alur produksi
TRANSCRIPT
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
1.1. Kerangka Pikir
Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk
mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau bahkan
suatu negara dalam mengubah semua sumber daya yang ada (tenaga kerja, mesin,
bahan baku dan lain-lain) sebagai masukan ke dalam satu sistem menjadi keluaran
yang berupa barang dan jasa. Dalam implementasinya, formula generik untuk
perhitungan produktivitas harus disesuaikan terlebih dahulu dengan proses atau
sistem yang akan diukur, misalnya kita harus menentukan parameter-parameter yang
akan digunakan sebagai variabel input dan output. Dalam penulisan tesis ini penulis
menggunakan kerangka pikir berupa langkah-langkah penelitian secara sistematik,
yaitu :
! Pemetaan Proses Produksi
Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan lapangan serta melalui
wawancara responden dari beberapa departemen yang bersangkutan, guna
mengetahui ruang lingkup dan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh obyek
penelitian, yaitu pada proses produksi di P.T. Semasi.
2
! Penentuan Parameter
Dalam tahap ini penulis melakukan analisis proses-proses yang dilakukan oleh
obyek penelitian dan mendefinisikan parameter input dan output dari proses-
proses tersebut.
! Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk meneliti
permasalahan yang ada sesuai dengan hasil dari tahap sebelumnya. Data ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan wawancara ke responden yang berkaitan dan
mengumpulkan data primer dan data sekunder.
! Analisis Data
Dalam hal ini penulis melakukan analisis dan pegolahan data yang diperoleh pada
tahap sebelumnya. Jika ternyata dalam proses analisis ini ditemukan bahwa data
yang telah diperoleh belum lengkap, maka proses sebelumnya dapat dijalankan
lagi.
! Presentasi Hasil
Dalam tahap akhir ini penulis menyajikan hasil analisis kepada pihak berkait
khususnya untuk manajemen P.T. Sepatu Mas Idaman dalam bentuk presentasi
formal.
3
Langkah-langkah yang disebutkan dapat digambarkan secara sederhana sebagai
berikut :
Pemetaan
Proses Produksi
PenentuanParameter
Koleksi
Data
Analisis
Data
Presentasi
Hasil
Gambar 3.1. Kerangka Pikir 1.2. Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Perusahaan
P.T. Sepatu Mas Idaman merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung
Sewu Group yaitu yang dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan skala operasional
yang sudah multinasional. P.T. Sepatu Mas Idaman berdiri dan memulai kegiatan
bisnisnya sejak tahun 1987. Kantor pusatnya berdomisili di Jakarta yaitu di Jalan Jendral
Sudirman Kav.21, Chase Plaza Tower, sedangkan pabriknya terletak di Jalan Sukaraja
Desa Pasir Laja, Bogor, Jawa Barat dengan keseluruhan luas area pabrik sebesar 16,400
M2. Perusahaan ini dipimpin oleh ekspatriate dari negara Korea dimana sekarang total
karyawan untuk bagian produksinya mencapai kurang lebih 1800 orang. Perusahaan
manufaktur ini dikenal sebagai penghasil produk sepatu dress shoes yang sebagian besar
hasil produksinya untuk diekspor ke luar negeri.
Dengan meningkatnya permintaan pasar, maka P.T. Semasi berusaha untuk
memenuhi kepuasan konsumen dengan melakukan ekspansi untuk pengembangan lini
produknya pada tahun 1991. Di samping memproduksi dress shoes, P.T. Semasi mulai
4
untuk memproduksi sepatu golf dan casual wear berkualitas dunia. Merk-merk yang
dipasarkan antara lain Rockport, Lacoste, Etonic, Maruman, Power Bilt, Momentum,
Mac-Gregor, Piere Cardin, Crocodile, Diadora, Bata, Gino Mariani, Andre Laurent,
Sledger, Hush Puppies, Kickers, Marelli, John Sledgers, Santa Barbara Polo, Union
Royal, American Journey dan lain-lain. Produk tersebut telah diekspor ke luar negeri
seperti ke Japan, U.S.A, Canada, Australia, Korea, Hongkong, Singapore, Malaysia and
Philipine tetapi ada pula yang diperuntukkan untuk pasar domestik seperti merk Bata,
Pierre Cardin dan Crocodile. Mesin-mesin produksi sebagai salah satu pendukung
didatangkan dari Jerman dan Italy, yaitu seperti mesin untuk Cutting, Leather Outsole,
Assembly Machinery dan Sewing Machinery.
P.T. Sepatu Mas Idaman berkomitmen untuk memproduksi sepatu berkualitas
tinggi dan berusaha memaksimalkan hasil kerja khususnya dalam hal peningkatan
kualitas dari proses produksi itu sendiri dengan cara mengembangkan kemampuan dan
keahlian tenaga kerja dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk mendukung
kegiatan manufaktur.
Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu dari P.T. Sepatu Mas Idaman
Visi dan Misi di dalam suatu perusahaan sangat penting dalam menentukan arah
dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Setiap perusahaan yang mempunyai
visi jauh ke depan akan memiliki suatu pondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis
usahanya. Sedangkan misi perusahaan merupakan jalur khusus yang harus dilalui
perusahaan untuk mewujudkan visi. Kebijakan mutu merupakan suatu kebijakan yang
5
dikeluarkan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen serta
keuntungan perusahaan.
P.T. Sepatu Mas Idaman merupakan perusahaan produksi sepatu kulit yang
mempunyai visi yaitu mampu menjadi produsen sepatu kulit nomor satu di Indonesia
baik dari segi penjualan dan kualitas produk .
Misi P.T. Sepatu Mas Idaman antara lain :
! Menjadi perusahaan yang inovatif dalam bidang industri sepatu kulit.
! Menjadi perusahaan produksi sepatu yang terbaik di kelasnya dalam aspek
mutu, harga, dan jasa.
! Menguasai segmen pasar menengah ke atas.
P.T. Sepatu Mas Idaman memiliki kebijakan mutu, yaitu :
! Bersatu untuk maju dengan menciptakan produk bermutu.
! Bertekad melakukan perbaikan terus menerus.
! Memastikan efisiensi dan efektivitas.
! Semua untuk satu tujuan yaitu kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan
kemajuan perusahaan.
Identifikasi Bisnis Proses Divisi Produksi
Identifikasi ini mulai dilihat dari bisnis proses yang ada di perusahaan secara
keseluruhan. Dan kemudian ditelusuri melalui proses produksi yang dimiliki untuk
menunjang bisnis proses perusahaan yang telah ditetapkan. Yang perlu diperhatikan
disini adalah apakah strategi yang ingin diterapkan oleh divisi produksi tidak berbenturan
dengan bisnis proses yang ada di dalam perusahaan sehingga diharapkan adanya sebuah
6
kerjasama yang sinergis diantara strategi produksi dengan bisnis proses perusahaan.
Divisi produksi memegang peranan penting di dalam melakukan proses produksi.
Tanggung jawab divisi ini adalah mampu mempersiapkan strategi dalam memenuhi
segala permintaan akan produk, membuat perencanaan produksi, mempersiapkan jadwal
produksi dan melakukan produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya. Dan tujuan akhir dari divisi ini adalah mampu untuk memenuhi permintaan
konsumen tepat pada waktunya serta menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi.
Analisis Proses Produksi
Dalam sebuah proses produksi semua aktivitas–aktivitas harus melalui beberapa
perputaran tahapan proses untuk penyelesaian suatu output. Proses produksi akan
berjalan untuk menghasilkan produk sesuai dengan pesanan yang datang, sehingga dapat
disebut sebagai job shop. Pada P.T. Sepatu Mas Idaman, alur proses produksi akan
berjalan setelah penerimaan PO dari pihak pembeli dan pengecekan bahan baku kulit
tersedia di gudang, apabila bahan baku tersedia, maka bagian PPIC memberikan jadwal
produksi kepada bagian produksi dan surat perintah penyediaan bahan baku untuk bagian
Raw Material Department. Jika bahan baku tidak tersedia, maka PPIC akan menerbitkan
MRS (Material Request Sheet) kepada bagian pembelian untuk segera menerbitkan
Purchase Order (PO) berupa bahan baku ke pihak pemasok. Dalam pemesanan ini bahan
baku diperoleh dari pemasok luar negeri yaitu dari wilayah Eropa dan Asia dan juga dari
pemasok dalam negeri.
Kegiatan produksi dimulai pada departemen Cutting dan Skiving, lalu output dari
bagian ini diberi nama Worksheet Plan. Worksheet Plan mempunyai content antara lain :
7
nomor plan sebagai tanggal pengiriman, model sepatu, catatan untuk warna, model dan
ukuran sepatu. Output ini akan diberikan untuk departemen berikutnya yaitu Stitching
(penjahitan), setelah itu akan dilanjutnya oleh departemen Rajut dan akan bermuara di
departemen Assembly (perakitan). Untuk menjaga kualitas sepatu yang dihasilkan, setiap
proses produksi yang terlibat melakukan proses Quality Control. Proses akan berakhir
pada proses finishing dimana produk akan disempurnakan lagi melalui proses
pengecatan, penyemiran dan lainnya. Setelah proses ini akan dilakukan pemeriksaan
akhir sebelum barang siap di-packing dan dilakukan pengiriman ke bagian gudang untuk
di ekspor.
Jika dilihat secara keseluruhan, proses produksi sepatu ini saling
berkesinambungan artinya input dari departemen yang satu merupakan output untuk
departemen berikutnya. Sehingga faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,
ketersediaan material, mesin dan energi yang digunakan, sistem prosedur kerja
merupakan unsur utama agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Variabel-
variabel inilah yang digunakan untuk mengukur produktivitas, jadi apabila salah satu
unsur tidak produktif dalam arti kata penggunaan sumber dayanya tidak efektif dan
efisien, maka akan mengakibatkan bottleneck yang secara tidak langsung akan
berpengaruh pada penurunan produktivitas. Implikasi lain yang terjadi akan terlihat pada
output yang dihasilkan tidak sebanding dengan input yang digunakan dan pengiriman
barang ke konsumen akhirnya akan terlambat, sehingga akan berdampak pada penurunan
kualitas dan kuantitas.
Perbaikan proses adalah cara-cara untuk mengubah keefektifan atau keefisienan
proses yang menyangkut perubahan-perubahan, input dan output. Dalam tahap ini setelah
8
penulis menemukan penyebab ketidakefisienan, maka selanjutnya menganalisis variabel
proses produksi yang ada dengan menggunakan fakta-fakta, angka-angka, dan pendapat-
pendapat yang terpilih, kemudian membuat alternatif rekomendasi yang mungkin untuk
perbaikan proses dan peningkatan produktivitas.
1.3. Penjabaran Sub Proses Produksi
Alur produksi pada P.T. Sepatu Mas Idaman dapat dilihat pada gambar 3.3, yaitu
terdiri dari beberapa sub proses antara lain :
a. Cutting / Skiving
Dalam proses ini bahan baku utama terutama kulit, dilakukan pemotongan
sesuai dengan pola dan model yang dipesan, disini kulit yang berbeda
jenis dan ukurannya disesuaikan dengan pola dan bagian sepatu yang
membutuhkannya, antara lain untuk membuat upper (bagian atas sepatu)
yang memerlukan kulit yang lebih banyak. Selain itu bagian yang
mendukung upper ini bagian lining (lapisan kulit yang biasanya dilapisi
juga oleh busa atau juga tanpa busa), counter (bagian kulit yang agak
keras yang biasanya terletak di sekitar tumit atau belakang sepatu), dan
tape ( pita yang terbuat dari kulit).
b. Sewing / Stitching
Pada proses ini bahan baku yang berupa kulit yang sudah dipotong sesuai
pola dan model yang dipesan disatukan dengan cara penjahitan dan
9
pengeleman. Pada bagian lining dimana lapisan kulit dan busa terlebih
dahulu dilakukan pengeleman dan proses agar lebih kuat baru kemudian
dilakukan proses penjahitan.
c. Knitting
Untuk beberapa model sepatu ada yang membutuhkan proses perajutan
baik menggunakan tangan atau mesin untuk bagian upper.
d. Sole
Dalam proses ini sole yang terdiri dari out sole biasanya berupa karet
keras dan mid sole yang berupa kulit lentur atau agak keras disatukan
dengan cara pengeleman dan dipress, setelah itu juga bagian heel (bagian
tumit pada sole) dan welt (bagian tepi sepatu) dilakukan pengeleman dan
dipress.
e. Assembling
Pada proses ini upper beserta lining dipadukan dengan sole dengan cara
diberi lem dimana terlebih dahulu bagian sole diberikan stabilizer
(mangkok belakang) sebagai dudukan.
f. Finishing
Dalam proses ini dilakukan pengecekan terhadap kualitas mutu dari sepatu
dengan terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa lem dan kotoran yang
menempel pada sepatu, setelah lolos baru diberikan aksesoris berupa
lapisan bantalan pada bagian dalam sepatu dan label, setelah itu dilakukan
proses pengepakan dan sepatu siap untuk didistribusikan.
WAREHOUSE
CUTTINGSOLE
10
Gambar 3.2. Diagram Alur Produksi
Tahap Pelaksanaan Analisis 1.4.
Dalam menganalisis suatu masalah terlebih dahulu perlu adanya model analisis
dan metode apa yang tepat yang akan digunakan dalam mencari cause and effect dari
suatu permasalahan. Model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analysis tool yaitu problem tree dimana berguna untuk mencari alur yang
sistematis untuk melihat dampak yang muncul dan penyebab apa yang mendorongnya
serta model penelitian secara deskriptif, dimana model deskriptif adalah model penelitian
dengan menyajikan permasalahan melalui diagram, tabel dan disimpulkan dengan grafik
lengkap dengan penjelasannya. Hal-hal lain seperti studi pendahuluan berupa survey ke
11
lapangan untuk melihat proses produksi serta studi pustaka merupakan faktor lain yang
mendukung dimulainya suatu penelitian yang tertuang dalam group field project ini.
Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah dengan cara bertahap dimulai
dari identifikasi dan perumusan masalah, penentuan variabel-variabel yang
mempengaruhi produktivitas, pengumpulan data-data sampai dengan pengolahannya, dan
yang terakhir adalah intrepretasi hasil analisis berupa kesimpulan hasil analisis dan
rekomendasi. Sistematika metode analisis ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
1.5. Model dan Metode Analisis
Model Analisis
Kerangka kajian tesis dan model analisis yang akan dipakai adalah dengan
menggunakan cause effect analysis yaitu untuk mencari penyebab dan akibat dari suatu
permasalahan secara umum. Diagram ini berguna untuk mengelompokkan beberapa
penyebab potensial dari suatu masalah atau issue secara sistematis dan mengidentifikasi
apa yang menjadi penyebab utamanya.
12
Studi Pendahuluan
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Studi Pustaka
Perancangan Analisis
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data dan Pembahasan
Intrepretasi Hasil
Gambar 3.3. Tahap Pelaksanaan Analisis
Analisis cause effect ini akan membantu untuk merumuskan beberapa hipotesis
pendek mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab potensial dari suatu
permasalahan pada suatu proses yang dianggap tidak efektif dan efisien. Dengan
menggunakan tree diagram, maka akan memudahkan penulis untuk mengidentifikasikan
sejumlah informasi dan mengelompokkan beberapa penyebab berdasarkan kejadian yang
diamati sehingga akan lebih mudah untuk menemukan faktor yang menjadi akibat dari
13
penyebab tersebut. Analisis ini juga membantu penulis untuk memperluas wacana
pemikiran dan melihat sebuah permasalahan dengan gambaran yang lebih luas.
Setelah menemukan beberapa penyebab masalah yang akan diteliti, maka
selanjutnya dilakukan model penelitian secara deskriptif, dimana model deskriptif adalah
model penelitian dengan menyajikan permasalahan berdasarkan data-data yang didapat
dari perusahaan melalui diagram, tabel dan disimpulkan dengan grafik lengkap dengan
penjelasannya.
Metode Analisis
Metode analisis menjelaskan mengenai cara melakukan pemecahan masalah
melalui model dan kerangka pikir yang dibangun. Adapun beberapa metodologi yang
digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang menjadi indikator dari program
peningkatan produktivitas yaitu dimulai dari tahap identifikasi masalah sampai dengan
pengolahan dan analisa data yang didapatkan. Tahap-tahap dan penjelasannya dapat
dijelaskan pada sub bab berikut ini.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan masalah yang
dihadapi oleh perusahaan. Masalah yang didapat harus ditelusuri dan lebih
disederhanakan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dapat saja lebih dari satu, maka
diperlukan pembatasan untuk memastikan kelanjutan group field project ini berada pada
jalur yang tepat. Pembahasan masalah secara keseluruhan secara umum harus dihindari,
sebaliknya masalah yang menjadi faktor utama harus didahulukan penyelesaiannya.
14
Setelah itu ditentukan beberapa hipotesa yang merupakan kemungkinan dari penyebab
masalah. Hipotesa ini sangat penting karena dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
langkah penelitian selanjutnya. Masalah produksi dapat diidentifikasikan dengan
penjabaran isu-isu yang ada pada proses produksi melalui pengamatan dan melakukan
wawancara kepada beberapa staf pada departemen yang bersangkutan serta pengambilan
data aktual atau yang disebut dengan data primer perusahaan.
Perancangan Analisis
Sebelum melakukan analisa data dan menginterpretasikan hasil yang didapat,
maka hal-hal penting yang dilakukan adalah menemukan kunci dari masalah yang ada
terlebih dahulu dengan cara melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan cause
effect atau problem tree tersebut. Setelah itu menentukan beberapa variable yang menjadi
penyebab masalah dengan cara menggunakan hipotesa-hipotesa dan mengadakan suatu
penelitian dengan data-data perusahaan yang telah dikumpulkan. Dan akhirnya akan
didapatkan suatu kesimpulan mengenai variable apakah yang paling mempengaruhi
masalah tersebut.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk keperluan tesis ini, tim penulis mengumpulkan data yang diperoleh
langsung dari pihak perusahaan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang
didapat yaitu berupa hasil wawancara dari para staff di departemen yang bersangkutan
serta data-data mentah berupa jumlah tenaga kerja dan absensi, jumlah output per shift,
jumlah output per departemen, jumlah defect per hari, jumlah material yang digunakan,
15
dan data penunjang lain yang berhubungan dengan variabel produktivitas. Data-data ini
merupakan data mentah yang akan digunakan sebagai dasar untuk penelitian penulis.
Sementara itu, data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
sehingga di satu sisi lebih informatif dan akan mempermudah penulis dalam mencari
penyebab masalah dan menarik kesimpulan. Data-data sekunder yang digunakan yaitu
hasilnya berupa diagram masalah berdasarkan hasil pengamatan, tabel dan akan
disimpulkan dengan grafik lengkap dengan penjelasannya.
Analisis Data dan Intrepretasi Hasil
Pembahasan ini berhubungan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan
berdasarkan landasan teori-teori yang akan dipakai sebagai acuan pemecahan masalah.
Pada tahap ini dijelaskan mengenai hasil yang diperoleh dari pengolahan data yang
dilakukan serta dijelaskan pula bagaimana menafsirkan kesimpulan dan apa implikasi
dari hasil pengolahan data tersebut. Hasil intrepretasi data yaitu disajikan berupa tabel
dan grafik. Setelah melakukan intrepretasi data, maka tahap selanjutnya adalah
menganalisa variabel-variabel yang berhubungan dengan produktivitas tersebut dan
melakukan penilaian mengenai apa yang menjadi penyebab ketidakefisienan proses
produksi sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas. Untuk memberikan saran dan
solusi, maka perlu diajukan beberapa rekomendasi yang mendukung dan akan membantu
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
1.6. Variabel Penelitian
16
Dalam mengidentifikasi masalah proses produksi pada P.T. Sepatu Mas Idaman
harus diketahui variabel-variabel apa saja yang dapat membuat suatu proses tidak efisien.
Masalah proses produksi yang tidak efisien akan sangat dipengaruhi oleh variabel-
variabel tertentu. Penelitian mengenai pemasalahan produktivitas sangat luas cakupannya
karena definisi dari produktivitas yang baku sampai saat ini dan belum ada yang standar.
Untuk memfokuskan masalah ini dan juga untuk mendapatkan jawaban yang objektif dan
rasional, maka ditetapkan beberapa variabel pendukung yang mempengaruhi masalah
produktivitas. Variabel-variabel produktivitas yang teridentifikasi pada proses produksi
P.T. Semasi yaitu hasil produksi sepatu sebagai output, sebagai inputnya terdiri dari
tenaga kerja dalam hal ini karyawan yang bekerja pada setiap shift dan faktor
ketersediaan material