analisis dampak covid-19 terhadap sektor pariwisata ......analisis dampak covid-19 terhadap sektor...
Post on 06-Sep-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisis dampak Covid-19 terhadap Sektor Pariwisata Sikembang Park
Kecamatan Blado Kabupaten Batang
Henri Ananta1, Ahmad Rizkon2,
Ajeng Swastikasari3 , M. Abul Karim4 , Lukman Dwi Prastyanto5, Sri Mularsih6
Faklutas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu sosial, Fakultas Bahasa Dan Seni, Univrsitas Negeri
Semarang
Abstrak
Sektor pariwisata merupakian salah satu sektor penyumbang bagi pendapatan daerah. Namun
semenjak adanya Covid-19, anggaran pendapatan dari sektor pariwisata turun tajam. Hal ini
dilakukan sebagai antisipasi penularan covid-19. Sikembang Park yang terletak di Kecamatan
Blado, Kabupaten Batang juga merasakan dampak dari covid-19. Semenjak pandemi melanda
dunia pengunjung yang datang ke Sikembang Park mengalami penurunan. Berbagai upaya
sudah dilakukan oleh pengelola Sikembang Park agar wisatawan tetap dapat berwisata tetapi
sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Upaya tersebut antara lain :
pengecekan suhu tubuh, memakai masker, jaga jarak serta cuci tangan.
Kata Kunci : Covid-19, Dampak, Pengunjung, Sikembang Park.
1. PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO)
menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov)
adalah virus yang menginfeksi sistem
pernapasan. Infeksi virus ini disebut
COVID19. Virus Corona menyebabkan
penyakit flu biasa sampai penyakit yang
lebih parah seperti Sindrom Pernafasan
Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom
Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV).
Virus Corona adalah zoonotic yang artinya
ditularkan antara hewan dan manusia.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan
Indonesia, perkembangan kasus COVID-
19 di Wuhan berawal pada tanggal 30
Desember 2019 dimana Wuhan Municipal
Health Committee mengeluarkan
pernyataan “urgent notice on the treatment
of pneumonia of unknown cause”.
Penyebaran virus Corona ini sangat cepat
bahkan sampai ke lintas negara. Sampai
saat ini terdapat 188 negara yang
mengkorfirmasi terkena virus Corona.
Penyebaran virus Corona yang telah
meluas ke berbagai belahan dunia
membawa dampak pada perekonomian
Indonsia, baik dari sisi perdagangan,
investasi dan pariwisata.
Berbagai macam wisata di Indonesia
ditutup akibat covid-19 ini. Namun setelah
diberlakukannya new normal, wisata-
wisata itupun dibuka kembali namun
dengan menerapkan protokal kesehatan.
Penyebaran virus Corona menyebabkan
wisatawan yang berkunjung ke Indonesia
akan berkurang. Sektor-sektor penunjang
pariwisata seperti hotel, restoran maupun
pengusaha retail pun juga akan
terpengaruh dengan adanya virus Corona.
Sepinya wisatawan juga berdampak pada
restoran atau rumah makan yang sebagian
besar konsumennya adalah para
wisatawan. Sikembang Park adalah salah
satu tempat wisata yang terpengaruh oleh
adanya covid-19 tersebut. Sikembang
Park merupakan wisata alam yang
berlokasi di Desa Kembanglangit,
Kecamatan Blado, Kabupaten, Jawa
Tengah. WIsat ini menyediakan spot foto
yang unik dan indah. Selain disuguhkan
oleh sejuknya angina dan hijaunya pohon
pinus juga disuguhkan rumah pohon
sehingga banyak wisatawan yang tertarik
untuk berkunjung, namun karena adanya
pandemi covid-19 Sikembang Park juga
ditutup selama musim pandemi ini
kemudian dibuka kembali setelah
diterapkan new normal.
Peta Kecamatan Blado
Dampak yang dirasakan bagi
Sikembang Park diantaranya adalah
mengalami penurunan pendapatan akibat
berkurangnya wisatawan pada musim
pandemic covid-19 ini. Wisatawan yang
berkunjung pun harus mengikuti aturan
protokol kesehatan untuk mencegah
penyebaran covid-19. Berdasarkan uraian
diatas, maka Penulis terdorong untuk
meniliti lebih lanjut mengenai "DAMPAK
COVID – 19 TERHADAP SEKTOR
PARIWISATA SIKEMBANG PARK,
KECAMATAN BLADO, KABUPATEN
BATANG.”
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pariwisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat
khusus untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan objek wisata
yang dikunjungi dalam periode
sementara (Arjana, 2016 dalam
Noerkhalishah, Ersis Warmansyah
Abbas, dan Melly Agustina
Permatasari, 2020). Peranan sektor
pariwisata nasional sangat penting
sejalan dengan kebijakan
pemerintah untuk membangun
ekonomi berkelanjutan di masa
mendatang. Sektor pariwisata
memberikan kontribusi besar
terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Sektor pariwisata
meliputi: tempat rekreasi, hotel,
restoran, angkutan serta akselerasi
yang mendukung pertumbuhan
industri pariwisata lainnya.
Terhitung sejak awal 2020
aktivitas jumlah kunjungan
wisatawan menurun. Hal ini
dikarenakan banyak negara yang
menghentikan penerbangan dan
menrepkan lockdown pada
wilayahnya. Pemberlakuan
pembatasan sosial juga berdampak
pada aktivitas ekspor dan impor
pada negara-negara. Dampak dari
wabah covid-19 ini begitu banyak
merugikan berbagai pihak pelaku
ekonomi.
Ekonomi dan Pembangunan
Desa adalah salah satu faktor
penting dalam kehidupan manusia.
Dapat dipastikan dalam keseharian
kehidupan manusia selalu
bersinggungan dengan kebutuhan
ekonomi(Astutiningsih & Sari,
2017). Indonesia yang
memproklamirkan diri sebagai
negara kesejahteraan (welfare
staat).Pertumbuhan ekonomi yang
baik akan dapat meningkatkan
pembangunan nasional.
Pembangunan sendiri merupakan
proses atau cara membangun atau
menjadikan sesuatu agar lebih
berwujud. Desa menurut UU No. 6
tahun 2014 adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk
mendapatkan dukungan dan
partisipasi yang kuat dari
masyarakat terhadap pembangunan
desa, maka masyarakat harus
dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan termasuk
pada tahapan perencanaan
pembangunan desa. Dengan
demikian diharapkan akan timbul
suatu rasa tanggung jawab bersama
seluruh masyarakat desa terhadap
pembangunan di desanya.Konsep
the king can not do wrong menjadi
tumpuan bagi paraturan darurat,
kebijakan tidak dapat disalahkan
selama atas nama negara, memiliki
itikad baik, atau sering dikaitkan
dengan hak prerogratif presiden
(Sarip, 2018a). Kebijakan
pemerintah Indonesia dinilai
kurang dapat mempertimbangkan
suara rakyat, menjadikan konsep
the king can not do wrongmenguat
ditengah-tengah totem 2019-nCoV
dan dapat melahirkan people
power.Desa sebagai kesatuan
pemerintahan terkecil dalam
Negara Indonesia memiliki tugas
dibidang perekonomian dan
pembangunan desa.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian dimaksudkan
untuk memahami dampak Covid-
19 terhadap perekonomian
pariwisata, ditengah-tengan wabah
yang sedang melanda dunia.
Peneliti mencoba menggambarkan
apa yang dipahami dan
digambarkan subyek penelitian.
Teknik pengumpulkan data yang
dilakukan yaitu mengambil dari
informasi tentang adaya dampak
selama covid-19 dari pariwisata
sikembang park.Data tambahan
juga didapatkan dari pengamatan-
pengamatan selama adanya wabah
tahun 2020. Terutama yang
menyangkut perekonomian dan
pembangunan pariwisata di desa.
Setelah mendapatkan beberapa
informasi maka data kemudian
dianalisis untuk mendapatkan
kesimpulan, cara analisa data
sebagai berikut: Analisis Deskriptif
(Descriptif Analysis), peneliti
melakukan pemetaan tempat
terhadap data-data yang telah
dicari. Analisis isi (Content
Analysis), menganalisa lebih dalam
berkaitan informasi dampak wisata
sikembang park dari pandemik
covid-19 dan peneliti akan
mengungkapkan latar belakang,
waktu, aspek, dari wisata tersebut.
4. Hasil dan Pembahasan
Dewasa ini dunia internasional
sedang dihadapkan oleh permasalahan
Gobal yang menyangkut masalah
kesehatan, terdapat virus yang
menginfeksi saluran pernafasan disebut
sebagao virus Corona atau lebih
dikenal sebagai Covid19, karena
kemunculannya yang diduga mulai
muncul di tahun 2019 di Wuhan,
China. Virus Corona menyebabkan
penyakit flu biasa sampai penyakit
yang lebih parah seperti Sindrom
Pernafasan Timur Tengah (MERS-
CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut
Parah (SARS-CoV). Virus ini menular
dengan cepat dan telah menyebar ke
beberapa negara, termasuk Indonesia.
Virus ini diduga masuk ke Indonesia
sejak tanggal 02 Maret 2020, berawal
dari salah satu warga negara Indonesia
yang melakukan kontak langsung
dengan warga negara asing yang
berasal dari Jepang. Hal tersebut telah
diumumkan oleh bapak Presiden
Jokowi. Seiring dengan berjalannya
waktu, penyebaran covid-19 sangat
cepat dan telah mengalami peningkatan
yang signifikan. Terhitung per tanggal
18 Agustus 2020 virus ini telah
terdapat 143.043 kasus pasien positif
Covid di Indonesia.
Dengan adanya pandemi ini sangat
berpengaruh terhadap berbagai sektor
di dunia termasuk Indonesia seperti
sektor pariwisata yang sangat
dirugikan dengan hal tersebut,
menginggat bahwa virus covid19
membatasi setiap individu untuk keluar
rumah dan terdapat berbagai kebijakan
yang telah dikeluarkan oleh pemerintah
seperti halnya lockdown dan
Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang mempengaruhi arus
pergerakan barang dan manusia.,
dengan kebijakan tersebut semakin
merugikan pengiat di bidang pariwisata
namun hal tersebut juga sebagai bentuk
upaya pemerintah dalam mengurangi
penyebaran virus Covid19. Seperti
yang terjadi pada objek wisata “Si
kembang Park”.
Wisata Alam Sikembang, adalah
destinasi wisata yang berada di Desa
Kembanglangit, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Daya tarik utama wisata
alam sikembang adalah hutan pinus
yang dibuat semeranik mungkin.
Dalam pembentukan pengalaman
wisatawan yang datang, pengelola
mengaitkan hal tersebut dengan
dukungan terhadap pelestarian
lingkungan alam yaitu melalui
penanaman kembang (bunga) di
beberapa tempat. Kondisi internal ini
dapat merujuk sumber daya alam yang
ada dan juga kegiatan operasional.
Pengembangan strategi adaptasi pada
aktivitas internal berkaitan dengan isu
utama ekowisata, yaitu pelestarian
lingkungan. Peningkatan konsentrasi
pada perawatan bunga bunga yang
kurang di lestarikan.
Objek wisata Si Kembang Park tak
jauh beda dengan objek-objek wisata
lainya di Indonesia yang sangat mengalami
kerugian dengan adanya pandemi ini,
setelah pemerintah memberlakukan PSBB
objek wisata sikembang juga langsung
menutup objek wisata tersebut di awal
maret. Dengan ditutupnya objek wisata
tersebut terjadi penurunan drastis
pengunjung wisatawan membuat
berkurangnya hasil pendapatan dari obyek
wisata tersebut, sepinya wisatawan juga
berdampak pada penghasilan warga sekita
yang menjual asesoris kenang kenangan
ataupun toko serta warung makan. Kondisi
sebelum adanya virus covid-19 ini
memberikan banyak keuntungan bagi
warga masyarakat dan juga menaikkan
nama dari kota batang sendiri yang
terkenal dengan berbagai destinasi
wisatanya. Segala aktifitas dihentikan
namun tetap ada pengelola yang selalu
bergantian berjaga setiap harinya di objek
wisata tersebut, mengingat perlu adanya
perawatan yang harus tetap dilakukan
seperti pembersihan kawasan atau sekedar
berjaga karena terdapat warung-warung
milik warga.
Sebelum adanya pandemi covid-19
jumlah pengunjung yang datang di
objek wisata tersebut bisa sampai
2.000 orang dalam kuru waktu satu
minggu saja, tentu dapat dihitung
berapa besar kerugian yang ditanggung
oleh pihak pengelola dari pendapatan
tiket masuknya saja belum lagi
ditambah dengan kerugian dari
pedagang yang selalu laris dibeli oleh
pengunjung.
a.) Kondisi antrian pengunjung
ketika masuk objek wisata
b.) Kondisi pengunjung di dalam
obejk wisata
Pada awal bulan Juli pemerintah
Indonesia mulai melonggarkan kebijakan
mengenai pandemi covid-19 dengan
memberlakukan sistim New Normal atau
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), tentu ini
menjadi kabar baik bagi sektor pariwisata
di Indonesia. Pihak pengelola objek wisata
Sikembang juga langsung membuat
rancangan dengan diberlakukannya
kebijakan tersebut agar roda perekonomian
bisa jalan kembali, hingga pada tanggal 1
Agustus objek wisata Sikembang telah
resmi dibuka kembali untuk umum. Pihak
pengelola tetap berupaya memperhatikan
standar kesehatan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah, dengan cara berinovasi
agar objek wisata Sikembang memiliki
standar kesehatan yang tinggi, terdapat
berbagai protokol yang telah dilaksanakan
seperti pengecekan suhu tubuh setiap
pengunjung yang masuk, mewajibkan
pengunjung menggunakan masker,
menyediakan tempat cuci tanga di
berbagai titik yang telah ditetapkan.
b.) Pengecekan suhu tubuh
pengunjung
c.) Kawasan wajib
menggunakan masker
d.) Tempat cuci tangan
Dengan berbagai upaya yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola diharapkan
dapat meningkatkan kenyamanan dan rasa
aman bagi pengunjung yang berwisata dan
semakin menarik minat wisatawan untuk
berkunjung kembali.
Dengan dibukanya objek wisata
Sikembang tersebut membuat minat
pengunung untuk berwiata semakin besar
namun jumlah pengunjung tidak sebanyak
sebelum adanya covid-19, 2 minggu
setelah dibukanya kembali intensitas
pengunjung yang berwisata masih
tergolong sangat rendah yang dulunya
berkisar 2.000 orang perminggu, saat ini
hanya berkisar 500 orang saja
perminggunya atau terjadi penurunan
sekitar 75% dari waktu sebelum penutupan
objek wisata. Terlihat dari parkiran
kendaraan yang masih terlihat sepi hingga
jumlah warung yang beroperasi, yang
dulunya terdapat 5 warung namun saat ini
hanya 2 warung saja yang telah dibuka
kembali.
f) Kondisi Parkiran setelah di buka
kembali
5. Simpulan
Pengelola Sikembang Park yang
terletak di Kecamatan Blado Kabupaten
Batang telah berupaya agar meningtkatkan
jumlah pengunjung namun dengan tetap
memperhatikan protokal kesehatan. Pada
awal pandemi jumlah pengunjung
menuirun drastis sebanyak 75%. Yang
berakibat pada menurunnyaa jumlah
penjualan tiket. Seiring dengan adaptasi
kebiasaan baru jumalah pengunjun mulai
mengalami peningkatan.
Daftar Pustaka
Fellyanda. 2020. Cerita Lengkap Asa
Mula Munculnya Virus Corona di
Wuhan.
Hanoatubun Silpan. 2020. Dampak
Covid –19 Terhadap Perekonomian
Indonesia. EduPsyCouns Journal,
Volume 2 Nomor 1 (2020) ISSN
Online: 2716-4446.
Kramer, Erik. 2020. Cara Mencegah
Virus Corona.
https://id.wikihow.com/MencegahViru
s-Corona Suci,
Noerkhalishah, N., Abbas, E. W., &
Permatasari, M. A. (2020). The
Utilization of Tourism Education
Packages in Amanah Borneo Park as a
Learning Resources on Social Studies.
The Innovation of Social Studies
Journal, 1(2), 158-168.
Norhayati, N., Abbas, E. W., & Putra,
M. A. H. (2019). Social Interaction
Pattern Jelai River banks South
Basirih. The Innovation of Social
Studies Journal, 1(1), 12-20.
1
Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) Desa Blado, Kabupaten Batang
Alvia Pratiwi Putri1, Devi Novita Sari2, Henry Ananta3 , Izzatul Marifah4, Khamami5, Lalang
Hadi Husodo6
1,5 Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, 3Universitas Negeri Semarang
2Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4Pendidikan IPA 6Pendidikan Bahasa Jepang
alvia.pratiwi.putri@gmail.com1 ; devinovita7@students.unnes.ac.id2;
khamami300@gmail.com5; izzamarifah1@gmail.com 4; lalanghh@students.unnes.ac.id6
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang dampak adanya covid-19 terhadap pendapatan bisnis
UMKM di Desa Blado, Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
yang ditimbulkan akibat adanya pandemi covid-19 terhadap keadaan ekonomi di masyarakat
terutama pada usaha kecil dan menengah ( UMKM ) di Desa Blado. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada beberapa pedagang yang berjualan di
sekitar Desa Blado, seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang bahan pokok dan
lainnya yang berjumlah 20 responden. Pendekatan peneletian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari
adanya pandemi covid-19 ini adalah tingkat daya beli masyarakat menurun dan keadaan pasar
menjadi sepi.
Kata Kunci : covid-19, UMKM, pedagang
ABSTRACT
This study examines the impact of covid-19 on the income of MSME businesses in Blado
Village, Batang Regency. This study aims to determine the impact caused by the covid-19
pandemic on the economic situation in the community, especially in the small and medium –
sized ( UMKM ) in Blado Village. The data collection process was carried out by conducting
interviews with several traders selling around Blado Village, such as vegetable traders, fruit
traders, staple food traders and others, totaling 20 respondents. This research approach uses a
qualitative descriptive method. The results showed that the impact of the Covid-19 pandemic
was that the level of people's purchasing power decreased and the market situation became
quiet.
Keywords : covid-19, UMKM, traders
.
2
PENDAHULUAN
Dalam kondisi seperti ini, virus
corona merupakan suatu wabah yang
tidak bisa dianggap biasa saja. Jika
dilihat dari gejala orang yang terinfeksi,
orang yang belum pahan virus ini akan
mengiranya hanya sebatas influenza
biasa, tetapi bagi analisis kedokteran
virus ini cukup berbahaya dan
mematikan. Saat ini di tahun 2020,
perkembangan penularan virus ini
cukup signifikan karena penyebarannya
sudah mendunia dan seluruh negara
merasakan dampaknya termasuk
Indonesia (Yunus, 2020). Hingga saat
ini belum ada terapi tepat untuk
mengobati virus ini. Penyebaran yang
sangat cepat di dunia dan khususnya di
Negara Indonesia. Dilihat dari peta
pesebaran Covid-19 di Indonesia, kasus
posistif telah tersebar di 34 provinsi
(Withworth, 2020 dalam Harirah,
2020).
Penyebaran covid yang begitu
cepat sehingga mengakibatkan
Pemerintah memberlakukan sistem
jaga jarak social yang disebut PSBB
(Pembatasan Social Berskala Besar).
Menurut Nismawati pada tahun 2020,
Pemerintah juga menganjurkan jaga
jarak secara fisik dan mengurangi
kegiatan berkerumun, untuk
mengurangi penyebaran Covid-19 di
Indonesia. Niat baik pemerintah untuk
melakukan PSBB sangat merugikan
warga Indonesia khususnya dampak
ekonomi yang menurun dan banyak
tenaga kerja yang kehilangan
pekerjaaan.
Virus Corona yang semakin
menyebar di Indonesia, beberapa
kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah di Indonesia memberikan
dampak pada beberapa sektor di
Indonesia, salah satunya yaitu pada
sektor ekonomi. Hal ini tidak terlepas
dari adanya Covid-19 yang berdampak
pada sektor perdagangan, usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM). Di sisi
lain, ekonomi merupakan salah satu
faktor penting dalam kehidupan,
sebagaimana diketahui bahwa
seseorang akan bersinggungan secara
langsung dengan kebutuhan ekonomi
dalam menjalankan kehidupan
(Hanoatubun, 2020). Secara umum,
Covid-19 juga berdampak pada
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di
mana yang semula sebesar 5,3%, oleh
sebagian kalangan memprediksi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
kini mencapai 2% (Hadiwardoyo,
2020).
3
Di Pasar Blado, para pedagang
menjerit akibat pandemi Covid-19 yang
melanda masyarakat. Covid-19
merupakan penyakit yang mudah
menyebar kapan dan dimanapun
melalui kontak fisik maupun non fisik.
Penyebaran covid-19 tidak memandang
baik itu dari kalangan elit maupun
kalangan menengah ke bawah. Salah
satu tempat penyebaran covid-19
adalah pasar, karena pasar merupakan
tempat berkumpulnya banyak orang
dan terjadi transaksi jual-beli yang
melibatkan kontak fisik didalamnya.
Pemerintah sudah melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau
PSBB dimana ada pembatasan kegiatan
di tempat-tempat yang menyebabkan
kerumunan seperti pasar, tempat
ibadah, dan kegiatan-kegiatan yang
mengundang banyak orang.
Dampak yang paling dirasakan
oleh para pedagang di Pasar Blado
adalah penurunan pendapatan akibat
PSBB. Para pedangang kebingungan
untuk menjual barang dagangannya
karena sulitnya mendapatkan pembeli
dimasa pandemi, sehingga pendapatan
mereka turun drastis.
Adanya masalah tersebut
mendorong kami melakukan sebuah
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui dampak covid-19 terhadap
ekonomi UMKM di Desa Blado. Dari
Penelitian tersebut diharapkan dapat
memberikan informasi kepada pembaca
tentang dampak yang dialami oleh
pedagang UMKM di pasar blado dan
dapat memberikan solusi berupa
tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut.
METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif, digunakan
untuk menghasilkan data deskripsi
dampak Covid-19 terhadap Pendapatan
UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah) Desa Blado, Kabupaten
Batang. Sumber data dari penelitian ini
yaitu berasal dari beberapa pedagang di
Desa Blado, Kabupaten Batang seperti
pedagang kelontong, pedagang
sayuran, pedagang buah-buahan,
pedagang ikan, pedagang baju,
pedagang daging, pedagang bumbu,
pedagang ATK dan mainan, pedagang
sandal dan sepatu, toko seluler,
pedagang makanan jadi, pedagang
online, pedagang jajanan dan pedagang
asongan.
Analisis data dilakukan dengan
model interaktif yang dilakukan dengan
tiga tahap yaitu: reduksi data, sajian
4
data, kemudian penarikan kesimpulan
(Purbawati, 2020). Tahap reduksi data
dilakukan dengan cara menyeleksi data
dengan berfokus pada dampak Covid-
19 terhadap pendapatan pedagang di
Desa Blado. Selanjutnya yaitu tahap
sajian data yang berupa hasil deskripsi
dampak Covid-19 terhadap UMKM di
Desa Blado, serta cara mengatasi
permasalahan yang ditimbulkan.
Selanjutnya yaitu tahap penarikan
kesimpulan. Apabila pada tahap
penarikan terdapat data yang kurang
signifikan, maka akan dilakukan
verifikasi ulang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan
penelitian ini terfokus pada dampak
yang ditimbulkan akibat adanya Covid-
19 terhadap pendapatan UMKM di
Desa Blado. Berikut tabel yang
menunjukkan pengaruh Covid-19
terhadap pendapatan pedagang di Desa
Blado.
Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa rata-rata pedagang mengalami
penurunan pendapatan yang cukup
signifikan akibat adanya wabah Covid-
19. Adapun pembahasan dari masing-
masing sajian data tersebut yaitu:
Pada tabel terlihat bahwa pada
hasil wawancara pada pedagang
sembako mengalami penurunan
pendapatan hingga 75% saat adanya
wabah Covid-19, menurut pedagang
No. Jenis Dagangan Pendapatan
Saat Covid-19
Pendapatan
Saat New
Normal
1. Sembako 75% 100%
2. Sayuran 50% 50%
3. Buah-buahan 50% 50%
4. Baju 50% 75%
5. Daging 50% 70%
6. Bumbu 50% 80%
7. ATK 60% 90%
8. Sandal 50% 50%
9. Toko seluler 90% 96%
10. Makanan berat 50% 100%
11. Ikan 60% 90%
12. Makanan
(Online)
50% 60%
13. Pedagang
asongan
50% 65%
5
hal ini terjadi akibat berkurangnya
orang yang datang ke pasar,
sehingga penjualan semakin sepi.
Selain itu, pedagang mengungkapkan
bahwa kebutuhan saat di rumah saja
semakin meningkat sehingga merasa
bahwa wabah Covid-19 yang telah
melumpuhkan sektor pasar ini sangat
mengganggu keuangan dari pedagang.
Namun, dengan adanya New Normal
ini ternyata dapat menaikan
pendapatan hingga menjadi stabil dan
mencapai 100%.
Pedagang sayuran mengalami
penurunan yang cukup drastis hingga
mencapai 50%, pedagang
mengungkapkan bahwa hal ini terjadi
karena kondisi pasar yang sangat sepi,
akibat semakin sedikit orang yang
datang ke pasar, justru pedagang
berpendapat bahwa dengan adanya
wabah ini justru pedagang sayuran
asongan semakin ramai, sehingga ibu-
ibu di rumah tidak perlu repot untuk
datang ke pasar. Berbeda dengan
pedagang sembako sebelumnya,
pedagang sayuran ini justru masih
belum merasakan dampak adanya New
Normal terhadap pendapatannya.
Pedagang buah-buahan
mengalami kejadian yang sama dengan
pedagang lainnya yaitu mengalami
penurunan sekitar 50%, namun
pedagang beranggapan hal tersebut
tidak begitu memberatkan karena pada
masa tersebut tidak ada undangan
untuk datang ke acara pernikahan,
namun berbeda dengan setelah
diterapkannya New Normal, justru
semakin banyak undangan untuk
datang ke pernikahan. Akibat hal
tersebutlah pedagang beranggapan
bahwa New Normal ini tidak serta
merta membantu perekonomian,
karena ketika pendapatan belum stabil
ternyata sudah ada kebutuhan lainnya
yang sebelumnya ditekan akibat wabah
Covid-19, justru sekarang semakin
meledak.
Pedagang baju mengalami
penurunan hingga 50%, hal ini terjadi
akibat semakin sepinya kondisi pasar.
Pedagang menyebutkan kondisi ini
dapat dibantu dengan berjualan di
rumah dan melakukan promosi melalui
whatsapp grup sehingga pembeli dapat
langsung datang ke rumah penjual.
Meskipun pada kenyataannya hal
tersebut belum bisa mengembalikan
pendapatan seperti semula. Kemudian
pedagang mengungkapkan dengan
adanya New Normal ini pendapatan
mengalami sedikit peningkatan
mencapai 75%.
6
Pedagang daging
mengungkapkan bahwa penjualannya
menurun drastis hingga mencapai
50%, hal tersebut menyebabkan
pedagang mengalami kesulitan
ekonomi pada masa pandemi Covid-19
sedang ramai diperbincangkan,
terlebih pedagang mengungkap
pengeluaran yang mesti dikeluarkan
justru semakin naik. Namun setelah
diterapkannya New Normal sedikit
membantu sehingga pendapatan naik
menjadi 70%.
Pedagang bumbu
mengungkapkan bahwa akibat adanya
wabah Covid-19, pendapatan menurun
hingga mencapai 50%. Menurut
pedagang hal ini sangat menganggu
siklus keuangan yang menuntut
pedagang harus mampu memutar
keuangan sehingga tidak rugi. Namun
menurut pedagang dengan adanya
penerapan era New Normal telah
mempu mengembalikan pendapatan
menjadi sekitar 80%.
Pedagang ATK dan mainan
mengalami penurunan pendapatan
hingga menjadi 60%, menurut
pedagang hal ini terjadi karena
pendapatan orang tua yang semakin
menurun. Sedangkan setelah
diterapkannya era New Normal dapat
mengembalikan pendapatan hingga
mencapai persentase 80%.
Pedagang sandal dan sepatu
juga mengalami penurunan pendapatan
hingga menjadi 50%, menurut
pedagang hal ini terjadi karena jenis
barang yang dijual bukan kebutuhan
pokok, sehingga cenderung
dikesampingkan di masa pandemi
Covid-19, selain itu ternyata dengan
diterapkannya New Normal belum
dapat membantu memulihkan hasil
pendapatan.
Pedagang di toko seluler
juga mengalami hal yang sama dengan
penjual lainnya, hanya saja pendapatan
saat pandemi Covid-19 mencapai 90%,
hal ini terbilang cukup jauh dari
pedagang lainnya. Menurut pedagang,
hal ini terjadi akibat sekolah dirumah
juga masih membutuhkan kuota
internet. Hanya saja penurunan
pendapatan terjadi ada beberapa
pelanggan anak-anak yang tidak
biasanya membeli kuota internet,
namun di masa pandemi tidak
membeli kuota internet. Menurut
pedagang, era New Normal sedikit
mengembalikan pendapatan sehingga
mencapai persentase 96%, karena
menurut pedagang pendapatan belum
kembali seperti sebelum adanya
7
Covid-19, namun lebih baik dari
sebelumnya.
Pedagang makanan berat siap
saji mengalami penurunan hingga
mencapai 50%, hal ini terjadi akibat
semakin sedikit orang yang membeli
makanan di luar karena ibu-ibu yang
biasanya bekerja harus bekerja di
rumah. Pedagang mengaku sempat
mengalami kerugian di awal-awal
adanya wabah ini, namun setelah satu
bulan berlalu pedagang sudah
mengurangi porsi jual. Kemudian di
era New Normal ini ternyata sudah
mampu mengembalikan pendapatan
hingga mencapai 100%.
Pedagang ikan juga
mengalami penurunan hingga
mencapai persentase 60%, hal ini
terjadi akibat semakin sedikit
masyarakat yang datang ke pasar.
Namun setelah diterapkan New
Normal pendapatan semakin membaik
hingga mencapai 90%.
Pedagang online yang
berjualan makanan ringan juga
mengalami penurunan pendapatan
hingga mencapai 50%, menurut
pedagang hal ini terjadi akibat semakin
banyak ibu-ibu rumah tangga yang
tetap berada di rumah. Namun setelah
adanya kebijakan New Normal, dapat
mengembalikan pendapatan hingga
mencapai 60%.
Pedagang asongan yang
berjualan makanan ringan seperti:
cilung dan siomay yang biasanya
berjualan di sekitar lingkungan sekolah
dasar dan sekolah menengah pertama
di desa blado juga mengalami
penurunan pendapatan hingga
mencapai 50%, menurut pedagang hal
ini terjadi akibat saat pandemi covid-
19 sekolah diliburkan dan otomatis
pendapatan menurun dan hanya
berkeliling ke desa-desa. Namun,
setelah adanya kebijakan New Normal
dan sekolah mulai diaktifkan kegiatan
belajar mengajarnya kembali walau
masih terbatas pendapatan bisa naik
walau hanya mencapai 65%.
Dari hasil tersebut maka
diketahui bahwa wabah Covid-19
mengakibatkan pendapatan pedagang
UMKM di desa Blado menurun.
Namun ternyata dengan adanya
kebijakan New Normal yang sekarang
telah diganti dengan istilah Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB) ini telah
mampu menaikkan pendapatan para
pedagang, hanya saja ada beberapa
pedagang yang merasa tidak ada
perubahan dengan diterapkannya era
New Normal.
8
SIMPULAN
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa wabah Covid-19 menyebabkan
pendapatan pendapatan UMKM di
Desa Blado mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwardoyo, Wibowo. (2020). Kerugian
Ekonomi Nasional Akibat Pandemi
Covid-19. BASKARA: Journal of
Business & Entrepreneurship, 2(2), 83-
92.
Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid-19
terhadap Perekonomian Indonesia.
EduPhyCouns: Journal of
Education, Physchology and
Counseling, 2(1), 146-153.
Harirah, Z., & Rizaldi, A. (2020).
Merespon Nalar Kebijakan Negara
dalam Menangani Pandemi Covid 19
di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Publik Indonesia, 7(1).
Purbawati, C., Hidayah, L. N., dan
Markhamah. 2020. Dampak Sosial
Distancing terhadap Kesejahteraan
Pedagang di Pasar Tradisional
Kartasura pada Era Pandemi Corona.
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal
Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora,
4(2), 156-164.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020).
Kebijakan Pemberlakuan Lock
Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19.
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya
Syar-i, 7(3), 227- 238.
Nismawati, N., & Nugroho, C. (2020).
Perekonomian Masyarakat
Kelurahan Tounsaru Pasca
Merebaknya Wabah Covid-19.
Indonesian Journal of Economics,
Entrepreneurship, and Innovation,
1(1), 54-61.
9
top related