alk 2010 modul 1 analisa laporan keuangan

25
ANALISA LAPORAN KEUANGAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LIQUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS INDEX DAN ANALISIS COMMON SIZE MODUL 1 DOSEN : Iwan Firdaus, Skom, MM FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Upload: brian-aldo

Post on 25-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah LK

TRANSCRIPT

MANAJEMEN KEUANGAN I

ANALISA LAPORAN KEUANGANANALISA LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LIQUIDITAS DAN SOLVABILITAS

ANALISIS INDEX DAN ANALISIS COMMON SIZEMODUL 1DOSEN :

Iwan Firdaus, Skom, MMFAKULTAS EKONOMI & BISNISUNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LIQUIDITAS DAN SOLVABILITAS

ANALISIS INDEX DAN ANALISIS COMMON SIZELaporan keuangan sebuah perusahaan, baik neraca, rugi-laba, maupun laporan arus kas, menyajikan banyak data untuk investor. Ibarat bahan baku masakan, jika investor pintar mengolahnya, ia akan bisa meneropong prospek masing-masing perusahaan dengan lebih jelas. Cara yang termudah, investor bisa menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.

Belum cukup jika investor hanya sekedar melihat angka-angka yang tercantum di dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. Selanjutnya, kita harus melakukan analisis atas laporan-laporan keuangan tersebut. Salah satu teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan melakukan analisis atas rasio-rasio keuangan perusahaan.Secara garis besar, rasio-rasio keuangan itu bisa dikelompokkan ke dalam lima macam rasio. Yang pertama adalah rasio likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun.

Selanjutnya, ada pula rasio utang atau rasio leverage. Dengan rasio ini, investor bisa mengukur seberapa banyak sebuah perusahaan membiayai perusahaan dengan utang atau dana dari pihak luar. Lalu, ada rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan.

Rasio yang tak kalah pentingnya adalah rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba baik dari penjualan, aset, maupun laba dari modalnya.

Yang terakhir adalah rasio saham. Rasio ini banyak manfaatnya. Selain bisa mengukur mahal-murahnya atau valuasi suatu saham, investor juga bisa mengukur potensi keuntungan dividen yang bisa dipetiknya. Jadi, rasio ini sangat berguna saat investor mencari saham yang memiliki potensi keuntungan terbesarRASIO FINANCIAL (RASIO KEUANGAN) Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Jenis-jenis Rasio Keuangan1. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Atau dengan perkataan lain Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya

2. Rasio Leverage.atau solvabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.

3. Rasio Efesiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.

4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).

5. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.

Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :

1. Rasio rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.2. Rasio rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.3. Rasio rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.

Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :

1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva3. Bagaimana perusahaan didanai4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.

2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.

3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.

4. Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2)Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun tahun sebelumnya.

5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri.

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), Rasio Aktivitas (Turn Over)

Rasio Rentabilitas (Profitabilitas)1. RASIO LIKUIDITAS Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa utangutang jangka pendek (short time debt).

Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :

a. Current Ratio ( Rasio Lancar)Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang LancarHasilnya dinyatakan dalam kali. Contoh : PT MMM tahun 2007 yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar (aktiva lancar) Rp 100 miliar dan utang lancar (utang lancar) Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT MMM adalah 2 kali (100 dibagi 50).Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2007 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 2Jika pada saat yang sama, current ratio perusahaan-perusahaan lain di bidang barang konsumsi hanya 1,5 kali, berarti PT MMM tergolong memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Tapi, jangan salah, current ratio ini tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang likuiditas suatu perusahaan. Ada hal-hal lain yang harus diperhatikan, misalnya seberapa likuid piutang-piutang (account receivables) perusahaan dan persediaannya (inventory).

b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar

Dengan rasio ini kita bisa mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih yang tersedia untuk modal kerja perusahaan. Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva lancar yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut masih mencakup persediaan. Padahal, tak semua persediaan, misalnya bahan baku dan bahan baku yang masih dalam proses produksi, bisa seketika diuangkan.

Karena itu, banyak analis yang lebih suka mengurangkan persediaan itu dari aktiva lancar sebelum membaginya dengan kewajiban atau utang lancar (aktiva lancar-persediaan/utang lancar).

Hasil rumus ini disebut dengan quick ratio atau acid-test ratio. Rasio ini memberikan gambaran lebih pasti tentang kemampuan perusahaan membayar utang-utang jangka pendeknya.c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :

Cash Ratio = Cash + Efek Utang Lancar2. RASIO SOLVABILITAS (RASIO LEVERAGE)Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam (UTANG) dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya .Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.Rasio leverage menunjukkan berapa besar sebuah perusahaan menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya. Oh, ya, buat yang belum tahu, leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan identik dengan utang. Pasalnya, utang maupun pinjaman memang bisa mendongkrak kinerja perusahaan, ketimbang jika perusahaan itu hanya mengandalkan kekuatan modalnya sendiri.

1. Rasio utang (debt ratio). Rasio utang adalah rasio yang akan mengukur presentase dari dana yang diberikan olek para kreditor.

Rumusnya: Rasio Utang = Total utang / total aktiva

hasilnya dinyatakan dengan persent (%). Kembali ke contoh PT MMM, jika total utang PT MMM adalah Rp 25 miliar sementara total asetnya Rp 100 miliar, artinya rasio utangnya adalah 25%. Jika rasio utang rata-rata industri barang konsumsi yang digeluti PT MMM adalah 40%, artinya rasio utang perusahaan ini termasuk rendah.

Semakin rendah rasio utang, semakin bagus kondisi perusahaan itu. Artinya hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dengan utang.Buat calon kreditur atau pemberi pinjaman, informasi rasio utang ini juga penting. Sebab, melalui rasio utang, mereka bisa mengukur seberapa tinggi risiko utang yang diberikan kepada suatu perusahaan.

2. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Times Interest Earned( TIE)

Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi Laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT ( Earning Before Interest and Tax) dengan beban bunga. Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat menurun , sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor perusahaan yang nantinya akan bermuara kepada kebangkrutan perusahaan.

Rasio kelipatan pembayaran bunga = EBIT / Beban bunga

Hasilnya dinyatakan dengan kali.

Jika TIE lebih kecil dari rata-rata TIE perusahaan sejenis, berarti perusahaan mampu menutupi beban bunganya dengan batas keamanan yang relatif rendah.Rasio TIE sangat bermanfaat bagi para pemberi pinjaman jangka panjang.

3. Rasio Cakupan EBITDA

Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban-beban bunga atas Utangnya. Diukur dengan cara:

Rasio cakupan EBITDA =

EBITDA + Pembayaran sewa

Bunga + Pembayaran Pokok + Pembayaran sewa

Hasilnya dinyatakan dengan kali

Apabila rasio cakupan EBITDA perusahaan lebih kecil dari rata-rata perusahaan sejenis, hal ini menunjukan perusahaan memiliki tingkat utang yang cukup tinggi. Rasio Cakupan EBITDA sangat bermanfaat bagi para pemberi pinjaman jangka pendek.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :

a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas) = DERMerupakan Perbandingan antara utangutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :

DER = Total Utang / Ekuitas (modal)

Contoh:PT MMM memiliki utang Rp 25 miliar, sementara modalnya Rp 75 miliar. Dengan komposisi seperti ini, debt to equity ratio -( DER PT MMM adalah 33%.

Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Para analis menilai, tingkat DER yang aman adalah kurang dari 50%.

b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Utang terhadap Total Aktiva )

Rasio ini merupakan perbandingan antara Utang lancar dan Utang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh Utang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Total Debt to Total Asset Ratio = Total Utang / Total Aktiva

ANALISI INDEK DAN ANALISIS COMMON SIZE

Dengan menggunakan neraca dan laporan laba rugi selama bebrapa periode, maka dapat dilakukan analisis indek dan analisis common size dalam presentase. Kemudian dengan kedua analisis tersebut dapat diketahui kecenderungan yang terjadi untuk melihat prospeknya di masa mendatang.

Analisis indek menyatakan presentase elemen neraca terhadap tahun tertentu sebagai tahun dasar, kemudian mencari indek untuk periode berikutnya. Begitu pula terhadap laporan keuangan, indek tersebut juga didasarkan atas tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dengan analisis indek dapat diketahui fluktuasi setiap elemen baik neraca maupun laporan laba rugi selama periode tertentu.

Analisis common size menyajikan presentase setiap elemen dalam neraca terhadap total aktiva, dan untuk laporan laba rugi presentase setiap elemen terhadap penjualan.

Analisis common size bertujuan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan cara mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakan denominator persentase.Teknik ini menggunakan pola penyederhanaan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan. Proses ini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan angka konversi. Tanpa mengabaikan angka lain, biasanya untuk neraca digunakan total asset atau total utang dan modal sebagai dasar dengan angka 100% berarti pos-pos asset akan dipersentasi ke angka total asset tadi dan pos-pos utang dan modal akan dipersentasikan ke total utang dan modal itu. Dengan demikian neraca akan menjadi angka-angka awam dalam bentuk persentase ke total asset (Harahap, 2001 : 249).Analisis common size ini dilakukan untuk melihat struktur keuangan baik dari daftar neraca, laba rugi, atau arus kas. Untuk melihat struktur keuangan ini maka laporan keuangan dikonversi kebentuk persentase dengan mengaitkannya dengan pos penting (Harahap, 2001 : 250).Contoh:

PT MMM

Neraca

31 desember200620072008

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas200.000.000250.000.000 300.000.000

Surat Berharga180.000.000150.000.000 185.000.000

Piutang1.500.000.0001.300.000.0001.450.000.000

Persediaan2.500.000.0002.600.000.0002.700.000.000

Total aktiva lancar4.380.000.0004.300.000.0004.635.000.000

Aktiva tetap8.000.000.0007.500.000.0008.500.000.000

Total Aktiva12.380.000.00011.800.000.00013.135.000.000

PASIVA

Utang Dagang900.000.000850.000.000800.000.000

Utang Wesel850.000.000550.000.000650.000.000

Utang Pajak330.000.000300.000.000270.000.000

Utang Gaji420.000.000370.000.000450.000.000

Total Utang Lancar2.500.000.0002.070.000.0002.170.000.000

Utang Jangka Panjang4.380.000.0004.300.000.0005.365.000.000

Total modal sendiri5.500.000.0005.430.000.0005.600.000.000

Total Pasiva12.380.000.00011.800.000.00013.135.000.000

PT MMM

Laporan Laba Rugi

31 desember200620072008

Penjualan bersih11.000.000.00012.000.000.00013.000.000.000

Harga pokok penjualan8.500.000.0008.800.000.0009.000.000.000

Biaya-biaya lain300.000.000350.000.000400.000.000

EBITDA2.200.000.0002.850.000.0003.600.000.000

Depresiasi850.000.000850.000.000850.000.000

EBIT1.350.000.0002.000.000.0002.750.000.000

Beban bunga450.000.000550.000.000650.000.000

EBT900.000.0001.450.000.0002.100.000.000

Pajak (35%)315.000.000507.500.000735.000.000

Laba bersih585.000.000942.500.0001.365.000.000

Pembayaran deviden300.000.000400.000.000600.000.000

Laba ditahan285.000.000542.500.000765.000.000

ANALISIS INDEK

PT MMM

NERACA

31 desember200620072008

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas100 %125 %150 %

Surat Berharga100 %83.33 %102.77 %

Piutang100 %86.66 %96.66 %

Persediaan100 %104 %108 %

Total aktiva lancar100 %98.17 %105.82 %

Aktiva tetap100 %93.75 %106.25 %

Total Aktiva100 %95.31 %106.09 %

PASIVA100 %

Utang Dagang100 %94.44 %88.88 %

Utang Wesel100 %64.70 %76.47 %

Utang Pajak100 %85.71 %81.81 %

Utang Gaji100 %88.09 %107.14 %

Total Utang Lancar100 %82.80 %86.80 %

Utang Jangka Panjang100 %98.17 %122.48 %

Total modal sendiri100 %98.72 %101.81 %

Total Pasiva100 %95.31 %106.09 %

ANALISIS INDEK

PT MMM

Laporan Laba Rugi

31 desember200620072008

Penjualan bersih100 %109.09 %118.18 %

Harga pokok penjualan100 %103.52 %105.88 %

Biaya-biaya lain100 %116.66 %133.33 %

EBITDA100 %129.54 %163.63 %

Depresiasi100 %100 %100 %

EBIT100 %148.14 %203.70 %

Beban bunga100 %122.22 %144.44 %

EBT100 %161.11 %233.33 %

Pajak (35%)100 %161.11 %233.33 %

Laba bersih100 %161.11 %233.33 %

Pembayaran deviden100 %133.33 %200 %

Laba ditahan100 %190.35 %268.42 %

ANALISIS COMMON SIZE

PT MMM

Neraca

31 desember200620072008

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas1.61 %2.11 %2.28 %

Surat Berharga1.45 %1.27 %1.40 %

Piutang12.11 %11.01 %11.03 %

Persediaan20.19 %22.03 %20.55 %

Total aktiva lancar35.37 %36.44 %35.28 %

Aktiva tetap64.62 %63.55 %64.71 %

Total Aktiva100 %100 %100 %

PASIVA

Utang Dagang7.26 %7.20 %6.09 %

Utang Wesel6.86 %4.66 %4.94 %

Utang Pajak2.66 %2.54 %2.05 %

Utang Gaji3.39 %3.13 %3.42 %

Total Utang Lancar20.19 %17.54 %16.52 %

Utang Jangka Panjang35.37 %36.44 %40.84 %

Total modal sendiri44.42 %46.01 %42.63 %

Total Pasiva100 %100 %100 %

ANALISIS COMMON SIZE

PT MMM

Laporan Laba Rugi

31 desember200620072008

Penjualan bersih11.000.000.00012.000.000.00013.000.000.000

Harga pokok penjualan77.27 %73.33 %69.23 %

Biaya-biaya lain2.72 %2.91 %3.07 %

EBITDA20 %23.75 %27.69 %

Depresiasi7.72 %7.08 %6.53 %

EBIT12.27 %16.66 %21.15 %

Beban bunga4.09 %4.58 %5 %

EBT8.18 %12.08 %16.15 %

Pajak (35%)2.86 %4.22 %5.65 %

Laba bersih5.31 %7.85 %10.50 %

Pembayaran deviden2.72 %3.33 %4.61 %

Laba ditahan2.59 %4.52 %5.88 %