akumulasi merkuri pada daging ikan mas yang

49
AKUMULASI MERKURI PADA DAGING IKAN MAS YANG DIPERLAKUKAN DI DALAM LABORATORIUM SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Nama : FIKA MEIRINA NIM : 4450402030 Program studi : Biologi S1 Jurusan : Biologi Fakultas : MIPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006 U N I V E R S I T A S N EG E R I S E M A R A N G

Upload: resi

Post on 15-Apr-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

TRANSCRIPT

Page 1: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

AKUMULASI MERKURI PADA DAGING IKAN MAS YANG

DIPERLAKUKAN DI DALAM LABORATORIUM

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : FIKA MEIRINA

NIM : 4450402030

Program studi : Biologi S1

Jurusan : Biologi

Fakultas : MIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

UN

IVER

SI

TAS NEGERI SEMAR

AN

G

Page 2: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

ii

ABSTRAK

Penelitian mengenai akumulasi merkuri pada biota air khususnya ikan

sangat penting karena sifat merkuri yang bioakumulatif. Ikan mas merupakan salah satu bahan konsumsi manusia yang secara tidak langsung dengan proses rantai makanan akan memindahkan akumulasi logam berat merkuri kepada organisme yang lebih tinggi tingkat trofiknya seperti manusia. Dari penjelasan tersebut diatas maka timbul permasalahan berapa besar akumulasi Hg pada daging ikan mas yang didedahkan pada tingkatan waktu pendedahan merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi merkuri pada daging ikan mas pada berbagai tingkatan waktu pendedahan ikan mas dengan logam berat Hg.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang. Adapun susunan penelitian terdiri dari 3 taraf waktu perlakuan pada konsentrasi di batas aman yaitu 0,02 ppm dan konsentrasi 0 ppm sebagai kontrol. Analisis akumulasi Hg dilakukan di BPPI Kota Semarang dengan teknik AAS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi terbesar pada konsentrasi HgCl 0,02 ppm pada minggu keenam, hal ini dikarenakan semakin lama waktu pendedahan maka akumulasi Hg juga akan semakin bertambah besar. Dari data penelitian didapatkan akumulasi Hg terbesar pada perlakuan di minggu keenam sebesar 0,05 ppm, nilai tersebut tidak melebihi ambang batas maksimal yang ditentukan oleh SNI serta WHO yaitu yang menyebutkan ambang batas maksimal Hg pada ikan sebesar 0,5 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa diketahui terdapat akumulasi merkuri pada daging ikan setelah pemberian merkuri dengan konsentrasi 0,02 ppm setiap minggu selama 6 minggu sebesar 0,05 ppm. Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini Bagi masyarakat sebaiknya berhati-hati dan waspada dalam mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri meskipun pada batas aman karena sifat merkuri yang bioakumulatif sehingga dapat terakumulasi dalam tubuh apabila dikonsumsi secara terus-menerus serta perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai akumulasi merkuri pada organisme hidup dengan waktu yang lebih lama atau dengan konsentrasi merkuri dibuat dengan variasi adanya peningkatan konsentrasi merkuri pada medium dan yang tidak atau dengan variasi pada faktor lingkungan.

Kata kunci: akumulasi, merkuri

Page 3: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2006

Fika Meirina NIM. 4450402030

Page 4: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 8 September 2006

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Ngabekti, M.S Dra Nur Kusuma Dewi, M. Si M.Si.NIP. 131568880 NIP. 131413201

Page 5: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul ” Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

Diperlakukan Di Dalam Laboratorium”.

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Biologi FMIPA UNNES pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 22 Agustus 2006

Panitia Ujian,

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Ir. Tuti Widianti, M.Biomed NIP. 130 781 011 NIP. 130 781 009 Pembimbing I Penguji I Dra. Sri Ngabekti, M.S Dra. Wiwi Isnaeni, M.S NIP. 131568880 NIP. 131476660 Pembimbing II Penguji II Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si. Dra. Sri Ngabekti, M.S NIP. 131413201 NIP. 131568880

Penguji III Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si NIP. 131413201

Page 6: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Setiap manusia memerlukan cinta, harapan, pengertian, kesabaran, kasih sayang, teman,

keluarga dan Tuhan.

2. Hargailah kehidupan dan segala hal yang ada di dalamnya.

3. Hari tak akan berhenti untuk menunggumu.

PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Bapak dan ibuku yang senantiasa mendampingiku dengan kasih sayang,

dorongan, kekuatan dan doanya.

2. Mbak Riez dan mas Dhani, serta Dian dan dek Novi yang selalu menemani

perjuanganku.

3. Norma (thanks for all) dan Teman-teman Biologi 2002. I will miss you all.

4. Dian, Ine, Angga, Yans, Ivan dan warga bawah tower, tak akan terlupa hari-hari

bersama kalian.

Page 7: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat

dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang Diperlakukan Di

Dalam Laboratorium.”. Skripsi ini disusun sebagai karya tulis untuk memenuhi

salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Saint pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan dan dukungan serta bimbingan dari bebagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA UNNES, yang telah memberikan ijin penelitian dan kelancaran

administrasi.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Sri Ngabekti, M.S. selaku selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan, dorongan, bimbingan dan masukan-masukan yang

sangat bermanfaat dalam menyusun skripsi ini.

5. Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si. selaku dosen pembimbing II atas bantuan,

bimbingan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam menyusun skripsi

ini.

Page 8: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

ii

6. Dra. Wiwi Isnaeni, M.Si. selaku dosen penguji atas bantuan dan saran-saran

yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Semarang

yang telah memberikan ijin untuk memeriksa hasil penelitian kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu yang dengan tulus ikhlas selalu memanjatkan doa, memberikan

dorongan dan perhatian sehingga menambah kekuatan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Mbak Riez, Dian, dek Novi dan mas Dhani atas doa, kasih sayang, dukungan

dan semangatnya yang tidak pernah habis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan hingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, September 2006

Penulis

Fika Meirina

Page 9: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

PERNYATAAN .......................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 5

C. Penegasan Istilah ...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS.................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7

1. Karakteristik Logam Merkuri............................................... 7

2. Akumulasi Merkuri Pada Ikan............................................. 9

Page 10: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

iv

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Pada Makhluk Hidup .................................................. 15

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis............................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 18

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 18

B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................. 18

C. Variabel Penelitian…................................................................. 18

D. Alat dan Bahan Penelitian.......................................................... 19

E. Prosedur Penelitian.................................................................... 19

F. Metode Pengambilan Data.......................................................... 23

G. Metode Analisis Data ................................................................ 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 24

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 24

B. Pembahasan .............................................................................. 25

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 36

A. Simpulan .................................................................................... 36

B. Saran .......................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 39

Page 11: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prosedur Penelitian.................................................................................. 23

2. Hasil Analisis Akumulasi Merkuri dalam Daging Ikan Mas pada Minggu II – minggu VI........................................................................... 24

3. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik……………........................................ 25

Page 12: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pembentukan Badan Residu pada Lisosom............................................. 12

2. Grafik Akumulasi Merkuri dalam Daging Ikan Mas............................... 24

3. Modifikasi Pembentukan Badan Residu pada Lisosom........................... 28

4. Tempat Penelitian untuk Uji Toksisitas................................................... 40

5. Tempat Penelitian untuk Uji Akumulasi.................................................. 40

Page 13: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Usulan Pembimbing ……………………….............................. 39

2. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian................................................. 40

3. Laporan Pengujian Kadar Merkuri dalam Daging Ikan …………….. 41

4. Laporan Pengujian Kadar Merkuri dalam Air……………………….. 45

5. Cara Kerja AAS ................................................................................ 46

6. Cara Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut ........................................... 47

7. Cara Pengukuran Kadar CO2 Terlarut……………………………….. 48

Page 14: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses industri dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Proses industrialisasi selain memiliki akibat positif juga tidak dapat

melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa

industri yang dibuang baik dalam bentuk padat maupun cair akan berpengaruh

terhadap lingkungan sekitarnya. Apabila sisa bahan industri tersebut

dilepaskan ke perairan bebas, maka akan terjadi perubahan kualitas dan

kuantitas dari perairan tersebut sehingga perairan dapat dianggap tercemar.

Pencemaran oleh aktivitas industri yang mengandung bahan berbahaya

seperti adanya logam berat cenderung meningkatkan kasus keracunan yang

dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Logam-logam berat yang terlarut ke

dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi

sumber racun bagi kehidupan perairan.

Apabila pada perairan terdapat logam berat, hal penting yang harus

diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya akumulasi di dalam tubuh biota

air. Kekhawatiran tersebut dikarenakan adanya potensi logam berat untuk

terakumulasi dalam tubuh biota air, karena dapat berakibat buruk seperti

mengganggu kesehatan biota air dan dapat menurunkan kemampuannya dalam

produksi anakan walaupun tidak sampai mematikan (Kusumastanto, 2004).

Page 15: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

2

Salah satu logam berat yang sangat berbahaya dan dapat terakumulasi dalam

tubuh biota air adalah merkuri.

Merkuri merupakan logam berat yang berbahaya karena sangat

beracun baik dalam bentuk unsur tunggal (logam) maupun dalam bentuk

persenyawaan. Merkuri adalah logam alami dan merupakan satu-satunya

logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Penggunaan merkuri dalam

bidang industri berkembang sangat pesat dan produk-produk industri tersebut

banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari (Ulfah, 2004).

Luasnya penggunaan merkuri akan membahayakan lingkungan

perairan serta biota yang terdapat di dalamnya apabila sisanya dibuang ke

perairan. Pencemaran merkuri juga dapat sampai ke manusia jika manusia

mengkonsumsi biota air yang telah terpapar merkuri. Banyak contoh kejadian

yang berakibat buruk pada biota air terutama ikan yang nantinya berdampak

pula pada manusia karena adanya pencemaran merkuri di perairan. Kasus

pencemaran merkuri di Teluk Buyat oleh perusahaan pertambangan emas PT.

Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) yang limbahnya mengandung merkuri

sampai saat ini masih menjadi kontroversi. Banyak warga Buyat terkena racun

merkuri. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh FMIPA UI pada bulan

Juli 2004 menunjukkan bahwa kadar merkuri total dalam darah warga Buyat

melebihi batas normal dalam tubuh yang hanya 8 mikrogram per liter menurut

International Programme Chemical Safety (IPCS). Penduduk yang diperiksa

bahkan ada yang memiliki kandungan merkuri sebesar 23,9 mikrogram

Page 16: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

3

perliter (Yun, 2004). Warga Buyat mengalami penyakit benjol-benjol, keram,

kepala pusing dan penyakit aneh lainnya.

Pencemaran merkuri juga terjadi di Kalimantan. Dari hasil penelitian

yang dilakukan di beberapa daerah di Kalimantan menunjukkan bahwa

daerah-daerah tersebut mengalami pencemaran merkuri akibat adanya

kegiatan penambangan emas di hulu sungai. Warga yang mengkonsumsi ikan

dari sungai-sungai yang digunakan untuk penambangan menunjukkan di

dalam tubuh mereka terkandung merkuri. Kandungan merkuri penduduk di

sepanjang Sungai Sepauh Kabupaten Sintang mencapai 32,24 Hg/gr.

Penduduk di Nanga sepauk serta para penambang di Sungai Ayak juga

terdeteksi mengandung merkuri 19,77 Hg/gr pada rambut dan 18,38 Hg/gr

pada kuku (Uyub, 2004).

Logam merkuri juga sudah terdeteksi berada dalam darah dan ASI

penduduk yang tinggal di daerah Pesisir Timur Surabaya (Anonim, 2004).

Menurut Rozanah (2003) dalam Nadesul (2005), pencemaran logam berat

khususnya merkuri di kawasan Teluk Jakarta sudah dalam tahap

memprihatinkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka pencemaran merkuri di

perairan tersebut yang mencapai rata-rata 9 ppb. Angka tersebut sudah

melebihi ambang batas yang diperbolehkan yaitu maksimal 0,5 ppb.

Pencemaran oleh logam merkuri seperti yang dipaparkan di atas dapat

berakibat buruk bagi manusia. Apabila logam merkuri yang terdapat pada

biota air khususnya ikan dikonsumsi oleh manusia, maka akan terakumulasi

dalam tubuh manusia, padahal ikan dikonsumsi manusia sebagai lauk. Ikan

Page 17: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

4

merupakan makanan yang sangat sehat dan memiliki kandungan gizi yang

sangat tinggi. Ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Protein ikan mudah dicerna tubuh dan diabsorbsi Ikan

juga mengandung vitamin dan mineral penting yang bermanfaat dalam

menjaga kesehatan tubuh terutama untuk bekerjanya enzim tubuh kita

(Andang, 2005).

Dalam penelitian ini, hewan uji yang digunakan adalah ikan mas.

Penelitian ini menggunakan ikan mas karena menurut Rand (1980) dalam

Muhammad (2002) disebutkan bahwa salah satu hewan yang

direkomendasikan sebagai hewan uji adalah ikan mas (Cyprinus carpio),

karena ikan tersebut memenuhi syarat yaitu penyebarannya cukup luas,

mempunyai nilai ekonomi yang menonjol dan mudah dipelihara di

laboratorium. Selain itu menurut Ward dan Young (1982) dalam Connell dan

Miller (1995), logam pencemar menunjukkan pengaruh yang lebih besar

terhadap ikan daripada biota air lain. Sedangkan merkuri yang digunakan

adalah merkuri klorida karena merkuri yang banyak dijual adalah merkuri

klorida.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa logam merkuri

merupakan logam yang dapat masuk ke dalam organisme air seperti ikan dan

nantinya dapat masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi makanan yang

terkontaminasi merkuri. Apabila sering dikonsumsi ikan yang mengandung

merkuri, maka dapat membahayakan kesehatan karena sifatnya yang beracun

dan tak dapat terurai. Oleh karena itu, diperlukan penelitian laboratorium

Page 18: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

5

dengan menggunakan hewan uji untuk mengetahui berapa besar akumulasi

merkuri pada daging ikan yang didedahkan pada merkuri klorida dengan

konsentrasi dan waktu tertentu. Dari informasi tersebut akan diketahui

kelayakan ikan yang mengandung merkuri tersebut untuk dikonsumsi.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dari

pencemaran merkuri di perairan, yaitu berapa banyak merkuri yang dapat

terakumulasi pada daging ikan mas yang didedahkan pada medium bermerkuri

di dalam laboratorium.

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya pemahaman yang berbeda dalam

menafsirkan makna dari judul penelitian ini maka perlu adanya batasan arti

yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Akumulasi merkuri

Akumulasi merkuri adalah penimbunan bahan merkuri dalam tubuh

makhluk hidup (dalam penelitian ini adalah ikan mas) sampai pada tingkat

tertentu, yang dapat meningkat seiring dengan bertambahnya lama waktu

pendedahan merkuri. Indikator akumulasi merkuri yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jumlah residu merkuri dalam daging ikan mas yang

dianalisis dengan menggunakan metode AAS.

2. Medium bermerkuri

Page 19: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

6

Medium bermerkuri merupakan medium (air) yang telah diberi

merkuri. Pada bagian awal penelitian ini, medium bermerkuri yang

dimaksud mempunyai konsentrasi merkuri klorida 0,02 ppm. Selama

proses penelitian, pada setiap minggunya ditambahkan sebanyak 0,02 mg

merkuri klorida ke dalam medium. Dengan demikian, kadar merkuri

klorida di dalam medium dari minggu ke minggu selama penelitian selalu

mengalami peningkatan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui besarnya akumulasi merkuri dalam daging ikan mas yang

didedahkan pada medium bermerkuri dalam laboratorium selama waktu

tertentu.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi masyarakat umum dan ilmu pengetahuan yang

diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberi masukan bagi masyarakat umum dan ilmu pengetahuan tentang

dampak adanya akumulasi merkuri pada ikan berikut batas aman bagi ikan

untuk dapat dikonsumsi oleh manusia.

2. Memberikan informasi awal dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

diharapkan dapat bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Page 20: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Karakteristik logam merkuri

Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia hydragyrum

yang berarti perak cair dan dilambangkan dengan Hg. Merkuri telah

dikenal manusia sejak manusia mengenal peradaban (Palar, 1994).

Merkuri merupakan logam alami dan satu-satunya logam yang pada suhu

kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan, tak berbau

dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 3570 C , air raksa akan

menguap (Ismunandar, 2005)

Merkuri berada dalam berbagai senyawa dan salah satu yang paling

utama adalah sinabar (HgS) yang sudah ditambang sejak 700 SM dan pada

saat ini digunakan dalam tiga bentuk: sebagai logam, senyawa organik dan

senyawa anorganik. Penggunaan paling besar adalah dalam produksi alat

elektronik (Duffus, 1980).

Menurut Palar (1994), secara umum logam merkuri memiliki sifat-

sifat sebagai berikut.

1. Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku paling

rendah sekitar –390C.

2. Masih berwujud cair pada suhu 3960C.

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibanding logam-

logam lain.

Page 21: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

8

4. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah sehingga menempatkan

merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya

listrik.

5. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup,

baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk

persenyawaan.

Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang

sangat luas. Merkuri digunakan dalam berbagai macam perindustrian.

Selain untuk kegiatan penambangan emas, logam merkuri digunakan

dalam produksi gas khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, bola

lampu, baterai, fungisida dalam pertanian dan lain sebagainya (Palar,

1994).

Merkuri dapat berada dalam berbagai senyawa. Bila bergabung

dengan khlor, belerang atau oksigen, merkuri akan membentuk garam

yang biasanya berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan

dalam krim pemutih dan antiseptik. Merkuri yang ada di air dan tanah

terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah dan aktivitas vulkanik.

Dari berbagai sumber ini cemaran dari industri pertambangan yang paling

besar peranannya.

Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk

senyawa organomerkuri. Senyawa organomerkuri yang paling umum

adalah metil merkuri yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme

(bakteri) di air dan tanah. Konsentrasi merkuri pada ikan cenderung tinggi

Page 22: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

9

karena mikroorganisme termakan oleh ikan. Merkuri terikut dalam rantai

makanan di lingkungan akuatik, sehingga ikan yang ada di puncak

piramida makanan dapat mengandung merkuri sepuluh kali lipat dari

kandungan merkuri di air yang tercemar (Ismunandar, 2005).

2. Akumulasi merkuri pada ikan

Ikan merupakan organisme air yang dapat bergerak dengan cepat

ikan pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menghindarkan diri

dari pengaruh pencemaran air. Namun demikian, pada ikan yang hidup

dalam habitat yang terbatas seperti di danau, sungai, dan teluk, ikan

tersebut sulit melarikan diri dari pengaruh pencemaran tersebut.

Akibatnya, unsur-unsur pencemaran itu masuk ke dalam tubuh ikan

(Dinata, 2004).

Connell dan Miller (1995) menyebutkan bahwa pengambilan dan

retensi bahan pencemar oleh makhluk hidup dari lingkungan melalui suatu

mekanisme atau lintasan yang digambarkan sebagai bioakumulasi, dimana

logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam jaringan tubuh

organisme air yang hidup di lingkungan tersebut. Logam berat sekalipun

kadarnya relatif rendah dalam perairan dapat diabsorbsi dan terakumulasi

secara biologis oleh hewan air dan akan terlibat dalam sistem rantai

makanan (Martuti, 2001). Kemudian melalui proses biotransformasi akan

terjadi pemindahan dan peningkatan kadar logam berat tersebut pada

Page 23: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

10

tingkat pemangsaan yang lebih tinggi yang disebut dengan proses

biomagnifikasi.

Logam berat secara alamiah terdapat dalam air namun dalam

jumlah yang sangat rendah. Salah satu logam berat yang dapat

membahayakan organisme perairan apabila terdapat pada konsentrasi yang

cukup tinggi adalah merkuri. Peningkatan kadar logam berat seperti

merkuri akan diikuti dengan peningkatan kadar zat tersebut dalam

organisme air seperti ikan, kerang, rumput laut, dan biota air lainnya.

Apabila manusia memanfaatkan organisme tersebut sebagai bahan

makanan maka akan membahayakan kehidupan manusia (Kusumastanto,

2004).

Siregar (2004) mengatakan senyawa metil merkuri umumnya

terdapat di perairan dan beberapa puluh kali lebih beracun dibandingkan

merkuri yang inorganik. Disamping itu, merkuri dalam bentuk organik

umumnya berada pada konsentrasi rendah di air tetapi bersifat

bioakumulatif. Walaupun merkuri ini masuk dalam konsentrasi yang tidak

besar, tetapi akan mengalami bioakumulasi sehingga konsentrasinya

makin lama makin tinggi.

Merkuri apabila masuk ke dalam perairan mudah berikatan dengan

klor yang ada pada air. Reaksi kimianya akan membentuk ikatan HgCl.

Bentuk ikatan ini memudahkan merkuri masuk ke dalam plankton dan

dapat berpindah ke biota air lainnya melalui rantai makanan dan kemudian

akan tertransformasi menjadi merkuri organik atau metil merkuri

Page 24: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

11

(Anonim, 2004). Merkuri anorganik dapat diubah menjadi metil merkuri

karena ditransformasi oleh mikroorganisme. Merkuri organik akan

terserap oleh ikan melalui insang atau saluran pencernaan. Merkuri secara

bertahap akan diakumulasikan dalam tubuh ikan dan konsentrasinya

berlipat ganda seiring dengan rantai makanan biota perairan, dimana

konsentrasi tertinggi ditemukan pada organisme yang menempati puncak

rantai makanan (Nadesul, 2005).

Merkuri baik dalam bentuk logam maupun metil merkuri biasanya

masuk ke tubuh manusia melalui pencernaan, misalnya dari ikan yang

dikonsumsi oleh manusia. Namun bila dalam bentuk logam sebagian besar

bisa disekresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal, hati serta jaringan

atau organ lain dan suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin

banyak. Sedangkan dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan

berakumulasi di otak. Akibat penyerapan merkuri yang besar, dalam waktu

singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya

keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli dan berbagai gangguan

lainnya (Hawthorne, 2004)

Menurut Darmono (2001) dalam Dinata (2004), logam berat masuk

ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan yaitu

saluran pernafasan, saluran pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Setelah

masuk ke dalam tubuh hewan, logam diabsorbsi oleh darah dan berikatan

dengan protein darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan

tubuh. Akumulasi logam yang tertinggi biasanya terdapat pada hati dan

Page 25: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

12

ginjal. Menurut Yun (2004), daya serap metil merkuri di tubuh dapat

mencapai 95%.

Palar (1994) menyebutkan bahwa merkuri bersama-sama dengan

ion-ion logam lain akan dapat membentuk ion-ion yang dapat larut dalam

lemak. Ion-ion logam yang dapat larut dalam lemak itu mampu untuk

melakukan penetrasi pada membran sel sehingga akhirnya ion-ion logam

tersebut akan menumpuk atau terakumulasi di dalam sel dan organ-organ

lain.

Mekanisme akumulasi atau pembentukan badan residu dalam

lisosom dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Pembentukan badan residu pada lisosom (Thorpe, 1984).

Lisosom Primer

Lisosom Sekunder

Telo dan Postlisosom

Sitosegresom

Phagosome

Heterolisosom

Autolisosom Badan Residu

Dicerna dan difusi

Page 26: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

13

Menurut Thorpe (1984), logam berat setelah masuk ke dalam sel

akan memasuki lisosom dengan cara endositosis. Logam berat akan

bergabung dengan proses pembentukan lisosom primer. Setelah

pembentukan lisosom primer maka tahap selanjutnya adalah terbentuknya

lisosom sekunder. Lisosom sekunder terbagi menjadi dua yaitu

heterolisosom yang merupakan fusi antara lisosom primer dengan

phagosom atau vakuola digestif dan autolisosom yang terbentuk dari fusi

antara lisosom primer dengan sitosegresom, dimana melibatkan materi

internal sel menjadi kompartemen. Kedua bentuk lisosom sekunder

tersebut akan mengalami proses selanjutnya melalui 3 kemungkinan.

Kemungkinan pertama, lisosom sekunder ini akan kehilangan isi atau isi

dari lisosom sekunder akan keluar sel melalui proses exositosis.

Kemungkinan kedua bentuk lisosom sekunder akan terhidrolisis penuh

kandungan yang ada di dalamnya, sedikit molekul ringan dan akan

bersiap-siap untuk masuk pada siklus selanjutnya dan jika ada bantuan

enzim akan dapat didaur ulang oleh sel. Kemungkinan ketiga adalah akan

menjadi badan residu yang tidak dapat didegradasi dan akan tetap berada

di dalam sel. Kemungkinan ketiga inilah yang dapat menimbulkan adanya

akumulasi logam berat pada jaringan atau organ.

Menurut Waldock (1994) dalam Sumarno (2001), merkuri dalam

jumlah 99% terdapat di dalam jaringan daging ikan. Dikatakan pula oleh

Siregar (2004) bahwa merkuri akan terserap secara biologis dan banyak

ditemukan dalam daging ikan. Nadesul (2005) mengatakan bahwa merkuri

Page 27: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

14

dalam tubuh ikan tidak dapat direduksi dengan memasaknya karena

merkuri dalam ikan terikat erat pada protein. Pemanasan pada temperatur

yang biasa digunakan saat memasak tidak akan dapat mereduksinya

kecuali jika ikan dibakar pada suhu di atas 4000C dan ikan akan menjadi

arang.

Palar (1994), mengatakan bahwa keracunan akibat merkuri dapat

dibagi menjadi:

1. Keracunan akut, terjadi karena terkena zat racun dalam waktu singkat

Umumnya terjadi pada pekerja-pekerja industri, pertambangan dan

pertanian yang menggunakan merkuri pada kegiatannya.

2. Keracunan kronis, biasanya masuk melalui pernafasan dan makanan.

Merkuri yang masuk sangat sedikit sekali sehingga tidak

memperlihatkan pengaruh pada tubuh. Tetapi berlangsung secara

terus-menerus, sehingga makin lama akan mengendap dan melebihi

batas toleransi yang dimiliki sehingga gejala keracunan mulai terlihat.

Berbagai gangguan yang disebabkan oleh merkuri membuat

berbagai lembaga melakukan penelitian dan menetapkan ambang batas

merkuri dalam biota agar tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.

Menurut Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kadar merkuri pada makanan

yang dikonsumsi langsung atau tidak diolah lebih dulu maksimum 0,001

ppm. Kadar merkuri yang aman dalam darah maksimum 0,04 ppm. Kadar

0,1 – 1 ppm dalam jaringan sudah dapat menyebabkan munculnya

gangguan fungsi tubuh (Anonim, 2004). Dmu (2004) menyebutkan bahwa

Page 28: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

15

ambang batas merkuri yang ada dalam jaringan tubuh ikan yang aman

untuk dikonsumsi manusia menurut FDA (Badan POM Amerika Serikat)

adalah tidak lebih dari 1 ppm, sedangkan menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah 0,5 ppm.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi akumulasi logam berat pada makhluk hidup.

a. Suhu

Menurut Connel (1995) salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa

bertambahnya akumulasi merkuri seiring dengan bertambahnya suhu.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh temperatur atau

suhu diakibatkan oleh perubahan kecepatan metabolisme makhluk

hidup. Pengaruh suhu juga melibatkan mekanisme pengangkutan ion

pada permukaan membran. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

pada umumnya konsentrasi logam berat di perairan meningkat seiring

bertambahnya suhu. Tetapi hal ini tidak dapat dijadikan kesimpulan

pada semua kasus akumulasi logam.

b. pH

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pH bergantung

pada jenis logam. Peningkatan logam yang diamati dalam air asam

lebih disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas branchial. Tetapi

dapat pula karena penyerapan berkurang pada nilai-nilai pH yang

rendah yang disebabkan oleh peningkatan produksi mukus insang.

Menurut Palar (1994), kenaikan pH pada badan perairan biasanya akan

Page 29: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

16

diikuti dengan semakin kecilnya kelarutan logam tersebut dan peluang

akumulasi oleh ikan lebih besar.

c. Oksigen terlarut

Jumlah oksigen terlarut dalam air tergantung pada intensitas cahaya,

suhu, kadar mineral dan tekanan atmosfer dalam air (Coleridge (1977)

dalam Connell dan Miller (1995)). Semakin sedikit jumlah oksigen

terlarut maka pertumbuhan ikan akan semakin berkurang dan

penyerapan terhadap logam berat akan semakin besar (Anonim, 2004).

d. Salinitas atau kadar garam

Penelitian mengenai pengaruh kadar garam pada bioakumulasi logam

menunjukkan bahwa secara umum, konsentrasi logam meningkat

dengan menurunnya kadar garam (Connell, 1995). Tetapi pada air

tawar kadar garam sangat rendah bahkan dapat diabaikan.

Keberadaan faktor-faktor abiotik tersebut di atas dapat

mempengaruhi akumulasi logam berat pada makhluk hidup, meskipun

pengaruh dari faktor-faktor tersebut kadang-kadang tidak begitu terlihat.

Dalam penelitian ini, faktor abiotik diatur seoptimal mungkin agar ikan

dapat hidup dengan baik, sehingga memungkinkan ikan tetap hidup dan

terjadi akumulasi merkuri pada daging ikan, akibat pemberian merkuri

pada medium air.

Page 30: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

17

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

Kerangka berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sejumlah merkuri akan terakumulasi pada jaringan

tubuh ikan, dalam hal ini adalah daging ikan yang didedahkan pada medium

bermerkuri yang dilakukan di laboratorium.

Merkuri Perairan Masuk ke tubuh ikan melalui pencernaan,

pernapasan atau melalui penetrasi

lewat kulit

metabolisme

Akumulasi dalam jaringan (daging)

Ke luar dari tubuh

Berikatan dengan protein

Page 31: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Universitas Negeri

Semarang pada bulan Maret sampai April 2006.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji ikan

mas (Cyprinus carpio). Sedangkan sampel yang digunakan adalah ikan mas

sehat yang berumur kurang lebih 2 bulan, dengan panjang badan 10 - 12 cm.

Untuk penelitian ini digunakan sampel hewan uji sebanyak 30 ekor.

C. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas berupa perlakuan pemberian merkuri dengan dosis pada

batas aman pemberian merkuri berdasarkan hasil uji toksisitas merkuri.

2. Variabel tergantung adalah akumulasi merkuri pada daging ikan yang

telah didedahkan pada air bermerkuri selama 2, 4, dan 6 minggu.

3. Variabel kendali berupa dosis perlakuan dan lama waktu perlakuan.

4. Variabel rambang adalah umur, berat badan, panjang badan dan kualitas

air di tempat uji dan makanan/minuman hewan uji.

Page 32: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

19

D. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian dapat dibagi sebagai berikut.

1. Alat pemeliharaan hewan uji meliputi: bak-bak uji berupa akuarium

ukuran sebanyak 5 buah ukuran 30 cm x 20 cm x 50 cm untuk uji

pendahuluan dan sebuah akuarium besar berukuran 40 cm x 50 cm x 120

cm.

2. Alat dan bahan perlakuan berupa: timbangan, water pump, merkuri

khlorida.

3. Alat dan bahan untuk memeriksa kualitas air: thermometer air, pH meter,

kit untuk memeriksa oksigen terlarut serta alat dan bahan untuk

menentukan kandungan merkuri pada daging ikan.

4. Alat dan bahan untuk memeriksa akumulasi merkuri pada daging ikan

yaitu: spectrofotometer, sparatory funnel 250 dan 1000 ml dan glass ware.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium yang terdiri dari tahap-tahap

sebagai berikut.

1. Masa aklimasi

Masa aklimasi dilakukan selama 4 hari. Tujuan dari aklimasi

adalah untuk mengadaptasikan hewan uji dari kondisi lingkungan

sebelumnya ke lingkungan yang baru.Selama masa aklimasi dilakukan

aerasi dengan menggunakan water pump.

Page 33: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

20

2. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan ini bertujuan untuk memperkirakan dosis merkuri

yang menyebabkan lethalitas 100% dan mengetahui batas bawah dan

batas atas penggunaan merkuri. Tahap uji ini menggunakan 50 ekor

hewan uji yang dibagi menjadi 5 taraf. Lama perlakuan selama satu hari

(24 jam). Dari hasil uji pendahuluan dengan menggunakan konsentrasi 0;

0,001; 0,01; 0,1 dan 1 ppm, diketahui bahwa pada harga LD50-24 jam

untuk merkuri terlihat pada konsentrasi 0 – 0,1 ppm, tidak ditemukan

hewan uji yang mati tapi pada konsentrasi 1 ppm kematian hewan uji

mencapai 100%.

Berdasarkan pada hasil uji pendahuluan tersebut dapat ditentukan

konsentrasi merkuri klorida untuk digunakan pada uji sebenarnya yaitu

pada konsentrasi merkuri klorida di bawah 0,1 ppm. Pada uji sebenarnya

yang merupakan uji toksisitas merkuri digunakan konsentrasi merkuri

klorida yaitu 0,005; 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,5 ppm.

3. Uji sebenarnya

Tahap ini dipergunakan untuk menentukan toksisitas merkuri.

Langkah yang dilakukan adalah sebanyak 50 ekor hewan uji dibagi

menjadi 5 (masing-masing terdiri dari 10 ekor). Hewan uji tersebut

diperlakukan dengan memberikan merkuri pada bak perlakuan dengan 5

macam konsentrasi yaitu 0,005; 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,5 ppm. Hasil

penelitian menunjukkan harga LD50-96 jam adalah 0,24 ppm. Penentuan

harga LD50-96 jam tersebut adalah dengan menggunakan cara Quantal

Page 34: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

21

Responses menurut cara Finney (1971) dalam Tandjung (1995). Dari

harga LD50-96 jam tersebut dapat dicari batas aman penggunaan merkuri

bagi ikan mas dengan rumus:

Batas aman = 10% x LD50-96 jam

Pada penelitian ini harga LD50-96 jam adalah 0,24 ppm sehingga

diperoleh batas aman pemberian merkuri adalah 0,024 ppm. Karena alat

untuk menimbang yang digunakan dalam penelitian ini hanya mempunyai

ketelitian 2 angka di belakang tanda koma, maka konsentrasi yang

digunakan adalah 0,02 ppm.

4. Penelitian akumulasi merkuri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi residu merkuri

pada daging ikan mas pada medium bermerkuri selama 6 minggu.

Pemberian merkuri klorida pada penelitian ini menggunakan konsentrasi

0,02 ppm yang diperoleh dengan cara menentukan harga 10% dari LD50-

96jam (harga LD50-96jam adalah 0,24 ppm). Konsentrasi merkuri klorida

0,02 ppm apabila dianalisis dengan menggunakan perangkat AAS adalah

setara dengan 0,04 ppm. Pemberian merkuri klorida ini dilakukan setiap

satu minggu sekali. Pada Pada bagian awal penelitian ini, medium

bermerkuri yang dimaksud mempunyai konsentrasi merkuri klorida 0,02

ppm. Selama proses penelitian, pada setiap minggunya ditambahkan

sebanyak 0,02 mg merkuri klorida ke dalam medium. Dengan demikian,

kadar merkuri klorida di dalam medium dari minggu ke minggu selama

penelitian selalu mengalami peningkatan, meskipun merkuri klorida

Page 35: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

22

tersebut sebagian juga terserap oleh ikan mas yang merupakan hewan uji

pada penelitian ini. Merkuri klorida 0,02 ppm dibuat dengan cara

melarutkan sebanyak 0,02 mg merkuri klorida dalam bentuk bubuk ke

dalam 1 liter air. Penelitian ini menggunakan 30 ekor hewan uji yang

terbagi dalam 3 taraf perlakuan.

Langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menyiapkan akuarium berukuran 40 x 50 x 120 cm kemudian diisi

dengan air.

b. Memasukkan merkuri klorida awal dengan konsentrasi 0,02 ppm ke

dalam medium (air).

c. Memasukkan hewan uji yaitu ikan mas ke dalam akuarium.

d. Melakukan pemeliharaan ikan uji dan setiap satu minggu sekali

memasukkan merkuri klorida 0,02 mg ke dalam medium, sehingga

pada akhir penelitian akan terjadi peningkatan konsentrasi merkuri

pada medium meskipun merkuri tersebut sebagian juga terserap oleh

hewan uji (ikan mas).

e. Setiap 14 hari sekali mengambil 10 ekor ikan untuk diuji dengan AAS

di BPPI Kota Semarang.

f. Selama pengujian dilakukan aerasi dan ikan diberi makan ad libitum.

Prosedur penelitian dapat digambarkan dalam Tabel 1 berikut ini.

Page 36: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

23

Tabel 1. Prosedur Penelitian

Klp. Tujuan Konsentrasi merkuri Jml. Hwn. Uji Lama Perlak.

I.

II.

III.

Uji pendahuluan Uji sebenarnya Uji akumulatif

0; 0,001; 0,01; 0,1; 1 ppm. 0,005; 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,5 ppm 0,02* ppm (pada batas aman) 1 minggu sekali

10 ekor/perlak 10 ekor/perlak 10 ekor/perlak

1 hr 4 hr 14, 28, 42 hr

Keterangan : * 0,02 ppm setara dengan 0,04 ppm menurut AAS

F. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan menganalisis kadar merkuri

dalam daging ikan dengan metode AAS di laboratorium BPPI Kota Semarang.

Pengambilan data dilakukan setiap 14 hari sekali selama 42 hari atau 6

minggu.

G. Metode Analisis Data

Data hasil penelitian dianalis dengan cara mendiskripsikan ada atau

tidaknya peningkatan residu akumulasi merkuri pada daging ikan mas pada

berbagai waktu pendedahan waktu pendedahan. Hasil deskripsi dibandingkan

dengan ambang batas cemaran logam merkuri pada makanan baik menurut

SNI maupun WHO.

Page 37: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Akumulasi Merkuri Dalam Daging Ikan Mas

Hasil analisis akumulasi merkuri dalam daging ikan mas dapat dilihat

pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Analisis Akumulasi Merkuri dalam Daging Ikan Mas pada Minggu II – minggu VI.

Kandungan Hg dalam daging (ppm)

Perlakuan Konsentrasi HgCl yang dilarutkan/lt air

2 Minggu

4 Minggu

6 Minggu

Ambang batas cemaran logam pada

makanan

A 0 ppm 0,00 0,00 0,00

B 0,02 ppm 0,04 0,05 0,05

0,5 ppm (menurut SNI dan WHO)

Keterangan: * 0,02 ppm setara dengan 0,04 ppm menurut AAS Data hasil pemeriksaan terlampir.

Sedangkan grafik peningkatan kadar merkuri dalam daging ikan mas

dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik Akumulasi Merkuri dalam daging Ikan Mas

0 0 0

0,040,05 0,05

0

0,02

0,04

0,06

II IV VI

Waktu (minggu)

Kon

sent

rasi

(ppm

)

A 0 ppm B 0,02 ppm

Gambar 2. Grafik akumulasi merkuri dalam daging ikan mas

uri dalam daging ikan mas

Page 38: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

25

2. Data Faktor abiotik

Hasil pengujian terhadap faktor abiotik dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik. Hasil uji faktor abiotik

Minggu II Minggu IV Minggu VI Faktor abiotik A B A B A B

Ambang batas

Suhu Air (0C) 25 25 25 25 25 25 20 -280 C (Astawan, 2003)

pH air 7 7 7 7 7 7 6- 9 (Astawan, 2003)

O2 terlarut (mg/l) 6,4 5,3 6,4 5,3 6,3 5,2 Minimum 3 mg/l

(Albaster dan Lloyd, 1982)

CO2 terlarut (mg/l) 1,5 1,8 1,5 1,9 1,5 1,9 0-10 mg/l Parkas

et al dalam Prabowo (2004)

Keterangan: A : perlakuan dengan kadar merkuri 0 ppm atau kontrol B : perlakuan dengan kadar merkuri 0,02 ppm

B. Pembahasan

1. Akumulasi Merkuri Dalam Daging Ikan Mas

Penelitian akumulasi merkuri pada daging ikan ini menggunakan ikan

mas karena ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan mas banyak ditemui di alam, dan mudah

didapat apalagi jenis ikan ini juga banyak dijual di pasar. Pada penelitian ini

sampel yang dianalisis dengan metode AAS untuk mengetahui berapa besar

akumulasi merkuri dalam tubuh ikan adalah bagian daging ikan. Hal ini

dedasarkan pada kenyataan di lapangan atau pada kehidupan sehari-hari

bahwa yang dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya adalah daging ikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 2 tersebut terlihat

bahwa dengan konsentrasi 0,02 ppm atau setara dengan 0,04 ppm menurut

Page 39: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

26

data AAS, terjadi akumulasi merkuri dalam daging ikan yang berkisar antara

0,04 ppm sampai 0,05 ppm setelah perlakuan selama enam minggu.

Berdasarkan tabel 2 tampak bahwa sejumlah residu merkuri akan terserap ke

dalam jaringan tubuh ikan sehingga terjadi akumulasi merkuri klorida dalam

tubuh ikan khususnya pada dagingnya.

Berdasarkan data pada tabel 2 dan gambar 2, dapat diketahui bahwa ada

peningkatan kadar merkuri klorida pada daging ikan, seiring dengan

bertambahnya waktu pemeliharaan, yaitu selama enam minggu. Pada minggu

kedua pelaksanaan penelitian, diperoleh bahwa kadar merkuri klorida dalam

daging ikan mas adalah 0,04 ppm. Kemudian setelah empat minggu terjadi

peningkatan menjdi 0,05 ppm. Sedangkan pada minggu keenam perlakuan,

dari hasil penelitian setelah dilakukan analisis dengan metode AAS tidak

tampak terjadinya peningkatan konsentrasi merkuri karena diperoleh hasil

analisa 0,05 ppm. Hasil penelitian di atas belum dapat dijadikan kesimpulan

bahwa tidak terjadi peningkatan akumulasi merkuri klorida pada daging ikan

mas setelah enam minggu karena alat AAS yang digunakan mempunyai

ketelitian untuk membaca dua angka di belakan koma. Akumulasi merkuri

klorida pada daging ikan mas yang meningkat walaupun dalam jumlah yang

sangat kecil diduga tidak dapat terbaca oleh perangkat AAS tersebut.

Logam merkuri yang terdapat di dalam medium air dapat masuk ke

dalam jaringan tubuh ikan melalui saluran pencernaan maupun saluran

pernafasan. Melalui saluran pencernaan, merkuri klorida akan masuk bersama

dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ikan dari mulut yang

Page 40: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

27

kemudian akan masuk ke dalam pharink melalui rongga mulut. Perjalanan

logam merkuri dari pharink akan dilanjutkan ke dalam esophagus menuju ke

lambung dan kemudian akan memasuki usus. Hasil pencernaan yang terjadi di

dalam usus akan mengalami penyerapan, sehingga nantinya dapat diteruskan

masuk ke dalam darah untuk kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh.

Sedangkan untuk masuk ke dalam saluran pernafasan, logam merkuri

klorida yang terdapat di dalam medium akan masuk melalui insang yang

merupakan alat pernafasan yang langsung bersentuhan dengan lingkungan

(medium). Setelah melewati insang maka merkuri klorida akan ikut ke dalam

sistem pernafasan sampai akhirnya akan menembus sel epitel endothelial

kapiler darah untuk masuk ke dalam darah. Selanjutnya merkuri klorida akan

terikut ke dalam aliran darah dan akan didistribusikan ke seluruh tubuh,

dimana pada akhirnya merkuri klorida tersebut akan menembus membran sel

untuk masuk ke dalam sel. Apabila logam merkuri klorida masuk ke dalam

sel, maka merkuri klorida tersebut akan ikut di dalam proses fisiologis di

dalam sel seperti proses metabolisme yang terjadi pada lisosom, mitokondria,

inti sel dan organel lainnya. Ikutnya merkuri klorida pada proses-proses

fisiologis yang terdapat dalam sel tersebut dapat menyebabkan terjadinya

akumulasi merkuri klorida di dalam jaringan dan organ termasuk pada daging

ikan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Loomis (1978), bahwa

logam berat dapat terakumulasi di dalam organel-organel sel seperti lisosom,

inti sel, mitokondria dan lain-lain.

Page 41: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

28

Salah satu organel sel yang merupakan tempat terkumpul dan

bekerjanya logam adalah lisosom. Logam merkuri akan dapat berikatan

dengan protein melewati atau menembus membran sel dan kemudian diikuti

dengan reabsorbsi ke dalam lisosom. Madsen (2003), menyebutkan bahwa

merkuri dapat masuk secara endositosis ke dalam lisosom. Proses akumulasi

merkuri dari medium sampai ke dalam lisosom dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 3. Pembentukan badan residu pada lisosom (dimodifikasi dari

Thorpe, 1984).

Merkuri klorida yang terdapat di dalam medium akan masuk ke dalam

tubuh dan kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh oleh darah.

Mekanisme pembentukan residu merkuri klorida masuk di dalam sel dapat

dilukiskan seperti pada gambar 3. Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa merkuri

klorida masuk ke dalam sel dengan dari lingkungan luar sel dengan

menembus membran sel dan akan masuk ke dalam lisosom (Gambar 3a).

Selanjutnya, merkuri klorida akan bergabung dengan phagosom (Gambar 3b).

Page 42: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

29

Kemudian merkuri klorida bersama dengan phagosom akan bergabung dengan

lisosom primer dalam pembentukan heterolisosom (Gambar 3c).

Heterolisosom akan terhidrolisis dan masuk pada siklus berikutnya dengan

bantuan enzim dan akan didaur ulang oleh sel. Tetapi kemungkinan terjadinya

peristiwa ini sangat kecil dan membutuhkan waktu yang relatif lama (Gambar

3d). Heterolisosom akan menjadi badan residu yang tidak dapat didegradasi

dan akan tetap berada di dalam sel. Hal inilah yang dapat menimbulkan

adanya akumulasi logam berat pada jaringan atau organ termasuk pada daging

dan dapat membahayakan bagi kehidupan ikan (Gambar 3e). Heterolisosom

akan kehilangan isi dan keluar sel melalui proses exositosis atau melalui

proses defekasi seluler tetapi kemungkinannya sangat kecil dan waktunya

lama (Gambar 3f). Terbentuknya residu-residu merkuri klorida di dalam

jaringan daging ikan dari minggu ke minggu makin banyak. Seiring dengan

bertambahnya lama waktu pendedahan merkuri klorida, maka akumulasi

merkuri klorida dalam daging ikan akan terus meningkat.

Selain terjadinya akumulasi merkuri klorida dalam daging ikan mas,

pada penelitian ini juga ditemui adanya perubahan kondisi fisik dan tingkah

laku yang ditunjukkan oleh ikan setelah terpapar merkuri sebelum dianalisa.

Perubahan kondisi fisik dan tingkah laku tersebut antara lain tubuh ikan

terlihat lebih gelap dan banyak mengeluarkan lendir. Hal ini terjadi karena

rusaknya insang sehingga distribusi oksigen ke seluruh tubuh menjadi

berkurang. Perubahan warna sisik menjadi lebih gelap dapat disebabkan oleh

2 hal, yaitu karena adanya penyebaran butir-butir berwarna hitam (melanin)

Page 43: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

30

yang terdapat dalam kromatophora ke seluruh bagian sel atau karena

terhamburnya melanin keluar sel akibat dari lisisnya membran sel. Penyebaran

tersebut terjadi karena sisik kontak langsung dengan merkuri.

Perubahan lain yang terlihat adalah terjadinya perubahan perlekatan

squama dan squama mudah terlepas karena merupakan pengaruh merkuri

pada kulit ikan yang menyebabkan iritasi dan kerusakan sel-sel epidermis

sehingga kesatuan struktur integumen dan squama terganggu. Selain itu ikan

kehilangan keseimbangan tubuh dan kelainan tingkah laku karena

terganggunya fungsi fisiologis ikan karena merkuri mampu menggantikan

gugus logam yang berfungsi sebagai co-faktor enzim. Palar (1994)

mengatakan bahwa ikatan antara enzim dengan merkuri inilah yang

menyebabkan gangguan fisiologis pada tubuh ikan karena enzim menjadi

tidak dapat bekerja sesuai.

Ikan-ikan juga menunjukkan adanya kecenderungan berenang di bagian

permukaan dengan mulut dan operculum terbuka terus menerus. Hal ini

disebabkan karena ikan berusaha untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.

Perubahan yang terjadi pada insang adalah terdapatnya lendir dalam jumlah

yang banyak dan warna insang juga menjadi lebih gelap. Selain itu, organ-

organ dalam seperti hati, ginjal dan organel lain telah berwarna hitam dan

sebagian besar sudah tidak berbentuk seperti organ normal.

Meskipun kadar merkuri di dalam air rendah, tetapi dengan sifatnya

yang tidak mudah terurai maka akan terjadi bioakumulasi pada biota perairan,

dan bioakumulasi melalui rantai makanan. Hal ini dapat terjadi apabila ikan

Page 44: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

31

hidup di lingkungan alami yang terpapar merkuri secara terus-menerus.

Adanya peningkatan residu merkuri dalam daging ikan setelah perlakuan

selama 6 minggu pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama

konsentrasi merkuri dalam daging ikan akan semakin meningkat. Hal tersebut

terjadi karena sifat logam merkuri yang bioakumulatif sehingga dapat

terakumulasi di dalam tubuh. Nadesul (2005) menyebutkan bahwa merkuri

yang terbentuk di perairan terjadi karena masuknya merkuri ke perairan secara

bertahap akan diakumulasi oleh biota air dan konsentrasinya pada biota air

tersebut akan semakin meningkat.

Berdasarkan Tabel 2 tersebut diatas, diketahui pula bahwa akumulasi

merkuri dalam daging ikan selama 6 minggu masih di bawah ambang batas

kadar merkuri dalam makanan atau tubuh ikan menurut SNI dan WHO yaitu

0,5 ppm. Meskipun konsentrasi merkuri dalam daging ikan tersebut masih di

bawah ambang batas dan masih dapat dikatakan aman, namun harus

diwaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan pencemaran di alam

sehingga konsentrasi di alam semakin meningkat dan nantinya akan dapat ikut

dalam rantai makanan. Setelah minggu keempat ikan diduga sudah mencapai

titik jenuh pada konsentrasi 0,05 ppm sehingga tidak terjadi peningkatan

akumulasi merkuri dalam daging ikan. Konsentrasi merkuri sebanyak 0,12

ppm dalam bentuk ion di air akan terserap sebanyak 0,05 ppm dalam daging

ikan setelah 6 minggu. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama

konsentrasi merkuri dalam daging ikan akan semakin meningkat karena sifat

Page 45: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

32

dari merkuri yang bioakumulatif sehingga dapat terakumulasi atau tertimbun

dalam tubuh.

Penimbunan logam dalam jaringan organisme air berjalan sedikit demi

sedikit dan tidak menunjukkan apa-apa pada hewan air tersebut. Jika ikan

tersebut dimakan oleh manusia kemungkinan belum menunjukkan pengaruh

yang berarti, tetapi sejak saat logam itu masuk ke dalam tubuh manusia yang

bersangkutan akan mulai terakumulasi atau tertimbun dalam tubuh. Meskipun

dari data penelitian ini diperoleh hasil bahwa merkuri dalam daging ikan yang

dikonsumsi masih berada di bawah ambang batas tetapi penelitian ini hanya

dilakukan selama 6 minggu. Apabila di alam terjadi peningkatan konsentrasi

logam terus menerus dikhawatirkan adanya akumulasi yang lebih besar pada

ikan konsumsi yang kelak akan berdampak buruk pula bagi manusia. Apabila

manusia tersebut mengkonsumsi ikan yang tercemar merkuri secara terus-

menerus maka ia akan mengalami keracunan secara kronis. Oleh karena itu

masyarakat harus terus mewaspadai adanya pencemaran logam berat di

lingkungan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

2. Faktor Abiotik

Pengujian faktor abiotik pada penelitian ini digunakan sebagai

pendukung terhadap hasil pemeriksaan laboratorium mengenai akumulasi

merkuri dalam daging ikan mas. Tabel 3 menunjukkan bahwa selama

penelitian, pengukuran suhu air pada setiap akuarium adalah sama yaitu 250

C. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa ikan mas dapat hidup

Page 46: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

33

dengan cukup baik pada suhu kamar. Suhu tersebut masih pada ambang batas

aman karena ikan masih dapat bertahan hidup cukup baik.

Menurut Kusumastanto (2004), dari sejumlah penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat terakumulasi dengan

bertambahnya atau meningkatnya suhu lingkungan. Suhu juga sangat berperan

dalam proses metabolisme di dalam tubuh ikan. Peningkatan suhu dapat

menurunkan daya tahan tubuh terhadap racun atau bahan asing dari luar

(Connell, 1995). Pada penelitian ini tidak menunjukkan terjadinya

peningkatan suhu.

Hasil pengukuran pH air uji pada masing-masing perlakuan

menunjukkan bahwa sampai penelitian ini berakhir pH air uji stabil yaitu pada

pH 7. Keadaan ini dapat mendukung kehidupan ikan saat penelitian dilakukan.

Menurut Connell dan Miller (1995), kenaikan pH di perairan akan diikuti

dengan penurunan kelarutan logam berat sehingga logam berat cenderung

mengendap. Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa tidak ada penurunan

kelarutan merkuri, karena pH dalam air uji pada akuarium perlakuan adalah

netral yaitu 7 dan dengan adanya aerasi, penurunan kelarutan merkuri dapat

dicegah.

Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kadar oksigen

terlarut berkisar antara 5,2 mg/l sampai 6,4 mg/l. Oksigen terlarut pada

akuarium dengan perlakuan 0 ppm dan 0,02 ppm relatif sama di minggu

kedua, keempat dan keenam. Kadar oksigen terlarut pada kedua perlakuan

tersebut tidak mengalami banyak perubahan karena adanya aerasi. Menurut

Page 47: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

34

Albaster dan Lloyd (1982), ambang batas untuk oksigen terlarut minimum 3

mg/l sehingga kandungan oksigen terlarut pada penelitian ini masih sesuai

bagi kehidupan ikan.

Adanya sedikit penurunan jumlah oksigen terlarut terjadi karena

semakin meningkatnya kadar merkuri pada air uji, maka proses metabolisme

ikan mas akan meningkat sehingga jumlah oksigen terlarut yang diambil oleh

ikan akan semakin meningkat. Peningkatan metabolisme ikan mas tersebut

akan menyebabkan jumlah oksigen terlarut pada air uji menurun atau semakin

berkurang. Semakin lama waktu pendedahan merkuri maka semakin menurun

jumlah oksigen terlarutnya karena semakin lama waktu pendedahan merkuri

akan menyebabkan jumlah bahan organik dari makanan dan hasil ekskresi dari

ikan tersebut juga akan semakin meningkat. Peningkatan tersebut akan

semakin menurunkan jumlah oksigen terlarut pada air uji.

Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor lingkungan yang

mempengaruhi kadar logam berat pada organisme air. Rendahnya jumlah

oksigen terlarut akan meningkatkan laju respirasi organisme tersebut. Hal

tersebut dapat meningkatkan racun atau bahan asing yang masuk ke dalam

tubuh organisme. Kerentanan terhadap tingkat oksigen terlarut ini dapat

berhubungan dengan suhu air, tetapi hal ini dapat dikompensasi oleh ikan

dengan cara memompa air lebih cepat melalui insang (Connell dan Miller,

1995). Jika ikan memompa air lebih cepat maka dapat menyebabkan merkuri

semakin banyak masuk ke dalam tubuh dan akan meningkatkan akumulasi

merkuri dalam tubuh ikan.

Page 48: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

35

Pengukuran CO2 terlarut menunjukkan hasil yang semakin meningkat

seiring lama waktu pendedahan merkuri dan konsentrasi merkuri yaitu dari

1,5 samapi 1,9 mg/l. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan kebalikan dari

jumlah oksigen terlarut pada air uji. Peningkatan jumlah CO2 terlarut pada air

uji dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah CO2 terlarut masih sesuai

dengan baku mutu yang telah ditentukan menurut Parkas et al dalam Prabowo

(2004) yaitu 0 – 10 mg/l.

Hasil pengukuran faktor abiotik atau kualitas air pada penelitian ini

yang ditunjukkan pada tabel 3, memperlihatkan bahwa semua parameter yaitu

suhu air, pH air, O2 dan CO2 terlarut masih berada pada ambang batas aman

semua parameter tersebut tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan

sehingga ikan masih dapat hidup pada air uji. Hal tersebut dapat terjadi karena

memang pada penelitian ini kondisi lingkungan diatur agar sesuai untuk

kehidupan ikan secara normal, sehingga yang mempengaruhi kematian atau

akumulasi diusahakan hanya karena pemberian merkuri klorida pada air uji.

Page 49: Akumulasi Merkuri Pada Daging Ikan Mas Yang

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa diketahui

terdapat akumulasi merkuri pada daging ikan sebesar 0,05 ppm, setelah

pendedahan dalam medium bermerkuri dengan konsentrasi 0,02 ppm setiap

minggu selama 6 minggu.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat sebaiknya berhati-hati dan waspada dalam

mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri meskipun pada batas

aman karena sifat merkuri yang bioakumulatif sehingga dapat

terakumulasi dalam tubuh apabila dikonsumsi secara terus-menerus.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai akumulasi merkuri pada

organisme hidup dengan waktu yang lebih lama atau dengan konsentrasi

merkuri dibuat dengan variasi adanya peningkatan konsentrasi merkuri

pada medium dan yang tidak atau dengan variasi pada faktor lingkungan.