bila Anda menjawab pertanyaan no.7 dengan jawabanAqua/Nestle, silahkan melanjutkan untuk menjawabpertanyaan bagian II.
Bila Anda menjawab pertanyaan no.7 dengan jawabanlainnya, silahkan Anda berhenti sampai disini.
BAGIAN II
Berilah tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang menurut Anda sesuai dengan
kenyataan yang Anda alami setelah Anda mengkonsumsi air minum Aqua dan
Nestle, dengan kriteria sebagai berikut : ( kuesioner ini merupakan modifikasi
dari kuesioner penelitian untuk produk Diapet dan Neo Entrostop, dalam buku
Brand Equity Ten, Darmadi Durianto, 2004 ;54)
Jawaban SS = Sangat Setuju TS = Tidak setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
BS = Biasa saja
Bagi Anda yang pernah
minum Aqua
Bagi Anda yang pernah
minum Nestle
NO. PERNYATAAN
SS S BS TS STS SS S BS TS STS
1. Produk berguna bagi
kesehatan (manjur)
2. Mudah didapat
3. Tidak ada efek
samping jika
dikonsumsi dalam
jangka panjang
4. Efeknya cepat terasa
5. Kemasannya bagus
6. Rasanya segar
7. Komposisi mineral
lengkap
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
30 85.7
5 14.3
35 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.795
4a
.521
3b
7
.701
.824
.827
.790
Value
N of Items
Part 1
Value
N of Items
Part 2
Total N of Items
Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms
Equal Length
Unequal Length
Spearman-BrownCoefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: x1, x2, x3, x4.a.
The items are: x4, x5, x6, x7.b.
Item Statistics
3.80 .847 30
3.93 .980 30
3.57 .728 30
3.83 .791 30
3.63 .890 30
3.47 .776 30
3.57 .858 30
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
22.00 11.862 .757 .770
21.87 12.257 .550 .808
22.23 13.151 .627 .795
21.97 12.792 .631 .793
22.17 13.109 .480 .818
22.33 14.161 .382 .830
22.23 12.599 .600 .797
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.13 7.016 2.649 4a
10.67 3.264 1.807 3b
25.80 16.993 4.122 7
Part 1
Part 2
Both Parts
Mean Variance Std. Deviation N of Items
The items are: x1, x2, x3, x4.a.
The items are: x5, x6, x7.b.
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
30 88.2
4 11.8
34 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.681
4a
.603
3b
7
.603
.752
.755
.746
Value
N of Items
Part 1
Value
N of Items
Part 2
Total N of Items
Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms
Equal Length
Unequal Length
Spearman-BrownCoefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: x1, x2, x3, x4.a.
The items are: x4, x5, x6, x7.b.
Item Statistics
3.80 .664 30
3.77 .679 30
3.63 .765 30
3.83 .592 30
4.00 .643 30
3.93 .740 30
3.37 .809 30
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
22.53 8.120 .459 .755
22.57 7.633 .588 .730
22.70 7.459 .540 .739
22.50 8.466 .430 .760
22.33 8.092 .490 .749
22.40 7.972 .426 .763
22.97 7.206 .562 .734
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.03 3.757 1.938 4a
11.30 2.700 1.643 3b
26.33 10.299 3.209 7
Part 1
Part 2
Both Parts
Mean Variance Std. Deviation N of Items
The items are: x1, x2, x3, x4.a.
The items are: x5, x6, x7.b.
FrequenciesStatistics
85 85 85 85 85 85 85 85
0 0 0 0 0 0 0 0
3.62 3.72 3.61 3.64 3.66 3.54 3.62 25.41
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 25.00
4 4 4 4 4 4 3a 26
.771 .781 .773 .754 .780 .765 .771 2.985
2 2 2 2 2 2 2 19
5 5 5 5 5 5 5 34
308 316 307 309 311 301 308 2160
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Sum
ATR1 KinerjaATR2
PelayananATR3
KetahananATR4
Keandalan
ATR5Karakeristik
ProdukATR6
Kesesuaian ATR7 Hasil
TOTALPersepsiKualitas
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
K_ATR1 Kinerja
5 5.9 5.9 5.9
32 37.6 37.6 43.5
38 44.7 44.7 88.2
10 11.8 11.8 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR2 Pelayanan
5 5.9 5.9 5.9
26 30.6 30.6 36.5
42 49.4 49.4 85.9
12 14.1 14.1 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR3 Ketahanan
5 5.9 5.9 5.9
33 38.8 38.8 44.7
37 43.5 43.5 88.2
10 11.8 11.8 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR4 Keandalan
4 4.7 4.7 4.7
33 38.8 38.8 43.5
38 44.7 44.7 88.2
10 11.8 11.8 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR5 Karakeristik Produk
5 5.9 5.9 5.9
30 35.3 35.3 41.2
39 45.9 45.9 87.1
11 12.9 12.9 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR6 Kesesuaian
6 7.1 7.1 7.1
35 41.2 41.2 48.2
36 42.4 42.4 90.6
8 9.4 9.4 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR7 Hasil
4 4.7 4.7 4.7
35 41.2 41.2 45.9
35 41.2 41.2 87.1
11 12.9 12.9 100.0
85 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_TOT Persepsi Kualitas
24 28.2 28.2 28.2
53 62.4 62.4 90.6
8 9.4 9.4 100.0
85 100.0 100.0
3 Cukup (18.20 - 23.79)
4 Baik (23.80 - 29.39)
5 Sangat Baik (29.4 - 35.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
FrequenciesStatistics
90 90 90 90 90 90 90 90
0 0 0 0 0 0 0 0
3.76 3.79 3.57 3.28 3.68 3.34 3.58 24.99
4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 25.00
4 4 3 3 4 3 3 26
.769 .814 .794 .948 .776 .767 .779 3.150
2 2 2 1 2 2 2 17
5 5 5 5 5 5 5 35
338 341 321 295 331 301 322 2249
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Sum
ATR1 KinerjaATR2
PelayananATR3
KetahananATR4
Keandalan
ATR5Karakeristik
ProdukATR6
Kesesuaian ATR7 Hasil
TOTALPersepsiKualitas
K_ATR1 Kinerja
3 3.3 3.3 3.3
31 34.4 34.4 37.8
41 45.6 45.6 83.3
15 16.7 16.7 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR2 Pelayanan
6 6.7 6.7 6.7
23 25.6 25.6 32.2
45 50.0 50.0 82.2
16 17.8 17.8 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR3 Ketahanan
5 5.6 5.6 5.6
41 45.6 45.6 51.1
32 35.6 35.6 86.7
12 13.3 13.3 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR4 Keandalan
2 2.2 2.2 2.2
17 18.9 18.9 21.1
33 36.7 36.7 57.8
30 33.3 33.3 91.1
8 8.9 8.9 100.0
90 100.0 100.0
1 Sangat Jelek (1.00 - 1.79)
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR5 Karakeristik Produk
4 4.4 4.4 4.4
34 37.8 37.8 42.2
39 43.3 43.3 85.6
13 14.4 14.4 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR6 Kesesuaian
11 12.2 12.2 12.2
42 46.7 46.7 58.9
32 35.6 35.6 94.4
5 5.6 5.6 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_ATR7 Hasil
5 5.6 5.6 5.6
39 43.3 43.3 48.9
35 38.9 38.9 87.8
11 12.2 12.2 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (1.80 - 2.59)
3 Cukup (2.60 - 3.39)
4 Baik (3.40 - 4.19)
5 Sangat Baik (4.20 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
K_TOT Persepsi Kualitas
1 1.1 1.1 1.1
23 25.6 25.6 26.7
62 68.9 68.9 95.6
4 4.4 4.4 100.0
90 100.0 100.0
2 Jelek (12.60 - 18.19)
3 Cukup (18.20 - 23.79)
4 Baik (23.80 - 29.39)
5 Sangat Baik (29.4 - 35.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Group Statistics
90 3.76 .769 .081
85 3.62 .771 .084
90 3.79 .814 .086
85 3.72 .781 .085
90 3.57 .794 .084
85 3.61 .773 .084
90 3.28 .948 .100
85 3.64 .754 .082
90 3.68 .776 .082
85 3.66 .780 .085
90 3.34 .767 .081
85 3.54 .765 .083
90 3.58 .779 .082
85 3.62 .771 .084
90 24.99 3.150 .332
85 25.41 2.985 .324
Produk
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
1 Aqua
2 Nestle
ATR1 Kinerja
ATR2 Pelayanan
ATR3 Ketahanan
ATR4 Keandalan
ATR5 Karakeristik Produk
ATR6 Kesesuaian
ATR7 Hasil
TOTAL Persepsi Kualitas
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
T-test
Independent Samples Test
.138 .711 1.134 173 .259 .13 .116 -.098 .362
1.134 172.372 .259 .13 .116 -.098 .362
.000 .993 .590 173 .556 .07 .121 -.167 .310
.591 172.957 .555 .07 .121 -.167 .309
.194 .660 -.380 173 .704 -.05 .119 -.279 .189
-.381 172.837 .704 -.05 .118 -.279 .189
4.109 .044 -2.751 173 .007 -.36 .130 -.614 -.101
-2.769 168.143 .006 -.36 .129 -.612 -.103
.000 .987 .161 173 .872 .02 .118 -.213 .251
.161 172.336 .872 .02 .118 -.213 .251
.050 .823 -1.699 173 .091 -.20 .116 -.425 .032
-1.699 172.484 .091 -.20 .116 -.425 .032
.029 .866 -.390 173 .697 -.05 .117 -.277 .186
-.390 172.604 .697 -.05 .117 -.277 .186
.006 .940 -.910 173 .364 -.42 .464 -1.340 .494
-.912 172.997 .363 -.42 .464 -1.338 .492
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
ATR1 Kinerja
ATR2 Pelayanan
ATR3 Ketahanan
ATR4 Keandalan
ATR5 Karakeristik Produk
ATR6 Kesesuaian
ATR7 Hasil
TOTAL Persepsi Kualitas
F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% Confidence Intervalof the Difference
t-test for Equality of Means
top related