1. karies email dan karies sekunder punya rian gt
Post on 28-Oct-2015
456 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
·Karies
Pengertian
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu
proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari
substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan
perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga
membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada
proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai
pada permukaan gigi dan waktu.
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke
dentin. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan
kerusakan bahan organiknya. Proses ini ditandai timbulnya white spot pada permukaan gigi. White spot
merupakan bercak putih pada permukaan gigi. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila
tidak segera dibersihkan dan ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa
yang berisi saraf dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa
mati.
Klasifikasi
Karies memiliki kedalaman yang berbeda. Derajat keparahannya dikelompokan menjadi:
·Karies pada email
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada ransangan yang berasal dari makanan
atau minuman yang dingin akan terasa linu.
·Karies pada dentin
Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan. Apabila sisa makanan
disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
· Karies pada ke pulpa
Gigi terasa sakit terus menerus sifatnya tiba tiba atau muncul dengan sendirinya. Rasa sakit
akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang rasa sakit
Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)
·Karies Superfisialis
dimana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
Gambar. Karies Superfisialis
·Karies Media
dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
Gambar. Karies Media
·Karies Profunda
dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai
pulpa.
Gambar. Karies Profunda
Menurut ICDAS, karies diklasifikasikan :
·D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering
·D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah
·D3, karies mencapai email
·D4, karies hampir menyerang dentin (mencapai DEJ)
·D5, karies menyerang dentin
·D6, karies menyerang pulpa
Dengan adanya prinsip minimal intervensi maka berkembang klasifikasi karies yang baru yang
dapat membantu penatalaksanaannya dimana prinsip GV Black “extention for prevention” sudah tidak
digunakan lagi. Klasifikasi ini mengkombinasikan site dan size.
Klasifikasi site yaitu pada permukaan yang sering terjadi akumulasi plak. Oleh karena itu, untuk
klasifikasi site yaitu site 1 pada daerah oklusal, site 2 daerah approksimal, dan site 3 pada daerah
servikal. Klasifikasi size sebagai suatu proses perkembangan lesi karies yaitu size 0, size 1, size 2, size
3, dan size 4.
Tabel Klasifikasi Karies
Untuk memperkirakan hubungan antara klasifikasi Black dengan konsep site dan size modern dapat
dijelaskan sebagai berikut :
·Site 1 : Size 0, 1, 2, 3 dan 4 – karies pit dan fisur
·Lokasi kavitas pada permukaan oklusal gigi posterior atau ada kerusakan enamel yang kecil, atau
dengan kata lain permukaan yang tidak halus pada gigi.1
·Klas I Black - klasifikasi Black dimulai dengan Site 1, Size 2 (1.2).
·Site 2: Size 0, 1, 2, 3 dan 4 – Lesi approksimal berhubungan dengan daerah kontak
·Kavitas berada di permukaan approksimal beberapa gigi (anterior ataupun posterior), atau pada
daerah kontak diantara dua gigi.
·Klas II Black – lesi terjadi pada gigi posterior saja. Karena sulitnya identifikasi dan keterbatasan
bahan maka tidak menggunakan Size 0 atau 1 maka klasifikasi Black di mulai dengan Site 2,
Size 2 (2.2).
·Klas III Black – lesi yang terjadi pada gigi anterior.
·Klas IV Black – perluasan dari lesi Klas III meliputi sudut insisal atau tepi insisal dari gigi
anterior. Site 2, Size 4 (2.4).
·Site 3: Size 0, 1, 2, 3, dan 4 – Lesi-lesi servikal1
·Lesi berada pada daerah servikal termasuk permukaan akar yang tersingkap diikuti resesi.
·Klas V Black site 3 dan size 2.
Gambar. Mahkota premolar memperlihatkan adanya 3 sites awal terjadinya lesi karies. (Mount, 1998).
Faktor Etiologi Karies
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat
(makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila
terjadi interaksi antara keempat faktor berikut.
·Host (gigi dan saliva)
Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam. Permukaan email terluar
lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur
email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Variasi morfologi gigi juga
mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Di ketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang
merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun
bakteri akan mudah tertumpuk disini.10Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies.
Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis,
dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi
dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga
mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat turnbuh dan berkembang biak.
Mineral-mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi. Enzim-enzim
mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat
membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya. Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu
saliva cenderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan dapat
mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang baik akan cenderung
membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan makanan.
Dengan kata lain, sebagai pelarut dan pelumas
·Substrat atau diet
Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan
dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
memproduksi asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung
lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting
untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.
·Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu
lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu
matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi
mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling
banyak dijumpai adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan
Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai juga Lactobacillus dan
beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak sehingga plak
terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel (30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya
karbohidrat, sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat.
·Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan
Tindakan
·Penambalan
Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan dengan sendirinya,
dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan ke fungsi
pengunyahan semula dengan melakukan pemboran, yang pada akhirnya gigi tersebut akan ditambal.
Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah pembersihan gigi yang karies
yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi yang sehat di sekelilingnya, karena
biasanya bakteri-bakteri penyebab karies telah masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi ulang. Tambalan terbuat
dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi atau di sekeliling gigi. Umumnya bahan-bahan
tambalan yang digunakan adalah perak amalgam, resin komposit, semen ionomer kaca, emas tuang,
porselen. Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi belakang,
karena sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak mahal dan
bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal tetapi lebih kuat dan bias digunakan pada karies
yang sangat besar. Campuran damar dan porselen digunakan untuk gigi depan, karena warnanya
mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal dari pada perak
amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah. Kaca
ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan ini diformulasikan untuk
melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang cenderung mengalami
pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak
karena penggosokan gigi yang berlebihan.
·Pencabutan
Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sudah sukar dilakukan,
maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut. Dalam proses pencabutan
maka pasien akan dibius, dimana biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang
dibius saja yang mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien tidak
merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.
Karies Email
Karies email merupakan karies yang pertama kali terlihat secara klinis pada permukaan email berupa
lesi putih tanpa kavitas disebabkan oleh pelebaran mikropori akibat demineralisasi oleh asam.1
Gambar 2. Karies Email2
Diagnosis1,2
· Karies gigi dengan kedalaman email belum menunjukkan adanya gejala, baik ngilu maupun rasa
sakit.
· Terlihat gambaran lesi bercak putih pada permukaan gigi bila dilewatkan sonde dapat tersangkut
atau tidak.
Terapi1
· Aplikasi fluor
Pemberian fluor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara sistemik dan secara topikal. Pembe-
rian sistemik biasanya dilakukan pada ibu hamil atau anak-anak. Pemberian secara topikal di -
lakukan dengan pembubuhan atau pengulasan larutan flour pada permukaan email.
Sediaan fluor yang diaplikasikan dalam bentuk natrium fluorida 2% yang tersedia di pasaran dalam
bentuk gel. Sebelum dilakukan aplikasi seluruh permukaan gigi harus diprofilaksis. Isolasi dengan
cotton roll atau rubber dam, keringkan seluruh permukaan gigi dengan semprotan angin. Ulaskan
natrium fluorida 2% pada permukaan gigi, biarkan selama 3-5 menit. Setelah aplikasi, pasien diin-
struksikan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit.
· Fissure sealant bila lesi berada pada daerah fissure
· Penambalan dengan Glass lonomer
Menurut Standar ISO, ada tipe Glass lonomer, yaitu Tipe I Glass lonomer Lutting Agent digunakan
untuk penyemenan mahkota, Tipe II untuk penambalan karies kelas III dan IV, Tipe II Bis Rein-
forced dapat digunakan untuk semua gigi atau untuk pembuatan pasak, Tipe III Cavity Liner digu-
nakan sebagai fissure sealant. Kecuali untuk tambahan pedodontik dan geriatrik, Glass lonomer
tidak disarankan digunakan pada penambalan Kelas IV, Kelas II, dan Kelas VI.
Ada dua teknik yang dapat digunakan pada penambalan dengan Glass lonomer, yaitu Atraumatic
Restorative Treatment (ART) dan dengan prosedur preparasi seperti biasa. Prinsip kerja ART
adalah menghilangkan jaringan karies hanya menggunakan instrument tanpa pengeboran dan kemu-
dian menambal kavitas dengan Glass Ionomer. ART diindikasikan pada karies pada gigi vital yang
baru mencapai dentin, letak gigi memungkinkan masuknya instrumen, serta tidak ada abses, fistel,
dan sejenisnya. Pada Glass Ionomer dengan preparasi, dilakukan preparasi pad akavitas sampai tepi
karies sehingga jaringan karies tidak karies lagi dilanjutkan dengan dentine conditioning dengan
cairan Glass Ionomer yang diencerkan.
· Penambalan dengan komposit
Preparasi untuk tambahan komposit dilakukan seminimal mungkin hanya membuang jaringan
karies dan sedikit jaringan sehat gigi agar tepi kavitas berada pada jaringan gigi yang berkondidi
baik. Sudut-sudut kavitas dibuat membular, serta boks untuk kavitas Kelas II. Komposit
diaplikasikan sekaligus untuk tambalan dangkal (maksimal 2 mm) atau selapis demi selapis atau
secara seksional untuk tambahan dalam.
Referensi:
1. Usri, K, dkk. Karies Terbatas pada Email. Dalam: Diagnosis & Terapi Penyakit Gigi dan Mulut
Edisi 2. Jakarta. LSKI. 2010; 37, 137, 147-149.
2. Riyanta, S. 2011. Apa yang Anda Ketahui Tentang Karies Gigi? Diunduh dari:
http://pdgicabwngr.blogspot.com/2011/10/apa-yang-anda-ketahui-tentang-karies.html, diakses pada
tanggal 13Agustus 2013.
KARIES SEKUNDER
Karies sekunder adalah lesi pada tepi restorasi yang telah ada sebelumnya. Pemeriksaan
histologis menunjukan suatu demineralisasi jaringan sepanjang dinding kavitas. Karies sekunder
berbeda dengan 3 wall lesions F dan merupakan hasil dari suatu microleakage. Dan juga berbeda dengan
residual karies yang merupakan sisa jaringan terdemineralisasi yang tertinggal saat preparasi kavitas.
Karies sekunder muncul pada area penumpukan plak. Karena alasan inilah, batas cervical dari tambalan
yang umumnya terkena (Edwina, 2001).
· Mekanisme terjadinya karies sekunder
1. Proses terjadinya karies Menurut Teori Kimia parasit (WD. Miller)
Enzim dalam air ludah seperti amilase, maltose akan mengubah polisakarida menjadi glukose dan
maltose. Glukosa akan menguraikan enzim-enzim yang dikeluarlan oleh mikroorganisme terutama
laktobasilus dan streptokokus akan menghasilkan asam susu dan asam laktat, maka pH rendah dari
asam susu (pH 5,5) akan merusak bahan-bahan anorganik dari email (93 %) sehingga terbentuk lubang
kecil (Yuwono, 1993). Predisposisi untuk terjadinya karies gigi yaitu Keadaan gigi yang porus, lunak
(Hipoplasia), adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramen saekum, posisi gigi yang tidak teratur, pada
wanita hamil, penderita penyakit Diabetus militus, rematik dan lain lain
2. Teori endogen-pulpogene phospatase (Csernyei, 1932).
· Penyebab-penyebab karies sekunder
Kegagalan restorasi resin komposit yang menyebabkan kebocoran dari resin komposit, dikarenakan:
1. Perbedaan masing-masing koefisien thermal ekspansi diantara resin komposit, dentin, dan enamel.
2. Penggunaan oklusi dan pengunyahan yang normal .
3. Kesulitan karena adanya kelembaban, mikroflora yang ada, lingkungan mulut bersifat asam.
(Hermina, 2003)
4. Adanya mikroleakage, yang merupakan suatu celah berukuran mikro antara bahan restorasi dengan
struktur gigi, sehingga margin restorasi terbuka serta (Yuwono, 1990).
5. Adaptasi yang buruk, yang menyebabkan masuknya cairan oral, bakteri maupun toksinnya sehingga
menyebabkan karies sekunder (Sularsih, 2007).
· Tindakan restoratif yang bisa dilakukan pada karies sekunder
Diagnosis dari sekunder karies merujuk pada penempatan kembali dari restorasi. Diagnosis dan
perawatan harus mengikuti prosedur yang sama seperti lesi karies primer yaitu dengan replacement
seluruh restorasi (Mjor,2006).
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
· Tes sondasi dilakukan dengan menggunakan ujung sonde yang tajam dengan menggoreskan di dasar
kavitas. Bila terjadi perforasi pulpa biasanya pasien akan kesakitan
· Tes perkusi dilakukan dengan mengetuk pelan permukaan oklusal atau incisal darigigi yang diduga
mengalami karies Dan gigi di sebelahnya menggunakan ujung tangkai kaca mulut untuk mendeteksi
adanya nyeri.
· Tes palpasi dilakukan dengan meraba jari telunjuk sepanjang mukosa fasial dan lingual di atas region
apical gigi. Nyeri pada saat palpasi bisa saja menunjukan adanya suatu abses pada tulang alveolar
stadium lanjut atau penyakit periapikal lainnya. Palpasi juga dapat menunjukan pembengkakan yang
tidak disertai nyeri.
top related