akuntansi likuidasi

5
AKUNTANSI LIKUIDASI 1. A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara langsung) Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan kepada modal masing- masing sekutu. Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi apabila hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya. Anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian dalam merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau beberapa anggota mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut harus menutupi defisitnya dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam persekutuan, sehingga saldo defisitnya habis. Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu membayar Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba rugi.

Upload: mega-quienzee

Post on 20-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSI LIKUIDASI

AKUNTANSI LIKUIDASI

1. A.     Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara langsung)

Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan kepada modal masing-masing sekutu.

Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi apabila hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya.

Anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar

Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian dalam merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau beberapa anggota mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut harus menutupi defisitnya dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam persekutuan, sehingga saldo defisitnya habis.

Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu membayar

Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba rugi.

Kas yang tersedia tidak mencukupi untuk melunasi hutang

Apabila hasil realiasasi aktiva non kas sangat kecil, maka kerugian yang dialami perusahaan sangat besar, sehingga tidak mencukupi untuk untuk melunasi hutang kepada pihak eksternal. Dalam hal seperti ini jumlah modal sekutu secara keseluruhan akan mengalami defisit. Defisitnya modal sekutu tersebut ada yang mampu menutupi dan ada juga sekutu yang tidak mampu untuk menutupi defisit modalnya. Apabila ada sekutu yang tidak mampu menutupi defisit modalnya maka anggota sekutu yang mampu menutup defisit modal anggota sekutu yang tidak mampu untuk melunasi hutang kepada pihak eksternal. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik persekutuan yaitu tanggung jawab yang tidak terbatas.

B.     Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi bertahap)

Page 2: AKUNTANSI LIKUIDASI

Realisasi aktiva non kas seringkali memerlukan waktu yang cukup lama (karena realisasi yang dilakukan harus menunggu pembeli atau masih mempertahankan harga aktiva non kas yang diperjual belikan). Dalam keadaan seperti ini sebaiknya pembagian kas tidak perlu menunggu selesainya realisasi semua aktiva non kas yang dimiliki perusahaan. Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva non kas yang dapat direalisasikan (dijual), maka pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur, baru sisa kas kemudian dibayarkan kepada anggota sekutu sebagai pembayaran kembali bagian hak penyertaannya. Hasil realisasi non kas pada tahap-tahap berikutnya langsung dibayarkan kepada para anggota.

Apabila pembayaran kepada kreditur tidak dapat dibayarkan sekaligus setelah realisasi tahap pertama, maka pada tahap realisasi berikutnya yang diutamakan juga tanggungan kepada kreditur sampai tanggungan kepada kreditur terlunasi semua, baru sisanya kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian rugi laba.

AKUNTANSI UNTUK LIKUIDASI BERTAHAP

Ada dua cara untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota sesuai dengan yang dimilikinya yaitu :

1. Pembayaran yang dilakuan setiap kali aktiva non kas dapat terjual2. Pembayaran berdasarkan program prioritas yang dibuat sebelum semua aktiva dapat

terealisir.

Pembayaran dilakukan setiap kali aktiva dapat terjual

Besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaa kepada masing-masing anggota, sebelum selesainya proses realisasi tidak dapat ditentukan dengan pasti. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu, maka perlu dilakukan perhitungan dengan cermat.

Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang sebanding dengan perbandinan laba rugi pada saat menjelang likuidasi dilangsungkan. Oleh karena itu pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota (sebelum modal menunjukkan perbandingan laba rugi) harus dilakukan sampai menunjukkan perbandingan pembagian laba rugi. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan meperlakukan sebagai kerugian yang harus ditanggung masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasi. Jika alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasi) berakibat defisitnya saldo modal salah satu anggota atau lebih anggota sekutu, maka defisit modal anggota yang bersangkutan harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain. Dengan ketentuan demikian itu maka hanya anggota sekutu yang memiliki saldo kredit modal yang mempunyai prioritas untuk menerima pembayaran terlebih dahulu. Perlakukan terhadap nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasi) dan defisit saldo modal anggota sekutu tertentu seperti itu dilakukan di luar pembukuan danj akan berlangsung sampai dengan saldo modal masing-masing anggota sekutu menunjukkan perbandingan laba rugi. Dengan ketentuan diatas maka akan ada dua kemungkinan dalam proses likuidasi bertahap :

1. Setelah dilakukan pembayran pertama, saldo modal menunjukkan perbandigan yang sesuai atau sama dengan perbandingan pembagian laba rugi.

Page 3: AKUNTANSI LIKUIDASI

2. Setelah dilakukan beberapa kali pembayaran, saldo modal baru menunjukkan perbandingan yang sesuai atau sama dengan perbandingan pembagian laba rugi.

PEMBAYARAN KAS/LIKUIDASI BERDASARKAN RENCANA (PROGRAM) DISTRIBUSI KAS

Likuidasi ini didasarkan pada suatu program distribusi kas yang telah dibuat sebelumnya. Jika kreditur telah dilunasi dan masih terdapat sisa uang, maka pembagian hutang tersebut berdasrkan distribusi kas yang ada. Program distribusi kas dibuat dengan tujuan yang sama dengan daftar pendukung likuidasi bertahap, yaitu menuju agar sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.

Anggota yang pertama kali mendapatkan pembayaran kas adalah yang paling besar kemampuan untuk menutup kerugian. Jadi apabila kemapuan menutup kerugian masing-masing anggota tersebut sama, berarti perbandingan haknya sudah sesuai dengan perbandingan laba-rugi, dan uang yang tinggal membagi sesuai dengan perbandingan tersebut.

Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalaha sebagai berikut :

1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing anggota sekutu.2. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan kepada saldo

penyertaan masing-masing sekutu. Kemampuan masing-masing anggota untuk menanggung kerugian maksimum itu dihitung dari hasil bagi antara saldo kredit modal dan saldo piutangnya kepada persekutuan (jika ada) dengan persentase (bagian) hak atas pembagian laba rugi. Atas dasar kemampuan tiap-tiap anggota menanggung kerugian maksimum tersebut, kemudian disusun suatu ranking (prioritas pembayran dimulai dari anggota yang memeliki kemampuan tertinggi).

3. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing anggota sekutu. Urutan prioritas yang pertama yang berada di ranking no 1, urutan kedua yang berada di ranking 2 dan seterusnya.

4. Pembagian kas sesuai dengan kas yang tersedia.

http://vitaanjelina.wordpress.com/2013/01/05/likuidasi-persekutuan/