ali, f 2012, - bersama menyehatkan indonesia web viewdaya serap pertumbuhan ekonomi kita terhadap...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan penduduk di Indonesia semakin lama semakin
menunjukkan peningkatan perekonomian Negara. Pertambahan penduduk
lebih cepat, sedangkan perekonomian Negara jauh lebih ketinggalan. Dari
data tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia telah mencapai angka 241 juta
jiwa. Salah seorang pakar memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2045 mencapai angka 400 juta jiwa. Apabila hal tersebut tidak segera
ditanggulangi, maka akan berpengaruh negatif terhadap pembangunan
nasional, karena pemerintah bisa kewalahan menyediakan sarana
perekonomian, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, tempat wisata dan
sebagainya. Menyadari ancaman yang akan terjadi, maka sejak pelita I
pemerintah mulai memberlakukan program KB (Keluarga Berencana) sebagai
bagian dari pembangunan nasional.
Selanjutnya, keluarga berencana di Indonesia mengalami proses yang
tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Negara berkembang lainnya
yaitu sangat ditentukan oleh alasan kesehatan. Tetapi perkembangan
selanjutnya semakin disadari lagi bahwa permasalahannya bertambah luas,
dimana keluarga berencana dianggap sebagai salah satu cara untuk
menurunkan angka kelahiran, sebagai salah satu sarana untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat.
Apabila laju pertumbuhan penduduk sudah dapat dikendalikan dengan
program KB, maka pemerintah sudah bisa mengupayakan peningkatan
kualitas penduduk, dengan cara menyediakan fasilitas perekonomian,
kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Sehingga pada masa yang akan
datang, penduduk Indonesia semakin tinggi kualitas hidupnya dan semakin
maju tingkat kecerdasannya.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan tingginya tingkat
kelahiran dibanding tingkat kematian. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
menyebabkan hasil pembangunan kurang bisa dirasakan masyarakat. Oleh
1
karena itu upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran masih perlu
ditingkatkan melalui program Keluarga Berencana. Persoalannya adalah jika
KB dijadikan solusi untuk menekan angka kelahiran, problema yang segera
muncul adalah terdapat perbedaan pendapat. KB dipandang menolak rezeki
yang diberikan oleh Allah. Bahkan lebih juga kerap dikaitkan bahwa KB
sama dengan menolak takdir.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menurut pandangan Islam tentang penggunaan KB
(Keluarga Berencana) untuk mengatasi ledakan penduduk?
1.3 Tujuan
Umum:
Mengetahui pandangan Islam mengenai penggunaan KB untuk mengatasi
ledakan penduduk.
Khusus:
1. Mengetahui definisi Kependudukan secara umum
2. Mengetahui definisi KB (Keluarga Berencana)
3. Mengetahui penggunaan KB (Keluarga Berencana) dalam persfektif Islam
1.4 Manfaat
Umum:
Kita bisa mengetahui pandangan Islam mengenai penggunaan KB untuk
mengatasi ledakan penduduk.
Khusus:
1. Mengetahui definisi Kependudukan secara umum.
2. Mengetahui definisi KB (Keluarga Berencana).
3. Mengetahui penggunaan KB (Keluarga Berencana) dalam persfektif
Islam.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kependudukan
kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri
utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan penduduk tersebut. (UU 10/1992).
Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat
dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam
penyuluhan kesehatan dalam masyarakat, maka yang paling penting untuk
diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa
yang harus dipakai untuk dapat berinteraksi dalam sebuah populasi
masyarakat.
2.2 Pengertian KB
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka
dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau menunda
kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Pemahaman KB ada dua pengertian
yaitu:
a. KB dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan
barang dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori populasi
menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian pertama ini
diistilahkan dengan tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran).
b. KB dapat dipahami sebagai aktivitas individual untuk mencegah
kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana. Misalnya
3
dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya. KB dalam pengertian
kedua diberi istilah tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran).
Istilah Keluarga Berencana (KB) menurut Badrul Arifin, merupakan
terjemahan dari bahasa inggris "Family Planning" yang dalam
pelaksanaannya di Negara-negara barat mencakup dua macam metode (cara)
yaitu:
1. Planning parenthood
Pelaksanaan metode ini menitik beratkan tanggung jawab kedua
orang tua untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram,
damai, sejahtera dan bahagia, walaupun bukan dengan jalan membatasi
jumlah anggota keluarga. Hal ini, lebih mendekati istilah bahasa
arab tandzimul nasli (mengatur keturunan)
2. Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak atau menjarangkan
kelahiran, sesuai dengan situasi dan kondisi suami-istri. Hal ini, lebih
mirip dengan bahasa arab tahdidun nasli (membatasi keturunan). Tetapi
dalam perakteknya di Negara barat, cara ini juga membolehkan
pengguguran kandungan (abortus); pemandulan (infertilitas) dan
pembujangan (at-tabattulu).
Sedangkan pengertian Keluarga Berencana (KB) di Indonesia adalah:
1. Pengertian umum
Keluarga Berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedenikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan
bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan, tidak
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
4
2. Pengertian khusus
Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada
pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau
pencegahan pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari
perempuan sekitar persetubuhan.
Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa keluarga berencana
adalah istilah yang resmi digunakan di Indonesia terhadap usaha-usaha
untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, dengan
menerima dan memperaktekkan gagasan keluarga kecil yang potensial dan
bahagia.(Arifin, B 2011)
2.3 Keluarga Berencana dan Kependudukan
Pertambahan pendudukan di Indonesia semakin lama semakin
menunjukkan peningkatan perekonomian Negara. Pertambahan penduduk
lebih cepat, sedangkan perekonomian Negara jauh lebih ketinggalan.
Kalau hal tersebut di atas tidak segera ditanggulangi maka akan
berpengaruh negatif terhadap pembengunan nasional, karena pemerintah bisa
kewalahan menyediakan sarana perekonomian, fasilitas kesehatan, sarana
pendidikan, tempat wisata dan sebagainya.
Dengan menyadari ancaman yang akan terjadi, maka pemerintah
menjadikan keluarga berencana sebagai bagian dari pembangunan nasional,
yang kegiatannya dimulai sejak pelita I.
Selanjutnya, keluarga berencana di Indonesia mengalami proses yang
tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di negara yang sedang
berkembang lainnya yaitu, sangat ditentukan oleh alasan kesehatan. Tetapi
perkembangan selanjutnya semakin disadari lagi, bahwa permasalahannya
bertambah luas, dimana keluarga berencana dianggap sebagai salah satu cara
untuk menurunkan angka kelahiran, sebagai satu sarana umtuk
mengendalikan pertambahan penduduk yang semakin pesat.
Sejak tahun 1957 sudah ada perkumpulan swasta yang bergerak
dibidang keluarga berencana, yang bernama "Perkumpulan Keluarga
5
Berencana Indonesia (PKBI)". Tetapi ketika itu, pemerintah belum
melembagakannya, karena faktor suasana politik yang belum memungkinkan.
Sejak tahun 1967, baru terlihat ada persiapan menuju kepada
pelaksanaan program tersebut. Sejak itu pula, pemerintah mulai mendorong
masyarakat Indonesia untuk menciptakan iklim, yang dapat menguntungkan
program pelaksanaan KB secara Nasional. Maka pada tahun 1968, Presiden
menginstruksikan kepada menteri negara kesejahteraan rakyat, melalui SK.
Presiden nomor 26 tahun 1968, yang bertujuan untuk membentuk suatu
lembaga resmi pemerintah, yang bernama "Lembaga Keluarga Berencana
Nasional (LKBN)" yang bertugas untuk megkoordinir kegiatan keluarga
berencana. Kemudian pada tahun 1969, program tersebut mulai dimasukkan
kedalam program pembangunan nasional pada pelita I.
Kurang lebih satu tahun sesudahnya pemerintah menganggap perlu
membentuk suatu lembaga pemerintah yang diberi nama "Badan Koordinasi
Keluiarga Berencana Nasional (BKKBN)" yang bertugas untuk
mengkoordinir semua kegiatan KB di Indonesia. Sejak itu pula, masalah
kependudukan di Indonesia sudah bisa dikendalikan dengan baik serta seluruh
lembaga pemerintah dan swasta, mengambil bagian untuk menyukseskan
pembangunan nasional dibidang kependudukan.
Apabila laju pertumbuhan penduduk sudah dapat dikendalikan dengan
program KB, maka pemerintah sudah bisa mengupayakan peningkatan
kualitas penduduk, dengan cara menyediakan fasilitas perekonomian,
kesehatan, pendidikan dan sebagainya, sehingga pada masa yang akan datang,
penduduk Indonesia semakin tinggi kualitas hidupnya dan semakin maju
tingkat kecerdasannya.(Arifin, B 2011)
2.4 Ledakan penduduk dan KB
Masalah ledakan penduduk bukan merupakan hal baru. Masalah ini
mulai mengemuka bahkan sejak 1798 ketika Malthus mengemukakan
tesisnya tentang hubungan ketersediaan pangan dengan pertumbuhan
penduduk yang berjudul Essay on the Principle of Population. Secara
sederhana teori Malthus yang populer dalam studi kependudukan mengurai
6
bahwa laju pertumbuhan penduduk berjalan sangat pesat, melampaui daya
dukung dan daya tampung yang disediakan alam sekitarnya karena penduduk
bertambah sesuai deret ukur (2,4,8,16,32) ,sedangkan sumber-sumber daya
seperti makanan bertambah sesuai dengan deret hitung (2,4,6,8,10). Teori
Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan
jumlah penduduk dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban
lingkungan dan daya tampung lingkungan. Kekhawatiran akan ledakan
penduduk ini juga dicemaskan oleh para fisofof seperti Confucius, Plato,
Aristoteles maupun Kalden. Dalam kondisi ketidakseimbangan antara daya
dukung dan daya tampung itulah baik menurut Malthus maupun ahli
kependudukan lainnya seperti L Jhon Graunt dan William Path, ledakan
penduduk akan membawa dampak langsung pada tragedi kekeringan,
kelaparan serta rendahnya kualitas hidup.
Pertambahan penduduk yang pesat sangat tidak sebanding dengan daya
dukung alam. Maka dikuatirkan kelak akan sangat tidak sebanding dengan
produksi pangan. Maka kelaparan, pengangguran, kemiskinan menjadi
ancaman bagi semua negara, tak terkecuali Indonesia. problem yang
ditimbulkan ledakan penduduk sangat luar biasa serius. Seperti masalah
pangan, pengangguran, kriminalitas, kesempatan memperoleh pendidikan,
kesehatan, kemiskinan dan lain sebagainya. Ledakan jumlah penduduk yang
jadi beban perekonomian kita. Devisa kita terkuras untuk pangan. Semisal
impor beras, impor gandum, bahkan impor garam.
Di sisi lain, daya dukung ekonomi kita untuk menangani masyarakat
miskin amat minim. Daya serap pertumbuhan ekonomi kita terhadap jumlah
tenaga kerja juga masih rendah, karena perekonomian kita tumbuh tidak lebih
karena ditopang konsumsi oleh besarnya jumlah penduduk tersebut. Namun
lebih dari itu, masalah kependudukan yang kita hadapi tidak hanya masalah
pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengangguran saja, melainkan
menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM).
Di negara berkembang, jumlah penduduk besar diyakini penghalang
bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Negara dengan jumlah
penduduk yang relatif sedikit tentu akan dapat meningkatkan kualitas dari
7
sumber daya manusianya dengan baik pula, atau dapat lebih fokus kepada
pembangunan manusianya sendiri.
Ledakan penduduk di Indonesia melahirkan persoalan-persoalan yang
kait-mengkait mulai dari soal kemiskinan oleh sebab pendeknya usia sekolah,
rendahnya mutu pendidikan sampai persoalan tenaga kerja, kesehatan dan
ancaman kelaparan.
Hal yang mencengangkan juga dapat dilihat dari Sensus Penduduk
BKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) pada tahun 2010
yang melangsir total penduduk Indonesia yang mencapai 237.641.326 jiwa.
Jumlah penduduk yang besar ini tidak dibarengi dengan sumber daya manusia
dan kualitas yang baik. Bahkan, ironisnya sebagian besar penduduk tergolong
miskin, kualitas rendah dan memiliki anak banyak.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tak terkendali akan
menghambat pembangunan yang disertai melonjaknya berbagai persoalan
termasuk masalah kesehatan. Dengan bertambahnya penduduk, akan
mengancam keseimbangan antara sumber daya alam dan penduduk yang
menggali kekayaan alam. Berkurangnya sumber daya alam akan
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi terhambat.. Akibatnya, kondisi ini
akan semakin meningkatkan pengangguran dan kemiskinan.
Menurut data BPS, per Maret 2009, jumlah penduduk miskin tidak
kurang dari 32 juta jiwa. Jumlah ini tidak mengalami perubahan berarti dari
tahun ke tahun. Jumlah penduduk yang besar menjadi salah satu penyebab
melonjaknya angka kemiskinan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran,
kematian dan migrasi. Faktor tingginya tingkat kelahiran disinyalir sebagai
penyebab utama membludaknya populasi penduduk.
jumlah penduduk yang tinggi tidak diiringi dengan sistem kesehatan
yang mumpuni. Buruknya kesehatan negeri ini tercermin dari buruknya
indikator-indikator kesehatan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SKDI) 2007, angka kematian bayi sekitar 34 per 1000 kelahiran
pada tahun 2005. Sedangkan, angka kematian ibu, yaitu 228 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Prevalensi penggunaan alat kontrasepsi tidak
memperlihatkan peningkatan berarti, yakni tetap 54 persen untuk wanita
8
pernah kawin dan sekitar 57 persen pada wanita berstatus kawin yang
menggunakan KB modern. Jumlah pasangan usia subur yang tidak ingin
punya anak, tetapi tidak memiliki akses KB (unmet need) meningkat dari 8,6
persen (SDKI 2002) menjadi 9,1 persen (SDKI 2007).
Buruknya wajah kependudukan negeri ini mesti mendapat perhatian
serius dari berbagai pihak terkait. Program-program untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk mesti benahi. Seperti diketahui Indonesia dipandang
cukup sukses dalam menyelenggarakan program keluarga berencana (KB)
yang dimulai sejak 1968. Secara nasional tingkat pertumbuhan penduduk
dapat ditekan dari 2,31 persen pada tahun 1970-an menjadi 1,49 persen tahun
2000-an.
Pengendalian penduduk melalui program KB mesti lebih dihidupkan
kembali. Dewan saat ini sedang mengupayakan agar sistem jaminan sosial
nasional yang telah di undang- undangkan dapat segera laksanakan. Dengan
begitu, jumlah penduduk ini dapat menjadi potensi, bukan malah sebaliknya,
ancaman.
Sudah saatnya pemerintah merevitalisasi program keluarga berencana
(KB) yang kini hampir tak terdengar lagi. Revitalisasi KB mesti dibarengi
pembuatan desain kependudukan yang baik, juga kemauan politik yang kuat
dari pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat perlu segera
menghidupkan kementerian kependudukan kembali agar BKKBN memiliki
induk dan peta kependudukan kita ke depan dapat didisain secara utuh.
2.5 Hukum KB dalam Islam
A. Hukum KB menurut Al-qur’an dan Hadits
Pelaksanaan KB dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan
ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang
yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan
pendidikannya agar menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya,
jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya, yang
akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya
9
tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini
berdasarkan pada sebuah ayat Al-Qur'an yang berbunyi:
ية ضعافا وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرخافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قوال سديدا
Artinya: “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Alloh bila seandainya
mereka meninggalkan anak-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang
mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan mereka) oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan mengucapkan perkataan
yang benar.” (Q.S An-nisa :9)
Ayat ini menerangkan bahwa kelemahan ekonomi, kurang stabilnya
kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak akibat kekurangan
makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka
disinilah peranan KB untuk membantu orang-orang yang tidak dapat
menyaggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudian hari bila
meniggalkan keturunannya.
Sudah jamak diketahui bahwa untuk pembinaan keluarga sejahtera,
salah satu ayat Alquran yang dinukil adalah Qs An Nisa’ ayat 9, yang
artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.” Ayat ini kemudian ditonjolkan untuk menyeru agar
kita semua tidak sampai meninggalkan anak-anak keturunan yang lemah
dalam segala bidang, bidang ekonomi, agama, ilmu pengetahuan, akhlak,
dan sebagainya. Karena demikian, maka ayat ini dirasa paling cocok untuk
mendukung program KB yang bertujuan antara lain agar diperoleh
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesungguhnya tanpa dipesankan lewat ayat-ayat dalam kitab suci,
secara naluriah setiap orang tua akan meresahkan dan memikirkan nasib
anak-anak keturunannya kelak di kemudian hari. Oleh karenanya setiap
10
orang tua selalu ingin memberikan pendidikan, pengarahan, dan
pembinaan yang baik untuk anak-anaknya. Hanya keterbatasanlah yang
membuat tidak semua orang dapat merealisasikan naluri tersebut. Mungkin
oleh keterbatasan letak geografis atau oleh keterbatasan sumber-sumber
penghasilan (kata lainnya: miskin).
Maka kalau kita lihat munasabah (keterkaitan) Qs. An Nisa ayat 9 itu
dengan ayat-ayat sebelumnya, sasaran yang dituju bukanlah orang tua
secara langsung, namun karib kerabat yang hadir pada saat seseorang akan
meninggal dunia. Sebelum ke sana, kita kutip hadis Nabi SAW, Ibnu Abi
Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan
aku berkata, ‘Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?’
Nabi SAW menjawab, ‘Tidak.’ Aku bertanya lagi, ‘Separuhnya?’ Nabi
menjawab, ‘Tidak.’ Aku bertanya lagi, ‘Sepertiganya?’ Beliau menjawab,
‘Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang, kaya) lebih baik
dari membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang’. (HR Al-
Bukhari). Hadis ini memberi gambaran bahwa setiap orang tua secara
naluriah ingin meninggalkan yang terbaik, bahkan kalau bisa sebanyak-
banyaknya bagi anak keturunannya.
Berkenaan dengan Qs. An Nisa ayat 9 itu, kita kutip tulisan M
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah-nya, hal yang diingatkan adalah
kepada mereka yang berada di sekeliling para pemilik harta yang sedang
menderita sakit. Mereka sering kali memberi aneka nasihat kepada pemilik
harta yang sedang sakit itu, agar yang sakit itu mewasiatkan kepada orang-
orang tertentu sebagian dari harta yang akan ditinggalkannya, sehingga
akhirnya anak-anaknya sendiri terbengkalai.
Kepada mereka itu ayat 9 di atas berpesan, dan hendaklah orang-
orang yang memberi aneka nasihat kepada pemilik harta agar membagikan
hartanya kepada orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai,
hendaklah mereka membayangkan seandainya mereka akan meninggalkan
di belakang mereka, yakni setelah kematian mereka, anak-anak yang
lemah, karena mereka masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka
khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan atas mereka, yakni
11
anak-anak lemah itu. Jika keadaan serupa mereka alami, apakah mereka
akan menerima nasihat-nasihat seperti yang mereka berikan itu? Tentu saja
tidak! Karena itu, hendaklah mereka takut kepada Allah, atau keadaan
anak-anak mereka di masa depan. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dengan mengindahkan sekuat kemampuan seluruh
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat.
Seperti terbaca di atas, tulis Quraish Shihab, ayat itu ditujukan
kepada mereka yang berada di sekeliling seseorang yang sakit dan diduga
akan segera wafat. Pendapat ini adalah pilihan banyak pakar tafsir.(Arifin,
Z 2012)
Dalam ayat lain disebutkan juga:
والوالدات يرضعن أوالدهن حولين كاملين لمن أراد أن يتمضاعة وعلى المولود له رزقهن وكسوتهن بالمعروف ال الر
وسعها ال تضآر والدة بولدها وال مولود له بولده تكلف نفس إالنهما وعلى الوارث مثل ذلك فإن أرادا فصاال عن تراض م
وتشاور فال جناح عليهما وإن أردتم أن تسترضعوا أوالدكم فالآ آتيتم بالمعروف واتقوا الله واعلموا جناح عليكم إذا سلمتم م
أن الله بما تعملون بصيرArtinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma´ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
12
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S AL-baqoroh:233)
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus disusukan selama dua tahun
penuh. Karena itu, ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum cukup umur
bayinya dua tahun. Atau dengan kata lain, penjarangan kelahiran anak
minimal tiga tahun, supaya anak bisa sehat dan terhindar dari penyakit,
karena susu ibulah paling baik untuk pertumbuhan bayi, dibandingkan
dengan susu buatan. Mengenai alat kontrasepsi yang sering digunakan ber
KB, ada yang dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam.
Dan hendaknya para ibu menyusui anak-anak mereka selama dua
tahun penuh, yaitu bagi mereka yang ingin menyempurnakan susuannya.
Diwajibkan atas para bapak untuk memberi nafkah berupa makanan dan
pakaian kepada istri-istri yang diceraikan yang sedang menyusui dengan
cara yang bak dan tanpa melanggar syara’. Yang demikian karena
sesungguhnya Allah tidak membebankan kepada seseorang, kecuali apa
yang sesuai dengan kemampuannya. Tidak dihalalkan bagi kedua orang
tua untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai sebab terjadinya
keretakan antara keduanya. Diwajibkan bagi ahli waris untuk memenuhi
hak-hak anak itu, berupa makanan dan pakaian ketika orang tuanya mati,
sebagaimana itu diwajibkan kepada orang tuanya di saat mereka hidup.
Jika kedua orang tua hendak menyapih anak mereka sebelum genap dua
tahun, tidak ada dosa bagi keduanya jika dilakukannya dengan kerelaan
dan bermusyawarah antara keduanya jika kedua belah pihak saling
menerima dengan imbalan pemberian secara baik. Takutlah kepada Allah
dalam segala keadaan dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan dan Dia akan memberi
balasan atas apa yang kalian kerjakan dan Dia akan meberi balasan atas
apa yang kalian kerjakan.(syaamil alQuran (the miracle))
ه وهنا على وهن وفصاله في ينا اإلنسان بوالديه حملته أم ووصعامين أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير
13
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S Luqman:14)
Ayat tersebut menegaskan kepada manusia agar berbakti kepada
kedua orang tuanya, dengan mencontoh dan melaksanakan haknya. Dan
menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada
kedua orang tuanya sebagai wujud rasa syukur atas pemeliharaan
keduanya, terutama ibu. Dia telah mengandungnya sejak janin di dalam
kandungan; setiap bertambah usia dan besar janin, semakin bertambah
lemahlah dia dan semakin bertambah sulit pula (untuk bergerak).
Demikian pula ketika melahirkan, seorang ibu dengan susah-payah
mengeluarkan bayinya dari rahimnya. Setelah itu, ibu menyusui bayinya
selama dua tahun.
Dalam ayat tersebut menjelaskan susah payahnya seorang ibu dalam
mengurus dan menjaga anaknya serta menyusui selama dua tahun , hal ini
dalam ilmu modern dapat diartikan bahwa seorang ibu bisa memanfaatkan
pemberian ASI untuk mengatur jarak kelahiran dan sebagai alat
kontrasepsi yang alami. Allah menurunkan Ayat pasti ada manfaatnya,
dari ayat di atas dapat diambil manfaatnya “ibu menyusui selama 2 tahun”
hal tersebut merupakan alat kontrasepsi alami dengan itu dapat mengatur
jarak kelahiran.(Fizari, S 2012)
ه كرها ووضعته كرها ينا اإلنسان بوالديه إحسانا حملته أم ووص وحمله وفصاله ثالثون شهرا حتى إذا بلغ أشده وبلغ أربعين
سنة قال رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي وعلىيتي إني تبت والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي في ذر
إليك وإني من المسلمينArtinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah,
14
dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri". (Q.S. Al-ahqaf:15)
Berikut adalah tafsir (Penjelasan) Q.S. Al-Ahqaf:15
( احسانا بوالديه االنسانا (ووصينا
Kami memerintahkan manusia supaya berbuat baik kepada kedua
ibu bapaknya serta mengasihi keduanya dan berbakti kepada keduanya
semasa hidup mereka maupun sudah kematian mereka. Dan Kami jadikan
berbakti kepada kedua orang tua sebagai amal yang paling utama, sedang
durhaka kepada keduanya termasuk dosa besar, sedang ayat-ayat al-Qur'an
maupun hadits nabi mengenai bab ini banyak terdapat.
Kemudian Allah swt, menyebutkan pula sebab dari wasiat tersebut,
dan membicarakan khusus tentang ibu. Karna ibulah yang lebih lemah
kondisinya dan lebih patut mendapat perhatian. Sedangkan keutamaanya
lebih besar, sebagaimana dinyatakan dalam hadits-hadits sahih. Dan oleh
karena itu, ibu memperoleh 2/3 kebaktian. Firman-Nya :
( كرها ووضعته كرها امه (حملته
Sesungguhnya ibu itu ketika mengandung anaknya mengalami susah
paya berupa mengidam, kekacauan pikiran maupun beban yang berat dan
lain sebagainya, yang biasa dialami oleh orang-orang yang hamil. Dan
ketika melahirkan juga mengalami susah paya yang berupa rasa sakit
menjelang kelahiran anak maupun ketika kelahiran itu berlangsung. Semua
15
itu menyebabkan wajibnya orang berbakti kepada ibu dan menyebabkan ia
berhak mendapat kemuliaan dan pergaulan yang baik.
Kemudian Allah SWT, menerangkan lemahnya mengandung sampai
menyapih anak, firman-Nya :
( شهرا ثلثون وفصله (وحمله
Dan masa mengandung anak dan menyapihnya adalah 30 bulan,
dimana sang ibu mengalami bermacam-macam penderitaan jasmani dan
kejiwaan. Ia tidak tidur di waktu malam sekian lama apabilah anaknya
sakit dan menyelenggarakan makan anak itu, membersihkan dan
memenuhi segala keperluan anak tanpa mengeluh dan rasa bosan. Dan ibu
itu merasa sedih apabilah tubuh anak terganggu atau mengalami halyang
tidak disukai, yang mempengaruhi perkembangan anak maupun yang
menganggu kesehatanya.
Ayat ini merupakan isyrat bahwa masa mengandung yang paling
pendek adalah 6 bulan. Karna masa menyusui yang paling lama adalah dua
tahun penu, berdasarkan firman Allah SWT :
الرضاعة يتم ان ارد لمن كاملين حولين اوالدهن يرضعن الدت والو
٢٣٣البقرة( : Artinya : "Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan." ( Al-
Baqarah : 233)[9]
Sisanya untuk mengandung hanya 6 bulan. Dan dengan demikian
diketahui masa mengandung yang paling pendek dan masa menyusui yang
paling lama.
Adapun yang pertama-tama menyimpulakan bahwa ini berdasarkan
ayat tersebut ialah Ali karamallah wajhah yang kemudian disetujui oleh
usman dan para sahabat nabi. Muhammad Ishaq pengarang kitab as-Sirah
meriwayatkan dari Ma'mar bin Abdillah Al-Juhaini, ia berkata, ada
seorang lelaki dari kalangan kami mengawini wanita dari Junainah, maka
16
wanita itu melahirkan anak setelah perkawinannya genap 6 bulan. Maka
suaminya berangkat menemui Usman ra.dan hal itu ia ceritakan
kepadanya. Maka usman pun menyuruh wanita itu didatangkan, dan
wanita itu hendak memakai pakaiannya, maka saudara permpuannya
menagis. Demi Allah tidak seorang pun diantara makhuk Allah yang telah
mencampuri aku sama sekali selain dia.namun Allah membuat keputusan
kepadaku sekehendak Dia.
Dan tatkala wanita itu telah didatangkan ke hadapan Usman ra, maka
usman menyuruh agar wanita itu dirajam. Namun hal itu didengar oleh ali.
Maka ia pun datang kepada Usman lalu berkata, "apakah yang ada lakukan
? "usman menjawab, wanita itu melahirkan setelah perkawinannya genap 6
bulan. Mungkinkah hal; itu terjadi ?"
Maka berkatalah Ali kepadanya, "Tidakkah engkau membaca Al-
Qur'an?" "Tentu,"jawab Usman. Ali berkata, tidakkah engkau mendengar
Allah' Azza wa jallah berfirman, 'mengandungnya smapai menyapihnya
adalah 30 bulan.'"
Dan firman-Nya pula, ….. selama enam bulan penuh,' kau dapati
sisanya hanya 6 bulan.
Maka Usman pun berkata,"Demi Allah aku tidak sampai berpikir
sejauh ini. Bawalah kemari wanita itu. "Dan ternyata wanita itu benar-
benar telah siap untuk dihukum.
Dan diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa ia perna mengatakan
apabilah ada wanita melahirkan setelah mengandung sembilan bulan,
maka cukuplah baginya untuk menyusui anaknya selama 21 bulan.dan
apabilah wanita itu melahirkan setelah mengandung tujuh bulan,maka
cukuplah baginya untuk menyusui selama 23 bulan. Dan apabila ia
melahirkan setelah mengandung selama 6 bulan, maka iamenyusui
anaknaya selama dua tahun penuh. Karena Allah berfirman :
( اشده بلغ اذا حتى شهرا ثلثون وفصله ( وحمله
17
Sehingga apabila manusia itu telah menjadi tua dan sempurna
umurnya,dimana kekuatan dan akalnya menjadi kokoh,yaitu dalam umur
antara 30-40 tahun.
( سنة اربعين (وبلغ
Dan mencapai uamur 40 tahun.dan umur sekian adalah akhir dari
kematangan dan kesempurnaan akal. Oleh karna itu,diriwayatkan dari ibnu
Abbas. Barang siapa yang telah mencapai uamurnaya 40 tahun namun
kebaikanya tidak melebihi dari keburukanya, maka hendaklah ia bersiap-
siap untuk masuk neraka. Dan oleh karenanya orang berkata,bila seseorang
telah berumur 40 tahun, sedang ia tidak berbuat selain yang merendahkan
rasa malunya saja,dan ia tidak menutupi lagi keburukannya yang telah lalu,
sekalipun umurnya telah membeikan berbagi macam sarana hidup.
Para ahli tafsir berkata, Allah tidak pernah membangkitkan seorang
nabi pun sebelum umurnya 40 tahun, kecuali dua orang anak dari seorang
bibi, Isa dan Yahya.
والدي ) وعلى علي انعمت التي نعمتك شكر ان اوزعنى رب ( قال
Tuhanku, berilah aku taufiq untuk dapat mensyukuri ni'mat-Mu yang
telah engkau curahkan kepadaku tentang agama maupun duniaku, yantu
kelusan penghidupan, kesehatan tubuh, keamanan dan keenakan yang aku
ni'mati, agara aku dapat selalu beribadah kepada-Mu,disamping
meninggalkan larangan-larangan-Mu, dan mensyukuri ni'mat yang telah
engkau anugerahkan kepedaku,kedua ibu bapakku, berupa belas kasih
kepedaku ketika mereka mengasuhku dimasa kecil.
ترضه ) صالحا اعمل (وان
Dan jadikanlah amalanku sesuai dengan rida-Mu agar aku
memperoleh pahala dari-Mu.
( ذريتي في لي ( واصلح
18
Dan jadikanlah kesalehan berlaku pada anak cucuku dan menempat
pada jiwa mereka, bahkan masuk kedalam hati mereka.
Ibnu Abbas berkata, Allah mengabulkan do'a Abu Bakar. Dia dapat
memerdekakan sebilan orang mukmin di antaranya adalah Bilal dan Amir
bin Mugirah. Tidak ada kebaikan yang dikehendaki oleh Abu Bakar
kecuali Allah memberikan pertolongan kepadanya. Sehingga ia dapat
melaksanakannya.dan ia berdo'a dengan mengatakan aslih li fi zurriyyati.
Maka Allah mengabulkan do'anya.
Sehingga tidak seornagpun anaknya keculai beriman semuanya.pada
Abu Bakar berhimpun nikmat berupa islamnya kedua orang tunya dan
anak-anaknya seluruhnya. Ayahnya dan anaknya, Abdurahman dan
anaknya yang lain, Abu Atik, mengalami masa Nabi SAW, dan mereka
beriman kepada beliu. Hal itu tidak terjadi pada seorang pun di antara
sahabat nabi.
المسلمين ) من واني اليك تبت ( انيSesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dari dosa-dosaku yang telah
terlanjur aku lakukan pada hari-hari yang lalu, dan sesungguhnya aku
tergolong orang-orang yang tuduk kepada-Mu dengan melakukan ketaatan,
dan tergolong orang-orang yang merima perintah dan larangan-Mu, yang
tunduk kepada-Mu.
Abu Daud dalam As-Sunan meriwayatkan bahwa Rasulullah saw,
pernah mengajari para sahabatnya supaya mengucapkan dalam tasyahud.
"Ya Allah satu kanlah di antara hati-hati kami,dan perbaikilah hubungan
diantara kami dan tunjukilah kami jalan kedamaian, dan selamatkanlah
kami dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, dan hindarkanlah kami
dari kekejian-kekejian yang nyata maupun yang tidak nyata, dan berkatilah
kami dalam pendenagran, penglihatan dan hati kami,istri dan anak cucu
kami, dan berilah taubat kepada kami, sesungguhnnya engkau maha
penerima taubat dan maha penyayang, dan jadikanlah kami orang-orang
yang mensyukuri nikmat-Mu dan orang-orang yang memujikan nikmat itu
19
kepada-Mu, dan sempurnakanlah nikmat itu kepada kami."(Muhtarom,
2009)
Ayat-ayat di atas memberi petunjuk kepada kita bahwa kita perlu
melaksanakan perencanaan keluarga atas dasar mencapai keseimbangan
antara mendapat keturunan dengan:
1 Terpeliharanya kesehatan ibu anak, terjaminnya keselamatan jiwa ibu
karena beban jasmani dan rohani selama hamil, melahirkan, menyusui
dan memelihara anak serta timbulnya kejadian yang tidak diinginkan
dalam keluarga.
2 Terpeliharanya kesehatan jiwa, jasmani dan rohani serta tersedianya
pendidikan bagi anak.
3 Terjaminnya keselamatan agama orang tua yang dibebani kewajiban
mencukupkan kebutuhan hidup keluarga.
Adapun hadits-hadits yang dapat dijadikan dalil atau pedoman dalam
penerapan program KB antara sebagai berikut:
1. Sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan berkecukupan daripada meninggalkan mereka menjadi beban
tanggungan orang banyak.(hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari
Saad bin abi Waqaash ra.)
Berdasarkan tafsir, hadits ini bermula ketika salah seorang
sahabat Rasullullah SAW menghadapi ajalnya kemudian ia berwasiat
kepada Rasul untuk mewaqafkan seluruh harta yang dimilkinya, namun
Rasul bertanya apakah ia memiliki ahli waris dan ia pun
mengiyakannya bahwa ia memiliki seorang anak putri. Kemudian
Rasulullah SAW menyampaikan hadits diatas.
Maksud dari hadits ini adalah faktor kemapuan suami istri untuk
memenuhi kebutuhan anak-anaknya hendaklah dijadikan pertimbangan
mereka yang ingin menambah jumlah anaknya.
20
Menurut kami, hadits ini sangat berhubungan dengan KB, karena
jumlah anak yang dimiliki akan mempengaruhi pembagian warisan
dikemudian hari. Jika kita tidak merencanakan dan mempertimbangkan
jumlah tanggungan anak dengan kemampuan ekonomi kita, maka yang
akan terjadi adalah seperti yang diucapkan Rasulullah SAW dalam
haditsnya di atas.
2. Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada
orang mukmin yang lemah.(Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah
ra).
Hadist ini berkaitan dengan apa yang dijelaskan oleh Allah Swt
pada Q.S. An-nisa ayat 9 yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut
tafsir Ibnu Katsir, kuat dan lemahnya seorang muslim menurut Allah
Swt meliputi empat hal, yakni: tingkat keimanannya, tingkat intelektual
atau keilmuannya, kondisi fisik atau kesehatannya, dan kondisi
perekonomiannya. Menurut tafsir Ibnu Katsir ini pula tingkat keimanan
merupakan kekuatan yang paling utama dan diutamakan, namun
kondisi perekonomian seorang muslim juga lah yang sangat ditekankan,
hal ini berkaitan dengan apa yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh
Rasulullah pada hadits di atas, bahwa kesejahteraan ekonomi seorang
muslim akan memudahkan hidupnya di dunia dan kehidupan anak
cucunya di masa depan.
Maksud dari hadits ini adalah Islam lebih menghargai kualitas
daripada kuantitas, dan maksud kuat adalah kuat mental, fisik, moril
maupun materiil.
B. Hukum KB Menurut Pendapat (Ijma’) Ulama
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan
maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari’at Islam yaitu
mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memliki
sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudharatan. Bila
21
dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan
dan mencegah kemudharatan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB
dalam Islam.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB
diperbolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena
situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.
Dengan demikian KB disini mempunyai arti tanzim an nasl yaitu
pengaturan keturunan. Oleh karena pengertian KB yang dimaksud bukan
tahdid an nasl (pembatasan keturunan), pemandulan (taqim), dan aborsi
(isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.
Kebolehan KB dalam batas pengertian di atas sudah banyak
difatwakan, baik oleh individu ulama maupun lembaga keIslaman tingkat
nasional dan internasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan
KB sudah hampir menjadi Ijma’ Ulama.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa
serupa dalam Musyawarah Nasional Ulama tentang Kependudukan,
Kesehatan, dan Pembangunan tahun 1983. Secara teoritis sudah banyak
fatwa ulama yang mebolehkan KB dalam arti tanzim an-nasl (pengaturan),
tetapi kita hatus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat atau metode
kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.
2.6 Alat-alat kontrasepsi yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam
A. Alat- alat kontrasepsi yang diperbolehkan
Dalam Islam terdapat beberapa alat kontrasepsi yang diperbolehkan
digunakan untuk mengatur jarak kelahiran, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk wanita, seperti:
a. IUD (ADR);
Berdasarkan keputusan atau fatwa terbaru dari MUI,
penggunaan IUD dalam KB, hukumnya dibenarkan atau
diperbolehkan dalam Islam, dengan syarat:
1) Pemasangan IUD tersebut harus dilakukan oleh dokter wanita.
22
2) Atau bisa dilakukan oleh dokter lelaki namun dengan dihadiri
kaum wanita lain (keluarga atau saudara) atau si suami pasien.
3) Alat ini dapat dilepaskan atau ditinggalkan, jadi bila suatu ketika
ia menghendaki anak lagi, sehingga dapat di saluri sperma atau
ovum, maka hukumnya boleh karena sifatnya sementara.
b. Pil;
c. Obat suntik;
d. Susuk;
e. Cara-cara tradisional dan metode yang sederhana; misalnya
minuman jamu dan metode klender (Metode ogino knans)
2. Untuk pria, seperti:
a. Kondom;
b. Coitus interruptus (’azal menurut Islam)
Cara ini desepakati oleh ulama Islam bahwa boleh digunakan,
berdasarkan dengan cara yang telah diperaktekkan oleh para sahabat
nabi semenjak beliau masih hidup, sebagaimana keterangan sebuah
hadits yang bersumber dari Jabir, yang berarti:
”kami pernah melakukan 'azal (coitus interruptus) dimasa
rosululloh SAW, sedangkan Alqur'an (ketika itu) masih selalu
turun”. (H.R.Bukhori-Muslim).”Dan pada hadist lain mengatakan:
kami pernah melakukan 'azal (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya,tetapi ia tidak pernah melarang kami”. (H.R.
Muslim).
Diriwayatkan dari Jabir ra, bahwa seorang laki datang kepada
Rasulullah seraya berkata, ”sesungguhnya saya mempunyai seorang
jariyah (hamba sahaya wanita). Ia adalah pelayan dan pengambil
air/penyiram kami. Saya ingin melakukan hubungan seks dengan dia
tetapi saya tidak ingin dia hamil. Maka Nabi bersabda, “Lakukanlah
‘azal padanya jika kau kehendaki. Maka sesungguhnya apa yang
23
ditakdirkan Allah padanya pasti akan terjadi”. Kemudian laki-laki
itu pergi lalu datang kembali beberapa waktu dan berkata kepada
Nabi, “Sesungguhnya jariyah saya kini sudah hamil”. Maka
Rasulullah bersabda, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu,
bahwa apa yang sudah ditakdirkan Allah padanya pasti terjadi”.
Kedua hadits di atas jelas menunjukkan bahwa ‘azal yang
dilakukan orang dalam rangka usahanya menghindari kehamilan
dapat dibenarkan dalam Islam, sebab kiranya ‘azal itu dilarang pasti
dilarang dengan diturunkan ayat Al-Qur’an atau dengan keterangan
Nabi sendiri. Begitu juga halnya sikap nabi ketika mengetahui,
bahwa banyak diantara sahabat yang melakukan hal tersebut, maka
beliaupun tidak melarangny sebagai tanda bahwa melakukan 'azal
(coitus interuptus) dibolehkan dalam Islam untuk ber-KB.
Hakikatnya ‘azal hanyalah ikhtiar sedangkan berhasil tidaknya
terserah kepada Tuhan.
c. Vasektomi
Vasektomi adalah operasi kecil mengikat saluran sperma pria
sehingga benih pria tidak mengalir ke dalam air mani pria.
Vasektomi dilakukan untuk mencegah ledakan jumlah penduduk.
Dalam keputusan yang diambil dalam sidang Komisi Fatwa
MUI se-Indonesia yang digelar 29 Juni hingga 2 Juli 2012 di
Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. MUI atau Majelis
Ulama Indonesia telah mengeluarkan alternatif hukum mubah
(boleh) vasektomi, sejauh vasektomi itu dilaksanakan sesuai dengan
syariat Islam. Namun, MUI juga masih menetapkan hukum haram
terhadap praktek vasektomi jika tindakan mencegah memiliki anak
itu bertentangan dengan syariat Islam.
Berdasarkan keputusan MUI, praktek vasektomi yang sesuai
dengan syariat Islam itu di antaranya:
24
a. Pelaku vasektomi masih memiliki rekanalisasi serta di kemudian
hari bisa normal kembali.
b. Pelaku vasektomi sudah berusia 50 tahun, dan sudah beristri.
c. Pelaku vasektomi melakukan vasektomi dengan persetujuan istri.
d. Vasektomi itu dilakukan bukan untuk tujuan melakukan maksiat.
Sebelumnya, MUI memvonis hukum haram vasektomi karena
memandang tindakan itu sebagai pemandulan tetap. Padahal,
pemandulan tetap itu dilarang dalam hukum Islam. Namun, dengan
kemajuan teknologi, praktek vasektomi bukan lagi menjadi jalan
untuk pemandulan tetap. Buktinya, banyak orang yang sudah
melakukan vasektomi, tetapi di kemudian hari masih bisa memiliki
anak lagi.
Dalam hukum Islam, perbuatan kontrasepsi halal jika
tujuannya adalah mengatur jarak kelahiran dan proses kelahiran
tanpa menutup peluang untuk melakukan regenerasi.
Vasektomi adalah bedah untuk sterilisasi pria. Selama
vasektomi, vas deferens dari setiap testis dijepit, dipotong, atau
diklem. Setelah prosedur ini, sperma masih diproduksi di testis, tapi
terhalangi sehingga tidak keluar untuk bercampur dengan air
mani yang diejakulasi dari penis. Sperma dipecah dan diserap oleh
tubuh. Kandungan cairan sperma diserap oleh membran dalam
epididimis dan kandungan yang lebih padat dipecah dan diserap oleh
makrofag dalam aliran darah. Hal ini juga terjadi pada sebagian
sperma yang tidak ejakulasi pada pria yang tidak menjalani
vasektomi. Karena tabung diblokir sebelum vesikula seminalis dan
prostat, serta masih ejakulasi dengan jumlah yang hampir sama dan
tidak mengadung sperma.
Prosedur vasektomi biasanya adalah sebagai berikut :
1. Testis dan skrotum Anda dibersihkan dengan antiseptik dan
mungkin dicukur.
25
2. Anda mungkin akan diberi obat oral atau intravena untuk
mengurangi kecemasan dan membuat Anda mengantuk.
3. Setiap vas deferens ditentukan posisinya dengan perabaan.
4. Anestesi lokal disuntikkan ke daerah tersebut.
5. Dokter akan membuat satu atau dua celah kecil di skrotum.
Melalui celah tersebut, kedua tabung vas deferens dipotong.
Masing-masing ujung vas deferens diikat, dijahit, atau diklem.
Elektrokauter dapat digunakan untuk menutup ujung dengan
panas. Jaringan parut yang terbentuk dari operasi membantu
memblokir tabung.
6. Vas deferens kemudian ditempatkan kembali di dalam skrotum
dan kulit ditutup dengan jahitan yang larut sendiri sehingga tidak
perlu dihapus.
Prosedur lain dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
1. Vasektomi tanpa pisau bedah
Saat ini prosedur vasektomi sederhana dan paling aman
adalah memerlukan pisau bedah. Sesuai namanya, prosedur ini
tidak memerlukan pisau bedah sehingga tidak ada sayatan yang
dibuat. Sebaliknya, hanya dua tusukan kecil dilakukan di
masing-masing sisi untuk mengambil vas deferens dan
kemudian mengklem, menutup atau mengikat mereka dan
menempatkan kembali ditempatnya. Manfaat dari prosedur ini
adalah pendarahan lebih sedikit, lubang di kulit lebih kecil, dan
komplikasi berkurang. Dalam prosedur ini, lubang tusukan
sangat kecil sehingga dapat menutup sangat cepat tanpa perlu
menggunakan jahitan.
2. Vasektomi dengan implan vasclip
26
Pada prosedur ini, vas deferens ditutup dengan alat yang
disebut vasclip. Vas deferens tidak dipotong, dijahit atau dibakar
sehingga mengurangi potensi rasa sakit dan komplikasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode ini tidak
seefektif metode lain untuk menutup vas deferens.
3. Vasektomi laser
Prosedur lain untuk vasektomi sebagai vasektomi laser
yang dapat digunakan untuk menutup vas deferens sehingga rasa
sakit dan ketidaknyamanan minimal. Namun demikian, sedikit
tusukan atau sayatan tetap harus dibuat untuk memposisikan vas
deferens.(keluargaberencana.com, 2012)
B. Alat- alat kontrasepsi yang dilarang
Dalam Islam terdapat beberapa alat kontrasepsi yang dilarang dikarenakan
terdapat potensi bahaya dalam penggunaannya, dan beberapa alat dan cara-
cara yang dilarang, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk wanita, seperti;
a. Menstrual regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih
muda);
b. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa;
c. Ligasi tuba (mengikat saluran kantong ovum) dan tubektomi
(mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil akli,
adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang diidam-idamkan
oleh bangsa dan negara. Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya
maka keadaan rakyat di masa datang dapat menderita.
Oleh karena itu, pemerintahan membuat suatu program untuk mengatasi
ketidakseimbangan ledakan penduduk dengan pertumbuhan perekonomian
27
nasional melalui program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat.
Upaya pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:
عية منوط بالمصلحة ف األمام على الر تصرArtinya:”Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa
dihubungkan dengan (tindakan) kemaslahatan.”
Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar
pertimbangan untuk menetapkan hukum Islam menurut mazdhab Maliki, di
Negara Indonesia, pemerintahan sebagai pelaksana amanat rakyat
berkewajiban untuk melaksanakan program KB sesuai dengan petunjuk
GBHN. Maka program tersebut hukumnya boleh dalam Islam, karena
pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat).
2.7 Alasan Ber-KB Dalam Tinjauan Syariat Islam
Keluarga Berencana diperbolehkan dengan alasan utamanya adalah
kekhawatiran akan kehidupan dan kesehatan ibu jika hamil atau melahirkan,
berdasarkan pengalaman atau keterangan dari dokter yang terpercaya. Allah
SWT berfirman:
يا أيها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون إن الله كان بكم رحيما وال تقتلوا أنفسكم تجارة عن تراض منكم
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (Q.S. An-Nisa:29)
Alasan yang kedua yaitu khawatir akan kesulitan materi yang terkadang
menyebabkan munculnya kesulitan dalam beragama, lalu menerima saja
sesuatu yang haram dan melakukan hal-hal yang dilarang demi anak-anaknya.
Selain itu, alasan kekhawatiran adalah nasib anak-anaknya, kesehatannya
28
buruk atau pendidikannya tidak teratasi. Diantara alasan syar’i yang bisa
diterima adalah kekhawatiran terhadap anak yang masih menyusui jika ada
kandungan baru atau kelahiran baru lagi. Karena ibu hamil apabila menyusui
anak akan berakibat buruk terhadap kualitas ASI dan memperlemah sang ibu.
Berdasarkan tafsir ibnu kasir, ayat ini tidak membahas masalah
keluarga berencana secara langsung. Namun lebih secara umum mengenai
kesejahteraan keluarga. Di dalam ayat ini dibahas mengenai jual beli yang sah
dan yang dilarang. Terutama dalam penggalan ayat Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu
Sedangkan pada ayat selanjutnya mengacu pada masalh sebelumnya
yakni
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
Dimana arti kata membunuh di sini ditafsirkan membahayakan diri
dengan melakukan dosa besar yang dilarang oleh Allah SWT terutama dalam
hal jual beli sebelumnya yakni memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa ayat ini juga menekankan kita
untuk menjaga keselamatan diri kita.
Dimana dalam suatu hadis diceritakan bahwa ada seorang yang diutus
Rasulullah Saw dalam perang zatus salasil. Di suatu malam yang sangat
dingin ia bermimpi mengeluarkan air mani, ia merasa khawatir bila mandi
jinabah nanti akan binasa. Akhirnya ia terpaksa bertayamum lalu salat subuh
bersama teman-temannya. kemudian lelaki tersebut menceritakan kepada
Rasulullah Saw, dan Rasulullah Saw bersabda “apakah kamu kamu shalat
dengan temn-temanmu sedangkan kamu mempunyai jinabah?”
Dan orang tersebut menjawab dan teringat dengan ayat sebelumnya,
dan Rasulullah Saw tertawa dan tidak mengatakan apapun.
Dari hadis tersebut kami menyimpulkan bahwa hendaknya kita menjaga
tubuh kita agar terhindar dari segala kemungkinan musibah sebagai bentuk
menghargai kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini termasuk
29
kondisi – kondisi ibu dalam fase mengandung maupun saat melahirkan yang
bisa membahayakan nyawa dan keselamatan bayi maupun ibu yang
mengandung sendiri, disinilah KB berfungsi sebagai solusi atas permasalahan
tersebut dengan mengurangi resiko – resiko yang mungkin terjadi selama
kehamilan dan kelahiran.
Pun begitu dalam tafsir imam syafi’i, ayat ini menjelaskan mengenai
penetapan harta yang dihalalkan dan diharamkan untuk kita, secara lebih
spesifik menyangkut kepemilikan harta istri yang terlarang bagi suaminya.
Dimana harta tersebut baru diperbolehkan bagi suami apabila ada kerelaan
dari sang istri.
Dalam tafsir ini juga dijelaskn mengenai semua jual beli hukumnya
mubah selama dilakukan secara suka sama suka kecuali jual beli yang
diharamkan oleh Rasulullah Saw.
Menurut pendapat kami, ayat ini menegaskan sistem transaksi yang
diperbolehkan dimana tidak membahayakan/merugikan salah satu pihak.
Hubungan dengan KB dapat dilihat pada ayat
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
Dimana dijelaskan bahwa kita dilarang menyakiti diri sendiri baik
secara fisik maupun dengan melakukan perbuatan yang membahayakan diri
sendiri termasuk berbuat dosa, dan apabila dihubungkan dengan KB, ayat ini
menganjurkan bahwa kita patut menghargai dan menjaga keberlangsungan
hidup keluarga kita. Secara spesifik dianjurkan untuk melindungi pasangan
masing-masing dari melakukan tindakan yang merugikan/membahayakan
kehidupan keluarga.
30
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada dasarnya Islam (dalam perspektif fiqih), tidak mengharamkan KB
(Keluarga Berencana). Tetapi perlu dicatat bahwa tindakan KB seharusnya
diorientasikan untuk Tanzhîm al-Nasl (Pengaturan Keturunan), atau yang
dalam istilah kesehatan modern disebut dengan sebutan Planning
Parenthood
2. Tindakan KB yang lebih beroreintasi pada Tahdîd al-Nasl (Pembatasan
Keturunan), yang dalam istilah kesehatan modern disebut dengan Birth
Control berpotensi disalahgunakan sebagai tindakan yang berpotensi
diharamkan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari penggunaan cara yang
berseberangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam, seperti: pengguguran
kandungan (abortus); pemandulan (sterilization; al-ta’qîm) dan
pembujangan (celibacy, at-tabattul) dengan pertimbangan untuk
memuaskan hawa nafsu.
3. Pelaksanaan KB dibolehkan dalam pandangan Islam dengan
pertimbangan: untuk mencegah terjadinya kerusakan/kemadharatan atau
dalam rangka memperoleh kebaikan/kemashlahatan, dengan syarat tidak
melanggar prinsip-prinsip syari’at Islam.
31
Daftar Pustaka
Al-quran dan terjemahannya.
Ali, F 2012, MUI Bolehkan Vasektomi, Viewed 13 September 2012, <http://www.tempo.co/read/news/2012/07/04/173414681/MUI-Bolehkan-Vasektomi>
Arifin, B 2011, Makalah Keluarga Berencana (KB) Menurut Pandangan Islam, Viewed 12 September 2012, <http://ekookdamezs.blogspot.com/2010/05/makalah-keluarga-berencana-kb-menurut.html>
Arifin, Z 2012, Telaah Ayat Keluarga Berencana, Viewed 5 Oktober 2012, <http://www.equator-news.com/khutbah-jumat/20120518/telaah-ayat-keluarga-berencana>
As-sunnah (hadits) dan terjemahannya.
Fizari, S 2012, Tafsir Surah Luqman Ayat 12-15, Viewed 5 Oktober, <http://www.steomoeslim.co.cc/2009/05/tafsir-surah-luqman-ayat-12-15_29.html>
Hariyanto, M 2012, Keluarga Berencana (KB) Dalam Pandangan Islam, Viewed 12 September 2012, <http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan-Islam-4/>
keluargaberencana.com 2012, Jenis-Jenis Metode Vasektomi, Viewed 5 Oktober 2012, <http://keluargaberencana.com/kontrasepsi/tips-info/jenis-jenis-metode-vasektomi/>
32
Muhtarom 2009, NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN ;( Tela’ah Surat Al-Ahqaf Ayat 15-20 ), Viewed 5 Oktober 2012, <http://muhtarom84.blogspot.com/2009/11/tafsir-qs-al-ahqaf-15-20-nilai-nilai.html>
pakdhehamimmaleo.wordpress.com 2012, KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA, Viewed 13 September 2012, <http://pakdhehamimmaleo.wordpress.com/2012/04/03/kependudukan/>
Syaamil alQuran (the miracle)
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Syafi’i
UU RI NO 10 TAHUN 1992 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
33