akustik kece fix woo

13
Analisa Sistem Pencahayaan Optimal pada Ruang Kuliah (Studi Kasus Ruang J-103 Fisika ITS Surabaya Dosen Pembimbing : Dr. M.Zainuri, M.Si Luthfiyati Ningsih (1112100066) Tri Oktafiana (1112100068) Denta Fauzi Ismail (1112100069) Andika Irawan (1112100070) Dwi Ratna Setya P. (1112100076) Muhammad Rizki A. (1112100081) Khusna Indria R. (1112100085) INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Upload: luhurkuncoro

Post on 29-Sep-2015

251 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Akustik ketje

TRANSCRIPT

POLARIMETER

Ruang kerja atau kelas yang merupakan suatu area aktivitas bagi pelajar, juga membutuhkan tingkat kenyamanan pencahayaan alami yang memadai agar pengguna di dalamnya dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas yang baik. Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin-poin kenyamanan visual teraplikasikan secara optimal agar dapat memberikan efek signifikan pada keberlanjutan ketersediaan energi. . Salah satu upaya penghematan energi pada suatu ruangan adalah dengan optimalisasi desain untuk kesesuaian rancangan dengan standar terang yang direkomendasikan dan penataan layout ruangan yang sesuai dengan distribusi dalam pencahayaan.Pendahuluan

Mengetahui distribusi pencahayaan rata-rata pada ruang kuliah J-103Mengetahui banyak lampu yang harus digunakan agar pencahayaan optimal pada ruang J-103Tujuan

Dasar TeoriDistribusi CahayaStandart IntensitasRumus Jumlah LampuIntensitas CahayaLuxmeterDistribusi cahaya dalam bangunan adalah penyebaran pencahayaan didalam ruangan harus merata sesuai dengan kebutuhan aktifitasnya dan tidak menimbulkan ganguan cahayaUntuk mendapatkan hasil penerangan /pencahayaan yang baik dan merata, kita harus mempertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.N =Ex L x W / x LLF x CU x n

NoRuanganIntensitas1Perkantoran200 - 500 Lux2Apartemen / Rumah100 - 250 Lux3Hotel200 - 400 Lux4Rumah sakit / Sekolah200 - 800 Lux5Basement / Ruangan / Gudang / Lobby100 - 200 Lux6Restaurant / Store / Toko200 - 500 LuxMerupakan salah satu besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut.Lux meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan pada suatu area atau daerah tertentu.

Metodologi

Pembahasan

Data PercobaanNoBlok UkurTitik (Lux)1231A140,64840,82A223,712,13,723B115,3516,5715,644B213,578,994,665C15,184,463,736C23,592,752,337D12,182,22,058D21,991,921,37Kesimpulan

Distribusi rata-rata pada ruang J-103 yaitu 78,87 Lux.

Banyak lampu yang dianjurkan sebagai upaya pengoptimalan pencahayaan pada ruangan J-103 adalah sebanyak 8 lampu.

Contoh :Sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan dipasang dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruangan tersebut?

Diketahui : .E = 150 (antara 100 300 Lux), L = 7 meter, W = 4 meter, N = 1 bh, LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8), CU = 65% (antara 50-65 %), = 1098 lumen

Ditanya : N ?Perhitungan

PenyelesaianN =Ex L x W x LLF x CU x n =150 x 7 x 41098 x 0,8 x 65% x 1 =4200570,96 =7,36 =8 Titik LampuPada percobaan ini digunakan lux meter untuk mengukur besarnya intensitas cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya. Pada alat ini terdapat sensor cahaya berupa photo diode. Sistem kerja dari sensor ini adalah mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu yang kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel. Pencahayaan ruangan saat lampu dinyalakan seluruh ruang mempunyai intensitas pencahayaan yang paling baik. Sehingga didapatkan distribusi rata-rata cahaya pada ruangan J-103 jika semua lampu dinyalakan adalah sebesar 78,87 Lux. Jika dihubungkan dengan refrensi yang ada dimana pada ruangan, pencahayaan optimal sebesar 100-200 lux.Untuk mengoptimalkan sistem pencahayaan pada ruangan ini diperlukan sejumlah lampu, dimana yang dihasilkan melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan rumus (1.1) sehingga dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah lampu sebanyak 8 lampu philips (PL) dengan daya 18 watt.Semakin jauh titik dengan sumber cahaya maka intensitas yang dihasilkan semikin kecil dan semakin dekat titik dengan sumber cahaya maka intensitas yang dihasilkan semakin besar.

Pembahasan

Kerr, Thor. 2008. The Green Future of Buildings. Futurarc Magazine, 3rd quarter, volume 10. Jakarta: PT BCI Asia Construction Information Pte LtdIEA (International Eergy Agency). 2000. Daylight in Bildings; A Source Book on Daylighting Systems and Components. The Lawrence Berkeley National Library: California. Kroelinger, Michael D. 2005. Daylight in Bildings. Dimuat dalam Implications Vol 03 Issue www.informedesign,umn.edu. Diakses pada 28 Februari 2012. Muhaimin.2001.Teknologi Pencahayaan. Bandung: Refika AditamTranggono, Agus dkk. 2003. Sains Fisika. Jakarta : Bumi Aksara W.H. Hanley. 2000.The IESNA Lighting Handbook. New York:Mc Graw Hill Inc.D.B. Rahmat.2004. Diktat Fisika Bangunan.Surabaya:ITS PressJ. Freden. 2000. Handbook of Sensor 2004 .Verlag :SpringerHttp://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/cara-menghitung-jumlah-titik-lampu-pada.html#axzz3RysjTFTZ

Daftar Pustaka

Fisika Laboratorium Instrumentasi