all in one

14
Rumah dengan KWH meter Buram Pada line D terdapat 2 rumah yang KWH meternya buram sehingga pengukurannya tidak dapat terbaca, dengan data sebagai berikut : 1. No tiang : D1C1D1C13 Tarif : R1 / 450 Fasa : T Faktor pemakaian WBP = 0,55 Faktor pemakaian LWBP = 0,12 Sehingga : Pemakaian WBP = 0,55 x 450 = 247,5 VA Pemakaian LWBP = 0,12 x 450 = 54 VA Pemakaian selama 6 hari = [(247,5 x 4jam) + (54 x 20jam)] x 6 hari = 5940 KWH + 6480 KWH = 12420 WH = 12,42 KWH 2. No tiang : D1C1D7A1D3 Tarif : R1 / 450 Fasa : R Faktor pemakaian WBP = 0,39 Faktor pemakaian LWBP = 0,11 Sehingga : Pemakaian WBP = 0,39 x 450 = 175,5 VA

Upload: daud-puja-pradana

Post on 21-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rangkuman TA

TRANSCRIPT

Page 1: All in one

Rumah dengan KWH meter Buram

Pada line D terdapat 2 rumah yang KWH meternya buram sehingga pengukurannya tidak

dapat terbaca, dengan data sebagai berikut :

1. No tiang : D1C1D1C13

Tarif : R1 / 450

Fasa : T

Faktor pemakaian WBP = 0,55

Faktor pemakaian LWBP = 0,12

Sehingga :

Pemakaian WBP = 0,55 x 450

= 247,5 VA

Pemakaian LWBP = 0,12 x 450

= 54 VA

Pemakaian selama 6 hari = [(247,5 x 4jam) + (54 x 20jam)] x 6 hari

= 5940 KWH + 6480 KWH

= 12420 WH

= 12,42 KWH

2. No tiang : D1C1D7A1D3

Tarif : R1 / 450

Fasa : R

Faktor pemakaian WBP = 0,39

Faktor pemakaian LWBP = 0,11

Sehingga :

Pemakaian WBP = 0,39 x 450

= 175,5 VA

Pemakaian LWBP = 0,11 x 450

= 49,5 VA

Pemakaian selama 6 hari = [(175,5 x 4jam) + (49,5 x 20jam)] x 6 hari

= 4212 + 5940

= 10152 WH

= 10,152 KWH

Page 2: All in one

Pemakaian selama 6 hari = 12,42 KWH + 10,152 KWH

= 22,572 KWH

Metode Analisa Losses

Untuk mengetahui besarnya losses yang terjadi pada jaringan ada dua metode yang dapat

dilakukan, yaitu dengan cara pengukuran di GTT dan metode perhitungan.

Metode Pengukuran Di GTT

Metode ini adalah metode yang paling sederhana yang digunakan untuk mengetahui

losses total yang terjadi pada jaringan (losses teknis dan losses non teknis). Untuk menegetahui

losses total pada jaringan dengan membandingkan energy kirim dari GTT dan energy pemakaian

pelanggan (energy terima). Energy kirim bisa diketahui dengan memasang KWH meter tiga fasa

pada GTT pada masing-masing line dengan metode pemasangan TM-TR-TR yaitu sisi input

adalah sisi tegangan menengah, pengukuran di sisi tegangan rendah dengan beban tegangan

rendah. Pada GTT 54 Dander APJ Bojonegoro terdapat dua line yaitu line B dan line D.

pembacaan energy kirim pada GTT dengan KWH meter adalah :

Energi kirim = (Stand akhir – Stand awal) x Ratio CT

Sedangkan untuk mengetahui energi pemakaian pelanggan dengan membaca KWH meter

sebanyak 580 pelanggan yang terpasang pada GTT 54 Dander Bojonegoro saat pemadaman I

untuk mengetahui stand awal dan pemadaman II untuk mengetahui stand akhir. Besarnya energy

terima pada setiap pelanggan adalah :

KWH terima = (Stand akhir – Stand awal)

Dari hasil pengukuran diketahui :

Pengukuran dengan KWH meter pada GTT :

Line B :

Stand awal = 7172,7

Stand akhir = 7241,8

Ratio CT yang digunakan = 200/5 = 40

KWH Kirim = (72141,8-7172,7)x40

= 2764KWH

Page 3: All in one

Line D :

Stand Awal : 2,1

Stand Akhir : 84,4

Ratio CT yang digunakan : 200/5 = 40

KWH Kirim = (84,4-2,1)x 40

=3292 Kwh

Energi Kirim Total = Energi kirim line B +Energi kirim line D

= 2764kWH + 3292 kWH

= 6056 kWH

Baca meter pelanggan :

Dari hasil baca meter pelanggan pada line B dan line D sebanyak 58 pelanggan diketahui

energy terima total adalah 4911 kWH. Sehingga dari pengukurandiketahui besarnya losses total

yaitu :

Losses total = Energi kirim – Hasil catet pelanggan

= 6056 KWH – 4911 KWH

= 1145 KWH

%Losses Total = Losses total

Energi Kirim x 100%

= 11456056

x 100%

= 19,4 %

Losses jaringan :

= KWH Pembanding – (catet pelanggan+PJU liar + rumah dengan KWH meter buram)

= 6056-(4911+102,744+22,572)

= 1019,668KWH

%Losses jaringan = Losses jaringan

kWh pembanding x 100%

= 1019,68

6056 x 100%

= 16,8 %

Page 4: All in one

Metode Penghitungan

Cara perhitungan digunakan untuk mengetahui besarnya losses teknis yang terjadi pada

jaringan. Langkah-langkah dalam perhitungan teknis adalah :

a. Perhitungan daya kirim

Untuk mengetahui besarnya daya kirim dari GTT diperlukan data arus , tegangan dan cos phi

pada GTT. Data ini diperoleh dari hasil power logger baik pada saat WBP dan LWBP.

Pada saat WBP :

Waktu saat beban puncak line B pukul 19.12 sedangkan pada line D terjadi pada pukul 19.28.

Data arus, tegangan dan cos phi dari hasil power logger pada tabel di bawah ini :

Tabel 8. Data arus , cos phi, dan tegangan pada GTT pada saat WBP

Line B Line D

R S T N R S T N

Cos phi 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85

Teganga

n216 220 217 216 220 217

Arus 89 115 87 23 102 105 115 26

P kirim

(kW)16,340 21,505 16,05 18,7 19,6 21,2

∑P kirim

(kW)53,89 59,5

Contoh perhitungan daya kirim fasa R pada line B adalah :

P kirim = V x I x Cos phi

= 216 x 89 x 0.85

=16,3 kW

Dengan cara yang sama diketahui juga daya kirim pada fasa S,T dan daya kirim pada line D pada

masing-masing fasanya, sehingga diketahui daya kirim total pada GTT adalah :

∑P kirim = ∑P kirim line B + ∑P kirim line D

Page 5: All in one

= 53,892 kW + 59,6 kW

= 113,5 kW

Pada saat LWBP :

Sedangkan waktu sesuai hasil power logger saat Luar waktu beban puncak (LWBP)

diambil pada saat beban terendah. Pada line B beban terendah terjadi pada pukul 08.12 WIB

sedangkan pada line D terjadi pada pukul 10.58 WIB.

Tabel 9. Data Arus, Cos φ, dan Tegangan pada GTT pada saat LWBP

Line B Line D

Fasa R Fasa S Fasa T Fasa R Fasa S Fasa T

cos ϕ 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85

Tegangan (V) 221 224 222 220 226 222

Arus (A) 19 21 28 29 30 26

P kirim (kW) 3,659 3,998 3,396 5,423 5,763 4,906

Σ P kirim (kW) 10.96415 16,092

Daya kirim totalpada GTT saat LWBP adalah :

Σ P kirim = Σ P kirim line B + Σ P kirim line D

= 10.96415 kW + 16,092 kW

= 27,056 kW

Energi kirim total WBP dan saat LWBP selama 6 hari adalah :

Σ P kirim = (10.96415 kW x 4 jam) + (16,092 kW x 20 jam) x 6 hari

= 2723,16 kWh + 3246,73 kWh

= 5969,89 kWh

b. Perhitungan Drop Tegangan

Untuk menentukan besarnya susut penghantar dapat dianalisa dengan tegangan jatuh pada tiap

tiang menggunakan pesamaan di bawah ini :

ΔV = I . (R . cos ϕ + X . sin ϕ) x l

Keterangan :

ΔV = Drop tegangan (V)

I = Arus penghantar (A)

Page 6: All in one

R = Tahanan penghantar (Ω/km)

X = Reaktansi penghantar (Ω/km)

l = panjang penghantar

Pada distribusi jaringan tegangan rendah reaktansi (X) diabaikan karena sangat kecil.

Perhitungan drop tegangan ini dilakukan pada masing-masing tiang sehingga nantnya

diketahui total drop tegangan sepanjang jaringan dan diketahui tegangan dari tiang ujung.

Dimana tegangan dari tiang ujung adalah tegangan pada GTT dikurangi drop tegangan total

sepanjang jaringan.

Contoh perhitungan drop tegangan pada tiang B2A2B2 pada fasa R adalah :

Diketahui :

I (Arus Penghantar) = 73,85 A

R (Tahanan Penghantar) = 1,5234 Ω/km

l (Panjang Saluran) = 0,03 km

cos ϕ = 0,85

Maka : ΔV = I . (R . cos ϕ + X . sin ϕ) x l

= 73,85 x ((1,5234 x 0,85) + 0) x 0,03

= 2,86 V

Adanya drop tegangan pada penghantar mengakibatkan tegangan pada tiang ujung

juga drop. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan besarnya tegangan pada tiang ujung pada

saat Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) adalah sebagai

berikut :

Tabel 10. Data Tegangan Tiang Ujung

NO TIANG FASA

LINE

B

LINE

DWAKTU

TARIKA

N

(Volt) (Volt) Tanggal Jam 1 2

54B2A2B3A2B17 S 200 25-2-200619.1

5

54D01C09 S 190 25-2-200620.0

5√

54D1C1D7A1D4A2

D7R 180 25-2-2006 20.2 √

Page 7: All in one

Dari data pengukuran dan perhitungan diatas terdapat selisih, itu disebabkan adanya drop

tegangan akibat tahanan pada konektor penghantar yang tidak bisa diketahui baik secara

pengukuran maupun secara perhitungan.

c. Perhitungan Arus Beban Per Tiang

Arus beban pada masing-masing tiang dapat diketahui berdasarkan DIL (Data Induk

Pelanggan) yang terpasang pada tiang tersebut. Sebagai contoh perhitungan arus beban pada

tiang B2A2B3A2 sebagai berikut :

Fasa R :

Daya kontrak : 450 VA, jumlah pelanggan = 4

1300 VA, jumlah pelanggan = 1

Total daya kontrak fasa R = 3100 VA

Fasa T :

Daya kontrak : 450 VA, jumlah pelanggan = 4

Total daya kontrak fasa T = 1800 VA

Karena tegangan standar line to netral adalah 220 volt, maka arus beban pada tiang ini adalah

Fasa R : I = 3100220

= 14,09 A

Fasa T : I = 1800220

= 8,18 A

Karena waktu pemakaian energi listrik oleh pelanggan tidak konstan,

menyebabkan arus beban berubah setiap saat dari beban minimum sampai beban maksimum.

Maka dalam perhitungan arus beban ini harus dikalikan dengan factor beban. Faktor beban

diketahui dengan membandingkan arus terukur dengan arus terpasang.

Faktor beban = Arus terukur

Arus terpasang

Arus terukur = Arus pengukuran pada GTT

Arus terpasang = Arus beban yang terpasang pada GTT

Perhitungan factor beban pada fasa R line B Waktu Beban Puncak :

Total daya terpasang = 44350 VA

Arus Terpasang = 44350 VA

220 V

Page 8: All in one

= 201,5909 A

Arus Terukur = 89 A

Faktor Beban = 89 A

201,5909 A

= 0,44

Perhitungan factor beban pada fasa T line B Waktu Beban Puncak :

Total daya terpasang = 49750 VA

Arus Terpasang = 49750 VA

220 V

= 226,14 A

Arus Terukur = 87 A

Faktor Beban = 87 A

226,14 A = 0,38

Jadi arus tiang pad tiang B2A2B3A2 saat WBP setelah dikalikan factor beban adalah :

Fasa R : 6,22 A

Fasa T : 5,22 A

d. Perhitungan Arus Penghantar Per Tiang

Arus pada penghantar masing – masing tiang perlu diketahui untuk menentukan drop

tegangan dan losses yang terjadi pada masing – masing penghantar per tiang.

Untuk menentukan arus per penghantar pada tiang pertama dari GTT adalah :

Ipenghantar = IGTT - IBEBAN

Untuk arus penghantar pada tiang selanjutnya adalah :

Ipenghantar tiang n = Ipenghantar n-1 – Ibeban tiang n

Contoh perhitungan arus penghantar dari tiang B2A3B3 ke tiang B2A3B3A2. Pada tiang ini

beban terpasang pada beban R yaitu sebesar 2200 VA. Arus beban yang terpasang pada tiang

ini adalah 0,90 A. Sedangkan arus penghantar pada tiang sebelumnya yaitu tiang B2A2B2

fasa R adalah 73,85 A, maka :

Ipenghantar tiang B2A2B2 = 73,85 A – 0,9 A = 72,95 A

e. Perhitungan losses

Untuk mengetahui losses yang terjadi pada jaringan perlu diketahui losses yang terjadi per

tiang. Besarnya losses dapat dirumuskan sebagai berikut :

Plosses = Ipenghantar2 x R cos φ

Page 9: All in one

Contoh perhitungan losses pada tiang B2A2B2 fasa R :

I (Arus Penghantar) = 73,85 A

R (Tahanan Penghantar) = 1,5234 Ω/Km

L (Panjang Saluran) = 42 m = 0,042 Km

cos∅ = 0,85

Plosses = 73,852 x ( 1,5234 x 0,042 ) x 0,85

= 296,6 Watt

Berdasarkan perhitungan, losses teknis yang terjadi pada jaringan listrik baik saat WBP

walaupun LWBP adalah :

Tabel Losses Daya pada Jaringan Saat WBP

FasaLosses Daya ( watt ) Losses Daya Total ( Kw )

Line B Line D Line B Line D

R 3.634,51 3241,90

13,330 12,0S 5.626,62 4044,83

T 4069,73 4713,54

Tabel 12 Losses Daya pada jaringan saat LWBP

FASALosses Daya(Watt) Losses daya total (kW)

Line B Line D Line B Line D

R 165,54 262,06

0,529 0,833S 190,13 330,19

T 173,41 240,93

Berdasarkan tabel di atas losses jaringan total adalah :

Losses saat WBP = losses line B + losses line D

= 13,33 kW + 12 kW

= 25,33 kW

Losses saat LWBP = losses line B + losses line D

Page 10: All in one

= 0,592 kW + 0,833 kW

= 1,362 kW

Losses jaringan yang terjadi dalam waktu 6 hari adalah :

Losses 6 hari = (25,33 kW x 4 jam )+ (1,362 kW x 20 jam ) x 6 hari

= 607,92 kWH + 163,44 kWH

= 771,36 kWH

Untuk mengetahui berapa persen losses yang terjadi pada jaringan maka besarnya losses total

selama 6 hari dibandingkan dengan energy kirim selama 6 hari dengan rumus sebagai berikut :

%Losses jaringan = Losses6 harienergi kirim

x 100%

Energi kirim 6 hari = 5969,89 kWH

Losses jaringan 6 hari = 771,36 kWH

Jadi % losses jaringan = 771,365969,89

x 100%

= 12,92%

Losses total 6 hari = 771,36 kWH + 22,572 kWH + 102,744 kWH

= 896,67 kWH

Jadi, % losses total = 896,67

5969,89 x 100%

= 15,01 %

Losses jaringan berdasarkan perhitungan dan pengukuran terjadi perbedaan. Pada pengukuran

losses total 16,8% sedangkan berdasarkan perhitungan losses total 15,1 %. Selisih yang terjadi

sebesar 1,79% ini disebabkan adanya losses akibat konektor pada penghantar yang kurang baik.