12.-bab-vi-lkpj-2012-tup

Post on 30-Dec-2015

88 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

392

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

A. Kerjasama Antar Daerah

1) Kebijakan dan Kegiatan

Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dengan

daerah lain dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik

dan untuk memecahkan berbagai permasalahan lintas wilayah administratif

demi kepentingan bersama. Selain itu kerjasama antar daerah bertujuan

mensinergikan kekuatan masing-masing daerah untuk menghadapi

ancaman dan tantangan yang ada sehingga tercapai solusi yang lebih

efektif dan optimal.

Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi

permasalahan di daerah perbatasan tetapi juga untuk mengoptimalkan

potensi berbagai sumber daya dan mensinkronkan program pembangunan.

2) Realisasi pelaksanaan kegiatan

Selama tahun 2012 telah dilakukan kerjasama antar daerah dalam bentuk

bilateral dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota,

serta kerjasama dengan beberapa daerah (multilateral) yaitu Kerjasama

Pariwisata Java Promo dan Kerjasama Sarana Prasarana Perkotaan

Yogyakarta, Sleman, Bantul.

a. Kerjasama bilateral dengan daerah lain, meliputi:

1) Terlaksananya penjaminan kesehatan masyarakat melalui premi

jaminan kesehatan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 3/PERJ/GUB/II/A/2012,

Nomor: 5/PK.KDH/A/2012 tanggal 29 Januari 2012 tentang

Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012.

2) Upaya bersama melalui program kegiatan peningkatan produksi

pertanian di DIY berdasarkan Kesepakatan Bersama antara

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

393

Kabupaten Sleman Nomor 2/KSP/11/2012, Nomor 6/PK.KDH/A/2012

tanggal 29 Januari 2012 tentang Kerja Sama Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN) di Provinsi DIY.

3) Pembangunan puskesmas rawat inap Ngemplak I di wilayah

bencana erupsi merapi, dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara

Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan Nomor 15/PK.KDH/A/2012 tanggal 28 Mei 2012

tentang Perubahan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan dengan Pemerintah Kabupaten Sleman

Nomor 45/PK.KDH/A/2011 tentang Kerja Sama Pembangunan

Prasarana dan Sarana Umum Dalam Rangka Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Pasca Bencana Gunung api Merapi di Kabupaten

Sleman Provinsi DIY.

4) Pembekalan dan penyerahan bantuan peralatan kerja bagi

transmigran ke Kabupaten Tana Tidung sebanyak 10 KK

berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten

Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung Provinsi

Kalimantan Timur Nomor 20/PK.KDH/A/2012 tanggal 14 Juni 2012

tentang Perubahan Kedua Perjanjian Kerja Sama Antara Pemerintah

Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung

Nomor Nomor 22/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan

Program Transmigrasi di Lokasi Unit Permukiman Transmigrasi

(UPT) Linuang Kayam Desa Menjelutung Kecamatan Sesayap Hilir

Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Timur.

5) Rencana pengiriman penempatan calon transmigran dari Sleman

dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten

Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan Pemerintah

Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

27/PK.KDH/A/2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang Perubahan Kedua

Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Ogan

Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan Pemerintah

Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

394

38/PK.KDH/A/2011 tanggal 8 Juni 2011 tentang Penyelenggaraan

Program Transmigrasi di Lokasi Simpang Tiga SP 3 Kecamatan

Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera

Selatan (Penempatan Tahun 2012)

6) Monitoring dan evaluasi transmigran 5 KK penempatan tahun 2009

dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Buol

Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Sleman

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 18/PK.KDH/A/2009

tanggal 12 Juni 2009 tentang Penyelenggaraan Program

Transmigrasi di Desa Koko buka Kecamatan Tiloan Kabupaten Ogan

Ilir Provinsi Sulawesi Tengah

7) Monitoring dan evaluasi transmigran 4 KK penempatan tahun 2009

dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten

Gorontalo Provinsi Gorontalo dengan Pemerintah Kabupaten

Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Penyelenggaraan

Program Transmigrasi di Desa Puncak Kabupaten Gorontalo

Provinsi Gorontalo.

b. Kerjasama Pariwisata Java Promo

Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, Pemerintah

Kabupaten Sleman melakukan kerjasama dengan 16 Kabupaten/Kota di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kabupaten

Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten

Gunungkidul, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten

Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kebumen, Kabupaten

Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kota Yogyakarta dan Kota

Magelang yang tergabung dalam Forum Java Promo.

Realisasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan Sekber Java Promo

pada tahun 2012 adalah:

1) Penyelenggaraan event “Lomba Foto Wisata dan Budaya Java

Promo 2012” pada tanggal 20 Februari - 31 Maret 2012

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

395

2) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Java Promo 2012-2016 bekerjasama dengan PUSPAR UGM

3) Terlaksananya pertemuan koordinasi 3 bulanan Java Promo tingkat

Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pariwisata yang dilaksanakan di

Kabupaten Temanggung pada tanggal 23 Mei 2012 dan Kabupaten

Banjarnegara pada tanggal 27 September 2012

4) Capacity building dan pengembangan SDM pariwisata melalui

pengembangan wisata tirta di Karimun Jawa Kabupaten Jepara pada

tanggal 3 sampai dengan tanggal 6 September 2012

5) Penyelenggaraan Festival Desa / Kampung Wisata Java Promo /

Kampung Wisata Java Promo 2012 pada tanggal 11- 20 September

2012

6) Studi orientasi promosi dan pengembangan investasi pariwisata dan

studi komparasi infrastruktur dan manajemen pariwisata ke Thailand

dan Malaysia pada tanggal 5 - 9 November 2012

7) Capacity building dan pengembangan SDM pariwisata melalui

pengembangan kemampuan Bahasa Inggris di Kampung Inggris,

Pare, Kabupaten Kediri pada tanggal 20 - 23 November 2011

8) Pengadaan alat pamer foto wisata dan budaya Java Promo 2012

9) Pengelolaan admin web site www.javapromo.com

c. Kerjasama Sarana Prasarana Perkotaan Yogyakarta, Sleman, Bantul

Realisasi pelaksanaan kegiatan Kerjasama Kerjasama Sarana

Prasarana Perkotaan Yogyakarta, Sleman, Bantul, meliputi:

1. Sektor Persampahan

a) Rapat koordinasi penanganan sampah illegal di wilayah

perbatasan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman

b) Survey lokasi penempatan container sampah

c) Rapat koordinasi penanganan sampah illegal di Potorono Bantul

yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman

d) Pembahasanan office management (OM) TPST Piyungan

e) Rapat koordinasi hasil penilaian manajemen pengelolaan

sampah di Kartamantul

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

396

f) Rapat koordinasi peningkatan pengelolaan lindi di TPA Piyungan

g) Rapat koordinasi evaluasi pengelolaan TPA Piyungan terkait

Bangun Praja KLH

h) Rapat koordinasi lanjutan kerjasama proyek penangkapan gas

metan/LFG antara Shimizu corporation dengan Kartamantul

i) Technical meeting dengan DFID (Kedutaan Inggris) dan AFD

(Keduataan Perancis) dalam rangka teknologi pengelolaan

sampah zero waste dengan teknologi RDF (Refused Derived

Fuel)

j) Rapat koordinasi pembahasan Jogjakarta Solid Waste

Improvement Project

k) Rapat koordinasi pembahasan parameter seleksi Investor

Jogjakarta Solid Waste Improvement

l) Penerimaan audiensi dan presentasi PT Germindo Solusi

Persada dalam rangka pengelolaan sampah di TPA Piyungan

2. Sektor Air Limbah

a) Rapat koordinasi pembahasan materi dan naskah Perjanjian

Kerja Sama Pengelolaan Air Limbah Aglomerasi Perkotaan

Yogyakarta (APY)

b) Workshop pengembangan institusi pengelolaan air limbah APY

3. Sektor Jalan

a. Koordinasi penanganan kemacetan jalan di ruas Jalan Terban

dan Jalan Godean

b. Koordinasi penanganan Jalan Jambon di wilayah perbatasan

antara Kabupaten Sleman dengan Kota Yogyakarta

4. Sektor Drainase

a. Koordinasi sinkronisasi drainase perkotaan

b. Koordinasi rencana pembangunan Embung Langensari

c. Koordinasi pembahasan usulan warga tentang penutupan

selokan di wilayah Krapyak Kulon Panggungharjo Sewon Bantul

di wilayah perbatasan antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten

Bantul

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

397

d. Koordinasi penanganan drainase dan genangan air di wilayah

perbatasan Kartamantul (Dongkelan, Giwangan-Ringroad,

Kotagede, Jambon, dan Kalibelik)

5. Sektor Transportasi

a. Koordinasi konsep perbaikan transportasi perkotaan

6. Sektor Lain-lain

b. Koordinasi pengalokasian dana sharing Kerja Sama Antar

Daerah

c. Diskusi indikator monitoring dan evaluasi untuk draft Peraturan

Menteri Dalam Negeri tentang Kerja Sama Antar Daerah dengan

Badan Swasta Asing

d. Penerimaan kunjungan kerja dari Pemerintah Provinsi Jawa

Timur, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Pemerintah

Kabupaten Tulungagung, dan Tim Pusat Administrasi Kerja

Sama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri

e. Pembahasan operasional Sekber Kartamantul

(1) Evaluasi Office Management Sekber

(2) Pengambilan kebijakan Tim Pengarah Sekber Kartamantul

terkait beberapa isu pengelolaan sarana prasarana perkotaan

(3) Diskusi fokus ketenagakerjaan karyawan Sekber Kartamantul

(4) Penyusunan RAB Sekber Kartamantul Tahun 2012 – 2013

(5) Koordinasi pembahasan dokumen legalitas pengurus Sekber

Kartamantul periode Tahun 2012 – 2014

(6) Koordinasi anggaran perubahan Sekber Kartamantul

(7) Serah terima pengurus Sekber Kartamantul periode Tahun

2010 - 2012

3) Permasalahan dan Solusi

a. Belum optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama

baru maupun implementasi kerjasama yang telah ada, karena adanya

perbedaan kebijakan yang diterapkan para pelaku kerjasama baik di

tingkat perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan. Solusi yang

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

398

dilakukan dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan

komunikasi dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.

b. Adanya kendala upaya mewujudkan kesepakatan pelaksanaan

pembangunan dan pengelolaan prasarana perkotaan karena

terbatasnya kemampuan anggaran pemerintah kabupaten/kota.

Solusinya adalah melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah

maupun Pemerintah Daerah DIY.

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1) Kebijakan dan Kegiatan

Kerjasama dengan pihak ketiga dilakukan dengan dasar acuan pasal 195

ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang

Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Bahwa dalam rangka

pelayanan publik, daerah dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.

Kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pelaksanaan

kerjasama dengan pihak ketiga adalah:

a. Meningkatkan dukungan pihak ketiga guna mengoptimalkan kapasitas

pemerintah daerah,

b. Meningkatkan pelayanan publik,

c. Meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan

2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) melalui pemberian Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) bagi masyarakat miskin di pedesaan untuk

peningkatan usaha produktif, pembangunan sarana/prasarana dasar,

pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Prambanan dan Cangkringan

b. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) melalui pemberian Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) kepada 75 Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM) di 75 Desa se Kabupaten Sleman dalam rangka

penataan bangunan dan lingkungan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

399

c. Peningkatan mutu dan pengembangan pelayanan kesehatan melalui

program kegiatan pengiriman praktek kerja lapangan mahasiswa

lembaga pendidikan bidang kesehatan ke 25 Puskesmas dan 2 (dua)

unit RSUD

d. Pelaksanaan ekstra kurikuler Perusahaan Siswa (Student Company) di

SMAN 1 Sleman, SMKN 2 Depok, SMKN 1 Godean, dan SMKN 1

Seyegan

e. Koordinasi akses sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh

Universitas Terbuka bagi pegawai dan masyarakat Kabupaten Sleman.

f. Pembangunan gedung SDN Srunen di Padukuhan Gading, Desa

Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

g. Pengembangan dan pengeloaan sistem informasi untuk akses data

dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

di Pemerintah Kabupaten Sleman.

h. Pengembangan sanitasi permukiman di wilayah kumuh perkotaan di

wilayah Kabupaten Sleman melalui pemberian BLM kepada 23 BKM di

23 Desa se Kabupaten Sleman dalam rangka pengembangan sanitasi

dan persampahan.

i. Pembangunan perumahan swadaya bagi masyarakat miskin di

Kabupaten Sleman.

j. Pemungutan retribusi masuk objek wisata Kaliurang pada malam hari.

k. Pelayanan pembayaran PBB P2 di Kabupaten Sleman.

3) Permasalahan dan Solusi

-

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal

1) Kebijakan dan Kegiatan

Koordinasi dilaksanakan dalam rangka sinkronisasi kebijakan dan

penanganan berbagai kebijakan pemerintah daerah yang bersifat

strategis, di antaranya permasalahan politik, hukum, ketertiban, keamanan

dan sosial kemasyarakatan. Kegiatan koordinasi dengan instansi vertikal

dilakukan pada tingkat kabupaten maupun kecamatan. Intansi vertikal

yang terlibat Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri; Kepolisian Resort

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

400

(Polres) beserta jajarannya, Komando Distrik Militer (Kodim) beserta

jajarannya, Pengadilan Agama dan DPRD.

Koordinasi Pemerintah Kabupaten Sleman dengan instansi vertikal

dilaksanakan melalui:

a. Forum Komunikasi Kebijakan Pimpinan Daerah (FORKOMPINDA).

Forkompinda dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor

268/Kep.KDH/A/2010 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati

Sleman Nomor 44/Kep.KDH/A/2010 tentang Forum Komunikasi

KEbijakan Pimpinan Daerah. Forkompinda terdiri dari unsur

Pemerintah Kabupaten Sleman, DPRD Kabupaten Sleman, Kejaksaan

Negeri Sleman, Kepolisian Resort (Polres) Sleman, Komando Distrik

Militer (Kodim) 0732, dan Pengadilan Negeri Sleman.

b. Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sleman

BNK Sleman dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor

110/Kep.KDH/A/2007 tentang Badan Narkotika Kabupaten Sleman,

yang bertugas melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan,

pengawasan, pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif

lainnya. BNK Sleman terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten Sleman,

DPRD Sleman, Kepolisian Resor (Polres) Sleman, Komando Distrik

Militer (Kodim) 0732, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Sleman.

c. Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)

Kominda dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor

9/Kep.KDH/A/2012 tanggal 2 Januari 2012 tentang Komunitas Intelijen

Daerah, yang bertugas merencanakan, mencari, mengumpulkan,

mengoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi atau bahan

keterangan dan intelijen dari berbagai sumber mengenai potensi,

gejala, atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas nasional di

daerah, serta memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan

bagi unsur pimpinan di daerah mengenai kebijakan yang berkaitan

dengan deteksi dini dan peringatan dini terhadap ancaman stabilitas

nasional di daerah. Kominda terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten

Sleman, Kejaksaan Negeri Sleman, Kepolisian Resort (Polres) Sleman,

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

401

Komando Distrik Militer (Kodim) 0732, Kantor Imigrasi DI. Yogyakarta,

Kantor Bea dan Cukai DI. Yogyakarta, Badan Intelijen Nasional,

Intelijen PAM Lanud Adi Sucipto, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sleman.

2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Hasil dan manfaaat pelaksanaan koordinasi dengan instansi vertikal,

adalah:

a. Mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan kebijakan daerah, serta

memberikan bahan pertimbangan dalam penyelesaian permasalahan

di tingkat kabupaten.

b. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan, pengawasan,

pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya.

c. Merencanakan, mencari, mengumpulkan, mengoordinasikan, dan

mengkomunikasikan informasi atau bahan keterangan dan intelijen dari

berbagai sumber mengenai potensi, gejala, atau peristiwa yang

menjadi ancaman stabilitas nasional di daerah, serta memberikan

rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi unsur pimpinan di

daerah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini dan

peringatan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah.

Koordinasi dengan instansi vertikal juga dilaksanakan dengan Kantor

Pertanahan, Badan Pusat Statistik, Komisi Pemilihan Umum dan Kantor

Kementerian Agama. Hal ini dilakukan untuk memperlancar

penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

3) Permasalahan dan Solusi

-

D. Pembinaan Batas Wilayah

1) Kebijakan dan Kegiatan

Kebijakan umum pembinaan batas wilayah mendasarkan pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan

Batas Daerah. Dalam kerangka pembinaan batas wilayah, Pemerintah

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

402

Kabupaten Sleman sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk

mempercepat penegasan batas daerah dan penyelesaian permasalahan

perbatasan.

Pemerintah Kabupaten Sleman melaksanakan program pengembangan

wilayah perbatasan dengan kegiatan koordinasi penyelesaian masalah

perbatasan antar daerah, dan program Peningkatan Administrasi

Pemerintahan dengan kegiatan penegasan batas wilayah kecamatan se

Kabupaten Sleman

2) Realisasi pelaksnaan kegiatan

Dalam rangka pembinaan batas wilayah, Pemerintah Kabupaten Sleman

pada tahun 2012 melaksanakan program dan kegiatan:

a. Pengembangan wilayah perbatasan dengan kegiatan koordinasi

penyelesaian masalah perbatasan antar daerah terealisasi:

1) Koordinasi penyelesaian permasalahan perbatasan tingkat

kabupaten 2 kali dalam rangka pembahasan penyelesaian

permasalahan batas wilayah antara Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta, dan permasalahan

perbatasan antara Kecamatan Ngaglik dan Kecamatan Ngemplak

di Kabupaten Sleman, serta koordinasi tingkat provinsi 4 kali

dalam rangka penyelesaian permasalahan perbatasan antar

daerah di bidang kependudukan, pertanahan, infrastruktur, dan

kesehatan.

2) Dokumen inventarisasi permasalahan di wilayah perbatasan baik

perbatasan antar daerah dalam satu Provinsi DI. Yogyakarta

maupun antar daerah di Provinsi Jawa Tengah, serta

permasalahan antar kecamatan dan desa dalam satu kabupaten

yang meliputi bidang: otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian

dan persandian; perencanaan pembangunan; lingkungan hidup;

kependudukan dan pencatatan sipil; pekerjaan umum; social;

kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; penataan ruang; dan

pertanahan.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

403

b. Program peningkatan administrasi pemerintahan dengan kegiatan

penegasan batas wilayah Kecamatan se Kabupaten Sleman,

terealisasi:

1) Penegasan batas wilayah Kecamatan Pakem yang berbatasan

dengan Kecamatan Ngaglik dan Ngemplak.

2) Pemasangan pilar batas kecamatan 35 buah.

3) Dokumen penegasan batas Kecamatan Pakem 3 buku.

3) Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pembinaan batas

wilayah:

a. Belum diterbitkannya Permendagri tentang batas daerah antara

Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul, sehingga belum ada

kepastian hukum penyelesaian batas antara Kabupaten Bantul dan

Sleman.

b. Kurang rapatnya pilar batas di wilayah perbatasan antar kabupaten

sehingga batas di lapangan kurang jelas.

c. Batas antara desa di beberapa kecamatan masih belum jelas,

sehingga menimbulkan permasalahan dalam penetapan, penagihan

dan pembayaran PBB.

Solusi yang telah dilakukan antara lain:

a. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pemerintahan

Umum Kementerian Dalam Negeri Pemerintah, Pemerintah Daerah

D.I. Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya

percepatan penyusunan Permendagri Batas Daerah Kabupaten

Sleman dan Kabupaten Bantul.

b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah kabupaten/kota dan

Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta untuk mencermati kembali pilar

batas yang sudah terpasang dan perencanaan bersama dalam rangka

perapatan pilar batas.

c. Melakukan penegasan batas wilayah desa dan kecamatan sehingga

batas wilayah desa antar kecamatan menjadi jelas.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

404

E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam

1. Bencana yang terjadi dan penanganannya

Pada tahun 2012, bencana alam dan non alam banyak terjadi di Kabupaten

Sleman. Bencana alam banyak disebabkan oleh iklim dan cuaca (bencana

hidrometeorologis), yaitu angin kencang/puting beliung, kekeringan, banjir,

dan tanah longsor, sedangkan bencana non alam, banyak disebabkan

oleh kebakaran. Bencana yang terjadi sebagai berikut:

a. Bencana angin kencang/puting beliung

Bencana angin kencang/puting beliung sering kali terjadi pada musim

pancaroba, dan secara statistik terjadi pada siang sampai dengan

petang hari. Pada tahun 2012 terjadi 17 kali bencana angin kencang,

dan tercatat 2 (dua) kejadian angin kencang yang cukup besar,

sehingga Bupati Sleman menetapkan situasi darurat bencana angin

putting beliung, yaitu :

1) Status keadaan darurat di bulan November 2012 berdasarkan

Keputusan Bupati Sleman Nomor 379/Kep.KDH/A/2012 tentang

Status Keadaan Darurat Bencana Angin Puting ditetapkan tanggal

13 November 2012. Keadaan darurat berlaku selama 3 hari dari

tanggal 1 - 3 November 2012, yang meliputi 2 kecamatan, 3 desa,

dan 17 Padukuhan. Korban bencana sebanyak 436 KK difasilitasi

dengan Dana Tak Terduga sebanyak Rp 293.000.000.

2) Status keadaan darurat di bulan Desember 2012 berdasarkan

Keputusan Bupati Sleman Nomor 403/Kep.KDH/A/2012 tentang

Status Keadaan Darurat Bencana Angin Puting ditetapkan tanggal

8 Desember 2012 dan Keputusan Bupati Sleman Nomor

410/Kep.KDH/A/2012 tentang Perpanjangan Status Keadaan

Darurat yang ditetapkan pada tanggal 12 Desember 2012, yang

meliputi 3 kecamatan, 3 desa, dan 9 padukuhan. Korban Bencana

sejumlah 1246 kk difasilitasi Dana Tak Terduga Rp744.225.000.

b. Bencana Kekeringan

Bencana kekeringan di Kabupaten Sleman terjadi di 2 (dua) wilayah,

yaitu:

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

405

1) Kecamatan Prambanan

Kekeringan di wilayah Kecamatan Prambanan terjadi di 4 desa yaitu

Wukirharjo (Padukuhan Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo

(Padukuhan Lemahbang, Nawung, Kalinongko Kidul, Jali dan

Gayam), Sumberharjo (Padukuhan Umbulsari A dan B), dan

Sambirejo (Padukuhan Sumberwatu, Dawangsari, Gedang Atas dan

Mlakan).

2) Kecamatan Gamping

Kekeringan di wilayah Kecamatan Gamping terjadi di Padukuhan

Sembung, Balecatur.

c. Bencana Tanah Longsor

Potensi bencana tanah longsor terjadi 6 kali di wilayah Kecamatan

Prambanan mengakibatkan beberapa rumah dan fasilitas umum rusak.

d. Bencana Banjir

Pada tahun 2012 terjadi bencana banjir 2 kali yang melanda 5

kecamatan dan mengakibatkan 36 rumah terendam.

e. Bencana Kebakaran

Pada tahun 2012 terjadi bencana kebakaran sejumlah 81 kejadian

kebakaran, dengan perincian 58 kejadian terjadi di Wilayah Manajemen

Kebakaran (WMK) dan 23 kejadian terjadi di luar WMK.

Bencana kebakaran hutan tanaman jati di Kecamatan Prambanan

terjadi 2 kali. Kebakaran tersebut dipicu oleh musim kemarau yang

cukup panjang, dan kesalahan manusia yang meninggalkan titik api di

areal hutan jati. Pemadaman kebakaran di areal tanaman jati yang

berada di perbukitan, medan cukup sulit dijaangkau alat sehingga

membutuhkan waktu beberapa hari.

2. Status Bencana

Status bencana yang terjadi meliputi tahun 2012 meliputi bencana angin

kencang, banjir, bencana kekeringan, bencana tanah longsor dan

kebakaran dapat dimasukan dalam skala bencana lokal/daerah.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

406

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan pencegahan dan

penanggulangan bencana adalah Rp2.870.727.000,00 dalam

pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp2.652.141.835,00

atau sebesar 92,39% dan dana tak terduga.

4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan

manajemen penanggulangan bencana alam. Hal ini merupakan kegiatan

yang berkesinambungan dan tersistem secara baik pada masa pra

bencana, pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.

Antisipasi terhadap terjadinya bencana yang dilakukan Pemerintah

Kabupaten Sleman dilakukan melalui program dan kegiatan sebagai

berikut:

a. Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana

dengan kegiatan:

1) Operasional penanggulangan bencana alam;

2) Pemantauan dan penyebaran infromasi potensi bencana berupa

sosialisasi kawasan rawan bencana;

3) Operasional dan pelatihan SAR;

4) Wajib latih penanggulangan bencana;

5) Sekolah Siaga Bencana;

6) Penyusunan SOP barak dan logistik;

7) Penyusunan dokumen sarana dan prasarana evaluasi KRB Merapi;

dan

8) Gladi lapang dan simulasi penanggulangan bencana alam.

b. Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan

Bencana dengan kegiatan:

1) Operasional dan pemeliharaan rulinda, sistem curah hujan, dan

sistem sirine untuk peringatan dini;

2) Operasional Pusdatin/Pusat data dan Informasi BPBD;

3) Operasional Sleman Disater Information Network (SDIN);

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

407

4) Peningkatan sarana prasarana penanggulangan bencana berupa

pengisian gudang logistik yang berisi peralatan kerja bakti dan

peralatan untuk penanganan bencana;

5) Pembinaan pengelolaan air baku kawasan kekeringan di Kecamatan

Gamping dan Kecamatan Gamping;

6) Penanganan darurat pasca bencana dan verifikasi korban;

7) Fasilitasi komunitas peduli bencana berupa alat komunikasi, baju

lapangan, bantuan lampu penerangan kepada komunitas, yang

melakukan upaya pemantauan di sungai-sungai yang berhulu di

Merapi.

c. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran dengan kegiatan:

1) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran.

2) Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

3) Pencegahan dan Pengendalian bahaya kebakaran

4) Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran

5) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran

6) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya

Kebakaran

5. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi

a. Erupsi Gunung api Merapi

Gunung api Merapi di Kabupaten Sleman merupakan salah satu gunung

teraktif di dunia dengan tinggi puncak hampir 3.000 meter di atas

permukaan laut. Gunung api Merapi merupakan gunung api dengan

karakteristik stratovolkano yaitu tubuh gunung api tinggi berbentuk

kerucut yang terbentuk dari endapan awan panas dan lava berselang-

seling. Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2

tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya.

Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic

flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya

merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

408

(batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan

derajat celcius. Awan panas Gunung api Merapi yang merupakan

bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam

sejauh belasan kilometer. Abu yang dikeluarkan akan menyebar

menurut arah dan besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian,

mencemarkan air serta mengganggu pernafasan. Awan panas

mempunyai daya rusak luar biasa dengan temperatur yang sangat tinggi

sehingga dapat menghancurkan bangunan.

Kawasan rawan bencana awan panas akibat erupsi 2010 menjadi lebih

luas daripada esrupsi yang pernah terjadi sebelumnya. Kondisi tersebut

lebih mengancam mengingat bukaan kawah berada di tenggara atau

tepat menghadap ke Kecamatan Cangkringan, dengan eksisting lereng

sungai yang penuh terisi material endapan vulkanik. Keadaan tersebut

mengakibatkan material awan panas yang relatif sedikit akan

mempunyai jarak luncur yang lebih panjang daripada jangkauan

normalnya.

b. Banjir Lahar Hujan

Kabupaten Sleman dilalui 5 sungai (Kali Gendol, Kali Opak, Kali Kuning,

Kali Boyong dan Kali Krasak) yang berhulu di Kaki Gunung api Merapi.

Aliran sungai tersebut melalui 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan

Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan.

Masyarakat banyak menambang bahan galian Golongan C di sepanjang

sungai tersebut. Selain itu pada kanan kiri sungai terdapat pemukiman

penduduk, pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan jembatan. Material

vulkanik dengan volume besar dalam bentuk banjir lahar hujan yang

bergerak melalui sungai-sungai tersebut dapat merusak daerah yang

dilaluinya.

Mitigasi bencana secara struktural ditempuh dengan cara membangun

bangunan pengendali sedimen atau bangunan sabo dam di sepanjang

aliran sungai. Sabo dam dibangun dengan tujuan mengurangi besarnya

daya rusak aliran banjir lahar hujan dengan cara menahan laju aliran.

Selain itu untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi banjir lahar

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

409

hujan, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan aparat dan

masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi dilewati lahar

hujan.

c. Bahaya Tanah Longsor

Terjadinya bahaya longsor di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan

oleh jenis tanah, batuan dan kemiringannya. Daerah dengan tanah

berjenis tanah pasir dengan kemiringan 45º juga memilki resiko bahaya

longsor yang tinggi seperti di wilayah Sengir Kecamatan Prambanan.

Wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di Kabupaten

Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan, Ngemplak,

Pakem, dan Cangkringan serta sebagian wilayah Kecamatan Minggir

dan Seyegan.

d. Bahaya Angin Kencang dan Kekeringan

Terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin kencang di

Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok,

Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean.

Resiko kekeringan di wilayah Kabupaten Sleman juga dihadapi oleh

masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat

rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki

resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan

sebagian wilayah Kecamatan Gamping.

e. Gempa Bumi

Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemerintah

Kabupaten Sleman, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi

berada di wilayah Desa Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani

Kecamatan Kalasan, Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto

Kecamatan Berbah dan Desa Bokoharjo, Desa Sumberharjo dan

Wukirharjo Kecamatan. Hal ini terjadi karena kawasan tersebut berada

di jalur patahan aktif Cesar Opak. Kawasan dengan amplifikasi tinggi

dan sangat tinggi terdapat di. Jenis batuan yang ada di wilayah

Kabupaten Sleman yang terdiri dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi

Gunung api Merapi menyebabkan bertambahnya efek getaran gempa

sehingga dapat dirasakan di seluruh wilayah Kabupaten Sleman.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

410

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum

1. Gangguan yang Terjadi

Secara umum terjadi beberapa kasus gangguan ketentraman dan

ketertiban umum, tercatat terjadi 10 kali unjuk rasa, 11 kali operasi pekat,

dan 590 kasus pelanggaran perda. Dari 590 kasus pelanggaran Perda

dapat diselesaikan 486 kasus. Pada tahun 2012 terjadi konflik berbau

SARA (di Kecamatan Sleman dan Kecamatan Depok), dapat diselesaikan.

Hal demikian menunjukkan bahwa secara umum penyelenggaraan

keamanan ketertiban di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun 2012

berjalan dengan baik.

2. SKPD yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum

SKPD yang menangani penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum adalah Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Kesatuan Bangsa.

SKPD tersebut dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman. Tugas kedua SKPD tersebut

tertuang dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 55 Tahun 2011 tentang

Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Satpol PP, dan Peraturan Bupati

Sleman Nomor 56 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Kantor Kesatuan Bangsa.

3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

Sumberdaya penyelenggara Ketentraman dan ketertiban Umum adalah

SDM pada Satpol PP dan Kantor Kesatuan Bangsa sejumlah 102 orang.

Tabel 6.1. SDM Penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD 0 1. I 2

2 SMP 2 2. II 45

3 SMA 67 3. III 47

4 Sarjana Muda/D3 0 4. IV 6

5 Strata 1/D4 23

6 Strata 2 8

Jumlah 100 Jumlah 100

Sumber: Kantor Kesbang dan Satpol PP

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

411

4. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan

Ketentraman dan Ketertiban Umum sebesar Rp2.546.579.400,00 dan

terealisasi sebesar Rp2.358.103.777,00 atau sebesar 92,59% .

5. Penanggulangan dan Kendalanya

Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban, maka

disusun program kegiatan sebagai berikut:

a. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak

Kriminal dengan kegiatan:

1) Peningkatan Kapasitas Aparat dalam rangka pelaksanaan

Siskamswakarsa

2) Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan Linmas

b. Program pengembangan wawasan kebangsaan dengan kegiatan

peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama yang

diwujudkan dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

c. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan

kegiatan:

1) Pembinaan Wasbang dan Pemantapan Ideologi Negara

2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan

3) Pemantauan dan pendataan WNA/WNI keturunan, NGO (LSM) dan

Lembaga Asing

d. Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan:

1) Penyuluhan kepada masyarakat dengan kegiatan koordinasi forum-

forum diskusi Politik

2) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

3) Tim koordinasi Kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

4) Forum Komunikasi Antar Partai (FKAP)

e. Program Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat dengan

kegiatan:

1) Pembinaan dan fasilitasi ketertiban masyarakat

2) Pengawasan dan pengendalian keamanan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012

412

f. Program Penegakan Hukum dengan kegiatan:

1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran perda

2) Operasi penertiban

6. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanganan

Dalam upaya meningkatkan ketentraman dan ketertiban, komunikasi dan

koordinasi dengan instansi terkait selalu diilakukan, sehingga penanganan

permasalahan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan secara

optimal. Instansi terkait meliputi Kepolisian, TNI, PPNS, dan Polisi Pamong

Praja.

top related