12.-bab-vi-lkpj-2012-tup
TRANSCRIPT
![Page 1: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
392
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. Kerjasama Antar Daerah
1) Kebijakan dan Kegiatan
Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
daerah lain dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
dan untuk memecahkan berbagai permasalahan lintas wilayah administratif
demi kepentingan bersama. Selain itu kerjasama antar daerah bertujuan
mensinergikan kekuatan masing-masing daerah untuk menghadapi
ancaman dan tantangan yang ada sehingga tercapai solusi yang lebih
efektif dan optimal.
Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi
permasalahan di daerah perbatasan tetapi juga untuk mengoptimalkan
potensi berbagai sumber daya dan mensinkronkan program pembangunan.
2) Realisasi pelaksanaan kegiatan
Selama tahun 2012 telah dilakukan kerjasama antar daerah dalam bentuk
bilateral dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota,
serta kerjasama dengan beberapa daerah (multilateral) yaitu Kerjasama
Pariwisata Java Promo dan Kerjasama Sarana Prasarana Perkotaan
Yogyakarta, Sleman, Bantul.
a. Kerjasama bilateral dengan daerah lain, meliputi:
1) Terlaksananya penjaminan kesehatan masyarakat melalui premi
jaminan kesehatan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 3/PERJ/GUB/II/A/2012,
Nomor: 5/PK.KDH/A/2012 tanggal 29 Januari 2012 tentang
Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012.
2) Upaya bersama melalui program kegiatan peningkatan produksi
pertanian di DIY berdasarkan Kesepakatan Bersama antara
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah
![Page 2: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/2.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
393
Kabupaten Sleman Nomor 2/KSP/11/2012, Nomor 6/PK.KDH/A/2012
tanggal 29 Januari 2012 tentang Kerja Sama Peningkatan Produksi
Beras Nasional (P2BN) di Provinsi DIY.
3) Pembangunan puskesmas rawat inap Ngemplak I di wilayah
bencana erupsi merapi, dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara
Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan Nomor 15/PK.KDH/A/2012 tanggal 28 Mei 2012
tentang Perubahan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan dengan Pemerintah Kabupaten Sleman
Nomor 45/PK.KDH/A/2011 tentang Kerja Sama Pembangunan
Prasarana dan Sarana Umum Dalam Rangka Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana Gunung api Merapi di Kabupaten
Sleman Provinsi DIY.
4) Pembekalan dan penyerahan bantuan peralatan kerja bagi
transmigran ke Kabupaten Tana Tidung sebanyak 10 KK
berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten
Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung Provinsi
Kalimantan Timur Nomor 20/PK.KDH/A/2012 tanggal 14 Juni 2012
tentang Perubahan Kedua Perjanjian Kerja Sama Antara Pemerintah
Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Nomor Nomor 22/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan
Program Transmigrasi di Lokasi Unit Permukiman Transmigrasi
(UPT) Linuang Kayam Desa Menjelutung Kecamatan Sesayap Hilir
Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Timur.
5) Rencana pengiriman penempatan calon transmigran dari Sleman
dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten
Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan Pemerintah
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
27/PK.KDH/A/2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang Perubahan Kedua
Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Ogan
Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan Pemerintah
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
![Page 3: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/3.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
394
38/PK.KDH/A/2011 tanggal 8 Juni 2011 tentang Penyelenggaraan
Program Transmigrasi di Lokasi Simpang Tiga SP 3 Kecamatan
Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera
Selatan (Penempatan Tahun 2012)
6) Monitoring dan evaluasi transmigran 5 KK penempatan tahun 2009
dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Buol
Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Sleman
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 18/PK.KDH/A/2009
tanggal 12 Juni 2009 tentang Penyelenggaraan Program
Transmigrasi di Desa Koko buka Kecamatan Tiloan Kabupaten Ogan
Ilir Provinsi Sulawesi Tengah
7) Monitoring dan evaluasi transmigran 4 KK penempatan tahun 2009
dengan dasar Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten
Gorontalo Provinsi Gorontalo dengan Pemerintah Kabupaten
Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Penyelenggaraan
Program Transmigrasi di Desa Puncak Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo.
b. Kerjasama Pariwisata Java Promo
Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, Pemerintah
Kabupaten Sleman melakukan kerjasama dengan 16 Kabupaten/Kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten
Gunungkidul, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kebumen, Kabupaten
Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kota Yogyakarta dan Kota
Magelang yang tergabung dalam Forum Java Promo.
Realisasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan Sekber Java Promo
pada tahun 2012 adalah:
1) Penyelenggaraan event “Lomba Foto Wisata dan Budaya Java
Promo 2012” pada tanggal 20 Februari - 31 Maret 2012
![Page 4: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/4.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
395
2) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Java Promo 2012-2016 bekerjasama dengan PUSPAR UGM
3) Terlaksananya pertemuan koordinasi 3 bulanan Java Promo tingkat
Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pariwisata yang dilaksanakan di
Kabupaten Temanggung pada tanggal 23 Mei 2012 dan Kabupaten
Banjarnegara pada tanggal 27 September 2012
4) Capacity building dan pengembangan SDM pariwisata melalui
pengembangan wisata tirta di Karimun Jawa Kabupaten Jepara pada
tanggal 3 sampai dengan tanggal 6 September 2012
5) Penyelenggaraan Festival Desa / Kampung Wisata Java Promo /
Kampung Wisata Java Promo 2012 pada tanggal 11- 20 September
2012
6) Studi orientasi promosi dan pengembangan investasi pariwisata dan
studi komparasi infrastruktur dan manajemen pariwisata ke Thailand
dan Malaysia pada tanggal 5 - 9 November 2012
7) Capacity building dan pengembangan SDM pariwisata melalui
pengembangan kemampuan Bahasa Inggris di Kampung Inggris,
Pare, Kabupaten Kediri pada tanggal 20 - 23 November 2011
8) Pengadaan alat pamer foto wisata dan budaya Java Promo 2012
9) Pengelolaan admin web site www.javapromo.com
c. Kerjasama Sarana Prasarana Perkotaan Yogyakarta, Sleman, Bantul
Realisasi pelaksanaan kegiatan Kerjasama Kerjasama Sarana
Prasarana Perkotaan Yogyakarta, Sleman, Bantul, meliputi:
1. Sektor Persampahan
a) Rapat koordinasi penanganan sampah illegal di wilayah
perbatasan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman
b) Survey lokasi penempatan container sampah
c) Rapat koordinasi penanganan sampah illegal di Potorono Bantul
yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman
d) Pembahasanan office management (OM) TPST Piyungan
e) Rapat koordinasi hasil penilaian manajemen pengelolaan
sampah di Kartamantul
![Page 5: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/5.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
396
f) Rapat koordinasi peningkatan pengelolaan lindi di TPA Piyungan
g) Rapat koordinasi evaluasi pengelolaan TPA Piyungan terkait
Bangun Praja KLH
h) Rapat koordinasi lanjutan kerjasama proyek penangkapan gas
metan/LFG antara Shimizu corporation dengan Kartamantul
i) Technical meeting dengan DFID (Kedutaan Inggris) dan AFD
(Keduataan Perancis) dalam rangka teknologi pengelolaan
sampah zero waste dengan teknologi RDF (Refused Derived
Fuel)
j) Rapat koordinasi pembahasan Jogjakarta Solid Waste
Improvement Project
k) Rapat koordinasi pembahasan parameter seleksi Investor
Jogjakarta Solid Waste Improvement
l) Penerimaan audiensi dan presentasi PT Germindo Solusi
Persada dalam rangka pengelolaan sampah di TPA Piyungan
2. Sektor Air Limbah
a) Rapat koordinasi pembahasan materi dan naskah Perjanjian
Kerja Sama Pengelolaan Air Limbah Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta (APY)
b) Workshop pengembangan institusi pengelolaan air limbah APY
3. Sektor Jalan
a. Koordinasi penanganan kemacetan jalan di ruas Jalan Terban
dan Jalan Godean
b. Koordinasi penanganan Jalan Jambon di wilayah perbatasan
antara Kabupaten Sleman dengan Kota Yogyakarta
4. Sektor Drainase
a. Koordinasi sinkronisasi drainase perkotaan
b. Koordinasi rencana pembangunan Embung Langensari
c. Koordinasi pembahasan usulan warga tentang penutupan
selokan di wilayah Krapyak Kulon Panggungharjo Sewon Bantul
di wilayah perbatasan antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten
Bantul
![Page 6: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/6.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
397
d. Koordinasi penanganan drainase dan genangan air di wilayah
perbatasan Kartamantul (Dongkelan, Giwangan-Ringroad,
Kotagede, Jambon, dan Kalibelik)
5. Sektor Transportasi
a. Koordinasi konsep perbaikan transportasi perkotaan
6. Sektor Lain-lain
b. Koordinasi pengalokasian dana sharing Kerja Sama Antar
Daerah
c. Diskusi indikator monitoring dan evaluasi untuk draft Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Kerja Sama Antar Daerah dengan
Badan Swasta Asing
d. Penerimaan kunjungan kerja dari Pemerintah Provinsi Jawa
Timur, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Pemerintah
Kabupaten Tulungagung, dan Tim Pusat Administrasi Kerja
Sama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri
e. Pembahasan operasional Sekber Kartamantul
(1) Evaluasi Office Management Sekber
(2) Pengambilan kebijakan Tim Pengarah Sekber Kartamantul
terkait beberapa isu pengelolaan sarana prasarana perkotaan
(3) Diskusi fokus ketenagakerjaan karyawan Sekber Kartamantul
(4) Penyusunan RAB Sekber Kartamantul Tahun 2012 – 2013
(5) Koordinasi pembahasan dokumen legalitas pengurus Sekber
Kartamantul periode Tahun 2012 – 2014
(6) Koordinasi anggaran perubahan Sekber Kartamantul
(7) Serah terima pengurus Sekber Kartamantul periode Tahun
2010 - 2012
3) Permasalahan dan Solusi
a. Belum optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama
baru maupun implementasi kerjasama yang telah ada, karena adanya
perbedaan kebijakan yang diterapkan para pelaku kerjasama baik di
tingkat perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan. Solusi yang
![Page 7: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/7.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
398
dilakukan dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan
komunikasi dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.
b. Adanya kendala upaya mewujudkan kesepakatan pelaksanaan
pembangunan dan pengelolaan prasarana perkotaan karena
terbatasnya kemampuan anggaran pemerintah kabupaten/kota.
Solusinya adalah melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah
maupun Pemerintah Daerah DIY.
B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
1) Kebijakan dan Kegiatan
Kerjasama dengan pihak ketiga dilakukan dengan dasar acuan pasal 195
ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Bahwa dalam rangka
pelayanan publik, daerah dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.
Kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pelaksanaan
kerjasama dengan pihak ketiga adalah:
a. Meningkatkan dukungan pihak ketiga guna mengoptimalkan kapasitas
pemerintah daerah,
b. Meningkatkan pelayanan publik,
c. Meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) melalui pemberian Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) bagi masyarakat miskin di pedesaan untuk
peningkatan usaha produktif, pembangunan sarana/prasarana dasar,
pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Prambanan dan Cangkringan
b. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) melalui pemberian Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) kepada 75 Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) di 75 Desa se Kabupaten Sleman dalam rangka
penataan bangunan dan lingkungan
![Page 8: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/8.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
399
c. Peningkatan mutu dan pengembangan pelayanan kesehatan melalui
program kegiatan pengiriman praktek kerja lapangan mahasiswa
lembaga pendidikan bidang kesehatan ke 25 Puskesmas dan 2 (dua)
unit RSUD
d. Pelaksanaan ekstra kurikuler Perusahaan Siswa (Student Company) di
SMAN 1 Sleman, SMKN 2 Depok, SMKN 1 Godean, dan SMKN 1
Seyegan
e. Koordinasi akses sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh
Universitas Terbuka bagi pegawai dan masyarakat Kabupaten Sleman.
f. Pembangunan gedung SDN Srunen di Padukuhan Gading, Desa
Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
g. Pengembangan dan pengeloaan sistem informasi untuk akses data
dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
di Pemerintah Kabupaten Sleman.
h. Pengembangan sanitasi permukiman di wilayah kumuh perkotaan di
wilayah Kabupaten Sleman melalui pemberian BLM kepada 23 BKM di
23 Desa se Kabupaten Sleman dalam rangka pengembangan sanitasi
dan persampahan.
i. Pembangunan perumahan swadaya bagi masyarakat miskin di
Kabupaten Sleman.
j. Pemungutan retribusi masuk objek wisata Kaliurang pada malam hari.
k. Pelayanan pembayaran PBB P2 di Kabupaten Sleman.
3) Permasalahan dan Solusi
-
C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal
1) Kebijakan dan Kegiatan
Koordinasi dilaksanakan dalam rangka sinkronisasi kebijakan dan
penanganan berbagai kebijakan pemerintah daerah yang bersifat
strategis, di antaranya permasalahan politik, hukum, ketertiban, keamanan
dan sosial kemasyarakatan. Kegiatan koordinasi dengan instansi vertikal
dilakukan pada tingkat kabupaten maupun kecamatan. Intansi vertikal
yang terlibat Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri; Kepolisian Resort
![Page 9: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/9.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
400
(Polres) beserta jajarannya, Komando Distrik Militer (Kodim) beserta
jajarannya, Pengadilan Agama dan DPRD.
Koordinasi Pemerintah Kabupaten Sleman dengan instansi vertikal
dilaksanakan melalui:
a. Forum Komunikasi Kebijakan Pimpinan Daerah (FORKOMPINDA).
Forkompinda dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor
268/Kep.KDH/A/2010 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati
Sleman Nomor 44/Kep.KDH/A/2010 tentang Forum Komunikasi
KEbijakan Pimpinan Daerah. Forkompinda terdiri dari unsur
Pemerintah Kabupaten Sleman, DPRD Kabupaten Sleman, Kejaksaan
Negeri Sleman, Kepolisian Resort (Polres) Sleman, Komando Distrik
Militer (Kodim) 0732, dan Pengadilan Negeri Sleman.
b. Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sleman
BNK Sleman dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor
110/Kep.KDH/A/2007 tentang Badan Narkotika Kabupaten Sleman,
yang bertugas melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan,
pengawasan, pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif
lainnya. BNK Sleman terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten Sleman,
DPRD Sleman, Kepolisian Resor (Polres) Sleman, Komando Distrik
Militer (Kodim) 0732, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sleman.
c. Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)
Kominda dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor
9/Kep.KDH/A/2012 tanggal 2 Januari 2012 tentang Komunitas Intelijen
Daerah, yang bertugas merencanakan, mencari, mengumpulkan,
mengoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi atau bahan
keterangan dan intelijen dari berbagai sumber mengenai potensi,
gejala, atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas nasional di
daerah, serta memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan
bagi unsur pimpinan di daerah mengenai kebijakan yang berkaitan
dengan deteksi dini dan peringatan dini terhadap ancaman stabilitas
nasional di daerah. Kominda terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten
Sleman, Kejaksaan Negeri Sleman, Kepolisian Resort (Polres) Sleman,
![Page 10: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/10.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
401
Komando Distrik Militer (Kodim) 0732, Kantor Imigrasi DI. Yogyakarta,
Kantor Bea dan Cukai DI. Yogyakarta, Badan Intelijen Nasional,
Intelijen PAM Lanud Adi Sucipto, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Sleman.
2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Hasil dan manfaaat pelaksanaan koordinasi dengan instansi vertikal,
adalah:
a. Mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan kebijakan daerah, serta
memberikan bahan pertimbangan dalam penyelesaian permasalahan
di tingkat kabupaten.
b. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan, pengawasan,
pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya.
c. Merencanakan, mencari, mengumpulkan, mengoordinasikan, dan
mengkomunikasikan informasi atau bahan keterangan dan intelijen dari
berbagai sumber mengenai potensi, gejala, atau peristiwa yang
menjadi ancaman stabilitas nasional di daerah, serta memberikan
rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi unsur pimpinan di
daerah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini dan
peringatan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah.
Koordinasi dengan instansi vertikal juga dilaksanakan dengan Kantor
Pertanahan, Badan Pusat Statistik, Komisi Pemilihan Umum dan Kantor
Kementerian Agama. Hal ini dilakukan untuk memperlancar
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
3) Permasalahan dan Solusi
-
D. Pembinaan Batas Wilayah
1) Kebijakan dan Kegiatan
Kebijakan umum pembinaan batas wilayah mendasarkan pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan
Batas Daerah. Dalam kerangka pembinaan batas wilayah, Pemerintah
![Page 11: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/11.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
402
Kabupaten Sleman sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk
mempercepat penegasan batas daerah dan penyelesaian permasalahan
perbatasan.
Pemerintah Kabupaten Sleman melaksanakan program pengembangan
wilayah perbatasan dengan kegiatan koordinasi penyelesaian masalah
perbatasan antar daerah, dan program Peningkatan Administrasi
Pemerintahan dengan kegiatan penegasan batas wilayah kecamatan se
Kabupaten Sleman
2) Realisasi pelaksnaan kegiatan
Dalam rangka pembinaan batas wilayah, Pemerintah Kabupaten Sleman
pada tahun 2012 melaksanakan program dan kegiatan:
a. Pengembangan wilayah perbatasan dengan kegiatan koordinasi
penyelesaian masalah perbatasan antar daerah terealisasi:
1) Koordinasi penyelesaian permasalahan perbatasan tingkat
kabupaten 2 kali dalam rangka pembahasan penyelesaian
permasalahan batas wilayah antara Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta, dan permasalahan
perbatasan antara Kecamatan Ngaglik dan Kecamatan Ngemplak
di Kabupaten Sleman, serta koordinasi tingkat provinsi 4 kali
dalam rangka penyelesaian permasalahan perbatasan antar
daerah di bidang kependudukan, pertanahan, infrastruktur, dan
kesehatan.
2) Dokumen inventarisasi permasalahan di wilayah perbatasan baik
perbatasan antar daerah dalam satu Provinsi DI. Yogyakarta
maupun antar daerah di Provinsi Jawa Tengah, serta
permasalahan antar kecamatan dan desa dalam satu kabupaten
yang meliputi bidang: otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian
dan persandian; perencanaan pembangunan; lingkungan hidup;
kependudukan dan pencatatan sipil; pekerjaan umum; social;
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; penataan ruang; dan
pertanahan.
![Page 12: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/12.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
403
b. Program peningkatan administrasi pemerintahan dengan kegiatan
penegasan batas wilayah Kecamatan se Kabupaten Sleman,
terealisasi:
1) Penegasan batas wilayah Kecamatan Pakem yang berbatasan
dengan Kecamatan Ngaglik dan Ngemplak.
2) Pemasangan pilar batas kecamatan 35 buah.
3) Dokumen penegasan batas Kecamatan Pakem 3 buku.
3) Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pembinaan batas
wilayah:
a. Belum diterbitkannya Permendagri tentang batas daerah antara
Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul, sehingga belum ada
kepastian hukum penyelesaian batas antara Kabupaten Bantul dan
Sleman.
b. Kurang rapatnya pilar batas di wilayah perbatasan antar kabupaten
sehingga batas di lapangan kurang jelas.
c. Batas antara desa di beberapa kecamatan masih belum jelas,
sehingga menimbulkan permasalahan dalam penetapan, penagihan
dan pembayaran PBB.
Solusi yang telah dilakukan antara lain:
a. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pemerintahan
Umum Kementerian Dalam Negeri Pemerintah, Pemerintah Daerah
D.I. Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya
percepatan penyusunan Permendagri Batas Daerah Kabupaten
Sleman dan Kabupaten Bantul.
b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah kabupaten/kota dan
Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta untuk mencermati kembali pilar
batas yang sudah terpasang dan perencanaan bersama dalam rangka
perapatan pilar batas.
c. Melakukan penegasan batas wilayah desa dan kecamatan sehingga
batas wilayah desa antar kecamatan menjadi jelas.
![Page 13: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/13.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
404
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam
1. Bencana yang terjadi dan penanganannya
Pada tahun 2012, bencana alam dan non alam banyak terjadi di Kabupaten
Sleman. Bencana alam banyak disebabkan oleh iklim dan cuaca (bencana
hidrometeorologis), yaitu angin kencang/puting beliung, kekeringan, banjir,
dan tanah longsor, sedangkan bencana non alam, banyak disebabkan
oleh kebakaran. Bencana yang terjadi sebagai berikut:
a. Bencana angin kencang/puting beliung
Bencana angin kencang/puting beliung sering kali terjadi pada musim
pancaroba, dan secara statistik terjadi pada siang sampai dengan
petang hari. Pada tahun 2012 terjadi 17 kali bencana angin kencang,
dan tercatat 2 (dua) kejadian angin kencang yang cukup besar,
sehingga Bupati Sleman menetapkan situasi darurat bencana angin
putting beliung, yaitu :
1) Status keadaan darurat di bulan November 2012 berdasarkan
Keputusan Bupati Sleman Nomor 379/Kep.KDH/A/2012 tentang
Status Keadaan Darurat Bencana Angin Puting ditetapkan tanggal
13 November 2012. Keadaan darurat berlaku selama 3 hari dari
tanggal 1 - 3 November 2012, yang meliputi 2 kecamatan, 3 desa,
dan 17 Padukuhan. Korban bencana sebanyak 436 KK difasilitasi
dengan Dana Tak Terduga sebanyak Rp 293.000.000.
2) Status keadaan darurat di bulan Desember 2012 berdasarkan
Keputusan Bupati Sleman Nomor 403/Kep.KDH/A/2012 tentang
Status Keadaan Darurat Bencana Angin Puting ditetapkan tanggal
8 Desember 2012 dan Keputusan Bupati Sleman Nomor
410/Kep.KDH/A/2012 tentang Perpanjangan Status Keadaan
Darurat yang ditetapkan pada tanggal 12 Desember 2012, yang
meliputi 3 kecamatan, 3 desa, dan 9 padukuhan. Korban Bencana
sejumlah 1246 kk difasilitasi Dana Tak Terduga Rp744.225.000.
b. Bencana Kekeringan
Bencana kekeringan di Kabupaten Sleman terjadi di 2 (dua) wilayah,
yaitu:
![Page 14: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/14.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
405
1) Kecamatan Prambanan
Kekeringan di wilayah Kecamatan Prambanan terjadi di 4 desa yaitu
Wukirharjo (Padukuhan Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo
(Padukuhan Lemahbang, Nawung, Kalinongko Kidul, Jali dan
Gayam), Sumberharjo (Padukuhan Umbulsari A dan B), dan
Sambirejo (Padukuhan Sumberwatu, Dawangsari, Gedang Atas dan
Mlakan).
2) Kecamatan Gamping
Kekeringan di wilayah Kecamatan Gamping terjadi di Padukuhan
Sembung, Balecatur.
c. Bencana Tanah Longsor
Potensi bencana tanah longsor terjadi 6 kali di wilayah Kecamatan
Prambanan mengakibatkan beberapa rumah dan fasilitas umum rusak.
d. Bencana Banjir
Pada tahun 2012 terjadi bencana banjir 2 kali yang melanda 5
kecamatan dan mengakibatkan 36 rumah terendam.
e. Bencana Kebakaran
Pada tahun 2012 terjadi bencana kebakaran sejumlah 81 kejadian
kebakaran, dengan perincian 58 kejadian terjadi di Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) dan 23 kejadian terjadi di luar WMK.
Bencana kebakaran hutan tanaman jati di Kecamatan Prambanan
terjadi 2 kali. Kebakaran tersebut dipicu oleh musim kemarau yang
cukup panjang, dan kesalahan manusia yang meninggalkan titik api di
areal hutan jati. Pemadaman kebakaran di areal tanaman jati yang
berada di perbukitan, medan cukup sulit dijaangkau alat sehingga
membutuhkan waktu beberapa hari.
2. Status Bencana
Status bencana yang terjadi meliputi tahun 2012 meliputi bencana angin
kencang, banjir, bencana kekeringan, bencana tanah longsor dan
kebakaran dapat dimasukan dalam skala bencana lokal/daerah.
![Page 15: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/15.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
406
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan pencegahan dan
penanggulangan bencana adalah Rp2.870.727.000,00 dalam
pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp2.652.141.835,00
atau sebesar 92,39% dan dana tak terduga.
4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan
manajemen penanggulangan bencana alam. Hal ini merupakan kegiatan
yang berkesinambungan dan tersistem secara baik pada masa pra
bencana, pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.
Antisipasi terhadap terjadinya bencana yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Sleman dilakukan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
a. Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
dengan kegiatan:
1) Operasional penanggulangan bencana alam;
2) Pemantauan dan penyebaran infromasi potensi bencana berupa
sosialisasi kawasan rawan bencana;
3) Operasional dan pelatihan SAR;
4) Wajib latih penanggulangan bencana;
5) Sekolah Siaga Bencana;
6) Penyusunan SOP barak dan logistik;
7) Penyusunan dokumen sarana dan prasarana evaluasi KRB Merapi;
dan
8) Gladi lapang dan simulasi penanggulangan bencana alam.
b. Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan
Bencana dengan kegiatan:
1) Operasional dan pemeliharaan rulinda, sistem curah hujan, dan
sistem sirine untuk peringatan dini;
2) Operasional Pusdatin/Pusat data dan Informasi BPBD;
3) Operasional Sleman Disater Information Network (SDIN);
![Page 16: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/16.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
407
4) Peningkatan sarana prasarana penanggulangan bencana berupa
pengisian gudang logistik yang berisi peralatan kerja bakti dan
peralatan untuk penanganan bencana;
5) Pembinaan pengelolaan air baku kawasan kekeringan di Kecamatan
Gamping dan Kecamatan Gamping;
6) Penanganan darurat pasca bencana dan verifikasi korban;
7) Fasilitasi komunitas peduli bencana berupa alat komunikasi, baju
lapangan, bantuan lampu penerangan kepada komunitas, yang
melakukan upaya pemantauan di sungai-sungai yang berhulu di
Merapi.
c. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran dengan kegiatan:
1) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran.
2) Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran.
3) Pencegahan dan Pengendalian bahaya kebakaran
4) Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran
5) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran
6) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya
Kebakaran
5. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi
a. Erupsi Gunung api Merapi
Gunung api Merapi di Kabupaten Sleman merupakan salah satu gunung
teraktif di dunia dengan tinggi puncak hampir 3.000 meter di atas
permukaan laut. Gunung api Merapi merupakan gunung api dengan
karakteristik stratovolkano yaitu tubuh gunung api tinggi berbentuk
kerucut yang terbentuk dari endapan awan panas dan lava berselang-
seling. Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2
tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya.
Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic
flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya
merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik
![Page 17: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/17.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
408
(batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan
derajat celcius. Awan panas Gunung api Merapi yang merupakan
bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam
sejauh belasan kilometer. Abu yang dikeluarkan akan menyebar
menurut arah dan besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian,
mencemarkan air serta mengganggu pernafasan. Awan panas
mempunyai daya rusak luar biasa dengan temperatur yang sangat tinggi
sehingga dapat menghancurkan bangunan.
Kawasan rawan bencana awan panas akibat erupsi 2010 menjadi lebih
luas daripada esrupsi yang pernah terjadi sebelumnya. Kondisi tersebut
lebih mengancam mengingat bukaan kawah berada di tenggara atau
tepat menghadap ke Kecamatan Cangkringan, dengan eksisting lereng
sungai yang penuh terisi material endapan vulkanik. Keadaan tersebut
mengakibatkan material awan panas yang relatif sedikit akan
mempunyai jarak luncur yang lebih panjang daripada jangkauan
normalnya.
b. Banjir Lahar Hujan
Kabupaten Sleman dilalui 5 sungai (Kali Gendol, Kali Opak, Kali Kuning,
Kali Boyong dan Kali Krasak) yang berhulu di Kaki Gunung api Merapi.
Aliran sungai tersebut melalui 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan
Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan.
Masyarakat banyak menambang bahan galian Golongan C di sepanjang
sungai tersebut. Selain itu pada kanan kiri sungai terdapat pemukiman
penduduk, pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan jembatan. Material
vulkanik dengan volume besar dalam bentuk banjir lahar hujan yang
bergerak melalui sungai-sungai tersebut dapat merusak daerah yang
dilaluinya.
Mitigasi bencana secara struktural ditempuh dengan cara membangun
bangunan pengendali sedimen atau bangunan sabo dam di sepanjang
aliran sungai. Sabo dam dibangun dengan tujuan mengurangi besarnya
daya rusak aliran banjir lahar hujan dengan cara menahan laju aliran.
Selain itu untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi banjir lahar
![Page 18: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/18.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
409
hujan, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan aparat dan
masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi dilewati lahar
hujan.
c. Bahaya Tanah Longsor
Terjadinya bahaya longsor di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan
oleh jenis tanah, batuan dan kemiringannya. Daerah dengan tanah
berjenis tanah pasir dengan kemiringan 45º juga memilki resiko bahaya
longsor yang tinggi seperti di wilayah Sengir Kecamatan Prambanan.
Wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di Kabupaten
Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan, Ngemplak,
Pakem, dan Cangkringan serta sebagian wilayah Kecamatan Minggir
dan Seyegan.
d. Bahaya Angin Kencang dan Kekeringan
Terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin kencang di
Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok,
Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean.
Resiko kekeringan di wilayah Kabupaten Sleman juga dihadapi oleh
masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat
rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki
resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan
sebagian wilayah Kecamatan Gamping.
e. Gempa Bumi
Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemerintah
Kabupaten Sleman, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi
berada di wilayah Desa Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani
Kecamatan Kalasan, Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto
Kecamatan Berbah dan Desa Bokoharjo, Desa Sumberharjo dan
Wukirharjo Kecamatan. Hal ini terjadi karena kawasan tersebut berada
di jalur patahan aktif Cesar Opak. Kawasan dengan amplifikasi tinggi
dan sangat tinggi terdapat di. Jenis batuan yang ada di wilayah
Kabupaten Sleman yang terdiri dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi
Gunung api Merapi menyebabkan bertambahnya efek getaran gempa
sehingga dapat dirasakan di seluruh wilayah Kabupaten Sleman.
![Page 19: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/19.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
410
F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
1. Gangguan yang Terjadi
Secara umum terjadi beberapa kasus gangguan ketentraman dan
ketertiban umum, tercatat terjadi 10 kali unjuk rasa, 11 kali operasi pekat,
dan 590 kasus pelanggaran perda. Dari 590 kasus pelanggaran Perda
dapat diselesaikan 486 kasus. Pada tahun 2012 terjadi konflik berbau
SARA (di Kecamatan Sleman dan Kecamatan Depok), dapat diselesaikan.
Hal demikian menunjukkan bahwa secara umum penyelenggaraan
keamanan ketertiban di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun 2012
berjalan dengan baik.
2. SKPD yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum
SKPD yang menangani penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum adalah Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Kesatuan Bangsa.
SKPD tersebut dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman. Tugas kedua SKPD tersebut
tertuang dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 55 Tahun 2011 tentang
Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Satpol PP, dan Peraturan Bupati
Sleman Nomor 56 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Kantor Kesatuan Bangsa.
3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Sumberdaya penyelenggara Ketentraman dan ketertiban Umum adalah
SDM pada Satpol PP dan Kantor Kesatuan Bangsa sejumlah 102 orang.
Tabel 6.1. SDM Penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum
Jumlah SDM (orang)
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah
1 SD 0 1. I 2
2 SMP 2 2. II 45
3 SMA 67 3. III 47
4 Sarjana Muda/D3 0 4. IV 6
5 Strata 1/D4 23
6 Strata 2 8
Jumlah 100 Jumlah 100
Sumber: Kantor Kesbang dan Satpol PP
![Page 20: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/20.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
411
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan
Ketentraman dan Ketertiban Umum sebesar Rp2.546.579.400,00 dan
terealisasi sebesar Rp2.358.103.777,00 atau sebesar 92,59% .
5. Penanggulangan dan Kendalanya
Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban, maka
disusun program kegiatan sebagai berikut:
a. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal dengan kegiatan:
1) Peningkatan Kapasitas Aparat dalam rangka pelaksanaan
Siskamswakarsa
2) Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan Linmas
b. Program pengembangan wawasan kebangsaan dengan kegiatan
peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama yang
diwujudkan dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
c. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan
kegiatan:
1) Pembinaan Wasbang dan Pemantapan Ideologi Negara
2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan
3) Pemantauan dan pendataan WNA/WNI keturunan, NGO (LSM) dan
Lembaga Asing
d. Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan:
1) Penyuluhan kepada masyarakat dengan kegiatan koordinasi forum-
forum diskusi Politik
2) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)
3) Tim koordinasi Kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah
4) Forum Komunikasi Antar Partai (FKAP)
e. Program Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat dengan
kegiatan:
1) Pembinaan dan fasilitasi ketertiban masyarakat
2) Pengawasan dan pengendalian keamanan
![Page 21: 12.-BAB-VI-LKPJ-2012-TUP](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051114/55cf98d1550346d03399d511/html5/thumbnails/21.jpg)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun Anggaran 2012
412
f. Program Penegakan Hukum dengan kegiatan:
1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran perda
2) Operasi penertiban
6. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanganan
Dalam upaya meningkatkan ketentraman dan ketertiban, komunikasi dan
koordinasi dengan instansi terkait selalu diilakukan, sehingga penanganan
permasalahan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan secara
optimal. Instansi terkait meliputi Kepolisian, TNI, PPNS, dan Polisi Pamong
Praja.