alzheimer

21
MARTINA RIZKI P. G H1A212033 ALZHEIMER DESEASE

Upload: martina-rizki

Post on 19-Dec-2015

124 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

GZ

TRANSCRIPT

Page 1: Alzheimer

MARTINA RIZKI P. GH1A212033

ALZHEIMER DESEASE

Page 2: Alzheimer

DEFINISIS

Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak dan penyebab paling umum dari demensia. Demensia juga disebabkan oleh penyakit dan kondisi lainnya. Hal ini ditandai dengan penurunan memori, bahasa, pemecahan masalah dan keterampilan kognitif lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 3: Alzheimer

EPIDEIMOLOGI

Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 65 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 65 tahun disebut sebagai late onset.

Prevalensi penyakit Alzheimer di Amerika Serikat. Diperkirakan 5,3 juta orang Amerika dari segala usia memiliki penyakit Alzheimer pada tahun 2015. Jumlah ini termasuk diperkirakan 5,1 juta orang usia 65 dan lebih tua dan sekitar 200.000 orang di bawah usia 65 tahun yang meana memiliki early onset.

Page 4: Alzheimer

ETIOPATOGENESIS

Faktor genetikFaktor genetik berperan dalam timbulnya AD pada beberapa kasus, seperti dibuktikan oleh adanya kasus familial. Mutasi di paling sedikit empat lokus genetik dilaporkan berkaitan secara eksklusif dengan AD familial. Mutasi pertama yang berhasil diidentifikasi adalah suatu lokus di kromosom 21 yang sekarang diketahui mengkode sebuah protein yang dikenal sebagai protein prekursor amiloid (APP). APP merupakan sumber endapan amiloid yang ditemukan di berbagai tempat dalam otak pasien yang menderita AD. Mutasi di dua gen lain, yang disebut presenilin 1 dan presenilin 2, yang masing-masing terletak di kromosom 14 dan 1 tampaknya lebih berperan pada AD familial, terutama kasus dengan onset dini. Sebaliknya mutasi di gen presinilin pernah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan pembentukan amiloid d SSP dan juga mungkin berperan pada lenyapnya neuron melalui apoptosis. Pada AD onset lanjut dilaporkan berkaitan dengan ekspresi ales ε4 apolipoprootein E, yang dikode oleh kromosom 9.

Page 5: Alzheimer

Pengendapan Suatu Bentuk AmiloidPengendapan yang berasal dari penguraian APP, merupakan gambaran yang konsisten

pada AD. Produk penguraian tersebut, yang dikenal sebagai β-amiloid (Aβ), adalah komponen utama plak senilis yang ditemukan dalam otak pasien AD, dan biasanya juga terdapat di dalam dinding pembuluh darah otak. Pada keadaan normal, APP yang terkait membran dipecah oleh kerja suatu protease yang dikenal sebagai α-sekretase menjadi versi besar APP yang larut dan fragmen kecil yang terikat ke membran. Fragmen ini dipecah lebih lanjut oleh γ-sekratase. Selain itu, APP juga dapat dipecah oleh β-sekretase untuk menghasilkan fragmen yang larut. Namun jika segmen terikat-membran yang tersisa diuraikan oleh γ-sekretase, terbentuk peptida Aβ yang kurang larut, yang cenderung menggumpal membentuk serabut amiloid. Pengolahan kompartemen subselular yang berbeda.

Pemecahan oleh β-sekretase diikuti oleh γ-sekretase terjadi di kompartemen endosom, sedangkan proteolisis oleh jalur α-sekretase berlangsung di membran sel. Pada keadaan normal kedua jalur berjalan dan tidak ada bukti bahwa jalur b-sekretase mendominasi pada kasus AD sporadik. Yang lebih mungkin adalah bahwa pada pasien yang mengalami AD terjadi gangguan pada pembersihan peptida Aβ fibrilogenik. Sebaliknya, pada sebagian kasus AD familial, mutasi di APP memang menyebabkan pembentukan berlebihan peptida Aβ. Demikian juga, mutasi di gen presenilin, yang disebutkan sebelumnya, juga berkaitan dengan peningkatan produksi Aβ. Penelitian menunjukkan bahwa presenilin mungkin merupakan subunit katalitik dari γ-sekretase. Oleh karena itu, mutasi di gen presenilin yang meningkatkan aktivitas γ-sekretase mempermudah pembentukan Aβ. Meskipun pengamatan ini menarik, peran yang dimainkan oleh V dalam paogenesis AD masih belum dipahami. Aβ telah dibuktikan bersifat toksik bagi neuron dalam biakan sel, meskipun hubungan antara aktivitas in vitro semacam ini dan lesi AD masih belum jelas. Apakah pengendapan amiloid berperan primer dalam pembentukan AD atau hanya mencerminkan fenomena sekunder masih menjadi topik perdebatan hangat.

Page 6: Alzheimer

Ekspresi Alel Spesifik Apoprotein E (ApoE) Dapat dibuktikan pada AD sporasik dan familial. Studi

retrospektif dan prospektif telah membuktikan bahwa alel ε4 apoE, pada khususnya, diekspresikan dengan frekuensi tinggi pada pasien dengan AD onset-lambat. Diperkirakan apoE mngkin berperan dalam penaluran atau pengolahan molekul APP. ApoE yang mengandung alel ε4 dilaporkan mengikat Aβ lebih baik daripada bentuk lain apoE, dan oleh karena itu, bentuk ini mungkin ikut meningkatkan pembentukan fibril amiloid. Meskipun telah jelas bahwa keberadaan alel ε4 berkaitan dengan peningkatan risiko AD, juga perlu dicatat bahwa cukup banyak pasien dengan AD yang tidak mengekspresikan alel ε4 apoE. Selain itu, ε4 diekspresikan pada beberapa orang berusia lanjut yang tidak mengidap AD. Bersama-sama, pengamatan ni mengisyaratkan bahwa walaupun bentuk ε4 apoE mungkin berperan dalam AD, keberadaannya saja kurang cukup atau esensial untuk timbulnya AD.

Page 7: Alzheimer

MANIFESTASI KLINIS Hilangnya ingatan. Salah satu tanda-tanda awal yang paling umum dari

demensia adalah melupakan informasi yang baru dipelajari. Kesulitan melakukan tugas-tugas biasa. Orang dengan demensia sering merasa

sulit untuk menyelesaikan tugas sehari-hari yang sangat familiar dan kita biasanya tidak berpikir tentang bagaimana melakukannya. Seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin tidak tahu langkah-langkah untuk menyiapkan makanan, menggunakan alat rumah tangga, atau berpartisipasi dalam hobi seumur hidup.

Masalah dengan bahasa. Setiap orang memiliki kesulitan menemukan kata yang tepat kadang-kadang, tetapi orang dengan penyakit Alzheimer sering lupa kata-kata sederhana atau pengganti kata yang tidak biasa, membuat pidato atau tulisannya sulit dimengerti.

Disorientasi waktu dan tempat. Itu normal untuk melupakan hari dalam seminggu atau di mana Anda akan pergi. Tetapi orang-orang dengan penyakit Alzheimer dapat menjadi tersesat dijalannya sendiri, lupa di mana mereka berada dan bagaimana mereka sampai di sana, dan tidak tahu bagaimana untuk menemukan jalan pulang ke rumah.

Penurunan perhatian atau perhatian yang buruk. Tidak ada yang memiliki penilaian yang sempurna sepanjang waktu. Orang dengan Alzheimer bisa berpakaian tanpa memperhatikan cuaca, memakai beberapa kemeja atau blus di hari yang hangat atau pakaian yang sangat minim dalam cuaca dingin. Individu dengan demensia sering menunjukkan penilaian buruk tentang uang, memberikan jumlah besar uang untuk telemarketer atau membayar untuk perbaikan rumah atau produk yang mereka tidak perlu.

Page 8: Alzheimer

Masalah dengan pemikiran abstrak. Lupa tempat menyimpan. Siapapun sementara dapat salah

menaruhkan dompet atau kunci. Orang dengan penyakit Alzheimer dapat meletakkan segala sesuatu di tempat-tempat yang tidak biasa, besi di freezer atau jam tangan dalam mangkuk gula.

Perubahan mood atau perilaku. Setiap orang dapat menjadi sedih atau murung dari waktu ke waktu. Seseorang dengan penyakit Alzheimer dapat menunjukkan suasana hati yang cepat ayunan-dari tenang menangis marah-tanpa alasan yang jelas.

Perubahan kepribadian. Kepribadian orang biasanya agak berubah dengan usia. Tapi orang dengan penyakit Alzheimer dapat nerubah banyak, menjadi sangat bingung, curiga, takut, atau tergantung pada anggota keluarga.

Kehilangan inisiatif. Itu normal untuk banyak pekerjaan rumah tangga, kegiatan usaha, atau sosial kewajiban di kali. Orang dengan penyakit Alzheimer dapat menjadi sangat pasif, duduk di depan televisi selama berjam-jam, tidur lebih dari biasanya, atau tidak ingin melakukan kegiatan yang biasa.

Page 9: Alzheimer

PEMERIKSAAN PENUNJANG

NeuropatologiDiagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi

neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr). Beberapa penelitian mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer, sistem somatosensorik tetap utuh.

Pemeriksaan neuropsikologikPenyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi

pemeriksaan neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa.

Page 10: Alzheimer

CT Scan dan MRIMerupakan metode non Alzheimer yang

beresolusi tinggi untuk melihat kwantifikasi perubahan volume jaringan otak pada penderita Alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya selain Alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri.

Page 11: Alzheimer

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Kriteria untuk Diagnosis Klinis Penyakit AlzheimerKriteria diagnosis klinis untuk probable penyakit Alzheimer

mencakup: Demensia yang dItegakkan oleh pemeriksaan klinis dan

tercatat dengan pemeriksaan the mini-mental test,Blessed Dementia Scale,atau pemeriksaan sejenis,dan dikonfirmasi oleh tes neuropsikologis

Defisit pada dua atau lebih area kognitif Tidak ada gangguan kesadaran Awitan antara umur 40 dan 90,umunya setelah umur 65

tahun Tidak adanya kelinan sistemik atau penyakit otak lain yang

dapat menyebabkan defisit progresif pada memori dan kognitif

Page 12: Alzheimer

Diagnosis probable penyakit Alzheimer didukung oleh:

Penurunan progresif fungsi kognitif spesifik seperti afasia,apraksia,dan agnosia

Gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan perubahan pola perilaku

Riwayat keluarga dengan gangguan yang sama,terutama bila sudah dikonfirmasi secara neuropatologi

Hasil laboratorium yang menunjukkanPungsi lumbal yang normal yang dievaluasi

dengan teknik standarPola normal atau perubahan yang nonspesifik pada

EEG,seperti peningkatan atktivitas slow-wave

Page 13: Alzheimer

Bukti adanya atrofi otak pada pemeriksaan CT yang progresif dan terdokumentasi oleh pemeriksaan serial

Gambaran klinis lain yang konsisten dengan diagnosis probable penyakit Alzheimer,setelah mengeksklusi penyebab demensia selain penyakit Alzheimer:

Perjalanan penyakit yang progresif namun lambat (plateau)

Gejala-gejala yang berhubungan seperti depresi,insomnia,inkontinensia,delusi, halusinasi,verbal katastrofik,emosional,gangguan seksual,dan penurunan berat badan

Abnormalitas neurologis pada beberapa pasien,terutama pada penyakit tahap lanjut,seperti peningkatan tonus otot,mioklunus,dan gangguan melangkah

Page 14: Alzheimer

Kejang pada penyakit yang lanjutPemeriksaan CT normal untuk usianyaGambaran yang membuat diagnosis probable

penyakit Alzheimer menjadi tidak cocok adalah:Onset yang mendadak dan apolecticTerdapat defisit neurologis fokal seperti

hemiparesis,gangguan sensorik,defisit lapang pandang,dan inkoordinasi pada tahap awal penyakit;dan kehang atau gangguan melangkah pada saat awitan atau tahap awal perjalanan penyakit

Page 15: Alzheimer

Diagnosis possible penyakit Alzheimer:Dibuat berdasarkan adanya sindrom

demensia,tanpa adanya gangguan neurologis psikiatrik,atau sistemik alin yang dapat menyebabkan demensia,dan adandya variasi pada awitan,gejala klinis,atau perjalanan penyakit

Dibuat berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yang cukup untuk menyebabkan demensia,namun penyebab primernya bukan merupakan penyabab demensia

Page 16: Alzheimer

Kriteria untuk diagnosis definite penyakit Alzheimer adalah:

Kriteria klinis untuk probable penyakit AlzheimerBukti histopatologi yang didapat dari biopsi atau

atutopsiKlasifikasi penyakit Alzheimer untuk tujuan

penelitian dilakukan bila terdapat gambaran khusus yang mungkin merupakan subtipe penyakit Alzheimer,seperti:

Banyak anggota keluarga yang mengalami hal yang sama

Awitan sebelum usia 65 tahunAdanya trisomi-21Terjadi bersamaan dengan kondisi lain yang

relevan seperti penyakit Parkinson

Page 17: Alzheimer

TATALAKSANA

Terapi farmakologi Kolinesterase inhibitor Donepezil disetujui untuk pengobatan semua tahap

Alzheimer disease. Galantamine disetujui untuk tahap ringan sampai

sedang. Rivastigmine untuk tahap ringan sampai sedang. Tacrine merupakan kolinesterase inhibitor pertama

yang disetujui untuk digunakan sejak tahun 1993, namun sudah jarang digunakan saat ini karena faktor resiko efek sampingnya, salah satunya adalah kerusakan hati.

Page 18: Alzheimer

Memantin Memantin merupakan obat yang telah diakui oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk pengobatan penyakit Alzheimer sedang sampai berat.  

Thiamin Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan

peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.

Haloperiodol Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan

memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita Alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant (Amitryptiline 25-100 mg/hari)

Acetyl L-Carnitine (ALC) Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam

pengobatan, disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif.

Antioksidan Pada pasien dengan AD sedang-berat, penggunaan antioksidan selegiline,

α-tokoferol (vitamin E), atau keduanya, memperlambat proses kematian. Karena vitamin E memiliki potensi yang rendah untuk toksisitas dari selegiline, dan juga lebih murah, dosis yang digunakan dalam penelitian untuk diberikan kepada pasien AD adalah 1000 IU dua kali sehari.

Page 19: Alzheimer

Terapi non- farmakologi Terapi non- farmakologi adalah mereka yang

menggunakan pendekatan selain obat-obatan, seperti terapi music dan terapi kenangan ( seperti foto untuk memperoleh recall). Terapi non- farmakologi sering digunakan dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif untuk meningkatkan ativitas sehari-hari atau kualitas hidup.

Page 20: Alzheimer

PROGNOSIS

Penyakit ini bersifat kronis progresif dengan rentang waktu 3-20 tahun dengan rata-rata 7-10 tahun. Timbulnya regiditas, halusinasi, waham menunjukan adanya penurunan fungsi fisik dan kognitif dengan cepat. Terjadi kerentanan terhadap terjadinya trauma dan infeksi. Penyebab kematian penderitaa sering karena pneumonia, malnutrisi, dehidrasi, sepsis karena luka dicubitus atau infeksi saluran kencing.

Page 21: Alzheimer

KESIMPULAN

Penyakit alzheimer sangat sukar di diagnosa hanya berasarkan gejala - gejala klinik tanpa dikonfirmasikan pemeriksaan lainnya seperti neuropatologi, neuropsikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor genetik sangat menentukan (riwayat keluarga), sedangkan faktor lingkungan hanya sebagai pencetus ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya dilakukan secara empiris, simptomatik dan suportif untuk menyenangkan penderita atau keluarganya.