aldo pemba h san

11

Click here to load reader

Upload: aaron-yoshefho

Post on 11-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

gdrt

TRANSCRIPT

Page 1: Aldo Pemba h San

BAB III

PEMBAHASAN

Telah dilaksanakan praktikum petrologi pada hari Senin, 23 dan 30 Maret

2015. Pada praktikum ini praktikan melakukan pengamatan secara megaskopis

dengan tujuan untuk menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan

berdasarkan sifat-sifat fisik yang ada seperti warna, struktur, tekstur dan

komposisi mineral. Setelah diadakan pengamatan kemudian dilakukan interpretasi

terhadap petrogenesa yang mungkin terjadi pada proses pembentukan batuan yang

diamati. Peraga batuan yang diamati pada praktikum petrologi acara batuan beku

nonfragmental ada 6 batuan, antara lain sebagai berikut :

4.1 Batuan No Peraga B1-45-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-45-A, bahwa batuan ini memiliki warna hijau kehitaman, maka

dapat diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang

bersifat basa.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase piroksen

(80%): berwarna hijau kehitaman dan plagioklas (20%): berwarna putih susu.

Dari persentase komposisi mineral tersebut dapat diketahui piroksen lebih

banyak dibanding dengan plagioklas, maka batuan ini memiliki sifat basa.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

Page 2: Aldo Pemba h San

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng

samudra, tepatnya di islan arc atau di oceanic interpolate.

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-45-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Gabro

( Russell B. Travis, 1955).

4.2 Batuan No Peraga B1-02-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-02-A, bahwa batuan ini memiliki warna coklat, maka dapat

diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang bersifat

asam.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase plagioklas

(45%): berwarna putih susu, kuarsa (20%): berwarna putih bening, massa

dasar (15%) dan ortoklas (20%): berwarna merah daging. Dari persentase

komposisi mineral tersebut dapat diketahui maka batuan ini memiliki sifat

asam.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng benua,

Page 3: Aldo Pemba h San

tepatnya di continental ridge zone, bisa juga di vulcanik art atau juga di back

arc basin.

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-02-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Dasit

( Russell B. Travis, 1955).

4.3 Batuan No Peraga BI-09-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-09-A, bahwa batuan ini memiliki warna putih, maka dapat

diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang bersifat

asam.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase kuarsa (60%):

berwarna putih bening, biotit (20%): berwarna hitam dan berbentuk bulat,

plagioklas (20%): berwarna putih susu. Dari persentase komposisi mineral

tersebut dapat diketahui maka batuan ini memiliki sifat asam.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng benua,

tepatnya di continental ridge zone, bisa juga di vulcanik art atau juga di back

arc basin.

Page 4: Aldo Pemba h San

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-09-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Monsonit

Kuarsa ( Russell B. Travis, 1955).

4.4 Batuan No Peraga B1-18-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-18-A, bahwa batuan ini memiliki warna putih, maka dapat

diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang bersifat

asam.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase kuarsa (10%):

berwarna putih bening, plagioklas (40%): berwarna putih susu, ortoklas

(40%): berwarna merah daging, dan biotit (10%): berwarna hitam dan

berbentuk bulat,. Dari persentase komposisi mineral tersebut dapat diketahui

maka batuan ini memiliki sifat asam.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng benua,

tepatnya di continental ridge zone, bisa juga di vulcanik art atau juga di back

arc basin.

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-18-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

Page 5: Aldo Pemba h San

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Monsonit

Kuarsa ( Russell B. Travis, 1955).

4.5 Batuan No Peraga B1-43-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-43-A, bahwa batuan ini memiliki warna hijau tua, maka dapat

diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang bersifat

basa.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase plagioklas

(10%): berwarna putih susu, piroksen (80%): berwarna hijau kehitaman dan

kuarsa (10%): berwarna putih bening. Dari persentase komposisi mineral

tersebut dapat diketahui piroksen lebih banyak dibanding dengan plagioklas

dan kuarsa, maka batuan ini memiliki sifat basa.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng

samudra, tepatnya di islan arc atau di oceanic interplate.

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-43-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Gabro

( Russell B. Travis, 1955).

Page 6: Aldo Pemba h San

4.6 Batuan No Peraga B1-57-A

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis terhadap batuan no

peraga BI-57-A, bahwa batuan ini memiliki warna putih, maka dapat

diindikasikan secara sementara batuan ini merupakan batuan yang bersifat

asam.

Struktur batuan ini adalah massif, karena batuan ini bersifat keras dan

tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada permukaan batuan

tersebut.

Tekstur batuan ini menggambarkan seluruhnya batuan ini tersusun

oleh massa kristal. Tekstur ini juga menggambarkan proses pembekuan

magma yang lambat sehingga pada tubuh batuan ini terbentuk kristal secara

sempurna.

Komposisi mineral pada batuan ini memiliki persentase kuarsa (80%):

berwarna putih bening, hornblende (10%): berwarna hitam dan berbentuk

prismatic, dan plagioklas (10%): berwarna putih susu. Dari persentase

komposisi mineral tersebut dapat diketahui maka batuan ini memiliki sifat

asam.

Berdasarkan hasil deskripsi secara megaskopis dilihat dari struktur

dan tekstur batuan ini terbentuk oleh proses pendinginan magma yang berada

di bawah permukaan bumi (plutonik/batuan beku intrusi), sehingga ukuran

kristalnya terlihat sangat jelas karena pembekuan magma yang lambat. Jika

dikaitkan dengan 7 busur magmatisme, batuan in terbentuk di lepeng benua,

tepatnya di continental ridge zone, bisa juga di vulcanik art atau juga di back

arc basin.

Jadi, berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan dari pendeskripsian

terhadap batuan no peraga BI-57-A yang kemudian diklasifikasikan ke dalam

klasifikasi Russell B. Travis didapat bahwa batuan tersebut adalah Porfiri

Monzonit Kuarsa ( Russell B. Travis, 1955).

Page 7: Aldo Pemba h San

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Batuan peraga BI-45-A memiliki warna hijau kehitaman, struktur masif,

tekstur holokristalin, fanerik, euhedral, komposisi mineral piroksen (80%),

plagioklas (20%), dan nama batuan ini adalah Gabbro (Russell B. Travis,

1955)

2. Batuan peraga BI-02-A memiliki warna coklat, struktur masif, tekstur

holokristalin, fanerik, subhedral, komposisi mineral plagioklas (45%),

kuarsa (20%), massa dasar (15%), ortoklas (20%), dan nama batuan ini

adalah Dasit (Russell B. Travis, 1955)

3. Batuan peraga BI-09-A memiliki warna putih, struktur masif, tekstur

holokristalin, fanerik, subhedral, komposisi mineral kuarsa (10%), biotit

(20%), plagioklas (20%), dan nama batuan ini adalah Monzonit Kuarsa

(Russell B. Travis, 1955)

4. Batuan peraga BI-18-A memiliki warna putih, struktur masif, tekstur

holokristalin, fanerik, subhedral, komposisi kuarsa (10%), mineral

plagioklas (40%), ortoklas (40%), biotit (10%), dan nama batuan ini

adalah Monzonit Kuarsa (Russell B. Travis, 1955)

5. Batuan peraga BI-43-A memiliki warna hijau kehitaman, struktur masif,

tekstur holokristalin, fanerik, subhedral, komposisi mineral plagioklas

(10%), piroksen (80%), kuarsa (10%) dan nama batuan ini adalah Gabbro

(Russell B. Travis, 1955)

Page 8: Aldo Pemba h San

6. Batuan peraga BI-57-A memiliki warna hijau kehitaman, struktur masif,

tekstur holokristalin, fanerik, subhedral, komposisi mineral kuarsa (80%),

hornblende (10%), plagioklas (10%), dan nama batuan ini adalah Porfiri

Monzonit Kuarsa (Russell B. Travis, 1955)