8. dr. dra. fatimawali, msi, apt. - metlit cross sectional
Post on 26-Dec-2015
36 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DESAIN PENELITIAN
.
DESAIN PENELITIAN
1. Observasional- Laporan Kasus- Seri Kasus- Studi Cross sectional / termasuk survei- Studi kasus-kontrol- Studi Kohort
2. Intervensional
Studi Cross Sectional
• Desain Penelitian Potong Lintang (Cross Sectional).• Mahasiswa dapat menjelaskan desain
penelitian potong lintang yang bersifat deskriptif.
• Mahasiswa dapat menjelaskan desain penelitian potong lintang yang bersifat analitik.
Studi Cross Sectional
• = penelitian transversal = penelitian potong lintang
• Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama
Studi Cross Sectional
• Penelitian potong lintang, bersifat … (1) : - Deskriptif : hanya memaparkan besarnya
suatu masalah kesehatan atau penyakit pada populasi tertentu tanpa menghubungkannya dengan satu atau lebih faktor resiko.
Misalnya : - Prevalensi hiperurisemia pada anak SMA di
Manado- Persentase penggunaan air minum yang dimasak
pada suatu komunitas, dll.
Studi Cross Sectional
Penelitian potong lintang, bersifat … (2) :
- Analitik : mencari hubungan dengan paparan atau faktor resiko dengan efek paparan / masalah kesehatan, misalnya :- Beda prevalens hiperurisemia antara siswa
perempuan dan laki-laki- Beda kadar kolesterol antara siswa SMA Kota
dan Desa
Penelitian Potong Lintang (Cross Sectional Study) … Analitik
Variabel Bebas Variabel Tergantung
Pengukuran / observasi / pengamatan pada satu subyek penelitian hanya dilakukan sekali saja, walaupun penelitian tersebut berlangsung pada periode tertentu (beberapa jam, hari, bulan atau tahun).
Paparan / Faktor Resiko (exposures)
Efek Paparan / Penyakit /Masalah Kesehatan (Outcomes)
.
Penelitian Potong Lintang
Mis. pengukuran / observasi thdp hubungan ASI eksklusif dan status gizi
bayi pada masing2 subjek penelitian selama periode penelitian
Selama penelitian masing-masing subjek hanya dilakukan pengambilan data / pengukuran satu kali saja, walaupun periode penelitian selama 1 bulan, 1
tahun, 2 tahun atau lebih
.
Penelitian Potong Lintang hanya dapat mengukur prevalens = Studi prevalens
Langkah-langkah pada Studi Cross-sectional
1. Merumuskan pertanyaan penelitian beserta hipotesis yg sesuai
2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
3. Menetapkan subyek penelitian4. Melaksanakan pengukuran5. Melakukan analisis
Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study
Pertanyaan 1. Apakah tdpt hub. Antara anemia besi ibu hamil dengan BB bayi lahir (BBL) (Notoatmodjo, 2002)
•Identifikasi Variabel 1) Variabel independen (resiko): Anemia besi
2) Variabel dependen (efek): Berat badan bayi lahir
Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study
• Subyek Penelitian: ibu-ibu yang baru melahirkan
- Tempat : (RSU, RSB, RB) - Waktu : 1 bulan, triwulan, semester, tahun) - Cara pengambilan sampel (random
atau non random.
Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study
• Pengukuran- Mengukur variabel independen (Hb darah ibu) dan dependen (BB bayi)
dalam waktu yang sama.
• Analisis- membandingkan antara BB bayi lahir dengan Hb darah ibu. (Diperoleh bukti
ada atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan BB bayi lahir.
SKEMA CROSS SECTIONAL
Populasi/ sampel
F risk (+)
F risk (-)
Efek (+)
Efek (-)
Efek (+)
Efek (-)
Tabel
CROSS SECTIONAL
EFEK
Ya Tidak
FAKTOR RISIKO
Ya A B
Tidak C D
60 pasien
• 21/30 : 11/30 = 2 : 1
CROSS SECTIONAL
EFEK
Ya Tidak
FAKTOR RISIKO
Ya 21 9
Tidak 11 19
Intepretasi hasilRasio Prevalens
Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko dibandingkan prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko
Rasio Prevalens :RP = A/A+B : C/(C+D)Menghitung rasio prevalens= 1 tidak berefek ( netral) > 1 variabel merupakan faktor risiko< 1 variabel merupakan faktor protektif
Keuntungan Cross sectional• Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat• Dapat meneliti banyak variabel
sekaligus• Kemungkinan subjek “drop out” kecil• Tidak banyak hambatan etik• Dapat sebagai dasar penelitian
selanjutnya
Kerugian Cross sectional• Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat• Subjek penelitian cukup besar terutama bila
variabel banyak dan faktor risk relatif jarang ditemukan
• Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan kurun waktu sakit pendek
• Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort
• Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit faktor risiko, diagnosis, prognosis
Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study
• Judul:- Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat (Wanita) Tentang Kanker Payudara di Kecamatan Anu
- Hubungan kebiasaan penggunaan Obat nyamuk semprot dengan batuk kronik berulang (BKB) pada anak balita
- Hubungan pemberian susu formula dini dengan peningkatan asma dini
Terima kasih
top related