alzheimer w

16
Alzheimer Disease Try Widianto Putra Nugraha H1A212061

Upload: wydhy-nugraha

Post on 18-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Alzheimer Disease

Alzheimer DiseaseTry Widianto Putra NugrahaH1A212061PendahuluanPenyakit Alzheimer (AD) ini dinamai berdasarkan nama penemunya Alois Alzheimer yang merupakan seorang dokter asal jerman. Penyakit ini pertama kali digambarkan pada awal abad ke-20. Hal ini dengan cepat muncul sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Alzheimer diperkirakan merupakan bentuk paling umum dari demensia di Amerika Serikat, saat ini melanda lebih dari 5 juta orang, terutama orang tua, dengan biaya kesehatan yang terkait lebih US $ 100 miliar per tahun. EpidemiologiUsia lanjut merupakan faktor risiko utama AD, dengan prevalensi dua kali lipat setiap 5 tahun antara usia 65 dan 95 tahun dan meningkat dari 2% pada usia 65 tahun sampai 40% pada usia lebih dari 85 tahun (Salawu, et al. 2011).Lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia - 5,5 juta di Amerika Serikat - memiliki penyakit Alzheimer, penurunan memori dan domain kognitif lainnya yang menyebabkan kematian dalam waktu 3 sampai 9 tahun setelah diagnosis. Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, yaitu sekitar 50-56% kasus pada otopsi dan dalam seri klinis EtiologiTerdapat dua kausa yang mendasari perjalanan penyakit dari penyakit alzheimer yaitu pengaruh genetik dan faktor risiko

Patofisiologi-AmyloidPlak serebral dengan -amyloid peptide (A) dan neurites distrofik di bidang terminal neokorteks serta penonjonlan neurofibriler prominent dalam struktur medial lombus temporal merupakan fitur patologis penting dari penyakit Alzheimer. TauNeurofibrillary tangles yang merupakan inklusi filamen di neuron piramidal, terjadi pada penyakit dan gangguan neurodegenerative lainnya disebut tauopathies Alzheimer.

PatofisiologiSynaptic FailurePenyakit Alzheimer merupakan gangguan kegagalan sinaptik. Sinapsis hippocampal mulai menurun pada pasien dengan gangguan kognitif ringan (defisit kognitif yang terbatas sering mendahului demensia) di antaranya sisa profil sinaptik menunjukkan peningkatan kompensasi dalam ukuran.Depletion of Neurotrophin and NeurotransmittersNeurotrophins mempromosikan proliferasi, diferensiasi, dan kelangsungan hidup neuron dan glia, memediasi proses belajar, memori, dan perilaku. Normalnya jumal reseptor neutropin yang tinggi pada neuron kolinergik di basal forebrain akan berkurang pada tahap akhir penyakit Alzheimer.

Manifestasi KlinisHilangnya ingatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari.Mengalami kesulitan dalam perencanaan atau pemecahan masalah.Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang dasar di rumah, di tempat kerja atau di waktu luang.Kebingungan dengan waktu atau tempat.Masalah pemahaman gambar visual dan hubungan spasial.Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis.Lupa tempat menyimpan sesuatu dan kehilangan kemampuan untuk menelusuri kembali sebuah steps.Penurunan atau penilaian yang buruk.Penarikan dari pekerjaan atau kegiatan sosial.Perubahan suasana hati dan kepribadian

Tahapan AlzheimerStage I : No ImpairmentStage II : Very mild decline Stage III: Mild Cognitive DeclineStage IV: Moderate cognitive declineStage V: Moderately severe cognitive declineStage VI: Severe cognitive declineStage VII: Very Severe Cognitive decline

DiagnosisNational Institute of Communicative Disorders and Stroke and Alzheimers Disease and Related Disorders Association (NINCDS-ADRDA) mengeluarkan suatu kriteria untuk memudahkan para dokter untuk memiliki kepastian dalam mendiagnosis AD menjadi probable, possible, dan definite DiagnosisProbable ADPasien bisa pada rentang usia 40-90 tahun dan memiliki penurunan intelektual yang dapat didokumentasikan dengan tes neuropsikologi. Memori dan setidaknya salah satu dari higher brain function berikut ini harus mengalami gangguan, yaitu judgment, bahasa, persepsi atau kognisi.Possible ADKategori ini digunakan apabila kondisi kedua yang mungkin berkontribusi terhadap demensia ada tetapi tidak dianggap sebagai faktor penyebab. Diagnosis klinis possible AD juga dapat digunakan apabila kondisi pasiennya atipikal. DiagnosisDefinite ADKlasifikasi ini digunakan pada pasien yang memenuhi kriteria klinis yang ditemukan adanya neurofibrillary tangles atau senile plaque pada ototpsi atau biopsi.

Tatalaksanadifokuskan pada kelima hal berikut :Mengembangkan Rencana Perawatan Merawat Gejala Perilaku Pengobatan Non-Farmakologi DahuluMengobati Kondisi Co-MorbidMenyediakan End-of-Life Care

Mengembangkan Rencana Perawatan Mengembangkan dan menerapkan rencana perawatan yang berkelanjutan dengan tujuan yang ditetapkan. Diskusikan dengan pasien dan keluarga: Penggunaan cholinesterase inhibitor, NMDA antagonis, dan medikasi lainnya, jika terindikasi secara klinis, rawat penurunan kognitif dengan merujuk ke kelompok-tahap awal atau jasa penitipan orang dewasa untuk kegiatan terstruktur yang sesuai, seperti latihan fisik dan rekreasi.Pada saat ini terdapat tiga cholinesterase inhibitor (ChEIs) dan satu N-methyl-D-aspartat (NMDA) antagonis yang disetujui sebagai monoterapi maupun terapi kombinasi untuk meningkatkan fungsi atau memperlambat penurunan kognitif pada pasien dengan demensia ringan, sedang, atau berat. Bukti apakah respon menguntungkan, terjadi stabilisasi sementara, atau modifikasi terhadap kerusakan setelah administrasi dari Chei atau NMDA antagonis dapat dikumpulkan dengan menggunakan penilaian global klinisi, laporan pengasuh, penilaian neuropsikologis, dan / atau kuesioner status mental, serta dari bukti perubahan perilaku atau fungsional. Berikut merupakan karateristik dari masing-masing ChEIs, mulai dari dosis yang direkomendasikan, efek samping serta keterangan tambahan yang dapat digunakan sebagai konsiderasi dalam memberi pilihan pengobatan bagi pasien serta prinsip dalam meresepkannya:Dari kedua tabel tersebut untuk ChEIs, Donezepil merupakan pilihan yang paling direkomendasikan kepada keluarga pasien, baik 5 mg dan 10 mg dosis dari donepezil, yang diberikan hingga 52 minggu, menghasilkan manfaat kecil tapi signifikan secara statistik dalam kognisi, aktivitas sehari-hari, dan perilaku. Pasien yang menerima setidaknya 16 mg / hari selama 3-6 bulan pengobatan telah stabil atau membaik kognisi. Pasien dengan bradikardia atau bradiaritmia, terutama jika simptomatik, harus hati-hati dievaluasi dan dipantau jika pengobatan dengan ChEIs sedang diberikan karena mereka memiliki peningkatan risiko sinkop atau pusing.Merawat Gejala Perilaku Mengobati gejala perilaku dan gangguan suasana hati menggunakan: pendekatan Non-farmakologis, seperti modifikasi lingkungan, tugas penyederhanaan, kegiatan yang tepat, dll Rujukan ke lembaga pelayanan sosial atau organisasi pendukung, untuk pasien yang mungkin berkeliaran. Untuk berhasil menavigasi perjalanan penyakit Alzheimer yang menantang dan tak terduga, pasien dan keluarga mereka membutuhkan berbagai sumber daya berbasis masyarakat dan perawatan jangka panjang sebagai tambahan dari PCP (Praktisi perawatan primer), perawatan pasien pada tahap awal penyakit Alzheimer mungkin memperoleh manfaat yang signifikan dari penggunaan layanan berbasis masyarakat dengan fokus pada kebutuhan mereka. peneliti menemukan efek positif pada kognisi, mempengaruhi, kesehatan, harga diri, dan stres.Selain itu dengan adanya perawatan gejala perilaku ini didapatkan beberapa keuntungan berupa:lebih sedikit pasien denga perilaku yang sulit-untuk-dikelola dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk mengelola gejala ini lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk berlatih menghadapi kesulitan mengelola memori dan gangguan dalam aktivitas hidup sehari-hari dan, sehingga berkurangnya, beban, kekhawatiran, dan keteganganpembatasan rekreasi y dan konflik antara pengasuhan dan tanggung jawab lainnya yang lebih sedikit (misalnya, persyaratan kerja, kebutuhan keluarga)hubungan yang lebih baik dengan individu yang terkena dan keluargatingkat depresi, kemarahan , overload persepsi dan ketegangan yang lebih renah.Pengobatan Non-Farmakologi DahuluJika pendekatan non-farmakologis terbukti tidak berhasil, Maka barulah menggunakan obat, ditargetkan untuk perilaku tertentu, jika terindikasi secara klinis. Perlu diingat bahwa efek samping dapat serius dan signifikan. Obat harus digunakan hanya sebagai upaya terakhir, jika pendekatan non-farmakologis terbukti tidak berhasil dan mereka secara klinis terindikasi.Pendekatan non-farmakologis untuk Gejala PerilakuAda bukti kuat yang mendukung tindakan-tindakan non-farmakologis untuk pengelolaan penyakit terkait gejala perilaku Alzheimer secara umum, termasuk: Intervensi dini untuk mencegah eskalasi; Tetap tenang, menggunakan suara yang lembut, meyakinkan, dan mempertahankan kontak mata; Memberikan pasien dengan rutinitas yang terstruktur, terprediksi (olahraga, makan, dan tidur harus rutin dan tepat waktu); Gunakan isyarat visual atau hambatan untuk mencegah pengelanturan jalan dan mengarahkan pasien jauh dari daerah yang tidak aman; Jelaskan semua prosedur dan kegiatan perlahan dan sederhana; Menyederhanakan tugas dengan memilah-milah, sehingga menjadi langkah-langkah yang mudah dilakukan; Memungkinkan pasien untuk berpakaian sendiri dan mempertahankan barang-barang kepemilikan mereka; Gunakan kalender, jam, label, atau koran untuk orientasi waktu; Mengurangi rangsangan berlebih, termasuk suara dari TV dan kekacauan rumah tangga; Hindari silau dari jendela dan cermin; Menyediakan lingkungan yang aman bebas dari furniture tajam , lantai licin atau karpet lepas, dan kabel listrik menonjol; Melengkapi pintu dan gerbang dengan kunci pengaman; pasang besi pegangan di toilet dan di kamar mandi; Gunakan pencahayaan untuk mengurangi kebingungan dan kegelisahan pada malam hari; Gunakan distraksi dan pengalihan kegiatan;Menyediakan musik pilihan pasien, terutama saat makan dan mandi.Mengobati Kondisi Co-MorbidMemberikan perawatan yang tepat untuk kondisi medis penyerta. ketika merawat kondisi lain pasien penyakit Alzheimer medis yang kronis dan akut, PCP harus menyadari bahwa penurunan kognitif sering akan berdampak pada kemampuan pasien untuk mengelola kondisi tersebut (misalnya, dengan lupa untuk mengambil obat yang diperlukan), dan akan berdampak terhadap progesivitas penyakit Alzheimer yang berlangsung. Surveilans rutin diperlukan. ahli konsensus menunjukkan bahwa kunjungan perawatan kesehatan harus dijadwalkan setidaknya setiap enam bulan, atau lebih sering jika diperlukan oleh kesehatan pasien.Kapanpun rencana pengobatan baru atau intervensi diberlakukan, PCP harus menilai kemampuan pasien (dan pengasuh) baik untuk memahami dan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Penilaian ulang rutin mensyaratkan PCP melakukan Ulasan pengobatan terhadap kondisi komorbiditas yang ada, termasuk peninjauan administrasi dan dosis obat; Mengevaluasi perubahan akut; dan mengevaluasi masalah yang tak terlaporkan (misalnya, infeksi saluran kemih).Menyediakan End-of-Life Care Memberikan perawatan akhir kehidupan yang tepat, termasuk perawatan paliatif yang diperlukan.13PrognosisDurasi penyakit AD dapat berlangsung dari 3-20 tahun (umumnya 7-10 tahun) progresi yang lambatPasien dapat berada pada early stage selama 1-2 tahun, middle stage selama 2-12 tahun dan late stage selama 1-2 tahun tergantung dari jenis terapi yang ia dapatkanMMSE umumnya menurun 2-4 poin tiap tahunKematian umumnya terjadi 6-10 tahun setelah onset penyakit

PenutupPenyakit Alzheimer merupakan gangguan neurodegenartif yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat progresif diertai dengan gangguan fungsi luhur multipel seperti kalkulasi, kapasitas belajar, dan mengambil keputusan. Alzheimer disease merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada populasi lansia dan menduduki peringkat ke-4 penyebab kematian Daftar PustakaAlzheimers association. 2014. Basics of Alzheimers disease. 800.272.3900. New York: Washington DC. Available from: https://www.alz.org/national/documents/brochure_basicsofalz_low.pdf (Accessed: April 26 2015)Bell KL, Williamson JL, Janicki SC, 2012. Dementia & Memory Loss - Alzheimer Disease. In : Brust JCM, editor. Current Diagnosis and Treatment in Neurology 2nd ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical.Department of Public Health. 2008. Guideline for Alzheimers Disease Management California Workgroup: California, 19-38. Available from: http://www.cdph.ca.gov/programs/alzheimers/Documents/professional_GuidelineFullReport.pdf (Accessed: 2015, April 26)Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., Turana, Y., 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGCGaungler J et al. 2013. Alzheimers Disease Facts and Figures. Alzheimers Association. 800.272.3900. New York: Washington DC. Available from: http://www.alz.org/downloads/facts_figures_2013.pdf (Accessed: 2015, April 26)Holtzman DM, John CM, Alison G. 2011. Alzheimers Disease: The Challenge of the Second Century. Sci Transl Med. 2011 April 6; 3(77): 77. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3130546/pdf/nihms302994.pdf (Accessed 2015, April 27)Querfurt HW, and Frank ML. 2010. Alzheimers Disease. N Engl J Med 2010;362:329-44. Available from: http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra0909142 (Accessed 2015, April 27)Salawu FK, Joel TU, Abdulfatai BO. 2011. Alzheimer's disease: A review of recent developments. Annals of African Medicine 10(2): 73-79. Available from: http://www.bioline.org.br/request?am11016 (Accessed 2015, April 27)Thompson SB. 2011. Alzheimers Disease: Comprehensive Review of Aetiology, Diagnosis, Assessment Recommendations and Treatment. Available from: http://www.webmedcentral.com/article_view/1681 (Accessed 2015, April 27)Wijoto. 2011. Memory Deficit. Departement Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya.GenTipe Penyakit AlzheimerRisiko Terkait

Presenelin 1 (PSEN1)Presenelin 2 (PSEN2)Amyloid precusor protein (APP)Apolipoprotein E e4 (APOE e4)Onset dini autosomal dominanOnset dini autosomal dominanOnset dini autosomal dominanOnset lambat familier dan sporadis100% bila ada mutasi95% bila ada mutasi100% bila ada mutasiRisiko ditingkatkan oleh faktor -3 tiap kopi e4

Adverse FactorBeneficial Factor

StrokePendidikan

Hipertensi, diabetes mellitus, hiperlipidemiaMemanfaatkan waktu luang untuk aktivitas intelektual (intellectual leisure activity)

Merokok penyakit sistemik, hiperhomosisteinemia, posmenopause estrogen +/- progesteron, trauma kepala, kadar vitamin B12 rendahOlahraga (physical activity)

Konsumsi ikan laut dan lemak polisaturasi