4a. aminoglikosida
Post on 25-Nov-2015
73 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
AB utama untuk terapi infeksi serius karenabasil aerob Gram (-)
Penggunaan terbatas karena toksik
Berasal dari: Streptomises: tambahan -mycin Mikromonospora: berakhiran -micin
-
Kimiawi:
Khas: cincin heksosa Tipe streptidin (pd streptomisin) Tipe 2-deoksistreptamin (pd aminoglikosid lainnya)
Berbagai gula amino berikatan dg cincin tsbmelalui ikatan glikosidis
Fisik:
Larut air Stabil dlm larutan Lebih aktif dlm suasana basa
-
Berdasar rumus kimia, dibedakan3 :
1) Mengandung 1 molekul gula-amino Streptomisin prototipe aminoglikosida
2) Mengandung 2 molekul gula-sikloheksan Kanamisin & derivatnya:
Dibekasin Amikasin
Gentamisin (Gentamicin) & derivatnya: Netilmisin (Netilmicin) Tobramisin
3) Mengandung 3 molekul gula-amino Neomisin Framisetin Paromomisin
-
Menghambat sintesis protein bakteri scrireversibel
Bakterisid, tapi mekanisme pasti blm jelas
Dugaan: Difusi pasif Transpor aktif Proses intrasel
-
Difusi pasif organisme aerob yg rentan membawa AG melintasi membran
luar sel
Transpor aktif AG menembus membran masuk ke sitoplasma mll proses yg
memerlukan O2 & dibantu pompa proton Dihambat oleh pH ekstraseluler yg rendah & kondisi anaerob Diperlancar oleh obat2 yg aktif thd dinding sel (mis. Penisilin)
sinergisme
Proses intrasel Mengganggu pembentukan kompleks awal mRNA salah baca (misreading) salah penyandian
(miscoding) asam amino AG memecah polisom monosom2 nonfungsional
-
Ikatan AG akan bercampur dg aparatus ribosomal fungsional
AG berikatan dg subunit ribosom 30S yang terpisah
Rantai mRNA hanya punya satusubunit ribosom (disebut monosom)
-
Bakterisid terhadap mikroorganisme aerobik
-
Asupan obat turun karena sistemtranspor O2 dependent utk AG tak ada
Perubahan reseptor di tempat ikatansubunit ribosom 30S yg mempunyaiafinitas rendah thd AG
Sintesis enzim transferase ygmemodifikasi & menginaktifkan AG mlladenilasi, asetilasi atau fosforilasi
Mekanisme:
-
Cara pemberian Semua secara parenteral kecuali neomisin, framisetin &
paromomisin
Karena struktur polikation AG sangat polar shg tdkterabsorbsi secara adekuat peroral
Dosis tunggal (once-daily dosing): AG mpy daya bunuh yg paralel dg konsentrasinya Efek post-antibiotik meski kadar AG di serum sudah hilang Dosis besar-tunggal lebih efektif, praktis & tidak tll toksik
dibanding dosis kecil berulang Penyesuaian dosis utk pasien dg disfungsi ginjal
-
Distribusi Kadar di jaringan tubuh rendah
Penetrasi ke cairan tubuh bervariasi
Konsentrasi tinggi di korteks adrenal (potensinefrotoksik) serta endolimfe & perilimfe telingadalam (potensi ototoksik)
Tidak melewati sawar otak konsentrasi di LCS tidak adekuat meski ada inflamasi di meningen
Melewati sawar plasenta, terakumulasi di plasma & amnion fetus
-
Metabolisme (biotransformasi)
Tidak terjadi di tubuh host bila diberikanper oral diekskresikan lewat feses
Pd rute pemberian lain (i.v, i.m) diekskresikan cepat ke urine melaluifiltrasi glomerulus
Pada pasien gagal ginjal tjd akumulasi AG perlu penyesuaian dosis
-
Sinergistik dengan AB -Laktam
kerja -Laktam pada sintesis dindingsel meningkatkan difusi AG ke dalambakteri
-
Ribosom bakteri (70S, t.a subunit 50S dan 30S) lebih kecil dibandingkan ribosom mamalia(80S, t.a subunit 60S dan 40S)
Ribosom mitokondria mamalia lebihmenyerupai ribosom bakteri
Kadar aminoglikosid (AG) tinggi menimbulkaninteraksi dengan ribosom mitokondriamamalia efek toksik
-
1) Ototoksisitas Dipengaruhi kadar puncak plasma tinggi & lama terapi Tinitus, tuli frekuensi tinggi (biasanya irreversibel) Bisa mempengaruhi janin Diperberat oleh pemberian obat ototoksik lain mis. diuretik kuat
(furosemid, bumetanid, asam etakrinat) atau antikanker (sisplatin) Bisa diiringi vertigo , ataksia & gangguan keseimbangan lain Neomisin, kanamisin, amikasin kokleotoksik Streptomisin & gentamisin vestibulotoksik
2) Nefrotoksisitas Akibat retensi AG pada sel tubulus proksimal shg mengganggu
proses transpor yg diperantarai Ca2+
Kerusakan ginjal derajat ringan s.d nekrosis tubular akut beratirreversibel
Neomisin, tobramisin, gentamisin
-
3) Paralisis neuromuskular Pemberian langsung AG dosis tinggi intraperitoneal
atau intrapleural Akibat pelepasan ACh ujung saraf atau sensitivitas
area postsinaptik Risiko tinggi pada penderita myastenia gravis Terapi: neostigmin atau Ca glukonat)
4) Reaksi alergi Dermatitis kontak pada pemberian neomisin topikal
-
Resistensi sudah cukup tinggi jarang sbg agen tunggal
Lini kedua utk infeksi mikobakteri (TB) i.m, i.v
Efektif untuk infeksi non-TB: Plague, tularemia i.m + tetrasiklin oral Endokarditis krn Streptokokus grup viridan &
enterokokus + penisilin
Efek samping: Hipersensitivitas Nyeri tempat injeksi Gangguan keseimbangan Tuli kongenital pd kehamilan (KIx)
-
Sbg agen tunggal cukup efektif
Kombinasi dg -laktam sinergistik melawan infeksi yg resistendg kombinasi antibiotik lain
Pemberian i.m & i.v Infeksi berat bakteri Gram negatif Selain ISK, perlu dikombinasi (t.u utk pneumonia)
Pemberian topikal Infeksi kulit, profilaksis pd kateterisasi i.v, infeksi mata
Pemberian intratekal Tidak menguntungkan & cenderung toksik pd bayi dg meningitis
diganti sefalosporin generasi 3
Efek samping: Nefrotoksik ringan & reversibel Vestibulotoksik, cenderung ireversibel
-
Mirip gentamisin
Sbg larutan inhalasi pd terapi ISPB e.c Pseudomonas ygmenyertai cystic fibrosis
Toksisitas lebih rendah dibanding kanamisin
Lebih resisten thd degradasi enzim yg menginaktivasigentamisin & tobramisin
Efektif pd kasus MDR-TB
-
Mirip gentamisin & tobramisin
Lebih resisten thd degradasi enzim yg menginaktivasi gentamisin & tobramisin
Pemberian topikal Larutan utk infeksi superfisial maupun profunda Salep kulit (kombinasi dg polimiksin-basitrasin)
Pemberian oral Utk sterilisasi usus pd bedah elektif mengurangi flora usus aerobik
tapi sudah resisten Koma hepatik mengurangi intoksikasi amonia diganti laktulosa Amebiasis usus Paromomisin
top related