alk ca tugas 12 kel 12
DESCRIPTION
tugas tinjauan pustakaTRANSCRIPT
![Page 1: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/1.jpg)
RESUMEANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN PENILAIAN ASSET
OLEH:RAHMAD WISNU SETYAWAN 125020301111003FADHLILLAH RAHMAWATI 125020301111015
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN PENILAIAN ASSET CA
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA2015
![Page 2: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB 10 – ANALISIS RISIKO: ANALISIS RASIO
A. ANALISIS SUMBER RISIKO
Sumber-sumber dan tipe-tipe risiko dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Sumber Contoh risiko yang timbul
Internasional
Domestik
Industri
Perusahaan
Ketidakstabilan pemerintah lokal (setempat)
Ketidakstabilan kebijakan pemerintah setempat
Pengambilalihan perusahaan oleh pemerintah setempat
Risiko perubahan kurs mata uang
Resesi dunia
Resesi
Inflasi atau deflasi
Perubahan tingkat bunga
Perubaha demografis
Perubahan kebijakan dalam negeri
Perubaha politik dalam negeri
Perubahan teknologi
Persaingan
Perubahan kekuatan tawar-menawar dalam industri
(misal, pembeli semakin kuat)
Peraturan Pemerintah yang bekaitan dengan industri
Perubahan manajemen
Perubahan strategi
Risiko terkena bencana (seperti kebakaran)
Risiko terkena tuntutan hukum
Analisis risiko biasanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis risiko
jangka pendek dan analisis risiko jangka panjang. Risiko bisa dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: (1) Risiko perusahaan spesifik, dan (2) Risiko sistematis atau
![Page 3: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/3.jpg)
risiko pasar. Ide risiko sistematis datang dari teori portofolio yang mengatakan
bahwa diversifikasi bisa menurunkan risiko suatu portofolio. Akan tetapi, apabila
jumlah investasi ditambah sampai tidak terbatas, ada risiko yang tetap tidak bisa
dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko tersebut dinamakan sebagai risiko
sistematis. Contoh dari risiko sistematis ini adalah resesi nasional.
B. RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PENDEK
Terdapat enam rasio yang bisa dipakai untuk memperkirakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya (berdasarkan tabel di
atas). Tiga rasio berkaitan dengan besarnya sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu: (1) Rasio lancar, (2) Quick ratio, dan
(3) Rasio aliran kas operasional terhadap utang lancar. Kemudian, tiga rasio
lainnya berkaitan dengan besarnya modal kerja yang diperlukan untuk tingkat
penjualan yang tertentu, yaitu: (1) Perputaran piutang, (2) Perputaran persediaan,
dan (3) Perputaran utang dagang. Ketika perputaran tersebut bisa dipakai untuk
mengukur rata-rata lamanya dana tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Semakin
lama hari terikatnya dana, berarti seamakin besar dana yang dibutuhkan.
a. Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan
ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun,
relatif terhadap besarnya utang-utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu
dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti tercantum
pada neraca. Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut:
Rasio lancar bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1. Penjualan surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
oleh perusahaan. Jika kas dari hasil penjualan tersebut digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai akuisisi atas perusahaan-perusahaan lain,
rasio lancar bisa mengalami penurunan.
2. Ketika penjualan perusahaan naik, sementara kebijakan piutang tetap,
piutang tetap, piutang akan naik dan akan memperbaiki rasio lancar.
![Page 4: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Apabila supplier melonggarkan kebijakan kredit mereka, misalnya dengan
memperpanjang jangka waktu uatang, utang akan naik dan ini akan
menurunkan rasio lancar.
4. Perubahan prinsip akuntansi mempengaruhi rasio lancar, misalnya
perubahan dari metode LIFO ke FIFO akan cenderung menaikkan rasio
lancar, sebab metode FIFO akan menaikkan nilai persediaan.
Sementara itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yang bisa
menyulitkan interpretasi rasio lancar:
1. Jika rasio lancar lebih besar dari 1, kenaikan aktiva lancar dan utang lancar
dalam jumlah yang sama akan menurunkan rasio lancar. Sebaliknya, jika
rasio lancar lebih kecil dari 1, kenaikan aktiva lancar dan utang lancar
dalam jumlah yang sama akan menaikkan rasio lancar. Jika rasio lancar
perusahaan mendekati sekitar 1, maka interpretasi rasio lancar akan
menjadi lebih sulit.
2. Rasio lancar yang tinggi barangkali justru mencerminkan kondisi bisnis
yang kurang menguntungkan, sementara penurunan rasio barangkali akan
mencerminkan kondisi bisnis yang menguntungkan.
3. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pihak manajemen bisa
membuat rasi lancar lebih baik. Pada saat mendekati tanggal neraca,
manajemen bisa melakukan beberapa transaksi yang membuat rasio lancar
lebih baik dibandingkan rasio lancar pada kondisi normal pada tahun
tersebut.
Meskipun ada beberapa kesulitan yang harus dipertimbangkan dalam
penggunaan rasio lancar, namun rasio lancar masih banyak digunakan untuk
mengukur likuiditas jangka pendek. Hal ini disebabkan rasio lancar mudah
dihitung. Di samping itu, rasio lancar mempunyai kemampuan prediksi
kebangkrutan yang baik.
b. Quick Ratio
Quick ratio menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas
dengan lebih cepat. Dalam rasio ini, persediaan dikeluarkan dari angka yang
dibagi karena persediaan dianggap kurang likuid, sehingga aktiva lancar yang
dimasukkan adalah kas, surat-surat berharga, dan piutang.
![Page 5: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/5.jpg)
Quick ratio bisa mengalami penurunan yang disebabkan oleh
penjualan surat-surat berharga dimana kas yang diperoleh digunakan untuk
investasi maupun aktivitas lain selain untuk membayar utang lancar.
c. Rasio Aliran Kas terhadap Utang Lancar
Rasio ini bisa digunakan untuk melengkapi rasio-rasio yang
dipaparkan sebelumnya sekaligus untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
rasio-rasio tersebut. Rumus untuk menghitung rasio aliran kas terhadap utang
lancar adalah sebagai berikut:
d. Rasio Aktivitas Modal Kerja
Siklus suatu bisnis bisa digambarkan sebagai berikut:
Kas Keluar untuk membayar bahan mentah Kas masuk dari pembeli
Siklus kas dihitung dengan rumus:
Siklus kas = Rata-rata umur piutang + Rata-rata umur persediaan – Rata-rata
umur utang
Untuk melihat rata-rata umur piutang, utang, dan persediaan, maka
harus dihitung perputaran aktiva-aktiva tersebut. Berikut ini perhitungan
perputaran aktiva-aktiva tersebut.
Perputaran piutang = Penjualan/Rata-rata piutang
Perputaran persediaan = HPP/Rata-rata persediaan
Perputaran utang = Pembelian/Rata-rata utang
Pembelian = HPP + Persediaan akhir – Persediaan awal
Setelah perputaran-perputaran tersebut dihitung, langkah selanjutnya
adalah menghitung jangka waktu rata-rata untuk tiap aktiva atau utang
tersebut. Ini dilakukan dengan mebagi satu tahun (yang terdiri dari 365 hari)
dengan perputaran masing-masing aktiva atau utang tersebut.
Rata-rata umur piutang = 365/Perputaran piutang
Rata-rata umur persediaan = 365/perputaran persediaan
Rata-rata umur utang = 365/Perputaran utang
![Page 6: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/6.jpg)
C. RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG
Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Jika perusahaan
tidak mampu memenuhi kebutuhan jangka panjangnya, perusahaan bisa
dinyatakan bangkrut dan harus direorganisasi. Rasio-rasio yang digunakan antara
lain:
a. Rasio Utang
Rasio utang mengukur besarnya utang jangka panjang dalam struktur
modal suatu perusahaan. Ada beberapa variasi dalam perhitungan rasio utang.
Rasio utang jangka panjang = Utang jangka panjang/Utang jangka panjang +
modal saham
Rasio utang modal saham = Utang jangka panjang/modal saham
Rasio utang jangka panjang total aset = Utang jangka panjang/total aset
Rasio total utang total aset = Total utang/Total Aset
Keempat rasio tersebut akan memberikan informasi yang sama
mengenai kodisi utang jangka panjang suatu perusahaan.
b. Interest Coverage Ratio
Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan pajak
bisa menutup bunga (EBIT). EBIT dipakai karena bunga dibayar dengan
menggunakan EBIT (bunga dikurangkan dari EBIT). Rumus untuk
menghitung interest coverage ratio adalah:
Biasanya rasio lebih kecil dari sekitar 2 dipandang sebagai situasi yang cukup
berisiko.
Interest Coverage Ratio mempunyai kelemahan karena menggunakan
earning sebagai angka yang dibagi, bukannya aliran kas. Aliran kas dianggap
lebih relevan dalam hal ini, karena bunga atau sewa leasing dibayar dengan
kas. Apabila nilai rasio interest coverage rendah, aliran kas dari operasi bisa
digunakan dalam hal ini.
c. Rasio Aliran Kas terhadap Total Utang
Rasio ini merupakan angka yang sama dengan aliran kas pada rasio
yang digunakan untuk menganalissi risiko likuiditas jangka pendek. Bedanya,
![Page 7: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/7.jpg)
angka yang digunakan sebagai pembagi adalah total utang. Rumus untuk rasio
aliran kas terhadap total utang yaitu:
Untuk rasio ini, angka sekitar 20% merupakan hal yang biasa untuk
perusahaan yang sehat keuangannya.
d. Analisis Rasio Aliran Kas terhadap Pengeluaran Modal (Investasi)
Analisis ini memberi informasi besarnya aliran kas untuk menutup
pengeluaran modal yang diperlukan untuk investasi memelihara dan
membangun pabrik dan bangunan. Kelebihan kas tersebut bisa dipakai untuk
membayar utang dengan bunganya. Rasio tersebut bisa dihitung sebagai
berikut:
Alternatif lain adalah aliran kas bisa didekati dengan rumus semacam ini:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi
Besar-kecilnya aliran kas untuk pengeluaran investasi akan sangat
tergantung dari siklus produk yang dipunyai. Apabila perusahaan beroperasi pada
industri yang relatif dewasa maka kas yang dikeluarkan untuk investasi tidak akan
terlalu banyak. Sebaliknya kas masuk relatif cukup besar dibandingkan dengan
investasinya. Karen itu kas yang lebih besar bisa diharapkan dari industri semacam
ini, dan rasio yang lebih besar dari 1 bisa diharapkan dari industri ini. Hal yang
sebaliknya bisa diharapkan dari industri yang baru tumbuh. Pada industri ini
pengeluaran investasi untuk membangun prasarana produksi, pemasaran, dan lainnya
masih tinggi, sementara pemasukan kas belum terlalu banyak.
Rasio di atas bisa dianalisis lebih lanjut dengan mengevaluasi setiap segmen
dalam perusahaan. Segmen perusahaan bisa berupa segmen berdasarkan produk.
Rasio aliran kas operasional terhadap pengeluaran modal bisa dikritik
karena rasio tersebut tidak mempertimbangkan besarnya utang secara
eksplisit seperti dalam rasio-rasio utang. Rasio juga dipengaruhi oleh
tindakan manajemen untuk mengurangi pengeluaran modal (investasi).
![Page 8: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/8.jpg)
Apabila perusahaan mengalami kesulitan profitabilitas tetapi perusahaan
tersebut ingin mempunyai rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal yang
baik, manajemen bisa mengurangi pengeluaran modal (investasi) dan
akibatnya bisa merusak daya saing perusahaan. Untuk itu, rasio ini harus
diinterpretasikan dengan hati-hati.
BAB 14 : Analisis Pemberian Pinjaman
Ketentuan dan Resiko Keuangan
Dalam memberikan pinjaman, bank akan mempertimbangkan beberapa hal, yang nantinya
akan mendukung proses pemberian pinjaman dan melindungi pihak yang terlibat
didalamnya, terutama pemberi pinjaman (bank). Selain itu, beberapainformasi juga
diperlukan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan pemberian pinjaman.
Informasi tersebut dapat didapatkan dari :
D. Nasabah yang menginginkan pinjaman
E. File dari pihak pemberi dana
F. Asosiasi bisnis
G. Informasi pihak eksternal
H. Informasi pasar modal
I. Laporan industri dan keuangan secara umum
Selain itu, ada juga beberapa proses yang harus dilalui untuk pemberian pinjaman, antara
lain :
e. Persetujuan pinjaman
f. Monitor pinjaman
g. Pelunasan pinjaman
Dalam pemberian pinjaman, terdapat pembatasan dan ketentuan yang daitur berdasarkan
pada tingkat resikoyang mungkin timbul pada saat puhak bank memberikan pinjaman. Tabel
dibawah ini merupakan pembatasan dan ketentuan pada perjanjian pemberian pinjaman
yang dinilai berdasarkan rating resiko oleh Dun & Bradstreet.
![Page 9: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/9.jpg)
N
o
Kategori Ketentuan Rating
Ketentuan afirmasi Aaa Aa A Baa Ba B
1
menyediakan laporan keuangan tahunan
yang diaudit 50% 66% 100% 100% 100% 100%
2 menyediakan laporan keuangan kuatralan 33 100 100 80 50
3
mempunyai sistem akuntansi yang sesuai
dengan GAAP 17 9 40 50
4
Memperbolehkan akses catatan perusahaan
di file bank 25 18 50
5 Mempunyai asuransi 50 82 100 100
ketentuan negatif
1 modal kerja minimum 67% 83% 91% 60% 75%
2 rasio lancar minimum 33 27 60 100
3 Modal saham minimum 17 27 40 75
4 Batasan penggunaan utang 33 73 100 100
5 Pembatasan pada merger dan konsolidasi 50% 33 67 82 100 100
6 Pembatasan pada deviden 50 91 60 100
7
Pembatasan penjualan saham dan utang
anak perusahaan 50 33 64 60 75
8
Pembatasan pada penjualan bagian penting
atas asset 67 67 82 100 100
Sisi baik dari adanya tabel diatas adalah informasi yang dibutuhkan sangat jelas, namun di
sisi lain, keuntungan yang ada juga sering dirubah.
Setelah pinjaman diberukan pada pihak peminjam, hal berikutnya yang perlu dilakukan oleh
pihak bank adalah mengevaluasi pemberian pinjaman yang mereka lakukan. Evaluasi
dapoat dilakukan melalui pengambilan data dari rasio, seperti :
No Rasio keuangan
Rata - rata
rating
1 Utang / Modal saham 8,71
2 Rasio Lancar 8,25
3 Aliran kas / proporsi Utang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini 8,08
4 Fixed Charged Coverage 7,58
5 Profit margin bersih setelah pajak 7,56
![Page 10: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/10.jpg)
6 bunga bersih yang diperoleh 7,50
7 Profit margin bersih sebelum pajak 7,43
8 Degree of Financial Leverage 7,33
9 Perputaran persediaan dalam hari 7,25
10 Perputaran piutang dagang dalam hari 7,08
N
o Rasio keuangan
% dimasukkan dalam
perjanjian kredit
1 Utang / Modal saham 95,5
2 Rasio Lancar 90
3 Rasio pembayaran deviden 70
4
Aliran kas / proporsi Utang jangka panjang yang jatuh
tempo tahun ini 60,3
5 Fixed Charged Coverage 55,2
6 Times Interest Earned 52,6
7 Degree of Financial Leverage 44,7
8 Saham/Asset 41
9 Aliran kas / Total utang 36,1
10 Rasio Quick 33,3
Selain itu, dalam memberikan kredit, seorang analis juga akan membuat sebuah
pertimbangan atas sebuah kredit yang akan diberikan melalui perhitungan dengan
menggunakan persamaan linear, dengan hasil pertimbangan antara lain :
e. Lancar : resiko normal
f. Diperhatikan secara khusus : ada bukti-bukti kelemahan pada kondisi keuangan
nasabah
g. Dibawah standar : tren keuangan yang semakin jelek, atau perkembangan manajerial,
ekonomi, dan politik yang membutuhkan penanganan cepat.
h. Meragukan : pembayaran penuh dengan utang dipertanyakan. Bunga pinjaman tidak
diperoleh
i. Kerugian : kredit diperkirakan tidak kembali.
Persamaan linear untuk pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
![Page 11: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/11.jpg)
Yi = -3,90 + 6,41 x Dei – 1,12 x FCCi +0,664 x Sdi
Dimana :
Dei : (utang jangka panjang + utang lancar)/total Asset
FCCi : Dana dari Operasi / (Biaya bunga + Komitmen biaya sewa + Rata-rata utang yang
akan lunas dalam waktu tiga tahun)
Sdi : Jumlah tahun berurutan perusahaan mengalami penurunan penjualan.
Hasil dar perhitungan ini adalah nilai Yi. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tinggi
resiko kredit yang akan dihadapi oleh bank.
Setelah perhitungan selesai dilakukan, kita dapat mengetahui akurasi dari perhitungan yang
ada untuk klasifikasi kredit yang ada. hasil dari uji akurasi yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Klasifikasi Kredit
Sampel
Estimasi
Sampel
validasi
Lancar 93% 94%
Diperhatikan
Khusus 44% 29%
Substandar 80% 30%
Meragukan 60% 50%
Untuk klasifikasi kredit lancar, analisa yang dilakukan cukup akurat, namun lain halnya
dengan tiga klasifikasi lainnya, hal ini dikarenakan beberapa hal, seperti :
4. Analis menggunakan lebih dari tiga variabel yang ada
5. Data-data dalam model diatas tidak menunjukkan hubungan yang sifatnya linear
6. Hanya terjadi sedikit keseragaman pendapat diantara para staff tentang variabel
yang dapat dimasukkan dalam analisa tersebut.
Beberapa masalah dalam penggunaan model kuantitatif
Dalam penggunaan model kuantitatf, ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan, sperti :
![Page 12: Alk CA Tugas 12 Kel 12](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071701/563db901550346aa9a991a0d/html5/thumbnails/12.jpg)
5. Data antar industri bersifat heterogen : untuk solusi dari permasalahan ini, analis
dapat membuat data menjadi lbih homogen dengan menggunakan angka – angka
yang lebih relatif.
6. Pemilihan sampel : jika sampel diambil dari file perusahaan, bisa jadi data yang
ada kurang representatif, karena sudah diseleksi oleh sistem dari perusahaan
tersebut.
7. Pemelihan variabel : teori untuk pemilihan variabel yang dapat digunakan untuk
analisis kredit masih sedikit.