analisis pengaruh firm size, profitabilitas, dan … · melalui penerbitan obligasi maupun sukuk....
Post on 05-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH FIRM SIZE, PROFITABILITAS, DANRISIKO TERHADAP RATING SUKUK
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DIINDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada JurusanMagister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
YUNI SAFITRI
NIM. W100160008
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ANALISIS PENGARUH FIRM SIZE, PROFITABILITAS, DANRISIKO TERHADAP RATING SUKUK
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DIINDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada JurusanMagister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
YUNI SAFITRI
NIM. W100160008
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ANALISIS PENGARUH FIRM SIZE, PROFITABILITAS, DANRISIKO TERHADAP RATING SUKUK
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DIINDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada JurusanMagister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
YUNI SAFITRI
NIM. W100160008
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
ANALISIS PENGARUH FIRM SIZE, PROFITABILITAS, DANRISIKO TERHADAP RATING SUKUK
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DIINDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2016)
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh firm size,Profitabilitas, dan Risiko terhadap rating sukuk. Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan yang menerbitkan sukuk dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Sedangkan, metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan denganpendekatan purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu: Sukuk korporasi yangyang diterbitkan oleh perusahaan dan memperoleh rating yang dikeluarkan oleh PTPEFINDO pada tahun 2013-2016, perusahaan menerbitkan laporan keuangan yangberakhir 31 Desember dan dapat diakses/diperoleh melalui www.idx.com ataumelalui masing-masing situs perusahaan. Adapun teknik analisis data menggunakanAnalisis Ordinal Logistic Regression, sedangkan Pengujian hipotesis dalampenelitian ini menggunakan uji parameter estimates. Variabel IndependenProfitabilitas menggunakan ROA dan Risiko menggunakan DER. Hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (rating sukuk) yangdapat dijelaskan oleh semua variabel independen (firm size, Profitabilitas dan Risiko)adalah sebesar 54,4% dan sisanya sebesar 45,6% dijelaskan oleh variabel lain diluarmodel yang dilihat dari Nilai Pseudo R-Square. Variabel firm size berpengaruhterhadap rating sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang memperoleh peringkatdari PT Pefindo tahun 2013-2016. Adapun variabel Profitabilitas dan Risiko tidakberpengaruh terhadap rating sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang memperolehperingkat dari PT Pefindo tahun 2013-2016.
Kata kunci: firm size, ROA, DER, Rating Sukuk, Ordinal Logistic Regression
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analyze the influence of firm size,Profitability, and Risk toward sukuk rate. The population in this study are companiesthat issued sukuk and registered in the Financial Services Authority (OJK).Meanwhile, the method of sampling in this research was conducted by purposivesampling method with sample criteria, namely: Corporate Sukuk issued by thecompany and obtained rating issued by PT PEFINDO in 2013-2016, the companyissued the financial statements ended December 31 and accessible / obtained throughwww.idx.com or through each company website. The techniques of data analysisusing Ordinal Logistic Regression Analysis, while testing the hypothesis using theparameter estimates test. Variables Independent Profitability using ROA and Riskusing DER. The results of this research showed that the variation of the dependent
2
variable (sukuk rate) which can be explained by all independent variables (firm size,Profitability and Risk) is 54.4% and the rest of 45.6% is explained by other variablesoutside the model seen from Pseudo R-Square Value. The firm size variable has aneffect on the sukuk rate on the sukuk issuer company which is ranked from PTPEFINDO in 2013-2016. Profitability and Risk variables do not affect the sukuk rateon the sukuk issuer company that obtained ratings from PT Pefindo in 2013-2016.
Keywords: firm size, ROA, DER, Sukuk Rate, Ordinal Logistic Regression
1. PENDAHULUAN
Perkembangan konsep keuangan berbasis syariah (islamic finance) semakin hari
kian bertumbuh pesat dan telah diterima secara universal. Di tengah kondisi ekonomi
dunia yang belum stabil, industri keuangan syariah justru menunjukkan
perkembangan positif yang terjadi tidak hanya di negara-negara dengan penduduk
masyoritas Islam saja, melainkan juga di negara-negara minoritas muslim di
berbagai belahan dunia (Sabirzyanov, 2015). Adapun di Indonesia sendiri, yang
memiliki 85 persen populasi penduduk muslim atau diperkirakan mencapai lebih dari
200 juta jiwa, memiliki potensi yang begitu besar dalam mengembangkan ekonomi
dan keuangan syariah.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Nomor 40 Tahun 2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal, bahwa efek syariah adalah surat berharga yang akad, pengelolaan
perusahaannya, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah. Efek
syariah yang dimaksud mencakup saham syariah, obligasi syariah (sukuk), dan
reksadana syariah. Selain itu, efek syariah juga mencakup Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset (KIK EBA) syariah dan surat berharga lainnya yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Di dalam standar akuntansi keuangan nomor 29 yang diterbitkan oleh Accounting
and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) pada tahun
2016, sukuk didefinisakan sebagai sertifikat dengan nilai tertentu atas kepemilikan
aset berwujud, produk dan jasa atau kepemilikan modal atas aset proyek tertentu atau
kegiatan investasi khusus. Sukuk dapat diperdagangkan maupun tidak dapat
diperdagangkan sesuai dengan sifat kontrak dan sifat dasar aset atau bisnis.
3
Sukuk (obligasi syariah) juga berbeda dengan obligasi kovensional. Perbedaan
utama nya adalah bahwa sukuk harus berlandaskan prinsip-prinsip syariah, yaitu
memastikan setiap investasi yang ditanamkan dalam sukuk terbebas dari segala
aktifitas non halal dan mengandung riba yang diharamkan dalam prinsip syariah.
Beberapa prinsip dalam transaksi keuangan yang sesuai syariah ditekankan pada
perjanjian yang adil, penggunaan sistem bagi hasil/profit sharing, serta larangan
terhadap riba, gharar dan maysir. Sementara obligasi adalah kontrak kewajiban
hutang dimana pihak issuer/emiten berkewajiban membayar bunga dan pokok
pinjaman pada pemegang obligasi/holder. Adapun sukuk adalah klaim atas
kepemilikan underlying asset, sehingga pemegang sukuk berhak atas bagian
penghasilan dari underlying aset tersebut (Purnamawati, 2013).
Pilihan untuk berinvestasi pada sukuk dapat dijadikan sebagai pertimbangan
utama bagi investor yang ingin berinvestasi namun kurang menyukai risiko. Hal ini
dikarenakan sukuk mampu memberikan yield, yaitu pendapatan tetap bagi investor
atau imbal hasil (return) atas penempatan dananya pada sukuk. Sebagaimana
dijelaskan oleh Hamida (2017), yield sukuk merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan investor dalam berinvestasi pada sukuk. Perusahaan yang menerbitkan
sukuk akan mencantumkan yield sukuk pada laporan keuangan yang dibuatnya.
Yield sukuk yang diperoleh dari investasi akan mengalami perubahaan seiring
berjalannya waktu yang juga akan berpengaruh terhadap tingkat pasar sukuk itu
sendiri.
Selain dapat memperoleh kepastian yield, terdapat berbagai kelebihan
berinvestasi dalam sukuk. Sebagaimana dijelaskan oleh Fatah (2011), keunggulan
berivestasi di sukuk yaitu; (1) Investasi aman dan dijamin oleh pemerintah atau
perusahaan dalam pembayaran bagi hasil dan nilai nominal sampai dengan jatuh
tempo, (2) Memiliki return atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan relatif
tinggi dibandingkan dengan instrumen keuangan lain, (3) Berpotensi memperoleh
capital gain dan dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, (4) Berinvestasi dengan
mengikuti dan melaksanakan syariah, (5) Terbebas dari riba (usury), gharar
(uncertainty), dan maysir (gambling).
4
Sebagaimana investasi pada obligasi konvensional, sukuk juga memiliki risiko
default atau risiko gagal bayar. Risiko gagal bayar (default risk), adalah risiko
dimana penerbit sukuk gagal melakukan pembayaran bagi hasil atau pokok
pembayaran sebagaimana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi
jatuh tempo. Risiko gagal bayar mempengaruhi tingkat suku bunga yang dikenakan
pada instrumen hutang. Semakin tinggi risiko default, semakin tinggi pula tingkat
bunga akan dikenakan oleh pemberi pinjaman. (Zakaria, et al., 2012). Meskipun
begitu, umumnya sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah sangatlah kecil mengalami
risiko ini atau diasumsikan risk free.
Untuk itu, investor perlu memiliki acuan dalam melihat tingkat risiko suatu
sukuk sehingga dapat menjadi pertimbangan sebelum berinvestasi. Di Indonesia,
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
selaku lembaga pemerintah yang mengawasi pasar modal dan keuangan akan
melakukan pengujian atas peringkat atau rating sukuk untuk memberi gambaran
kepada investor dalam berinvestasi pada sukuk.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah di dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah firm size berpengaruh terhadap rating sukuk ?
2. Apakah Return on Asset berpengaruh terhadap rating sukuk ?
3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap rating sukuk ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris tenang
berbagai faktor yang mempengaruhi Penentuan Rating Sukuk sbb :
1. Menguji pengaruh firm size terhadap rating sukuk.
2. Menguji pengaruh Return on Asset terhadap rating sukuk.
3. Menguji pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap rating sukuk
5
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
Firm Size
ROA
DER
Fatwa DSN-MUINo. 40 / Tahun 2003
Fatwa DSN-MUINo. 32 / Tahun 2002
PSAK No.110Akuntansi Sukuk
Standar AkuntansiSukuk No. 29 oleh
AAOIFI
Terdaftar di OtoritasJasa Keuangan (OJK)
Diberi Rating olehPT PEFINDO
AAA Paling UnggulAA Sangat KuatA KuatBBB MemadaiBB Agak LemahB LemahCCC Rentan GagalD Gagal Bayar
Pedoman UmumPenerapan Prinsip
Syariah di Pasar Modal
Obligasi Syariah(Sukuk)
Perusahaan PenerbitSukuk
Perusahaan PenerbitSukuk Memperoleh Rating
Laporan KeuanganTahun 2013-2016
6
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Peneliti dan Akademisi
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap
perkembangan keilmuan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeringkatan sukuk ditinjau dari aspek keuangan, dan menjadi landasan penelitian
yang berkelanjutan terkait perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.
2. Manfaat bagi Investor/calon investor
Setelah memahami faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi pemeringkatan
sukuk, diharapkan bagi investor maupun calon investor lebih tertarik dalam
menentukan pilihan berinvestasi di pasar modal syariah, khususnya terhadap obligasi
syariah atau sukuk. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi tambahan
referensi dan panduan dalam memilih instrumen sukuk yang tepat dan layak untuk
diinvestasikan serta memberikan keuntungan terbaik bagi investor.
3. Manfaat bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi
manajemen di perusahaan dalam memperhatikan rasio-rasio keuangan yang
memiliki potensi pengaruh yang tinggi bagi peringkat sukuk, sehingga dapat
menjadi perhatian utama bagi manajemen dalam meningkatkan kinerja keuangannya
untuk memperoleh kepercayaan stakeholder dalam berinvestasi.
1.1 KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.1.1 Teori Agency
Teori agensi merupakan hubungan keagenan di mana satu atau lebih
investor (principal) menjalin hubungan kontrak yang melibatkan agen (manajer),
untuk melakukan pekerjaan dan pelayanan atas dasar pendelegasian wewenang yang
diberikan oleh principal kepada agen tersebut untuk mengambil keputusan dan
mengelola perusahaan. Di dalam hubungan keagenan ini, kedua belah pihak (agen
dan principal) memiliki kepentingan yang berbeda dalam saling memanfaatkan
untuk mendapat keuntungan, untuk itu diyakini bahwa agen tidak akan selalu
7
bertindak demi kepentingan terbaik principal. Prinsipal dapat membatasi divergensi
dari minatnya dengan menetapkan insentif yang sesuai untuk agen dan secara
berkala melakukan pengawasan yang dirancang untuk membatasi aktivitas
menyimpang yang dilakukan oleh agen sehingga menimbulkan agency cost (Jensen
& Meckling, 1976).
Konflik antara principal dan agen dapat diatasi dengan memberikan
kesetaraan atas kepentingan dengan cara menghadirkan kepemilikan saham bagi
manajemen (insider ownership). Proses ini kemudian dinamakan bonding
mechanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan dengan mengikat
manajemen dalam modal perusahaan. Insider ownership ini dapat digunakan untuk
mengurangi agency cost, karena dengan kepemilikan atas saham perusahaan
diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang
diambilnya (Masdupi, 2012).
Cara lain yang dapat digunakan oleh dilakukan principal untuk
mengurangi agency cost adalah melalui penggunaan hutang dalam struktur modal
melalui penerbitan obligasi maupun sukuk. Struktur modal yang bertambah melalui
penerbitan obligasi dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi
agency cost atas ekuitas. Sebagaimana menurut Bathala et al, (1994) cara yang dapat
digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan, yaitu dengan meningkatkan
sumber pendanaan melalui utang, dan kepemilikan saham oleh institusi (institutional
holdings).
1.1.2 Teori Signal
Teori signal didefinisikan oleh Spence (1973) yaitu suatu kondisi asimetri
yang terjadi pada pihak yang berkepentingan dalam perusahaan mengenai informasi
perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya salah satu pihak yang dianggap memiliki
informasi yang lebih baik dari pihak lainya. Manajemen sebagai pihak internal
perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lain.
Adanya asimetri informasi ini mendorong timbulnya teori signal yang
mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal
kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
8
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
yang diberikan dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Manajer adalah yang bertanggungjawab memberikan sinyal berupa
laporan keuangan dan informasi non keuangan perusahaan kepada pihak luar seperti
lembaga pemeringkat efek. Lembaga pemeringkat efek melakukan proses pengujian
untuk menentukan peringkat obligasi maupun sukuk bagi perusahaan penerbit
obligasi dengan kriteria layak investasi maupun tidak layak. Peringkat obligasi ini
memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan pembayaran utang sebuah
perusahaan (Estiyanti dan Yasa, 2012).
1.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.2.1 Firm Size berpengaruh terhadap rating sukuk
Miswanto dan Husnan (1999) menyatakan, untuk mengukur seberapa besar
ukuran perusahaan dapat dengan menggunakan total aset, jumlah penjualan atau
ekuitas. Apabila total aset, jumlah penjualan atau ekuitas tersebut besar, maka
logaritma terhadap jumlah tersebut digunakan untuk tujuan penelitian.
Firm size atau ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan secara
statistik terhadap rating sukuk. Semakin besar ukuran suatu perusahaan yang dilihat
dari nilai total aktiva, maka semakin besar probabilitas perusahaan untuk
mendapatkan rating sukuk yang tinggi (Sudaryanti, et al, 2011). Hal ini didukung
oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Lima, et al (2016), Kusbandiyah dan
Wahyuni (2014), dan Sudaryanti, et. all. (2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1: Firm Size berpengaruh terhadap rating sukuk
1.2.2 Return on Asset berpengaruh terhadap rating sukuk
Kusbandiyah dan Wahyuni (2014) menjelaskan bahwa ROA dapat digunakan
sebagai alat ukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan perputaran aset yang
dimilikinya untuk menghasilkan laba. Tingginya rasio profitabilitas yang ditunjukan
dari nilai ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga
9
periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat
sukuk perusahaan.
ROA memiliki pengaruh positif terhadap rating obligasi. Implikasinya, apabila
nilai ROA semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula perolehan rating obligasi.
Perbandingan net income dengan total aset perusahaan tepat digunakan untuk
memprediksi rating obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi semakin tinggi laba
perusahaan, maka akan menaikkan peringkat obligasi. Selain itu, tingginya tingkat
profitabilitas perusahaan berarti menunjukkan rendahnya risiko default atau
ketidakmampuan membayar (Henny, 2016). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kusbandiyah dan Wahyuni (2014), dan Pebruary (2016).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Return on Asset berpengaruh terhadap rating sukuk
1.2.3 Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap rating sukuk
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagian dari rasio leverage yang
digunakan untuk menghitung nilai utang dengan ekuitas. Rasio leverage digunakan
untuk mengukur seberapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan utang
(Fahmi, 2014:127)
Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang besar dalam memprediksi rating
obligasi. Perusahaan yang memiliki proporsi jumlah hutang yang lebih kecil dari
jumlah modal dapat diinterpretasikan sebagai perusahaan yang mampu melunasi
hutang dengan modal yang dimiliki. Perusahaan diperbolehkan memiliki hutang
asalkan mampu memberikan dampak positif bagi operasional perusahaan, serta
perusahaan mampu membayar bagi hasil/margin sesuai kesepakatan kontrak dan
melunasi kewajibannya ketika jatuh tempo. Bahkan, perusahaan yang mampu
mengelola obligasi dengan baik, maka akan menghasilkan laba dan berdampak pada
peningkatan modal yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan kondisi tersebut
diminati banyak investor karena memiliki peringkat obligasi berada pada kategori
tertinggi layak investasi (Amalia, 2013). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pebruary (2016). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap rating sukuk
10
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel, Cara Memperoleh Data, Pengukuran Variabel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk dan
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan, metode pemilihan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Sukuk korporasi yang yang diterbitkan oleh perusahaan dan memperoleh rating
yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO pada tahun 2013-2016
b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember
c. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) selama
tahun 2013-2016 yang dapat diakses/diperoleh melalui www.idx.com atau
melalui masing-masing situs perusahaan.
2.2 Variabel Dependen
Rating Sukuk
Rating sukuk adalah peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemeringkat
sukuk terhadap perusahaan penerbit sukuk. Rating sukuk ini memberikan informasi
kepada investor mengenai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
finansialnya yang tercermin dalam indikator ketepatan waktu pembayaran pokok
perjanjian dan bagi hasil, dan mencerminkan skala risiko dari suku yang diperdagangkan
oleh perusahaan. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan memberi nilai pada masing-
masing peringkat dengan mengacu pada penelitian terdahulu serta disesuaikan dengan
kategori rating sukuk yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO.
Tabel 3.1 Kategori Rating Sukuk
Rating Kategori Nilai
idAAA(sy) Paling unggul Invesment Grade 4
11
Firm Size = Ln (Total Asset)
idAA(sy) Sangat Kuat Invesment Grade 3
idA(sy) Kuat Invesment Grade 2
idBBB(sy) Memadai Invesment Grade 1
idBB(sy) Agak lemah Non Invesment Grade 0
idB(sy) Lemah Non Invesment Grade 0
idCCC(sy) Rentan gagal bayar Non Invesment Grade 0
idD(sy) Gagal bayar Non Invesment Grade 0
Sumber: Pefindo (2015) dan Purwaningsih (2013) diolah
2.3 Variabel Independen
2.3.1 Firm Size
Firm size memberikan informasi kepada investor untuk mengetahui
kemampuan perusahaan penerbit obligasi dalam membayar bunga obligasi secara
periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat
obligasi perusahaan (Kusbandiyah & Wahyuni, 2014). Menurut Jogiyanto
(2007:282), ukuran aset digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran
aset tersebut diukur sebagai logaritma dari total aset. Nilai total aset biasanya
bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainya, sehingga
variabel total aset disederhanakan menjadi Log natural (Ln) Total Aset. Untuk itu,
Dalam penelitian ini Firm size di ukur dengan menggunakan rumus:
2.3.2 Profitabilitas
ROA (Return on Asset) adalah rasio profitabilitas yang merupakan instrumen
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aset yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA menunjukkan
12
ℎ= ––––––––––––––– x 100
Total HutangDER = ––––––––––––––– x 100Ekuitas
semakin efektif perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba bersih.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat
pengembalian (return) semakin besar. Fahmi (2014:137) menjelaskan untuk
menghitung ROA dapat menggunakan rumus Total Net Income atau Earning After
Tax dibagi dengan Total Aset. Berdasarkan hal tersebut, maka pengukuran ROA
dalam penelitian ini menggunakan rumus:
2.3.3 Risiko
Risiko dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan DER (Debt to Equity
Ratio) merupakan merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dan
ekuitas. Perusahaan yang memiliki proporsi jumlah hutang yang lebih kecil dari
jumlah modal dapat diinterpretasikan sebagai perusahaan yang mampu melunasi
hutang dengan modal yang dimiliki.
Untuk menghitung DER, dapat mengunakan jumlah total utang dibagi
dengan total ekuitas (Budhi dan Teguh, 2011). Hasil dari DER ini dikatakan baik
apabila menunjukkan hasil yang rendah karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
Rumus DER dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis yaitu analisis regresi
logistik ordinal (Ordinal Logistic Regression).Pengujian yang akan dilakukan dalam
analisis regresi logistik ordinal dalam penelitian ini yaitu Uji Case Processing
Summary, Uji Model Fitting Information, Uji Goodness-of-Fit, Uji Pseudo R Square,
Uji Parallel Lines, Uji Parameter estimates dan interpretasi.
13
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk dan
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan, metode pemilihan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Perusahaan Sukuk
Perusahaan yang menerbitkan sukuk dan terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 -
2016.
24 66
Perusahaan / Sukuk korporasi yang tidak
memperoleh rating dari PT PEFINDO pada tahun
2013-2016
(8) (22)
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak dapat
diakses
(2) (2)
Jumlah sampel 14 42
Sumber: Data Diolah, 2017
3.2 Hasil Analisis Data
3.2.1 Uji Case Processing Summary
Dalam penelitian ini, variabel dependen merupakan sebuah variabel dummy
yang memiliki satu kelompok referensi sebagai perhitungan dasar, yaitu AAA=4,
14
AA=3, dan A=2 dengan AAA sebagai pembanding dasar. Rating sukuk yang beredar
dalam satu kurun waktu pengamatan dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Case Processing Summary
N Marginal
Percentage
Rating
2,00 21 50,0%
3,00 5 11,9%
4,00 16 38,1%
Valid 42 100%
Missing 0
Total 42
Sumber: hasil pengolahan data statistik 2017
Tabel 4.4 diatas menggambarkan perolehan rating sukuk yang beredar
selama tahun pengamatan 2013-2016. Sukuk yang memperoleh rating A adalah
sebanyak 21 sukuk atau 50% dari total sampel yang digunakan. Kemudian sukuk
dengan rating AA adalah sebanyak 5 sukuk atau 11,9%. Sedangkan untuk sukuk
yang memperoleh rating AAA adalah sebanyak 16 sukuk atau 38,1%. Maka dapat
disimpulkan bahwa perolehan rating sukuk didominasi oleh rating AA selama
tahun pengamatan 2013-2016.
15
3.2.2 Model Fitting Information
Tabel 4.5
Model Fitting Information
Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 81,277
Final 54,953 26,324 3 ,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik 2017
Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa model dengan intercept only menghasilkan nilai
-2 Log Likelihood 81,277 sedangkan jika nilai variabel independen firm size, ROA
dan DER dimasukkan ke dalam model, maka nilai -2 Log Likelihood menjadi 54,953
sehingga Chi-Square 26,324 dan penurunan ini signifikan pada 0,000 yang berarti
bahwa model dengan ketiga variabel independen, yaitu firm size, ROA dan DER
mampu memberikan hasil yang lebih baik untuk memprediksi peringkat sukuk
dibandingkan dengan model yang hanya menggunakan intercept only. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa model penelitian ini “fit”.
3.2.3 Uji Goodness-of-Fit
Uji goodness-of-fit ini merupakan pengujian parameter secara simultan untuk
mengetahui kecocokan model analisis dengan melihat nilai Chi-Square kecil dengan
probabilitas yang tidak signifikan (p>0,05).
Tabel 4.6
Goodness-of-Fit
16
Chi-Square Df Sig.
Pearson 75,145 79 ,602
Deviance 54,953 79 ,982
Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa goodness-of-fit
dengan pearson menghasilkan nilai chi-square 75,145 dan signifikan pada 0,602 yang
berarti model memiliki probabilitas yang tidak signifikan pada alpha 5% sedangkan
nilai deviance menghasilkan nilai chi-square sebesar 54,953 hal ini berarti terjadi
penurunan dan signifikan pada 0,982 yang berarti model memiliki probabilitas yang
tidak signifikan pada alpha 5%. Dalam uji goodness-of-fit diharapkan nilai chi-square
(pearson dan deviance) rendah dan memiliki probabilitas > alpha 5%, dapat dilihat
hasil dalam tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikan pearson dan deviance > 5% yang
berarti bahwa model memiliki probabilitas yang tidak signifikan pada alpha>5% atau
dengan kata lain model tersebut “cocok”.
3.2.4 Uji Pseudo R Square
Uji Pseudo R-Square bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Ghozali (2011:354) dalam
Uji Pseudo R-Square peneliti dapat menggunakan salah satu dari ketiga item yaitu
Cox dan Snell, Nagelkarke dan McFadden untuk menjelaskan hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen atau kemampuan variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variabel independen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakn
nilai Nagelkarke.
Tabel 4.7
Pseudo R-Square
Cox and Snell ,466
Nagelkerke ,544
McFadden ,324
17
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik 2017
Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai R-Square yang dilihat dai nilai
Nagelkarke yaitu sebesar 54,4%. Hal tersebut berarti bahwa variasi variabel dependen
(rating sukuk) yang dapat dijelakan oleh semua variabel independen (firm size, ROA
dan DER) adalah sebesar 54,4%. Adapun sisanya sebesar 45,6% dijelaskan oleh
variabel lain diluar model.
3.2.5 Uji Parallel Lines
Uji parallel lines bertujuan untuk menilai apakah asumsi semua kategori memiliki
parameter yang sama atau tidak. Uji pararel lines dikatakan sesuai apabila
menunjukkan nilai p>0,05.
Tabel 4.8
Test of Parallel Lines
Model -2 Log
Likelihood
Chi-Square df Sig.
Null Hypothesis 54,953
General 37,361b 17,592c 3 ,100
Dari tabel 4.8 ini dapat dilihat bahwa nilai probabilitas >0,05 yaitu
0,100>0,05 yang berarti bahwa model cocok atau semua kategori memiliki parameter
yang sama dan sesuai sehingga tidak perlu dilakukan pemodelan kembali. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ghozali (2011:364) bahwa dalam Uji parallel lines peneliti
dapat melihat nilai probabilitas, jika menunjukkan nilai yang lebih besar dari alpha
5% maka model sudah sesuai yang berarti semua kategori memiliki parameter yang
sama.
3.2.6 Hasil Analisis Ordinal Logistic Regression
Metode Ordinal Logistic Regression digunakan untuk melihat pengaruh
Firm Size, ROA dan DER terhadap rating sukuk.
18
Tabel 4.9
Parameter Estimates
Estimate Std. Error Wald df Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Threshold[Rating = 2,00] 61,179 20,419 8,977 1 ,003 21,159 101,199
[Rating = 3,00] 62,073 20,499 9,169 1 ,002 21,895 102,251
Location
DER ,415 ,259 2,567 1 ,109 -,093 ,922
ROA 32,142 20,546 2,447 1 ,118 -8,128 72,412
FirmSize 1,900 ,633 8,999 1 ,003 ,659 3,142
Dari tabel 4.9 dapat dibentuk persamaan Ordinal Logistic Regression atau
persamaan perbandingan dibawah ini:
Logit (P2) = 61,179 + 1,900 FirmSize + 32,142 ROA + 0,415
DER + e …………………………... (2)
Logit (P2+ P3) = 62,073 + 1,900 FirmSize + 32,142 ROA + 0,415
DER + e …………………………... (3)
Dari data persamaan model regresi logistic ordinal yang telah terbentuk
diatas maka diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Variabel Firm size berpengaruh signifikan dalam penentuan peringkat sukuk
dengan koefisien bernilai positif yaitu 1,900 dengan nilai probabilitas value <
0,05.
19
2. Variabel ROA tidak berpengaruh dalam penentuan peringkat sukuk dengan
koefisien bernilai positif yaitu 32,142 dan nilai probabilitas value >0,05.
3. Variabel DER tidak berpengaruh dalam penentuan peringkat sukuk dengan
koefisien bernilai positif yaitu 0,415 dengan nilai Probabilitas value >0,05.
3.2.6 Uji Parameter Estimate dan Interpretasi Hasil
Uji Parameter estimate digunakan untuk menguji beda dua rata-rata H0
dan H1 dalam hal ini uji parameter estimates sama halnya dengan Uji t dalam
menguji beda dua rata-rata terhadap H0 dan H1 dengan tingkat kesalahan 5%. Jika
nilai probabilitas yang tertera dalam output data lebih besar daripada perbandingan
probabilitas maka H0 ditolak dan H1 diterima, namun apabila data lebih kecil dari
perbandingan probabilitas maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dari hasil analisis ordinal logistic regression pada tabel 4.9 dapat dilihat
bahwa hanya variabel firm size yang berpengaruh secara nyata terhadap rating
sukuk dengan nilai signifikan 0,3%. Sedangkan untuk variabel DER dan ROA
memperoleh hasil yang tidak signifikan karena nilai sig lebih dari 5%.
Dari hasil pengujian diatas maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut
ini:
1. Nilai signifikan variabel Firm Size
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa Firm Size memiliki nilai
probabilitas value lebih kecil dibandingkan level of significant yaitu sebesar
0,3% < 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa FirmSize berpengaruh terhadap
rating sukuk dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
2. Nilai signifikan variabel ROA
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa ROA memiliki nilai
probabilitas value lebih besar dibandingkan level of significant yaitu sebesar
11,8 > 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
rating sukuk dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak.
3. Nilai signifikan variabel DER
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa DER memiliki nilai
probabilitas value lebih besar dibandingkan level of significant yaitu sebesar
20
10,9 > 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap
rating sukuk dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas, maka kesimpulan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pseudo R-Square menunjukkan variasi variabel dependen (rating sukuk)
yang dapat dijelaskan oleh semua variabel independen (firm size, ROA dan
DER) adalah sebesar 54,4% dan sisanya sebesar 45,6% dijelaskan oleh
variabel lain diluar model.
b. Firm size memiliki nilai probabilitas value lebih kecil dibandingkan level of
significant yaitu sebesar 0,3% < 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa firm
size berpengaruh terhadap rating sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang
memperoleh peringkat dari PT Pefindo tahun 2013-2016.
c. ROA memiliki nilai probabilitas value lebih besar dibandingkan level of
significant yaitu sebesar 11,8% > 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa ROA
tidak berpengaruh terhadap rating sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang
memperoleh peringkat dari PT Pefindo tahun 2013-2016.
d. DER memiliki nilai probabilitas value lebih besar dibandingkan level of
significant yaitu sebesar 10,9% > 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa DER
tidak berpengaruh terhadap rating sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang
memperoleh peringkat dari PT Pefindo tahun 2013-2016.
4.1 Keterbatasan Penelitian
Berikut adalah keterbatasan dari penelitian ini:
1. Dari ketiga variabel yang diamati pada penelitian ini, hanya satu variabel yaitu
firm size yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Sehingga
belum dapat menjelaskan variabel-variabel lain yang lebih variatif untuk melihat
faktor yang mempengaruhi rating sukuk.
2. Aspek yang ditinjau dalam penelitian ini untuk melihat penentu rating sukuk
terbatas pada rasio keuangan saja, sehingga belum melihat aspek non-keuangan
yang juga menjadi pertimbangan agen pemeringkat dalam menentukan rating
sukuk.
21
3. Ordinaly ini menggunakan Rating AAA (4) sebagai pembanding, hal ini
menyebabkan nilai koefisien cenderung positif. Sehingga dalam penelitian
berikutnya perlu dilakukan penambahan pembanding dengan menggunakan
keseluruhan Rating.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, berikut adalah
saran dari penelitian ini:
1. Bagi Investor / Calon Investor
Peringkat sukuk selayaknya menjadi perhatian dan acuan utama bagi para
investor maupun calon investor yang ingin berivestasi pada obligasi syariah
atau sukuk. Selain dengan melihat rating sukuk yang telah dipublikasikan oleh
PT PEFINDO, para investor juga dapat menguji secara langsung kualitas dan
kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan pada perusahaan tersebut.
2. Bagi Perusahaan (Penerbit Sukuk)
Perusahaan yang telah maupun akan menerbitkan sukuk untuk memperhatikan
kembali ukuran perusahaan (firm size) dengan terus meningkatkan nilai total
aset, karena faktor ini menjadi perhatian utama agen pemeringkat dalam
memberi penilaian rating sukuk. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki
perusahaan, maka semakin tinggi rating sukuk yang akan diperolehnya.
Disamping itu, firm size dapat menunjukkan banyak sedikitnya informasi
yang dipublikasikan oleh perusahaan, sehingga apabila semakin banyak
informasi yang bisa diperoleh investor akan memperkecil ketidakpastian yang
dimiliki oleh investor.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Bagi peneliti berikutnya yang ingin mendapatkan tingkat akurasi model
semakin baik dan dapat digeneralisasikan, diharapkan dapat
memperpanjang dan memperbarui periode pengamatan pada tahun-tahun
berikutnya.
b. Penelitian selanjutnya dapat pula menambah variasi variabel atau
menggunakan variabel lain untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi rating sukuk. Dengan menambahkan aspek keuangan
22
maupun non-keuangan dapat dilakukan untuk melihat hasil yang
kemungkinan berbeda dari penelitian ini.
c. Untuk penelitian berikutnya juga dapat memperbanyak jumlah sampel
perusahaan maupun sukuk yang diterbitkan untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI).2016. Exposure Draft of the Financial Accounting Standard “Sukuk”.dipublikasikan secara online di website http://aaoifi.com. diakses tanggal 9Nopember 2017.
Almara. D.S dan Muharam, Harjum. (2015). Analisis Pengaruh Nilai Sukuk, RatingSukuk, dan Risiko Sukuk terhadap Last Yield Sukuk. Diponegoro Journal ofManagement Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015.
Amalia, N. (2013). Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo: Berdasarkan InformasiKeuangan. Accounting Analysis Journal, 2(2).
Ab Hamid, N. H., Zakaria, N. B., & Ab Aziz, N. H. (2014). Firms’ performance andrisk with the presence of Sukuk rating as default risk. Procedia-Social andBehavioral Sciences, 145, 181-188.
Budhi dan Teguh. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, ExchangeRate, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio dan Bond terhadap YieldObligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, 10 (2) : 186-195.
Bathala C.T, K.P. Moon, dan P. Rao. 1994. Managerial ownership, debt policy, andinstitutional holdings, an agency theory perspective. Diakses melaluihttps://econpapers.repec.org/article/fmafmanag/bathala94.htm
Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. PERNYATAANSTANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 110: AKUNTANSI SUKUK.diakses melalui: http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansikeuangan/pernyataan-sas-78-psak-110-akuntansi-sukuk
Direktorat Pembiayaaan Syariah. (2010). Tanya Jawab Surat Berharga SyariahNegara (Sukuk Negara) Instrumen Keungan Berbasis Syariah. Edisi kedua2010.
Elhaj, M. A. A., Muhamed, N. A., & Ramli, N. M. (2015). The Influence ofCorporate Governance, Financial Ratios, and Sukuk Structure on SukukRating. Procedia Economics and Finance, 31, 62-74.
Estiyanti, N. M., & Yasa, G. W. (2012). Pengaruh faktor keuangan dan non keuanganpada peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Udayana.
Fahmi, Irham. (2014) Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
23
Fatah, D. A. (2011). Perkembangan Obligasi Syari’ah (Sukuk) di Indonesia: AnalisisPeluang dan Tantangan. Innovatio, 10(2).
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Godlewski, C. J., Turk, R., & Weill, L. (2011). Do markets perceive sukuk andconventional bonds as different financing instruments?. BOFIT DiscussionPaper No. 6/2011.
Hamida, Leily. (2017). Pengaruh Likuiditas dan Leverage Terhadap Yield Sukukdengan Peringkat Sukuk sebagai Variabel Intervening (Study PadaPerusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia ). EKOBIS Vol.18, No.1,Januari 2017 : 71 - 86
Henny, H. (2016). Pengaruh Faktor Akuntansi Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi.Jurnal Akuntansi/Volume XX, No. 01, Januari 2016: 52-69
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. 2008. Investasi pada Pasar ModalSyariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hull, J., Predescu, M., & White, A. (2004). The relationship between credit defaultswap spreads, bond yields, and credit rating announcements. Journal ofBanking & Finance, 28(11), 2789-2811.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,agency costs and ownership structure. Journal of financial economics, 3(4),305-360.
Jogiyanto, H.M. 2007. Teori Portfolio dan Analisa Investasi, Edisi 2. Yogyakarta:BPFE
Kawedar, Warsito dan Suwanti. 2009. “Pengaruh Pengumuman Bond Rating VersiPT Pefindo terhadap Abnormal Return Saham Perusahan di Bursa EfekJakarta”. AKSES: Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 4. No. 8. Hal. 149-160.
Kusbandiyah, Ani dan Wahyuni, Sri. 2014. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Peringkat Obligasi Syariah: Studi Empiris pada Pasar ObligasiSyariah Di Indonesia. Seminar Nasional dan Call for Paper Program StudiAkuntansi-FEB UMS, 25 Juni 2014
Komite Nasional Keuangan Syariah untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi danKeuangan Syariah di Indonesia. https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/komite-nasional-keuangan-syariah-untuk-percepatan-pengembangan-ekonomi-dan-keuangan-syariah-di-indonesia/ diakses 8Nopember 2017
Lima, F. G., da Silveira, R. L. F., & Fonseca, C. V. C. (2016). The Determinants ofCredit Rating Levels: Evidence from Brazilian Non-Financial Companies.International Conference on Emerging Market Economies, at Porto,Portugal, June 2016.
Margareta dan Nurmayanti, Poppy. (2009). Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan NonAkuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.11 No.3, Desember 2009.
Marifa. (2014). Islamic Banking and Finance: Principles & Practices. IslamicBankers Resource Centre.
24
Masdupi, E. (2012). Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan PertumbuhanPerusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Syariah yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia. Economac: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen danAkuntansi, Volume 12, Nomor 1, April 2012, hlm 9 - 14
Miswanto, and Suad Husnan. 1999. The effect of operating leverage, cyclicality, andfirm size on business risk, Gadjah Mada International Journal of Business,Vol. I, No.1.
Namazi, M. (2013). Role of the agency theory in implementing management'scontrol. Journal of Accounting and taxation, Vol. 5(2), pp. 38-47, July 2013
Nurjanah, Ana and Herlambang, Leo. (2015). The Effect of Sukuk to Total Liabilityand Sukuk to Total Equity against Return on Assets (Studies in Sukuk IssuersListed in Indonesia Stock Exchange 2008-2013). Proceedings of SydneyInternational Business Research Conference 2015, University of WesternSydney Campbelltown, Australia, 17-19 April, 2015
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/ diakses 8 Nopember 2017
Pefindo. 2015. Rating Definition. http://www.pefindo.com/index.php.html. Diaksespada tanggal 17 Nopember 2017
Pebruary, S. (2016). Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leveragedan Pendapatan Bunga Terhadap Rating Sukuk Korporasi Periode 2010-2013.Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, 13(1).
Purnamawati, I. (2013). Perbandingan Sukuk dan Obligasi (Telaah dari PerspektifKeuangan dan Akuntansi). Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 11(1).
Purwaningsih, Septi. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Rating Sukuk yang Ditinjaudari Faktor Akuntansi dan Non-Akuntansi. Accounting Analysis Journal 2 (3)(2013).
Sabirzyanov, Ruslan & Haidir Hashim, Mohamad. (2015). Islamic Banking andFinance: Concept and Reality. Journal of Islamic Banking and Finance. 32.88-102.
Sirma Nila Sucipta, N. K., & Rahyuda, H. (2014). Pengaruh PertumbuhanPerusahaan, Likuiditas, dan Maturity Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaandi Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(3).
Syairozi, Imam dan Cahya, Septyan. (2016). Sukuk Al Intifa’a: Integrasi Sukuk DanWakaf Dalam Meningkatkan Produktifitas Sektor Wakaf Pendorong InvestasiPada Pasar Modal Syariah. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen. Volume II No.2, Juni 2016
Sudaryanti, Neneng., Mahfudz, Akhmad., & Wulandari, Ries. (2011). AnalisisDeterminan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia. Finance &Business Review Vol. 6 No.2 Agustus - Desember 2011
Spence, M. (1973). Job Marketing Signaling. The Quarterly Journal of Economics87(3): 355-374.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Kanisius
Widyoatmodjo, Sawiji. 2012. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal: PengantarMenjadi Investor Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
25
Wijayaningtyas, P. (2016). Pengaruh Nilai Penerbitan, Rating Penerbitan, UmurObligasi Syariah Terhadap Reaksi Pasar Modal. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi : Volume 5, Nomor 6, Juni 2016
Yuliati, Lilis. (2011). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINATMASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK. Jurnal Walisongo, Volume 19,Nomor 1, Mei 2011.
Zakaria, N. B., Isa, M. A. M., & Abidin, R. A. Z. (2012). The construct of Sukuk,rating and default risk. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 662-667.
Zakaria, N. B., Isa, M. A. M., & Abidin, R. A. Z. (2012). The construct of Sukuk,rating and default risk. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 662-667.
top related