aktivitas_logistik_di_rumah_sakit(1)

Upload: nurhikmah-rn

Post on 02-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    1/17

    Aktivitas Logistik di Rumah Sakit:

    Studi Kasus di Rumah Sakit Singapura

    Oleh:

    BAGIAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    2/17

    ii

    KATA PENGANTAR

    Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat

    Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan makalah dengan judul Aktivitas Logistik di RS : Studi

    Kasus RS di Singapura ini.

    Dalam penyusunan makalah yang didasarkan pada jurnal Logistics in

    hospitals: a case study of some Singapore hospitals ini, masih banyak

    kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis

    sangat mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif guna perbaikan dalam

    pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.

    Sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan

    sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Dengan demikian,

    penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang

    telah memberikan bantuan.

    Makassar, Agustus 2013

    Penulis

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    3/17

    iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

    DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1

    B.

    RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 3

    C.

    TUJUAN ........................................................................................................ 3

    BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

    A. PROFIL RUMAH SAKIT

    1. Ukuran Rumah Sakit ................................................................................ 4

    2. Aset yang Ditangani oleh Divisi Logistik ................................................ 5

    B. MANAJEMEN PERSEDIAAN

    1. Pengisian Kembali Stok (Replenishment) ................................................ 5

    2. Pergudangan (Warehousing) ................................................................... 6

    3.

    Kebijakan Persediaan .............................................................................. 6

    C.

    TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

    1.

    Penggunaan TIK dalam Menangani Fungsi Logistik .............................. 7

    2. Faktor Motivasi dan Penghambat Penggunaan TIK ............................... 8

    D. KEMITRAAN DAN OUTSOURCING

    1. Kemitraan Antar Rumah Sakit ................................................................. 8

    2. Kemitraan Antara Rumah Sakit dan Penyedia ................................. 9

    3.

    Outsourcing ............................................................................................. 10

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    4/17

    iv

    BAB III PENUTUP

    A.

    KESIMPULAN .............................................................................................. 11

    B.

    SARAN .......................................................................................................... 11

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    5/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Logistik dan inovasi rantai pasokan (supply chain) telah menjadi topik

    penting dalam agenda penelitian maupun praktek manajemen logistik tingkat

    internasional selama dua dekade terakhir. Hal ini dikarenakan logistik diakui

    sebagai faktor penting untuk keunggulan kompetitif dan dapat menjadi faktor

    penentu dalam keberhasilan suatu perusahaan atau industri.

    Sebagaimana dalam setiap proses industri, logistik di rumah sakit

    memiliki dua rantai utama, yaitu rantai internal dan rantai eksternal. Kepuasan

    pelanggan dapat diukur sesuai dengan kinerja proses untuk

    menangani kebutuhan pelanggan internal dan tidak mengesampingkan rantai

    eksternalnya. Perbaikan dalam rantai pasokan di rumah sakit dapat

    memberikan dampak positif seperti ruang operasi yang lebih baik, manajemen

    farmasi dan manajemen persediaan yang lebih baik, hubungan vendor

    ditingkatkan, pasien lebih puas dan alur kerja yang lebih efektif bagi karyawan

    rumah sakit (Shong-Iee Ivan Su, Britta Gammelgaard, Su-Lan Yang, 2011).

    Penyedia layanan kesehatan percaya bahwa, tidak seperti manajer dalam

    industri manufaktur, mereka tidak mampu untuk memprediksi jumlah pasien

    dan permintaan untuk item tertentu, sehingga mereka tidak dapat mengontrol

    atau memproyeksikan kegiatan penjadwalan pemesanan dan kegiatan lainnya

    (Jarrett, 2006).

    Aktivitas logistik pada manajemen rantai pasokan rumah sakit-rumah

    sakit suatu negara akan berbeda tergantung dari sistem sosial dan ekonomi

    yang dimiliki oleh negara tersebut. Sistem sosial dan ekonomi yang berbeda

    akan memberikan dampak yang berbeda pula bagi sistem kesehatan tiap-tiap

    negara, sehingga praktek logistik antar satu negara dengan negara yang lain

    menjadi berbeda.

    Salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit-rumah sakit di

    Indonesia saat ini adalah sekitar lima persen atau 10 juta lebih penduduk

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    6/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 2

    Indonesia setiap tahunnya memilih berobat ke luar negeri. Orang kaya yang

    ketika merasakan sakit langsung berobat ke luar negeri karena tidak percaya

    pengobatan di dalam negeri. Padahal sudah banyak rumah sakit Indonesia

    yang bertaraf internasional. Kebanyakan ke Singapura dan Malaysia. Mereka

    menginginkan pelayanan terbaik dan akurasi dari penyakit yang dideritanya.

    Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi gelombang

    pasien asal Indonesia yang berobat ke luar negeri telah "menerbangkan"

    devisa senilai Rp 100 triliun. (Sumber : Republika Online, Rabu, 27 Juli

    2011). Beberapa alasan masyarakat lebih memilih rumah sakit di Singapura

    atau Malaysia merujuk ke satu hal, yakni sistem pelayanan kesehatan di

    negara tersebut sudah jauh lebih baik dan tepat sasaran daripada di Indonesia.

    Sehingga, mempelajari aktivitas logistik rumah sakit-rumah sakit di negara

    tersebut dapat menjadi suatu pedoman atau referensi bagi pengembangan

    sistem manajemen dan pelayanan rumah sakit di Indonesia.

    Di Singapura, terdapat 29 rumah sakit (13 publik dan 16 swasta) dan 18

    poliklinik. Rumah sakit memiliki lebih dari 11.800 tempat tidur dan lebih dari

    70 persen berada di rumah sakit umum. Dari sekitar 414.400 rawat inap, 76

    persen adalah di rumah sakit umum. Data juga menunjukkan bahwa sekitar 70

    persen dari rumah sakit menyediakan perawatan akut kebutuhan pasien.

    Rumah sakit rumah sakit ini, dalam melayani pasiennya, sangat

    sensitif terhadap waktu dan tekanan. Sehingga harus didukung penuh oleh

    bagian logistik untuk menjamin ketersediaan peralatan dan perlengkapan

    dengan tepat jumlah, tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu agar dapat

    meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya operasional.

    Aktivitas logistik melibatkan perencanaan, perancangan, pelaksanaan

    dan pengelolaan aliran barang dalam rantai pasokan untuk mendukung fungsi

    pengadaan, distribusi, manajemen persediaan, kemasan dan manufaktur.

    Sejalan dengan hal ini, Aptel dan Purjalali (2001) menyatakan bahwa aktivitas

    logistik di rumah sakit melibatkan pembelian, penerimaan, persediaan

    manajemen, sistem informasi manajemen, jasa makanan, transportasi dan

    layanan perawatan di rumah sakit.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    7/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 3

    Aptel dan Purjalali (2001) juga menyebutkan bahwa lebih dari 30 persen

    dari total biaya rumah sakit diinvestasikan dalam kegiatan logistik, namun

    setengah dari biaya ini dapat dihilangkan melalui manajemen logistik.

    Sehingga, penting untuk memeriksa fungsi bagian manajemen logistik ini

    untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi biaya operasional.

    Review di atas menunjukkan bahwa aktivitas logistik adalah kegiatan

    penting di rumah sakit dan pengurangan biaya yang signifikan dapat dicapai

    melalui manajemen logistik yang baik. Oleh karena itu, kita perlu

    mengidentifikasi parameter logistik yang berbeda yang menjadi ciri aktivitas

    logistik di Singapura. Sehingga sistem yang lebih baik dapat dirancang untuk

    membuat manajemen rumah sakit yang lebih efektif dalam memberikan

    layanan perawatan pasien .

    B. RUMUSAN MASALAH

    Rumusan masalah dari tulisan ini yaitu Bagaimana parameter logistik

    yang menjadi ciri aktivitas logistik di rumah sakit Singapura?

    C. TUJUAN

    Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui parameter

    logistik yang menjadi ciri aktivitas logistik rumah sakit di Singapura.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    8/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Untuk memahami aktivitas logistik rumah sakit di Singapura, makalah ini

    ditulis berdasarkan riset yang dilakukan oleh Zhi Xiong (Thomas) Pan dan

    Shaligram Pokharel yang didokumentasikan dalam jurnal yang berjudul:

    Logistics in hospitals: a case study of some Singapore hospitals.

    Secara garis besar, identifikasi parameter logistik yang menjadi ciri aktivitas

    logistik di rumah sakit Singapura dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu aspek profil

    rumah sakit, aspek manajemen persediaan, aspek teknologi informasi dan

    komunikasi, serta aspek kemitraan dan outsourcing. Berikut merupakan gambaran

    kerangka berpikir penelitian yang dilakukan di rumah sakit-rumah sakit Singapura

    tersebut.

    A. PROFIL RUMAH SAKIT

    Parameter yang digunakan untuk aspek ini adalah ukuran rumah sakit

    dan aset rumah sakit yang ditangani oleh divisi logistik.

    1. Ukuran Rumah Sakit

    Ukuran rumah sakit dinilai dari jumlah tempat tidur yang dimiliki

    oleh rumah sakit tersebut. Dari 29 rumah sakit yang diteliti, 10 rumah sakit

    diantaranya memiliki tempat tidur kurang dari 100 buah, 12 rumah sakit

    diantaranya memiliki tempat tidur 101-500 buah, dan 7 diantaranya

    memiliki tempat tidur lebih dari 500 buah.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    9/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 5

    2. Aset yang ditangani oleh Divisi Logistik

    Tiga item aset rumah sakit yang paling umum ditangani oleh divisi

    logistik adalah peralatan medis, alat tulis, dan peralatan kantor. Di antara

    rumah sakit yang disurvei, enam rumah sakit melaporkan bahwa pasokan

    barang ke ruang operasi, radiologi, lingkungan dan laboratorium juga

    menjadi tanggung jawab divisi logistik.

    Hal ini terlihat bahwa beberapa rumah sakit membutuhkan Divisi

    Logistik untuk menangani layanan seperti telekomunikasi, fasilitas,

    pemeliharaan dan rekayasa jasa. Mulai dari proses pembelian, penerimaan,

    penggunaan distribusi internal, manajemen pemasokan, manajemen

    persediaan.

    B. MANAJEMEN PERSEDIAAN

    Parameter yang diidentifikasi dalam aspek ini, yaitu metode pengisian

    kembali stok, pergudangan, dan kebijakan persediaan.

    1. Pengisian Kembali Stok (Replenishment)

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode terbaik yang dapat

    digunakan dalam manajemen persediaan untuk memasok aset rumah sakit

    berupa peralatan medis, perangkat lunak, dan obat-obatan adalah periodic

    reviews and replenishment, yakni mereview stok barang secara periodik

    dan melakukan pengisian atau pemesanan kembali untuk stok barang-

    barang yang telah kosong. Namun, tidak semua rumah sakit di Singapura

    mempraktekkan metode ini. Beberapa rumah sakit masih memesan

    berdasarkan permintaan dari masing-masing departemen dan beberapa

    lebih memilih memasok barang secara periodik, terlepas dari stok barang

    tersebut masih ada atau telah habis.

    Sedangkan untuk alat tulis dan peralatan non medis akan disupply

    ketika ada permintaan dari tiap unit di rumah sakit. Kebanyakan rumah

    sakit memasok obat-obatan setiap minggu. Namun, ada dua rumah sakit

    yang memasok setiap hari agar biaya pergudangan dapat diminimalisir.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    10/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 6

    2. Pergudangan (Warehousing)

    Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya rumah sakit memiliki satu

    buah gudang pusat. Namun, tujuh rumah sakit dilaporkan memiliki lebih

    dari satu gudang utama. Hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit telah

    menerapkan sistem SAP untuk memantau tingkat stok antara

    area penyimpanan individu dan gudang pusat. Selain itu, tujuh rumah sakit

    tidak berbagi gudang pusat umum untuk farmasi dan non-farmasi, dengan

    alasan keduanya perlu dikelola oleh departemen yang berbeda.

    3. Kebijakan Persediaan

    Data menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit

    mempertahankan tingkat stok untuk jangka waktu dua minggu. Oleh

    karena itu, setiap pengiriman disiapkan dengan jumlah stok untuk

    memenuhi permintaan selama dua minggu. Hal ini dapat disebabkan oleh

    alasan, seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa obat umumnya

    dianggap sebagai barang bergerak cepat dan dengan demikian cukup

    sering diisi ulang. Sehingga, rumah sakit tidak perlu menyediakan stok

    untuk jumlah yang lebih besar. Untuk item non medis, seperti alat tulis,

    sebagian besar rumah sakit menjaga pasokan untuk dua minggu.

    Aptel dan Pourjalali (2001) memberikan tiga model dasar untuk

    distribusi pasokan, yaitu pengiriman ke departemen medis melalui gudang

    pusat, pengiriman semi langsung melalui gudang departemen medis,

    pengiriman langsung melalui pengisian harian melalui pengiriman

    langsung fasilitas kecil.

    Hasil penelitian menyebutkan bahwa rumah sakit di Singapura

    menggunakan empat metode distribusi dasar, yaitu: pengiriman langsung

    ke departemen medis untuk langsung digunakan, pengiriman langsung ke

    penyimpanan departemen medis untuk digunakan nanti, pengiriman

    langsung ke gudang pusat yang kemudian dikirim ke departemen

    kesehatan untuk digunakan, serta pengiriman langsung ke gudang pusat

    yang kemudian dikirim ke penyimpanan departemen.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    11/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 7

    Untuk barang-barang medis, sebagian besar rumah sakit tidak

    melakukan pengiriman langsung ke departemen medis. Kebanyakan

    rumah sakit menerima pengiriman di gudang pusat untuk dibagikan

    kepada departemen medis atau toko-toko. Untuk barang-barang non-

    medis, alat tulis yang diterima oleh kebanyakan rumah sakit di gudang

    pusat. Peralatan kantor yang baik diterima di gudang pusat atau langsung

    dikirim ke departemen kesehatan. Dikarenakan peralatan kantor bukanlah

    barang bergerak cepat, maka pengiriman langsung akan mengurangi biaya

    untuk penyimpanan dan penanganan.

    C. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

    Parameter yang digunakan untuk aspek ini adalah penggunaan TIK serta

    faktor yang memotivasi dan menghambat penggunaan TIK.

    1. Penggunaan TIK dalam Menangani Fungsi Logistik

    Manajemen aset adalah bagian terpenting dari aktivitas logistik di

    rumah sakit. Salah satu cara mengelola aset dan barang-barang logistik

    rumah sakit adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

    komunikasi (Buyurgan, Nebil at al, 2009).

    TIK memainkan peran yang besar dalam meningkatkan efisiensi

    logistik di industri. Studi yang dilakukan menunjukkan kecenderungan

    peningkatan penggunaan TIK dalam fungsi logistik di Singapura. Data

    menunjukkan bahwa semua rumah sakit menggunakan komputer dan

    internet, extranet dan intranet untuk membantu pengelolaan fungsi logistik

    rumah sakit tersebut.

    Bar coding dapat digunakan untuk melacak pengiriman internal

    barang, pengiriman menggunakan kendaraan otomatis serta jugapersonal

    digital assistant (PDA) untuk merekam dan mengirimkan data logistik

    terkait dapat digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan

    TIK di rumah sakit Singapura sudah sangat baik. Penggunaan TIK ini

    difokuskan pada manajemen akuntansi keuangan, e-commerce,

    manajemen persediaan dan distribusi internal.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    12/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 8

    2. Faktor Motivasi dan Penghambat Penggunaan TIK

    Beberapa faktor motivasi atau pendorong penggunaan TIK di rumah

    sakit Singapura, yaitu meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan entri

    data, penurunan biaya operasional, dan penurunan biaya tenaga kerja,

    meningkatkan tingkat layanan pelanggan, mengurangi waktu pemrosesan

    order, memfasilitasi pembayaran tepat waktu, dan penurunan biaya

    persediaan.

    Sedangkan faktor penghambat penggunaan TIK adalah ketika suatu

    sistem TIK tidak lagi sesuai dengan kebutuhan fungsi logistik rumah sakit,

    maka sistemnya harus diganti. Yang menjadi permasalahan adalah biaya

    yang dikeluarkan untuk memodifikasi atau mengganti TIK tersebut akan

    sangat tinggi dan butuh waktu yang lama untuk penerapannya. Selain itu,

    manajer divisi logistik biasanya tidak terlalu mempedulikan apakah sistem

    TIK yang dipakai cocok dengan sistem rumah sakit atau apakah sistem

    tersebut telah using dan harus segera diperbaharui. Hambatan lainnya,

    yaitu kesulitan dalam membenarkan start-up dan sejumlah besar biaya

    yang terus-menerus dikeluarkan, keterbatasan sumberdaya TIK, integrasi

    dengan sistem warisan, ketidakcocokan dengan pelanggan atau pemasok,

    Cepat usangnya teknologi, serta terlalu banyak standar industri yang harus

    diikuti.

    D. KEMITRAAN DAN OUTSOURCING

    Parameter yang digunakan dalam aspek ini adalah kemitraan antar

    rumah sakit, kemitraan antara rumah sakit dan penyedia, serta outsourcing

    dalam aktivias logistik rumah sakit.

    1. Kemitraan Antar Rumah Sakit

    Seperti disebutkan sebelumnya, strategi kemitraan antar rumah sakit

    serta antara rumah sakit dan pemasok dapat meningkatkan pelayanan.

    Masyarakat rumah sakit di Singapura terdiri dari dua kelompok, yakni

    National Healthcare Group dan Sing Health Group. Rumah sakit swasta

    yang independen atau tergabung dalam Pacific Healthcare, Parkway

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    13/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 9

    Group Healthcare, Raffles Medical Group and Thomson Medical Group.

    Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa ada tingkat kemitraan pun sudah

    terbentuk antar rumah sakit yang tergabung dalam sebuah cluster yang

    sama. Dengan publikasi data biaya kesehatan di rumah sakit yang berbeda

    untuk kondisi medis yang berbeda oleh Departemen Kesehatan

    setempat, rumah sakit ini berada di bawah tekanan untuk

    mengimplementasikan tindakan pemotongan biaya sebanyak mungkin.

    Oleh karena itu, rumah sakit mungkin mencari mitra atau aliansi atau

    outsourcingbagi aktivitas logistik agartetap kompetitif.

    Jarrett (2006) menyebutkan bahwa sebagai ganti langkah-langkah

    regulasi (yang dapat menciptakan distorsi pasar dan akses perubahan

    pola), pendekatan alternatif yang memungkinkan persaingan harga yang

    lebih besar di antara penyedia layanan dapat membantu dalam mengurangi

    biaya layanan kesehatan. Dalam hal ini, upaya pemerintah Singapura

    untuk mempublikasikan biaya layanan kesehatan melalui portal

    websitenya dapat dipuji. Kompetisi harga dapat membantu industri

    kesehatan mengadopsi metode akuntansi biaya yang sama dan

    meningkatkan praktek manajemen pasokan seperti yang terjadi di sektor

    manufaktur. Di rumah sakit publik, masing-masing cluster kesehatan

    memiliki Kantor Grup Pengadaan sendiri untuk mengurus logistik mereka

    secara keseluruhan dan hal-hal pengadaan lainnya.

    2. Kemitraan Antara Rumah Sakit dan Penyedia

    Studi menunjukkan bahwa kebanyakan rumah sakit merekrut dua

    sampai tiga pemasok untuk memasok item. Dikarenakan jenis produk

    dapat bervariasi dalam kategori (misalnya, berbagai jenis peralatan medis),

    akan sangat mungkin ada kebutuhan untuk merekrut lebih dari satu

    pemasok untuk satu kategori. Dengan sejumlah pemasok, transaksi

    elektronik juga dapat mengefisienkan proses.

    Semua manajer logistik di rumah sakit Singapura mengatakan bahwa

    pemasok mereka (medis dan non-medis) sebagian besar datang dari

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    14/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 10

    distributor lokal. Praktek ini dapat mengurangi lead time atau waktu

    tunggu dan menjamin ketersediaan pasokan pada pemberitahuan singkat,

    sehingga mereka mungkin bisa memenuhi pesanan dalam waktu

    singkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lead timemaksimum untuk

    order penyediaan obat adalah tiga hari dan untuk barang-barang non-medis

    adalah tujuh hari.

    3. Outsourcing

    Rumah sakit juga meng-outsourcing beberapa bidang, seperti

    kebersihan, keamanan, kantin, makanan serta laundry, dalam rangka untuk

    memotong biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Studi ini

    menunjukkan bahwa outsourcing beberapa aktivitas logistik adalah hal

    yang lazim di rumah sakit Singapura.

    Empat rumah sakit melakukan outsourcing untuk perbaikan dan

    pemeliharaan layanan; tiga rumah sakit melaporkan outsourcing layanan

    sistem informasi; dan dua rumah sakit melaporkan outsourcing linen dan

    jasa pergudangan. Hanya satu rumah sakit yang melakukan outsourcing

    jasa kontraktor layanan makanan, karena rumah sakit lain khawatir akan

    jumlah pasokan dan kualitas yang diberikan pihak yang di-outsourcing.

    Penghematan yang diperoleh dari outsourcing dapat diperoleh

    dengan menggunakan proses perubahan internal lainnya, seperti

    pengenalan teknologi baru, perubahan struktur dan promosi fleksibilitas

    kerja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan input teknologi

    tingkat tinggi untuk menjalankan berbagai fungsi, rumah sakit di

    Singapura menggunakan outsourcing sebagai pilihan strategis mereka

    untuk meningkatkan pelayanan daripada penempaan aliansi dengan

    vendor. Karena kebutuhan untuk fokus pada kompetensi inti dan

    mengurangi biaya, pada masa yang akan datang rumah sakit mungkin akan

    malakukan outsourcinguntuk jasa logistik ke layanan penyedia .

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    15/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 11

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Sebagai upaya untuk menyediakan layanan yang efisien, fungsi aktivitas

    logistik di rumah sakit menjadi penting. Penelitian yang dilakukan oleh Zhi

    Xiong (Thomas) Pan dan Shaligram Pokharel ini dapat memberikan kontribusi

    dalam memahami parameter logistik yang menjadi ciri aktivitas logistik

    rumah sakit di Singapura. Dengan peningkatan kompetisi biaya, rumah sakit

    harus melihat beberapa fungsi yang harus dihilangkan (seperti kertas kerja),

    outsourcingatau pengefisienan di berbagai sektor.

    Risiko kemitraan antar rumah sakit bisa menjadi kebijakan strategis lain

    yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas biaya rumah sakit.

    Selain itu, Rumah Sakit di Singapura umumnya memasok barang ke gudang

    untuk keperluan dua minggu. Ketika kapasitas pemasok lokal meningkat

    dalam hal memahami kebutuhan khusus rumah sakit, aliansi berdasarkan

    kepercayaan, efisiensi dan efektivitas dapat dibentuk dengan pemasok untuk

    mengurangi tingkat stok ke level pasokan tiap satu minggu. Sehingga, dapat

    mengurangi biaya logistik.

    Selain itu, studi ini menemukan bahwa outsourcing sedang dipraktekkan

    di rumah sakit Singapura dan outsourcing belum tentu menurunkan biaya

    produk dan layanan di rumah sakit. Meskipun studi ini tidak dapat

    membangun penghematan biaya karena penggunaan TIK, ditemukan bahwa

    semua rumah sakit telah menggunakan TIK dalam aktivitas logistiknya. Hal

    ini bisa disebabkan oleh kebutuhan untuk catatan yang efektif serta menjaga

    manajemen pelayanan di rumah sakit.

    B. SARAN

    Studi ini memberikan arahan umum untuk formalisasi parameter logistik

    di rumah sakit Singapura. Oleh karena itu, hasilnya harus digunakan dengan

    hati-hati karena perubahan bisa saja dilakukan dalam kegiatan logistik rumah

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    16/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 12

    sakit tersebut setelah selesainya penelitian ini. Logistik yang dijadikan sebagai

    fokus utama penelitian memberikan patokan untuk rumah sakit lain,

    khususnya rumah sakit di Indonesia, sehingga efisiensi keseluruhan fungsi

    logistik dapat ditingkatkan.

  • 8/10/2019 Aktivitas_Logistik_di_Rumah_Sakit(1)

    17/17

    Aktivitas Logistik RS di Singapura 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Aptel, O. and Pourjalali, H. (2001), Improving activities and decreasing costs oflogistics in hospitals: a comparison of US and French hospitals, The

    International Journal of Accounting, Vol. 36, pp. 65-90.

    Buyurgan, Nebil et al (2009), Portable Equipment Management in Hospitals,

    Industrial Engineering Research Conference.

    Jarrett, P.G. (2006), An analysis of international health care logistics: the

    benefits and implications of implementing just-in-time systems in the health

    care industry, Leadershipin Health Services, Vol. 19 No. 1, pp. i-x.

    Krishnan, R. (2005), TheEffect of Changes

    in Regulation and Competition on

    Firms'Demand for Accounting Information,TheAccounting Review, 80 (1),

    pp. 269-287.

    Shong-Iee Ivan Su, Britta Gammelgaard, Su-Lan Yang, (2011), "Logistics

    innovation process revisited: insights from a hospital case study",

    International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol.

    41 Iss: 6 pp. 577 - 600