alat ukur tinggi badan otomatis … akhir alat ukur tinggi badan otomatis dengan sensor ultrasonik...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
ALAT UKUR TINGGI BADAN OTOMATIS DENGAN
SENSOR ULTRASONIK BERBASIS
MIKROKONTROLER DENGAN TAMPILAN LCD
BERGERAK DAN SUARA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun Oleh :
BRIGITTA MEIDIAR KRISTRIANTARI
NIM : 135114021
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
AUTOMATIC BODY HEIGHT MEASUREMENT
USING ULTRASONIC SENSOR BASED ON
MICROCONTROLER WITH MOVING LCD
DISPLAY AND SOUND
In a partial fulfillment of requirement
For the degree of Sarjana Teknik
Departement of Electrical Engginering
Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University
BRIGITTA MEIDIAR KRISTRIANTARI
135114021
ELETRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SECIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO :
Mulailah setiap hari dengan senyuman dan akhiri dengan
senyuman.
Skripsi iniku persembahkan untuk….
Orang tua yang mendukungku ibu Christina Sriwinarti dan bapak Antonius
Triyono tercinta
Andreas Kristriantoro adek ku tersayang
Laurensia Kristriantari adek ku tersayang
Arga Widyarta yang selalu memberi semangat
Semua sahabat yang kusayangi Teknik Elektro 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Alat ukur merupakan suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk
membantu dalam proses penentuan tinggi badan. Kebanyakan alat ukur tinggi yang
digunakan saat ini adalah alat ukur tinggi analog atau mekanik. Dalam perkembangannya
teknologi sekarang, maka penulis akan membuat alat ukur tinggi badan otomatis
menggunakan sensor ultrasonic untuk menghitung data dari obyek yang diterima.
Sensor yang digunakan untuk mengukur jarak berkerja pada frekuensi 40 KHz agar
tidak menganggu pendengaran manusia. Sebagai pusat kendali dari alat ukur ini
menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Alat ukur tinggi badan ini mampu mengukur
sebuah obyek dengan jangkauan sensor untuk membaca data yaitu 195 cm tinggi maksimal
dan tinggi minimalnya 50 cm.
Keunggulan dari alat ini yaitu sudah menggunakan teknologi mikrokontroler dan
sensor, sedangkan untuk tampilan hasil pengukuran sudah digital yaitu dengan
menggunakan LCD dan pada alat ukur ini LCD dapat bergerak mengikuti tinggi obyek,
untuk menggerakan LCD digunakan motor DC sebagai penggerak. Serta hasil pengukuran
dikeluarkan melalui speaker berupa suara yang telah disimpan pada SD Card dalam format
WAV sehingga mempermudah penderita tuna netra untuk mengetahui tinggi badan
pengguna. Kekurangan dari alat ini adalah kontruksi alat dan pembacaan sensor, sehingga
hasil yang diperoleh dari pengukuran masih mengalami beberapa error .
Kata kunci : Alat ukur tinggi badan, bersuara dan Sensor Ultrasonic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
The height measuring instrument is a tool that can be used by humans to assist in
the process of determining height. Most high measuring instruments used today are analog
or manual height gauges. In the development of technology now, the authors will make the
automatic height measuring instrument using ultrasonic sensors to calculate data from
received objects.
Sensors used to measure working distances at a frequency of 40 KHz so as not to
disturb human hearing. As the control center of this measuring instrument using Arduino
Uno Microcontroller. This measuring tool is able to measure an object with the accuracy of
the sensor to read data that is 195 cm maximum height and high minimum 50 cm.
The advantage of this tool is already using microcontroller and sensor technology, while
for display the results measurement is by using the LCD and the measuring instrument
LCD can move to follow the height of the object, to move the LCD used DC motor as a
driver. And the results of measurements issued through the speakers in the form of sound
that has been stored on the SD Card in WAV format that makes it easier for people with
blind people to know the height of the user. A disadvantage of this tool is the construction
of tools and sensor readings, so the results obtained from the measurement is still some
error.
Keywords: The height measuring instrument, sounded , and Ultrasonic Sensor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas segala karuniaNya sehingga tugas akhir
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian yang berupa tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Jurusan
Teknik elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, gagasan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingi mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T,.M.T. sebagai ketua program studi Teknik
Elektro, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Djoko Untoro Suwarno, MT., selaku Dosen pembimbing yang selalu
menyempatkan waktu untuk member bimbingan kepada saya walaupun mempunyai
banyak kegiatan.
3. Sudi Mungkasi, Ph.D sebagai dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma.
4. Ir. Tjendro M.Kom dan Ir. Prima Ari,. M.T sebagai dosen pereview dan dosen
penguji.
5. Seluruh dosen dan laboran Teknik Elektro yang sudah mengajarkan saya banyak
hal selama kuliah.
6. Sahabat-sahabat Elektro angkatan 2013 yang selalu menghibur dan membantu saya.
7. Christina Sriwinarti dan Antonius Triyono, selaku orangtua yang sangat saya
sayangi yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
8. Adikku Andreas Kristriantoro dan Laurentina Kristriantari yang selalu memberikan
motivasi.
9. Arga Widyarta, selaku teman istimewaku yang selalu memberikan motivasi, saran
dan kritik.
Semoga Tuhan membalas kebaikan anda.
Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan tulisan. Semoga tugas ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan
lebih lanjut oleh peneliti lain sehingga tulisan ini dapat lebih bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL BAHASA INDONESIA ........................................................
HALAMAN SAMPUL BAHASA INGGRIS .............................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ......................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. vi
INTISARI .................................................................................................................. vii
ABSTRAC ................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.4. Metodologi Penelitian ............................................................................... 3
BAB II: DASAR TEORI
2.1. Ultrasonik ............................................................................................... ...4
2.2. ATmega8535 ............................................................................................. 6
2.3. SD Card .................................................................................................... 7
2.4. Modul SD Card ......................................................................................... 8
2.5. LCD (Liqiud Cryistal Display) ............................................................... 10
2.6. Motor DC ................................................................................................. 12
2.7. Driver Motor (L298) ................................................................................ 12
2.8. Sensor Putaran ......................................................................................... 13
2.9. Speaker Aktif ........................................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III: RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Proses Kerja Sistem ................................................................................. 14
3.2. Perancangan Perangkat Keras ................................................................. 15
3.2.1. Rangkaian Sensor Ultrasonik dan LCD ke ATmega8535 .......... 16
3.2.2. Rangkaian Modul SD Card ke ATmega8535 ............................ 16
3.2.3. Rangkaian Driver Motor dan Motor DC ke ATmega8535......... 17
3.2.4. Roda Cacah (Rotary Encoder) .................................................... 17
3.3. Perancangan Perangkat Lunak................................................................. 18
3.3.1. Subrutin LCD (Liquid Crystal Display) Turun dan Naik ........... 20
3.3.2. Subrutin Speaker Bunyi Hasil .................................................... 20
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemasangan Alat ..................................................................................... 24
4.1.1. Keterangan Penggunaan Alat ................................................... 25
4.2. Pengujian Alat ......................................................................................... 26
4.2.1. Pengujian Sensor Ultrasonik HCSR-04 .................................... 26
4.2.2. Pengujian Suara ........................................................................ 28
4.2.3. Pengujian Pergerakan LCD ...................................................... 29
4.3. Perangkat Lunak ...................................................................................... 30
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 36
5.2. Saran ........................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Diagram Block Perancangan ..................................................................... 3
Gambar 2.1. Sensor Ultrasonik....................................................................................... 5
Gambar 2.2. Modul Sensor Ping .................................................................................... 5
Gambar 2.3. Mikrokontroller ATmega8535................................................................... 6
Gambar 2.4. Bentuk Fisik SD Card ................................................................................ 8
Gambar 2.5.Konfigurasi Pin SD Card ............................................................................ 8
Gambar 2.6. Modul SD Card ......................................................................................... 8
Gambar 2.7. LCD 16x2 .................................................................................................. 10
Gambar 2.8. Motor DC ................................................................................................... 12
Gambar 2.9.Driver Motor L298N .................................................................................. 12
Gambar 2.10.Modul Optocoupler .................................................................................. 13
Gambar 2.11. Speaker Aktif ........................................................................................... 13
Gambar 3.1. Diagram Rancang Pengukur Tinggi Badan ............................................... 14
Gambar 3.2. Desain 2D Alat .......................................................................................... 15
Gambar 3.3. Rangkaian Sensor Ultrasonik dan LCD ke ATmega8535 ......................... 16
Gambar 3.4. Rangkaian Modul SD Card ke ATmega8535 ............................................ 16
Gambar 3.5. Rangkaian Driver Motor dan Motor DC ke ATmega8538 ........................ 17
Gambar 3.6. Flowchart Keseluruhan Sistem ................................................................. 19
Gambar 3.7. Flowchart Subrutin LCD Niak dan Turun................................................. 20
Gambar 3.8. Flowchart Subrutin Speaker Aktif Bunyi Hasil ....................................... 21
Gambar 4.1. Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis ............................................................. 24
Gambar 4.2. Inisialisasi input dan output ....................................................................... 30
Gambar 4.3. Program Pengolahan Data Sensor Ping ..................................................... 31
Gambar 4.4. Tampilan LCD ........................................................................................... 31
Gambar 4.5. Tampilan LCD Error.................................................................................. 32
Gambar 4.6. Sub Program LCD Turun........................................................................... 32
Gambar 4.7. Program Pengecekan SD Card dan Data Suara ......................................... 33
Gambar 4.8. Program Output Suara ............................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Modul SD Card ............................................................... 9
Tabel 2.2. Konfigurasi Pin LCD ............................................................................... 11
Tabel 3.1. Suara yang Direkam ................................................................................ 23
Tabel 4.1. Keteragan Gambar Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis
Berbasis Mikrokontroller ......................................................................... 25
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran dengan Sensor Ultrasonik pada tinggi badan ............ 26
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran dengan Sensor Ultrasonik diberbagai bidang ........... 26
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran dengan Sensor Ultrasonik diberbagai bidang ........... 27
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran dengan Sensor Ultrasonik diberbagai bidang ........... 27
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran tinggi badan dengan bidang datar ............................. 28
Tabel 4.7. Suara yang Dihasilkan Ketika Sensor Mulai Bekerja ............................. 28
Tabel 4.8. Pengambilan Data Pergerakan LCD ........................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Tinggi
merupakan salah satu besaran fisis yang sering diukur dalam berbagai keperluan. Peralatan
yang digunakan selama ini masih bersifat manual, yang artinya untuk mendapatkan suatu
data tinggi masih menggunakan tenaga manusia dimana cara ini telah banyak ditinggalkan
dan digantikan dengan alat ukur yang bersifat otomatis. Dimana hal ini bertujuan untuk
memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya.
Selaras dengan perkembangan jaman, dibutuhkan alat ukur tinggi badan yang dapat
bekerja secara otomatis, melakukan proses pengukuran, membaca hasil pengukuran,
sekaligus memberitahukan hasil pengukuran secara otomatis. Dengan memanfaatkan
teknologi elektronis salah satunya mencangkup bidang mikro penulis mencoba untuk
membuat alat ukur tinggi badan yang berbasiskan mikrokontroler. Peranan dalam
pembuatan alat ini juga dibantu dari judul tugas akhir dari Erik Hardianto yaitu pengukur
tinggi badan menggunakan ultrasonik berbasis mikrokontroler AT89s51 dengan tampilan
yang mengikuti ketinggian obyek [1]. Alat ini diharapkan untuk mempermudah pengguna
dalam mengukur tinggi badan dan dapat sebagai informasi berapa tinggi badan seseorang,
informasi ini dapat disimpan dan dapat dilihat kembali pada pengukuran selanjutnya untuk
mengetahui perkembangan tinggi badan seseorang yang biasanya diperlukan sebagai suatu
catatan.
Dengan latar belakang inilah penulis merancang suatu alat yang dapat mempermudah
orang dalam melakukan pengukuran tinggi badan. Pengukuran tinggi badan ini
memanfaatkan prinsip pantulan gelombang suara dengan frekuensi tertentu. Oleh karena
itu penulis menggunkan frekuensi dari gelombang ultrasonik 20 KHz, dimana gelombang
ini dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas. Namun untuk mengkur jarak benda
digunakan sinyal berfrekuensi 40 KHz dengan kecepatan bunyi 344 m/s, sehingga mudah
untuk menghitung waktu tundanya dan dalam penggunaannya gelombang ini tidak
menganggu sistem pendengaran manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Degan menggunakan mikrokontroler data akan diolah dan dikeluarkan dalam bentuk
tulisan melalui piranti penampil yang dapat bergerak naik dan turun agar mudah dalam
pembacaan dan dalam bentuk suara melalui speaker. Data suara terlebih dahulu direkam
dan di simpan pada SD Card dalam format WAV. Alat ini akan membantu masyarakat
dalam proses pengukuran tinggi badan.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan suatu alat pengukur tinggi badan
manusia yang memanfaatkan sensor ultrasonik yang diolah oleh mikrokontroller agar
memiliki keluaran berupa tulisan digital dan keluaran suara, untuk dapat membantu
meringankan seseorang dalam proses pengukuran tinggi badan.
Manfaat penelitian ini adalah menyediakan suatu instrument yang dapat
dipergunakan sebagai alat ukur tinggi badan yang dapat dipergunakan oleh seseorang yang
tuna rungu dan tuna netra, sehingga mereka dapat mengetahui tinggi badan mereka.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar Tugas Akhir ini dapat mengarah pada tujuan dan untuk menghindari terlalu
kompleksnya permasalahan yang muncul, maka perlu adanya batasan- batasan masalah
yang sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah :
1. Alat hanya digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang.
2. Tinggi badan maksimal yang dapat diukur 195 cm dan tinggi badan minimal
50 cm.
3. Menggunakan mikrokontroler keluarga AVR ATmega8535 sebagai pengolah
data dari sensor tinggi dan menampilkan data tersebut ke LCD dan berupa
keluaran suara ke speakeraktif.
4. Sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonik ping HCSR04 sebagai sensor
jarak.
5. LCD menampilkan tinggi badan dengan satuan centimeter, dengan resolusi
pengukuran ketinggian adalah 1 cm.
6. SD Card sebagai penyimpan file suara format WAV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.4. Metodologi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai metode- metode yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah :
1. Studi Literature, yaitu dengan cara mendapatkan data dengan membaca buku-
buku dan jurnal- jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas
dalam tugas akhir ini.
2. Perancangan hardware. Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang
optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan dari berbagai
faktor- faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan seperti pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1. Diagram blok perancangan
3. Perancangan Software. Dalam Tahap ini, penulis menggunakan Mikrokontroler
sebagai “otak” dari perancangan-perancanga alat yang dimasukkan pada
program menggunakan bahasa C menggunakan software Codevision AVR.
4. Pengukuran alat dan pengujian. Melakukan pengukuran dan pengujian alat
untuk melihat performansi dari alat yang telah dirancang apakah alat yang
dibuat dapat berfungsi dengan baik.
5. Analisis dan kesimpulan hasil percobaan. Setelah alat berfungsi dengan baik,
maka langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan dari hasil analisis dari
masalah yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Ultrasonik
Ultrasonik merupakan suara atau getaran dengan frekuensi yang tinggi yaitu kira-
kira di atas 20 KHz. Beberapa hewan seperti lumba-lumba menggunakannya untuk
komunikasi, dan untuk kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi.
Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (diatas) frekuensi
gelombang suara (sonik). Gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium padat, cair
dan gas. Reflektivitas dari gelombang ultrasonik dipermukaan cairan hampir sama dengan
permukaan padat, tetapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan diserap[2].
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di
depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400
KHz.
Sensor ultrasonik terdiri dari dua unit, yaitu unit pemancar dan penerima. Struktur
unit pemancar dan penerima sangat sederhana, yaitu sebuah kristal piezoelectric
dihubungkan dekan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar.
Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja hingga 40 KHz hingga 400 KHz
diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi
(mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan, dan
ini disebut dengan efek piezoelectric. Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma
penggetar sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara dan pantulan
gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu, dan pantulan gelombang
ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor
penerima akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric
menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama[2].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gambar 2.1. Sensor Ultrasonik HC-SR04 [4]
HC-SR04 memiliki kinerja yang baik dalam mendeteksi jarak, dengan tingkat
akurasi yang tinggi serta deteksi yang stabil. Penggunaan dari HC-SR04 sangat mudah,
misalnya pada AVR cukup hubungkan keluaran dari modul sensor ini dengan pin masukan
digital dari papan pengembang ini. Hitung waktu antara saat pengiriman signal dengan saat
signal pantulan diterima, bagi dengan dua kali kecepatan suara, maka jarak yang terdeteksi
akan segera didapatkan [3]. Pada sensor Ultrasonik HCSR-04 ini memiliki 4 pin seperti
pada gambar 2.1 yaitu :
1. VCC, sebagai pin yang dihubungkan ke tegangan 5 volt
2. Trig, sebagai pengirim gelombang ultrasonik
3. Echo, sebagai penerima pantulan gelombang ultrasonik
4. GND, sebagai pin yang dihubungkan ke ground
Sensor ultrasonik mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang
ultrasonik dan kemudian mendeteksi pantulannya. Gelombang ultrasonik merambat di
udara dengan kecepatan 344 m/s, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor. Pin
Trig akan mengeluarakan pulsa output high setelah memancarkan gelombang ultrasonik
dan setelah gelomang pantulan terdeteksi maka pin Trig akan membuat output low. Lebar
pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2
kali jarak ukur dengan objek. Ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Modul Sensor Ping [5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berikut adalah hasil perhitungan waktu yang diperlukan sensor ultrasonik untuk menerima
pantulan pada jarak tertentu. Perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut
(2.1)
Dimana :
S = jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi
V = Cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344m/s)
tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.
2.2. ATmega8535
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer lengkap dalam satu chip.
Mikrokontroler berisikan ROM (Read-Only Memory) , RAM (Read-Write Memory),
beberapa Bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa perihal seperti pencacah/
pewaktu, ADC Analog to Digital Converter) , DAC (Digital to Analog Converter), dan
serial komunikasi[3].
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler
AVR. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu
AT90Sxx, ATmega dan ATtiny. Untuk membedakan masing-masing kelas adalah dengan
melihat dari memori, peripheral, dan fiturnya[3].
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.3.
Gambar 2.3. Mikrokontroler Atmega8535
Adapun konfigurasi pin pada mikrokontroler ini adalah :
1. VCC untuk tegangan pencatu daya positif [6].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. GND untuk tegangan pencatu daya negative [6]
3. PortA (PA0 - PA7) sebagai port Input/Output dan memiliki kemampuan lain yaitu
sebagai input untuk ADC [6].
4. PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang
lain [6].
5. PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output untuk ATMega8535 [6].
6. PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang
lain [6].
7. RESET untuk melakukan reset program dalam mikrokontroler [6].
8. XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit sinyal clock [6].
9. AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC [6].
10. AREF untuk pin tegangan referensi ADC [6].
2.3 SD Card
SD Card adalah salah satu media penyimpanan data digital dengan format kartu
memori flash. Digunakan dalam portable, seperti PDA, kamera digital dan telepon
genggam. Kartu SD dikembangkan oleh SanDisk, Toshiba, dan Panasonic berdasarkan
Kartu Multi Media (MMC) yang sudah lebih dulu ada. Selain memiliki sistem pengaman
yang lebih bagus daripada MMC, SD Card juga bisa dengan mudah dibedakan dari MMC
karena memiliki ukuran yang lebih tebal dibandingkan kartu MMC standar.
Keluarga microSD yang lain terbagi menjadi SDSC yang kapasitas maksimum
resminya sekitar 2GB, meskipun beberapa ada yang sampai 4GB. SDHC (High Capacity)
memiliki kapasitas dari 4GB sampai 32GB. Dan SDXC (Extended Capacity) kapasitasnya
di atas 32GB hingga maksimum 2TB. SD Card sudah terformat dengan system file FAT
16 dimana system ini memungkinkan untuk dapat diakses melalui semua perangkat host
pembaca SD. FAT standar dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengambil data yang
rusak dan beberapa dapat memulihkan file yang dihapus. Gambar fisik SD Card dapat
dilihat pada gambar 2.4. dan gambar konfigurasi pi SD Card pada gambar 2.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 2.4 Bentuk fisik SD Card[7]
Gambar 2.5 Konfigurasi pin SD Card[8]
2.4 Modul SD Card
SD Card Board untuk kartu SD standar. Modul SD Card ini merupakan
board external yang dapat dengan mudah dihubungkan pada mikrokontroler..
Berikut adalah contoh modul SD Card yang dapat dilihat pada gambar 2.6. dan
konfigurasi pin dari modul SD Card dapat dilihat pada tabel 2.1.
Gambar 2.6 Modul SD Card
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel 2.1 Konfigurasi pin Modul SD Card
Pin Nama
1 MISO
2 SCK
3 SS
4 MOSI
5 GND
6 5V
Pin ini yang nantinya akan dihubungkan sesuai dengan pin pada Atmega8535, SPI
pada Atmega8535 terletak pada pin 7 (MISO), pin 8 (SCK), pin 5 (SS) dan pin 6 (MOSI).
Untuk bisa diterima oleh mikrokontroler, modul SD Card mengubah tegangan dari
mikrokontroler menjadi 3.3 volt agar SD Card dapat bekerja. Agar program pada
mikrokontroler dapat mengakses data pada SD Card, dibutuhkan library yang disebut SD
library. SD library digunakan untuk membaca dan menulis pada modul SD Card. Library
ini mendukung system file FAT16 pada standart SD Card. Library yang digunakan adalah
library SPI.h yaitu library yang khusus bertugas untuk komunikasi serial sinkron SPI (
Serial Peripheral Interface ) di mikrokontroler. Serial sinkron merupakan protocol
komunikasi data secara serial dan membutuhkan jalur clock untuk sinkronisasi antara
transmitter dan receiver.
SPI merupakan tipe protocol komunikasi yang memiliki 3 jalur yaitu MISO
(Master In Slave Out), MOSI (Master Out Slave IN), dan SCK (Serial Clock). MOSI
merupakan jalur pengiriman data dari master ke slave, dan untuk MISO jalur pengiriman
data dari slave ke master. Sedangakn untuk mangaktifkan/ mematikan perangkat slave SPI
merupakan pin SS (Slave Select). Pin ini bersifat spesifik untuk setiap perangkat slave yang
menggunakan komunikasi SPI sehinga dapat berbeda-beda untuk masing-masing
perangkat. Komunikasi serial data antara master dan slave pada SPI diatur melalui 4 buah
pin yang terdiri dari MOSI, MISO, SCK, dan SS. Keempat pin tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1. MOSI (Master Output Slave Input) merupakan pin yang berfungsi sebagai jalur
data pada saat data keluar dari master dan masuk kedalam slave.
2. MISO (Master Input Slave Output) merupakan pin yang berfungsi sebagai jalur
data Slave Output Master Input (SOMI), Serial Data Output (OUT), Data Out
(OUT), dan Serial Out (SO).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. SCK (Serial Clock) merupakan data biner yang keluar dari master ke slave yang
berfungsi sebagai clock dengan frekuensi tertentu.
4. SS (Slave Select) merupakan pin yang berfungsi untuk mengaktifkan slave
sehingga pengiriman data hanya dapat dilakukan ketikaslave dalamkeadaan aktif.
2.5 LCD (Liqiud Cryistal Display)
LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya
menganut sistem dot matrix. Komunikasi data yang dipakai menggunakan mode teks,
artinya semua informasi yang dikomunkasikan memakai kode American Standard Code
for Information Interchange (ASCII), seluruh pengiriman data ke LCD adalah melalui
saluran data DB4 – DB7 [9].
Gambar 2.7. LCD 16 x 2 [10]
LCD 2 x 16 karakter seperti pada gambar 2.7 ini yang akan digunakan sebagai
penampil pada perancangan alat ini. Dimana LCD memiliki 2 baris dan 16 kolom karakter,
jadi total karakter yang bisa ditampilkan sebanyak 32 karakter. LCD ini memiliki 16 kaki
pin yang terlihat pada table 2.2.
Keterangan dari pin pada LCD :
1. D0 sampai D7 merupakan jalur data yang digunakan untuk menyalurkan kode
ASCII atau perintah pengatur kerja LCD.
2. RS singkatan dari Register Select yang digunakan untuk membedakan jenis data
yang dikirim ke LCD, jika RS = 0 maka data yang dikirim adalah perintah untuk
mengatur kerja LCD. Sedangkan jka RS = 1 maka data yang dikirim adalah kode
ASII yang ingin ditampilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. R/W merupakan singkatan dari Read/Write, jika R/W = 0 maka akan adanya
pengiriman data ke LCD. Dan jika R/W = 1 maka akan adanya pengamblan data
dari LCD.
4. E (enable) merupakan sinyal sinkronisasi, digunakan sebagai penanda kepada LCD
bahwa data akan dikirim. E = 1 sebagai pengambil data, dan untuk kondisi siap
menerima perintah selanjutnya adalah E = 0.
5. Led – dan Led + merupakan pin yang digunakan untuk menyalakan backlight dari
layar LCD.
Tabel 2.2. Konfigurasi Pin LCD
Pin Nama
1 VEE (0V)
2 VCC (5V)
3 GND (0V)
4 RS
5 R/W
6 E
7 DB0
8 DB1
9 DB2
10 DB3
11 DB4
12 DB5
13 DB6
14 DB7
15 Led -
16 Led+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.6 Motor DC
Motor DC adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik (gerak) dengan prinsip elektromagnet. Prinsip kerja dari motor DC adalah arus
yang dilewatkan pada kumparan akan menimbulkan sebuah medan magnet buatan,
sehingga medan magnet tersebut akan tarik menarik atau tolak menolak sehingga timbul
gerakan dari media yang dialiri listrik tersebut. Gerakan motor DC dapat dengan mudah
diatur CW atau CCW hanya dengan membalik arah arusnya, sehingga dalam hal ini motor
DC membutuhkan arus searah untuk bekerja. Simbol motor DC yang digunakan pada alat
seperti gambar 2.8.
Motor DC
Gambar 2.8. Simbol Motor DC
2.7 Driver Motor
Driver motor digunakan untuk menggerakan motor DC. Karena port-port pada
mikrokontroler Atmega8535 tidak mampu untuk menghidupkan motor DC dikarenakan
arus keluaranya sangat kecil. Driver motor yang digunakan adalah IC L298, dapat dilihat
Gambar 2.9. IC L298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.8 Sensor Putaran
Sensor putaran digunakan sebagai pembaca putaran suatu objek yag berputar.
Sensor putaran yang digunakan adalah optocoupler, dimana ditengah antara optocoupler
diletakan roda cacah ( rotary encoder ). Optocoupler merupakan komponen yang
menggabungkan antara phototransistor dan LED ditunjukkan pada gambar 2.10., dimana
phototransistor bertugas sebagai penerima sinar LED yang diputus oleh roda cacah yang
diputar oleh motor sehingga menghasilkan pulsa yang digunakan untuk menghentikan
putaran motor.
Gambar 2.10. Rangkaian Optocoupler
2.8. Speaker Aktif
Pada perancangan alat speaker aktif digunakan sebagai piranti keluaran
suara.dengan spesifikasi tegangan 5-12 volt dc, memiliki dua kabel USB dan kabel jack
audio yang nantinya disambungkan pada mkrokontroler. Berikut contoh speaker aktif bisa
dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11. Speaker Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1 Proses Kerja Sistem
Perangangan alat ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu Atmega8535,
rangkaian optocoupler, motor DC, sensor sebagai masukan ke mikrokontroler, power
supply 5v, SD Card, piranti penampil dan speaker aktif. Sensor yang dipakai sebagai
masukan ke mikrokontroler adalah sensor ultrasonik HC-SR04. Atmega85345 berfungsi
sebagai pengatur dan pemroses masukan dari sensor ultrasonik sehingga dapat
menghasilkan keluaran berupa tulisan digital dan keluaran suara. Sensor ultrasonik
berperan sebagai pembaca tinggi badan sebagai masukan ke mikrokontroler yang akan
diolah dan menghasilkan keluaran angka melalui LCD dan berupa suara melalui speaker.
Data suara terlebih dahulu direkam, kemudian disimpan di dalam SD Card dengan format
WAV. Agar mikrokontroler dapat mengakses data di dalam SD Card maka harus
menggunakan modul SD Card yang berfungsi sebagai komunikasi terhadap
mikrokontroler. Pada perancanggan alat ini LCD dapat bergerak naik dan turun
menyesuaikan tinggi badan seseorang sehingga dapat mempermudah dalam pembacaan,
dalam hal ini rotary encoder sangat berperan dalam menghentikan putaran motor sesuai
dengan perhitungan. Berikut adalah gambar 3.1 diagram blok rancangan perangkat
pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik.
Gambar 3.1. Diagram rancang pengukur tinggi badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Dalam perancangan perangkat keras (hardware) dari mulai sensor ultrasonik
sampai ke penampil LCD dan keluaran suara melalui speaker. Penulis memanfaatkan
kontruksi alat yang sebelumnya pernah dibuat oleh Erik Hardianto (0151114065) alumni
Universitas Sanata Dharma dan menambahkan serta memodifikasi kontruksi alat yang
sudah ada dengan penambahan push button dan tata letak speaker aktif. Pada bagian ini
akan ditunjukkan keseluruhan gambar kontruksi alat desain 2D yang digambar penulis
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 desain 2D
Keterangan bagian alat:
1. Penempatan roda cacah (Rotary Encoder) dan rangkaian optocoupler
2. Penempatan sensor ultrasonik
3. Area pergerakan LCD
4. Box penempatan mikrokontroller, modul SD card dan SD card, motor DC
5. Titik awal obyek
6. Penempatan speakeraktif
7. Penempatan push button
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Desain alat ukur tinggi badan ini setinggi 2 meter terhitung dari titik awal obyek, dan jarak
antara tiang 10 cm.
3.2.1 Rangkaian Sensor Ultrasonik dan LCD ke Atmega8535
Gambar 3.3. Rangkaian Sensor ultrasonik dan LCD ke Atmega8535
3.2.2 Rangkaian Modul SD Card ke Atmega8535
Gambar 3.4. Rangkaian Modul SD Card ke Atmega8535
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3.3.3 Rangkaian Driver motor, Motor DC ke Atmega8535
Gambar 3.5. Rangkaian Driver motor dan motor DC ke Atmega8535
3.2.4 Roda Cacah ( Rotary Encoder )
Roda cacah (rotary encoder) digunakan untuk menghasilkan putaran motor DC
sesuai dengan yang diinginkan. Jika pulsa yang dihasilkan oleh rotary encoder sama
dengan pulsa yang menunjukkan tinggi badan maka motor DC akan berhenti. Agar LCD
dapat bergerak turun sesuai yang di inginkan maka dapat digunakan rumus :
(3.1)
Keliling untuk satu kali putaran (X) dirumuskan sebagai berikut :
(3.2)
Roda cacah yang memiliki luang sebanyak n, maka akan menghasilkan n pulsa pada setiap
satu kali putaran ( ) , maka besarnya jarak setiap pulsa dapat dihitung dengan rumus:
(3.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Untuk membuat roda cacah seberapa besar jari-jari (r) roda cacah, maka tentukan banyak
luang roda cacah (n) dan keliling roda cacah (x).
Pada perancangan alat ini ditentukan n sebanyak 20 dan x sebesar 20 cm, maka didapatkan
r sebesar :
, maka didapatkan D = 6.4 cm
Jadi pada alat ini menggunakan roda cacah dengan banyak luang 20 dan dengan diameter
6.4 cm dan pada kondisi ini 1 pulsa akan menghasilkan 1 cm.
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak adalah perancangan yang mengatur cara kerja alat
sesuai dengan yang diinginkan. Program diawali dengan melakukan penekanan tombol
start lalu memulai untuk melakukan inisialisasi. Kemudian sensor akan bekerja mengukur
tinggi badan seseorang dengan memancarkan gelombang yang kemudian akan dipantulkan
dan diterima kembali oleh sensor ultrasonik. Pada hal ini sensor ultrasonik akan bekerja
jika mendeteksi obyek dengan tinggi lebih besar atau sama dengan batas minimum tinggi
badan yang telah ditentukan yaitu 50 cm. Jika sensor telah mendeteksi dan data sudah
didapatkan dan diolah di mikrokontroler maka data selanjutnya disimpan. Data tersebut
diolah dalam bentuk pulsa agar LCD dapat bergerak turun sesuai perhitungan, setelah
tinggi LCD sesuai dengan tinggi badan objek maka LCD akan berhenti dan menampilkan
tinggi badan objek. Kemudian speaker membunyikan hasil tinggi badan sesuai dengan
angka yang ada di LCD. Jika pada titik awal objek masih terdapat objek maka LCD dan
speaker masih akan tetap bekerja, tetapi jika sudah tidak terdeteksi adanya objek maka
LCD dan speaker akan OFF dan LCD akan bergerak naik sampai menyentuh limit swich
dan LCD akan berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 3.6. Flowchart Keseluruhan Sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3.3.1 Subrutin LCD ( Liquid Crystal Display ) Naik dan Turun
Gambar 3.7. Flowchart Subrutin LCD naik dan LCD turun
3.3.2 Subrutin Speaker Bunyi Hasil
Program ini berisi syarat- syarat bunyi hasil tinggi badan seseorang yang akan
dikeluarakan melalui speaker. Suara terlebih dahulu telah direkam dalam format WAV dan
di simpan di SD Card. Penulis melakukan perekaman menggunakan handphone yang
terhubung dengan headset, penggunaan headset ini membantu penulis dalam proses
perekaman agar suara dapat terekam dengan jelas. Data yang sudah terekam disimpan pada
memori internal handphone, data yang tersimpan masih dalam format mp4 sehingga
penulis melakukan convert menggunakan aplikasi audacity untuk mendapatkan hasil suara
dengan vormat WAV. Setelah semua suara dalam format WAV, penulis melakukan
pemindahan data dari memori internal handphone ke SD Card. Data perekaman dapat
dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 3.8. Flowchart Subrutin Speaker Bunyi Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pembacaan tinggi badan seseorang berkisar dari 50 cm sampai 200 cm , contoh dari
pembacaan program dalam perhitungan, pembacaan untuk tinggi badan 185 cm sebagai
berikut :
1. seratus. Sisa hasil bagi akan disimpan dan diolah pada program selanjutnya.
Perhitungan pembacaan dalam ratusan
, Div/Mod (sisa hasil bagi)
= 1
Sisa = Tinggi badan mod 100
= 85
Dalam hasil pembagian ratusan maka mikrokontroller akan membaca 1 yang berarti
output keluaran suara berbunyi
2. Perhitungan pembacaan dalam puluhan
, Div/Mod (sisa hasil bagi)
= 8
Sisa = Tinggi badan mod 10
= 5
Dalam hasil pembagian puluhan maka mikrokontroller akan membaca 8 yang
berarti output keluaran suara berbunyi delapanpuluh. Sisa hasil bagi akan disimpan
dan diolah pada program selanjutnya.
3. Perhitungan pembacaan dalam satuan
, Div/Mod (sisa hasil bagi)
= 5
Sisa = Tinggi badan mod 1
= 5
Maka keluaran suara yang akan dihasilkan untuk tinggi badan 185 cm adalah
“tinggi badan anda seratus delapan puluh lima centimeter”.
Berikut ini merupakan data perekaman suara dengan format WAV yang telah diubah
menjadi kualitas 32 bit menjadi 8 bit, channel data suara diubah menjadi mono dengan
frekuensi data kurang dari 32 KHz. Spesifikassi file suara yang dipaka rata-rata sebesar 20
Kb untuk kapasitasnya, 8bit, dan mempunyai sample rate 24 KHz.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 3.1. Suara yang direkam
Angka Besar (kilo byte)
0.wav 42
1.wav 22
2.wav 25
3.wav 22
4.wav 19
5.wav 28
6.wav 24
7.wav 26
8.wav 33
9.wav 38
10.wav 33
11.wav 38
12.wav 43
13.wav 51
14.wav 54
15.wav 56
16.wav 51
17.wav 54
18.wav 62
19.wav 62
20.wav 47
30.wav 54
40.wav 51
50.wav 51
60.wav 48
70.wav 52
80.wav 63
90.wav 59
100.wav 44
CENTIMETER.wav 49
TINGGI BADAN ANDA.wav 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan implementasi perancangan penelitian dan hasil pengamatan
beserta pembahasannya untuk mengetahui kesesuaian antara perancangan dan penelitian.
Ada beberapa perubahan antara perancangan dan implementasi perangkat keras.
Pada penelitian ini mikrokontroller yang digunakan mikrokontroller Atmega8535 tetapi
pada implementasi mengunakan Arduino Uno, karena IC Atmega 8535 tidak terdapat fitur
yang mendukung kebutuhan dari alat yang akan dibuat. Fitur ini berhubungan dengan
pengolahan data suara yang disimpan pada SD Card yaitu tipe program tmrpcm.h yang
hanya terdapat pada Arduino Uno.
4.1 Pemasangan Alat
Gambar 4.1.Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Piranti pengukur tinggi badan berbasis mikrokontroller ini menggunakan sensor
ping HCSR-04 yang pada dasarnya akan berfungsi sebagai sensor pembaca jarak. Data
berupa tulisan akan di tampilkan pada LCD yang dapat bergerak mengikuti tinggi obyek
dan data berupa suara yang terdapat pada SD Card dikeluarkan menuju speaker.
Komponen- komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 dan untuk penjelasan
komponen dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Keterangan Gambar Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis Berbasis
Mikrokontroller
No Nama Keterangan
1 HCSR-04 Komponen sensor jarak
2 LCD Komponen tampilan
3 Motor DC Komponen penggerak LCD
4 Speaker Komponen penghantar suara
Sensor akan bekerja ketika gelombang yang dipancarkan mengenai suatu obyek
(manusia), sensor akan membaca jarak obyek dan mengolah data tersebut ke
mikrokontroller dan akan disimpan sementara dalam program, yang nantinya akan
ditampilkan melalui LCD dan suara melalui speaker. LCD akan bergerak turun sesuai
tinggi badan obyek dan menampilkan tinggi badan obyek.
Ketika tinggi badan telah ditampilkan maka pada program secara langsung akan
membaca data suara pada SD Card dan mengeluarkan suara melalui speaker.
4.1.1 Keterangan Penggunaan Alat
Dari gambar 4.1. merupakan hardware dari alat ukur tinggi badan dengan t keluaran
suara. Pada rangkaian tersebut terdapat sebuah minimal sistem Arduino Uno, LCD yang
berfungsi sebagai penampil, speaker aktif sebagai piranti output suara, SD Card yang
berfungsi sebagai penyimpan suara dengan format WAV yang telah direkam dan motor
DC sebagai penggerak LCD naik dan turun. Alat ini dapat berfungsi pada tegangan DC
5V, tegangan yang dihasilkan dari adaptor yang dihubungkan langsung pada tegangan
listrik AC 220 Volt. Ketika sudah mendapatkan tegangan 5 Volt alat ukur tinggi badan
akan aktif, namun untuk melakukan pengukuran tinggi badan pengguna terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menekan tombol untuk memulai pengukuran. Sensor akan mulai bekerja dan mengolah
data tersebut pada mikrokntroler dimana data akan tertampil di LCD dan dikeluarkan
dalam bentuk suara melalui speaker aktif sehingga pengguna atau penderita tuna netra akan
lebih mudah untuk mengetahui tinggi badan mereka. Selanjutnya LCD juga akan bergerak
turun sesuai dengan tinggi badan pengguna sehigga mudah dalam pembacaan.
4.2. Pengujian Alat
Pengujian alat berguna untuk mendapatkan data-data spesifikasi dari alat yang telah
dibuat sehingga akan mepermudah menganalisa kesalahan dan kerusakan yang akan terjadi
pada saat alat bekerja.
4.2.1 Pengujian Sensor Ultrasonik HCSR-04
Pengujian pada bagian ini berhubungan dengan keakuratan sensor ultrasonik
HCSR-04 dalam mengukur jarak. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan
tinggi sebenarnya dengan pembacaan tinggi pada sensor dengan mengambil beberapa data
dari tinggi badan seseorang yang terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil pengujian Sensor Ultrasonik pada tinggi badan orang
Tinggi Sebenarnya
(cm)
Pembacaan Sensor
(cm)
Error (%)
130 90 44.44
140 69 102.90
150 105 74.42
160 188 14.90
170 119 42.86
Dari hasil percobaan pada tabel 4.2 terlihat pengukuran tinggi badan mendapatkan
hasil error dengan rata-rata 55,9 %. Data ini menunjukkan bahwa tingkat akurasi
pengukuran masih jauh dari tinggi badan sebenarnya. Sehingga penulis melakukan
percobaan pengambilan data dengan menggunakan beberapa media permukaan datar,
gelombang dan lingkaran, untuk mengetahui tingkat akurasi yang baik untuk membantu
dalam pengukuran tinggi badan. Berikut tabel hasil pengujian Sensor ultrasonik di berbagai
bentuk bidang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 4.3. Hasil pengujian Sensor Ultrasonik diberbagai bentuk bidang
Bidang Datar
Tinggi Sebenarnya
(cm)
Pembacaan Sensor
(cm)
130 130
140 141
150 151
160 161
170 171
Tabel 4.4. Hasil pengujian Sensor Ultrasonik diberbagai bentuk bidang
Bidang Gelombang
Tinggi Sebenarnya
(cm)
Pembacaan Sensor
(cm)
130 127
140 139
150 149
160 162
170 166
Tabel 4.5. Hasil pengujian Sensor Ultrasonik diberbagai bentuk bidang
Bidang Bola
Tinggi Sebenarnya
(cm)
Pembacaan Sensor
(cm)
130 173
140 183
150 178
160 193
170 197
Dari pengujian yang dilakukan pada tiga bidang yang berbeda terlihat hasil pada
pengujian bidang datar yang memiliki hasil tingkat akurasi yang baik. Permukaan obyek
yang tidak rata saat pengukuran berpengaruh dalam pembacaan sensor sehingga hasil
pengukuran tidak stabil seperti pada hasil pengukuran pada bidang bergelombang dan bola.
Sehingga pada pengambilan data pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan
bidang datar agar mendapatkan hasil yang akurat dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil pengukuran pada tinggi badan seseorang menggunakan bidang datar
No. Tinggi Sebenarnya (cm) Pembacaan Sensor (cm) Error Jarak (%)
1 70 72 2.85
2 90 92 2.22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 4.6. (lanjutan) Hasil pengukuran pada tinggi badan seseorang menggunakan bidang
datar
3 112 113 0.90
4 116 117 0.86
5 120 121 0.83
6 129 130 0.77
7 135 136 0.74
8 150 151 0.66
9 160 161 0.62
10 166 167 0.60
Rata- rata 1.105
Dari tabel 4.6 data yang dihasilkan oleh sensor masih ada 1,105 % error yang
terlihat, berdasarkan dari adanya data dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi akan lebih
baik jika obyek yang diukur memiliki ketinggian mendekati sensor, dengan kata lain
semakin tinggi badan obyek yang diukur semakin baik tingkat akurasinya dan permukaan
obyek yang tidak rata saat pengukuran juga berpengaruh pada pembacaan sensor yang
dapat menyebabkan hasil dari pengukuran tidak stabil, oleh sebab itu pada saat melakukan
pengukuran menggunakan bantuan papan tipis untuk mendapatkan permukaan yang rata.
4.2.2 Pengujian Suara
Pada pengujian ini dilakukan untuk menguji ketepatan keluaran suara dengan angka
yang dibaca sensor ultrasoik. Pengujian ini dilakukan dengan memutar kembali semua kata
yang telah direkam dam SD Card. Berikut ini merupakan tabel keluaran suara ketika
sensor telah membaca jarak. Dari data pengujian ketepatan suara yang dihasilkan
ditunjukkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.7. Suara Yang Dihasilkan Ketika Sensor Mulai Bekerja
No. Tinggi Badan (cm) Suara
1 72 Tinggi Badan Anda Tujuh Puluh Dua
Centimeter
2 92 Tinggi Badan Anda Sembilan Puluh Dua
Centimeter
3 113 Tinggi Badan Anda Seratus Tigabelas
Centimeter
4 117 Tinggi Badan Anda Seratus Tujuhbelas
Centimeter
5 121 Tinggi Badan Anda Seratus Dua Puluh
Satu Centimeter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 4.7. (lanjutan) Suara Yang Dihasilkan Ketika Sensor Mulai Bekerja
6 130 Tinggi Badan Anda Seratus Dua Puluh
Satu Centimeter
7 136 Tinggi Badan Anda Seratus Tiga Puluh
Enam Centimeter
8 151 Tinggi Badan Anda Seratus Dua Puluh
Satu Centimeter
9 161 Tinggi Badan Anda Seratus Enam Puluh
Satu Centimeter
10 167 Tinggi Badan Anda Seratus Enam Puluh
Tujuh Centimeter
Suara yang dihasilkan dari pengukur tinggi badan sudah sesuai dengan data angka
yang tertampil pada LCD, hanya saja untuk suara yang dikeluarkan dari speaker masih
belum terdengar jernih. Hal ini dikarenakan pada program hanya bisa membaca data suara
dengan format WAV yang harus diubah dari kualitas 32 bit menjadi 8 bit. Kualitas 8 bit
adalah kualitas suara yang paling rendah. Untuk channel data suara harus diubah menjadi
mono dengan frekuensi data harus kurang dari 32 KHz. Spesifikasi file suara yang dipakai
rata-rata sebesar 20 Kb untuk kapasitasnya, dan mempunyai sample rate 32 KHz. Namun
masih ada selang waktu pada setiap akhir pengucapan sebuah kata. Suara yang terdengar
terkesan terpatah-patah. Hal ini terjadi karena sistem yang digunakan dalam memutar
kembali suara yang telah direkam dengan memberikan delaytime sebagai jarak antar kata.
4.2.3 Pengujian Pergerakan LCD
Pengujian pada bagian ini berkaitan dengan naik dan turunnya LCD. LCD akan
turun sesuai dengan tinggi badan obyek untuk mempermudah pembacaan. Pengujian ini
dilakukan dengan cara membandingkan data yang dibaca oleh sensor yaitu jarak dan
pengukuran manual menggunakan penggaris, pantulan sinyal ke objek menuju ke sensor
kembali. Dimana jarak telah diolah di mikrokontroller, pengujian dilakukan sebanyak 10
kali. Dari data pengujian ketepatan pergerakan LCD yang dihasilkan ditunjukkan pada
tabel 4.7.
Tabel 4.8. Pengambilan Data Pergerakan LCD
No. Tinggi Benda Uji (cm) Tinggi LCD (cm)
1 72 57
2 92 77
3 113 104
4 117 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 4.8. (lanjutan) Pengambilan Data Pergerakan LCD
5 121 110
6 130 123
7 135 126
8 151 139
9 160 146
10 167 157
Pada tabel 4.8 dari data yang didapat rata-rata nilai pada 10 kali pengujian
mendapatkan hasil yang baik dengan rata-rata LCD akan bergerak turun sejauh 11 cm dari
tinggi badan yang diukur . Dalam hal ini LCD bergerak turun dan masih dalam jangkauan
pandangan mata seseorang dengan syarat obyek tidak menengok keatas ataupun kebawah.
4.3 Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau program yang terdapat pada mikrokontroller dibuat untuk
menunjang kerja dari sistem pengukur tinggi badan otomatis dengan keluaran suara dan
LCD bergerak berbasis mikrokontroller ini. Dalam sistem ini terdapat program yang sesuai
dengan flowchart yang telah di buat pada BAB III.
Program utama berisi inisialisasi pin pada Arduino sebagai input dan output,
pembacaan SD Card untuk membaca suara, pembacaan sensor ultrasonik dan
mengeluarakan data suara melalui speaker. Inisialisai I/O bertujuan agar komponen yang
terpasang pada Arduino dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan konfigurasi I/O yang
telah ditentukan. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan cara perintah pinMode().
Inisialisasi I/O ini ditulis didalam void setup pada program tersebut. Program inisialisasi
I/O ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Inisialisasi input dan output
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2, A0 merupakan pin input dari
pembacaan sensor optocoupler dimana data akan diolah pada mikrokontroller, ECHO_PIN
dan TRIGGER_PIN merupakan input dan output dari sensor ping pembaca jarak HCSR-
04, pin 3, 4, 5 merupakan pin output dari driver motor L298, A1 merupakan pin input dari
push button dan A3 merupakan pin input dari limit switch. Pada hal ini sensor ping menjadi
peran utama sebagai pembacaan data, dimana data yang diperoleh sensor akan diolah pada
mikrokontroller. Berikut ini merupakan gambar dari program pembacaan sensor ping.
Gambar 4.3 . Program Pengolahan Data Sensor Ping
Pada program ini dibuat agar sensor ping membaca data jarak suatu obyek
sebanyak 50 kali hal ini digunakan untuk mendapatkan jarak yang akurat dimana setelah
pengambilan data selama 50 kali, jarak yang ditampilkan adalah rata- rata dari
pengambilan data. Tinggi dari obyek dihitung dengan maksimal pembacaan sensor yang
telah di tentukan yaitu 200 cm dikurang dari jarak rata- rata tersebut. Data yang telah
diolah nantinya akan ditampilkan pada LCD dengan sub program seperti gambar 4.4.
Gambar 4.4. Tampilan LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Seperti yang terdapat pada batasan masalah jika tinggi badan suatu obyek kurang
dari 50 cm dan lebih dari 195 cm maka tampilan pada LCD akan menampilkan “error”.
Gambar 4.5. Tampilan LCD “Error”
Sebelum data ditampilkn LCD akan bergerak turun menyesuaikan tinggi badan
obyek untuk mempermudah pembacaan. Posisi LCD akan berada pada 10 cm dari jarak
yang telah didekteksi oleh sensor. Program dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Sub Program LCD turun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Untuk mengeluarkan data suara dari SD Card, program harus terlebih dahulu
mengecek apakah komunikasi mikrokontroller dengan modul SD Card telah terhubung
dengan baik atau belum. program yang akanmengecek melalui perintah yang telah dibuat
dengan bantuan serial monitor pada program, akan muncul tulisan SD fail jika modul
dengan mikrokontroller belum terhubung dengan baik. Program pengecekan kominikasi
dan data suara dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7. Program Pengecekan SD Card dan Data Suara
Data yang telah diolah selain ditampilkan pada LCD dalam bentuk tulisan, data
juga akan dikeluarkan berupa output suara melalui speakeraktif. Program dapat dilihat
pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. Program Output Suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 4.8. (Lanjutan) Program Output Suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.8. (Lanjutan) Program Output Suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang penarikan kesimpulan berdasarkan implementasi
sistem dan data pengujian pada bab IV, dan beberapa saran yang dapat digunakan untuk
pengembangan sistem selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari piranti alat ukur tinggi badan otomatis
berbasis mikrokontroller ini adalah :
1. Piranti sudah dapat mengukur suatu obyek tinggi badan seseorang
2. Program telah mampu menampilkan tinggi badan seseorang dengan bantuan
bidang datar karena obyek yang diukur dan permukaan yang tidak rata
mempengaruhi pembacaan sensor ping sehingga obyek yang diukur harus
menggunakan piranti yang permukaannya rata seperti papan tipis untuk
membantu pembacaan sensor.
3. Hasil pengukuran berhasil dikeluarkan melalui LCD dan dikeluarkan memalui
speaker aktif berupa suara.
4. LCD sudah dapat turun sesuai tinggi obyek yang diukur
5.2 Saran
Saran untuk pengembangan alat ukur tinggi bandan otomatisini adalah sebagai berikut :
1. Untuk lebih kokoh dalam perancangan kontruksi alat ukur ini sehingga pada saat
pengukuran tidak terjadi goyangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hardianto, Erik., 2007, Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Ultrasonik Berbasis
Mikrokontroler AT89S51 Dengan Tampilan Yang Mengikuti Ketinggian Obyek,
Tugas Akhir, Jurusan teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Ultrasonik , diakses 13 Oktober 2016
[3] Kahfi, S., Solichan, A., Kiswanto, A., 2015, Alat Ukur Tinggi Badan Dan Massa
Badan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535,Media Elektrika., vol.8
No. 1 Juni 2015
[4] https://depokinstruments.com/2016/02/23/hc-sr04-ultrasonic-sensor/, diakses 13
Oktober 2016
[5] http://portal.kopertis3.or.id, Paper Dektetor Jarak Dengan Sensor Ultrasonik,
diakses 12 Oktober 2016
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/ATMega8535, diakses 12 Oktober 2016
[7] http://www.goodram.com/product/micro-cards/goodram-microsd-class-4/16 …
Desember 2016
[8] ____,2012, Data Sheet Micro SD
[9] http://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-
datasheet ,diakses 13 Oktober 2016
[10] http://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-
datasheet, diakses 13 Oktober 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A
LISTING PROGRAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1
LISTING PROGRAM ARDUINO IDE
#include <Wire.h>
#include <SPI.h>
#include <SD.h>
#include <LCD.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <NewPing.h>
#include <TMRpcm.h>
TMRpcm tmrpcm;
#define TRIGGER_PIN 7 // Arduino pin tied to trigger pin on the
ultrasonic sensor.
#define ECHO_PIN 8 // Arduino pin tied to echo pin on the ultrasonic
sensor.
#define MAX_DISTANCE 400 // Maximum distance we want to ping for (in
centimeters). Maximum sensor distance is rated at 400-500cm.
// definisi untuk I2C LCD Backpack
#define I2C_ADDR 0x3F
#define BACKLIGHT_PIN 3
#define BACKLIGHT_POL POSITIVE
#define EN_PIN 2
#define RW_PIN 1
#define RS_PIN 0
#define D4_PIN 4
#define D5_PIN 5
#define D6_PIN 6
#define D7_PIN 7
LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR, EN_PIN, RW_PIN, RS_PIN, D4_PIN, D5_PIN,
D6_PIN, D7_PIN, BACKLIGHT_PIN, BACKLIGHT_POL);
NewPing sens(TRIGGER_PIN, ECHO_PIN, MAX_DISTANCE); // NewPing setup of
pins and maximum distance.
long duration;
int jarak, i, n;
int HT = 200, Tinggi;
int data, ratus, puluh, sat;
boolean en;
void setup() {
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
pinMode(A0, INPUT);
pinMode(ECHO_PIN, INPUT);
pinMode(TRIGGER_PIN, OUTPUT);
HT = 200;
//attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(2), interrupt_count, RISING);
pinMode(2, INPUT);
pinMode(5, OUTPUT); // Output motor
pinMode(4, OUTPUT); // Output motor
pinMode(3, OUTPUT); // Output PWM utk motor
pinMode(A1, INPUT_PULLUP); // push button
pinMode(A3, INPUT_PULLUP); // limmit switch
SD.begin(10);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
tmrpcm.speakerPin = 9;
jarak = 0;
i = 0;
}
void loop()
{
int jara = 0;
for (int j = 0; j < 50; j++)
{
jara = jara + sens.ping_cm();
delay(10);
}
lcd.clear();
jarak = jara / 50;
Serial.println(jarak);
if (digitalRead(A1) == 0)
{
Tinggi = HT - jarak;
if (Tinggi < 195 && Tinggi > 50){
turun();
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print("Tinggi =");
lcd.print(Tinggi);
lcd.print("cm");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Jarak = ");
lcd.print(jarak);
lcd.print("cm");
Serial.print("jarak = cm");
Serial.print(jarak);
Serial.println("cm ");
Serial.print(Tinggi);
Serial.println("cm ");
delay(2000);
i=0;
suara(Tinggi);
balik();
}
if (Tinggi > 195 || Tinggi < 50){
lcd.clear();
lcd.print("Error");
}
if (jarak > 200)
{
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print("error");
Serial.println("error");
lcd.setCursor (7, 1);
lcd.print ("error");
delay(1000);
}
}
}
void turun()
{
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3
lcd.clear();
n = (jarak/1.05);
Serial.print("n =");
Serial.println(n);
while (i <= n)
{
if (digitalRead(A0) == LOW)
{
i++;
}
digitalWrite(4, 0);
digitalWrite(5, 1);
analogWrite(3, 255);
Serial.print(i);
delay(250);
}
digitalWrite(4, 0);
digitalWrite(5, 0);
analogWrite(3, 0);
delay(100);
}
void balik()
{
while (digitalRead(A3) == 1)
{
digitalWrite(4, 1);
digitalWrite(5, 0);
analogWrite(3, 255);
}
digitalWrite(4, 0);
digitalWrite(5, 0);
analogWrite(3, 0);
}
void suara(int data)
{
int ratus = data / 100;
int puluh = (data % 100) / 10;
int sat = (((data % 100) % 10) / 1);
tmrpcm.play("TINGGI~1.WAV");
delay(2000);
Serial.print(ratus);
switch (ratus) {
case 1:
tmrpcm.play("100.WAV");
break;
}
delay(1500);
if ( (data % 100)> 10 && (data % 100) < 20){
switch (data %100){
case 11:
tmrpcm.play("11.WAV");
break;
case 12:
tmrpcm.play("12.WAV ");
break;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
case 13:
tmrpcm.play("13.WAV ");
break;
case 14:
tmrpcm.play("14.WAV ");
break;
case 15:
tmrpcm.play("15.WAV ");
break;
case 16:
tmrpcm.play("16.WAV");
break;
case 17:
tmrpcm.play("17.WAV");
break;
case 18:
tmrpcm.play("18.WAV");
break;
case 19:
tmrpcm.play("19.WAV");
break;
}
}
else {
Serial.print(puluh);
switch (puluh) {
case 1:
tmrpcm.play("10.WAV");
break;
case 2:
tmrpcm.play("20.WAV");
break;
case 3:
tmrpcm.play("30.WAV");
break;
case 4:
tmrpcm.play("40.WAV");
break;
case 5:
tmrpcm.play("50.WAV");
break;
case 6:
tmrpcm.play("60.WAV");
break;
case 7:
tmrpcm.play("70.WAV");
break;
case 8:
tmrpcm.play("80.WAV");
break;
case 9:
tmrpcm.play("90.WAV");
break;
}
delay(1500);
Serial.println(sat);
switch (sat) {
case 1:
tmrpcm.play("1.WAV");
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5
break;
case 2:
tmrpcm.play("2.WAV");
break;
case 3:
tmrpcm.play("3.WAV");
break;
case 4:
tmrpcm.play("4.WAV");
break;
case 5:
tmrpcm.play("5.WAV");
break;
case 6:
tmrpcm.play("3.WAV");
break;
case 7:
tmrpcm.play("7.WAV");
break;
case 8:
tmrpcm.play("8.WAV");
break;
case 9:
tmrpcm.play("9.WAV");
break;
}
}
delay(1000);
tmrpcm.play("CENTIM~1.WAV");
delay(2000);
}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B
SKEMATIK RANGKAIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-7
SKEMATIK RANGKAIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-8
Gambar Alat Keseluruhan Gambar penempatan sensor dan LCD
Gambar Titik awal obyek, speaker, motor dc, dan boks penempatan
mikrokontroler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI