alur produksi

16
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 1.1. Kerangka Pikir Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau bahkan suatu negara dalam mengubah semua sumber daya yang ada (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan lain-lain) sebagai masukan ke dalam satu sistem menjadi keluaran yang berupa barang dan jasa. Dalam implementasinya, formula generik untuk perhitungan produktivitas harus disesuaikan terlebih dahulu dengan proses atau sistem yang akan diukur, misalnya kita harus menentukan parameter-parameter yang akan digunakan sebagai variabel input dan output. Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan kerangka pikir berupa langkah-langkah penelitian secara sistematik, yaitu : ! Pemetaan Proses Produksi Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan lapangan serta melalui wawancara responden dari beberapa departemen yang bersangkutan, guna mengetahui ruang lingkup dan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian, yaitu pada proses produksi di P.T. Semasi.

Upload: kadek-maharini

Post on 02-Aug-2015

274 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: alur produksi

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1

1.1. Kerangka Pikir

Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk

mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau bahkan

suatu negara dalam mengubah semua sumber daya yang ada (tenaga kerja, mesin,

bahan baku dan lain-lain) sebagai masukan ke dalam satu sistem menjadi keluaran

yang berupa barang dan jasa. Dalam implementasinya, formula generik untuk

perhitungan produktivitas harus disesuaikan terlebih dahulu dengan proses atau

sistem yang akan diukur, misalnya kita harus menentukan parameter-parameter yang

akan digunakan sebagai variabel input dan output. Dalam penulisan tesis ini penulis

menggunakan kerangka pikir berupa langkah-langkah penelitian secara sistematik,

yaitu :

! Pemetaan Proses Produksi

Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan lapangan serta melalui

wawancara responden dari beberapa departemen yang bersangkutan, guna

mengetahui ruang lingkup dan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh obyek

penelitian, yaitu pada proses produksi di P.T. Semasi.

Page 2: alur produksi

2

! Penentuan Parameter

Dalam tahap ini penulis melakukan analisis proses-proses yang dilakukan oleh

obyek penelitian dan mendefinisikan parameter input dan output dari proses-

proses tersebut.

! Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk meneliti

permasalahan yang ada sesuai dengan hasil dari tahap sebelumnya. Data ini dapat

dilakukan dengan cara melakukan wawancara ke responden yang berkaitan dan

mengumpulkan data primer dan data sekunder.

! Analisis Data

Dalam hal ini penulis melakukan analisis dan pegolahan data yang diperoleh pada

tahap sebelumnya. Jika ternyata dalam proses analisis ini ditemukan bahwa data

yang telah diperoleh belum lengkap, maka proses sebelumnya dapat dijalankan

lagi.

! Presentasi Hasil

Dalam tahap akhir ini penulis menyajikan hasil analisis kepada pihak berkait

khususnya untuk manajemen P.T. Sepatu Mas Idaman dalam bentuk presentasi

formal.

Page 3: alur produksi

3

Langkah-langkah yang disebutkan dapat digambarkan secara sederhana sebagai

berikut :

Pemetaan

Proses Produksi

PenentuanParameter

Koleksi

Data

Analisis

Data

Presentasi

Hasil

Gambar 3.1. Kerangka Pikir 1.2. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

P.T. Sepatu Mas Idaman merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung

Sewu Group yaitu yang dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan skala operasional

yang sudah multinasional. P.T. Sepatu Mas Idaman berdiri dan memulai kegiatan

bisnisnya sejak tahun 1987. Kantor pusatnya berdomisili di Jakarta yaitu di Jalan Jendral

Sudirman Kav.21, Chase Plaza Tower, sedangkan pabriknya terletak di Jalan Sukaraja

Desa Pasir Laja, Bogor, Jawa Barat dengan keseluruhan luas area pabrik sebesar 16,400

M2. Perusahaan ini dipimpin oleh ekspatriate dari negara Korea dimana sekarang total

karyawan untuk bagian produksinya mencapai kurang lebih 1800 orang. Perusahaan

manufaktur ini dikenal sebagai penghasil produk sepatu dress shoes yang sebagian besar

hasil produksinya untuk diekspor ke luar negeri.

Dengan meningkatnya permintaan pasar, maka P.T. Semasi berusaha untuk

memenuhi kepuasan konsumen dengan melakukan ekspansi untuk pengembangan lini

produknya pada tahun 1991. Di samping memproduksi dress shoes, P.T. Semasi mulai

Page 4: alur produksi

4

untuk memproduksi sepatu golf dan casual wear berkualitas dunia. Merk-merk yang

dipasarkan antara lain Rockport, Lacoste, Etonic, Maruman, Power Bilt, Momentum,

Mac-Gregor, Piere Cardin, Crocodile, Diadora, Bata, Gino Mariani, Andre Laurent,

Sledger, Hush Puppies, Kickers, Marelli, John Sledgers, Santa Barbara Polo, Union

Royal, American Journey dan lain-lain. Produk tersebut telah diekspor ke luar negeri

seperti ke Japan, U.S.A, Canada, Australia, Korea, Hongkong, Singapore, Malaysia and

Philipine tetapi ada pula yang diperuntukkan untuk pasar domestik seperti merk Bata,

Pierre Cardin dan Crocodile. Mesin-mesin produksi sebagai salah satu pendukung

didatangkan dari Jerman dan Italy, yaitu seperti mesin untuk Cutting, Leather Outsole,

Assembly Machinery dan Sewing Machinery.

P.T. Sepatu Mas Idaman berkomitmen untuk memproduksi sepatu berkualitas

tinggi dan berusaha memaksimalkan hasil kerja khususnya dalam hal peningkatan

kualitas dari proses produksi itu sendiri dengan cara mengembangkan kemampuan dan

keahlian tenaga kerja dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk mendukung

kegiatan manufaktur.

Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu dari P.T. Sepatu Mas Idaman

Visi dan Misi di dalam suatu perusahaan sangat penting dalam menentukan arah

dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Setiap perusahaan yang mempunyai

visi jauh ke depan akan memiliki suatu pondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis

usahanya. Sedangkan misi perusahaan merupakan jalur khusus yang harus dilalui

perusahaan untuk mewujudkan visi. Kebijakan mutu merupakan suatu kebijakan yang

Page 5: alur produksi

5

dikeluarkan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen serta

keuntungan perusahaan.

P.T. Sepatu Mas Idaman merupakan perusahaan produksi sepatu kulit yang

mempunyai visi yaitu mampu menjadi produsen sepatu kulit nomor satu di Indonesia

baik dari segi penjualan dan kualitas produk .

Misi P.T. Sepatu Mas Idaman antara lain :

! Menjadi perusahaan yang inovatif dalam bidang industri sepatu kulit.

! Menjadi perusahaan produksi sepatu yang terbaik di kelasnya dalam aspek

mutu, harga, dan jasa.

! Menguasai segmen pasar menengah ke atas.

P.T. Sepatu Mas Idaman memiliki kebijakan mutu, yaitu :

! Bersatu untuk maju dengan menciptakan produk bermutu.

! Bertekad melakukan perbaikan terus menerus.

! Memastikan efisiensi dan efektivitas.

! Semua untuk satu tujuan yaitu kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan

kemajuan perusahaan.

Identifikasi Bisnis Proses Divisi Produksi

Identifikasi ini mulai dilihat dari bisnis proses yang ada di perusahaan secara

keseluruhan. Dan kemudian ditelusuri melalui proses produksi yang dimiliki untuk

menunjang bisnis proses perusahaan yang telah ditetapkan. Yang perlu diperhatikan

disini adalah apakah strategi yang ingin diterapkan oleh divisi produksi tidak berbenturan

dengan bisnis proses yang ada di dalam perusahaan sehingga diharapkan adanya sebuah

Page 6: alur produksi

6

kerjasama yang sinergis diantara strategi produksi dengan bisnis proses perusahaan.

Divisi produksi memegang peranan penting di dalam melakukan proses produksi.

Tanggung jawab divisi ini adalah mampu mempersiapkan strategi dalam memenuhi

segala permintaan akan produk, membuat perencanaan produksi, mempersiapkan jadwal

produksi dan melakukan produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

sebelumnya. Dan tujuan akhir dari divisi ini adalah mampu untuk memenuhi permintaan

konsumen tepat pada waktunya serta menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi.

Analisis Proses Produksi

Dalam sebuah proses produksi semua aktivitas–aktivitas harus melalui beberapa

perputaran tahapan proses untuk penyelesaian suatu output. Proses produksi akan

berjalan untuk menghasilkan produk sesuai dengan pesanan yang datang, sehingga dapat

disebut sebagai job shop. Pada P.T. Sepatu Mas Idaman, alur proses produksi akan

berjalan setelah penerimaan PO dari pihak pembeli dan pengecekan bahan baku kulit

tersedia di gudang, apabila bahan baku tersedia, maka bagian PPIC memberikan jadwal

produksi kepada bagian produksi dan surat perintah penyediaan bahan baku untuk bagian

Raw Material Department. Jika bahan baku tidak tersedia, maka PPIC akan menerbitkan

MRS (Material Request Sheet) kepada bagian pembelian untuk segera menerbitkan

Purchase Order (PO) berupa bahan baku ke pihak pemasok. Dalam pemesanan ini bahan

baku diperoleh dari pemasok luar negeri yaitu dari wilayah Eropa dan Asia dan juga dari

pemasok dalam negeri.

Kegiatan produksi dimulai pada departemen Cutting dan Skiving, lalu output dari

bagian ini diberi nama Worksheet Plan. Worksheet Plan mempunyai content antara lain :

Page 7: alur produksi

7

nomor plan sebagai tanggal pengiriman, model sepatu, catatan untuk warna, model dan

ukuran sepatu. Output ini akan diberikan untuk departemen berikutnya yaitu Stitching

(penjahitan), setelah itu akan dilanjutnya oleh departemen Rajut dan akan bermuara di

departemen Assembly (perakitan). Untuk menjaga kualitas sepatu yang dihasilkan, setiap

proses produksi yang terlibat melakukan proses Quality Control. Proses akan berakhir

pada proses finishing dimana produk akan disempurnakan lagi melalui proses

pengecatan, penyemiran dan lainnya. Setelah proses ini akan dilakukan pemeriksaan

akhir sebelum barang siap di-packing dan dilakukan pengiriman ke bagian gudang untuk

di ekspor.

Jika dilihat secara keseluruhan, proses produksi sepatu ini saling

berkesinambungan artinya input dari departemen yang satu merupakan output untuk

departemen berikutnya. Sehingga faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,

ketersediaan material, mesin dan energi yang digunakan, sistem prosedur kerja

merupakan unsur utama agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Variabel-

variabel inilah yang digunakan untuk mengukur produktivitas, jadi apabila salah satu

unsur tidak produktif dalam arti kata penggunaan sumber dayanya tidak efektif dan

efisien, maka akan mengakibatkan bottleneck yang secara tidak langsung akan

berpengaruh pada penurunan produktivitas. Implikasi lain yang terjadi akan terlihat pada

output yang dihasilkan tidak sebanding dengan input yang digunakan dan pengiriman

barang ke konsumen akhirnya akan terlambat, sehingga akan berdampak pada penurunan

kualitas dan kuantitas.

Perbaikan proses adalah cara-cara untuk mengubah keefektifan atau keefisienan

proses yang menyangkut perubahan-perubahan, input dan output. Dalam tahap ini setelah

Page 8: alur produksi

8

penulis menemukan penyebab ketidakefisienan, maka selanjutnya menganalisis variabel

proses produksi yang ada dengan menggunakan fakta-fakta, angka-angka, dan pendapat-

pendapat yang terpilih, kemudian membuat alternatif rekomendasi yang mungkin untuk

perbaikan proses dan peningkatan produktivitas.

1.3. Penjabaran Sub Proses Produksi

Alur produksi pada P.T. Sepatu Mas Idaman dapat dilihat pada gambar 3.3, yaitu

terdiri dari beberapa sub proses antara lain :

a. Cutting / Skiving

Dalam proses ini bahan baku utama terutama kulit, dilakukan pemotongan

sesuai dengan pola dan model yang dipesan, disini kulit yang berbeda

jenis dan ukurannya disesuaikan dengan pola dan bagian sepatu yang

membutuhkannya, antara lain untuk membuat upper (bagian atas sepatu)

yang memerlukan kulit yang lebih banyak. Selain itu bagian yang

mendukung upper ini bagian lining (lapisan kulit yang biasanya dilapisi

juga oleh busa atau juga tanpa busa), counter (bagian kulit yang agak

keras yang biasanya terletak di sekitar tumit atau belakang sepatu), dan

tape ( pita yang terbuat dari kulit).

b. Sewing / Stitching

Pada proses ini bahan baku yang berupa kulit yang sudah dipotong sesuai

pola dan model yang dipesan disatukan dengan cara penjahitan dan

Page 9: alur produksi

9

pengeleman. Pada bagian lining dimana lapisan kulit dan busa terlebih

dahulu dilakukan pengeleman dan proses agar lebih kuat baru kemudian

dilakukan proses penjahitan.

c. Knitting

Untuk beberapa model sepatu ada yang membutuhkan proses perajutan

baik menggunakan tangan atau mesin untuk bagian upper.

d. Sole

Dalam proses ini sole yang terdiri dari out sole biasanya berupa karet

keras dan mid sole yang berupa kulit lentur atau agak keras disatukan

dengan cara pengeleman dan dipress, setelah itu juga bagian heel (bagian

tumit pada sole) dan welt (bagian tepi sepatu) dilakukan pengeleman dan

dipress.

e. Assembling

Pada proses ini upper beserta lining dipadukan dengan sole dengan cara

diberi lem dimana terlebih dahulu bagian sole diberikan stabilizer

(mangkok belakang) sebagai dudukan.

f. Finishing

Dalam proses ini dilakukan pengecekan terhadap kualitas mutu dari sepatu

dengan terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa lem dan kotoran yang

menempel pada sepatu, setelah lolos baru diberikan aksesoris berupa

lapisan bantalan pada bagian dalam sepatu dan label, setelah itu dilakukan

proses pengepakan dan sepatu siap untuk didistribusikan.

WAREHOUSE

CUTTINGSOLE

Page 10: alur produksi

10

Gambar 3.2. Diagram Alur Produksi

Tahap Pelaksanaan Analisis 1.4.

Dalam menganalisis suatu masalah terlebih dahulu perlu adanya model analisis

dan metode apa yang tepat yang akan digunakan dalam mencari cause and effect dari

suatu permasalahan. Model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analysis tool yaitu problem tree dimana berguna untuk mencari alur yang

sistematis untuk melihat dampak yang muncul dan penyebab apa yang mendorongnya

serta model penelitian secara deskriptif, dimana model deskriptif adalah model penelitian

dengan menyajikan permasalahan melalui diagram, tabel dan disimpulkan dengan grafik

lengkap dengan penjelasannya. Hal-hal lain seperti studi pendahuluan berupa survey ke

Page 11: alur produksi

11

lapangan untuk melihat proses produksi serta studi pustaka merupakan faktor lain yang

mendukung dimulainya suatu penelitian yang tertuang dalam group field project ini.

Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah dengan cara bertahap dimulai

dari identifikasi dan perumusan masalah, penentuan variabel-variabel yang

mempengaruhi produktivitas, pengumpulan data-data sampai dengan pengolahannya, dan

yang terakhir adalah intrepretasi hasil analisis berupa kesimpulan hasil analisis dan

rekomendasi. Sistematika metode analisis ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

1.5. Model dan Metode Analisis

Model Analisis

Kerangka kajian tesis dan model analisis yang akan dipakai adalah dengan

menggunakan cause effect analysis yaitu untuk mencari penyebab dan akibat dari suatu

permasalahan secara umum. Diagram ini berguna untuk mengelompokkan beberapa

penyebab potensial dari suatu masalah atau issue secara sistematis dan mengidentifikasi

apa yang menjadi penyebab utamanya.

Page 12: alur produksi

12

Studi Pendahuluan

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Studi Pustaka

Perancangan Analisis

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data dan Pembahasan

Intrepretasi Hasil

Gambar 3.3. Tahap Pelaksanaan Analisis

Analisis cause effect ini akan membantu untuk merumuskan beberapa hipotesis

pendek mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab potensial dari suatu

permasalahan pada suatu proses yang dianggap tidak efektif dan efisien. Dengan

menggunakan tree diagram, maka akan memudahkan penulis untuk mengidentifikasikan

sejumlah informasi dan mengelompokkan beberapa penyebab berdasarkan kejadian yang

diamati sehingga akan lebih mudah untuk menemukan faktor yang menjadi akibat dari

Page 13: alur produksi

13

penyebab tersebut. Analisis ini juga membantu penulis untuk memperluas wacana

pemikiran dan melihat sebuah permasalahan dengan gambaran yang lebih luas.

Setelah menemukan beberapa penyebab masalah yang akan diteliti, maka

selanjutnya dilakukan model penelitian secara deskriptif, dimana model deskriptif adalah

model penelitian dengan menyajikan permasalahan berdasarkan data-data yang didapat

dari perusahaan melalui diagram, tabel dan disimpulkan dengan grafik lengkap dengan

penjelasannya.

Metode Analisis

Metode analisis menjelaskan mengenai cara melakukan pemecahan masalah

melalui model dan kerangka pikir yang dibangun. Adapun beberapa metodologi yang

digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang menjadi indikator dari program

peningkatan produktivitas yaitu dimulai dari tahap identifikasi masalah sampai dengan

pengolahan dan analisa data yang didapatkan. Tahap-tahap dan penjelasannya dapat

dijelaskan pada sub bab berikut ini.

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan masalah yang

dihadapi oleh perusahaan. Masalah yang didapat harus ditelusuri dan lebih

disederhanakan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dapat saja lebih dari satu, maka

diperlukan pembatasan untuk memastikan kelanjutan group field project ini berada pada

jalur yang tepat. Pembahasan masalah secara keseluruhan secara umum harus dihindari,

sebaliknya masalah yang menjadi faktor utama harus didahulukan penyelesaiannya.

Page 14: alur produksi

14

Setelah itu ditentukan beberapa hipotesa yang merupakan kemungkinan dari penyebab

masalah. Hipotesa ini sangat penting karena dapat berfungsi sebagai pedoman dalam

langkah penelitian selanjutnya. Masalah produksi dapat diidentifikasikan dengan

penjabaran isu-isu yang ada pada proses produksi melalui pengamatan dan melakukan

wawancara kepada beberapa staf pada departemen yang bersangkutan serta pengambilan

data aktual atau yang disebut dengan data primer perusahaan.

Perancangan Analisis

Sebelum melakukan analisa data dan menginterpretasikan hasil yang didapat,

maka hal-hal penting yang dilakukan adalah menemukan kunci dari masalah yang ada

terlebih dahulu dengan cara melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan cause

effect atau problem tree tersebut. Setelah itu menentukan beberapa variable yang menjadi

penyebab masalah dengan cara menggunakan hipotesa-hipotesa dan mengadakan suatu

penelitian dengan data-data perusahaan yang telah dikumpulkan. Dan akhirnya akan

didapatkan suatu kesimpulan mengenai variable apakah yang paling mempengaruhi

masalah tersebut.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Untuk keperluan tesis ini, tim penulis mengumpulkan data yang diperoleh

langsung dari pihak perusahaan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang

didapat yaitu berupa hasil wawancara dari para staff di departemen yang bersangkutan

serta data-data mentah berupa jumlah tenaga kerja dan absensi, jumlah output per shift,

jumlah output per departemen, jumlah defect per hari, jumlah material yang digunakan,

Page 15: alur produksi

15

dan data penunjang lain yang berhubungan dengan variabel produktivitas. Data-data ini

merupakan data mentah yang akan digunakan sebagai dasar untuk penelitian penulis.

Sementara itu, data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

sehingga di satu sisi lebih informatif dan akan mempermudah penulis dalam mencari

penyebab masalah dan menarik kesimpulan. Data-data sekunder yang digunakan yaitu

hasilnya berupa diagram masalah berdasarkan hasil pengamatan, tabel dan akan

disimpulkan dengan grafik lengkap dengan penjelasannya.

Analisis Data dan Intrepretasi Hasil

Pembahasan ini berhubungan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan

berdasarkan landasan teori-teori yang akan dipakai sebagai acuan pemecahan masalah.

Pada tahap ini dijelaskan mengenai hasil yang diperoleh dari pengolahan data yang

dilakukan serta dijelaskan pula bagaimana menafsirkan kesimpulan dan apa implikasi

dari hasil pengolahan data tersebut. Hasil intrepretasi data yaitu disajikan berupa tabel

dan grafik. Setelah melakukan intrepretasi data, maka tahap selanjutnya adalah

menganalisa variabel-variabel yang berhubungan dengan produktivitas tersebut dan

melakukan penilaian mengenai apa yang menjadi penyebab ketidakefisienan proses

produksi sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas. Untuk memberikan saran dan

solusi, maka perlu diajukan beberapa rekomendasi yang mendukung dan akan membantu

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

1.6. Variabel Penelitian

Page 16: alur produksi

16

Dalam mengidentifikasi masalah proses produksi pada P.T. Sepatu Mas Idaman

harus diketahui variabel-variabel apa saja yang dapat membuat suatu proses tidak efisien.

Masalah proses produksi yang tidak efisien akan sangat dipengaruhi oleh variabel-

variabel tertentu. Penelitian mengenai pemasalahan produktivitas sangat luas cakupannya

karena definisi dari produktivitas yang baku sampai saat ini dan belum ada yang standar.

Untuk memfokuskan masalah ini dan juga untuk mendapatkan jawaban yang objektif dan

rasional, maka ditetapkan beberapa variabel pendukung yang mempengaruhi masalah

produktivitas. Variabel-variabel produktivitas yang teridentifikasi pada proses produksi

P.T. Semasi yaitu hasil produksi sepatu sebagai output, sebagai inputnya terdiri dari

tenaga kerja dalam hal ini karyawan yang bekerja pada setiap shift dan faktor

ketersediaan material