alunan senja

7
Alunan Senja [9 Mei 2010 | No Comment | 152 views] Di ufuk barat Cahaya rinduku meredup sendu Bias mega seakan memenggal kenangan Tentang sekeping hati yang melekat di lamunan Sungguh Alunan senja nan teduh Meredam asmara yang kian rapuh Nada-nada tak berirama Mengusik jiwa dalam peraduannya puisi alam » Kisah Air [18 Apr 2010 | One Comment | 495 views] Kami bisa memberitahumu Banyak airmata yang tertumpah Dari bukit ke lembah Kami bisa berkisah Banyak perasaan terhanyut Dari hulu ke hilir Kami bisa membisik Rahasia rahasia Dari sungai ke laut puisi alam » Elegi Rerumputan [28 Feb 2010 | 2 Comments | 608 views] Semesta rumput memerankan ketaatannya kepala mereka tunduk oleh bebayangan mentari saga hidup bersama bertumpuk dalam dimensi ketenangan ini nyayian sang raja hijau angin petang menjadikan elegi doa rerumputan luapan kata setiap titah tumbuhnya mereka tampakkan ketun

Upload: martia-putri-gitrin

Post on 17-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yes

TRANSCRIPT

Alunan Senja

Alunan Senja[9 Mei 2010 |No Comment| 152 views]Di ufuk baratCahaya rinduku meredup senduBias mega seakan memenggal kenanganTentang sekeping hatiyang melekat di lamunanSungguhAlunan senja nan teduhMeredam asmara yang kian rapuhNada-nada tak beriramaMengusik jiwa dalam peraduannyapuisi alamKisah Air[18 Apr 2010 |One Comment| 495 views]Kami bisa memberitahumuBanyak airmata yang tertumpahDari bukit ke lembahKami bisa berkisahBanyak perasaan terhanyutDari hulu ke hilirKami bisa membisikRahasia rahasiaDari sungai ke lautpuisi alamElegi Rerumputan[28 Feb 2010 |2 Comments| 608 views]Semesta rumput memerankanketaatannyakepala mereka tundukoleh bebayangan mentari sagahidup bersama bertumpukdalam dimensi ketenanganini nyayian sang raja hijauangin petang menjadikanelegi doa rerumputanluapan kata setiap titah tumbuhnyamereka tampakkan ketunpuisi alamMenatap Petang[14 Feb 2010 |One Comment| 851 views]Matahari kian rentamencurahkan aura jinggaribuan burung berarakanmenuju hutan samaranaku duduk di berandadengan mata tertumbukbermain empat matasinar jingga kunci ragamata kian kisuthari kian lesumusim kan bergantipuisi alamKaki Pelangi[7 Feb 2010 |No Comment| 952 views]Ia yang hadir selepas hujanHapuskan air mataMembentang jauh tak terhinggaLihat masa depan nun jauh di sanaAku telah menyusuriKe tujuh jalan pelangiNamun masih juga mencariHingga akhirnya kusadariTelah kutemuiBukan emas maupun hartaSisihkan kabut yang menghalangiKarena tiada hujan yang abadipuisi alamLingkaran Empat Musim[6 Des 2009 |One Comment| 784 views]Bunga bunga bermekarandalam angin musim semiKita memulai hari hariLihat kuatnya bunga kecil yang rapuhIa lalui musim dingin dalam harapanDengan indahnya ia merekahTidakkah kau tahu kekuatan tekad?Musim panas saat kita berbagi ceritaSemilir angin di pucuk pucuk cemaraMenaungi aku, kau, kita semuaDaun daun coklat musim gugurAku tahu waktuku belum tibaSemangat juang yang tak jua kendurpuisi alamLautku[22 Nop 2009 |2 Comments| 2.043 views]Satu senjaDipangguk sunyiRambutku ditiupNyanyian merdu pantaiKulihat camar-camarBermain ria di lautkuMenggebur sukmaYang menunggu gelapTapi lautku hanya terdiamTengelamkanku dalamCinta yang tiada surut-Puisi tentang AlamKarya: Wahyu Akbar,kelas XII IPA-2 MAN Selatpanjang,anggota Cahaya Penapuisi alamTabir Senja di Dusun Kecil[14 Jun 2009 |2 Comments| 1.092 views]Kidung bulan di kaki langitMengalun tembang mentarimerah sagaMenarik selimut langit kelamsang kegelapanSiang meronta, dibalik bayanganmegah kerdip bintangdi atas tanah bulan sabitdesa batang hariDusun secuil gambutsenja merona kian menghujampuisi alamGerhana[24 Mei 2009 |One Comment| 1.279 views]gerhana kali inidatang menutup segenap rimbayang gugur daunselepas kemarau laludi musim basah nantidahan akan kembaliditumbuhi pucuk-pucuk barumenjelma rupadahan hatiku keringtak lagi ditumbuhi pucuk barusetelah kemaraupuisi alamAndai Ozon Dapat Bicara[17 Mei 2009 |8 Comments| 1.673 views]Andai ozon bisa bicaraDia akan berkataOhbetapa kejamnya manusiaAndai ozon bisa bicaraDia akan berkataHidupku sudah tak lamaAndai ozon bisa bicaraDia akan berkataAku kini sakit digerogotiberbagai penyakitAndai ozon bisa bicaraDia akan mengabarkan kepada kitaWahai para manusia kini aku telah tertembus.puisi alamMengikuti Tanda[3 Mei 2009 |No Comment| 708 views]Jika kau ingin menemukankuLihatlah bulanAku akan menjadi cahayaJika kau belum jua berjumpaDuduklah bersama burung di sangkarYang tak berpintuJika aku tetap tidak ada di sanaHilangkan dulu kecemburuanmuPada malam yang memanggilTapi jangan sentuh pekatnyaKarena itulah akuJika belum jua kau bersua dengankuCarilah aku di antara hempasan ombakYang mencium bibir pantaiAku akan menjadi buih putihTersenyum untukmuJika kau malas ke sana mencarikuBersualah dengan anginSebab aku bergulung dalam hembusannyaJika tak jua aku kautemukan di sanaCobalah bermimpi di tidurmuAku akan menjadi pendongengDi antara lelapmuNamun jika malam tak menyenggol kantukmuBukalah pintuAku akan turun bersama embunMelembabkan dedaunanAku akan ada puisi alamSetangkai Kata, Sebait Bunga[26 Apr 2009 |No Comment| 1.105 views]Suara yang memanggilkuDi sayap-sayap cahaya terdengar bisuPandangan itu, melalakkan anginUntuk mengeja lirik-lirik suaSaat kita di taman rinduKutadahkan setangkai kata sebait bungaSekarang diri merisaukan dedaunanTerus berembunkan air mataRentannya luka dari duriJuga lapuknya tangkai menopang bunga.Karya: Andri Eka Saputra, Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi

(SOSIAL)Jenuh

Sejenak aku pandangiBatas cakrawalaSang surya pun perlahanTinggalkan bayangan

Ada setangkup rasaYang akan tertinggalDan mungkin terus tertinggalJauh disana

Seakan aku terkunci tanpa dapat dan sempat bertanyaBiarlah sepi mengurung diriDalam seribu tanya yang ada

Biarlah saja serangga malamMenjadi temankuHari-hari tetap samaTanpa ada yang berubahMembuat diriku semakin

-imam amry-

(Budaya)Ke timurkah kita

Ku jejaki pulau mentari terbit seawal pagiTanpa ku dugaTanpa ku rasaTanpa ku impikannyaTanpa upaya kesana di awalnya

Rupanya kegigihan negara serumpun ASIAMenggamit memori perjalanankuBersama desupan shinkansen meluncur lajuSakura, Fuji, Hokkaido sehinggakanSushi, tempura, sashimi telah ku kenali dan hayatiWakarimasen, sumimasen, soudesuneKu mengerti dan menusuk mindaku

Untuk apa ku jelajahiUntuk apa ku terokaiUntuk apa ku menyusahi diriUntuk apa ku mamahkan usiaku di bumi sakura ini

Jika dulu datuk, nenekku membenciKesiksaan, kepayahan diselubungiLinangan air mata mengenang kembali

AkhirnyaTatkala petir peluru, guruh atom di Hiroshima dan Nagasaki melewati merekaBangkit semula merekaMemulakan satu era penaklukan baruKemajuan teknologi berteraskan etika

25 tahun laluKita bangunMerenung semulaMembuka bicaraMenganggukkan kataMaterai suatu pengembaraanUntuk generasi anak bangsaMencontohi hasil tuaian emas di sebelah Timur sana

Anak-anak muda desa dan kotaYang gemilang mindanyaBersama mengampuhkan negara

-zainol zainoru-