acara iv batuan beku
Post on 02-Jan-2016
75 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A.
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Oktober 2013 NIM : D611 12 251
NO. SAMPEL : 01
NO. PERAGA : ─
JENIS BATUAN : Batuan Beku Basa
WARNA
SEGAR : Abu-abu
LAPUK : Coklat - kekuningan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holohialin
GRANULARITAS : Afanitik
FABRIK
˗ BENTUK : Subhedral sampai Anhedral
˗ RELASI : Equigranular
STRUKTUR : Vesikuler
KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA PERSEN
MINERAL UTAMA Piroksin Hitam 30%
MINERAL TAMBAHAN Gelas Hitam 70%
NAMA BATUAN : Basalt (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku plutonik, memiliki ciri-ciri fisik
warna segar abu-abu dengan warna lapuk coklat-kekuninagan. Batu ini memiliki
tekstur kritalinitas holohialin. Holohialin merupakan Tekstur batuan yang
kenampakannya terdiri dari mineral yang keseluruhannya berbentuk gelas. Granulitas
afanitik, dicirikan dari ukuran kristal atau mineral penyusunnya tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus. Bentuk
euhedral yaitu bentuk bidang batas dari kristal teratur baik dan tampak jelas. Relasi
equigranular menunjukkan ukuran butir yang menyusun batuan hampir sama.
Tekstur batuan ini dipengaruhi oleh proses kristalisasi magma berlangsung relatif
singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan mineral – mineral dengan
bentuk yang sempurna, jika seluruhnya terdiri dari gelas. Struktur scoria,
menunjukkan adanya pori-pori dengan lubang-lubang menyudut. Batuan ini tersusun
atas gelas. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya maka batuan ini memiliki nama Basalt
(Fenton, 1940).
Batuan ini termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45%-52%
terbentuk melalui proses kristalisasi magma yang mengalami penurunan suhu secara
bertahap yang kemudian saling beragregasi membentuk batuan dan terbentuk pada
daerah sekitar dapur magma/ dalam bumi yang termasuk batuan beku dalam ( batuan
beku plutonik ) yang mana telah mengalami diferensiasi. Deferensiasi magma yaitu
proses pemisahan magma homogen dengan komposisi yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(berdasarkan BRS) setelah itu mengalami proses kristalisasi mineral-mineral dalam
bentuk agregasi. Didahului oleh pembentukan mineral piroksin pada suhu 1000o-
1200oC, karena waktu pembekuan batuan yang relatif agak cepat terdapat kristal
yang belum terbentuk secara utuh dan menjadi masa dasar gelas yang kemudian
kesemua mineral tadi teragregasi membentuk batuan yang dinamakan Basalt.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A.
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Oktober 2013 NIM : D611 12 251
NO. SAMPEL : 02
NO. PERAGA : ─
JENIS BATUAN : Batuan Beku Basa
WARNA
SEGAR : Abu-abu
LAPUK : Kecoklatan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Porfiro afanitik
FABRIK
˗ BENTUK : Subhedral sampai Anhedral
˗ RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Scoria
KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA PERSEN
MINERAL UTAMA Piroksin
Amphibol
Plagioklas
Hitam
Hitam
Kehitaman
45%
25%
30%
NAMA BATUAN : Basalt porpiri (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku plutonik, memiliki ciri-ciri fisik
warna segar abu-abu dengan warna lapuk kecoklatan. Batu ini memiliki tekstur
kritalinitas hipokristalin. Hipokristalin merupakan tekstur batuan yang yang
kenampakannya terdiri dari sebagaian mineral membentuk kristal dan sebagiannya
membentuk gelas. Granulitas porfiro afanitik, yaitu fenokris terdapat dalam masa
dasar kristal yang afanitik. Bentuk subhedral sampai anhedral yaitu bentuk bidang
batas dari kristal bervariasi, kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai
bidang batas jelek dan tidak teratur. Relasi inequigranular menunjukkan ukuran butir
yang menyusun batuan tidak sama besar. Tekstur batuan ini dipengaruhi oleh proses
kristalisasi berlangsung relatif cepat namun masih memungkinkan terbentuknya
mineral dengan bentuk kristal yang kurang jelas, sebagian berbentuk kristal dan
sebagian lagi berupa mineral gelas. Struktur scoria, menunjukkan adanya pori-pori
membundar. Batuan ini tersusun atas asosiasi mineral Plagiklas,biotit, piroksin,
hornblende. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya maka batuan ini memiliki nama Basalt
porpiri (Fenton, 1940).
Batuan ini termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45%-52%
terbentuk melalui proses kristalisasi magma yang mengalami penurunan suhu secara
bertahap yang kemudian saling beragregasi membentuk batuan dan terbentuk pada
daerah sekitar dapur magma/ dalam bumi yang termasuk batuan beku dalam ( batuan
beku plutonik ) yang mana telah mengalami diferensiasi. Deferensiasi magma yaitu
proses pemisahan magma homogen dengan komposisi yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(berdasarkan BRS) setelah itu mengalami proses kristalisasi mineral-mineral dalam
bentuk agregasi. Didahului oleh pembentukan mineral piroksin pada suhu 1000o-
1200oC, mineral hornblende pada suhu 800o-1000oC, mineral plagioklas pada suhu
900o-1000oC, karena waktu pembekuan batuan yang relatif agak cepat terdapat kristal
yang belum terbentuk secara utuh dan menjadi masa dasar gelas yang kemudian
kesemua mineral tadi teragregasi membentuk batuan yang dinamakan Basalt
Porpiri.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A.
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Oktober 2013 NIM : D611 12 251
NO. SAMPEL : 03
NO. PERAGA : ─
JENIS BATUAN : Batuan Beku Basa
WARNA
SEGAR : Hitam
LAPUK : Kecoklatan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
˗ BENTUK : Subhedral sampai Euhedral
˗ RELASI : Equigranular
STRUKTUR : Masiv
KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA PERSEN
MINERAL UTAMA Piroksin
Hornblende
Plagioklas
Hitam
Hitam
Putih
45%
35%
20%
NAMA BATUAN : Gabro (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku plutonik, memiliki ciri-ciri fisik
warna segar Hitam dengan warna lapuk coklat. Batu ini memilik tekstur kritalinitas
holokristalin. Holokristalin merupakan tekstur batuan beku yang kenampakan
batuannya terdiri dari keseluruhan mineral yang membentuk kristal-kristal yang
nampak jelas. Granulitas faneritik, dicirikan oleh kristal-kristal dari mineral
penyusunnya tampak jelas dapat dibedakan dengan mata atau lup. Bentuk euhedral
sampai subhedral yaitu bentuk bidang batas dari kristal teratur baik dan tampak jelas
sampai bentuk bidang batas dari kristal bervariasi, kombinasi dari bentuk baik
dengan bentuk jelek. Relasi equigranular menunjukkan ukuran butir yang menyusun
batuan hampir sama. Tekstur batuan ini dipengaruhi oleh kecepatan pembentukan
kristal yang relatif lambat, sehingga kristal-kristalnya memiliki waktu yang cukup
untuk membentuk kristal-kristal yang jelas. Struktur massive/kompak berupa
susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya
pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Batuan ini tersusun atas asosiasi
mineral piroksin, hornblende dan plagioklas. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya maka
batuan ini memiliki nama G abro (Fenton, 1940).
Batuan ini termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45%-52%
terbentuk melalui proses kristalisasi magma yang mengalami penurunan suhu secara
bertahap yang kemudian saling beragregasi membentuk batuan dan terbentuk pada
daerah sekitar dapur magma/ dalam bumi yang termasuk batuan beku dalam ( batuan
beku plutonik ) yang mana telah mengalami diferensiasi. Deferensiasi magma yaitu
proses pemisahan magma homogen dengan komposisi yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(berdasarkan BRS) setelah itu mengalami proses kristalisasi mineral-mineral dalam
bentuk agregasi. Didahului oleh pembentukan mineral piroksin pada suhu 1000o-
1200oC, mineral hornblende pada suhu 800o-1000oC, mineral plagioklas pada suhu
900o-1000oC, karena waktu pembekuan batuan yang relatif agak cepat terdapat kristal
yang belum terbentuk secara utuh dan menjadi masa dasar gelas yang kemudian
kesemua mineral tadi teragregasi membentuk batuan yang dinamakan Gabro.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A.
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Oktober 2013 NIM : D611 12 251
NO. SAMPEL : 04
NO. PERAGA : ─
JENIS BATUAN : Batuan Beku Ultrabasa
WARNA
SEGAR : Hijau kehitaman
LAPUK : Kecoklatan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
˗ BENTUK : Subhedral sampai Euhedral
˗ RELASI : Equigranular
STRUKTUR :
KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA PERSEN
MINERAL UTAMA Olivin
Piroksin
Kehijauan
Hitam
75%
25%
NAMA BATUAN : Peridotit (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku plutonik, memiliki ciri-ciri fisik
warna segar kuning kehitaman dengan warna lapuk coklat. Batu ini memilik tekstur
kritalinitas holokristalin. Holokristalin merupakan tekstur batuan beku yang
kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan mineral yang membentuk kristal-
kristal yang nampak jelas. Granulitas faneritik, dicirikan oleh kristal-kristal dari
mineral penyusunnya tampak jelas dapat dibedakan dengan mata atau lup. Bentuk
euhedral sampai subhedral yaitu bentuk bidang batas dari kristal teratur baik dan
tampak jelas sampai bentuk bidang batas dari kristal bervariasi, kombinasi dari
bentuk baik dengan bentuk jelek. Relasi equigranular menunjukkan ukuran butir
yang menyusun batuan hampir sama. Tekstur batuan ini dipengaruhi oleh kecepatan
pembentukan kristal yang relatif lambat, sehingga kristal-kristalnya memiliki waktu
yang cukup untuk membentuk kristal-kristal yang jelas. Struktur massive/kompak
berupa susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan
adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Batuan ini tersusun atas
asosiasi mineral Olivin dan piroksin. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya maka batuan ini
memiliki nama Pridotit (Fenton, 1940).
Batuan ini termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45%-52%
terbentuk melalui proses kristalisasi magma yang mengalami penurunan suhu secara
bertahap yang kemudian saling beragregasi membentuk batuan dan terbentuk pada
daerah sekitar dapur magma/ dalam bumi yang termasuk batuan beku dalam ( batuan
beku plutonik ) yang mana telah mengalami diferensiasi. Deferensiasi magma yaitu
proses pemisahan magma homogen dengan komposisi yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(berdasarkan BRS) setelah itu mengalami proses kristalisasi mineral-mineral dalam
bentuk agregasi. Didahului oleh pembentukan mineral olivin pada suhu >1200oC,
mineral piroksin pada suhu 1000o-1200oC, karena waktu pembekuan batuan yang
lama, kristal yang dapa terbentuk secara secara utuh yang kemudian kesemua mineral
tadi teragregasi membentuk batuan yang dinamakan Peridotit.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A.
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Oktober 2013 NIM : D611 12 251
NO. SAMPEL : 04
NO. PERAGA : ─
JENIS BATUAN : Batuan Beku Ultrabasa
WARNA
SEGAR : Kehijauan
LAPUK : Coklat
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
˗ BENTUK : Subhedral sampai Euhedral
˗ RELASI : Equigranular
STRUKTUR : Masih
KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI NAMA WARNA PERSEN
MINERAL UTAMA Olivin Kuning Kehijauan 90%
Piroksin Hitam 10%
NAMA BATUAN : Dunit (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku plutonik, memiliki ciri-ciri fisik
warna segar kuning kehijauan dengan warna lapuk coklat. Batu ini memilik tekstur
kritalinitas holokristalin. Holokristalin merupakan tekstur batuan beku yang
kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan mineral yang membentuk kristal-
kristal yang nampak jelas. Granulitas faneritik, dicirikan oleh kristal-kristal dari
mineral penyusunnya tampak jelas dapat dibedakan dengan mata atau lup. Bentuk
euhedral sampai subhedral yaitu bentuk bidang batas dari kristal teratur baik dan
tampak jelas sampai bentuk bidang batas dari kristal bervariasi, kombinasi dari
bentuk baik dengan bentuk jelek. Relasi equigranular menunjukkan ukuran butir
yang menyusun batuan hampir sama. Tekstur batuan ini dipengaruhi oleh kecepatan
pembentukan kristal yang relatif lambat, sehingga kristal-kristalnya memiliki waktu
yang cukup untuk membentuk kristal-kristal yang jelas. Struktur massive/kompak
berupa susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan
adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Batuan ini tersusun atas
asosiasi mineral Olivin dan piroksin. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya maka batuan ini
memiliki nama Dunit (Fenton, 1940).
Batuan ini termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45%-52%
terbentuk melalui proses kristalisasi magma yang mengalami penurunan suhu secara
bertahap yang kemudian saling beragregasi membentuk batuan dan terbentuk pada
daerah sekitar dapur magma/ dalam bumi yang termasuk batuan beku dalam ( batuan
beku plutonik ) yang mana telah mengalami diferensiasi. Deferensiasi magma yaitu
proses pemisahan magma homogen dengan komposisi yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(berdasarkan BRS) setelah itu mengalami proses kristalisasi mineral-mineral dalam
bentuk agregasi. Didahului oleh pembentukan mineral olivin pada suhu >1200oC,
mineral piroksin pada suhu 1000o-1200oC, karena waktu pembekuan batuan yang
lama, kristal yang dapa terbentuk secara secara utuh yang kemudian kesemua mineral
tadi teragregasi membentuk batuan yang dinamakan Dunit.
top related