akuntansi pajak penghasilan

Upload: adri

Post on 06-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akuntansi, Pajak, Keuangan, Administrasi

TRANSCRIPT

Akuntansi Pajak PenghasilanA. Dasar-dasar Akuntansi untuk Pajak PenghasilanLaba keuangan sebelum pajak adalah istilah pelaporan keuangan yang sering diacu sebagai laba sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan keuangan, atau laba untuk tujuan akuntansi. Laba keuangan sebelum pajak (pretax financial income atau earnings before tax) ditentukan menurut PABU (prinsip akuntansi berlaku umum) dan diukur dengan tujuan memberikan informasi yang berguna kepada sebagian besar pengguna laporan keuangan, seperti investor dan kreditor. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia merupakan bagian dari PABU yang dominan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan korporat.Laba kena pajak atau penghasilan kena pajak (taxable income) atau laba untuk tujuan pajak, adalah istilah akuntansi pajak yang digunakan untuk menunjukkan jumlah yang menjadi dasar perhitungan hutang pajak atau pajak terutang atas penghasilan perusahaan. Laba kena pajak ditentukan menurut undang-undang dan peraturan perpajakan yang relevan yang dirancang untuk mendapatkan pemasukan bagi keuangan negara (fungsi anggaran), pemasukan tersebut guna mendukung operasi pemerintah untuk memenuhi tujuan negara yakni (sesuai dalam undang-undang) untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Karena PABU dan peraturan pajak berbeda dalam beberapa hal, maka laba keuangan sebelum pajak dan laba kena pajak sering kali berbeda. Akibatnya jumlah yang dilaporkan perusahaan sebagai beban pajak penghasilan akan berbeda dengan jumlah hutang pajak yang dilaporkan dalam SPT Tahunan (surat pemberitahuan tahunan).

Untuk mengilustrasikan bagaimana perbedaan ini mempengaruhi laba keuangan sebelum pajak, asumsikan bahwa PT Baco, melaporkan penghasilan sebesar Rp 130.000.000.000 (seratus tiga puluh miliar) dan beban sebesar Rp 60.000.000.000 (enam puluh miliar) pada masing-masing dari tiga tahun operasinya. Ilustrasi 1 menunjukkan laporan laba rugi (sebagian) selama tiga tahun. Ilustrasi 1 Laba Pelaporan KeuanganPT BACO

Pelaporan Berdasarkan PABU

(dalam jutaan)

201120122013Total

Penghasilan 130.000 130.000 130.000 390.000

Beban 60.000 60.000 60.000 180.000

Laba keuangan sebelum pajak 70.000 70.000 70.000 210.000

Beban pajak penghasilan (25%) 17.500 17.500 17.500 52.500

Untuk tujuan pajak (mengikuti peraturan perpajakan), Baco melaporkan penghasilan yang sama kepada DJP (direktorat jenderal pajak), tetapi beban yang berbeda sebagaimana diperlihatkan pada Ilustrasi 2. Pengakuan beban ini berbeda disebabkan adanya perbedaan pengakuan dan pengukuran beban antara PABU dan peraturan pajak.Ilustrasi 2 Laba Pelaporan PajakPT BACO

Pelaporan Pajak

(dalam jutaan)

201120122013Total

Penghasilan 130.000 130.000 130.000 390.000

Beban 65.000 62.500 52.500 180.000

Laba kena pajak 65.000 67.500 77.500 210.000

Hutang Pajak Penghasilan (25%) 16.250 16.875 19.375 52.500

Beban pajak penghasilan dan hutang pajak penghasilan berbeda selama tiga tahun tetapi jumlah totalnya sama, seperti yang diperlihatkan pada Ilustrasi 3.Ilustrasi 3 Perbandingan Beban Pajak Penghasilan terhadap Hutang Pajak Penghasilan

PT BACO

Beban Pajak Penghasilan dan Hutang Pajak Penghasilan

(dalam jutaan)

201120122013Total

Beban pajak penghasilan 17.500 17.500 17.500 52.500

Hutang pajak penghasilan 16.250 16.875 19.375 52.500

Perbedaan 1.250 625 (1.875) -

Perbedaan antara beban pajak penghasilan dan hutang pajak penghasilan timbul karena untuk pelaporan keuangan pengukuran untuk sejumlah beban berbeda dengan pengukuran sejumlah beban untuk pelaporan pajak. Perbedaan itu seperti perbedaan pengukuran beban penyusutan dan perbedaan saat pengakuan beban kerugian piutang, kedua perbedaan tersebut bersifat sementara. Sebagaimana ditunjukkan dalam Ilustrasi 3, bagi Baco perbedaan sebesar Rp 1.250.000.000 (Rp 17.500.000.000 Rp 16.250.000) antara beban pajak penghasilan dan hutang pajak penghasilan di tahun 2011 mencerminkan pajak yang akan dibayarkan dalam periode mendatang. Perbedaan sebesar Rp 1.250.000.000 ini sering disebut sebagai jumlah pajak yang ditangguhkan (deffered tax amount). Dalam kasus ini hal itu merupakan kewajiban pajak yang ditangguhkan (deffered tax liability) disajikan sebagai liabilitas; sementara dalam kasus dimana pajak akan lebih rendah di masa depan, Baco akan mencatat aset pajak tangguhan (deffered tax asset). Kita akan membahas pengukuran serta akuntansi untuk kewajiban dan asset pajak tangguhan dalam dua seksi berikut.