al muminuun 14 16

Upload: ikbalmohamad

Post on 07-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfgafgfdgfgsdgfds

TRANSCRIPT

Al-Quran Tentang Pembentukan Manusia(Kajian: Q.S Al-Muminun [23]: 14-16)A. PendahuluanDari tidak ada menjadi ada dan kembali menjadi tiada, mungkin itulah proses yang Allah gariskan untuk semua makhluknya termasuk manusia, walaupun ada beberapa golongan yang tidak mengalami proses tersebut.Manusia lahir dari rahim ibunya setelah mengalami proses pembentukan di dalam kandungan ibunya dengan cara yang sangat pelik dan indah. Air mani dari hasil pembuahan berubah menjadi darah, daging dan tulang berulang sehingga terbentuknya makhluk yang berbeda. Kemudian manusia tumbuh berkembang dan hidup sampai batas yang ditentukan, yang dinamakan dengan kematian.Kematian bukanlah kemusnahan bagi manusia, melainkan hidup kembali dengan kehidupan yang abadi. Manusia dibangkitkan pada Hari Kiamat untuk mempertanggung jawabkan segala amalannya ketika hidup. Jika amalannya baik, maka dia akan mendapatkan kebaikan dengan jaminan surga, dan jika sebaliknya, maka dia akan mendapatkan keburukan pula, yakni Neraka tempat kembalinya.Semua proses diatas akan dikupas tuntas dalam tafsir surah Al-Muminun ayat 14-16 tentang pembentukan manusia.

B. Teks dan Terjamah ayat

Artinya:14. Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat,lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang berulang, lalu tulang berulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian,kami menjadikanya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, pencipta yang paling baik.15. Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati.16. Kemudian,sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat.

C. Asbab An-NuzulTidak Ada.

D. Kajian Ilmu TajwidBacaanHukum TajwidAlasanKeterangan

GunnahMim bertasdidDidengunkan 2 harakat

QolqolahQof matiDipantulkan

Mad TobiiFathah bertemu alifPanjang 2 harakat

Alif lam syamsiyahSetelah alif lam ada huruf nun yang bertasydidDimasukan kepada nun

QolqolahHuruf tho matiDipantulkan

Ikhfa AusathTanwin bertmu faDisamarkan

Alif lamQoamariahAlif lam matiDijelaskan

Ikhfa AusathTanwin bertemu faDisamarkan

Mad asliFathah berdiriPanjang 2 harakat

Ali lam QomariahAlif lam matiDi baca jelas

Ikhfa AusathTanwin bertmu saDisamarkan

Ikhfa AusathNun mati bermu syinDisamarkan

Mad asliFathah berdiriPanjang 2 harakat

IdzharTanwin bertemu hamzahDibaca jelas

Mad tobiiFathah bertemu dengan alifPanjang 2 harakat

Mad tobiiFathah bertemu dengan alifPanjang 2 harakat

TafhimSebelum lafadz Allah berharakat fathahDibaca tebal

Ali lam QomariahAlif lam matiDi baca jelas

Mad asliFathah berdiriPanjang 2 harakat

Mad Arid lisukunSukun di akhir kalimahDi baca panjang 2-6 harakat

GunnahNun bertasydidDidengungkan

Ikhfa SyafawiMim mati bertemu baDisamarkan ke ba

Mad asliFathah berdiriPanjang 2 harakat

MusyadadYa bertasdidDimasukan

Mad Arid lisukunSukun di akhir kalimahDi baca panjang 2-6 harakat

Idzhar SyafawiMim mati bertemi iyaDibaca jelas

LainFathah bertemu dengan wau matidicengkokan

Ali lam QomariahAlif lam matiDi baca jelas

Mad asliFathah berdiriPanjang 2 harakat

QolqolahBa matiDipantulkan

Mad Arid lisukunSukun di akhir kalimahDi baca panjang 2-6 harakat

E. Penafsiran Mufassir1. Tafsir Nurul Qurana. Tafsir Ayat 14Ayat ini menunjuk pada proses yang mengagumkan dari embrio selama masa kehamilan dalam kandungan sang ibu serta berbagai keadaan penciptaan yang muncul susul-menyusul di tempat yang aman tersebut, yang sampai sekarang ini masih tersembunyi dari mata kita dan berada di luar jangkauan campur tangan manusia. Ayat diatas mengatakan: Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat,lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang berulang, lalu tulang berulang itu kami bungkus dengan daging.

Tahap keberadaan manusia berbagai sperma dan keempat tahap perkembangan embrio manusia. Masing-masing tahapan itu sendiri sedemikian mengagumkan hingga dalam bidang ilmu embriologi, ia telah menjadi subjek banyak penelitian dan pendapat, dan banyak buku telah ditulis mengenainya. Apa yang bahkan lebih menakjubkan bagi dari tahapan-tahapan aktual perkembangan janin dalam kandungan adalah kenyataan bahwa Al-Quran suci telah mengemukakan berbagai tahapan dan keajaiban ini di saat ilmu embriologi masih belum ada dan pengetahuan manusia tentang tubuhnya masih dalam tahap yang primitif.Ayat diatas menyebutkan tahap terakhir dan paling penting dalam penciptaan manusia dengan frase yang sangat bermakna:Kemudian,kami menjadikanya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, pencipta yang paling baik.Mahasuci kekuasaan unik yang telah menciptakan bentuk yang belum ada contohnya sebelum itu dan yang sangat menakjubkan, dengan setetes cairan yang ditempatkan dalam ruang kandungan yang gelap itu.Mahasuci Ilmu dan Kebijaksanaan yang telah menciptakan semua bakat, kemampuan potensi tersebut pada makhluk yang tampaknya remeh itu. Mahasuci Dia atas penciptaan-Nya yang unik.Kita juga harus tahu bahwa kata arab , Khaliq, berasal dari kata khalq,yang asalnya berarti mengukur. Apabila sepotong kulit diukur untuk dipotong, seorang arab akan menggunakan kata khalq. Karena dalam penciptaan, masalah pengukuran lebih penting dari apa pun yang lain,maka kata khalq telah digunakan untuk merujuk kepadanya.Digunakan frase pencipta yang paling baik memunculkan pertanyaan: Adakah pencipta selain Allah SWT?Sebagian ahli tafsir mengemukakan berbagai berbagai pembenaran bagi ayat ini.Penjelasan-penjelasan tersebut tidaklah perlu. Kata khalq,yang berarti pengukuran dan penciptaan, memang bisa digunakan untuk wujud-wujud selain Allah SWT. Namun, penciptaan Allah SWT berbeda dalam banyak hal dari penciptaan yang dilakukan oleh makhluk. Allah SWT menciptakan zat dan bentuk benda-benda, sedangkan jika manusia menciptakan sesuatu, dia hanya memberikan bentuk yang baru kepadanya dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah ada di alam ini sebagai substansinya. Sebagai contoh, manusia bisa membangun sebuah rumah dengan batu bata dan kayu serta memproduksi mobil dari besi dan baja.Perbedaan lain adalah bahwa ciptaan-ciptaan Allah SWT jumlahnya tidak terbatas. Dia adalah pencipta segala sesuatu.(QS. Ar-Rad:16), tetapi ciptaan-ciptaan mausia sangatlah terbatas. Manusia, sebagai pencipta, sering memperlihatkan kekurangan-kekuranganya dan kelemahanya dalam benda-benda yang diciptakanya, yang mesti dikoreksi dan dilengkapi dalam proses penciptaan dan tindakanya. Sebaliknya,ciptaan-ciptaan Allah SWT tidak memiliki kekurangan dalam parameter-parameternya sendiri.Ketika manusia mampu menciptakan sesuatu, kemampuan ini dimungkinkan atas izin dan perintah Allah SWT. Sebab, tanpa izin-Nya, tak selembar daun pun yang bisa bergoyang diatas pohon. Kita membaca tentang Nabi Isa as dalam surah AL-Maidah ayat 110: dan ketika engkau membuat dari tanah lempung (sesuatu) yang seperti bentuk seekor burung dengan izin-Ku..

b. Tafsir Ayat 15-16Dalam ayat-ayat ini, Allah SWT menunjukan bahwa kematian adalah pasti. Disini, layak untuk menyebutkan satu bagian dari khutbah Imam Ali bin Abi Thalib mengenai masalah ini.jika ada saeorang manusia yang bisa memperoleh tangga menuju kehidupan yang kekal, orang itu adalah Sulaiman bin Daud as yang telah dianugerahi kendali atas jin dan manusia bersama dengan kenabian serta kedudukan yang tinggi. Tetapi, ketika dia telah menghabiskan rezekinya (di dunia ini) dan menghabiskan masa hidupnya, maka busur kemusnahan pun melontarkan anak panah kematian kepadanya.Ayat suci sebelumnya telah menyebutkan tahap-tahap perkembangan manusia, yang untuk itu, Allah SWT memuji diri Nya sendiri. Kedua ayat di atas berbicara tentang tahap-tahap akhir kesempurnaan sesudah kematian. Setelah menyentuh masalah tauhid dan asal usul manusia, disebutkanlah masalah dengan cara yang sangat pelik dan indah. Ayat di atas mengatakan bahwa manusia, dengan semua keajaibanya, tidak bisa hidup kekal di dunia ini, dan pasti datang suatu saat ketika struktur yang ajaib ini akan berantakan. Maka, ayat di atas pun mengatakan:Kemudian setelah itu, sunggh kamu pasti akan mati.Hadist rasul pun mengatakan,Kematian laksana seikat bunga harum bagi orang yang beriman. Ayat selanjutnya mengatakan bahwa kematian bukanlah kemusnahan, melahan tahap penyempurnaan. Oleh karena itu, untuk menetralkan gagasan bahwa manakala seorang mati, maka segala sesuatu akan berakhir, maka Allah SWT segera mengatakan:Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan(dari kuburmu)Pada hari kiamat.Adalah menarik bahwa dalam ayat-ayat tersebut diatas, alasan apa yang sama seperti yang digunakan untuk membuktikan kebenaran kebangkitan seperti yang digunakan pada awal surah al-Hajj ayat ke 5-7, juga digunakan untuk membuktikan eksistensi Allah SWT, kekuasaan dan keagungan-Nya. Ayat-ayat tersebut semuanya diawali dengan menyebutkan berbagai tahap penciptaan manusia di dunia embrio dan setealh itu mereka melanjutkan dengan membahas masalah kebangkitan.Keagungan Allah SWT dapat diketahui dalam misteri penciptaan manusia, perubahan-perubahanya dalam wadah tersembunyi dalam kandungan, dimana dirinya diberi bentuk, seolah-olah disitu terdapat sekelompok pelukis, tukang, dan orang-orang jenius terampil yang duduk di sekeliling sperma yang telah bercampur dengan ovum ini, lalu bekerja siang malam untuk membawa partikel sedemikian kecil dan tak berarti ini melalui berbagai tahap dan lorong kehidupan dalam waktu relatif singkat.Di lain pihak, penciptaan yang berturut-turut, yang terjadi dan menemukan bentuknya yang baru setiap hari, dan penciptaan manusia dari setetes air mani yang bercampur ovum. Semuanya, pada dasarnya mengungkapkan kekuasaan Allah SWT atas alam materi dan mendukung kenyataanya tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan manusia dan mengembalikanya pada kehidupan baru. Jadi, dengan mengemukakan satu alasan, dua tujuan dicapai: yakni pembuktian kekuasaan Allah SWT dan pembuktian adanya Hari Kembangkitan.

2. Tafsir Ibnu KatsirAllah SWT seraya memberitahukan mengenai pemulaan penciptaan manusia dari saripati tanah, yaitu Adam as, Allah Taala telah menciptakanya dari tanah liat kering yang berasal dari lampu hitam yang diberi bentuk.Mujahid mengemukakan:Min sulaatin berarti dari mani anak cucu adam.Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda:Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang di genggam-Nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah, Diantara mereka ada yang merah, putih, hitam, dan diantara hal tersebut, juga ada jahat dan ada juga yang baik, serta diantara keduanya.Kemudian kami jadikan saripati air mani itu. Kata ganti disini kembali kepada jenis manusia. Maksudnya, lemah dan berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lain dari suatu sifat ke sifat yang lain. Oleh karena itu, disini Allah Taala berfirman:lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging. Artinya, kemudian kami jadikan nutfah, yaitu air yang memancar yang keluar dari tulang rusuk yang berada di tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita, yang berada diantara tulsng selangka dan pusar, sehingga menjadi segumpal darah merah yang memanjang.Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,yaitu segumpal daging yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak bergaris-garis.Dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-berulang,maksudnya, Allah berikan bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang-tulangya, urat, dan otot-ototnya.Lalu tulang berulang itu kami bungkus dengn daging,maksudnya, kami jadikan daging yang dapat menutupi, mengokohkan, dan menguatkan.Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Yakni, kemudian kami tiupkan ruh ke dalamnya, sehingga dia pun bergerak dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, pemgetahuan, gerakan, dan goncangan.Maka Mahasuci Allah pencipta yang palinng baik. Yakni, ketika Dia menyebutkan kekuasaan dan kelembutan-Nya dalam penciptaan nutfah ini dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain (proses), dari satu bentuk ke bentuk yang lainya, sehingga menjadi satu bentuk, yaitu manusia yang mempunyai ciptaan normal lagi sempurna.Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Yakni, setelah penciptaan yang pertama dari ketiadaan, kalian kelak akan menemui kematian.Kemudian, sesungguhnya kamu semua akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.Yakni, penciptaan terakhir. Pada hari kebangkitan, dan bangkitnya ruh-ruh menuju jasad masing-masing, lalu semua makhluk dihisab dan setiap pelaku perbuatan akan diberikan balasan sesuai dengan perbuatanya. Jika baik, maka dia akan mendapatkan kebaikan, dan jika buruk, maka dia akan mendapatkan balasan keburukan pula.

3. Tafsir Jalalaina. Tafsir ayat 14(Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah) darah kental (lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan (dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-berulang, lalu tulang berulang itu kami bungkus dengan daging) menurut qiraat yang lain lafal izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca Azhmaan, artinya, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna shayyarnaa, artinya kami jadikan (kemudian kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain) yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. (Maka Mahasucilah Allah, pencipta yang paling baik) sebaik-baik yang menciptakan. Sedangkan, Mumayyiz dari Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal khalqan.b. Tafsir ayat 15(Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan benar-benar akan mati)c. Tafsir ayat 16(Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat) untuk menjalani hisab dan pembalasan.

F. AnalisisAyat diatas, surah Al-Muminun ayat 14-16, secara umum menceritakan tentang proses pembentukan awal manusia, kematian dan kehidupan kembali di hari Akhir yang dinamakan dengan Hari Kembangkitan.a. Proses penciptaaan dan kelahiran manusiaPada akhir ayat 14 ini, ditutup dengan kata fatabaarakallahu ahsanul kholiqiin. Keterangan diatas sangatlah tepat dan benar sekali penempatanya. Proses pembentukan manusia, yang diawali dengan setetes air yang hina (mani) berubah menjadi sesuatu yang mulia (manusia), perubahan dari sesuatu yang tak berharga menjadi sesuatu yang sangat berharga. Perubahan yang dirasa tidak ada seorang pun yang dapat melakukanya, kecuali oleh pencipta Terbaik, Tercerdas, dan Terkreatif, yaitu Allah SWT.Khalaqa yang berarti pengukuran dan penciptaan, digunakan sebagai pembuka ayat ini untuk menunjukan bahwa Keagungan Allah SWT dapat diketahui dalam misteri penciptaan manusia. Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat,lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging. Artinya, Allah menciptakan nutfah , yaitu air yang memancar yang keluar dari tulang rusuk yang berada di tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita, yang berada diantara tulang selangka dan pusar, sehingga menjadi segumpal darah merah yang memanjang.Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,yaitu segumpal daging yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak bergaris-garis.Dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-berulang,maksudnya, Allah berikan bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang-tulangya, urat, dan otot-ototnya.Lalu tulang berulang itu kami bungkus dengan daging,maksudnya, kami jadikan daging yang dapat menutupi, mengokohkan, dan menguatkan.Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Yakni, Allah meniupkan ruh ke dalamnya, sehingga dia pun bergerak dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, pemgetahuan, gerakan, dan goncangan.Perubahan-perubahan tersembunyi yang terjadi di dalam kandungan, dimana dirinya diberi bentuk yang belum ada contohnya sebelumnya, dan yang lebih sangat menakjubkan, dengan setetes cairan yang ditempatkan dalam ruang yang gelap itu, Allah menciptakan semua bakat, kemampuan, dan potensi yang hebat pada makhluk yang tampaknya remeh itu, seolah-olah disana terdapat sekelompok pelukis, tukang, dan orang-orang jenius terampil yang duduk di sekeliling sperma yang telah bercampur dengan ovum ini, lalu bekerja siang malam untuk membawa partikel sedemikian kecil dan tak berarti ini melalui berbagai tahap dan lorong kehidupan dalam waktu relatif singkat. Gambaran diatas merupakan salah satu bukti keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Sehingga tersirat dalam ayat tersebut, Adakah pencipta terbaik selain Allah SWT?

b. Proses kematianAyat berikutnya, ayat 15 menjelaskan tentang fase setelah kehidupan yaitu kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi, namun tak pasti kapan terjadinya, karena kematian merupakan rahasia perogatif Allah sendiri.Allah pun menjelaskan dalam ayat lain tentang kematian, yaitu dalam surah Ali Imron ayat 185:Setiap orang yang bernyawa akan merasakan kematian, dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.barang siapa di jauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surge,sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.Nabi SAW bersabda : kematian laksana seikat bunga harum bagi orang yang beriaman Nabi SAW kembali bersabda. Alangkah bermanfaatnya kematian bagi mereka yang telah menjadikan iman dan ketakwaan sebagai amalan hatinya.Sementara, Ali bin Abi Thalib berkata, kematian adalah penyebab ketenangan bagi orang-orang yang sejahtera.Kemudian, Imam Ali Hadi juga berkata, ingatlah ketika kau akan berbaring di pembaring kematianmu di hadapan keluargamu, dan tidak seorang tabib pun yang bisa mencegah kematianmu, tidak pula ada seorang teman pun yang bisa menolongmu.Dan terakhir Rosulullah SAW bersabda kembali,kematian yang tak disangka-sangka adalah kelegaan bagi orang-orang yang beriman dan kemurkaan bagi orang-orang kafir.Semua keterangan diatas menjelaskan bahwa kematian pasti akan terjadi, namun yang jauh lebih penting adalah mempersiapakan segala sesuatunya untuk kehidupan setelah kematian, yaitu di hari kebangkitan untuk mempertanggung jawabkan segala amalan kita di hadapan Sang Khaliq. Jika amalannya baik, maka dia akan mendapatkan kebaikan dengan jaminan surga, dan jika sebaliknya, maka dia akan mendapatkan keburukan pula, yakni Neraka tempat kembalinya. Karena kematian bukanlah sebuah kemusnahan bagi manusia, melainkan tahap penyempurnaan.

c. Hari KebangkitanKematian bukanlah kemusnahan, melainkan tahap penyempurnaan. Di Hari kianat kelak, kita kan di bangkitkan lagi untuk mempertanggung jawabkan segala amalanya selama di dunia.Imam Jafar Shadiq mengatakan, sesungguhnya hal-hal pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba ditanyakan kepada seorang hamba di hadapan Allah SWT pada Hari Kebangkitan adalah sebagai berikut:1. Shalat wajib.2. Zakat wajib atas harta benda.3. Puasa wajib.4. Kewajiban ibadah haji.5. Persahabatan dengan kepemimpinan kami, Ahlulbait (keluarga nabi).

Nabi SAW bersabda,ketahuilah bahwa kalian hidup pada hari beramal dan bukan hari perhitungan. Tunggulah hari yang ada hanyalah Hari Perhitungan dan pada Hari itu tidak akan ada amal (yang bisa kalian kerjakan).Dari semua penjelasan diatas, manusia mengalami 3 proses yang telah menjadi sunatulloh dari kehidupan, yaitu terlahir, meninggal, dan kembangkitan kembali untuk mempertanggung jawabkan segala amalanya.KH. Khoer Affandi menjelaskan dalam syairnya: # Asal anjeun tina taneh # dibalikeun kana taneuh Dikaluarkeun dina taneh # dina waktu anu sejen

G. Penutup Dalam ayat 14 15, Allah SWT menjelaskan tentang tahap-tahap pembentukan manusia, dari air mani berubah menjadi darah, daging dan tulang berulang sehingga terbentuknya makhluk yang berbeda , kemudian pada ayat berikutnya Allah menunjukan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti, yang akan dirasakan oleh semua makhluk yang benyawa, tak terkecuali manusia.Ayat selanjutnya mengatakan bahwa kematian bukanlah kemusnahan, melainkan tahap penyempurnaan. Oleh karena itu, manusia akan di bangkitkan lagi untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatanya selama di dunia. Jika amalannya baik, maka dia akan mendapatkan kebaikan dengan jaminan surga, dan jika sebaliknya, maka dia akan mendapatkan keburukan pula, yakni Neraka tempat kembalinya.

H. Daftar PustakaAbdullah Bin Muhammad, dan Abdurrohman Bin Ishaq Alu Syaikh [2008]. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafii.Imani, Allamah Kamal Faqih [2006]. Tafsir Nurul Quran. Jakarta: Al-Huda.Jalaluddin Muhammad Bin Ahmad Al-Muhilli, dan Jalaluddin Abdurrohman Bin Abi Bakr Assuyuti. Tafsir al-QuranAl-Adzim lil imam Jalalain. Surabaya: Thoha ilmi.