feasibility study klinik pratama arw 16 jan 14

Upload: anonymous-t0ndbxshc

Post on 07-Mar-2016

1.649 views

Category:

Documents


275 download

DESCRIPTION

v c

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangKesehatan adalah hak asasi setiap umat manusia, oleh karena itu pada pasal 28 H Undang Undang Dasar 1945 ayat (1) diamanatkan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sedangkan pada Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3) dikatakan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan serta Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dimulai pada tanggal 1 januari 2014 merupakan perwujudan dari upaya pemerintah untuk memenuhi target pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat Indonesia dapat terjamin kesehatannya secara komprehensif. Sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang selama ini dilaksanakan tidak terstruktur, harus sudah dimulai pelaksanaannya agar terstruktur sesuai dengan sistem rujukan yang telah ditetapkan.Tujuannya adalah untuk menjamin aksesbilitas masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, mendorong standar mutu pelayanan kesehatan secara rasional serta mendorong efisiensi pelayanan kesehatan sehingga seluruh masyarakat Indonesia memperoleh manfaat jaminan perlindungan kesehatan guna memenuhi kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu, pembenahan dan optimalisasi berbagai aspek dari seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia sangat diperlukan.Dalam rangka ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Universitas Jenderal Soedirman mendirikan sarana pelayanan kesehatan berupa Klinik Pratama sebagai pelaksana pelayanan kesehatan tahap pertama (PPK 1) yang dimanfaatkan sebagai penyedia dan penyelenggara pelayanan kesehatan primer yang diberi nama Klinik Pratama Unsoed. Selain sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan primer yang berfungsi menjadi wahana belajar mengajar bagi mahasiswa jurusan Kedokteran/ Kedokteran Gigi dan Ilmu Ilmu Kesehatan lainnya di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), klinik ini juga sebagai pendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.1.2. Tujuan dan sasaranTujuan dari pelaksanaan feasibility study adalah untuk menentukan kelayakan suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pengadaan Klinik Pratama Unsoed dan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan ijin operasional. Di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil dari studi tersebut dapat digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya pengadaan Klinik Pratama Unsoedlayak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Dilihat dari sisi stakeholder, hasil studi diharapkan dapat bermanfaat untuk menetapkan kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pengadaan pembangunan Klinik Pratama Unsoed di kemudian hari, sehingga diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.

1.3. Ruang lingkupRuang lingkup dalam studi kelayakan Klinik Pratama Unsoed ini adalah :1. Identifikasi aspek pasar dan pemasaran dari Klinik Pratama Unsoed yang mencakup poin-poin seperti proyeksi permintaan dan penawaran, produk yang ditawarkan, tarif, promosi, distribusi dan analisa SWOT.2. Identifikasi aspek teknis dan teknologi seperti deskripsi dan desain layanan, peralatan dan teknologi yang digunakan, lokasi dan layout layanan.3. Identifikasi aspek manajemen dan organisasi seperti analisis stakeholder, struktur organisasi institusi, job analysis dan job description, proses rekruitmen dan seleksi, sistem kompensasi dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen.4. Identifikasi aspek hukum dan legalitas seperti bentuk institusi, rencana anggaran dasar institusi dan prosedur perijinan.5. Identifikasi aspek ekonomi dan keuangan, seperti perkiraan biaya operasional, perkiraan biaya investasi, proyeksi laporan keuangan dan penilaian investasi.6. Rekomendasi hasil analisa kelayakan.

1.4 Pengertian1. Universitas Jenderal Soedirman adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional, dan secara fungsional dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.2. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat, dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).4. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.5. Pelayanan medik adalah kegiatan pelayanan kesehatan yangdiberikan kepada pasien sesuai dengan standar pelayanan medisdengan memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas secara optimal.6. Pelayanan Medik Gigi Dasar adalah kegiatan pelayanan gigi dan mulutperorangan dan keluarga yang meliputi aspek pencegahan primer,pencegahan sekunder dan pencegahan tertier, yang dilaksanakantenaga profesional kesehatan gigi dan mulut, baik berupa tindakankompleks maupun sederhana, sesuai dengan standar yang berlaku.7. Pelayanan kesehatan komprehensif adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan pelayanan kesehatan darurat medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.8. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.9. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.10. Tenaga Medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.12. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.13. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.14. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.

BAB IIPROGRAM INDUK DAN PROGRAM FUNGSI

2.1. Program IndukKlinik Pratama Unsoedsebagai sarana pelaksana pelayanan kesehatan tingkat 1 (PPK 1) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar Purwokerto maupun sekitarnya.

2.2. Program fungsiDalam melaksanakan program induk, Klinik Pratama Unsoed melaksanakan program fungsi yaitu:a. Pelayanan Medik Dasar Meliputi aspek pencegahan primer,pencegahan sekunder dan pencegahan tertier, yang dilaksanakan oleh tenaga profesional kesehatan, baik berupa tindakankompleks maupun sederhana, sesuai dengan standar yang berlaku.b. Pelayanan UmumMeliputi penyelenggarakan pelayanan kedokteran dan kesehatan umum atau non spesialistik kepada masyarakat yang ditangani oleh dokter umum.Jenis pelayanan yang dilaksanakan adalah pelayanan medik dasar.c. Pelayanan Penunjang yang meliputi:Pelayanan Farmasi dan Logistik yaitu pelayanan menyelenggarakan, kordinasi, pengaturan dan pengawasan seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta pembinaan teknis kefarmasian serta bahan-bahan/material kedokteran.d. Pelayanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Sesuai dengan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi maka Klinik Pratama Unsoed melaksanakan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, Klinik Pratama Unsoed melaksanakan:1) Penyediaan fasilitas kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak mampu.2) Keringanan sampai dengan pembebasan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu.3) Tidak memungut uang muka pada pasien yang tidak sadarkan diri dan atau pasien gawat darurat.4) Pelayanan kegiatan yang terkait dengan programprogram pemerintah.5) Ikut serta dalam penanggulangan bencana alam nasional ataupun lokal dan melakukan bakti sosial, sejalan dengan misi kemanusiaan6) Mengembangkan pelayanan medikdasar di luar rumah sakit bagi masyarakat yang kurang/tidak mampu.7) Menyelenggarakan pendidikan dan atau pelatihan tenaga rumah sakit.8) Pelayanan kesehatan lain yang diutamakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana disebutkan diatas dilaksanakan sesuai standar tanpa mengurangi mutu pelayanan.e. Selain pelayanan diatas, Klinik Pratama Unsoed juga melaksanakan pelayanan rujukan dan penyediaan fasilitas ambulan.

BAB IIISTUDI PASIEN

3.1. Jumlah PendudukMenurut Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Propinsi Jawa Tengah pada Tahun 2010 adalah sekitar 32 juta jiwa dengan penduduk terpadat di Kabupaten Brebes, disusul Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas.Perbandingan Penduduk dibagi berdasarkan :a. Jenis kelamin

b. Umur

c. Tingkat Pendidikan

3.2. Jumlah PenyakitMenurut Data Kesehatan Penduduk Indonesia Tahun 2008 2009 penduduk yang mengalami keluhan kesehatan meningkat dari 33,24% di tahun 2008 menjadi 33,68 di tahun 2009. Keluhan yang paling banyak dialami masyarakat selama 2 tahun terakhir yaitu batuk, pilek dan demam. Dan untuk fasilitas kesehatannya yang relatif banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan sepanjang tahun 2008 2009 adalah Puskesmas/Pustu, Praktek dokter/poliklinik dan Praktek Tugas Kesehatan. Dari tahun ke tahun, penduduk yang ke Pustu/Puskesmas semakin meningkat, tahun 2008 sebanyak 33,43% dan tahun 2009 sebanyak 34%. Sedangkan penduduk yang berobat ke poliklinik pada tahun 2008 sebanyak 26,97% dan tahun 2009 sebanyak 27,20.Sedangkan untuk Kesehatan gigi dan mulunya, menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga Survey Kesehatan Nasional (SKRT-SKN) 2001, penyakit gigi dan mulut menempati urutan teratas (60% penduduk) untuk sepuluh kelompok penyakit yang terbanyak dikeluhkan masyarakat. Data hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies (berlubang) gigi di Indonesia adalah 90,05%. Sedangkan Hasil riset kesehatan dasar 2007 menunjukkan prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia adalah 23,9 %. Index DMF-T mencapai rata-rata 5,26 ini berarti jumlah kerusakan gigi rata-rata perorang adalah lebih dari 5 gigi. Performance Treatment Index atau motivasi untuk menumpatkan gigi yang karies pada umur 12-18 tahun sangat rendah sekitar 4-5% sedangkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan dan atau pencabutan (Required Treatment Index) pada usia ini sebesar 72,4 % - 82,5%. Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita masyarakat yaitu 70% dan sebesar 4-5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas, saat ini paling banyak ditemukan pada usia muda. Salah satu faktor etiologinya adalah karang gigi, dijumpai pada 46,2 % penduduk dan prevalensinya pada penduduk desa lebih tinggi ( 48,9 % ) dari pada di kota (42,5 % ). Hal ini menunjukkan upaya kesehatan gigi dan mulut di Indonesia,khususnya di daerah perdesaan belum terselenggara secara maksimal, menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyakit sistemik dan penyakit infeksi dapat bermanifestasi pada keadaan rongga mulut seseorang. Angka kesakitan penyakit sistemik dan penyakit infeksi di Jawa Tengah cukup tinggi, diantaranya diabetes mellitus sekitar 80, 97%, penyakit jantung dan pembuluh darah 26,38 per 1.000 penduduk, penyakit paru dan obstruksi kronis 11,62 per 1.000 penduduk, asthma brochialle 41,99%, sedangkan temuan kasus AIDS sebanyak 827 kasus.

3.3. Perilaku KesehatanPerilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan makanan, dan minuman, serta lingkungan.Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintainance)Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilakupemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu :a. Perilaku pencegahanpenyakit, danpenyembuhan penyakit bila sakit,serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. Tingkat perilaku masyarakat Jawa Tengah dalam menjaga kebersihan dan kesehatan sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan tingkat PHBS masyarakat Jawa Tengah sebesar 22,97%.b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorangdalamkeadaan sehat.Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orangyang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkandapatmendatangkanpenyakit. Hal ini sangat tergantung padaperilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.2. Perilakupencariandan penggunaansistematau fasilitas pelayanan kesehatan,atau seringdisebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking Behaviour). Perilakuinimenyangkutupayaatau tindakan seseorang pada saatmenderitapenyakit danatau kecelakaan.Tindakan atau perilaku ini dimulai darimengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. Tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan dasar masyarakat Jawa Tengah cukup rendah yaitu sekitar 51,27%.3. Perilaku kesehatan lingkungan. Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosialbudaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Denganperkataanlain, bagaimanaseseorang mengelola lingkungannya sehinggatidakmengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya.

Bentuk operasional perilaku kesehatan dapatdikelompokkan menjadi tiga wujud yaitu :1. Perilaku dalam wujud pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar yang berupa konsep sehat, sakit dan penyakit.2. Perilaku dalam wujud sikap yaitu tanggapan batin terhadap rangsangan dari luar yang dipengaruhi faktor lingkungan fisik dan sosial3. Perilaku dalam wujudtindakan yang sudahnyata, yaitu berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan luar.

Perilakudipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :a) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisidan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.Untuk berperilaku kesehatan, misalnya : pemeriksaan kesehatan gigi anak secara teraturdiperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang manfaat periksa gigi secara teratur. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibuuntuk memeriksakankesehatangigi anak-anaknya.Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.b) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)Faktor- faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,polindes, posobatdesa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya: perilaku pemeriksaan gigi. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga di sini undang-undang,peraturan-peraturan baik daripusat maupun pemerintahdaerahyangterkait dengankesehatan. Di samping itu peraturan perundang-undangan juga diperlukan untukmemperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa gigi, serta kemudahan memperoleh fasilitas kesehatan gigi.

BAB IVSTUDI TEKNIS

4.1. SDMKetenagaan Klinik PratamaUnsoed:a. terdiri atas tenaga tetap dantenaga tidak tetap. b. tenaga tetap terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non kesehatan.c. tenaga tetap sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau tenaga kontrak.d. tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada huruf c dapat merupakan tenaga medis, paramedis maupun non kesehatan yang diangkat melalui perjanjian kontrak dengan Universitas Jenderal Soedirman sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.Untuk melaksanakan seluruh tahap kegiatan operasional, dan pengelolaan serta pemeliharaan gedung berikut sarana dan prasarana Klinik, maka diperlukan SDM sebagai personalia pengelola Klinik Pratama Unsoed. SDM yang terlibat didalam Klinik Pratama Unsoed diantaranya adalah jajaran staf administrasi, tenaga kesehatan lainnya.Klasifikasi dan jumlah kebutuhan tenaga medis, paramedis, non medis, teknisi laboratorium, dan tenaga kesehatan lainnya terlampir pada lampiran 1.

4.2. KompetitorDi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012, jumlah tenaga dokter umum sebanyak 4.367 orang, yang bekerja di sarana kesehatan sebanyak 4.050 sehingga rasio dokter umum per 100.000 penduduk adalah 12,17 lebih rendah dibanding tahun 2011 (12,96). Rasio tersebut masih di bawah target nasional 40 per 100.000 penduduk. Rasio terbesar adalah Kota Magelang 75,55 dan terendah adalah Kabupaten Cilacap sebesar 5,54.

Gb 4.1 Rasio Dokter Umum di Provinsi Jawa Tengah per 100.000 Penduduk

Sedangkan jumlah tenaga dokter gigi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.154, yang bekerja di sarana kesehatan sebanyak 1.100 sehingga rasio dokter gigi di Provinsi Jawa Tengah per 100.000 penduduk tahun 2012 sebesar 3,31 meningkat dibanding tahun 2011 (3,27). Rasio tersebut masih di bawah target nasional 11 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi adalah Salatiga 16,90 dan terendah adalah Kabupaten Banjarnegara 0,67.

Gb. 4.2 Rasio Dokter Gigi di Provinsi Jawa Tengah per 100.000pendudukBerdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Banyumas tahun 2013 jumlah tenaga dokter umum adalah 444 orang dan kebutuhan dokter untuk layanan primer adalah 777. Sehingga kekurangan untuk dokter umum adalah 333. jumlah tenaga dokter gigi adalah 47 orang dengan rasio 2,99 dokter gigi per 100.000 penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah tenaga dokter gigi di wilayah Banyumas dan sekitarnya masih sangat kurang dan masih jauh di bawah rasio ideal. Artinya, secara kuantitatif masih banyak dibutuhkan tenaga medis dan paramedis untuk melayani kesehatan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang perlu mendapat perhatian serius dalam mengatasi masalah kesehatan.

4.3. PerijinanPendirian dan penyelenggaraan Klinik Pratama Unsoed harus mendapat ijin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.Saatini,perijinanKlinik Pratama Unsoed masih dalam proses. Perijinan pendirian Klinik Pratama Unsoed merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi agar keberadaannya tidak mengganggu maupun menghambat operasional pelayanan kepada masyarakat.Persyaratan untuk mendapatkan ijin operasional,Klinik Pratama Unsoed diajukan dengan melampirkan: 1. Surat permohonan bermaterai Rp 6000,- 2. Salinan/ fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;3. Identitas lengkap pemohon;4. Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;5. Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;6. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);7. Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan;8. Studi Kelayakan (Feasibility Study);9. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya.Dalam memenuhi persyaratan tersebut, Klinik Pratama Unsoed berlokasi di kampus Unsoed Kalibakal, jalan Jenderal Soedirman dipusat kota Purwokerto. Lokasi ini cukup strategis karena terletak dipinggir jalan utama dan cukup ramai. Bangunan Klinik Pratama Unsoed merupakan bangunan bekas kampusyang direnovasi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. Bangunan yang berdiri diatas sebidang tanah seluas 4.880 m2 dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya ini terdiri dari :a. Ruang pendaftaran/ ruang tunggu;b. Ruang konsultasi dokter;c. Ruang tindakan;d. Ruang administrasi;e. Ruang farmasi;f. Ruang laboratorium;g. Ruang rekam medis;h. Ruang Kepala;i. Kamar mandi/ WC;

Bangunan tersebut sudah dilengkapi dengan :a. Tenaga listrik, b. Penyediaan air bersih, c. Instalasi pembuangan limbah, d. Alat komunikasi, e. Alat pemadam kebakaran f. Tempat parkir. g. Sarana penunjang lainnya sesuai kebutuhan.

4.4. Alur PelayananKlinik Pratama Unsoed bergerak dibidang layanan kesehatan gigi dan umum kepada masyarakat.Oleh karena itu pelayanan merupakan bagian terpenting dan harus mudah diimplementasikan agar memberikan kepuasan kepada masyarakat yang memperoleh pelayanan. Oleh karena itu, dalam memberikan pelayanan harus mempunyai alur yang memudahkan jalannya pelayanan sehingga nyaman bagi pemberi pelayanan dan pasien. Alur layanan pada Klinik Pratama Unsoed meliputi:1. Layanan instalasi pelayanan gigi2. Layanan instalasi pelayanan umumAlur pelayanan Klinik Pratama Unsoed terlampir pada lampiran 2.

4.5. UKL UPLDampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang disebabkan oleh suatu kegiatan (pembangunan) yang ditimbulkan oleh proses alamiah ataupun yang dilakukan oleh manusia. Dampak yang terjadi dapat bersifat positif maupun negatif. Pembangunan adalah suatu jenis kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat dengan pendayagunaan sumber alam yang pada kenyataannya disamping menghasilkan hal-hal yang positif juga menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan.Kegunaan UPL dan UKL :1. Aspek Teknisa. Untuk menghindari dan meminimalisasi dampak lingkungan sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan.b. Survey, prakiraan, dan evaluasi dampak berupa polusi, keanekaragaman ekosistem, hubungan manusia, alam dan lingkungan global (niremisi, efek rumah kaca, dll).2. Alat Komunikasia. Untuk mendapatkan konsensus dengan masyarakat (terkena dampak), akuntabilitas pemrakarsa dan pemerintah, dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.b. UKL dan UPL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk :1) Menghindari dampaka) Apakah proyek dibutuhkan?b) Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?c) Apakah ada alternatif lokasi?2) Meminimalisasi dampaka) Mengurangi skala, besaran, ukuran.b) Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan baku dan bahan bantu?3) Melakukan mitigasi / kompensasi dampak4) Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap lingkungan yang rusak.

Manfaat UKL-UPL : Sebagai environmental safe guard Pengembangan wilayah Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan Pemenuhan persyaratan utang Rekomendasi dalam proses perijinan

Rencana kegiatan pembangunan Klinik Pratama Unsoed diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidup fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan masyarakat.

BAB VSTUDI MANAJEMEN

5.1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Agar Klinik Pratama Unsoed dapat beroperasional dengan efektif dan efisien, maka perlu dibentuknya Struktur Organisasi Klinik Pratama Unsoed yang ditetapkan sesuai peraturan Klinik Pratama Unsoed dipimpin oleh seorang kepala Klinik.

5.2. Visi dan Misia. Visi Klinik Pratama Unsoed adalah:Menjadi klinik pratama yang memenuhi standar pelayanan kesehatan primer, standar pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi dan standar pendidikan ilmu ilmu kesehatan lainnya pada tahun 2017. b. Misi Klinik PratamaUnsoed adalah:1) menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer secara komperehensif yang berkualitas dan sesuai standar dalam rangka menjamin kesehatan masyarakat.2) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mahasiswa kedokteran/ kedokteran gigi dan ilmu ilmu kesehatan lainnya agar menjadi tenaga kesehatan yang berakhlak dan bermoral serta memahami hak asasi manusia.3) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mahasiswa kedokteran/ kedokteran gigi dan ilmu ilmu kesehatan lainnya agar memiliki sikap akademik, profesional, kompetitif, mempunyai kemampuan memimpin dan memecahkan masalah serta mudah beradaptasi.4) Menyelenggarakan penelitian di bidang kesehatan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, dan teknologi kesehatan yang relevan dengan pengembangan sumberdaya pedesaan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional.5) Menyebarluaskan hasil penelitian melalui publikasi, kaji tindak, dan penerapan teknologi inovatif pada masyarakat.

BAB VISTUDI TATA LETAK

6.1. TanahLokasia. Lokasi proyek pembangunan Klinik Pratama Unsoed terletak di Jl. Jenderal Soedirman, Kalibakal, Purwokerto Utara. Tanah yang digunakan adalah seluas 4.880 m2dengan sertifikat hak pakai nomor 00022.b. Bangunan atau objek yang mudah dikenal dan dapat dijadikan petunjuk antara lain :1) MAN 2 Purwokerto2) Cherry fruit market3) Klinik mata kamandaka purwokertoc. Batas-batas lokasi proyek RSGMP Unsoed adalah sebagai berikut :1) Utara: Komplek pertokoan2) Timur: Dealer Sentral Yamaha,TeguhPutra Mandiri3) Selatan: Apotik Kimia Farma4) Barat: Komplek rumah pendudukLokasi proyekKondisi lingkungan objek pada saat dilakukan survey adalah daerah aman dan cukup ramai karena di terletak di pinggiran jalan utama dan dipusat kota Purwokerto.

Gambar 6.1. Lokasi proyek dari udara

d. Aksesibilitas dan transportasiLokasi Klinik Pratama Unsoed ini mempunyai aksesibilitas yang cukup tinggi (mudah dijangkau). Objek ini terletak di lokasi yang strategis, pada kelas jalan kabupaten dengan 2 (dua) lajur. Jalan tersebut dibuat dengan konstruksi lapisan aspal.

Gambar 6.2. Kondisi Jalan Jenderal Soedirman KalibakalPurwokertoAkses masuk dapat ditempuh melalui berbagai jalur. Sedangkan sarana transportasi untuk menuju lokasi Klinik Pratama Unsoed dapat menggunakan angkutan umum yang beroperasi dalam wilayah tersebut seperti angkutan kota (angkot), taksi, dan becak. Letak Klinik Pratama Unsoed yang berada di pusat perkotaan makin memudahkan masyarakat untuk mencapai Klinik Pratama Unsoed ini.

6.2. Posisi Bangunana. GedungBangunan Klinik Pratama Unsoed menghadap ke Timur. Sebelah Timur Klinik Pratama Unsoed adalah jalan Jenderal.Soedirman. Klinik Pratama Unsoed berseberangan dengan komplek pertokoan. Lebih jelasnya posisi bangunan RSGMP Unsoed dapat dilihat pada site plan yang terlampir di bagian belakang.

6.3. Kapasitas a. GedungBangunan Klinik Pratama Unsoed didirikan pada lahan seluas 4.880 m2 memiliki sarana dan prasarana yang tersedia sebagai berikut :1) Tempat parkir2) Instalasi penerangan listrik dan genset3) Instalasi Hidrant4) Instalasi pengolahan limbah cair medik/padat5) Sistem Penangkal Petir, air bersih

b. PeralatanDalam melakukan pelayanan, Klinik Pratama Unsoed akan ditunjang oleh peralatan-peralatan yang mendukung. Beberapa peralatan fasilitas yang akan disediakan Klinik Pratama Unsoed untuk melayani kegiatan mahasiswa maupun pelayanan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut1) Dental Unit dan Dental Chair : 10 buah2) Meja periksa pasien3) Sterilisator4) Peralatan Laboratorium sederhana

6.4. PenampilanGambar tampak depan, tampak kanan, tampak kiri dan tampak belakang Gedung Klinik Pratama Unsoed dapat dilihat pada lampiran 3.

6.5. Pendukung (Listrik, Telepon, Generator, Pemadam Kebakaran, Penangkal Petir, Kantin, dll)Dengan kekuatan daya listrik PLN terpasang sebesar 345 KVA, dengan cadangan genset yang berdaya 315 KVA, diharapkan mampu untuk mendukung operasional layanan kepada pasien. Sementara ketersediaan fasilitas telepon beserta jaringan baik untuk keperluan intern (PABX) maupun sambungan ke luar gedung (lokal/interlokal) merupakan kelengkapan fasilitas yang akan disediakan pada saat operasional berlangsung. Demikian juga dengan fasilitas lain seperti pemadam kebakaran, penangkal petir dan fasilitas pendukung berupa kantin, juga merupakan kelengkapan yang disediakan dan merupakan kesatuan dengan keberadaan Klinik Pratama Unsoed.

6.6. LimbahCairKlinik Pratama Unsoed telah mempunyai instalasi pengolahan limbah cair yang dibuat sekaligus pada waktu membangun gedung Klinik Pratama Unsoed.a. Limbah non medis. Untuk pengolahan air limbah seperti air limbah dari kamar mandi, urinoir dan lain-lain akan ditampung dalam bak peresapan yang lalu dialirkan melalui saluran drainase menuju ke saluran luar. Drainase dilengkapi dengan bak kontrol di setiap sudut gedungb. Limbah medik atau kimia. Setiap ruangan yang digunakan untuk kegiatan medis Klinik Pratama Unsoed dilengkapi dengan saluran pembuangan limbah cair yang akan dialirkan ke instalasi pengelolaan air limbah atau IPAL melalui pipa tertutup.

6.8. Limbah Padata. Limbah padat non medis.Secara umum limbah ini berasal dari kloset dan sampah domestik.Limbah padat dibuang melalui septiktank untuk diendapkan kemudian air buangannya dialirkan ke bak peresapan yang lalu dialirkan melalui saluran drainage menuju ke saluran luar. Untuk penanganan limbah domestik akan disediakan tempat sampah di setiap ruangan gedung, yang setiap pagi akan dikumpulkan lalu di buang di TPS sekitar lokasi Klinik Pratama Unsoed.b. Limbah padat medik. Limbah ini merupakan limbah padat sisa dari kegiatan pelayanan medis di Klinik Pratama Unsoed. Untuk penanganan limbah ini akan disediakan tempat sampah khusus di ruang-ruang yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan medis Klinik Pratama Unsoed serta ruang-ruang lain yang memiliki akses penyimpanan bahan obat kimia dan peralatan medis.

Saat ini di Klinik Pratama Unsoed belum tersedia incenerator. Namun demikian pengadan incenerator tersebut sudah direncanakan melalui pengadaan APBN Unsoed 2014.

BAB VIISTUDI HUKUM

7.1.Landasan Hukum Klinik Pratama Unsoed adalah:a. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional;b. Undang Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;c. Undang-Undang RI nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokterand. Undang Undang RI nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional; e. Undang-Undang RI nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;f. Undang Undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Jaminan Sosial Nasional;g. Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;h. Peraturan Presiden nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;i. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik;j. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;k. Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 17 Tahun 2013;l. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;m. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;n. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan;o. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 22/KKI/Kep/XI/2006 tanggal 9 November 2006 tentang Pengesahan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi;p. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 23/KKI/Kep/XI/2006 tanggal 9 November 2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Gigi.

7.2. Badan Hukum.Klinik Pratama Unsoed ini dibangun oleh Unsoed untuk menunjang layanan pelaksana pelayanan kesehatan tingkat 1 (PPK 1) untuk syarat mengikuti program BPJS. Oleh karena itu badan hukum Klinik Pratama Unsoed mengikuti badan hukum Unsoed yaitu Badan Layanan Umum (BLU) dibidang Pendidikan.Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barangatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Karakteristik BLU adalah :a. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan); b. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik; c. Tidak bertujuan mencari keuntungan; d. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi; e. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk; f. Pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung; g. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS; h. Bukan sebagai subjek pajak. Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Yang dimaksud dengan praktik bisnis yang sehat adalah proses penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan. 7.3. Kepemilikan.Klinik Pratama yang dibangun oleh Unsoed ini, sepenuhnya milik Pemerintah dan pencatatan asetnya akan dilakukan di pembukuan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7.4.Pertanahan (sertifikat)Tanah yang akan digunakan untuk Klinik Pratama Unsoed ini tercatat dalam Akta Tanah No. 12/B tahun 2000 atas nama Universitas Jenderal Soedirman.

7.5.Pendanaan Sumber pendanaan yang digunakan untuk pembangunan beserta kelengkapan pendirian Klinik Pratama Unsoed berasal dari APBN Unsoed Tahun 2014.

7.6.PerijinanPendirian dan penyelenggaraan Klinik Pratama Unsoed harus mendapat ijin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Saat ini, ijin operasional untuk Dinas Kabupaten Banyumas masih dalam proses. Guna dibuatnya Feasibility Studi ini adalah untuk mendapatkan ijin operasional tersebut.

BAB VIIISTUDI KEUANGAN

8.1. InvestasiKlinik Pratama Unsoed sepenuhnya milik Pemerintah, dan pencatatan asetnya dibawah kendali Unsoed, oleh karena itu investasi awal pendirian Klinik Pratama Unsoed baik yang berupa bangunan maupun peralatan medik dan kelengkapan pendukung semuanya didanai dari anggaran Unsoed tahun 2014.

8.2. Arus Kas (Cash Flow)Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

8.3. Perhitungan KeuanganDalam Analisa Keuangan digunakan analisa biaya operasional, yang ditujukan untuk mengetahui rencana penerimaan dan pengeluaran tunai dari kegiatan yang bersifat operasional layanan tanpa memperhitungkan biaya investasi untuk satu tahun anggaran (analisa variable costing). Selisih antara perhitungan penerimaan dengan perhitungan pengeluaran yang bersifat variable akan memberikan jawaban apakah kegiatan layanan Klinik Pratama Unsoedini dapat dilanjutkan atau dibatalkan. Pada tahap awal operasional, sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran terdiri dari:

Sumber penerimaan Klinik Pratama Unsoed:1. Penerimaan dari peserta BPJS.2. Penerimaan dari layanan kesehatan kepada masyarakat umum3. Penerimaan lain-lain yang tidak mengikat

Sumber pengeluaran :1. Biaya obat-obatan operasional layanan kesehatan2. Biaya pemeliharaan alat-alat medis3. Biaya pemeliharaan pendukung layanan4. Honorarium petugas layanan5. Biaya lain-lain Pada komponen biaya tersebut tidak memperhitungkan biaya investasi atau fixed cost, karena seluruh investasi diadakan oleh pihak kantor pusat Unsoed dan dicatat sebagai aset milik Unsoed. Dengan demikian dalam analisa keuangan tidak diperhitungkan biaya investasi termasuk penyusutan aktiva tetapnya.

8.4. PerpajakanSebagai institusi pemerintah maka kewajiban perpajakan hanya meliputi pemotongan/pemungutan dan penyetoran dari wajib pajak pihak ketiga (withholding system). Pihak-pihak yang menerima pembayaran dari Klinik Pratama Unsoed baik yang berupa honor maupun pengadaan barang/jasa PPh dan PPN akan diselesaikan oleh pihak Klinik Pratama Unsoed. Sementara Klinik Pratama Unsoed sendiri sebagai institusi pemerintah yang memberikan layanan publik (non-profit oriented) tidak memiliki kewajiban untuk pembayaran PPh-nya.

8.5. Pola TarifTarif yang dipergunakan untuk menunjang operasional Klinik Pratama Unsoed menggunakan dasar tarif yang ditetapkan berdasarkan ketetapan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IXANALISA

Dengan menggunakan pisau analisis SWOT ,dilihat dari studi pasien, studi teknis, studi manajemen, studi SDM, studi tata letak,studi hukum dan studi keuangan maka dapat dianalisa kondisi Klinik Pratama Unsoed sebagai berikut:

9.1. Strength (kekuatan)a. Jumlah mahasiswa dan karyawan Unsoed sebanyak kurang lebih dua puluh dua ribu orang memiliki potensi menjadi peserta BPJS yang dapat dicakup oleh Klinik Pratama Unsoed sebagai PPK 1b. Tanah yang dipakai untuk Klinik Pratama Unsoed adalah tanah milik Unsoed (aset pemerintah) sehingga tidak perlu biaya sewa.c. Klinik Pratama Unsoed sudah mempunyai bangunan yang cukup nyaman sehingga tidak ada lagi biaya sewa maupun hutang.d. Sarana dan prasarana yang merupakan persyaratan minimal pendirian Klinik Pratama seperti diuraikan dibawah ini telah terpenuhi yaitu :

NoNama saranaAda/Tidak

1. Ruang TindakanAda

2. Ruang Konsul DokterAda

3. Ruang KepalaAda

4. Ruang AdministrasiAda

5. Ruang TungguAda

6. Farmasi Ada

7. Laboratorium KlinikAda

8. Ruang DiskusiAda

9. ToiletAda

10. Tenaga listrik Ada

11. Penyediaan air bersihAda

12. Instalasi pembuangan limbahAda

13. Alat komunikasiAda

14. Pemadam kebakaranAda

15. Tempat parkirAda

e. Persyaratan minimal peralatan untuk mendapatkan ijin operasional Klinik Pratama Unsoed seperti diuraikan dibawah ini telah terpenuhi yaitu:5) Dental Unit dan Dental Chair : 10 buah6) Meja periksa pasien7) Sterilisator8) Peralatan Laboratorium sederhanaf. Adapun tenaga medis, paramedis dan non medis lainnya yang diperlukan diadakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.g. Ada payung hukum Badan Layanan Umum (BLU) sehingga memudahkan fleksibilitas pengelolaan guna meningkatkan pelayanan melalui praktik bisnis yang sehat.

9.2. Weakness (kendala)a. Ijin operasional Klinik Pratama Unsoed masih dalam proses sehingga belum bisa beroperasi.b. SDM yang dibutuhkan belum terpenuhi keseluruhannya karena belum beroperasional.

9.3. Opportunity (Peluang)a. Dengan melihat studi pasien, dapat dilihat bahwa penduduk di Penduduk cukup padat, Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Propinsi Jawa Tengah pada Tahun 2010 adalah sekitar 32 juta jiwa dengan penduduk terpadat di Kabupaten Brebes, disusul Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas. Melihat data diatas, maka hal ini adalah merupakan peluang untuk didirikannya Klinik Pratama Unsoed.b. Lokasi Klinik Pratama Unsoed terletak di daerah aman dan cukup ramai karena terletak di tengah kota dan dipinggir jalan besar sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

9.4. Threat (Ancaman)Apabila Klinik Pratama Unsoed tidak beroperasional maka akan terjadi ancaman yaitu tidak dilanjutkannya pembangunan PPK 1 sebagai syarat terselenggaranyaSistem Jaminan Kesehatan Nasional serta tidak terpenuhinya standar pendidikan profesi Kedokteran Gigi yang membutuhkan wahana pelatihan klinik pelayanan dasar. Yang wajib harus dilaksanakan bagi mahasiswa pendidikan profesi kedokteran gigi Universitas Jenderal Soedirman.

BAB XKESIMPULAN

Dengan melihat hasil studi pasien, studi teknis, studi manajemen, studi SDM, studi tata letak,studi hukum dan studi keuangan serta hasil analisa studi dengan pisau analisis SWOT maka dapat disimpulkan bahwa:1. Dengan diselenggarakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan menjadi terstruktur sesuai dengan sistem rujukan yaitu dari PPK 1 ke PPK 2 selanjutnya ke PPK 3. Hal ini menjadi acuan Klinik Pratama Unsoed untuk perlu segera dioperasionalkan.2. Operasionalisasi Klinik Pratama Unsoed mempunyai peluang yang besar untuk maju karena:a. Penduduk di Jawa Tengah cukup padat terutama Brebes, Cilacap dan Banyumas.b. Lokasi dipinggir jalan besar dan di tengah kota.c. Pengelolaan Keuangan Klinik Pratama Unsoed adalah BLU sehingga mudah dalam mendapatkan fleksibilitas. tidak bertujuan mencari keuntungan; dapat dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi; pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung; pegawai tidak harus PNS tetapi dapat terdiri dari PNS dan non-PNS; bukan sebagai subjek pajak.

32