8 lebih besar, dikti, bah- di - pustaka ilmiah universitas...

Post on 17-Sep-2018

231 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

demikian, menurut Dr. Cecep, atmosfer penelitianterus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun."Setidaknva, sebagian mahasiswa ada yang terlibatriser dengan tim dosen, ikut lomba-lomba karyatulis yang berbasis riser, dan adanya program PKMDikti," tuturDr, Cecep yang juga mengatakan bah-wa di kampus, mahasiswa sebenamya sudah diberirnata kuliah meto'clologi penelitian, sebagai bekalunruk menjadi peneliti.

Akan terapi, menurut Dr. Cecep, struktur sosialkampus juga masih belum holistik memandang ak-tivitas mahasiswa, utamanya segala hal yang berla-bel "mahasiswa aktivis". Menufut Dr. Cecep, sudahsaatnya menggeser persepsi bahwa mahasiswa ak-rivis hanyalah mereka yang acap melakukan .demonsrrasi dan menggelar parlemen jalanan. Se-mestinva, seorang mahasiswa aktivis lekat denganbudava riser yang menjadi ciri khas dan identitasmereka sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu, pihak universitas perlu terusmendorong dan mernfasilitasi mahasiswanya unrukmengasah keterampilan dalam bidang riset. De-

. , 'cian, rnata kuliah metodologi penelitian.. :n " ":rihan ridak h.mvn unruk skripsi. AdahUl\'tk keunrungun yang hisa did.iparkan maha-siswa yang membiasakan diri dengan riser. Denganmembudayakan riset, mahasiswa akan menjadiorang yang berpikir dan betindak ilmiah, sesuai de-ngan data yang ada sehingga hasil bisa diprediksi.Selain itu, riset memungkinkan mahasiswa menjn-di orang yang peka rcrhadap herbagai persoalanmasvarakar. "Dengan dernikian, kira punya banyakstok inrelekrual muda yang herpikir dengan basisriser. Masyarakar riser adalah ciri masyarakat ilmi-ah," rambah Or. Cecep.

Scnada dengan Dr. Cecep, Dr. Nurhalim jugamengarakan bahwa dunia penelitian di kalanganmahasiswa bclum menjadi tren. Bahkan, bukanhanya di k.ilangan mahasiswa, ternpi juga di kala-ng:m kampus secara umum (dalam hal ini terma-suk dosen-dosennya). "Sekarang, dana penelitiansudah lumayan hanyak. Akan tetapi, hasilnya? I

Pcnelirian di kampus masih terbatas untuk meng-hasilkan sarjana sampai doktor," katanya.

Dr. Nurhalim berharap pemerintah mernper-hatikan hal ini. Penelitian di kalangan mahasiswa(S-l sampai S-3) mesti dibenahi secara menyelu-ruh, berkesinambungan, dan terintegrasi. "Untukitu, berilah beban kepada guru besar agar seorangguru besar mempunyai roadmap penelitian. Oengandemikian, guru besar bisa membimbing mahasiswa(S-l sampai S-3) dengan arah dan capaian yang je-las. Bukan hanya itu, guru besar juga nanti harusmempunyai topik penelitian besar arau andalan,dan pernerintah harus membiayainya," tutumya.

Rawan kecurangan?Di kampus, untuk mendorong darrmenstimulasi

mahasiswa melakukan penelitian, ada programPKM dan PMW yang diselenggarakan oleh Dikti.Menurut Dr. Illah Sailah dari Dikti, setiap tahun-nya hibah yang diberikan untuk program ini mini-

mal 100 miliar rupiah, untuk perguruan tingginegeri maupun swasta. Setiap mahasiswa dapatmengakses dana sebesar 8 juta rupiah. Adapun jikamenginginkan dana yang lebih besar, Oikti men-syaratkan mahasiswa membentuk kelompok riser.

Namun, ada kabar yang kurang sedap yangberembus di kalangan mahasiswa, hibah sebesar Rp8 juta dari Dikti untuk pembiayaan program yangtertulis di proposal ban yak yang disalahgunakan.Beberapa mahasiswa yang tidak bersedia dise-burkan nama dan asal kampusnya mengatakankepada Kampus bahwa uang tersebut kerap digu-nakan untuk memenuhi keburuhan hidup sehari-hari selama kuliah, bahkan ada yang sampai meng-gunakahnya untuk keperluan yang sifamya lux,seperti mernbeli HP baru, laptop baru, BB, dan se-bagainya.

Nanda, mahasiswa Faperta Unpad mengatakanbahwa jika ridak lekas dibenahi dan dilakukankontrol yang ketat, program hibah semacam inibukannya mencetak mahasiswa yang inovatif,malah membudayakan korupsi sejak muda.

Kerika hal tersehut dikonfirmasi kc Oikri, Dr. 11-lah Sailah mcngarnk.m h;,h\\'a kcmungkin.m itusangat keci\. Karena rnckunisme yang diherlakukanDikti ataupun Universitas sangar ketar, Namun, ji-ka terjadi kecurangan atau penyelewengan dana,mekanisme rersebur diserahkan kepada pihak uni-versitas.

"Pemherian dana tenru tidak scmbarangan, Ma-hasiswu diherikan pelarihnn terlebih dulu, dosenpembimbingnva pun demikian. Lalu, proposalpengajuan dana dari mahasiswa ditelaah denganteliti. Kalau kemnngkinannva bazus, baru Diktiakan mendanainva," kata Or. Illah Sailah.

Dr. Cccep Darmawan amnt menyayangkan haltersebut, Menurur dia, kccurangan itu harus dihc-rantas, Oleh karena itu, untuk merninimalisasi haltersehut, UP! melakukan seleksi yang ketar dcncanmenerapkan sistcm konrrol melalui dosen pcm-bimbing masing-masing.

"Sebelum pencairan dana, mahasiswa harusmendapatkan rekomendasi dari pembimbing. Tan-pa rekomendasi dari pembimbing bahwa maha-siswa sedang menjalankan program sesuai denganyang tertulis di proposal, kami tidak akan men-cairkan dana itu. Tentu saja sanksi akan dikenakansesuai dengan aturan yang berlaku. UPI bahkanmemberlakukan prosedur tambahan, yakni suratpemyaraan mahasiswa yang dibubuhi meterai,isinya antara lain tidak akan menyelewengkandana dan kesiapan menerima sanksi jika melanggaraturan," kata Dr. Cecep.

"Kalau itu terjadi, jelas penyelewengan. Padaprinsipnya harus menepati janji. Apa yang dijan-jikan di proposal harus dipenuhi. Penelitian harusdikerjakan benar-benar dan (Iaporahnya) ndakboleh direkayasa," katanya. ***

Fatih Zamkampus_pr@yahoo.com

r

top related