89 bab 4 hasil dan pembahasan bab 4 disini akan membahas...
Post on 29-Mar-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
89
89
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil PT. Indomuda Satria Internusa
Bab 4 disini akan membahas tentang hasil dan pembahasan tentang
pengaruh variabel kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, role
challenges of ethicsofficer, dan kinerja ethics officer. Pertama – tama akan
dijelaskan terlebih dahulu tentang PT. Indomuda Satria Internusa, setelah itu
akan dijelaskan tahapan pengolahan data seperti transformasi data, uji
validitas dan reliabilitas, dan uji normalitas yang kemudian akan diuji
melalui analisa pengaruh dan analisa jalur. Hasil yang didapat dari
pengujian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
perusahaan terkait masalah ethics officer.
Dalam bagian ini, penulis akan membahas tentang ethics
officer dalam PT. Indomuda Satria Internusa,sebelum membahas tentang
ethics officer, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu bagian – bagian
yang membentuk PT. Indomuda Satria Internusa seperti sejarah, visi dan
misi perusahaan, struktur organisasi, serta data profil responden milik PT.
Indomuda Satria Internusa yang ikut masuk bagian kedalam penelitian
skripsi ini.
90
4.1.1. Sejarah PT. Indomuda Satria Internusa.
PT. Indomuda Satria Internusa telah beroperasi selama
hampir 20 tahun di Indonesia dan mulai dengan bisnis jasa rekayasa,
pengadaan dan konstruksi di Indonesia dan Asia Pasifik. Saat ini PT.
Indomuda Satria Internusa adalah salah satu badan usaha yang
terkemuka di Indonesia dalam bisnis jasa rekayasa, pengadaan dan
konstruksi khusunya untuk pekerjaan listrik dan instrumentasi.
Berdasarkan wawancara dengan bagian manajemen sumber
daya manusia di PT. Indomuda Satria Internusa, dalam lima tahun
terakhir, perusahaan ini telah memperluas operasinya dalam bisnis
pertambangan dan perdagangan batubara, jasa pengeboran minyak
dan gas, dan bisnis pembangkit tenaga listrik. Seiring dengan
berjalan nya waktu, PT. Indomuda Satria Internusa mulai
mengembangkan struktur organisasinyauntuk memperluas
perusahaannya, bisnis yang dijalankan oleh PT. Indomuda Satria
Internusa ini meliputi :
- Konstruksi
- Coal Mining
- Power Plant Developer
- Offshore & Onshore Drilling Services
Dari informasi yang didapat dari company profile milik
perusahaan, didalam setiap bisnis yang dijalankan oleh PT.
91
Indomuda Satria Internusa, dibagi menjadi beberapa anak
perusahaan, yaitu :
- Mining : PT. Batara Batari Synergy Nusantara
- Power Plant : PT. Harmoni Energy Indonesia, PT. Green Energy
Strategic.
- Offshore & Onshore Drillling Services : PT. Harmoni Drilling
Services.
Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil wawancara
dengan manajer sumber daya manusia di PT. Indomuda Satria
Internusa, mengenai budaya perusahaan, PT. Indomuda Satria
Internusa menerapkan budaya perusahaan yang menjunjung tinggi
keterbukaan dalam pelaksanaan kerja di badan perusahaan, maksud
dari keterbukaan yang berlaku disini adalah, semua informasi
mengenai proses pembuatan keputusan, tidak boleh hanya satu atau
dua orang saja yang tahu mengenai hal tersebut, tetapi informasi
tersebut harus dapat diketahui dari tingkatan perusahaan paling
bawah sampai ke bagian atas, atau bagian CEO PT. Indomuda Satria
Internusa. Berdasarkan pengumpulan informasi melalui wawancara
tersebut diketahui bahwa PT. Indomuda Satria Internusa juga sangat
mengedepankan dan menjunjung tinggi kerja sama yang kuat antar
sesama staff dalam membuat keputusan bersama untuk memecahkan
masalah dan mencapai kesejahteraan bagi seluruh badan
perusahaan.Bentuk pengerjaan proyek yang terdapat di PT.
92
Indomuda Satria Internusa ini adalah, setiap proyek yang dikerjakan
oleh PT. Indomuda Satria Internusa akan melahirkan divisi – divisi
baru untuk pengerjaan proyeknya, divisi – divisi ini dikepalai oleh 1
manajer proyek yang bertugas untuk memimpin jalanya pekerjaan di
setiap proyek. Untuk mengawasi jalannya pekerjaan, didalam PT.
Indomuda Satria terdapat seorang ethics officeryang bertugas untuk
memastikan aktivitas – aktivitas yang dijalankan oleh proyek –
proyek tersebut bisa selesai tepat waktu tanpa harus melanggar
hukum dan peraturan yang berlaku.
PT. Indomuda Satria Internusa sendiri termasuk salah satu
perusahaan berskala besar di Indonesia, Menurut manager sumber
daya manusia dalam PT. Indomuda Satria Internusa,alasan untuk
mengangkat seorang ethics officer adalahuntuk mengawasai masalah
– masalah etika yang terjadi di dalam dan luar lingkungan
perusahaan. Posisi ethics officer di perusahaan ini tadinya dijabat
langsung oleh CEO dari PT. Indomuda Satria Internusa sendiri.
Dimulai pada tahun 2007, PT. Indomuda Satria Internusa memilih
merekrut orang lain untuk menjabat di posisi ethics officer, hal
tersebut disebabkan karena CEO sudah tidak terlibat langsung
dilapangan. Untuk perekrutan ethics officer sendiri, PT. Indomuda
Satria Internusa lebih memilih untuk merekrut seorang ethics officer
dari dalam perusahaan dibandingkan dengan harus merekrut ethics
officer yang berasal dari luar perusahaan.Alasan mereka untuk
93
merekrut ethics officer dari dalam perusahaan adalah karena menurut
mereka perekrutan ethics offier dari dalam perusahaan lebih dapat
memberikan keuntungan kepada ethics officer itu sendiri nantinya.
Beberapa keuntungan yang mungkin akan dapat terlihat
adalah,ethics officer yang diangkat dari dalam perusahaan tersebut
akan lebih cepat beradaptasi dalam lingkungan kerja perusahaan dan
figur ethics officer tersebut akan lebih mudah diterima oleh para
anggota perusahaan, karena sudah bukan dianggap orang asing atau
orang yang berasal dari luar lingkungan mereka.
CEO PT Indomuda Satria Internusa menyebutkan bahwa
ethics officerdidalam PT. Indomuda Satria Internusa sendiri dalam
jajaran hirarki perusahaan, masih tergabung langsung dengan tim
manajemen perusahaan,tujuannya adalah agarethics officer tersebut
dapat berhubungan langsung dalam hal pembuatan keputusan atau
pelaporan tentang yang terjadi dilapangan dengan para senior
manager didalam PT. Indomuda Satria Internusa.PT. Indomuda
Satria Internusa mewajibkanethics officer mereka untuk mampu
dalam memahami betul visi, misi, peraturan & kebijakan yang
berlaku, dan bisnis yang dijalani milik perusahaan, mereka juga
harus dapat memberikan perlakuan dan pengawasan yang adil
kepada seluruh anggota perusahaan.
Informasi yang didapat dari manager sumber daya manusia
di perusahaan ini menyebutkan bentuk pergantian jabatan dari ethics
94
officer didalam PT. Indomuda Satria Internusa biasanya dilakukan
atas rekomendasi dari ethics officer itu sendiri, kebanyakan
rekomendasi yang dilakukan adalah menunjuk orang dari dalam
perusahaan untuk mengisi jabatan ethics officer.Oleh karena itu,
semenjak tahun 2007, ethics officer yang diangkat dari luar
perusahaan sudah hampir tidak ada lagi.
Hasil wawancara dengan ethics officer perusahaan ini
menyebutkan bhwa didalam PT. Indomuda Satria Internusa, ethics
officer mempunyai tugas-tugas yang menyangkut tentang masalah-
masalah etika di perusahaan tersebut, tugas-tugas yang dijalankan
oleh ethics officer di PT. Indomuda Satria Internusa adalah sebagai
berikut :
a. Mengembangkan dan mengarahkan etika didalam perusahaan.
b. Sebagai wujud compliance didalam perusahaan dalam
melakukan bisnis.
c. Memberikan kepemimpinan, pengawasan, dan saran untuk
memastikan pembangunan, interprestasi, ddan implementasi
etika.
d. Berfungsi sebagai akuntabilitas untuk semua kegiatan dan
program yang berkaitan dengan standar perilaku etis, termasuk
hubungan dengan para pihak eksternal.
Sebelumnya disebutkan bahwa, ethics officer yang terdapat
di PT. Indomuda Satria Internusa selain harus mematuhi kebijakan
95
dan peraturan yang berlaku serta memberikan pengawasan dan
perlakuan yang adil bagi seluruh anggota perusahaan, mereka juga
wajib untukmemahami visi dan misi dalam melaksanakan
pekerjaannya, berdasarkan informasi yang terdapat di situs resmi
milik PT. Indomuda Satria Internusa berikut adalah visi dan misi
dari PT. Indomuda Satria Internusa :
Visi :
- Menjadi perusahaan yang besar dan kompetitif melalui bisnis
yang sehat.
Misi :
- Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan
kompeten.
- Memberikan kepuasan pelanggan dengan pelayanan dengan
respon cepat dan memberikan produk berkualitas tinggi.
- Mengimplementasikan dan menjalankan keamanan kerja sesuai
peraturan dan regulasi yang berlaku.
- Memberikan kesejahteraan bagi seluruh karyawan didalam
perusahaan.
Menurut CEO perusahaan ini, visi dan misi yang terdapat
pada PT. Indomuda Satria Internusa ini nantinya diharapkan dapat
membantu ethics officer dalam menjalankan tanggung jawabnya
didalam perusahaan untuk membawa perusahaan tersebut dapat
96
Wakil Direktur Utama (Ir. Handri Triatmoko)
Ethics Officer
(Andhy R/Iwan RSA)
General Manager
(Hartanto)
Finance Manager
(NininSofiana)
Acc & Tax Manager
(Nani Widayanti)
HRD Manager
(Setia Budi HP)
Engineering Manager
(Dian WidiNugroho)
Construction Manager
(Satria Budi Lestari)
Procurement Manager
(Dona Kurniawan)
Direktur Utama (Ir. Hariyanto)
mencapai tujuan dengan efektif dengan tetap memperhatikan hak,
wewenang, dan peraturan yang sudah ditetapkan.
4.1.2. Struktur Organisasi PT. Indomuda Satria Internusa
Berdasarkan infromasi yang didapat dari company profile
milik PT. Indomuda Satria Internusa, didapatkan struktur organisasi
sebagai berikut :
Figure 4.1 Struktur Perusahaan Sumber : Company Profile, 2009
97
Disebutkan sebelumnya bahwa ethics officer didalam PT.
Indomuda Satria Internusa dalam menjalankan pekerjaanya masih
tergabung langsung kedalam tim manajemen yang ada didalam
perusahaan. Ethics officer didalam perusahaan ini berada dibawah
perintah dari direktur utama dan wakil direktur utama. Ethics officer
didalam perusahaan ini memiliki tugas untuk melakukan
pengawasan terhadap 2 bagian didalam struktur organisasi
perusahaan, yaitu bagian home office (general manager, finance
manager, acc & tax manager, dan HRD manager) dan business
project(Engineering manager, construction manager, dan
procurement manager).
4.2. Profil Responden
Dalam penelitian ini, penulis dalam membagikan kuisioner kepada
seluruh responden menggunakan stratified random sampling, yaitu
pengambilan sample dari beberapa bagian strata secara acak. Penulis
memberikan kuisoner kepada responden yang didasari oleh jenis kelamin,
usia, dan tingkat pendidikan. Responden dalam penelitian ini adalah orang –
orang yang berada dibawah pengawasan oleh ethics officer, hasil dari
pembagian kuisioner tersebut menghasilkan data yang dapat dilihat sebagai
berikut :
98
- Jenis Kelamin :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Pria 35 orang 58,33 %
Wanita 25 orang 41,67 %
Total 60 orang 100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
- Usia :
Tabel 4.2 Usia
Usia Jumlah Presentase
21 - 30 15 orang 25 %
31 - 40 26 orang 43,34 %
41 - 50 11 orang 18,33 %
> 50 8 orang 13,33 %
Total 60 orang 100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
- Tingkat Pendidikan :
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
S1 37 orang 61,67 %
D3 20 orang 33,33 %
SMA / SMEA / sederajat 3 orang 5 %
Total 60 orang 100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
99
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan, ternyata
responden dengan usia, tingkat pendidikan, serta jenis kelamin yang
berbeda seperti pria dan wanita. Memiliki penilaian atau pandangan yang
berbeda tentang kehadiran ethics officer didalam perusahaan. Perbedaan
tersebut dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan perwakilan
perusahaan PT. Indomuda Satria Internusa, salah satu contohnya adalah
para pekerja senior di perusahaan ini ternyata lebih nyaman dengan
kehadiran ethics officer yang berasal dari dalam perusahaan, berbeda
dengan para pekerja – pekerja usia muda di perusahaan ini yang
beranggapan bahwa ethics officer dari dalam perusahaan terkadang masih
cenderung memberikan pengawasan dan penilaian yang tidak objektif.
Untuk melanjutkan tahap penelitian, hasil kuisioner yang berasal
dari responden-responden ini berikutnya akan di transformasikan menjadi
data interval untuk memenuhi persyaratan analisa pengaruh dan analisa jalur
atau path analysis.
4.3. Hasil Penelitian
Dalam bagian ini, penulis akan mengolah data yang telah didapat
dari kuisioner penelitian skripsi ini. Data – data ini dibutuhkan untuk
melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur yang nantinya berguna untuk
mengetahui pengaruh dan besarnya kontribusi antar variabel – variabel yang
digunakan didalam penelitian ini. Untuk melakukan proses analisa data
tersebut, perlu dilakukan dahulu tahap awal dari pengolahan data, yaitu
proses transformasi data ordinal menjadi interval.
100
4.3.1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval
Salah satu persyaratan analisa data yaitu data harus berskala
interval. Alat analisi data seperti : korelasi, regresi, analisis jalur,dan
SEM mempersyaratkan data minimal harus berskala interval
(Jonathan Sarwono, 2011).Pada penelitian ini, penulis menggunakan
metode MSI (method of successive interval) untuk melakukan
transformasi data skala ordinal menjadi data skala interval.
Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel 2010. Hasil transformasi data yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Transformasi Data
Variabel Ordinal Interval Variabel Ordinal Interval Kompetensi
Pribadi
(X1)
1 1 Faktor –
Faktor
Individual
(X2)
1 1
2 2.03 2 2.06
3 2.22 3 2.13
4 3.77 4 1.95
5 4.03 5 1.71
Role
Challenges
of Ethics
Officer
(Y)
1 1 Kinerja
Ethics
Officer
(Z)
1 1
2 3.11 2 2,03
3 3,06 3 2,20
4 2,03 4 1,99
5 1,89 5 3,97
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
101
Berdasarkan tabel diatas, data-data interval dari tiap variabel-
variabel didalam penelitian ini sudah berhasil diubah menjadi data
ordinal.Dalam tahap ini, kita sudah menyelesaikan salah satu
ketentuan untuk melakukan analisa pengaruh dan analisa
jalur.Dengan selesainya tahap transformasi data, kita dapat langsung
untuk melakukan uji validitas pada tahap berikutnya.
4.3.2. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner.Jadi, semakin tinggi validitas
suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran.
Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah dengan
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel yang ada. Uji korelasi yang digunakan dengan
menggunakan Corrected Item-Total Correlation. Sebuah item
dikatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation>r-
table(Sarjono & Julianita, 2011). Berdasarkan pengolahan data
menggunakan program SPSS, diperoleh hasil - hasil berikut ini:
Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel
Kompetensi Pribadi (X1) didapatkan hasil sebagai berikut :
• Kompetensi Pribadi (X1)
102
Tabel 4.5 Validitas Variabel Kompetensi Pribadi
No Item Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
1 X1_1 0.541 0.254 Valid
2 X1_2 0.641 0.254 Valid
3 X1_3 0.629 0.254 Valid
4 X1_4 0.433 0.254 Valid
5 X1_5 0.339 0.254 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Hasil uji validitas pada variabel Kompetensi Pribadi(X1)
menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut
adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah
lebih besar dari r-tabel.
Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel Faktor –
Faktor Individual (X2) didapatkan hasil sebagai berikut :
• Faktor – Faktor Individual (X2)
Tabel 4.6 Validitas Variabel Faktor – Faktor Individual
No Item Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
1 X2_1 0.743 0.254 Valid
2 X2_2 0.493 0.254 Valid
3 X2_3 0.655 0.254 Valid
4 X2_4 0.618 0.254 Valid
5 X2_5 0.201 0.254 Tidak Valid
6 X2_6 0.243 0.254 Tidak Valid
103
7 X2_7 0.454 0.254 Valid
8 X2_8 0.524 0.254 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Hasil uji validitas pada variabel Faktor – Faktor Individual
(X2) menunjukan bahwa 6 item yang ada pada variabel tersebut
adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah
lebih besar dari r-tabel. Sedangkan 2 item lainnya tidak valid ,
karena nilai r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari r-
tabel.
Dengan adanya 2 item yang tidak valid, maka dilakukan
kembali uji validitas untuk variabel Faktor – Faktor Individual (X2)
yang menghasilkan output berikut:
Tabel 4.7 Validitas Variabel Faktor – Faktor Individual
No Item Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
1 X2_1 0.743 0.254 Valid
2 X2_2 0.493 0.254 Valid
3 X2_3 0.655 0.254 Valid
4 X2_4 0.618 0.254 Valid
7 X2_7 0.454 0.254 Valid
8 X2_8 0.524 0.254 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Setelah dibuangnya 2 item yang tidak valid, hasil uji validitas
pada variabel Faktor – Faktor Individual menunjukan bahwa 6 item
104
yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung
dari masing-masing item adalah lebih besar dari r-tabel.
Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel Role
Challenges of Ethics Officer (Y), didapatkan hasil sebagai berikut :
• Role Challenges of Ethics Officer (Y)
Tabel 4.8 Validitas Variabel Role Challenges of Ethics Officer
No Item
Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
1 Y1 0.052 0.254 Tidak Valid
2 Y2 0.633 0.254 Valid
3 Y3 0.526 0.254 Valid
4 Y4 0.478 0.254 Valid
5 Y5 0.611 0.254 Valid
6 Y6 0.484 0.254 Valid
7 Y7 0.724 0.254 Valid
8 Y8 0.449 0.254 Valid
9 Y9 0.449 0.254 Valid
10 Y10 0.302 0.254 Valid
11 Y11 0.600 0.254 Valid
12 Y12 0.548 0.254 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Hasil uji validitas pada variabel Role Challenges of Ethics
Officers (Y) menunjukan bahwa 11 item yang ada pada variabel
tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item
105
adalah lebih besar dari r-tabel. Sedangkan 1 item lainnya tidak valid,
karena nilai r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari r-
tabel.
Dengan adanya 2 item yang tidak valid, maka dilakukan
kembali uji validitas untuk variabel Role Challenges of Ethics Offier
(Y) yang menghasilkan output berikut :
Tabel 4.9 Validitas Variabel Role Challenges of Ethics Officer
No Item Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
2 Y2 0.633 0.254 Valid
3 Y3 0.526 0.254 Valid
4 Y4 0.478 0.254 Valid
5 Y5 0.611 0.254 Valid
6 Y6 0.484 0.254 Valid
7 Y7 0.724 0.254 Valid
8 Y8 0.449 0.254 Valid
9 Y9 0.449 0.254 Valid
10 Y10 0.302 0.254 Valid
11 Y11 0.600 0.254 Valid
12 Y12 0.548 0.254 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)
Setelah melakukan uji validitas terhadap Kinerja Ethics
Officer(Z), didapatkan hasil sebagai berikut :
• Kinerja Ethics Officer (Z)
106
Tabel 4.10 Validitas Variabel Kinerja Ethics Officer
No Item Pertanyaan r-hitung r-table Keterangan
1 Z1 0.718 0.254 Valid
2 Z2 0.690 0.254 Valid
3 Z3 0.519 0.254 Valid
4 Z4 0.650 0.254 Valid
5 Z5 0.594 0.254 Valid
6 Z6 0.619 0.254 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Hasil uji validitas pada variabel Kinerja Ethics Officer
menunjukan bahwa 6 item yang ada pada variabel tersebut adalah
valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih
besar dari r-tabel. Sedangkan 2 item lainnya tidak valid , karena nilai
r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari r-tabel.
Dengan telah didapatkanya hasil yang valid dari butir – butir
tiap variabel X1, X2, Y, dan Z, maka dapat dilanjutkan untuk
melakukan tahap selanjutnya, yaitu uji reliabilitas.
107
4.3.3. Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat
keandalan kuesioner.Untuk itu, dilakukan uji realiabilitas pada
instrumen penelitian dengan menghitung nilai Cronbach Alpha.
Keterangan untuk tabel Reliability Statistics:
1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
Sumber : (Triton, 2005)
Setelah dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur keandalan
kuisioner dalam variabel Kompetensi Pribadi (X1), Faktor – Faktor
Individual(X2), Role Challenges of Ethics Officer (Y), dan Kinerja
Ethics Officer (Z) didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 Reliabilitas data variabel
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Kompetensi Pribadi(X1) 0.311 5
Faktor – Faktor Individual(X2) 0.552 8
Role Challenges of Ethics Officer (Y) 0.710 12
Kinerja Ethics Officer(Z) 0.699 6
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
108
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa variabel kompetensi
pribadi(X1) terbilang agak reliabel dan variabel faktor – faktor
individual (X2) terbilang cukup reliabel, lalu variabel role
challenges of ethics officer (Y) dan variabel kinerja ethics officer (Z)
terbilang reliabel.Hasil tersebut menunjukkan, bahwa seluruh
variabel tersebut masih layak dipakai untuk tahap uji normalitas,
analisa pengaruh dan analisa jalur karena variabel – variabel tersebut
terbilang reliabel.
4.3.4. Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas)
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang
dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau
tidak.Mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji K-
S(Kolmogorov-Smirnov). Caranya adalah dengan menentukan
terlebih dahulu hipotesis pengujian.Dalam penelitian ini, hipotesis
yang dimaksud adalah Hipotesis Nol (H0) yaitu data terdistribusi
normal. H0 diterima bila nilai dari uji K-S lebih besar dari
probabilitas signifikansi pada α = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan dengan analisis grafik
(normal probability), yaitu sebagai berikut :
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
109
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas
Tabel 4.12 Normalitas Data
Kompetensi
Pribadi (X1)
Faktor –
Faktor
Individual
(X2)
Role Challenges
of Ethics Officer
(Y)
Kinerja Ethics
Officer (Z)
N 60 60 60 60
Normal Parametersa,,b Mean 15.3584 22.7539 37.7807 18.0706
Std. Deviation 2.45643 3.70913 5.59071 3.58515
Most Extreme
Differences
Absolute .068 .053 .112 .079
Positive .068 .053 .112 .072
Negative -.051 -.036 -.051 -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .529 .411 .866 .614
Asymp. Sig. (2-tailed) .942 .996 .441 .846
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari hasil tabel normalitas diatas, dapat dilihat bahwa
besarnya nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk
seluruh variabel adalah lebih besar daripada 0,05.Sehingga
dapatdisimpulkan bahwa data dari seluruh variabel
adalahberdistribusi normal.
Setelah melakukan serangkaian tahap seperti : transformasi
data, uji validitas, uji realibilitas, dan yang terakhir uji normalitas,
tahap selanjutnya adalah melakukan analisa antar pengaruh antar
variabel dengan menggunakan analisa pengaruh dan analisa jalur
atau path analysis.
110
4.4. Analisa Sub-struktur 1
Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh
dan kuat hubungan antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor
individual (X2), role challenges of ethics officer (Y), dan kinerja ethics
officer (Z), untuk itu diperlukan terlebih dahulu susunan pertama atau sub-
struktur 1 penelitian skripsi ini yang memuat tentang analisa pengaruh dan
analisa jalur antara variabel X1, X2, dan Y.
4.4.1. Analisa Pengaruh
Setelah melakukan transformasi data, uji validitas,
reliabilitas, dan normalitas, berikutnya akan dilakukan analisa
pengaruh antar variabel. Dalam melakukan analisa pengaruh dan
analisa jalur atau path analysis, penulis membuat 2 tahap atau dua
substruktur terlebih dahulu.Salah satu syarat agar bisa melakukan
analisa pengaruh dan analisasa jalur atau path analaysis antar
variabel, perlu dilakukan analisa pengaruh antar variabel terlebih
dahulu.
Untuk melakukan analisa pengaruh antar variabel kompetensi
pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of
ethics officer (Y) dari penelitian ini adalah :
1. Analisa Pengaruh : melakukan analisa pengaruh antara variabel
kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2)
dengan role challenges of ethics officer (Y).
111
Analisa pengaruh antara variabel X :
• Uji pengaruh antara kompetensi pribadi(X1) dengan faktor
– faktor individual(X2)
Analisa pengaruh antar variabel X dengan Y :
• Uji pengaruh antara kompetensi pribadi(X1) dengan role
challenges of ethics officers (Y)
• Uji pengaruh antara faktor – faktor individual(X2) dengan
role challenges of ethics officer (Y)
2. Analisa pengaruh kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor
individual (X2) Terhadap role challenges of ethics officers (Y).
Untuk menganalisa pengaruh kompetensi pribadi(X1)
dan faktor – faktor individual (X2) terhadap role challenges of
ethics officers (Y) digunakan bantuan SPSS 17. Adapun hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Deskriptif Data X1, X2, dan Y
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation N
Y 3.1485 .46585 60
X1 3.0717 .49130 60
X2 2.8442 .46360 60
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
112
Pertama-tama adalah diinterpretasikan terlebih dahulu
hasil output pada tabel 4.1.Untuk menginterpretasikan statistik
deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai
masing-masing variabel yang diteliti ; yaitu variabel kompetensi
pribadi(X1), faktor – faktor individual (X2),role challenges of
ethics officers (Y) dan kinerja ethics officer (Z). Untuk
menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturgess untuk
menghitung jumlah kelas (k) dan anak kelas (I).Dimana jumlah
kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas.
Kelas pertama “Sangat Buruk”, kelas kedua “Buruk”, kelas
ketiga “Cukup Baik”, kelas keempat “Baik” dan kelas kelima
“Sangat Baik”. Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (I),
yaitu:
Untuk variabel X1, X2,Y dan Z menggunakan nilai baru
pada skala interval. Sedangkan kriteria penilaian jawaban untuk
variabel X1, X2,Y dan Z adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14 Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y dan Z
Interval
Variabel Kriteria Interval Variabel Kriteria
Kompetensi Pribadi (X1) Role Challenges of Ethics Officers
(Y)
1.00 - 1.82
Sangat
Buruk 1.00 - 1.91 Sangat Buruk
I = (Xmax - Xmin) / k
113
1.83 - 2.65 Buruk 1.92 - 2.83 Buruk
2.66 - 3.48 Cukup 2.84 - 3.75 Cukup
3.49 - 4.31 Baik 3.76 - 4.67 Baik
4.32 - 5.14
Sangat
Baik 4.68 - 5.59 Sangat Baik
Faktor – Faktor
Individual (X2) Kinerja Ethics Officer (Z)
1.00 - 1.91
Sangat
Buruk 1.00 - 1.91 Sangat Buruk
1.92 - 2.83 Buruk 1.92 - 2.83 Buruk
2.84 - 3.75 Cukup 2.84 - 3.75 Cukup
3.76 - 4.67 Baik 3.76 - 4.67 Baik
4.68 - 5.59
Sangat
Baik 4.68 - 5.59 Sangat Baik
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Dari hasil tabel4.9, telah didapat tabel yang
menunjukkan statistik deskriptif data untuk data tiap variabel –
variabel penelitian dalam skripsi ini.Dengan begitu, kita dapat
langsung untuk melanjutkan ke tahap analisa pengaruh antar
variabel.
Untuk mengetahui hubungan atau nilai pengaruh antar
variabel X1, X2, dan Y dapat melihat korelasi pearson antar
variabel yang telah didapatkan melalui bantuan SPSS, tabel
114
korelasi pearson tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.15 Korelasi Pearson X1, X2, dan Y
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .679 .724
X1 .679 1.000 .639
X2 .724 .639 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000 .000
X1 .000 . .000
X2 .000 .000 .
N Y 60 60 60
X1 60 60 60
X2 60 60 60
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara variabel X1,
X2,dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat
hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa
memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel
4.12
a. Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor
individu (X2) adalah (rx1x2) = 0.639. Artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
115
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat
hubungan yang dimiliki antara variabel kompetensi
pribadi(X1) dengan variabel faktor – faktor individual(X2)
berdasarkan tabel 4.10.
Hipotesis:
Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang
signifikan secara parsial dengan faktor – faktor
individual (X2) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : komptensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang
signifikan dengan faktor – faktor individual (X2) pada
PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui
bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan faktor
– faktor individual (X2) pada PT. Indomuda Satria
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat
karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.639
(terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat
searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
116
positif. Dengan hasil tersebut, dapat dibuktikan bahwa,
berdasarkan dari jurnal penelitian milik Henry Adobor
(2006) yang menyatakan adanya hubungan antara
kompetensi pribadi dengan faktor – faktor pribadi memiliki
keterkaitan, seperti dengan makin tingginya technical
knowledge seorang ethics officer, akan dapat membantu
dirinya untuk dapat beroperasi dilingkungan yang penuh
dengan ambiguitas.
b. Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan role challenges of
ethics officer (Y) adalah (rx1y) = 0.679. Artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Pada bagian ini, penulis menganalisa besarnya hubungan
yang dimiliki antara variabel Kompetensi Pribadi (X1)
dengan variabel role challenges of ethics officer(Y)
berdasarkan tabel 4.12
Hipotesis:
Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang
signifikan secara parsial dengan role challenges of
ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : kompetensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang
signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
117
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui
bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan role
challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat
karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.679
(terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat
searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
positif. Dengan begitu, apa yang ditulis oleh Henry Adobor
(2006) yang menyatakan tentang terdapatnya keterkaitan
hubungan antara kompetensi pribadi dengan role challenges
of ethics officer adalah benar adanya, karena dalam
menjalankan tugasnya sebagai pengawas masalah – masalah
etika di perusahaan, tidak cukup jik hanya dibekali dengan
pengetahuan etika dan keahlian/skill yang tinggi saja, tetapi
juga harus didukung dengan adanya wawasan luas yang
dimiliki ethics officer tentang visi, misi, peraturan, dan
bisnis yang dijalankan di perusahaan tempat dia bekerja
akan membantu dia dalam menjalankan tugasnya, seperti
118
dengan memahami kebijakan – kebijakan perusahaan dan
peran dia sebagai pengawas etika didalam perusahaan akan
mengurangi terjadinya ambiguitas peran (role ambiguity)
pada diri ethics officer tersebut saat menjalankan tugasnya
didalam perusahaan.
c. Korelasi faktor – faktor individual(X2) dan role challenges
of ethics officer (Y) adalah (rx2y) = 0.724. Artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Pada bagian ini, penulis menganalisa besarnya hubungan
yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2)
dengan variabel role challenges of ethics officer(Y)
berdasarkan tabel 4.12
Hipotesis:
Ho :faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki
hubungan yang signifikan secara parsial denganrole
challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Ha : faktor – faktor individual(X2)memiliki hubungan yang
signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
119
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui
bahwa hubungan antara faktor – faktor individual(X2) dan
role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda
Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan
hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan
bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah
sebesar 0.724 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan
hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi
tersebut adala bernilai positif. Hubungan ini dapat dikatakan
kuat berdasarkan dengan teori milik Henry Adobor (2006)
yang mengatakan bahwa, faktor individual seperti Locus of
Control didalam diri ethics officer akan mempengaruhi
pekerjaanya didalam organisasi. Hal tersebut dapat kita lihat
pada ethics officer didalam perusahaan yang cenderung
mempunyai tipe internal locus of control, yang sering
ditandai dengan tidak mudahnya menyerah kepada nasib
atau situasi begitu saja, internal locus of control ini sering
dilihat dengan gerak – geriknya yang berinisiatif untuk
mengambil alih situasi atau tindakan ketika sedang terjadi
120
masalah, dan juga ethics officer di perusahaan tersebut
biasanya sebelum membuat keputusan, membutuhkan
pendapat atau input dari pihak – pihak lain, agar nantinya
tidak ada pihak yang dirugikan dari keputusan yang telah
diambil, hal tersebut secara tidak langsung akan
menghindari ethics officer dari masalah seperti
kompleksitas tugas (task complextiy) dan peran (role
ambiguity).
4.4.2. Analisa Jalur
Setelah hasil dari analisa pengaruh menunjukkan adanya
hubungan yang kuat antara variabel, maka baru selanjutnya kita
dapat melakukan analisa jalur.
Analisa Jalur / Path Analysis :
• Melakukan uji simultan antara kompetensi pribadi (X1) dan
faktor – faktor Individual (X2) dengan role challenges of ethics
officer (Y).
• Melakukan uji parsial antara kompetensi pribadi (X1)
denganrole challenges of ethics officer (Y).
• Melakukan uji parsial antara faktor – faktor individual (X2)
denganrole challenges of ethics officer (Y).
Setelah melakukan tahap analisa pengaruh antar variabel
Kompetensi Pribadi (X1), Faktor – Faktor Individual (X2) kemudian
121
dilakukan analisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur,
dengan tabel dan persamaan struktural sebagai berikut.
Tabel 4.16 Coefficientssub-struktur 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .554 .249 2.227 .030
X1 .218 .101 .230 2.162 .035
X2 .098 .151 .098 .648 .520
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Struktural: X1YX1 + X2YX2 + yε1
a. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antar variabel bebas
kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)
dengan variabel terikat role challenges of ethics officers (Y).
Uji secara keseluruhan ditunjukan oleh tabel 4.13.
Berdasarkantabel 4.13 diperoleh hasil sebagai berikut :
Hipotesis:
Ho :kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual
(X2)tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara
122
simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)
memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan
terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil
dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pribadi
(X1) dan faktor – faktor individu (X2) memiliki kontribusi yang
signifikan secara simultan terhadap role challenges of ethics officers
(Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Besarnya pengaruh variabel kompetensi pribadi (X1) dan
faktor – faktor individual (X2) secara simultan terhadap variabel role
challenges of ethics officers (Y) dapat diketahui dengan melihat nilai
R square pada tabel Model Summary, dimana diperoleh nilai R2 =
0.674 = 67.4%. Sehingga variabel kompetensi pribadi (X1), faktor –
faktor individual (X2) mempengaruhi variabel role challenges of
ethics officers (Y) sebesar 67.4% dan sisanya sebesar 32.6%
dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Sementara itu
besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang
123
mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = = =
0.571.
b. Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan
role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi
yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan
variabel role challenges of ethics officer (Y) dengan
menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.13.
Hipotesis:
Ho : kompetensi pribadi (X1) tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap role challenges of ethics officers (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan
terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.035 yang artinya lebih
kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut, variabel kompetensi pribadi (X1)
berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of
ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dengan
124
begitu, dapat kita artikan bahwa ethics officer yang ada di PT.
Indomuda Satria Internusa tidak hanya dibekali dengan
pengetahuan etika dan keahlian/skill yang tinggi dalam menjadi
pengawas etika perusahaan tetapi juga memiliki wawasan yang
luas tentang visi, misi, peraturan & kebijakan, dan bisnis yang
dijalankan di perusahaan tempat dia bekerja, hal tersebut akan
dapat membantu ethics officer dalam menjalankan tugasnya,
seperti dengan memahami kebijakan – kebijakan perusahaan dan
peran dia sebagai pengawas etika didalam perusahaan akan
mengurangi terjadinya ambiguitas peran (role ambiguity) pada
diri ethics officer tersebut saat menjalankan tugasnya didalam
perusahaan.
c. Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2)
dengan role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi
yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2)
dengan variabel role challenges of ethics officer (Y) dengan
menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.13.
Hipotesis:
Ho : faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
125
Ha : faktor – faktor individual (X2) berkontribusi secara
signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.520 yang artinya
lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel faktor – faktor
individual (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria
Internusa. Dapat kita simpulkan bahwa, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Henry Adobor(2006) dengan penelitian ini
berbeda, dimana didalam penelitian miliknya, faktor – faktor
individual disebutkan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
role challenges of ethics officer, tetapi saat diuji di PT.
Indomuda Satria Internusa, hal tersebut memiliki hasil yang
berbeda, yaitu variabel faktor – faktor individual tidak
berpengaruh kepada role challenges of ethics officer. Hal ini
mungkin disebabkan karena, ethics officer didalam perusahaan
tersebut bertipe external locus of control, yang cenderung
pasrah terhadap keadaan dan tidak memiliki inisiatif untuk
mengambil keputusan saat terjadinya masalah dan orang yang
seperti ini cenderung tidak dapat bekerja di dalam lingkungan
126
yang penuh dengan ambiguitas, hal tersebut jelas akan membuat
ethics officer tersebut mengalami masalah seperti task
complexity dan role conflict. Dengan ketidakmampuan untuk
menangani masalah yang ada tersebut, akan menghambat ethics
officer tersebut untuk bekerja secara efektif.
Kemudian nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1
Pengaruh Antar Variabel
Koefisien Jalur
Nilai Sig.
Hasil Pengujian Koefisien
Determinasi
Koefisien Variabel
lain
X1 terhadap Y 0.230 0.035 Ho Ditolak 0.674 =
67.4% 0.571
X2 terhadap Y 0.098 0.520 Ho Tidak
Ditolak
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, jika
disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui
analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi:
Figure 4.4 Rangkuman Koefisien Jalur sub-struktur 1 Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
0.230
0.098
0.571 Kompetensi Pribadi
(X1)
Faktor – Faktor Individual (X2)
Role Challenges of Ethics Officers (Y)
127
Jadi dapat diperoleh persamaan sub-struktur 1 sebagai
berikut:
X1YX1 + X2YX2 + yε1
X1 + X2 + ε1 dimana R2 = 0.674
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa :
1. Role challenges of ethics officer (Y)pada PT. Indomuda
Satria Internusa dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1)
dan faktor – faktor individual (X2) secara simultan sebesar
67.4%, sisanyasebesar 32.6% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain diluar penelitian ini.
2. Setiap peningkatan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar
satu satuan, maka role challenges of ethics officer (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0.230. Begitu juga
sebaliknya, setiap penurunan nilai kompetensi
pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka role challenges of
ethics officer (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.230
3. Setiap peningkatan nilai faktor – faktor Individual
(X2)sebesar satu satuan, maka role challenges of ethics
officer (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.098.
Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai faktor –
faktor individual (X2)sebesar satu satuan, maka role
challenges of ethics officer (Y) akan mengalami penurunan
sebesar 0.09
128
Setelah mendapatkan tahapan penelitian pertama atau
substruktur 1 yang memuat tentang analisa pengaruh dan
analisa jalur antara variabel kompetensi pribadi(X1), faktor –
faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y),
selanjutnya adalah menyusun substruktur 2 yang terdiri dari
analisa pengaruh dan analisa jalur yang didalamnya memuat
tentang seluruh variabel tersebut ditambah dengan kehadiran 1
variabel baru, yaitu kinerja Ethics Officer (Z).
4.5. Analisa Sub-struktur 2
Analisa sub-struktur 2 dilakukan untuk melanjutkan tahap penelitian
selanjutnya dalam skripsi ini, setelah sebelumnya telah didapatkan sub-
struktur 1 yang didalamnya terdapat analisa pengaruh dan analisa jalur yang
menggunakan variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual
(X2), dan role challenges of ethics officer (Y). Analisa sub-struktur 2
memuat seluruh variabel tersebut dengan adanya tambahan 1 variabel baru,
yaitu variabel kinerja ethics officer (Z).
4.5.1. Analisa Pengaruh
Hasil dari analisa pengaruh dan analisa jalur yang telah
dilakukan didalam substruktur 1 menunjukkan adanya hubungan
atau keterkaitan diantara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor –
faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y).
Untuk melengkapi penelitian skripsi ini, pada tahap sub-struktur 2
129
ini akan dilihat bagaimana sebenarnya ketiga variabel tersebut dapat
mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) dengan melakukan
analisa pengaruh dan analisa jalur.
Proses untuk menyusun sub-struktur kedua dari penelitian ini
adalah :
Analisa Pengaruh : melakukan analisa pengaruh antara variabel
kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), danrole
challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer(Z)
Analisa pengaruh antar variabel X dengan Z :
• Uji pengaruh antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja
ethics officer(Z).
• Uji pengaruh antara faktor – faktor individual (X2) dengan
kinerja ethics officer (Z).
Analisa pengaruh antar variabel Y dengan Z :
• Uji pengaruh antararole challenges of ethics officer (Y) dengan
kinerjaethics officer (Z).
1. Analisa pengaruh kompetensi pribadi (X1) dan faktor –
faktor individual (X2) serta role challenges of ethics
officers (Y) terhadap kinerja ethics officer (Z).
Untuk menganalisa pengaruh kompetensi pribadi(X1),
faktor – faktor individual(X2)serta Role Challenges of
Ethics Officers (Y) terhadap kinerja ethics officer(Z)
130
digunakan bantuan SPSS 17. Adapun hasil perhitungan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Korelasi Pearson X1, X2, Y dan Z
Z X1 X2 Y
Pearson Correlation Z 1.000 .764 .744 .715
X1 .764 1.000 .639 .679
X2 .744 .639 1.000 .724
Y .715 .679 .724 1.000
Sig. (1-tailed) Z . .000 .000 .000
X1 .000 . .000 .000
X2 .000 .000 . .000
Y .000 .000 .000 .
N Z 60 60 60 60
X1 60 60 60 60
X2 60 60 60 60
Y 60 60 60 60
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara
variabel X1, X2,dan Y dengan menggunakan korelasi
Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dia
131
variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain.
Dengan melihat tabel 4.13.
2. Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer
(Z) adalah (rx1z) = 0.764. Artinya hubungan antara kedua
variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat
hubungan yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi
(X1) dengan variabel kinerja ethics officer (Z) berdasarkan
tabel 4.15
Hipotesis:
Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang
signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer
(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :kompetensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang
signifikan dengankinerja ethics officer(Z) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui
bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
132
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat
karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.764
(terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat
searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
positif. Sehingga jika nilai dari variabel kompetensi pribadi
(X1) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z)
juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari
variabel kompetensi pribadi (X1) turun, maka nilai dari
variabel kinerja ethics officer(Z) juga akan turun. Dengan
begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti business
knowledge yang menyangkut pengetahuan/wawasan tentang
visi, misi, dan bisnis yang dijalankan perusahaan dan
techinal knowledge yang menyangkut tentang keahlian/skill
yang dimiliki oleh ethics officer dalam hal pengawasan dan
mengelola masalah etika didalam perusahaan
mempengaruhi keefektivitasan kinerjanya didalam
organisasi/perusahaan.
3. Korelasi faktor – faktor individual(X2) dan Kinerja ethics
officer(Z) adalah (rx2z) = 0.744. Artinya hubungan antara
kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat
hubungan yang dimiliki antara variabel faktor – faktor
133
individual (X2) dengan variabel kinerja ethics officer(Z)
berdasarkan tabel 4.13
Hipotesis:
Ho :faktor – faktor individual(X2) tidak memiliki hubungan
yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics
officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : faktor – faktor individual (X2)memiliki hubungan yang
signifikan dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.744 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui
bahwa hubungan antara faktor – faktor individual(X2) dan
kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa,
memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya
bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena
nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.744 (terletak
pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah
karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif.
Sehingga jika nilai dari variabel faktor – faktor
individual(X2) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics
134
officer(Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai
dari variabel faktor – faktor individual (X2) turun, maka
nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan turun.
Dengan begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti
locus of control, moral character, dan tolerance of
ambiguity didalam diri seorang ethics officer akan
mempengaruhi keefektivitasan kinerjanya didalam
organisasi/perusahaan.
4. Korelasi role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja
ethics officer(Z) adalah (ryz) = 0.715. Artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat
hubungan yang dimiliki antara variabelrole challenges of
ethics officer (Y) dengan variabel kinerja ethics officer(Z)
berdasarkan tabel 4.13
Hipotesis:
Ho :role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki
hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja
ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :role challenges of ethics officer (Y)memiliki hubungan
yang signifikan dengan kinerja ethics officer(Z) pada
PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
135
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.715 yang
artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan
Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui
bahwa hubungan antara role challenges of ethics officer (Y)
dan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah.Hubungan bersifat kuat
karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.715
(terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat
searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
positif. Sehingga jika nilai dari variabel role challenges of
ethics officer (Y) naik, maka nilai dari variabel kinerja
ethics officer (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya
jika nilai dari variabel role challenges of ethics officer (Y)
turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga
akan turun. Dengan begitu dapat diartikan faktor – faktor
hambatan seperti role conflict, role ambiguity, task
complexity, dan low task visibility sangat mempengaruhi
keberhasilan untuk mewujudkan keefektivitasan kinerja dari
ethics officer.
Pada tahap berikut ini, telah didapatkan tabel
ANOVA yang didalamnya terdapat variabel Y, X1, dan X2
136
yang mempunyai peran sebagai predictors dan variabel Z
sebagai dependen variable. Tabel ini nantinya akan
berfungsi sebagai dasar untuk melakukan uji lineritas
hubungan antar variabel :
Tabel 4.19 ANOVA
ANOVA b
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 15.565 4 3.891 38.919 .000a
Residual 5.499 55 .100
Total 21.064 59
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2
b. Dependent Variable: Z
Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk
melakunan melakukan analisis jalur, terlebih dahulu perlu
dilakukan uji lineritas hubungan pada variabel X1,X2,Y
dan Z harus dilakukan uji linieritas hubungan antara kelima
variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan
melihat pada tabel 4.16 (ANOVA).
137
Hipotesis:
Ho : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi
(X1) dan faktor – faktor individual (X2) sertarole
challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat
kinerja ethics officer (Z)bersifat tidak linier.
Ha : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi(X1)
dan faktor – faktor individual(X2) sertarole challenges
of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja
ethics officer(Z)bersifat linier.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya
lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho
ditolak. Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan
bahwaHubungan antara variabel bebas kompetensi
pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) sertarole
challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat
kinerja ethics officer(Z)bersifat linier dengan tingkat
kepercayaan 95%. Sehingga asumsi mengenai linieritas
hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.
4.5.2. Analisa Jalur
Setelah hasil dari analisa pengaruh menunjukkan adanya
hubungan yang kuat antara variabel, maka baru selanjutnya kita
dapat melakukan analisa jalur
138
Setelah melakukan serangkaian tahap di atas, kemudian
dilakukan analisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur
yang dilakukan berdasarkan tabel ANOVA, tabel coefficients
sebagai berikut :
Tabel 4.20 Coefficients sub-struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.546 .300 -1.819 .074
X1 .577 .122 .474 4.742 .000
X2 .735 .176 .570 4.182 .000
Y .397 .155 .309 2.565 .013
a. Dependent Variable: Z
Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Struktural: X1ZX1 + X2ZX2 + YZY + Zε2
Tabel ANOVA, Tabel Coefficients, dan persamaan strukturan
ini akan digunakan untuk membuat analisa jalur pada sub-struktur 2.
Analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengujian secara simultan (keseluruhan) antar variabel bebas
kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)
139
serta role challenges of ethics officer (Y) dengan variabel terikat
kinerja ethics officer (Z).
Uji secara keseluruhan ditunjukan oleh tabel 4.17.
Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh hasil sebagai berikut :
Hipotesis:
Ho : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2)
serta role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki
kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Ha : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2)
serta role challenges of ethics officer (Y) memiliki
kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih
kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan yang didapat dari hasil tersebut adalah kompetensi
pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) serta role
challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi yang
140
signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z)
pada PT. Indomuda Satria Internusa..
Besarnya pengaruh variabel kompetensi pribadi(X1) dan
faktor – faktor individual(X2)serta role challenges of ethics
officer (Y) secara simultan terhadap variabel kinerja ethics
officer(Z) dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada
tabel Model Summary, dimana diperoleh nilai R2 = 0.739 =
73.9%. Sehingga variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor –
faktor individual(X2), serta role challenges of ethics officer (Y)
mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) sebesar 73.9%
dan sisanya sebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel
diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi
variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel
Y (ρY) = = = 0.510.
2. Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi(X1) dengan
kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi
yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan
variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa
jalur berdasarkan tabel 4.17.
141
Hipotesis:
Ho : kompetensi pribadi (X1) tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer (Z) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Ha : kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan
terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih
kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.Sesuai dengan penelitian Henry Adobor (2006) yang
mengatakan bahwa ethics officer didalam PT. Indomuda Satria
Internusa memiliki pengetahuan yang baik tentang kebijakan &
hukum yang berlaku serta pemahaman yang baik tentang visi,
misi, dan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dengan
begitu, ethics officer tahu apa yang harus dicapai untuk
membawa perusahaan sesuai target diinginkan, tetapi dengan
tetap memperhatikan hukum dan peraturan yang berlaku,
142
dengan begitu akan membantu terciptanya keefektivitasan
kinerja didalam diri ethics officer tersebut.
3. Pengujian secara parsial antara faktor – faktor Individual (X2)
dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi
yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2)
dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan
analisa jalur berdasarkan tabel 4.17.
Hipotesis:
Ho : faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Ha : faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih
kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan
143
terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa, yang artinya, faktor – faktor individual dari ethics
officer didalam perusahaan tersebut mempengaruhi kinerja
ethics officer tersebut, dapat diartikan bahwa ethics officer
diperusahaan tersebut memiliki faktor – faktor individu ideal
untuk mendukung kinerja didalam dirinya, seperti tolerance of
ambiguity, berarti ethics officer disini mampu beroperasi
didalam situasi yang penuh dengan ambiguitas, yaitu mampu
untuk mengambil tindakan inisiatif untuk memecahkan masalah
atau mengambil alih situasi saat terjadi masalah didalam
perusahaan. Hal tersebut sangatlah berpengaruh untuk
mewujudkan kinerja yang efektif dari ethics officer.
4. Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer
(Y) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi
yang dimiliki antara variabel role challenges of ethics officer(Y)
dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan
analisa jalur.
Hipotesis:
Ho : role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi
secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada
PT. Indomuda Satria Internusa.
144
Ha : role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara
signifikan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.013 yang artinya lebih
kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa role
challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.Dari hasil yang didapat, dapat kita artikan bahwa,
hambatan – hambatan yang dialami oleh role conflict, role
ambiguity dan task complexity akan sangat menghambat untuk
mewujudkan kinerja efektif dari ethics officer, oleh karena itu,
ethics officer harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang
luas tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan, serta diperlukan juga moral yang baik dan
kemampuan untuk beradaptasi didalam lingkungan kerja yang
ambiguitas atau tidak mendukung untuk menghindari hambatan-
hambatan tersebut dan mencapai kinerja ethics officer yang
efektif.
Kemudian nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam
tabel berikut :
145
Personal Competencie
s (X1)
Individual Factors (X2)
0.474
0.570
0.5101
Ethics Officer’s Performance(Z)
0.309
Role Challenges Of Ethics Officer
(Y)
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 2
Pengaruh Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
Nilai
Sig.
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel lain
X1 terhadap Z 0.474 0.000 Ho Ditolak 0.739 =
73.9% 0.510 X2 terhadap Z 0.570 0.000 Ho Ditolak
Y terhadap Z 0.309 0.013 Ho Ditolak
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2,
jika disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat
melalui analisa data sehingga didapatkan model sub-struktur
2sebagai berikut:
Figure 4.7 Rangkuman Koefisien Jalur sub-struktur 2 Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Jadi dapat diperoleh persamaan sub-struktur 2 sebagai berikut:
X1ZX1 + X2ZX2 + YZY Zε2
0.474 X1 + 0.570 X2 + 0.309 Y +0.510 ε2 dimana R2 = 0.739
146
Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan
bahwa :
1. Kinerja ethics officer (Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa
dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor
individual (X2)serta role challenges of ethics officer (Y)secara
simultan sebesar 73.9%, sisanyasebesar 26.1% dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
2. Setiap peningkatan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar
satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.474. Begitu juga sebaliknya, setiap
penurunan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan,
maka Kinerja Ethics Officer (Z) akan mengalami penurunan
sebesar 0.474.
3. Setiap peningkatan nilai faktor – faktor individual
(X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z)
akan mengalami peningkatan sebesar 0.570. Begitu juga
sebaliknya, setiap penurunan nilai faktor – faktor
individual(X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics
officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.570.
4. Setiap peningkatan nilai role challenges of ethics officer
(Y)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan
mengalami peningkatan sebesar 0.309. Begitu juga
sebaliknya, setiap penurunan nilai role challenges of ethics
147
officer (Y) sebesar satu satuan, maka kinerja ethics
officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.309.
Jadi secara keseluruhan pengaruh kausal variabel
kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)serta
role challenges of ethics officer (Y) terhadap kinerja ethics
officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa dapat
digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut :
Figure 4.8 Besar pengaruh antar variabel
Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Berdasarkan hasil struktur koefisien jalur yang
dihasilkan oleh variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor
individual (X2), role challenges of ethics officer (Y), dan kinerja
ethics officer (Z) telah didapatkan tabel rangkuman dekomposisi
koefisien jalur berikut :
Role Challenges of Ethics
Officer (Y)
Faktor – Faktor Individual(X2)
0.474 0.5101
Kinerja Ethics Officer(Z)
0.570
0.230
0.098
0.571
Kompetensi Pribadi (X1)
148
Tabel 4.22 Rangkuman Dekomposisi Koefisien Jalur
Pengaruh Variabel
Koefisien Jalur
Langsung Pengaruh Tidak
Langsung Melalui Y
Total
X1 terhadap Y 0.230 0.230 - 0.230
X1 terhadap Z 0.474 0.474 0.230 x 0.309 =
0.071 0.545
X2 terhadap Y 0.098 0.098 - 0.098
X2 terhadap Z 0.570 0.570 0.098 x 0.309 =
0.0302 0.600
Y terhadap Z 0.309 0.309 - 0.309
ε1 0.571 - - -
ε2 0.510 - - -
Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual
(X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara
simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada
PT. Indomuda Satria Internusa. Akan tetapi jika dilakukan
uji secara individu, terdapat satu variabel yang tidak
memberikan kontribusi signifikan yaitu faktor – faktor
individual (X2).
2. Komptensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)
role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi
149
yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics
officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
4.6. Implikasi Hasil Penelitian Penulis
Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan
beberapa implikasi yang dianggap relevam dengan penelitian. Implikasi
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) terhadap
role challenges of ethics officer (Y).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil
hubungan antara kompetensi pribadi, faktor – faktor individual dengan
role challenges of ethics officer. Temuan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi pribadi (X1) memiliki Hubungan
bersifat kuat dengan role challenges of ethics officer (Y) karena nilai
koefisien korelasinya adalah sebesar 0.679 (terletak pada interval
0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien
korelasi tersebut adalah bernilai positif. Lalu, faktor – faktor
individual (X2) tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
role challenges of ethics officer (Y).
Dengan begitu, dapat diartikan bahwa, seorang ethics officer
itu, tidak cukup jika hanya memiliki faktor – faktor individual yang
unggul didalam dirinya jika ingin menjalankan tugasnya secara lancar
tanpa adanya gangguan seperti ambiguitas peran, tugas, dll. Ethics
officer tersebut juga harus memiliki kompetensi pribadi seperti
150
pemahaman tentang peraturan dan regulasi yang berlaku serta
pemahaman tentang bisnis dan produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, selain itu dia harus dapat memahami tugas yang ia
jalankan, dan dari pihak organisasi atau perusahaan itu juga harus
mengangkat ethics officer tidak hanya dari dalam perusahaan saja,
tetapi juga harus dipertimbangkan untuk mengangkat seorang ethics
officer dari luar perusahaan, untuk dapat membuat pengawasan etika
yang lebih ketat dan sifatnya tidak berat kebeberapa pihak.
2. Komptensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) terhadap
role challenges of ethics officer (Y) dan dampaknya pada kinerja
ethics officer(Z).
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pribadi
(X1) dan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya
bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien
korelasinya adalah sebesar 0.764 (terletak pada interval 0.60-0.799)
dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut
adala bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa pemahaman regulasi
dan peraturan yang berlaku didalam perusahaan, sudah dilaksanakan
dengan baik oleh ethics officer untuk mewujudkan kinerja yang
efektif.
Faktor – faktor individual (X2) dan kinerja ethics officer (Z)
pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata
151
dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat
kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.744 (terletak
pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai
koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Ini menunjukkan
bahwa, faktor – faktor keterampilan yang ada didalam diri sang ethics
officer, dapat membantu dirinya untuk bekerja secara efektif dan
efisien. Kemudian, role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja
ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki
hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan
searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya
adalah sebesar 0.715 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan
bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
positif. Ini membuktikan bahwa pemahaman tugas dan tanggung
jawab oleh ethics officer serta didukung oleh keterampilan pribadi
yang tinggi, akan membantu seorang ethics officer untuk dapat
menghindari resiko seperti ambiguitas peran dan dapat mencapai
kinerja yang efektif dengan baik. Saat diuji secara bersamaan,
didapatkan bahwa kinerja ethics officer(Z) sangat dipengaruhi oleh
kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2) dan role
challenges of ethics officer (Y)secara simultan sebesar 73.9%,
sisanyasebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian ini.
top related