thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34838.docx · web viewnaskah publikasi untuk memenuhi...
Post on 15-Mar-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMUKESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2010-2013
Naskah PublikasiUntuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ELIANA ELITA20100320014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014
GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMUKESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2010-2013
Naskah PublikasiUntuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ELIANA ELITA20100320014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMUKESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2010-2013
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:
26 Agustus 2014
Oleh:
ELIANA ELITA
20100320014
Penguji
Sutantri, S.Kep., Ns, M.Sc (.................................)
Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns, M.Med.Ed (................................)
MengetahuiKetua Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Sri Surmayani, Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC)
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta :
Nama : Eliana Elita
No. Mahasiswa : 20100320014
Judul : Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan
2010-2013.
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis teliti ini merupakan
hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapu kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah sebutkan dalam teks
yang dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah.
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme,
maka penulis bersedia mandapatkan sanksi.
Demikina harap maklum.
Yogyakarta, 16 juni 2014
Yang membuat pernyataan
Eliana Elita
iii
Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2010-2013
¹Eliana Elita, ²Sutantri
¹Mahasiswa Psik UMY, ²Dosen Pengajar PSIK UMY
Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INTISARI
Latar belakang: Perilaku merokok merupakan perilaku yang dapat membahayakan kesehatan. Perilaku seseorang tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Perilaku merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat di indonesia. Perilaku merokok setiap tahun mengalami peningkatan dan usia mulai merokok semakin muda, bukan hanya laki-laki, melainkan juga dilakukan oleh perempuan. Saat ini sering di jumpai mahasiswa yang merokok di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Umumnya mahasiswa-mahasiswa berasal dari luar kota yang tinggal di kost atau mengontrak rumah. Berkaitan dengan itu, maka di perlukan pembahasan mengenai perilaku merokok pada mahasiswa, khususnya PSIK FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2010-2013. Metode: : Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimen dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa PSIK 2010-2013 yang aktif merokok. Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling berjumlah 59 orang, data diambil dengan menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan analisa univariat.Hasil: Hasilnya menunjukkan perilaku merokok mahasiswa perilaku merokok sedang (64,4%). Kesimpulan: Perilaku perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari termasuk dalam kategori perilaku perokok sedang (64,4%) dan perokok ringan (35,6%).
Kata kunci: Perilaku, Merokok
iv
Description of smoking behavior of nursing students of the faculty of medicine and health sciences university muhammadiyah yogyakarta forces
from 2010-2013.
¹Eliana Elita, ²Sutantri
Nursing student, school of nursing, faculty of medicine, Muhammadiyah University of Yogyakarta1, Lecture at community nursing, school of nursing
muhammadiyah university of yogyakarta2.
Student Research Project, School of Nursing Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2014
ABSTRACK
Purpose: Smoking behavior is the behavior may harm health. Person’s behavior will not be separated from the influence of the environment. Smoking behavior is the usual for most people indonesia. Behavior smokers each year has increased and increasingly young age started smoking, not have to be very male, but also done by women. Currently often encountered students who smoked at muhammadiyah university of yogyakarta. Students generally come from outside the city who live in boarding house or rent a house. Method: Associated with it, max in need of discussion about smoking behavior of students, especially PSIK FKIK muhammadiyah university of yogyakarta. Purpose of this study is to describe the smoking behavior of students PSIK FKIK yogyakarta muhammadiyah university class of 2010-2013 is to use descriptive design involving 59 students were active smokers.Discussion: The result showed smoking behavior students smoking behavior is being (64,4%). Result: The result of this research was the need for the method quit smoking on the studens.
Keywords: Behavior, Smoking.
v
A. PENDAHULUAN
Prevalensi merokok berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan data dari
tobacco atlas tahun 2005 remaja laki-laki yang merokok sebesar 38% dan
remaja perempuan merokok sebesar 5.3% (Eriksen et al, 2005)2. Data WHO
tahun 2008 menyebutkan bahwa remaja laki-laki yang merokok sebesar 63%
dan remaja perempuan yang merokok sebesar 4.5%12.
Menurut data WHO pada tahun (2008), Indonesia menempati urutan
ketiga setelah China dan India pada sepuluh negara perokok terbesar di
dunia12. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 65 juta perokok. Sementara
itu, China 390 juta perokok dan India 144 juta perokok (Eriksen et al, 2010)2.
Konsumsi rokok di Indonesia memberikan sumbangan masalah kesehatan
global dengan menjadi negara ke empat yang mengkosumsi rokok tertinggi di
mana sesudah China, Rusia, dan Amerika serikat (Eriksen et al, 2012)2.
Jumlah rokok yang di konsumsi orang Indonesia sebanyak 261 miliar batang
rokok pertahun1.
Hasil penelitian selama beberapa tahun terakhir juga menunjukkan
bahwa kebiasaan merokok telah dimulai sejak masa remaja, bahkan dari
tahun ke tahun menunjukkan awal usia merokok semakin muda. Departemen
Kesehatan (Depkes, 2004) Melaporkan bahwa awal usia merokok pada tahun
1995 rata-rata pada usia 18.8 tahun dan pada tahun 2001 turun menjadi 18.3
tahun, lebih lanjut lagi WHO (2012) melaporkan bahwa awal usia merokok
turun lagi menjadi 17 tahun. Umur mulai merokok pada usia anak-anak
1
2
mengalami peningkatan, dan juga umur mulai merokok pada remaja dan
dewasa muda mengalami peningkatan.
Menurut Riskesdas 2007 dan 2010 usia mulai merokok pada remaja
yang tertinggi pada usia 15-19 tahun (33.1% pada tahun 2007 dan 43.3%
pada tahun 2010) juga merupakan perokok yang tertinggi dari seluruh
kelompok umur5. Hal ini tentunya bisa menjadi bom waktu di masa
mendatang, dikarenakan kebiasaan merokok di usia muda menjadi faktor
penyebab utama kebiasaan merokok di usia dewasa dan juga timbulnya
penyakit seperti kanker berhubungan erat dengan lamanya merokok dan
banyaknya rokok yang dikonsumsi (Royal College Physician), 2007; United
States Departement of Health and Human Services (USDHHS, 2012)6.
Tingginya prevalensi merokok pada remaja di Indonesia juga
dipengaruhi oleh kurangnya regulasi tentang pengendalian tembakau. Seperti
diketahui, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Pasifik yang
belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
(Aditama et al, 2008)3. Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
merupakan acuan pengendalian tembakau di tingkat global maupun nasional.
Pokok-pokok kebijakan FCTC adalah peningkatan cukai rokok, pelarangan
total iklan rokok, penerapan kawasan tanpa rokok yang komprehensif,
pencantuman peringatan kesehatan berupa gambar pada bungkus rokok,
membantu orang yang ingin berhenti merokok, dan pendidikan masyarakat.
Akibat belum ditandatanganinya FCTC oleh Indonesia, industri rokok
3
memiliki kebebasan yang hampir absolut di Indonesia dalam memasarkan
rokok. Akibatnya, jumlah anak-anak dan remaja perokok terus meningkat3.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat
merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Pada waktu
merokok seseorang menghisap kurang lebih 4.000 bahan kimia yang
berbahaya (Kuncoro, 2007)4. Sari (2007) menuliskan bahwa di dunia setiap
tahunnya ditemukan 2.2 juta kematian akibat Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK)11. Penyakit itu mereka dapat dari kebiasaan merokok yang sudah
bertahun–tahun. Angka kematian akibat rokok ini setiap tahun akan terus
meningkat seiring dangan bertambahnya jumlah perokok11.
Banyak faktor yang menyebabkan remaja merokok, mahasiswa yang
rata–rata berusia 18–21 tahun masih tergolong usia remaja. Teori Eriksen
mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa di mana seseorang mencari
jati diri1. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan
psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya
masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir
pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007)6. Menurut Mu’tadin (2002)
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok. Faktor-
faktor tersebut adalah karena pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya,
faktor kepribadian dan pengaruh iklan rokok (Ahsan 2010 dalam Natalia
2011)7.
4
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui
“gambaran perilaku merokok pada mahasiswa PSIK FKIK Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2010-2013”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada mahasiswa PSIK
FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2010-2013
B. METODE PENELITIANDesain penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental sederhana.
Pengumpulan data di lakukan dengan cross sectional, dimana peneliti
membagikan kuesioner kepada responden mahasiswa laki-laki PSIK FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2010, 2011, 2012 dan
2013 melalui pertanyaan terstruktur pada kuesioner.
Populasi di dalam penelitian ini adalah 59 mahasiswa PSIK FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang perokok. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Pada penelitian ini
populasi berjumlah 59 orang sehingga jumlah sampel sebagai responden
dalam penelitian berjumlah 59 orang.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni-juli 2014. Variabel
dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu perilaku merokok.
Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok menggunakan skala
Ordinal . Intrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (kuesioner
data demografi dan perilaku merokok).
Analisis univariat untuk menganalisis data karakteristik demografi
yang akan ditampilkan dengan frekuensi dan persentase. Mean dan standar
5
deviasi akan digunakan untuk menganalisis nilai rata-rata perilaku merokok
setelah diberikan kuesioner.
C. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini usia, jenis kelamin,
angkatan dan anggota keluarga yang merokok.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Jumlah Persentase %
Jenis kelaminLaki-laki 59 100Total 59 100Usia (tahun)181920212223
32117864
5.135,628,813,510,26,8
Total 59 100Anggota keluarga yang merokokIyaTidak
3326
55,944,1
Total 59 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 1 menurut jenis kelamin responden, didapatkan
bahwa jumlah responden laki-laki adalah dengan jumlah 59 orang
(100%)., kebanyakan responden usia 19 tahun sebanyak 21 orang (35,6%).
berdasarkan dari karakteristik aggota keluarga yang merokok sebanyak 33
orang (55,9%).
6
2. Perilaku merokok
Distribusi frekuensi perilaku merokok responden dan prosentase
responden berdasarkan usia pertama kali merokok, usia mulai merokok
secara rutin, jumlah batang rokok yang di hisap setiap hari.
Tabel 2 Distribusi karakteristik perilaku merokok responden.Karakteristik Jumlah Persentase
%Usia pertama kali merokok (tahun)5-9 tahun10-14 tahun15-19 tahunTotal
3332359
5,155,939,0100
Usia mulai merokok secara rutin (tahun)10-1415-19TotalJumlah batang rokok yang dihisap perhari (batang)≤ 10 11-20 Total
352459
213859
59,340,7100
35,664,4100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2 di atas perilaku merokok responden pada
penelitian ini mulai merokok pada usia 10-14 tahun (53,9%) selain itu,
usia mulai merokok secara rutin pada usia 10-14 tahun (59,3%). Rata-rata
jumlah batang rokok yang dihisap responden perhari berdasarkan perilaku
merokok responden pada penelitian ini memiliki perilaku merokok sedang
(64,4%). Hal ini menunjukkan bahwa responden sebelum menjadi
mahasiswa PSIK FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah
aktif menjadi perokok aktif.
7
Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku merokok responden dan prosentase responden berdasarkan waktu merokok, keadaan merokok, keluarga yang merokok, cara mendapatkan rokok, memperkenalkan rokok, pengaruh teman, pengaruh media dan situasi ingin merokok.
Karakteristik Jumlah Persentase %
Waktu merokokTidak ada waktu-waktu khususSetiap kali dikasih rokok sama temanTotal
2633
59
44,155,9
100
Keadaan merokokSaat merasa bosanSaat stress/kesal/marahTotal
362359
61,0
100
Cara mendapatkan rokokTemanMembeli sendiriMengambil milik orang tuaTotal
3621259
55,944,1100
Pengaruh temanIyaTidak Total
45 14
59
76,323,7100
Pengaruh mediaIya Tidak Total
481159
81,418,6100
Situasi ingin sekali merokokKarena orang tua yang merokokKarena teman yang merokokKarena iklan rokokTotal
25191559
42,432,225,5100
Sumber : Data Primer, 2014
Hasil analisa kuesioner, menunjukkan bahwa rata-rata waktu
merokok responden setiap kali dikasih rokok sama teman sebanyak
(55,9%). Situasi yang membuat responden merokok saat merasa bosan
8
(61,0%) dan melihat orang tua yang merokok (42,4%). Selain itu,
responden mendapatkan rokok dengan cara diberi oleh teman (61,0%).
Responden merokok karena pengaruh teman sebaya (76,3%) dan ada juga
sebagian responden di pengaruhi oleh iklan rokok (81,4%). Banyak orang
terdorong menjadi perokok pemula karena untuk menyesuaikan diri pada
sebuah komunitas pergaulan.
Tabel 4 Distribusi frekuensi perilaku merokok responden dan prosentase responden berdasarkan keinginan untuk berhenti merokok, metode yang digunakan untuk berhenti merokok, lama berhenti merokok dan penyebab kegagalan berhenti merokok.
Karakteristik Jumlah Persentase %
Usaha berhenti merokok (kali)1-2 kali3-5 kaliTotal
33 26
59
55,944,1100
Metode berhenti merokokpermenBerusaha mengurangi jumlah konsumsi rokok secara bertahapTotal
4117
59
71,228,8
100
Lama berhenti merokok≤ 1 bulan1-3 bulan4-6 bulanTotal Tingkat keberhasilan berhenti merokokTidakTotal
33 23
359
59100
55,939,05,1100
100100
Penyebab kegagalan berhenti merokokTidak tahu caranyaSulit berkonsentrasiIklan rokokTotal
25191559
42,432,225,4100
9
Sumber: Data Primer
Rata-rata responden pernah mencoba untuk berhenti merokok
dan paling banyak mereka pernah mencoba berhenti merokok sebanyak
1-2 kali (71,2%). Metode yang digunakan untuk berhenti merokok
adalah dengan permen (50,8%) Selain itu, lama berhenti merokok
dalam penelitian ini kurang dari 1 bulan (55,9%). Dalam penelitian ini
penyebab kegagalan berhenti merokok adalah tidak tahu
caranya(42,4%). Hal ini menunjukkan tidak ada responden yang
berhasil berhenti merokok secara total.
D. PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa PSIK
FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan seluruh
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 orang (100%). Penelitian
Baldwin (2002) dan Welle (2004) cit Amelia (2009), menyebutkan
perilaku merokok pada laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Hal ini berkaitan dengan stress yang dialami laki-laki. Remaja
pada umumnya memiliki stress yang sama akan tetapi perempuan
menunjukan kecemasan ketika stress sedangkan laki-laki menunjukkan
perilaku agresif sehingga cenderung untuk melakukan perbuatan negatif
seperti merokok dan minum alkohol (Ramdhani, 2013). Hasil tersebut juga
didukung Data WHO 2006 yang menunjukkan prevalensi perokok laki-
laki diatas 15 tahun lebih tinggi dibandingkan perokok perempuan
10
sebanyak 61,7% perokok laki-laki dan 5,2% perempuan. Pada tahun 2009
jumlah perokok laki-laki di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak
65,9% dan perokok perempuan justru mengalami penurunan sebanyak
4,5% (Rosdiana, 2011).
Usia responden pada penelitian ini berkisar antara 18-23 tahun
yang masih tergolong remaja petengahan dan remaja akhir. Usia responden
paling banyak adalah usia 19 tahun (35,6%) karena sebagian besar
responden berasal dari angkatan 2012 dan angkatan 2013. Responden pada
penelitian ini mengenal rokok dari anggota keluarga yang merokok ,
sebagian besar anggota keluarga responden yang merokok sebanyak
(55,9%). Hal ini menunjukkan bahwa responden sebelum menjadi
mahasiswa PSIK FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah
aktif menjadi perokok.
2. Perilaku merokok
Perilaku merokok seseorang tentu dapat dilihat dari usia pertama
kali merokok pada penelitian ini 10-14 tahun. Berdasarkan data Riskesdas
tahun 2010 terjadi kecenderungan peningkatan umur mulai merokok pada
usia lebih muda. Pada tahun 1995 rata-rata umur mulai merokok dari umur
18,8 tahun, menjadi 18,3 tahun 2001, kemudian tahun 2010 menjadi 17,6
tahun dan menurut GATS tahun 2011 rata-rata umur merokok menjadi 17
tahun (WHO, 2012 dan Depkes RI ,2004, 2010).
Usia pertama kali merokok seseorang akan mempengaruhi intensi
dan perilaku merokoknya yang disebabkan ketergantungan akibat nikotin
11
yang terdapat didalam tembakau. Pada penelitian ini usia pertama kali
merokok responden paling banyak yaitu usia 10-14 tahun (53,9%). Dalam
penelitian Amelia (2009) menyebutkan usia pertama kali merokok pada
umumnya berkisar antara 11-13 tahun.
Perilaku merokok seseorang tentu dapat dilihat dari jumlah rokok
yang dihisapnya, seberapa banyak seseorang merokok dapat diketahui
melalui intensitas merokoknya. Maka tinggi rendahnya perilaku merokok
seseorang dapat dilihat dari intensitas merokoknya. Tipe perokok menurut
Smet (dalam kemala, 2007) yaitu : 1) Perokok ringan, merokok 1-10
batang sehari, 2) Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari, 3)
Perokok berat, merokok 21-30 batang sehari dan 4) perokok sangat berat,
merokok lebih dari 30 batang sehari. Hasil penelitian ini menunjukkan
sebagian besar perokok di PSIK FKIK Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta mengkonsumsi rokok sebanyak 11-20 batang perhari atau
termasuk dalam kategori perokok sedang akan tetapi tidak terdapat
mahasiswa yang termasuk dalam kategori perokok berat.
Jumlah batang rokok yang dihisap atau frekuensi merokok
seseorang akan mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk berhenti
merokok. Semakin muda orang mulai merokok kemungkinan untuk
berhenti merokok akan lebih rendah karena efek ketergantungan yang
diakibatkan nikotin di dalam rokok, apabila dilakukan penghentian
merokok secara mendadak akan menimbulkan efek seperti gemetar, keluar
12
keringat, cepat marah, cemas, frustasi dan insomnia atau biasa dikenal
dengan withdrawals symptom (Syafiie, Frieda, & Kahija, 2009).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan penelitian Elizabeth (2010)
cit Rosita, Suswardany dan Abidin (2012), mengatakan semakin sering
frekuensi merokok seseorang maka semakin tinggi kandungan nikotin
dalam tubuh. Semakin sering orang menghisap rokok secara berulang-
ulang maka nikotin dalam tubuh akan lebih kuat untuk memberikan
perasaan yang positif.
Semua responden pada penelitian ini pernah mencoba untuk
berhenti merokok. Mereka paling banyak pernah mencoba berhenti
merokok sebanyak 1-2 kali (71,2%) dan paling sedikit 3-5 kali mencoba
berhenti merokok sebanyak (28,8%) dengan metode yang paling banyak
mereka gunakan adalah dengan menggunakan permen 30 orang (50,8%).
Hasil survey yang dilakukan oleh LM3 (Lembaga
Menanggulangi Masalah Merokok), dari 375 responden yang dinyatakan
66,2% perokok pernah mencoba berhenti merokok, tetapi mereka gagal.
Kegagalan ini disebabkan berbagai macam; 42,9% tidak tahu caranya,
25,75% sulit berkonsentrasi dan 2,9% terikat oleh sponsor rokok. Dalam
penelitian ini penyebab kegagalan berhenti merokok adalah tidak tahu
caranya(42,4%), karena sulit berkonsentrasi (32,2%) dan karena iklan
rokok (25,4%).
Dalam penelitian ini tidak ada yang berhasil berhenti merokok
(100%). Lama berhenti merokok dalam penelitian ini kurang dari 1 bulan
13
(55,9%), 1-3 bulan (39,0%) dan 3-6 bulan (5,1%) akan tetapi tidak ada
yang berhasil berhenti merokok secara total. Motivasi awal untuk berhenti
merokok dapat diperoleh dari berbagai macam sumber dan setiap individu
berbeda-beda misalnya melalui kesadaran diri dan penyakit fisik yang
memiliki resiko kematian tinggi (Safiee, Frieda dan Kahija, 2009).
Hasil analisa kuesioner, menunjukkan bahwa rata-rata responden
merokok saat merasa bosan sebanyak (61,0%) dan saat stress/kesal/marah
sebanyak (39,0%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa
PSIK FKIK UMY didapatkan waktu merokok responden dalam sehari
yaitu setiap kali diberi rokok sama teman sebanyak (55,9%). Rokok
membuat mereka merasa lebih diterimah oleh banyak orang (Mu’tadin,
2002). Dari fakta tersebut ada 2 kemungkinan yang terjadi, pertama
mahasiswa menjadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-
teman mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang
akhirnya mereka semua menjadi perokok. Di antara perokok terdapat 87%
sekurang-kurangnya mempunyai satu atau lebih sahabat yang perokok
(Widianti, 2009).
Hambatan yang paling besar pengaruhnya dalam motivasi
seorang untuk berhenti merokok adalah hambatan secara fisik dan sosial.
Bertambahnya berat badan, stres, susah tidur dan lain-lain yang
menyebabkan seseorang tetap memepertahankan perilaku merokoknya.
Gejala-gejala yang disebut withdrawal syndrome yang disebabkan oleh
kertergantungan tubuh oleh nikotin dalam rokok. Sedangkan hambatan
14
sosial seperti kurangnya kontrol dari orang tua, kurangnya kepercayaan
diri serta untuk mendapatkan pengakuan sosial dari teman sepergaulan
menjadi faktor penghambat mereka untuk berhenti merokok.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kekuatan penelitian
a. Penelitian tentang perilaku merokok pada mahasiswa PSIK UMY
angkatan 2010-2013 belum pernah dilakukan khususnya pada fakultas
Kedokteran dan ilmu kesehatan UMY.
2. Kelemahan penelitian
a. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah menentukan pertanyaan
kuesioner yang sesuai dengan tingkat umur, tingkat pemahaman dan
tingkat pendidikan berdasarkan ilmu yang didapatkan pada setiap
angkatan.
b. Ketidak seriusan responden dalam mengisi kuisioner pada penelitian ini
akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kompas.com. (2013). Konsumsi Rokok Indonesia Masuk Kondisi Darurat. (Online) (http://health.kompas.com/read/2013/06/24/2106277/Konsumsi.Rokok. Indonesia. Masuk Kondisi Darurat) Diakses 13 Oktober 2013.
2. Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
3. Jaya, M. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. 1st ed. Yogyakarta: Riz’ma.
4. Dewi H.E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
15
5. Notoatdmojo. (2007). Perkembangan remaja. Jakarta: Rineka cipta.6. Komalasari, D dan Helmi,AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
Merokok pada Remaja Jurnal psikologi, UGM 2. Yogyakarta: UGM Press.
7. Dewi H.E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
8. Istiqomh, U. (2003). Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta: Setiaji
9. Natalia, M. (2011). Minimal, ada 65 juta orang merokok tiap hari. Diunduh pada 29 desember 2014 dari http://nasional.kompas.com/read/2011/07/27/12081690/ minimal ada 65juta orang merokok tiap hari.
10. Widianti, A. (2009). Hubungan lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok remaja di SMU N 11 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
11. Sari, M. (2007). PPOK terjadi karena asap rokok. (Online) (http://wartakota.co.id/detail/2011/06/10617PPOKterjadi_karena_asap rokok.shtml) Di akses 13 November 2013.
12. WHO, (2000). Guidelines for controlling and monitoring the Tobacco epidemic.
13. Wong, D.L.dkk. (2006). Buku ajar keperawatan pediatrik. Volume 1. Jakarta: EGC.
14. Widianti, A. (2009). Hubungan lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok remaja di SMU N 11 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
15. Wellman, robert j., david B. Sugarman, joseph r. Difranza, dan jonatahan p. Winickoff. (2006). “the extent to which tobacco marketing and tobacco use in films contribute to childresn’s use of tobacco”. Di unduh dari http://archpedi.arma-assn.org/cgi/reprint/160/12/1285.pdf, tanggal 18 november 2013.
top related