alkohol lemak kelompok 4

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol lemak (RCH 2 OH) merupakan alkohol tingkat tinggi (kelas alifatik monohidrat) yang mengandung lebih dari 6 atom C. Alkohol lemak dapat berupa jenuh atau mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan karakteristiknya, baik primer maupun sekunder, berantai lurus maupun bercabang, jenuh atau tidak jenuh, dan sangat dipengaruhi oleh proses pembuatannya dan bahan baku yang digunakan dalam proses. Alkohol lemak merupakan bahan dasar oleokimia dalam pembuatan surfaktan. Hal ini mempunyai nilai- nilai ekonomi dan dapat dijadikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Permintaan pasar dunia terhadap Alkohol lemak diperkirakan meningkat sebesar 4% tiap tahunnya, jadi industri pembuatan Alkohol lemak mempunyai prospek yang sangat cerah. Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak alami atau sintesis petrokimia. Di dunia, ratio pembuatan Alkohol lemak dari minyak alami dan sintesis berbeda di tiap wilayah. Amerika Selatan rationya 30:70, Eropa Barat 52,5:47,5, Jepang 31:69, dan Asia 86:14. Dengan begitu pesatnya perkembangan Alkohol lemak ini berdampak naiknya supply dan stabilitas harga minyak 1

Upload: yunus-o-novanto

Post on 17-Feb-2016

295 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

alkohol

TRANSCRIPT

Page 1: Alkohol Lemak Kelompok 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan alkohol tingkat tinggi (kelas alifatik

monohidrat) yang mengandung lebih dari 6 atom C. Alkohol lemak dapat berupa

jenuh atau mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan karakteristiknya, baik

primer maupun sekunder, berantai lurus maupun bercabang, jenuh atau tidak

jenuh, dan sangat dipengaruhi oleh proses pembuatannya dan bahan baku yang

digunakan dalam proses.

Alkohol lemak merupakan bahan dasar oleokimia dalam pembuatan

surfaktan. Hal ini mempunyai nilai-nilai ekonomi dan dapat dijadikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat. Permintaan pasar dunia terhadap Alkohol lemak

diperkirakan meningkat sebesar 4% tiap tahunnya, jadi industri pembuatan

Alkohol lemak mempunyai prospek yang sangat cerah.

Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak alami atau sintesis

petrokimia. Di dunia, ratio pembuatan Alkohol lemak dari minyak alami dan

sintesis berbeda di tiap wilayah. Amerika Selatan rationya 30:70, Eropa Barat

52,5:47,5, Jepang 31:69, dan Asia 86:14. Dengan begitu pesatnya perkembangan

Alkohol lemak ini berdampak naiknya supply dan stabilitas harga minyak lauric.

Sumber utama dari minyak lauric adalah Asia Tenggara.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari beberapa hal-hal yang berkaitan dengan Alkohol Lemak, tahap-tahap

prosesnya, kondisi operasinya, dan lain- lain. Selain itu, makalah ini disusun

untuk melengkapi tugas mata kuliah Proses Industri Petrokimia dan Oleokimia.

1

Page 2: Alkohol Lemak Kelompok 4

BAB II

TINNJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol Lemak

Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan

turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian

dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom

karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia

kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting

sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan

seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier,

emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.

Contoh fatty alkohol :

1. Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms

2. Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms

3. Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 carbon atoms

4. 1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 carbon atoms

5. Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms

6. Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms

7. Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH

8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms

9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms,

branched,

(CH3)2CH-(CH2)15OH

10. Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH

11. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated

12. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

polyunsaturated

13. Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

2

Page 3: Alkohol Lemak Kelompok 4

polyunsaturated

14. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

polyunsaturated

15. Elaidolinolenyl alkohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon

atoms, polyunsaturated

16. Ricinoleyl alkohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,

unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH99

17. Arachidyl alkohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms

18. Behenyl alkohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms

19. Erucyl alkohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH

20. Lignoceryl alkohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms

21. Ceryl alkohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms

22. Montanyl alkohol, cluytyl alkohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms

23. Myricyl alkohol, melissyl alkohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms

24. Geddyl alkohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms

Tabel 2.1 Karakteristik Fatty alcohol

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti

Sawit (PKO)

2.2 Sumber-Sumber dari Alkohol Lemak.

3

Page 4: Alkohol Lemak Kelompok 4

Berdasarkan bahan baku yang digunakan, alkohol lemak dapat

digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Alkohol lemak alami (Natural Fatty alcohol)

Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui

yang terdapat di alam. Alkohol jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan dari

pada rantai bebas (senyawa murni). Alkohol gabungan yang penting adalah

gliserol TAG (triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang memiliki

panjang rantai karbon C12-C18 yang dipertukarkan ( ester metal menjadi alcohol

lemak). Contoh : lemak, minyak dan lilin, dari tumbuhan dan hewan seril sesoat

dalam lilin erna dan mirisi palmitat dalam lilin lebah.

2. Alkohol lemak sintesis (Synthetic Fatty alcohol)

Alkohol lemak ini diperoleh dari industri petrokimia, hidrolisis ester

organik dan penurunan ester. Contohnya antara lain olefin dan parafin.

Untuk mendapatkan alkohol lemak ini, ada beberapa metoda pembuatan

yang dapat dilakukan yakni :

1. Hidrolisa ester (lillin) atau wax ester dari lemak hewan

2. Reduksi sodium dari lemak dan minyak

3. Proses Ziegler dengan mengunakan etilen

4. Proses oxo mengunakan olefin

5. Hidrogenasi katalitik dari asam lemak dan metil ester

6. Hidrogenasi minyak dan lemak

7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

2.3 Kegunaan Alkohol Lemak

Alkohol lemak digunakan secara luas pada industri :

1. Plasticizer (C6-C10)

2. Deterjen (C11 keatas)

3. Pengemulsi

4. Pelumas

5. Softener

6. Kosmetik

7. Makanan sebagai anti oksidan

8. Surfaktan

4

Page 5: Alkohol Lemak Kelompok 4

9. Bahan anti basa

10. Produk intermediate

11. Parfum

12. Farmasi

2.4 Proses Pembuatan Alkohol Lemak

Ada beberapa metode pembuatan alkohol lemak, antara lain sebagai

berikut :

1. Hydrolysis lilin ester mengunakan lemak hewan

2. Sodium pengurangan proses (yang) mengunakan gemuk dan minya

3. Ziegler proses yang mengunakan Ethylen

4. Proses oxo mengunakan olefin

5. Hidrogenasi katalik dari asam lemak dan metil ester

6. Hidrogenasi langsung dari lemak dan minyak

7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

2.4.1 Hidrolisis Wax Ester dari Lemak Hewan

Alkohol lemak diperoleh pertama kali dari hidrolisis wax ester dari lemak

hewan., terutama spermaceti dari sperma ikan paus.

Wax spermaceti dipisahkan melalui pemanasan dengan mengunakan

sodium hidroksida murni di atas suhu 300oC, kemudian alkohol didistilasi dari

sabun sodium. Destilatnya mengandung alkohol tak jenuh C16-C20. Untuk

mencegah terjadinya auto-oksidasi, distilasi ini dikeraskan dengan hidrogenasi

katalistik. Alkohol yang diperoleh jika minyak sperma hanya 70% wax ester,

mencapai yield 38%. Hasilnya kemudian dipisahkan dengan distilasi vakum dari

sabun dan air yang terbentuk, sehingga menghasilkan produk alkohol cetyl, ocecyl

dan arachidyl.

Mengingat perburuan ikan paus semakin meningkat dan dunia melarang

perburuan ikan paus karena tidak tersedia dalam jumlah banyak, maka proses ini

sudah sangat jarang dilakukan dan sangat terbatas.

2.4.2 Reduksi Sodium dari Lemak dan Minyak

Proses ini pertama kali dikemukan oleh Beauvault dan blanc pada tahun

1909, sedangkan pengunaan skala besar dilakukan pada thun 1930.

5

Page 6: Alkohol Lemak Kelompok 4

Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert ditambah ester kering

dan alkohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit alkoksida dipecah dengan

pengadukan dalam air kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.

Penambahan alkohol R1 (sebaiknya alkohol sekunder), bertindak sebagai

donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping, pemakaian sodium bisa jadi di

atas 20% dari kebutuhan stokiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan

hidrokarbon dan isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.

Proses ini digunakan sampai tahun 1950-an yang menghasilkan alkohol

lemak tak jenuh, terutama alkohol oleyl dari minyak sperma. Alkohol jenis ini

sekarang bisa diproduksi dengan proses hidrogenasi katalitik yang mengunakan

bahan baku murah.

2.4.3 Proses Ziegler Mengunakan Etilen

Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan

alkohol lemak natural. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses alfol dan

proses epal.

1. Proses Alfol

Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap

yaitu hidrogenasi, etilasi, reaksi perkembangan (growth reaction), oksidasi dan

hidrolisa.

1) Hidrogenasi

2 Al(CH2CH3)3 + Al + 3/2 H2 → 3 HAl (CH2CH3)

2) Etilasi

3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 → 3 AlCH2CH3)3

2/3 dari hasil proses ini direcycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya

langsung masuk ke reaksi perkembangan.

3) Reaksi perkembangan

4) Oksidasi

5) Hidrolisa

2. Proses Epal

Proses ini mempunyai langkah – langkah yang hampir sama dengan proses

alfol. Fleksibiilitas proses ini lebih besar dibandingkan dengan proses alfol.

Alkohol dan α – olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan biaya

6

Page 7: Alkohol Lemak Kelompok 4

yang dibutuhkan juga lebih besar, karena membutuhkan proses kontrol yang lebih

kompleks dan penambahan olefin dan alkohol rantai bercabang.

2.4.4 Proses Oxo Menggunakan Olefin

Proses oxo ( hidroformilasi ) terdiri dari reaksi antara olefin dengan

campuran gas H2 – CO dengan katalis yang cocok. Reaksi ini ditemukan oleh

O.Roelen pada tahun 1938.

CH3

2 R -CH=CH2 + 2 CO + 2 H2 → R- CH2 CH2-CHO + R-CH-CHO

Yield α – olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan

bercabang. Proses oxo dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Proses klasik dengan mengunakan katalis HCo (CO)4

Langkah-langkah dalam proses klasik yaitu reaksi oxo, pemisahan katalis

dan regenerasi, hidrogenasi aldehid dan distilasi alkohol.

2. Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt korbonil-phosphine.

Pada proses shell, alkohol diperoleh lagsung karena bagusnya aktifitas

katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak diperlukan lagi. Kelemahan

proses ini adalah adanya olefin yang hilang dari proses

3. Proses mengunakan katalis rodium.

Pada proses yang menggunakan katalis rhodium dapat dilakukan pada P

dan T yang rendah, karena tingginya aktivitas katalis. Kelemahannya adalah

memerlukan biaya yang lebih tinggi karena mahalnya harga rhodium.

Proses antara ketiga proses tersebut dapat di lihat pada tabel berikut:

Perbandingan Proses oxoKlasik Shell Unio karbid

Katalis Cobalt carbonil Cobalt carbonilPhosphine complex

Rhodium carbonilPhosphine complex

Konsentrasi katalis 0.1 – 1.0 0.5 0.001 – 0.1PerbandinganCO2 : H2

1.1 – 1.2 1.2 – 2.5 Excess Hidrogen

Temperature ( 0C ) 150 -180 170 - 210 100 – 120Tekanan (Mpa) 20 – 30 5 - 10 2 – 4LHSV 0.5 – 1.0 0.1 – 1.2 0.1 – 0.25Produk primer Aldehid Alkohol AldehidLinearitas (%) 40 - 50 80 - 85 90 ( 0 – Butanol)

7

Page 8: Alkohol Lemak Kelompok 4

2.4.5 Hidrogenasi Katalistik dari Asam Lemak dan Metil Ester

Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi alkohol lemak tak

jenuh pada skala besar. Katalis yang digunakan adalah kompleks dari Cu+2 dan

Cu+3. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

RCOOCH3 + 2 H2 RCH2OH + CH3OH ( dengan katalis CuCr )

Metil ester Alkohol lemak

RCOOH + 2 H2 RCH2OH + H2O ( dengan katalis CuCr )

Asam lemak Alkohol lemak

2.4.6 Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak

Proses ini telah dikembangkan dan dipatenkan oleh Henkel KgaA. Proses

ini melalui dua tahap reaksi yaitu:

1. Esterifikasi asam lemak dan alkohol lemak menghasilkan ester dan air.

RCH2OH + RCOOH → RCH2COOR + H2O

2. Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol alkohol lemak

RCH2OH + H2O → 2RCH2OH

Kedua reaksi ini berlangsung simultan pada reaktor yang sama. Reaktor

yang digunakan adalah reaktor bertekanan tinggi yang berguna sebagai pemanas

awal bagi material – umpan asam lemak dan katalis slurry; dan gas hidrogen yang

diumpankan secara terus menerus. Proses ini berlangsung pada kondisi P =30.000

KPa dan T = 2800C.

Gambar 2.1 Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak

8

Page 9: Alkohol Lemak Kelompok 4

Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :

1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru

mengalami proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang

bernilai rendah.

2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi Penggunaan katalis dalam

jumlah besar

2.4.7 Proses Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

Metil ester dapat diubah jadi alkohol lemak dengan cara hidrogenasi

tekanan tinggi dengan bantuan suatu katalisator. Pada Umumnya, katalisator

khromit tembaga yang digunakan. Katalisator khromit tembaga juga

mengkonversi manapun unsaturated dengan ikatan ganda, sehingga hanya alkohol

lemak saja yang terbentuk. Jika alkohol lemak tak terbungkus diinginkan. Suatu

katalisator zinc bearing khusus dipekerjakan.

Proses hidrogenaasi dilaksanakan pada tekanan 25.000-30.000 KPa dan

temperatur 250-300 0C didalam suatu kolom berbentuk pipa. Proses hidrogenasi

dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu suspension process dan fixed bed

process

1. Suspension Process

Pada suspension process, katalis yang digunakan adalah slurry dari

sejumlah metil ester dan diumpankan bersama dengan sisa ester ke dalam reaktor.

Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 KPa dan temperatur

250-300 0C serta reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini

diperlukan kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan

hidrokarbon yang tidak diinginkan. Di kolom, campuran didinginkan , gas

hidrogen dipisahkan dari alkohol (metanol). Gas hidrogen di recycle dan metanol

di alirkan ke unit metanol stripping dengan tekanan rendah lalu metanol di recycle

ke proses esterifikasi atau transferikasi. alkohol lemak kasar disaring dan

dipisahkan dari katalis.

9

Page 10: Alkohol Lemak Kelompok 4

Gambar 2.2 Suspension Process

2. Fixed Bed Process

Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan

suspension process adalah katalisnya disesuaikan dengan reaktor yang digunakan.

Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik diuapkan

dengan gas hidrogen ( 20 – 25 mol ) melalui suatu alat peak heater sebelum

dialirkan ke fixed katalis bed. Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan

pada kondisi 20.000-30.000 Kpa dan temperatur 200-250 0C. Lalu campuran

didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa cair. Pada fasa gas sebagian

besar merupakan gas hidrogen dan di recycle. Fasa cairan diekspansi pada flash

tank untuk menghilangkan metanol dari alkohol lemak.

Gambar 2.3 Fixed Bed Process

10

Page 11: Alkohol Lemak Kelompok 4

Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi

Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu

dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat

untuk volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain

sisi memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol

lemak mentah dan mengolah lagi metil ester.

Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang

banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang

dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu,

kualitas dari alkohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga

ditingkatkan ke tingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.

2.5 Metode Hidrogenasi Asam Lemak Lurgi

Metode lurgi, merupakan salah satu proses suspensi yang memungkinkan

terjadinya hidrogenasi langsung dari asam lemak menjadi alkohol lemak dan

mengatasi efek yang merusak dari asam lemak. Pada analisa cooper-Bearing, hal

ini dicapai dengan melaui dua tahap reaksi. Yang pertama adalah esterifikasi asam

lemak dengan alkohol menghasilkan ester dan air. Langkah kedua yaitu

hidrogenasi pembentukan ester untuk menghasilkan 2 mol alkohol. Kedua reaksi

terjadi secara simultan pada reaktor yang sama. Volume yang besar pada alkohol

lemak diedarkan kembali lebih dari 250 kali umpan asam lemak. Secara efektif

mengurangi/mencairkan umpan, asalkan untuk kondisi yang optimum untuk

esterifikasi sempurna dan cepat.

Hidrogenasi terjadi pada / di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan

dipanaskan terlebih dahulu. Umpan asam lemak, peredaran alkohol lemak dengan

katalis sheried dan gas hidrogen adalah umpan tetap. Reaksi ini menghasilkan

kira-kira 30.000 KPa dan 2800C. Panas dari sisa campuran produk reaktor

diperoleh dengan resikulasi gas hidrogen pada alat perubah panas setelah satu

produk dipisahkan dengan dua tingkat pendinginan ekspansi.

Pada fase gas (yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah

kecil dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator ( pemisah

panas). Campuran didinginkan lebih lanjut di separator pendingin, dimana uap

11

Page 12: Alkohol Lemak Kelompok 4

alkohol dan reaksi air dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas hidrogen

direcycle pada sistem.

Alkohol cair yang berasal dari separator panas dipompakan ke flashdrum

dimana hidrogen dilarutkan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen. Katalis

dipisahkan dari alkohol lemak kasar dengan menggunakan pemisah aktivitas dan

resikulasi dengan asam alkohol. Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah

“passed through” yaitu penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi

padat hasil dari alkohol kasar destilasi lebih lanjut untuk menghilangkan

hidrokarbon dan dapat mengalami fraksinasi jika diinginkan.

Gambar 2.4 Metode Hidrogenasi Asam Lemak Lurgi

2.6 Aplikasi Alkohol lemak

Fatty alkohol merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester

asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10

yang dikenal sebagai plasticizer range alkohol, dan C8-C12 sebagai detergen

range alkohol. Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut

yang tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi

dengan polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer

khususnya untuk industri PVC. C12 – C14 alkohol banyak digunakan sebagai

12

Page 13: Alkohol Lemak Kelompok 4

additif pelumas dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18

fatty alkohol banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream,

lipstik, pasta, semir dan produk lainnya.

Plasticizer adalah senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer

untuk menambah fleksibilitas dan workability-nya. Plasticizer diaplikasikan

terutama pada vinil resin seperti Polovinil Klorida (PVC). Di antara 300 jenis

plasticizer yang telah dikembangkan adalah DOP (Dioctyl Phthalate) yang

paling banyak digunakan. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 %

dari toal produksi plasticizer. Namun demikian, pemakaian DOP sebagai

plasticizer PVC, terutama yang diaplikasina pada food-drug packaging atau

mainan anak - anak mulai dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi

senyawa aromatik tersebut dari PVC dalam jumlah yang besar dan dapat

menyebabkan timbulnya sel kanker. Bahan plasticizer pengganti DOP dari

turunan minyak sawit yang ramah lingkungan.

Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan

beberapa sifat/ properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja, ketahanan

terhadap panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-

temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat

insulasi (insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance), etc.

Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan-tujuan tersebut.

Terutama phtalic ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai plasticizer

multifungsi. Proses pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi

Fisher pada kondisi tertentu dengan menggunakan bahan baku antara

lain :komponen minyak sawit, katalis dan senyawa alkohol. Hasil yang diperoleh

kemudian dicuci dan dipisahkan antara produk dan sisa asam dan katalis yang

terbentuk selama proses hingga pH normal. (Eko Cahyono, 2010)

Solusinya adalah membuat plasticiser dari bahan nabati khususnya dari

minyak sawit. Proses diawali dengan reaksi esterifikasi antara asam karboksilat

turunan minyak sawit dengan alkohol linier untuk menghasilkan senyawa

diester atau monoester. Senyawa monoester atau diester yang telah dibuat,

diformulasikan sabagai plasticizer primer dan sekunder. Plasticiser selanjutnya

dicampur dengan PVC untuk menghasilkan plastik.

13

Page 14: Alkohol Lemak Kelompok 4

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Alkohol lemak adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak

yang dapat diperoleh secara alami maupun sintesis. Secara alami dapat

diproduksi dengan hidrogenasi langsung minyak dan lemak, hidrogenasi

metil ester atau asam lemak, hidrogenasi pada tekanan tinggi. Secara

sintesis alkohol lemak dihasilkan dengan metode : Hidrolisa ester (lillin)

atau wax ester dari lemak hewan ,Reduksi sodium dari lemak dan minyak,

Proses Ziegler dengan mengunakan etilen, Proses oxo mengunakan olefin.

2. Bahan baku pembuatan alkohol lemak yaitu metil ester atau asam lemak.

Pembuatan alkohol lemak biasanya menggunakan bahan baku metil ester

karena alkohol lemak yang dihasilkan lebih banyak.

3. Salah satu aplikasi alkohol lemak yaitu untuk plasticizer.

14

Page 15: Alkohol Lemak Kelompok 4

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Eko. 2010. Plasticizer.

http://www.dokterkimia.com/2010/05/ plasticizer .html . Diakses 18 September

2015.

Yusriati, Sari. 2008. Plasticizer http://sariyusriati.wordpress.com/2008/10/20/ plasticizer / 2008.

Diakses 18 September 2015.

Hui, Y. H. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products, fifth edition. 1996. New York: John

Willey & Sons Inc.

15