akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan...

112
AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) AGRIBISNIS KOPERASI KELUARGA MITRA MANUNGGAL, KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Dhea Risqi Pentana 1113092000054 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) AGRIBISNIS KOPERASI

KELUARGA MITRA MANUNGGAL,

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Dhea Risqi Pentana

1113092000054

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

i

AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) AGRIBISNIS KOPERASI

KELUARGA MITRA MANUNGGAL,

KOTA TANGERANG SELATAN

Dhea Risqi Pentana

1113092000054

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

ii

2019 M/1440

Page 4: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Depok, Mei 2019

Dhea Risqi Pentana

NIM. 1113092000054

Page 5: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Dhea Risqi Pentana

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juni 1996

Agama : Islam

Alamat

: Jl. Bhakti, gg. Bhakti dalam II

No.54 RT 004/RW 005,

Kelurahan Bojongsari Baru,

Kecamatan Bojongsari, Kota Depok

No. HP : 087887167116

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2001 – 2007 : SDN Pondok Labu 08 Petang

2. 2007 – 2010 : SMPN 96 Jakarta

3. 2010 – 2013 : SMAN 97 Jakarta

5. 2013 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 2012 – 2013 : Bendahara MPK (Majelis Perwakilan Kelas)

SMAN 97 Jakarta

2 2012 – 2013 : Bendahara Rohis (Rohani Islami) SMAN 97

Jakarta

3 2013 – 2014 : Anggota Departemen Kemahasiswaan DEMA

(Dewan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Sains dan

Teknologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

v

PENGALAMAN KERJA

PENGHARGAAN

4 2013 – 2015 : Anggota Divisi Penelitian, Pengembangan dan

Keprofesian DPW (Dewan Perwakilan Wilayah)

II POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia)

5 2014 – 2015 : Anggota Departemen Kerohanian DEMA (Dewan

Eksekutif Mahasiwa) Fakultas Sains dan

Teknologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

6 2015 – 2016 : Bendahara SEMA (Senat Mahasiswa) Fakultas

Sains dan Teknologi Uin Syarif Hidayatullah

Jakarta

7 2015 – 2017 : Bendahara DPW (Dewan Perwakilan Wilayah) II

POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia)

6 2016 – 2017 : Anggota Komisi I SEMA (Senat Mahasiswa) Uin

Syarif Hidayatullah Jakarta

1 2014 : PT. Godong Ijo Asri (Asisten Trainer)

1 2014 : Juara III Lomba Video Pertanian Dies Natalis

KMSEP UGM

2 2014 : Student Achievement UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 7: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

vi

RINGKASAN

Dhea Risqi Pentana. Akses dan Dampak Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Agribisnis Koperasi Keluarga Mitra Manunggal, Kota

Tangerang Di Bimbing oleh Acep Muhib Dan Dewi Rohma Wati.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dan

strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Namun, dalam upaya

pengembangan UMKM, terdapat beberapa masalah yang dihadapi, salah satunya

adalah masalah dalam hal pembiayaan. Begitu juga dengan UMKM di Kota

Tangerang Selatan yang masih kesulitan dalam mengakses pembiayaan pada

perbankan. Walaupun mengalami peningkatan dalam hal jumlah unit dan

penyerapan tenaga kerja, namun keberlanjutan UMKM di Kota Tangerang Selatan

dalam menjalankan usahanya masih tergolong kecil karena masih banyak UMKM

yang berhenti ditengah jalan. Oleh karena itu, salah satu solusi yang dapat

dilakukan dalam mengatasi permasalahan permodalan yang dihadapi oleh UMKM

adalah dengan meningkatkan dan mengoptimalkan peran koperasi sebagai sumber

pembiayaan UMKM.

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal (KEMIMA) merupakan salah satu koperasi

di Tangerang Selatan yang sudah bersertifikat. Namun, dalam menyalurkan

pembiayaan masih berfluktuatif karena pengembalian yang tidak lancar oleh

anggota sehingga tidak dapat meminjam sebelum melunasi peinjaman

sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik

UMKM sektor agribisnis di Kota Tangerang Selatan pada Koperasi Keluarga

Mitra Manunggal; (2) menganalisis akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis

pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal; dan (3) menganalisis dampak akses

pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari responden yang mengakses sebagai

responden bebas dan tidak mengakses pembiayaan pada koperasi Keluarga Mitra

Manunggal sebagai responden kontrol. Tujuan pertama dianalisis menggunakan

analisis deskriptif dan tujuan kedua serta ketiga dianalisis menggunakan model

seleksi heckman yang terdiri dari dua persamaan untuk melihat akses pembiayaan

melalui persamaan pertama dan persamaan kedua untuk melihat dampak

pembiayaan UMKM terhadap usaha.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik UMKM yang mengakses

pembiayaan pada koperasi merupakan pengusaha dalam usia produktif, telah

menempuh pendidikan minimal 9 tahun, memiliki jumlah anggota keluarga 3

hingga 4 orang, tergolong usaha mikro dan berposisi ikut bekerja dalam

menjalankan usahanya. Tingkat akses pembiayaan UMKM ditentukan secara

negatif oleh usia pengusaha, dan omzet usaha, dan dipengaruhi secara positif oleh

keikutsertaan pelatihan, dan lama usaha. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa

biaya operasional dan omzet usaha dapat memberikan dampak terhadap

pendapatan UMKM yang mengakses pembiayaan pada koperasi. Berdasarkan

Page 8: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

vii

hasil tersebut, pengusaha UMKM harus meningkatkan karakter dan kemampuan

dalam mengelola usaha melalui pelatihan-pelatihan. Selain itu, perlu adanya

lembaga pembiayaan yang mampu mengakomodasi kebutuhan permodalan

UMKM yang sesuai dengan karakteristik usaha agribisnis.

Kata kunci: akses, dampak, pembiayaan, koperasi, pendapatan UMKM

Page 9: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الر حمن الر حيم

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, segala puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta innayah yang selalu tercurah kepada seluruh

hamba-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Akses dan Dampak Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Agribisnis Koperasi Keluarga Mitra Manunggal, Kota Tangerang

Selatan” sebagai syarat untuk kelulusan program studi Strata 1 Agribisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada

jalan kebenaran untuk menuju cahaya kemuliaan seperti saat ini.

Penulis menyadari dalam menyusun skripsi ini tidaklah mungkin dapat

terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Ayah, yang selalu menjadi motivasi bagi penulis untuk selalu terus berjuang

dan tidak menyerah dalam melakukan segala hal yang dihadapi sehingga

penulis selalu termotivasi untuk melanjutkan perjuangan beliau.

2. Ibu dan Adik serta anggota keluarga tercinta yang senantiasa memerikan

doa, nasehat, serta motivasi sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan tugas akhir program strata I ini.

Page 10: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

ix

3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan materi dan teknis kepada

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dewi Rohma Wati SP, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan baik

arahan materi maupun arahan teknis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, S.IP, M.M selaku dosen penguji I dan

dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya dan

membantu penulis dalam memberikan saran dan masukan serta senantiasa

memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan

semua jenjang akademik.

6. Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si selaku dosen penguji II yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan masukan serta saran kepada penulis

dalam menyempurnakan skripsi ini.

7. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta jajaran dan staf.

8. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si,

selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi Agribisnis.

9. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis. Terima kasih atas

Page 11: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

x

segala ilmu yang sudah diberikan kepada penulis, baik ilmu akademik

maupun non akademik.

10. Bapak Muri Rahmanto, selaku staf Kementerian Koperasi dan UMKM yang

sudah memberikan waktunya dan izin dalam membantu penulis

memperoleh data di Kementerian Koperasi dan UMKM.

11. Bapak Artito Yugo, selaku staf Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Tangerang Selatan yang sudah memberikan waktunya dan izin dalam

membantu penulis memperoleh data di Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Tangerang Selatan.

12. Bapak Winardi, selaku ketua Koperasi Keluarga Mitra Manunggal yang

sudah menyempatkan waktunya, izin, dan mengarahkan penulis dalam

melakukan penelitian di Koperasi Keluarga Mitra Manunggal, serta seluruh

anggota koperasi Keluarga Mitra Manunggal yang tidak bisa saya sebutkan

satu per satu.

13. Pengusaha UMKM di Kota Tangerang Selatan selaku responden dalam

penelitian ini, yang telah memberikan izin dan waktunya untuk penulis

penulis dalam melakukan penelitian.

14. Larasati Hardian, SP, yang sudah memberikan waktunya, masukan, dan

saran, serta semangat untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

15. Kawan-kawan seperjuangan, agribisnis angkatan 2013 yang selalu saling

mendukung satu sama lain agar cepat menyelesaikan tugas akhir ini.

16. Pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 12: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xi

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan agar penulis menjadi

lebih baik. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat untuk

berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 24 Mei 2019

Dhea Risqi Pentana

Page 13: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi ...................................................................................... 10

2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ............................ 14

2.3 Pembiayaan Usaha ...................................................................... 17

2.4 Akses UMKM terhadap Pembiayaan .......................................... 19

2.5 Dampak Akses Pembiayaan UMKM terhadap Usaha ................ 20

2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 22

2.7 Kerangka Pemikiran .................................................................... 27

2.8 Hipotesis Penelitian .................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30

3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30

3.3 Metode Pengambilan Sampel ..................................................... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 32

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 32

3.5.1 Analisis Deskriptif .............................................................. 33

Page 14: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xiii

3.5.2 Analisis Seleksi Heckman .................................................. 34

3.6 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akses UMKM

terhadap Sumber Pembiayaan .................................................... 36

3.7 Dampak Akses Pembiayaan UMKm terhadap Usaha ................. 38

3.8 Definisi Operasional.................................................................... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kota Tangerang Selatan .............................................................. 41

4.1.1 Kondisi Geografis Kota Tangerang Selatan ....................... 41

4.1.2 Kondisi Ekonomi Kota Tangerang Selatan ........................ 43

4.2 Kondisi UMKM Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan ... 45

4.3 Koperasi Keluarga Mitra Manunggal .......................................... 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik UMKM Sektor Agribisnis Kota Tangerang

Selatan ......................................................................................... 51

5.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden .......................... 51

5.1.2 Statistik Deskriptif Variabel-variabel dalam Model ........... 63

5.2 Akses Pembiayaan UMKM Sektor Agribisnis pada Koperasi

Keluarga Mitra Manunggal ......................................................... 68

5.3 Dampak Akses Pembiayaan UMKM terhadap Pendapatan ........ 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 78

6.2 Saran ............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 80

LAMPIRAN ........................................................................................................ 83

Page 15: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional Tahun 2015-2017 .................. 1

2. Jumlah Tenaga Kerja pada UMKM di Indonesia Tahun 2015-2017 ........... 2

3. Jumlah UMKM di Indonesia pada Tahun 2015-2017 ................................. 3

4. Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2010-2015 ........................................ 5

5. Jumlah UMKM Kota Tangerang Selatan Tahun 2015-2017 ....................... 6

6. Data Jumlah Pinjaman yang diberikan oleh Koperasi Keluarga Mitra

Manunggal (KEMIMA) Tahun 2013-2017 ................................................. 7

7. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 25

8. PDRB Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah) ............... 43

9. Jenis Kelamin Responden ............................................................................ 52

10. Usia Pengusaha Responden ......................................................................... 53

11. Jumlah Anggota Keluarga Responden ......................................................... 54

12. Tingkat Pendidikan Responden ................................................................... 55

13. Lama Usaha Responden ............................................................................... 56

14. Posisi Pemilik ............................................................................................... 57

15. Keikutsertaan Organisasi ............................................................................. 58

16. Keikutsertaan Pelatihan ............................................................................... 59

17. Pendapatan Usaha Responden ..................................................................... 60

18. Pembiayaan yang diterima ........................................................................... 61

19. Biaya Operasional Responden ..................................................................... 62

20. Statistik Deskriptif Variabel-variabel dalam Model .................................... 64

21. Akses Pembiayaan UMKM Sektor Agribisnis pada Koperasi Keluarga

Mitra Manunggal ......................................................................................... 70

22. Dampak Pembiayaan terhadap Pendapatan UMKM ................................... 75

Page 16: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Hubungan Input Modal dengan Marginal Return ....................................... 21

2. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 27

3. Peta Kota Tangerang Selatan ....................................................................... 42

4. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan .......... 44

5. Peran Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan ..................................... 46

6. Perkembangan UMKM Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan ......... 47

Page 17: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Kuisioner Penelitian ..................................................................................... 83

2. Nama Variabel dalam Analisis Data menggunakan STATA 13.0............... 88

3. Data Karakteristik Sampel ........................................................................... 89

4. Statistik Deskriptif Variabel-variabel Berdasarkan Akses Pembiayaan

dengan Program STATA 13.0 ..................................................................... 93

5. Hasil Pengolahan Model Seleksi Heckman 2 Tahap untuk Akses dan

Dampak Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Agribisnis Koperasi Keluarga Mitra Manunggal, Kota Tangerang

Selatan dengan menggunakan STATA 13.0 ................................................ 94

Page 18: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan

strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam

mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. UMKM juga telah terbukti tidak

terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa pada periode tahun 2007 –

2008, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh (LPPI dan BI, 2015).

Tabel 1. Kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional Tahun 2015-2017

Indikator

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Jumlah

(milyar) Rp

Pangsa

(%)

Jumlah

(milyar) Rp

Pangsa

(%)

Jumlah

(milyar) Rp

Pangsa

(%)

PDB 10.141.340,0 11.712.450,6 12.840.859,0

1.

UMKM 6.228.285,0 61,4 7.009.283,0 59,84 7.704.635,9 60,00

a. Umi 3.841.836,0 37,9 4.292.287,8 36,65 4.727.989,4 36,82

b. UK 984.489,0 9,7 1.128.056,8 9,63 1.234.210,7 9,61

c. UM 1.401.960,0 13,8 1.588.938,3 13,57 1.742.435,7 13,57

2. UB 3.913.055,0 38,6 4.703.167,6 40,16 5.136.223,1 40,00

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, (2018)

Keterangan:

PDB : Produk Domestik Bruto (UMKM)

Usaha Besar

UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

Umi : Usaha Mikro

UK : Usaha Kecil

UM : Usaha Menengah

UB : Usaha Besar

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mempunyai

peranan yang penting terhadap perekonomian nasional khususnya Produk

Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.

Berdasarkan Tabel 1, kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional pada tahun 2017

Page 19: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

2

tercatat sebesar 7.704,6 trilliun rupiah atau sekitar 60,00 persen dari keseluruhan

jumlah PDB Nasional. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan

kontribusi usaha besar terhadap PDB Nasional pada tahun 2017 yaitu sebesar

5.136,2 triliun rupiah atau sekitar 40 persen dari keseluruhan jumlah PDB

Nasional.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja pada UMKM di Indonesia Tahun 2015-2017

Indikator

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Jumlah

(orang)

Pangsa

(%)

Jumlah

(orang)

Pangsa

(%)

Jumlah

(orang)

Pangsa

(%)

Tenaga Kerja 127.423.437 116.273.356 120.260.185

1. UMKM 123.229.386 96,71 112.828.610 97,04 116.673.416 97,02

a. Umi 110.807.864 86,96 103.839.015 89,31 107.232.992 89,17

b. UK 7.307.503 5,73 5.402.073 4,65 5.704.321 4,74

c. UM 5.114.020 4,01 3.587.522 3,09 3.736.103 3,11

2. UB 4.194.051 3,29 3.444.746 2,96 3.586.769 2,98

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (2018)

Keterangan:

PDB : Produk Domestik Bruto

(UMKM + Usaha Besar)

UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

Umi : Usaha Mikro

UK : Usaha Kecil

UM : Usaha Menengah

UB : Usaha Besar

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dari tahun 2015-2017

berfluktuatif. Tercatat pada tahun 2017 kontribusi dalam menyerap tenaga kerja

sebesar 116,7 juta orang atau 97,02 persen keseluruhan tenaga kerja. Jumlah

tersebut lebih besar dibandingkan dengan kontribusi usaha besar dalam menyerap

tenaga kerja yang hanya sebesar 3,59 juta orang atau 2,98 persen (Tabel 2).

Jumlah UMKM hampir meguasai seluruh pangsa usaha di Indonesia.

Tercatat pada tahun 2017 jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 62,92 juta unit

usaha atau 99,99 persen dari keseluruhan jumlah unit usaha di Indonesia. Hal ini

berbanding jauh dengan usaha besar yang hanya sebanyak 5.450 unit usaha pada

Page 20: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

3

tahun 2017 (Tabel 3). Terlepas dari peranan penting UMKM terhadap

perekonomian Indonesia, sebagian besar UMKM menghadapi kendala dalam hal

permodalan karena masih banyak UMKM yang mengandalkan modal sendiri

untuk menjalankan usahanya, sedangkan jumlah UMKM yang telah memiliki

akses kredit pada perbankan hanya 22 persen dari jumlah keseluruhan UMKM

pada tahun 2016 (Chandra, 2016).

Tabel 3. Jumlah UMKM di Indonesia pada Tahun 2015-2017

Indikator

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Jumlah (unit) Pangsa

(%)

Jumlah

(unit)

Pangsa

(%) Jumlah (unit)

Pangsa

(%)

Unit Usaha 59.267.759 61.656.547 62.928.077

1. UMKM 59.262.772 99,99 61.651.177 99,99 62.922.617 99,99

a. Umi 58.521.987 98,74 60.863.578 98,71 62.106.900 98,70

b. UK 681.522 1,15 731.047 1,19 757.090 1,20

c. UM 59.263 0,1 56.551 0,09 58.627 0,09

2. UB 4.987 0,01 5.370 0,01 5.460 0,01

(Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM 2018)

Keterangan:

Unit Usaha : UMKM + Usaha Besar

UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

Umi : Usaha Mikro

UK : Usaha Kecil

UM : Usaha Menengah

UB : Usaha Besar

Dalam upaya pengembangan UMKM, terdapat masalah yang dihadapi oleh

UMKM, salah satunya adalah masalah dalam hal pembiayaan. Menurut Tanjung

(2017), persoalan yang paling sering dihadapi UMKM dalam hal pembiayaan

adalah kurangnya modal kerja untuk menunjang aktivitas perusahaan, terutama

untuk meningkatkan volume produksi dan biaya pemasaran. Undang-Undang No.

8 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah telah mengamanatkan

kepada perbankan dan lembaga keuangan non bank sebagai sarana untuk

meningkatkan sumber pembiayaan UMKM. Namun pelaku UMKM tidak

Page 21: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

4

memiliki pengetahuan tentang cara-cara mengakses sumber-sumber keuangan

(terutama KUR yang disalurkan perbankan, sementara Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak terdapat di wilayah kerja

mereka. Di samping itu, perbankan umumnya tidak bersedia menambah

pemberian pinjaman dalam jumlah yang kecil karena tidak adanya aset yang dapat

dijadikan jaminan untuk pinjaman ke perbankan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi UMKM

dibutuhkan sebuah wadah kerjasama antar UMKM yaitu koperasi. Dimana

koperasi merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang dapat mendukung

permodalan UMKM. Di Indonesia, peranan koperasi dalam perkembangan

UMKM sudah lama menjadi perhatian pemerintah. Melalui Kementerian Koperasi

dan UMKM, koperasi difungsikan sebagai salah satu lembaga pembiayaan yang

diandalkan oleh pengusaha untuk dapat melakukan pinjaman kredit dari koperasi

dengan prosedur lebih mudah, namun dapat menjangkau sampai ke pelosok

negeri. Adapun pinjaman yang disalurkan oleh koperasi telah mencapai 66,13

triliun rupiah (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2014). Nilai tersebut cukup

besar dan masih bisa ditingkatkan lagi, mengingat akan lebih digalakkan lagi

pemberdayaan koperasi dan UMKM di seluruh penjuru tanah air agar bisa lebih

mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain berperan dalam mengembangkan usaha, koperasi juga untuk membantu

dalam pemasaran dan pengadaan bahan baku (Tambunan, 2009).

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2016,

pertumbuhan jumlah koperasi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak

Page 22: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

5

6,03 persen dengan jumlah anggota sebanyak 30.849.913 juta orang. Pada tahun-

tahun selanjutnya, jumlah anggota koperasi terus mengalami kenaikan yang

signifikan (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2010-2015

Tahun Jumlah Pertumbuh

an (%)

Jumlah

Anggota

Modal Sendiri Modal Luar Volume Usaha

(juta) Rp (juta) Rp (juta) Rp

2010 177.482

30.461.121 30.102.013,90 34.686.712,67 76.822.082,40

2011 188.181 6,03 30.849.913 35.794.284,64 39.689.952,51 95.062.402,21

2012 194.295 3,25 33.869.439 51.422.621,07 51.403.537,20 119.182.690,08

2013 203.701 4,84 35.258.176 89.536.290,61 80.840.572,48 125.584.976,19

2014 209.488 2,84 36.443.953 105.800.829,73 94.861.986,91 189.858.671,87

2015 212.135 1,26 37.783.160 142.650.992,83 99.794.403,06 266.134.619.42

(Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2016)

Untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) 2005-2025 khususnya dalam hal pengembangan UMKM dan Koperasi

agar mampu berkembang menjadi pelaku ekonomi yang berkeunggulan

kompetitif melalui perkuatan wirausahaan dan peningkatan produktivitas.

Pemerintah membagi rencana pembangunan tersebut menjadi empat tahap jangka

menengah. Dimana saat ini, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) telah memasuki tahap ketiga yaitu RPJMN 2015-2019 yang bertujuan

untuk meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi sehingga mampu tumbuh

menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala usaha yang lebih besar dalam

rangka mendukung kemandirian perekonomian nasional. Untuk itu diperlukan

pemberdayaan UMKM dan koperasi pada daerah yang memiliki potensi tinggi

dalam sektor riil. Salah satunya adalah Kota Tangerang Selatan yang berada di

Provinsi Banten, sebagaimana tercantum pada Tabel 5.

Page 23: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

6

Tabel 5. Jumlah UMKM Kota Tangerang Selatan Tahun 2015-2017

Tahun Jumlah (unit) Pertumbuhan

(%)

2015 20.671 0

2016 23.085 11,7

2017 26.051 12,8 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan (diolah, 2017)

Kota Tangerang Selatan memiliki potensi dalam pengembangan UMKM

dan Koperasi yang sangat besar. Selain dikarenakan lokasinya yang dekat dengan

Ibukota Negara, jumlah UMKM di Kota Tangerang Selatan terbilang banyak dan

semakin berkembang dari tahun ke tahun. Dapat dilihat pada Tabel 5, jumlah

UMKM di Kota Tangerang Selatan dari tahun 2015-2017 selalu mengalami

peningkatan. Pada Tahun 2015 jumlah UMKM di Kota Tangerang Selatan

berjumlah 20.671 unit dan terus meningkat hingga tahun 2017 sebanyak 26.051

unit. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan

(2017), pada tahun 2015 jumlah koperasi di Tangerang selatan tercatat sebanyak

490 koperasi.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Anggraini, dkk (2015), ada 5 permasalahan yang menyebabkan

terbatasnya akses pembiayaan di lembaga keuangan oleh UMKM, yaitu : (1)

Terbatasnya fasilitas kredit dalam pengembangan produk UMKM; (2) Prosedur

dan persyaratan kredit relatif lebih rumit dan birokratis; (3) Ketidakmampuan

dalam menyediakan jaminan tambahan; (4) Tingginya bunga kredit terutama

untuk modal investasi; (5) Terbatasnya jangkauan pelayanan kredit di daerah.

Begitu juga dengan UMKM di Kota Tangerang Selatan yang masih kesulitan

Page 24: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

7

dalam mengakses pembiayaan pada perbankan. Meskipun mengalami peningkatan

dalam hal jumlah unit dan penyerapan tenaga kerja, namun keberlanjutan UMKM

di Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan usahanya masih tergolong kecil,

dimana masih banyak UMKM yang berhenti ditengah jalan. Oleh karena itu,

solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan permodalan yang

dihadapi oleh UMKM adalah dengan meningkatkan dan mengoptimalkan peran

lembaga keuangan semi formal yang memiliki persyaratan lebih mudah dengan

bunga yang lebih rendah, salah satu lembaga semi formal tersebut adalah

koperasi. Pemanfaatan peran koperasi ini sejalan dengan salah satu program Dinas

Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan yaitu Satu Koperasi Seribu

UMKM (NewsTangsel, 2017) sehingga dapat mengurangi permasalahan yang

dihadapi oleh UMKM dalam hal sumber pembiayaan.

Tabel 6. Data Jumlah Pinjaman yang diberikan oleh Koperasi Keluarga Mitra

Manunggal (KEMIMA) Tahun 2013-2017

Tahun Pinjaman Anggota (rupiah) Perkembangan (%)

2013 47.000.000

2014 40.000.000 -14,9

2015 85.500.000 113,8

2016 94.000.000 9,9

2017 48.500.000 -48,4 Sumber: Koperasi Keluarga Mitra Manunggal (diolah, 2018)

Salah satu koperasi yang berada di Kota Tangerang Selatan adalah Koperasi

Keluarga Mitra Manunggal. Koperasi ini telah memiliki sertifikat dan

menyalurkan pembiayaan untuk usaha agribisnis. Berdasarkan penjelasan yang

dikemukakan oleh Anggraini, dkk (2015) tentang 5 permasalahan yang

menyebabkan terbatasnya akses pembiayaan di lembaga keuangan oleh UMKM,

juga menjadi permasalahan di Koperasi Keluarga Mitra Manunggal diantaranya

Page 25: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

8

adalah terbatasnya fasilitas pembiayaan dalam pengembangan UMKM.

Berdasarkan Tabel 6, jumlah pinjaman yang diberikan oleh koperasi KEMIMA

selama lima tahun terakhir masih berfluktuasi. Kenaikan jumlah pinjaman

tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 113,8% dan penurunan jumlah

pinjaman terbanyak terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 48,4%. Selain itu,

persyaratan pembiayaan yang birokratis juga menjadi salah satu kendala yang

dialami oleh UMKM dalam mengakses pembiayaan di koperasi. Terkait dengan

hal tersebut, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik UMKM sektor agribisnis di Kota Tangerang

Selatan?

2. Bagaimana akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi

Keluarga Mitra Manunggal?

3. Bagaimana dampak akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal terhadap pengembangan usaha

UMKM?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka secara umum

penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui karakteristik UMKM sektor agribisnis di Kota Tangerang

Selatan pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal.

2. Menganalisis akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi

Keluarga Mitra Manunggal.

Page 26: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

9

3. Menganalisis dampak akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal terhadap pengembangan usaha

UMKM.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi Pemerintah daerah setempat, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam menentukan

kebijakan terutama untuk pengembangan UMKM di Tangerang Selatan.

3. Bagi UMKM Kota Tangerang Selatan, diharapkan dapat menjadi bahan

referensi dan informasi mengenai pentingnya akses pembiayaan pada

koperasi.

4. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi

dan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Keluarga Mitra Manunggal. Penelitian

ini lebih memfokuskan pada tingkat akses UMKM sektor agribisnis pada koperasi

dan dampaknya terhadap usaha UMKM anggota Koperasi KEMIMA.

Page 27: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Sejak terbentuknya koperasi di Rochdale, Inggris pada tahun 1844, koperasi

didefinisikan dalam berbagai pendekatan dan sudut pandang. Perbedaan

pendekatan dan sudut pandang lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat

situasional dan kondisional. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah perilaku

sosial, fenomena empiris, pragmatisme ekonomi, hukum suatu negara, fungsional

dan lain sebagainya. Koperasi yang diadopsi dari kata co (bersama) dan operation

(bekerja). Pada akhirnya, koperasi mengandung berbagai makna, meskipun tidak

keluar dari konteks pendirian awal sebagaimana telah digagaskan Robert Owen

dan kaum buruh di Rochdale. Jika merujuk kepada awal didirikannya koperasi,

maka koperasi dapat didefinisikan sebagai wadah gerakan ekonomi yang berdiri

kepada kekuatan anggota guna meningkatkan kesejahteraan dan daya tawar

ekonomi anggota (Tanjung, 2017).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992,

koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan individu-individu

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Definisi yang dirumuskan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 ini mengandung makna:

Page 28: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

11

1. Koperasi merupakan badan hukum. Ini menunjukkan bahwa dengan

menggunakan koperasi sebagai badan usaha, maka anggota koperasi akan

memiliki kekuatan hukum guna kelangsungan usaha, terutama dalam aspek

legalitas usaha, baik dalam mendapatkan modal, kepastian sistem,

profesionalisme dan sebagainya.

2. Koperasi beranggotakan individu-individu atau badan hukum koperasi. Ini

menunjukkan bahwa koperasi tidak membedakan status seseorang dalam

keanggotaannya. Dalam koperasi, seseorang memiliki hak dan kewajiban

yang sama dalam memanfaatkan sarana swadaya guna memperkuat

ekonomi.

3. Koperasi berdasarkan prinsip. Ini menunjukkan bahwa ada koridor yang

diatur secara tegas tentang bagaimana koperasi seharusnya digerakkan. Baik

keanggotaan, pengelolaan, pembagian keuntungan, balas jasa (SHU),

maupun kemandirian usaha.

4. Koperasi adalah sebuah gerakan ekonomi rakyat. Ini menunjukkan bahwa

koperasi adalah alat yang dapat digunakan secara positif dan efektif guna

membangun ekonomi rakyat sebagai sebuah kekuatan moral ekonomi guna

menunjang dan memajukan kesejahteraan masyarakat yang tidak hanya

sekelompok kecil masyarakat apalagi individu-individu tertentu.

5. Koperasi berasaskan kekeluargaan. Ini menunjukkan bahwa dengan

koperasi, para anggota senantiasa bekerjasama dalam berusaha, bersatu

padu, dan menumbuhkan sikap tolong-menolong.

Page 29: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

12

Mohammad Hatta (2015) mendefinisikan koperasi berdasarkan perilaku

sosial masyarakat Indonesia, terutama dengan menonjolkan sikap tolong-

menolong dan kepedulian antarsesama yang tinggi. Bapak Koperasi Indonesia ini

secara sederhana mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

Semangat tolong-menolong tersebut menunjukkan sikap hidup rakyat Indonesia

pada masa-masa penjajahan yang banyak terjerat berbagai persoalan ekonomi,

terutama terlilit utang dan ketidakberdayaan mereka untuk mengakses sumber-

sumber ekonomi (Hatta dalam Tanjung, 2017).

Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 Undang-

Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

antara lain dikemukakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan dan ayat (4) dikemukakan bahwa perekonomian

nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, sedangkan menurut pasal 1

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang dimaksud dengan koperasi di

Indonesia adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun1992 adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada

Page 30: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

13

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan

tujuan tersebut daoat dimengerti bahwa koperasi adalah sebagai satu-satunya

bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan

perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia, sebagaimana dikemukakan

dalam pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.

Dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuksemua di

bawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran

masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan

(Moonti, 2016).

Koperasi di Indonesia berasaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Hal

tersebut menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi

kebersamaan sebagai sebuah sikap sebagaimana pepatah klasik bersatu kita teguh,

bercerai kita runtuh. Kesadaran yang demikian diharapkan mendorong

tumbuhnya sikap mental yang bermuara kepada semangat kekeluargaan dalam

ekonomi.

Koperasi diharapkan mampu mengangkat harkat dan derajat ekonomi

UMKM dengan menyatukan diri dan mengakumulasikan berbagai sumber daya

yang dimiliki. Fungsi koperasi sebagai lembaga yang menyatukan kepentingan-

kepentingan ekonomi dibutuhkan untuk mengatur penggunaan sumber-sumber

ekonomi secara efektif serta memobilisasi potensi ekonomi lokal sebagai sebuah

Page 31: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

14

kekuatan komparatif. Sebagaimana yang diamanatkan undang-undang, peran dan

fungsi koperasi adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh prekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi.

Dengan fungsi dan peran yang dimiliki koperasi, diharapkan kedepannya

mampu menciptakan berbagai peluang usaha dan kesempatan kerja baru. Dengan

ini, maka koperasi dapat menjadi inspirasi terciptanya demokrasi ekonomi dan

keadilan berusaha guna terciptanya kemakmuran bagi seluruh rakyat (Tanjung,

2017).

2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting

dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Namun karena

memiliki skala usaha yang sangat kecil, UMKM sering mengalami kendala dalam

mengakses pembiayaan dari lembaga formal. Selain karena tidak memiliki badan

Page 32: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

15

hukum yang formal, UMKM juga terkendala dengan administrasi yang rumit dan

membutuhkan agunan/jaminan dalam mengakses sumber pembiayaan dari

lembaga formal.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang

bervariasi. Hal tersebut bergantung pada konsep yang digunakan di berbagai

negara. Di Indonesia, definisi UMKM tercantum dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berdasarkan Undang-

Undang tersebut definisi UMKM dibagi menjadi tiga bagian diantaranya:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bahkan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau badan usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang. Usaha yang memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar.

Page 33: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

16

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha yang memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 milyar sampai dengan paling banyak

Rp. 50 milyar.

Menurut Hubeis (2009) dalam Tanjung (2017), UMKM dikelompokkan

menjadi dua pemahaman yaitu ukuran dari usaha atau jenis kewirausahaan/tahap

pengembangan usaha dan tingkat penggunaan teknologi. Berdasarkan dari Ukuran

dari usaha jenis kewirausahaan/tahap pengembangan usaha, UMKM

diklasifikasikan atas dasar (1) self employment perorangan, (2) self employment

Kelompok, dan (3) industri rumah tangga yang berdasarkan jumlah tenaga kerja

dan modal usaha. Tahap pengembangan usaha UMKM dapat dilihat dari aspek

pertumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu (1) tingkat

survival menurut ukurannya (self employment perorangan hingga industri rumah

tangga); (2) tingkat konsolidasi menurut penggunaan teknologi tradisional yang

diikuti dengan kemampuan mengadopsi teknologi modern; serta (3) tingkat

akumulasi menurut penggunaan teknologi modern yang diikuti dengan

keterkaitannya dengan struktur ekonomi ataupun industri. Berdasarkan tingkat

Page 34: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

17

penggunaan teknologi UMKM terdiri atas UMKM yang menggunakan teknologi

tradisional (yang nantinya meningkat menjadi teknologi modern) dan usaha

UMKM yang menggunakan teknologi modern dengan kecenderungan semakin

menguatnya keterkaitan dengan struktur ekonomi, secara umum, dan struktur

industri, secara khusus.

Pengelompokkan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah

didasarkan pada nilai aset yang dimiliki usaha dan hasil yang didapatkan

sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Usaha

mikro umumnya tidak memiliki aset tetap yang bisa dijadikan agunan, sehingga

tidak semua usaha mikro dapat dibiayai oleh perbankan dan mereka

membutuhkan lembaga lain yang dapat memfasilitasinya. Lembaga yang sangat

memungkinkan adalah badan hukum koperasi yang didirikan oleh sekumpulan

orang yang memiliki tujuan bersama.

2.3 Pembiayaan Usaha

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Kasmir (2011),

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang

Page 35: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

18

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Bentuk pembiayaan yang umumnya dikenal di Indonesia adalah Kredit.

Menurut Haryanto, dkk (2009) Kredit didefinisikan sebagai kapasitas dan

kemampuan untuk meminjam uang. Definisi ini menempatkan kredit dalam hak

milik individu atau bisnis dan bukan pada bank atau lembaga pemberi pinjaman

lainnya. Meminjam uang sesungguhnya merupakan pertukaran kredit seorang

peminjam untuk menggunakan uang pemberi pinjaman dengan suatu perjanjian

akan mengembalikan uang dan membayar bunga (interest) atas penggunaannya.

Berdasarkan tujuan penggunaannya, kredit dibagi kedalam dua jenis, yaitu

adalah kredit produksi dan kredit konsumsi. Kredit produksi (productive credit)

menurut Haryanto, dkk (2009) adalah kredit untuk pembelian tanah, ternak,

perlengkapan benih, pakan, bahan bakar, tenaga kerja dan lain-lain, yang berperan

dalam peningkatan produksi dan pendapatan. Termasuk kedalam kategori kredit

produksi adalah 1) kredit peralatan produksi yang akan dibayar kembali dalam

bentuk hasil usaha tani, dan 2) supervised credit, yaitu kredit produksi dengan

bantuan teknis kepada petani dalam membuat rencana produksi dan menggunakan

kredit. Kredit konsumsi (consumption credit), digunakan untuk membeli barang-

barang yang consumable serta tidak berdampak langsung pada peningkatan

produksi dan pendapatan meliputi pangan, pakaian, barang-barang rumah tangga

dan lain-lain.

Page 36: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

19

2.4 Akses UMKM terhadap Pembiayaan

Menurut Diagne dan Zeller (2001), akses terhadap kredit sering

dibingungkan antara mengakses kredit dengan partisipasi dalam program kredit.

Individu atau rumah tangga dikatakan memiliki akses terhadap sumber kredit

tertentu jika mampu meminjam dari sumber tersebut, sedangkan dikatakan

berpartisipasi jika individu atau rumah tangga meminjam dari sumber kredit

tertentu. Tingkat akses terhadap kredit dapat diukur dari jumlah maksimum yang

dapat dipinjam oleh individu atau rumah tangga. Jika jumlahnya positif, individu

atau rumah tangga dapat dikatakan memiliki akses. Namun, individu atau rumah

tangga dikatakan tidak memiliki akses apabila mengalami kendala dalam kredit

atau tidak dapat meminjam sebanyak yang diinginkan. Dalam penelitian ini

individu atau rumah tangga yang mengakses terhadap kredit adalah pengusaha.

Akses pada sumber pembiayaan merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kemampuan UMKM khususnya dalam pengembangan usahanya.

Selain itu, akses UMKM terhadap modal usaha dapat diindikasikan berdasarkan

ketersediaan lembaga-lembaga keuangan (formal, semi-formal dan informal),

seperti bank umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan berbagai bentuk

koperasi simpan-pinjam di suatu wilayah (Wati, 2015).

Akses UMKM pada sumber pembiayaan ditentukan oleh karakteristik

pemilik kondisi sosial ekonomi pengusaha, karakteristik usaha, ketersediaan

informasi dan networking yang dimiliki pengusaha serta karakteristik dari

pinjaman atau kredit. Putri (2013) dalam penelitian yang dilakukan menghasilkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi UMKM dalam mengakses kredit adalah

Page 37: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

20

omset usaha sebelum mengakses kredit, pengalaman usaha, pendidikan pengusaha

dan kepemilikan agunan. Kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi pengusaha

dalam mengakses sumber pembiayaan adalah umur, jumlah anggota dan lamanya

berorganisasi (Wati 2015;Wedelia 2016).

Menurut Anggraeni dkk (2013) menemukan bahwa akses simpanan, umur ,

jenis usaha dan omset usaha mempengaruhi akses pembiayaan pengusaha pada

sumber pembiayaan. Pemilik usaha yang berperan hanya sebagai pengelola usaha

akan memiliki waktu dan kesempatan yang lebih banyak dalam hal mencari

informasi mengenai sumber pembiayaan dan memiliki kesempatan yang lebih

luas dalam membuat networking baik dengan pasar kredit maupun pasar produk.

Sehingga membuat pemilik usaha yang berposisi sebagai pengelola usaha

memiliki peluang akses yang lebih besar pada sumber pembiayaan (Azriani,

2014).

2.5 Dampak Pembiayaan terhadap Usaha

Suatu kondisi yang diberikan sebuah perlakukan diharapkan akan memiliki

dampak positif maupun negatif (Wati, 2015). Begitupun dengan UMKM yang

diberikan tambahan modal usaha dapat menambah kapasitas produksinya.

Sehingga diharapkan dengan bertambahnya kapasitas produksi tersebut akan

meningkatkan keuntungan yang didapatkan dari usaha tersebut.

Berdasarkan prinsip dasar Diminishing marginal return to capital, De

Aghion dan Murdoch (2015) menjelaskan bahwa sebuah usaha (UMKM) dengan

modal yang relatif kecil akan menghasilkan pengembalian investasi lebih tinggi

Page 38: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

21

dibandingkan dengan usaha berskala besar. Dapat dilihat pada Gambar 1, dengan

penambahan modal yang sama besar antara UMKM dan usaha besar akan

menghasilkan output yang berbeda dimana output yang dihasilkan oleh UMKM

lebih besar dibandingkan dengan usaha besar. Prinsip tersebut diturunkan dari

fungsi produksi konkaf dimana diasumsikan sebuah usaha akan menghasilkan

produk yang lebih besar seiring dengan peningkatan modal. Tetapi tambahan

output yang dihasilkan semakin menurun dibandingkan dengan penambahan

modalnya. Dampak kredit terhadap UMKM dapat dilihat berdasarkan jumlah

output yang dihasilkan. Kredit dapat bermanfaat pada penggunaan input yang

lebih baik dan modern sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha.

Gambar 1.Hubungan Input Modal dengan Marginal Returrn Sumber: Aghion dan Murdoch, 2015

Nuswantara (2012), menjelaskan bahwa adanya peningkatan pengambilan

kredit dan kenaikan input produksi akan berdampak pada kenaikan yang lebih

tinggi pada penerimaan usaha, pendapatan usaha dan total biaya produksi. Azriani

(2014) menjelaskan bahwa bias seleksi yang timbul dalam menilai dampak kredit

Output

O1

UMKM

Usaha Besar

Capital

O2

C1 C2

Page 39: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

22

adalah seleksi diri dari kredit itu sendiri. Hal ini dapat terjadi jika anggota

kelompok penerima kredit memiliki atribut yang tidak teramati sehingga hasil dari

perlakuan penyaluran kredit menjadi sulit atau tidak bisa digeneralisasi ke

populasi yang lebih luas dari calon penerima kredit. Sumber kedua dari bias

seleksi adalah penempatan program non-acak. Pada akhirnya metode yang paling

umum digunakan untuk mengatasi bias seleksi dengan menggunakan kelompok

kontrol, yaitu populasi dengan karakteristik indentik tapi tidak memperoleh atau

bukan penerima kredit.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang dilakukan sebelum

penelitian ini dimulai yang menjadi sebuah rujukan oleh peneliti. Adapun

penelitian terdahulu yang menjadi rujukan adalah :

1. Anggraeni, dkk (2013) melakukan penelitian tentang akses UMKM

terhadap pembiayaan mikro syariah dan dampaknya terhadap perkembangan

usaha : kasus BMT Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor. Penelitian ini

untuk menganalisis akses UMKM terhadap pembiayaan syariah BMT dan

dampaknya terhadap perkembangan usaha UMKM. Alat analisis yang

digunakan adalah metode regresi logistik model logit untuk menganalisis

akses UMKM terhadap pembiayaan syariah BMT dan metode regresi linear

berganda untuk menganalisis dampak pembiayaan syariah BMT terhadap

perkembangan usaha UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat 4 faktor yang mempengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan

Page 40: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

23

BMT, yaitu jenis usaha, umur usaha, omset usaha dan akses simpanan.

Dimana faktor akses simpanan berpengaruh nyata pada taraf 5 persen dan

faktor jenis usaha, umur usaha dan omset usaha berpengaruh nyata pada

taraf 10 persen. Sedangkan UMKM yang mengakses pembiayaan syariah

yang diberikan oleh BMT memiliki dampak positif terhadap perkembangan

keuntungan usaha sektor perdagangan, jasa dan industri makanan minuman.

Dimana sektor jasa mengalami perkembangan keuntungan usaha paling

besar.

2. Wati (2015) melakukan penelitian tentang akses dan dampak kredit mikro

terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi organik di Kabupaten

Bogor. Penelitian ini untuk menganalisis aksesibilitas petani padi organik

pada kredit mikro dan dampaknya terhadap produksi padi dan pendapatan

usahatani padi organik di Kabupaten Bogor. Alat analisis yang digunakan

adalah Heckman Selection Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat 5 faktor yang dapat menentukan akses petani terhadap kredit mikro

yaitu usia, jumlah anggota keluarga, lamanya menjadi anggota kelompok

tani, pengalaman usahatani, dan luas lahan garapan. Di antara faktor-faktor

tersebut terdapat 3 faktor yang mempengaruhi secara negatif terhadap akses

petani terhadap kredit mikro, yaitu usia petani, jumlah anggota keluarga dan

pengalaman usahatani, sedangkan dua faktor lainnya yaitu lama

keanggotaan dalam kelompok tani dan luas lahan garapan mempengaruhi

akses kredit secara positif. Sedangkan dengan adanya akses kredit yang

dilakukan oleh petani padi organik, akan berdampak positif terhadap

Page 41: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

24

peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi organik. Hal tersebut

dikarenakan, petani padi organik yang mengakses kredit akan menambah

jumlah input produksinya sehingga dengan bertambahnya jumlah input

produksi tersebut dapat meningkatkan jumlah produksi padi organik dan

secara tidak langsung pendapatan usahatani padi organik juga mengalami

peningkatan.

3. Wedelia (2016) melakukan penelitian tentang aksesibilitas industri agro

skala mikro kecil pada sumber pembiayaan dan pengaruhnya terhadap

kinerja usaha di Kabupaten Bogor. Penelitian ini untuk menganalisis

aksesibilitas industri agro skala mikro kecil pada sumber pembiayaan formal

dan pengaruhnya terhadap kinerja usaha di Kabupaten Bogor. Alat analisis

yang digunakan adalah model probit dan Two Stage Heckman Model. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas industri agro skala mikro kecil

pada sumber pembiayaan formal (bank) di Kabupaten Bogor masih terbatas

dengan persentase sebesar 26,4 persen. Hal ini dikarenakan persyaratan

untuk pengajuan kredit di perbankan yang ketat dan membutuhkan waktu

yang lama sehingga membuat pengusaha kesulitan untuk mengakses sumber

pembiayaan formal. Faktor yang menentukan aksesibilitas industri agro

mikro kecil pada sumber pembiayaan formal adalah agunan (jumlah aset

yang dimiliki), tingkat pendidikan dan posisi pemilik usaha. Sedangkan

analisis pengaruh berbagai sumber pembiayaan terhadap kinerja usaha dapat

dilihat dari kegiatan produksinya yang digambarkan dari nilai aset, nilai

produksi dan pendapatan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses

Page 42: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

25

kredit formal (bank) dan semi formal (program kemitraan bina lingkungan)

mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerja usaha berupa

peningkatan aset, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan nilai

produksi dan pendapatan. Sedangkan kredit sumber pembiayaan informal

(sekolah berjanji) tidak mampu memberikan pengaruh terhadap kinerja

usaha yang dijalankan.

Tabel 7. Penelitian Terdahulu

Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Akses UMKM

terhadap

Pembiayaan

Mikro Syariah

dan

Dampaknya

terhadap

Perkembangan

Usaha

(Lukytawati

Anggraeni

dkk, 2013)

1. Faktor yang mempengaruhi

akses: Umur, dummy jenis

kelamin, lama pendidikan,

jumlah anggota keluarga,

dummy jenis usaha 1, dummy

jenis usaha 2, lama usaha,

omset usaha, total aset, dan

dummy akses simpanan.

2. Faktor yang mempengaruhi

perkembangan usaha:

Umur, lama pendidikan,

dummy jenis usaha 1, dummy

jenis 2, lama usaha, total

tenaga kerja, total aset,

pembiayaan syariah BMT,

frekuensi pembiayaan

syariah BMT, kredit

konvensional.

1. variabel dummy akses

simpanan berpengaruh nyata

pada taraf 5 persen dan

variabel umur, dummy jenis

usaha 2 serta omset usaha

signifikan pada taraf 10

persen.

2. UMKM yang mengakses

pembiayaan syariah yang

diberikan oleh BMT memiliki

dampak positif terhadap

perkembangan keuntungan

usaha sektor perdagangan,

jasa dan industri makanan

minuman.

Akses dan

dampak kredit

mikro

terhadap

produksi dan

pendapatan

usahatani padi

organik di

Kabupaten

Bogor

(Dewi Rohma

Wati, 2015)

1. Faktor yang mempengaruhi

akses:

Usia petani, jumlah anggota

keluarga, lama pendidikan

petani, pengalaman

usahatani padi, lama menjadi

anggota kelompok tani, dan

luas lahan garapan

2. Faktor yang mempengaruhi

produksi padi organik:

Jumlah penggunaan pupuk

organik, jumlah penggunaan

pupuk kimia, jumlah

penggunaan tenaga kerja,

1. Variabel usia, jumlah anggota

keluarga, lamanya menjadi

anggota kelompok tani,

pengalaman usahatani, dan

luas lahan garapan dapat

menentukan peluang petani

dalam mengakses kredit

mikro. Di antara faktor-faktor

tersebut terdapat 3 variabel

yang mempengaruhi secara

negative yaitu usia petani,

jumlah anggota keluarga, dan

pengalaman usahatani.

2. variabel yang berpengaruh

Page 43: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

26

jumlah kredit nyata pada taraf nyata 0.05

terhadap produksi padi

organik adalah jumlah

penggunaan benih, jumlah

tenaga kerja, dan jumlah

kredit

Aksesibilitas

industri agro

skala mikro

kecil pada

sumber

pembiayaan

dan

pengaruhnya

terhadap

kinerja usaha

di Kabupaten

Bogor

(Lillah

Wedelia,

2016)

1. Variabel akses pembiayaan:

Umur pengusaha, jumlah

anggota keluarga pendidikan

pengusaha, omset, aset,

dummy posisi pemilik usaha,

dummy aktif organisasi,

dummy ikut pelatihan

2. Variabel dampak terhadap

nilai produksi: penggunaan

bahan baku, lama

pendidikan, jumlah aset,

pengalaman usaha, jumlah

tenaga kerja, praduga

sumber pembiayaan bank,

praduga sumber pembiayaan

PKBL, praduga sumber

pembiayaan informal

3. Variabel dampak terhadap

nilai aset: pendapatan,

pendidikan, pengalaman,

dummy jenis usaha, praduga

sumber pembiayaan bank,

praduga sumber pembiayaan

PKBL, praduga sumber

pembiayaan informal

4. Variabel dampak terhadap

pendapatan usaha: biaya

produksi, penjualan, jumlah

keluarga, praduga sumber

pembiayaan bank, praduga

sumber pembiayaan PKBL,

praduga sumber pembiayaan

informal.

1. Faktor yang menentukan

aksesibilitas industri agro

mikro kecil pada sumber

pembiayaan formal adalah

agunan (jumlah aset yang

dimiliki), tingkat pendidikan

dan posisi pemilik usaha.

2. Sedangkan analisis pengaruh

berbagai sumber pembiayaan

terhadap kinerja usaha dapat

dilihat dari kegiatan

produksinya yang

digambarkan dari nilai aset,

nilai produksi dan pendapatan

usaha. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa akses

kredit formal (bank) dan semi

formal (program kemitraan

bina lingkungan) mampu

memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja usaha berupa

peningkatan aset, namun tidak

berpengaruh terhadap

peningkatan nilai produksi

dan pendapatan. Sedangkan

kredit sumber pembiayaan

informal (sekolah berjanji)

tidak mampu memberikan

pengaruh terhadap kinerja

usaha yang dijalankan.

Page 44: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

27

2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

1. Akses pembiayaan yang

diterima

2. Biaya produksi

3. Pendidikan

4. Lama usaha

5. Pengalaman usaha

Akses Dampak

UMKM di Kota

Tangerang Selatan

Kendala Modal

Akses Kredit

Perbankan Terbatas

Pembiayaan dari koperasi

Keluarga Mitra Manunggal

1. Usia

2. Jumlah anggota keluarga

3. Pendidikan

4. Omset

5. Lama usaha

6. Posisi pemilik

7. Keikutsertaan dalam organisasi

8. Keikutsertaan dalam pelatihan

Model

Seleksi

Heckman

Faktor-faktor yang berdampak

terhadap perkembangan usaha

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan pembiayaan

Page 45: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

28

UMKM di Kota Tangerang Selatan mengalami perkembangan baik dari

jumlah unit maupun penyerapan tenaga kerja. Namun, keberlanjutan UMKM di

Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan usahanya masih tergolong kecil,

dimana masih banyak UMKM yang berhenti ditengah jalan. Kendala modal

merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM. Sulitnya

UMKM dalam mengakses modal dikarenakan sumber pembiayaan yang mudah

diakses belum banyak tersedia. Sedangkan bank sebagai lembaga keuangan

formal masih sulit diaksesoleh UMKM karena pesyaratan yang rumit (bankable)

dan membutuhkan agunan (jaminan) untuk mengakses modal pada bank.

Sulitnya UMKM dalam pengakses permodalan pada bank dikarenakan

pengetahuan UMKM dalam mengakses modal ke bank masih sedikit dan tidak

adanya agunan sebagai jaminan, maka diperlukan akses permodalan yang tidak

rumit dan mudah diakses oleh UMKM. Koperasi sebagai salah satu sumber

pembiayaan yang dapat diakses oleh UMKM yang mana memiliki sistem

peminjaman yang lebih mudah dan tidak menyulitkan bagi UMKM. Sehingga

UMKM memiliki modal lebih yang dapat digunakan untuk membiayai pembelian

input produksi sampai tercapai kondisi optimal yang pada akhirnya akan

meningkatkan keuntungan dan pendapatan UMKM.

Penelitian ini akan mengkaji mengenai akses pembiayaan UMKM sektor

agribisnis dan dampaknya terhadap usaha pada koperasi Keluarga Mitra

Manunggal yang terletak di Kota Tangerang Selatan. Koperasi KEMIMA

merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang dapat memperkuat

permodalan UMKM. Akan tetapi akses pinjaman yang disalurkan masih

Page 46: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

29

berfluktiasi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam

penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi akses UMKM sektor

agribisnis pada koperasi KEMIMA. Akses pada sumber pembiayaan dalam

penelitian ini adalah fungsi dari umur pengusaha, jumlah anggota keluarga,

pendidikan pengusaha, omset, lama usaha, aliran informasi yang diproksi dengan

dummy posisi pemilik usaha sebagai pengelola atau ikut bekerja, keikutsertaan

organisasi dan keikutsertaan pelatihan. Penentuan fungsi-fungsi tersebut

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angraeni, dkk (2013), Wati (2015),

dan Wedelia (2016).

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran, dapat dirumuskan suatu hipotesis dari penelitian

ini yaitu:

1. Variabel Umur, jumlah anggota keluarga, pendidikan, omset, keikutsertaan

organisasi, dan umur berpengaruh signifikan positif terhadap peluang akses

UMKM ke sumber pembiayaan koperasi.

2. Akses kredit pada koperasi memberi dampak positif terhadap pendapatan

UMKM.

Page 47: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal di Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten dengan melibatkan beberapa stakeholder di

dalamnya, yaitu Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Koperasi dan UMKM di

Tangerang Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan dalam dua periode, yaitu

periode pengambilan data dan periode pengolahan data. Periode pengambilan data

dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2018 dan periode pengolahan data

dilakukan pada bulan November – Maret 2019.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data adalah Bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang

diperoleh di lokasi penelitian (Bungin, 2005). Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data cross section yang bersifat kuantitatif. Sumber data yang

digunakan yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari penelusuran langsung ke koperasi dan UMKM

terkait melalui wawancara langsung dengan informan kunci dari pengurus

koperasi dan responden menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner).

Page 48: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

31

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi terkait. Adapun instansi

terkait yang dimaksud antara lain: Kementerian Koperasi dan UMKM, Badan

Pusat Statistika, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan, Koperasi

terkait, Jurnal-jurnal ilmiah, tesis maupun disertasi serta dokumen atau publikasi

dari instansi terkait lainnya.

3.3 Metode Pengambilan Sampel

Data yang diambil untuk penentuan sampel didapatkan dari koperasi

Keluarga Mitra Manunggal. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel bebas

dan sampel khusus. Sampel bebas merupakan responden yang mengakses

pembiayaan pada koperasi KEMIMA sedangkan sampel control merupakan

responden yang tidak mengakses pada koperasi KEMIMA. Untuk pengambilan

sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sesuai dengan kriteria

yang dibutuhkan peneliti.

Kriteria sampel bebas yang mengakses kredit atau pembiayaan pada

koperasi Keluarga Mira Manunggal adalah sebagai berikut:

1. Anggota dari koperasi Keluarga Mitra Manunggal

2. Domisili usaha di Tangerang Selatan

3. Usaha sektor agribisnis

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel bebas dalam penelitian ini

berjumlah 51 dari 108 UMKM anggota koperasi KEMIMA. Untuk penentuan

sampel kontrol dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang

Page 49: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

32

dilakukan oleh Anggraeni, dkk (2013) dengan perbandingan responden bebas

berbanding responden kontrol sebesar 2:1. Sehingga untuk jumlah sampel kontrol

dalam penelitian ini sebesar 26 responden.

Untuk kriteri sampel kontrol yakni UMKM yang tidak mengakses kredit

atau pembiayaan di KEMIMA adalah sebagai berikut:

1. Domisili usaha di Tangerang Selatan

2. Usaha sektor agribisnis

3. Berada pada radius 2 kilometer dari koperasi dalam penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara

yaitu:

a. Studi dokumentasi, yaitu dengan menganalisis dokumen-dokumen yang

dijadikan objek penelitian.

b. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara secara terstruktur

berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode tabulasi dengan bantuan perangkat lunak (software)

program Microsoft Excel 2010. Data yang diperoleh baik berupa data primer

maupun data sekunder disusun dan disederhanakan serta disajikan dalam bentuk

Page 50: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

33

tabulasi. Setelah proses tabulasi selesai, maka data dianalisis sesuai dengan tujuan

dari penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode

kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif untuk melihat

karakteristik UMKM yang ada di Kota Tangerang Selatan, sedangkan metode

kuantitatif menggunakan analisis ekonometrika dengan model Seleksi Heckman

(Heckman 1976; Hopkins 2005; Ibrahim dan Bauer 2013), dimana model ini

terdiri dari dua langkah yang terdiri dari dua persamaan yaitu outcome equation

dan selection equation. Langkah pertama menggunakan model probit (selection

equation) yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi UMKM mengakses pembiayaan pada koperasi. Sedangkan

langkah kedua (outcome equation) dilakukan untuk melihat dampak yang

ditimbulkan terhadap pendapatan usaha dari adanya akses kredit tersebut.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab tujuan pertama yaitu

mengetahui karakteristik pelaku UMKM berbasis pertanian di Kota Tangerang

Selatan dan untuk melengkapi hasil analisis kuantitatif yang dilakukan. Data yang

digunakan dalam analisis deskriptif adalah data primer maupun data sekunder

berupa data-data umum sampel, seperti profil usaha responden dan informasi

mengenai pembiayaan yang diperoleh responden dari koperasi Keluarga Mitra

Manunggal.

Page 51: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

34

3.5.2 Model Seleksi Heckman

Model Seleksi Heckman digunakan untuk menjawab tujuan kedua dan

ketiga yaitu identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi UMKM mengakses

pembiayaan pada koperasi dan dampaknya terhadap usaha. Model Seleksi

Heckman ini memperbolehkan penggunaan informasi dari persamaan seleksi pada

tahap pertama yang diestimasi dengan menggunakan metode estimasi Likelihood

maksimum (Ibrahim dan Bauer, 2013). Model ini lebih konsisten, estimasi efisien

secara asimtotik untuk semua parameter dalam model. Untuk melihat kesesuaian

Model Seleksi Heckman dilakukan uji parameter secara parsial dan serentak.

Penggunaan model Seleksi Heckman dilakukan dengan pertimbangan bahwa nilai

pencocokan yang dihasilkan dari pendugaan model probit lebih mendekati nilai

mediannya dan dapat langsung diubah sebagai probabilitas dari variabel tersebut

dengan mencocokkan nilai z dengan tabel z. Model probit didasarkan atas asumsi

bahwa variabel dependen yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang

berbentuk normal. Penggunaan model probit dilakukan untuk menjelaskan

perilaku suatu variabel tak bebas (dependen) yang bersifat dummy atau dikotomis

yakni bernilai 0 atau 1 (Gujarati, 1997).

Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel-variabel

bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan nyata (signifikan) dengan

variabel tidak bebas. Pengujian ini dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:

Page 52: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

35

1. Uji Serentak (Goodness of fit)

Uji serentak dilakukan untuk memeriksa keberartian koefisien α (parameter

pada persamaan seleksi) dan β (parameter pada persamaan hasil) secara

keseluruhan atau serentak. Hipotesis pengujinya adalah:

H0 : α1 = α2 = ... = αn = 0 dan β1 = β2 = ... βn = 0

H2 : paling sedikit ada satu αi atau βi ≠ 0; i = 1,2,...,n

statistik uji yang dilakukan adalah uji G2 atau likelihood ratio test, yaitu

∑ ̂ ̂

Dengan:

n1= banyaknya observasi yang memiliki nilai y=1

n2= banyaknya observasi yang memiliki nilai y=0

n= n1 + n0

Statistik uji G2 mengikuti distribusi X2, maka pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara nilai statistik uji G dan nilai tabel X2 dengan derajat

bebas v (banyaknya parameter) pada α(taraf signifikan 0,05). Ditolak H0 jika

G2> X2 (vα) atau p- value <α.

2. Uji Parsial

Uji parsial dilakukan untuk menguji keberartian koefisien β (parameter pada

persamaan seleksi) dan α (parameter pada persamaan hasil) secara parsial

dengan membandingkan dugaan β dan α dengan penduga standar erornya.

Dengan hipotesis:

H0: β dan α = 0

H1: β dan α ≠ 0: i = 1,2, …, n

Page 53: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

36

Dengan statistik Uji Wald:

W =

Statistik Uji Wald mengikuti distribusi normal strandar, maka pengujian

dilakukan dengan membandingkan statistik uji Wald dengan distribusi

normal standar pada taraf nyata 0.05. Ditolak H0 jika nilai mutlak W > Za/2

atau p-value < taraf nyata.

3.6 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akses UMKM terhadap

Sumber Pembiayaan

Untuk menjawab tujuan kedua, digunakan model probit. Model probit

diperkenalkan pertama kali oleh Chester Bliss pada tahun 1934. Model ini

merupakan sebuah model fungsi distribusi kumulatif yang cocok menjelaskan

respon variabel dependen biner (binary response) yang bersifat kualitatif

(Intriligator et al. 1996). Kondisi variabel dependen bersifat kualitatif, maka

urutan angka variabel dapat dinyatakan sebagai frekuensi relatif. Sampel dihitung

dari satu atau dua kemungkinan, yaitu akses atau tidak akses terhadap kredit.

Model untuk melihat akses kredit UMKM pada sumber pembiayaan koperasi

mengacu model probit yang digunakan juga oleh Ibrahim dan Bauer (2013);

Azriani (2014); Wati (2015); dan Wedelia (2016) sebagai berikut:

Pr ((Z = 1|w) = ɸ (w’α)

Keterangan :

Pr = Peluang kejadian (P(1) = terjadi ; P(0) = tidak terjadi)

ɸ = Fungsi Distribusi Kumulatif (Cumulatif Distribution Cumulatif)

α = parameter estimasi

Page 54: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

37

Adapun persamaan seleksi dimaksud di atas menurut Hopkins (2005) adalah:

Z* = W’ α + εi

Dimana ε~N(0.1) dan Y dapat diperlihatkan sebagai sebuah indikator untuk

variabel tersembunyi yang bernilai positif:

Z = {

}

Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi akses UMKM sektor agribisnis

terhadap pembiayaan pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal dianalisis dengan

menggunakan model probit, dibuatlah persamaan seleksi dalam bentuk regresi

probit. Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel yang juga digunakan

pada beberapa studi terdahulu mengenai akses pada sumber pembiayaan yaitu

Ibrahim dan Bauer (2013); Azriani (2014); Wati (2015); dan Wedelia (2016)

sebagai berikut:

…… (3.1)

Dimana:

Z = peluang akses terhadap sumber pembiayaan (1 = akses; 0 = tidak akses)

αi = parameter estimasi

W1 = usia pengusaha (tahun)

W2 = jumlah anggota keluarga (orang)

W3 = lama pendidikan pengusaha (tahun)

W4 = omzet (Rp/tahun)

W5 = lama usaha (tahun)

W6 = dummy posisi pemilik usaha, D = 1 jika pemilik ikut bekerja, D = 0 Jika

pemilik tidak ikut bekerja

W7 = dummy aktif ikut organisasi, D = 1 jika pernah ikut organisasi seperti

koperasi, arisan atau organisasi lainnya, D = 0 Jika tidak pernah ikut

organisasi.

W8 = dummy ikut pelatihan, D = 1 jika pengusaha pernah ikut pelatihan

seperti manajemen akutansi untuk usaha atau penggunaan alat yang

berhubungan dengan usaha, D = 0 jika tidak pernah ikut pelatihan

εi = variabel acak

Page 55: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

38

Tanda parameter yang diharapkan = α1, α2, α3, α4, α5, α6, α7, > 0

Dikarenakan model peluang melibatkan variabel tidak bebas yang

dikotomis, maka semua variabel bebas dikonversi nilainya dalam bentuk

logaritma untuk menghindari bias dan agar sesuai dengan metode estimasi yang

digunakan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibrahim dan Bauer (2013); Wati

(2015); dan Wedelia (2016).

3.7 Dampak Akses Pembiayaan UMKM pada Koperasi terhadap

Pendapatan UMKM

Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu dampak akses kredit terhadap

pendapatan UMKM, menggunakan outcome equation sebagai berikut:

Y = …………………………………………………………. (3.2)

Dimana:

Y = variabel terikat dari persamaan hasil

Xi = tiap unit observasi dari persamaan hasil

= variabel acak [U2i ~ N (0,1)]

= parameter estimasi

Pendapatan UMKM diduga dipengaruhi oleh jumlah kredit yang diterima,

biaya produksi, pendapatan total rumah tangga pengusaha, lama pendidikan dan

pengalaman usaha. Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel yang juga

digunakan pada beberapa studi terdahulu mengenai dampak akses pada sumber

pembiayaan yaitu Ibrahim dan Bauer (2013); Azriani (2014); Wati (2015); dan

Wedelia (2016). Adapun bentuk persamaan hasil (outcome equation) untuk

dampak akses kredit terhadap pendapatan UMKM adalah sebagai berikut:

Page 56: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

39

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + µ ………………...... (3.3)

Dimana:

Y = Pendapatan (juta rupiah/tahun)

X1 = Jumlah kredit yang diterima (juta rupiah)

X2 = Biaya produksi (juta rupiah/tahun)

X3 = Tingkat pendidikan pengusaha (tahun)

X4 = Omzet usaha (juta rupiah/tahun)

X5 = Lama usaha (tahun)

β0 = Konstanta

β1 – β5 = Parameter estimasi

µ = Variabel acak

Tanda parameter yang diharapkan β1 β2 β3 β4 β5 > 0

3.8 Definisi Operasional

1. Umur pengusaha adalah umur pengusaha responden pada saat penelitian

dilakukan dengan satuan tahun.

2. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih

dibiayai oleh pengusaha responden dengan satuan yang digunakan adalah

banyaknya orang.

3. Pendidikan pengusaha adalah lamanya pendidikan formal yang ditempuh

oleh pengusaha dengan satuan yang digunakan adalah tahun.

4. Omzet adalah jumlah uang yang diterima oleh pelaku usaha dalam

menjalankan usahanya.

5. Posisi pemilik usaha (dummy) adalah keikutsertaan pemilik dalam

menjalankan usaha.

6. Keikutsertaan organisasi (dummy) adalah pengalaman pengusaha dalam

keikutsertaan kegiatan masyarakat seperti koperasi atau arisan.

Page 57: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

40

7. Keikutsertaan pelatihan (dummy) adalah pengalaman keikutsertaan

pengusaha dalam kegiatan pelatihan yang diadakan oleh lembaga tertentu

seperti pelatihan manajemen akuntansi untuk usaha atau penggunaan alat

yang berhubungan dengan usaha.

8. Pendapatan adalah keuntungan bersih yang didapatkan oleh pengusaha

dengan satuan yang digunakan adalah rupiah per tahun.

9. Jumlah pembiayaan yang diterima adalah banyaknya rupiah yang diterima

dalam mengakses permodalan pada koperasi.

10. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melakukan

proses produksi selama setahun.

11. Tingkat pendidikan pengusaha adalah tahapan pendidikan terakhir yang

telah diselesaikan oleh pelaku usaha.

12. Lama usaha adalah waktu yang telah dilalui oleh pelaku usaha dalam

menjalankan usahanya.

Page 58: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada

akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November

2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut merupakan pemekaran dari

Kabupaten Tangerang. Pemekaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan dalam bidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan serta

dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah guna

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat (BPS Kota Tangerang

Selatan, 2018).

4.1.1 Kondisi Geografis Kota Tangerang Selatan

Tangerang Selatan merupakan kota termuda yang resmi memisahkan diri

sejak tahun 2008 dari Kabupaten Tangerang. Secara geografis Kota Tangerang

Selatan terletak antara 6○39’ – 6

○47’ Lintang Selatan dan 106

○14’ – 106

○22’

Bujur Timur dengan luas wilayah 147,19 kilometer persegi (km2) atau sebesar

1,63 persen dari luas wilayah Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan terletak di

daerah dataran rendah dari wilayah terendah yaitu Kecamatan Setu sekitar 14,80

mdpl hingga yang tertinggi yaitu Kecamatan Pondok Aren sekitar 29,88 mdpl.

Page 59: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

42

Suhu udara rata-rata di Kota Tangerang Selatan adalah 27,8○C dengan

kelembabannya adalah 83,1% (BPS Kota Tangerang Selatan, 2017).

Kota Tangerang Selatan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan DKI Jakarta

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Depok dan DKI Jakarta

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Gambar 3. Peta kota Tangerang Selatan Sumber: Tangerangselatankota.go.id

Secara administratif, berdasarkan Undang-Undang Nomor. 51 Tahun 2008

Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten, Kota

Tangerang Selatan terdiri dari 7 Kecamatan dan 54 Kelurahan. Jumlah penduduk

Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 berjumlah 1.644.899 jiwa. Terdiri atas

Page 60: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

43

828.392 laki-laki dan 816.507 perempuan dengan rasio jenis kelamin 101,46 yang

artinya adalah setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki-

laki. Laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017

sebesar 3,21 persen. Jika dibandingkan dengan luas wilayah 147,19 km2,

kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan sebanyak 11.175 jiwa per kilometer

persegi (BPS Kota Tangerang Selatan, 2018).

4.1.2 Kondisi Ekonomi Kota Tangerang Selatan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam periode waktu

tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB

pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha suatu wilayah pada periode waktu tertentu tanpa memperhatikan apakah

faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat

dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran,

dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

Tabel 8. PDRB Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)

Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(juta rupiah)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

(juta rupiah)

2013 44.346.740,54 39.251.537,48

2014 50.074.110,56 42.411.467,14

2015r

56.237.398,04 45.485.613,63

2016* 61.367.465,12 48.602.863,79

2017** 68.317.151,06 52.213.998,57

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2018

Keterangan: r)Angka revisi

*)Angka sementara

**)Angka sangat sementara

Page 61: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

44

Selama lima tahun terakhir perekonomian Kota Tangerang Selatan yang

diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan 2010 selalu mengalami peningkatan. PDRB

Kota Tangerang Selatan tahun 2017 yang diukur berdasarkan atas dasar harga

berlaku mencapai 68,32 trilyun rupiah, bertambah sebesar 23,97 trilyun rupiah

dari tahun 2013 yang hanya sebesar 44,35 trilyun rupiah. Begitu pun PDRB Kota

Tangerang Selatan tahun 2017 jika dihitung atas dasar harga konstan 2010

mencapai 52,21 trilyun rupiah, bertambah sebesar 12,96 trilyun rupiah dari tahun

2013 yang hanya sebesar 39,25 trilyun rupiah (Tabel 8).

Gambar 4. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan

Laju pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan suatu indikator ekonomi

mikro yang menggambarkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu

daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam periode waktu

tertentu. Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan tersebut dapat dihitung dari

data PDRB atas dasar harga konstan.

8,75 8,05 7,25 6,85 7,43

2013 2014 2015 2016 2017

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan

Page 62: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

45

Perekonomian Kota Tangerang Selatan tahun 2017 lebih baik

dibandingkan tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya laju

petumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan tahun 2017 yaitu mencapai 7,43

persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya tumbuh

sebesar 6,85 persen. Selama periode 2013 – 2016, perekonomian Kota Tangerang

Selatan menunjukkan tren yang melambat (Gambar 4). Peningkatan pertumbuhan

ekonomi Kota Tangerang Selatan tahun 2017 disebabkan karena adanya

peningkatan nilai produksi pada hampir semua lapangan usaha. UMKM

merupakan salah satu faktor penunjang pertumbuhan ekonomi rakyat di Kota

Tangerang Selatan dimana UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja

sehingga mampu mengurangi angka pengangguran yang akan berdampak pada

meningkatnya pendapatan masyarakat.

4.2 Kondisi UMKM Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan

Struktur perekonomian pada dasarnya menunjukkan besaran kontribusi

masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan perekonomian suatu

daerah. Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampak sampai sejauh

mana kekuatan suatu lapangan usaha terhadap perekonomian suatu daerah.

Besarnya kontribusi suatu lapangan usaha, mengindikasikan arah kebijakan

pembangunan yang diambil.

Apabila dilihat menurut lapangan usahanya kontribusi sektor pertanian

cenderung mengalami penurunan. Dapat dilihat pada gambar 5, kontribusi sektor

pertanian pada tahun 2017 sebesar 0,25 persen lebih kecil dibandingkan dengan

Page 63: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

46

tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,27 persen. Berbanding terbalik dengan

kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian yang cenderung mengalami

penurunan, laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada Kota Tangerang

Selatan mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada Gambar 5, pada tahun 2017

laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada Kota Tangerang selatan sebesar

2,15 persen lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Gambar 5. Peran Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Tangerang Selatan mengalami

peningkatan pada tahun 2017 sebesar 113,97 milyar rupiah lebih banyak

dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar 111,57 milyar rupiah. Salah

satu penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan adalah UMKM,

dimana UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mampu

mengurangi angka pengangguran yang akan berdampak pada meningkatnya

pendapatan masyarakat.

0,27 0,25 0,12

2,15

Kontribusi terhadap Perekonomian Laju Pertumbuhan Ekonomi

Peran Sektor Pertanian pada Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2017

2016 2017

Page 64: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

47

Gambar 6. Perkembangan UMKM Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan, 2018

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan,

perkembangan UMKM sektor pertanian mengalami peningkatan. Baik pada

subsektor pertanian maupun subsektor perikanan. Dapat dilihat pada Gambar 6,

perkembangan UMKM subsektor pertanian mengalami peningkatan pada tahun

2017 yaitu sebesar 294 UMKM lebih banyak daripada tahun 2016 yaitu sebanyak

287 UMKM. Berbanding lurus dengan subsektor pertanian, subsektor perikanan

juga mengalami peningkatan pada tahun 2017 yaitu sebesar 180 UMKM lebih

banyak daripada tahun 2016 yaitu sebanyak 166. Meningkatnya jumlah UMKM

sektor pertanian pada Kota Tangerang Selatan mengindikasikan bahwa sektor

pertanian masih memiliki peluang besar dalam berkontribusi terhadap

perekonomian di Kota Tangerang Selatan.

287

166

294

180

Pertanian Perikanan

Perkembangan UMKM Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan

2016 2017

Page 65: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

48

4.3 Koperasi Keluarga Mitra Manunggal

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal (KEMIMA) merupakan salah satu

koperasi aktif yang ada di Kota Tangerang Selatan. Koperasi KEMIMA termasuk

ke dalam kelompok koperasi serba usaha (ksu) dan memiliki bidang usaha utama

yaitu pembiyakan dan pembesaran tanaman, baik tanaman hias maupun tanaman

buah. Usaha lainnya yang dijalankan oleh koperasi KEMIMA adalah mengadakan

pelatihan budidaya tanaman hias. Koperasi ini terletak di Jl. Trubus I No. 31,

Pondok Cabe Ilir, Pamulang-Tangerang Selatan.

Pada mulanya koperasi KEMIMA merupakan sebuah kegiatan arisan rutin

yang diadakan oleh beberapa orang. selanjutnya dari arisan tersebut diadakan

sebuah paguyuban yang berlandaskan sosial selama 3 tahun. Namun dikarenakan

banyak anggota yang merupakan pengusaha ukm yang dalam hal permodalan

masih kekurangan sehingga sering diadakan sharing tentang permodalan hingga

tercetus untuk membentuk sebuah koperasi yang tujuannya untuk membantu

permodalan anggota yang kesulitan. Kemudian secara resmi pada tanggal 12

Maret 2012 berdiri Koperasi Keluarga Mitra Manunggal. Nama KEMIMA sendiri

diambil karena setiap anggota yang berteman sudah dianggap seperti saudara dan

sebagai mitra harus tetap manunggal.

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal (KEMIMA) merupakan koperasi

simpan pinjam yang memiliki bidang usaha utama yaitu pembiakan dan

pembesaran tanaman hias dan tanaman buah-buahan. Selain itu, koperasi

KEMIMA juga kerap mengadakan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat

dan sekolah-sekolah yang berada disekitar Pondok Cabe mengenai pengembangan

Page 66: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

49

tanaman hias dan buah-buahan yang menjadi satu alternatif usaha yang

menjanjikan.

Dalam menjalankan koperasi, koperasi KEMIMA memiliki visi, misi dan

tujuan yang ingin dicapai. Visi, misi, dan tujuan koperasi KEMIMA adalah

sebagai berikut:

1. Visi:

Menjadi koperasi yang utama yang mampu membangun potensi ekonomi

untuk kesejahteraan anggota.

2. Misi:

Menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan sebagai modal

untuk menyelenggarakan berbagai usaha dalam bidang perdagangan, jasa,

investasi dan simpan pinjam yang dikelola secara mandiri, profesionalitas,

berkualitas, dan transparan yang hasilnya dinikmati oleh seluruh anggota koperasi.

3. Tujuan

a. Untuk menghimpun dana dari anggota sebagai modal usaha bersama.

b. Untuk membangun dan mengembangkan potensi ekonomi anggota.

c. Untuk membantu anggota dalam menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan.

d. Untuk mendidik dan melatih anggota agar memiliki kemampuan dan

keahlian yang bernilai ekonomi.

e. Untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pola pembagian sisa hasil

usaha.

Page 67: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

50

4. Struktur Kepengurusan Koperasi KEMIMA

Berdasarkan Surat Pengukuhan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Tangerang Selatan susunan pengurus dan pengawas Koperasi Keluarga Mitra

Manunggal periode 2012-2017 adalah sebagai berikut.

Susunan Pengurus:

a. Ketua : R. Winardi, S.P

b. Sekretaris : Drs. Soeparno, MM

c. Bendahara : Samino, S.E

Susunan Pengawas:

a. Ketua : Tjoek Surahman

b. Anggota : Ngaiso

c. Anggota : Wiyono

Page 68: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

51

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik UMKM Sektor Agribisnis Kota Tangerang Selatan

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 77 UMKM yang terdiri dari 51

UMKM yang mengakses pembiayaan pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal

dan 26 UMKM yang tidak mengakses pembiayaan pada Koperasi sebagai

responden kontrol. Jenis usaha yang mengakses UMKM merupakan usaha

pengembangan tanaman hias, pupuk, kios pot, pedagang tanaman, saprodi,

pembibitan tanaman, lanscap, pengembangan pot, pedagang sayur dan buah-

buahan, pembibitan rumput, dan penjual tanaman anggrek. UMKM yang tidak

mengakses pembiayaan jenis usaha yang dilakukan adalah pedagang sayur dan

buah-buahan, pedagang telur, pedagang beras, penjual tanaman hias, saprodi,

penjual ikan hias, dan pedagang umbi-umbian. Untuk menjawab tujuan pertama,

diambil semua responden UMKM yang dapat mengakses dan tidak mengakses

pembiayaan pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal yang dijelaskan

berdasarkan karakteristik sosial ekonomi responden dan statistik deskriptif

variabel-variabel dalam model.

5.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Karakteristik sosial ekonomi dapat di kelompokkan berdasarkan faktor

internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja UMKM (Munizu,

2010). Karakteristik sosial ekonomi responden dalam penelitian ini berdasarkan

Page 69: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

52

faktor internal terdiri dari jenis kelamin pengusaha, usia pengusaha, jumlah

anggota keluarga pengusaha, pendidikan terakhir pengusaha, lama usaha, posisi

pemilik, dan biaya operasional, sedangkan yang berdasarkan faktor eksternal

terdiri dari keikutsertaan organisasi, keikutsertaan pelatihan, pendapatan usaha,

dan pembiayaan yang diterima. Seluruh karakteristik sosial ekonomi responden

dijelaskan dalam bentuk tabel.

1) Jenis Kelamin Responden

Responden dalam penelitian ini di dominasi oleh responden yang berjenis

kelamin laki-laki. Dari total 77 responden, 69 responden berjenis kelamin laki-

laki-laki terdiri dari 49 responden (96,08 persen) yang mengakses pembiayaan dan

20 responden (76,92 persen) yang tidak mengakses pembiayaan. Selebihnya

responden yang berjenis kelamin perempuan hanya 8 orang terdiri dari 2

responden (3,92 persen) yang mengakses pembiayaan dan 6 responden (23,08

persen) yang tidak mengakses pembiayaan (Tabel 9).

Tabel 9. Jenis Kelamin Responden

No.

Jenis Kelamin

Pengusaha

UMKM

Akses Pembiayaan Non Akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Laki-laki 49 96,08 20 76,92

2 Perempuan 2 3,92 6 23,08

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Hal ini menunjukkan bahwa para pengusaha laki-laki merupakan kepala

keluarga yang bertanggung jawab mencari nafkah dalam keluarga dan usahanya

sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu,

Page 70: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

53

pengusaha laki-laki lebih banyak mengambil keputusan dalam usahanya.

Responden perempuan yang berperan sebagai pemilik usaha dalam penelitian ini

melakukan usahanya untuk menambah penghasilan keluarganya. Selain itu, ada

juga responden yang berperan sebagai tulang punggung keluarga karena suaminya

sudah memasuki usia pensiun dan hanya membantu usahanya sehingga

pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh responden perempuan.

2) Usia Responden

Responden rata-rata masih berada pada usia produktif baik yang sebagai

usaha tetap atau sebagai usaha sampingan. Usia responden berkisar antara 30 – 75

tahun dengan kriteria jarak umur sebagaimana dilihat pada Tabel 10. Jumlah

responden terbanyak pada usia antara 40-49 tahun yakni 21 responden (41,18

persen) untuk pengusaha yang mengakses pembiayaan pada koperasi KEMIMA

dan 8 responden (30,77 persen) pengusaha yang tidak mengakses pembiayaan.

Tabel 10. Usia Responden

No.

Interval Usia

Pengusaha

Responden

(tahun)

Akses Pembiayaan Non-Akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 30 – 39 10 19,61 5 19,23

2 40 – 49 21 41,18 8 30,77

3 50 – 59 13 25,49 8 30,77

4 60 – 69 7 13,73 4 15,38

5 ≥ 70 0 0.00 1 3.85

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Pengusaha yang berada pada usia produktif lebih memiliki pengalaman dan

semangat yang tinggi dalam menjalankan usaha sehingga dapat menopang

Page 71: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

54

kebutuhan hidupnya. Selain itu, keahlian dan penilaian yang dimiliki oleh

pengusaha yang berusia produktif terhadap usaha yang dirintis lebih akurat

dibandingkan dengan pengusaha yang berusia muda. Oleh sebab itu, lebih banyak

pengusaha usia produktif yang memilih untuk berwirausaha.

3) Jumlah Anggota Keluarga Responden

Jumlah anggota keluarga merupakan banyaknya orang yang berada dalam

sebuah keluarga. Jumlah anggota keluarga di dalam sebuah usaha dapat

menentukan dalam hal pemanfaatan modal (tenaga kerja) dan ketersediaan modal

(uang). Semakin banyak anggota keluarga di usia kerja, maka pemanfaatan tenaga

kerja diutamakan dari dalam keluarga (Wati, 2015).

Tabel 11. Jumlah Anggota Keluarga Responden

No. Jumlah Anggota

Keluarga

Akses Pembiayaan Non-Akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 0 – 3 15 29,41 10 38,46

2 4 – 6 36 70,59 16 61,54

3 ≥ 7 0 00.00 0 00.00

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data primer, 2018 (diolah)

Tabel 11 menunjukkan jumlah anggota keluarga, dimana jumlah anggota

keluarga terbanyak berkisar antara 4-6 orang yaitu 52 pengusaha. Pengusaha yang

mengakses pembiayaan mayoritas memiliki anggota keluarga sebanyak 4-6 orang

(70,59%) dan yang tidak mengakses pembiayaan juga sebanyak 4-6 orang (61,54

persen). Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga tidak

mempengaruhi pengusaha dalam mengakses pembiayaan pada koperasi karena

Page 72: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

55

baik yang mengakses pembiayaan dan yang tidak mengakses pembiayaan

memiliki jumlah anggota keluarga antara 4-6 orang.

4) Pendidikan Terakhir Reponden

Tabel 12 menunjukkan tingkat pendidikan yang telah ditempuh responden

baik yang mengakses pembiayaan maupun yang non-akses pembiayaan.

Berdasarkan tabel tersebut, responden dengan pendidikan SMA lebih banyak

mengakses pembiayaan dengan jumlah 21 responden (41,18 persen). Berbeda

dengan responden yang mengakses pembiayaan, responden yang tidak mengakses

pembiayaan mayoritas memiliki tingkat pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar

(SD) dengan jumlah 9 responden (34,62 persen).

Tabel 12. Tingkat Pendidikan Responden

No. Tingkat

Pendidikan

Akses Pembiayaan Non-Akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 SD 2 3,92 9 34,62

2 SMP 15 29,41 8 30,77

3 SMA 21 41,18 7 26,92

4 S1 12 23,53 2 7,69

5 S2 1 1,96 0 0

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Hal tersebut menjelaskan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD

masih sulit untuk mengakses pembiayaan karena minimnya informasi dan

pengetahuan dalam mengakses pembiayaan. Selain itu, responden dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi mampu menerima persyaratan lebih terbuka

dibandingkan dengan responden yang hanya menempuh pendidikan sampai SD.

Page 73: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

56

5) Lama Usaha Responden

Lama usaha merupakan lamanya responden dalam menjalankan usahanya.

Semakin lama usaha tersebut dijalankan semakin banyak juga pengalaman yang

dimiliki oleh pengusaha. responden dalam penelitian ini didominasi oleh

pengusaha yang memiliki pengalaman usaha pada interval 0 hingga 5 tahun baik

yang mengakses pembiayaan maupun yang non-akses pembiayaan. Responden

yang mengakses pembiayaan dengan lama usaha pada interval 0 hingga 5 tahun

yaitu sebanyak 31 responden (60,78 persen) dan diikuti dengan interval 6 sampai

10 tahun sebanyak 17 responden (33,33 persen), sisanya berada pada interval

lebih dari 10 tahun sebanyak 3 responden (5,88 persen), dapat dilihat pada Tabel

13. Hal ini membuktikan bahwa koperasi sebagai solusi pembiayaan bagi UMKM

yang masih baru berdiri di Tangerang Selatan.

Tabel 13. Lama Usaha Responden

No. Lama Usaha

(tahun)

Akses Pembiayaan Non-akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 0 – 5 31 60,78 12 46,15

2 6 – 10 17 33,33 9 34,62

3 >10 3 5,88 5 19,23

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (Diolah)

Tabel 13 juga menunjukkan bahwa responden yang tidak mengakses

pembiayaan paling banyak berada pada interval 0 hingga 5 tahun yaitu sebanyak

12 UMKM (46,15 persen). Diikuti dengan interval antara 5 hingga 10 tahun

sebanyak 9 UMKM (34,62 persen). Sisanya berada pada interval lebih dari 10

tahun yaitu sebanyak 5 UMKM (19,23 persen).

Page 74: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

57

6) Posisi Pemilik

Posisi pemilik merupakan posisi atau peran pemilik usaha dalam

menjalankan usahanya. Posisi pengusaha akan menentukan aktivitas dan biaya

produksi yang dikeluarkan (Azriani, 2014). Tabel 14 menunjukkan posisi

kepemilikan usaha responden. Mayoritas pengusaha baik yang mengakses

pembiayaan maupun yang tidak mengakses pembiayaan memiliki posisi sebagai

pengelola dan sekaligus ikut bekerja. Salah satu karakteristik pengusaha mikro

kecil adalah jumlah tenaga kerja yang dikerjakan biasanya berasal dari dalam

keluarga dan berjumlah 1 sampai 4 orang untuk usaha mikro serta 4 sampai 19

orang untuk usaha kecil.

Tabel 14. Posisi Pemilik

No. Posisi Pemilik

Akses Pembiayaan Non-akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Iya 40 78,43 22 84,62

2 Tidak 11 21,57 4 15,38

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Pengusaha yang mengakses pembiayaan dan berposisi sebagai pemilik dan

juga ikut bekerja dalam kegiatan usaha sebanyak 40 orang (78,43 persen) dan

yang tidak ikut melakukan kegiatan usaha hanya sebanyak 11 orang (21,57

persen). Sama halnya dengan pengusaha yang mengakses pembiayaan, pengusaha

yang tidak mengakses pembiayaan juga di dominasi oleh pengusaha yang

berposisi sebagai pemilik sekaligus ikut bekerja dalam kegiatan usaha. Pemilik

yang berposisi sebagai pemilik dan ikut bekerja dalam kegiatan usaha sebanyak

22 orang (84,62 persen) dan pengusaha yang tidak ikut dalam kegiatan usaha

Page 75: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

58

sebanyak 4 orang (15,38 persen). Salah satu karakteristik pengusaha mikro kecil

adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan biasanya berasal dari dalam keluarga

dan berkisar antara 1 sampai 4 orang untuk usaha mikro serta 4 sampai 9 orang

untuk usaha kecil. Berdasarkan studi lapang, pemilik usaha memilih ikut bekerja

dalam kegiatan usaha adalah selain untuk mengurangi biaya tenaga kerja, usaha

tersebut merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian utama yang dilakukan

oleh responden.

7) Keikutsertaan Organisasi

Keikutsertaan organisasi merupakan pernah atau tidaknya pemilik usaha

dalam sebuah organisasi. Responden dalam penelitian ini mayoritas tidak pernah

mengikuti organisasi baik yang mengakses pembiayaan maupun yang tidak

mengakses pembiayaan. Tabel 15 menunjukkan bahwa pengusaha yang

mengakses pembiayaan yang pernah mengikuti organisasi hanya sebanyak 7

orang (13,73 persen) dan sisanya sekitar 44 orang (86,27 persen) tidak pernah ikut

organisasi sama sekali. Begitupun dengan responden yang tidak mengakses

pembiayaan juga di dominasi oleh pengusaha yang tidak pernah mengikuti

organisasi yaitu sebanyak 23 orang (88,46 persen).

Tabel 15. Keikutsertaan Organisasi

No. Keikutsertaan

Organisasi

Akses Pembiayaan Non-akses

pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Iya 7 13,73 3 11,54

2 Tidak 44 86,27 23 88,46

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Page 76: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

59

Berdasarkan hasil wawancara, responden yang tidak pernah ikut dalam

organisasi disebabkan karena responden kurang tertarik berorganisasi dan hanya

membuang waktu sehingga lebih memilih untuk menghabiskan sebagian

waktunya untuk menjalankan usahanya dan berkumpul bersama keluarga.

Responden yang pernah mengikuti organisasi biasanya dilakukan hanya pada saat

di bangku sekolah atau kuliah seperti Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM). Selain itu, responden ada juga yang mengikuti

pekumpulan pedagang tanaman.

8) Keikutsertaan Pelatihan

Keikutsertaan pelatihan merupakan pernah atau tidaknya pemilik usaha

mengikuti sebuah pelatihan. Tabel 16 menunjukkan keikutsertaan responden

dalam sebuah pelatihan. Pengusaha yang mengakses pembiayaan di dominasi oleh

responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Responden yang pernah

mengikuti pelatihan hanya sebanyak 17 orang (33,33 persen), lebih sedikit

dibandingkan dengan yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 34 orang

(66,67 persen).

Tabel 16. Keikutsertaan Pelatihan

No. Keikutsertaan

Pelatihan

Akses Pembiayaan Non-akses

Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Iya 17 33,33 2 7,69

2 Tidak 34 66,67 24 92,31

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Page 77: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

60

Seiring dengan yang mengakses pembiayaan, yang tidak mengakses

pembiayaan juga didominasi oleh responden yang tidak pernah mengikuti

pelatihan. Responden yang pernah ikut dalam pelatihan sebanyak 2 orang (7,69

persen) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak pernah ikut

dalam pelatihan yaitu sebanyak 24 orang (92,31 persen). Berdasarkan hasil

wawancara, pengusaha tidak pernah mengikuti pelatihan karena kurang tertarik

untuk mengikuti pelatihan dan hanya menghabiskan waktunya untuk melakukan

kegiatan usahanya.

9) Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha merupakan keuntungan yang diperoleh responden dalam

menjalankan usahanya. Responden yang mengakses pembiayaan didominasi oleh

responden yang memiliki pendapatan usaha pada interval Rp 25,1 juta hingga Rp

50 juta per tahun. Berbeda dengan yang mengakses pembiayaan, responden yang

tidak mengakses pembiayaan didominasi oleh responden yang memiliki

pendapatan usaha pada interval Rp. 50,1 juta hingga Rp. 75 juta per tahun.

Tabel 17. Pendapatan Usaha Responden

No. Pendapatan Usaha

(Juta Rupiah/tahun)

Akses Pembiayaan Non-akses

Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 < 25 0 0 1 3,85

2 25,1 – 50 24 47,06 8 30,77

3 50,1 – 75 20 39,22 9 34,62

4 75,1 – 100 5 9,80 2 7,69

5 >100 2 3,92 6 23,08

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Page 78: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

61

Berdasarkan tabel 17, jumlah responden yang mengakses pembiayaan dan

memiliki pendapatan usaha pada interval Rp 25,1 juta hingga Rp 50 juta per tahun

sebanyak 24 orang (47,06 persen), diikuti oleh responden yang memiliki

pendapatan usaha pada interval Rp 50,1 juta hingga Rp 75 juta per tahun sebanyak

20 orang (39,22 persen), kemudian responden dengan pendapatan usaha Rp 75,1

juta hingga Rp 100 juta per tahun sebanyak 5 orang (9,80 persen), dan sisanya

responden dengan pendapatan usaha lebih dari Rp 100 juta per tahun sebanyak 2

orang (3,92 persen).

10) Pembiayaan yang diterima

Tabel 18. Pembiayaan yang diterima

No. Pembiayaan yang diterima

(juta rupiah)

Akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 0 – 3 36 70,59

2 3,1 – 7 14 27,45

3 7,1 – 10 1 1,96

Jumlah 51 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Pengusaha yang ingin mengajukan pembiayaan harus menjadi anggota

koperasi dan telah membayar simpanan pokok. Jumlah pembiayaan yang diterima

oleh pengusaha tergantung dari jumlah omzet yang diterima responden dan

kelancaran responden dalam membayar simpanan wajib. Penelitian ini di

dominasi oleh responden yang menerima pembiayaan pada interval Rp 0 hingga

Rp 3 juta sebanyak 36 orang (70,59 persen), diikuti oleh responden yang

menerima pembiayaan antara Rp 3,1 juta sampai dengan Rp 7 juta sebanyak 14

orang (27,45 persen), dan responden yang menerima pembiayaan antara Rp 7,1

Page 79: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

62

juta sampai dengan Rp 10 juta sebanyak 1 orang (1,96 persen).Adapun rincian

pembiayaan yang diterima oleh responden dapat dilihat pada tabel 18.

Berdasarkan hasil di lapangan, sebagian besar responden masih merintis

usahanya (kurang dari 5 tahun) sehingga pembiayaan yang diterima masih relatif

rendah (< Rp. 3 juta). Hal ini dikarenakan pendapatan usaha masih belum stabil,

oleh karena itu koperasi tidak mau mengambil risiko gagal bayar (kredit macet)

dari para pengusaha tersebut.

11) Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh responden dalam

menjalankan usahanya. Responden dalam penelitian ini di dominasi oleh

pengusaha dengan biaya operasional pada interval Rp 0 hingga Rp 30 juta per

tahun dan lebih dari Rp 50 juta per tahun, untuk responden yang mengakses

pembiayaan dan tidak mengakses pembiayaan.

Tabel 19. Biaya Operasional Responden

No. Biaya Operasional

(juta rupiah/tahun)

Akses Pembiayaan Non-akses Pembiayaan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 0 – 30 38 74,51 3 11,54

2 30,1 – 50 9 17,65 2 7,69

3 >50 4 7,84 21 80,77

Jumlah 51 100 26 100 Sumber: Data Primer, 2018 (diolah)

Berdasarkan Tabel 19, responden yang mengakses pembiayaan di dominasi

oleh responden dengan biaya operasional pada interval Rp 0 hingga Rp 30 juta per

tahun sebanyak 38 orang (74,51 persen), diikuti oleh responden dengan biaya

operasional pada interval Rp 30,1 juta hingga Rp 50 juta per tahun sebanyak 9

Page 80: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

63

orang (17,65 persen), dan sisanya merupakan responden dengan biaya operasional

lebih dari Rp 50 juta per tahun sebanyak 4 orang (7,84 persen). Sedangkan

responden yang tidak mengakses pembiayaan di dominasi oleh responden dengan

biaya operasional lebih dari Rp 50 juta rupiah sebanyak 21 orang (80,77 persen),

diikuti oleh responden dengan biaya operasional pada interval Rp 0 hingga Rp 30

juta per tahun, dan sisanya merupakan responden dengan biaya operasional pada

interval Rp 30,1 juta hingga Rp 50 juta per tahun.

Berdasarkan hasil dilapangan, responden yang mengakses pembiayaan

memiliki biaya operasional yang lebih kecil dibandingkan dengan responden yang

tidak mengakses pembiayaan. Hal tersebut dikarenakan responden yang

mengakses pembiayaan memiliki perputaran usaha yang lebih lama dibandingkan

dengan responden tidak mengakses pembiayaan.

5.1.2 Statistik Deskriptif Variabel-variabel dalam Model

Analisis akses pembiayaan UMKM dan dampaknya terhadap usaha dihitung

menggunakan perangkat lunak STATA 13.0 dan dilakukan dalam dua tahap.

Dikarenakan model seleksi Heckman membolehkan memasukkan responden

kontrol sebagai pembanding, maka penghitungan menggunakan STATA hanya

dilakukan dua kali. Sebagai gambaran awal, dilakukan penghitungan awal secara

deskriptif untuk melihat keragaman data UMKM anggota koperasi terhadap

masing-masing variabel. Tabel 20 menyajikan hasil perhitungan deskriptif

variabel-variabel dalam model. Dapat dilihat bahwa data pada setiap variabel

Page 81: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

64

memiliki keragaman yang relatif tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai standar

deviasi relatif besar.

Usia rata-rata responden berusia 47 dan 50 tahun untuk responden yang

mengakses pembiayaan dan non-akses pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata responden berada pada usia produktif. Pengusaha yang berada

pada usia produktif memiliki pengalaman dan semangat yang tinggi dalam

mengisi waktunya untuk hal yang dapat menopang kebutuhan hidup pengusaha.

Tabel 20. Statistik Deskriptif Variabel-variabel dalam Model

Variabel

Jumlah

Responden Rata-rata Standar Deviasi

AKSES=1

Usia Pengusaha (tahun) 51 47,4902 10,4007

Jumlah Anggota Keluarga (orang) 51 3,9412 0,7852

Lama Pendidikan Pengusaha (tahun) 51 12,0000 2,9189

Omzet UMKM 1 tahun (juta rupiah) 51 88,9020 57,5778

Dummy Posisi Pemilik 51 0,7843 0,4154

Dummy Ikut Organisasi 51 0,1373 0,3475

Dummy Ikut Pelatihan 51 0,3333 0,4761

Pendapatan 51 54,9451 19,2118

Pembiayaan 51 2,9902 1,9887

Biaya Operasional UMKM 1 tahun (juta

rupiah) 51 33,9569 52,8866

Lama Usaha (tahun) 51 5,4902 2,8870

AKSES=0

Usia Pengusaha (tahun) 26 50,5385 10,5080

Jumlah Anggota Keluarga (orang) 26 3,8846 0,8162

Lama Pendidikan Pengusaha (tahun) 26 9,3077 3,0954

Omzet UMKM 1 tahun (juta rupiah) 26 459,1831 3740,0736

Dummy Posisi Pemilik 26 0,7692 0,4297

Dummy Ikut Organisasi 26 0,1154 0,3258

Dummy Ikut Pelatihan 26 0,0769 0,2717

Pendapatan 26 86,7908 69,9583

Pembiayaan 26 0,0000 0,0000

Biaya Operasional UMKM 1 tahun (juta

rupiah) 26 372,3923 353,7285

Lama Usaha (tahun) 26 7,8462 7,4924

Sumber: Data Primer (2018)

Rata-rata jumlah anggota keluarga responden sebanyak 3,94 orang dan 3,88

orang untuk yang mengakses dan non-akses pembiayaan. Hal ini menunjukkan

Page 82: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

65

bahwa rumah tangga pengusaha responden merupakan keluarga kecil yaitu itu

berkisar antara tiga sampai empat orang per unit keluarga. Jumlah anggota

keluarga menunjukkan ukuran keluarga responden. Ukuran keluarga dapat dilihat

dari dua sisi, yaitu sebagai penyedia tenaga kerja keluarga dan sebagai beban

tanggungan keluarga (Kusnadi, 2005). Ukuran keluarga juga dapat menunjukkan

kemampuan keluarga dalam menanggung resiko untuk mengakses pembiayaan.

Pengusaha yang memiliki ukuran keluarga yang besar cenderung untuk tidak

meminjam ke sumber pembiayaan, karena beban resiko yang ditanggung juga

semakin besar (Azriani, 2014).

Pendidikan formal tertinggi merupakan masa belajar responden selama di

bangku sekolah formal sampai pada saat dia tidak lagi menjalani masa sekolah

tersebut. Tabel 20 menunjukkan, rata-rata responden telah menempuh pendidikan

selama 12 tahun atau setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk yang

mengakses pembiayaan dan 9 tahun atau setingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) untuk yang non-akses pembiayaan. Hal tersebut menjelaskan bahwa

responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih mudah dalam mengakses

pembiayaan karena lebih terbuka dalam menerima setiap persyaratan yang

diberikan.

Omzet merupakan hasil penjualan usaha yang diterima responden selama 1

tahun. Omzet responden rata-rata sebesar 88,90 juta rupiah untuk yang mengakses

pembiayaan dan 459,18 juta rupiah untuk tidak mengakses pembiayaan (Tabel

14). Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro merupakan

usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-

Page 83: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

66

(tiga ratus juta rupiah). Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki hasil

penjualan tahunan antara Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) hingga Rp.

2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha menengah merupakan

usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (2

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,-

(lima puluh milyar rupiah). Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang

mengakses pembiayaan mayoritas merupakan usaha mikro karena memiliki omzet

rata-rata sebesar 88,90 juta rupiah sedangkan responden non-akses pembiayaan

mayoritas merupakan usaha kecil karena memiliki omzet rata-rata sebesar 459,18

juta rupiah.

Dummy posisi pemilik merupakan posisi responden dalam menjalankan

usahanya baik sebagai pengelola usaha maupun sebagai pengelola dan ikut

bekerja dalam usahanya. Posisi responden baik yang mengakses maupun yang

tidak mengakses pembiayaan memiliki rata-rata sebesar 0,78 dan 0,77 (Tabel 20).

Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berposisi sebagai

pengelola dan ikut bekerja dalam usahanya baik yang mengakses pembiayaan

maupun yang tidak mengakses pembiayaan. Berdasarkan hasil wawancara,

responden ikut bekerja dalam usahanya agar mengurangi biaya tenaga kerja yang

dikeluarkan dan hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.

Dummy ikut organisasi merupakan keikutsertaan responden dalam suatu

organisasi. Berdasarkan Tabel 20, rata-rata keikutsertaan responden dalam suatu

organisasi adalah 0,14 dan 0,12 untuk yang mengakses pembiayaan dan tidak

mengakses pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang

Page 84: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

67

mengakses pembiayaan maupun yang tidak mengakses pembiayaan sebagian

besar tidak pernah mengikuti organisasi. Berdasarkan hasil wawancara, mayoritas

responden tidak pernah mengikuti organisasi karena responden tidak tertarik

untuk mengikuti organisasi dan sebagian besar waktunya digunakan untuk

usahanya.

Dummy ikut pelatihan merupakan keikutsertaan responden dalam suatu

pelatihan. Rata-rata keikutsertaan responden dalam sebuah pelatihan sebesar 0,33

dan 0,08 untuk yang mengakses pembiaayaan dan tidak mengakses pembiayaan

(Tabel 20). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden baik yang

mengakses pembiayaan maupun yang tidak mengakses pembiayaan tidak pernah

mengikuti pelatihan. Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan

karena keterbatasan informasi mengenai sebuah pelatihan yang akan diadakan dan

jika pun mengetahuinya responden kurang tertarik untuk mengikutinya.

Pendapatan rata-rata responden yang mengakses pembiayaan adalah sebesar

Rp 54,95 juta dengan standar deviasi 19,21. Sedangkan pendapatan rata-rata

responden yang tidak mengakses pembiayaan adalah sebesar Rp 86,79 juta

dengan standar deviasi 69,96. Standar deviasi yang lebih tinggi menunjukkan

pendapatan responden yang tidak mengakses pembiayaan lebih heterogen atau

beragam daripada responden yang mengakses pembiayaan sehingga memiliki

kecenderungan data yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Biaya operasional rata-rata responden yang mengakses pembiayaan adalah

sebesar Rp 33,96 juta dengan standar deviasi 52,89. Sedangkan yang tidak

mengakses pembiayaan biaya operasional rata-ratanya sebesar Rp 372,39 juta

Page 85: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

68

dengan standar deviasi 353,73. Standar deviasi yang tidak mengakses pembiayaan

lebih besar daripada yang mengakses pembiayaan menunjukkan bahwa responden

yang tidak mengakses pembiayaan memiliki kecenderungan data yang lebih

heterogen atau beragam satu dengan yang lainnya.

Lama usaha rata-rata responden adalah 5,49 dan 7,85 untuk yang mengakses

dan tidak mengakses pembiayaan. Responden yang tidak mengakses pembiayaan

memiliki rata-rata lama usaha lebih besar dibandingkan dengan yang mengakses

pembiayaan. Artinya adalah responden yang tidak mengakses pembiayaan lebih

berpengalaman dalam mengelola dan mengatur usahanya dengan baik

dibandingkan dengan yang mengakses pembiayaan. Berdasarkan pengalaman

juga, pengusaha lebih dapat memahami kendala-kendala yang terjadi dalam

menjalankan usahanya sehingga lebih cepat tanggap dalam mengatasi kendala-

kendala yang terjadi dalam usahanya.

5.2 Akses Pembiayaan UMKM Sektor Agribisnis pada Koperasi Keluarga

Mitra Manunggal

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi akses pembiayaan pengusaha

UMKM sektor agribisnis pada Koperasi Keluarga Mitra Manunggal adalah umur

pengusaha, jumlah anggota keluarga, lama pendidikan pengusaha, omzet usaha,

lama usaha, dummy posisi pemilik, dummy keikutsertaan organisasi, dummy

keikutsertaan pelatihan. Analisis Model Seleksi Heckman tahap pertama (model

Probit) dilakukan dengan bantuan perangkat lunak STATA 13.0. Tabel 21,

menunjukkan hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi akses

pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi Mitra Manunggal. Nilai

Page 86: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

69

Likelihood ratio chi-square (LR Chi2) adalah sebesar 61,76 dan nilai prob>chi

2 =

0,0000 (p<0,05). Jika H0 = variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel tak bebas dan H1 = variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel

tak bebas. Dikarenakan 0,0000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.

Artinya setidaknya ada variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap peluang

pengusaha dalam mengakses pembiayaan pada Koperasi Keluarga Mitra

Manunggal. Pengujian parameter secara parsial dilakukan dengan uji Wald,

variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 0,05 adalah Usia pengusaha,

omzet usaha, dan keikutsertaan pengusaha dalam pelatihan. Sedangkan variabel

yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 0,15 adalah lama usaha seperti terlihat

pada Tabel 21.

Hasil analisis Model Seleksi Heckman tahap pertama (model probit) yang

diterapkan untuk mengetahui dampak terhadap pendapatan UMKM sektor

agribisnis, diperoleh bahwa terdapat 4 variabel yang dapat menentukan akses

pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi Mitra Manunggal (Tabel

21). Hal ini sesuai dengan hipotesis dimana variabel usia pengusaha, omzet usaha,

lama usaha dan keikutsertaan pelatihan dapat menentukan peluang pengusaha

dalam mengakses pembiayaan pada koperasi Keluarga Mitra Manunggal,

sedangkan variabel jumlah anggota keluarga, lama pendidikan, dummy posisi

pemilik, dan dummy keikutsertaan organisasi tidak menentukan UMKM sektor

agribisnis dalam mengakses pembiayaan pada koperasi Keluarga Mitra

Manunggal (tidak signifikan secara statistik). Di antara faktor-faktor tersebut

terdapat 2 variabel yang berpengaruh secara negatif terhadap akses pembiayaan

Page 87: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

70

UMKM sektor agribisnis pada koperasi Keluarga Mitra Manunggal, yaitu usia

pengusaha dan omzet usaha, sedangkan variabel yang mempengaruhi akses

pembiayaan secara positif adalah keikutsertaan pelatihan dan lama usaha (Tabel

21).

Tabel 21. Akses Pembiayaan UMKM Sektor Agribisnis pada Koperasi Keluarga

Mitra Manunggal

Variabel Koefisien Z P>│z│

Usia pengusaha (tahun) -12,01561 -2,26 0,024*

Jumlah anggota keluarga (orang) -0,73362 -0,23 0,817

Lama pendidikan pengusaha (tahun) -0,37754 -0,18 0,860

Omzet usaha (juta rupiah/tahun) -4,64480 -4,11 0,000*

Lama usaha (tahun) 2,58100 1,54 0,123**

Dummy Posisi Pemilik -0,79189 -1,01 0,311

Dummy keikutsertaan organisasi 0,09006 0,08 0,937

Dummy Keikutsertaan pelatihan 3,02839 2,04 0,042*

Konstanta 29,77105 2,67 0,008

LR Chi2 = 61,76 Prob > chi

2 = 0,0000

Log Likelihood = -18,360709 Pseudo R2

= 0,6271 Sumber : Data Primer (diolah, 2018)

Keterangan : *α= 0,05; **α 0,15

Terdapat juga nilai Pseudo R2 sebesar 0,63 atau 63 persen. Nilai ini

menunjukkan bahwa akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada Koperasi

Keluarga Mitra Manunggal dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel yang ada

dalam model namun masih ada variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam

model yang mungkin dapat menentukan akses pembiayaan UMKM. Di antara

variabel yang diduga dapat mempengaruhi akses pembiayaan UMKM adalah

jarak tempat tinggal ke lokasi koperasi, lama keanggotaan koperasi, dan jumlah

aset yang dimiliki oleh responden. Tabel 21 berikut menyajikan hasil

penghitungan Model Seleksi Heckman tahap pertama.

Page 88: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

71

Variabel usia memiliki koefisien negatif dan signifikan pada taraf 5 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh secara negatif pada taraf 5 persen

terhadap akses pembiayaan UMKM sektor agribisnis pada koperasi. Artinya

adalah pengusaha dengan usia tua cenderung tidak mau mengambil resiko dan

hanya mengandalkan modal sendiri dalam mengembangkan usahanya sehingga

keinginan untuk mengakses pembiayaan juga rendah. Selain itu, pengusaha

dengan usia tua memiliki produktifitas kerja yang lebih rendah. Berbeda dengan

pengusaha dengan usia muda yang lebih berani dalam mengambil resiko untuk

mengembangkan usahanya.

Hasil ini sejalan dengan temuan Wati (2015) yang juga menghasilkan

temuan bahwa usia memiliki koefisien negatif dimana semakin tua usia maka

sikap pengusaha cenderung tidak ingin mengambil resiko dan produktifitas

kerjanya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pengusaha berusia muda

sehingga dianggap tidak layak memperoleh pembiayaan. Berbeda dengan temuan

Anggraeni, dkk (2013) yang menemukan bahwa usia tidak berpengaruh terhadap

akses pembiayaan UMKM pada koperasi. Hal ini menandakan bahwa tidak ada

kaitan antara usia dengan akses pembiayaan pada koperasi sehingga pengusaha

berusia tua ataupun muda tetap memiliki keinginan yang sama dalam mengakses

pembiayaan pada koperasi.

Variabel omzet usaha juga memiliki koefisien negatif dan signifikan pada

taraf 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa omzet usaha dapat mempengaruhi

pengusaha UMKM sektor agribisnis dalam mengakses pembiayaan pada koperasi

secara negatif dan pada taraf 5 persen. Artinya adalah semakin tinggi omzet yang

Page 89: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

72

diperoleh pengusaha UMKM sektor agribisnis maka keinginan untuk mengakses

pembiayaan semakin berkurang. Hal tersebut dikarenakan pengusaha akan lebih

mengandalkan keuntungan untuk mengembangkan usahanya. Selain itu,

berdasarkan karakteristik usaha yang sudah dibahas pada subbab sebelumnya

menjelaskan bahwa pengusaha UMKM sektor agribisnis yang tidak mengakses

pembiayaan pada koperasi memiliki rata-rata omzet usaha yang lebih besar

dibandingkan dengan yang mengakses pembiayaan pada koperasi.

Tingginya rata-rata omzet UMKM sektor agribisnis yang tidak mengakses

pembiayaan dibandingkan dengan yang mengakses pembiayaan pada koperasi

terjadi karena jenis usaha yang berbeda antara yang tidak mengakses pembiayaan

dengan yang mengakses pembiayaan. UMKM sektor agribisnis yang tidak

mengakses pembiayaan sebagian besar di dominasi oleh UMKM yang perputaran

usahanya lebih cepat dibandingkan dengan yang mengakses pembiayaan seperti

penjual beras, penjual telur, penjual sayuran, dan penjual buah-buahan. Selain itu,

UMKM sektor agribisnis yang tidak mengakses pembiayaan sebagian besar

permodalannya berasal dari modal sendiri dan keluarga.

Hal ini berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni,

dkk (2013) dengan menggunakan taraf nyata 10 persen dengan koefisien positif,

artinya meningkatnya omzet usaha dapat meningkatkan keinginan pengusaha

untuk mengakses pembiayaan. Pada penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa

omzet dapat mempengaruhi pengusaha dalam mengakses pembiayaan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wedelia (2016) yang menghasilkan bahwa

omzet usaha tidak berpengaruh terhadap keinginan pengusaha dalam mengakses

Page 90: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

73

pembiayaan artinya dengan omzet yang meningkat maupun menurun pengusaha

tetap akan mengakses pembiayaan.

Variabel lama usaha dapat mempengaruhi pengusaha dalam mengakses

pembiayaan pada koperasi. Dapat dilihat pada Tabel 21, dimana variabel lama

usaha memiliki koefisien positif dan signifikan pada taraf 15 persen. Artinya

semakin lama usaha yang telah dijalankan oleh pengusaha maka semakin besar

pula keinginan pengusaha untuk mengakses pembiayaan. Hal tersebut terjadi

karena pengusaha yang lebih lama berwirausaha dianggap lebih berpengalaman

dalam menjalankan usahanya dan lebih mampu mengelola keuangan sehingga

berani mengambil resiko untuk mengakses pembiayaan. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wati (2015) bahwa lama usaha dapat

mempengaruhi pengusaha dalam mengakses pembiayaan. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wedelia (2016) yang menghasilkan bahwa lama

usaha tidak mempengaruhi pengusaha dalam mengakses pembiayaan.

Variabel keikutsertaan pemilik dalam pelatihan juga dapat mempengaruhi

pengusaha dalam mengakses pembiayaan pada koperasi. Dalam penelitian ini,

keikutsertaan pemilik dalam pelatihan memiliki koefisien positif dan signifikan

pada taraf 5 persen. Artinya keinginan pengusaha yang pernah mengikuti

pelatihan untuk mengakses pembiayaan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan

keahlian yang pengusaha dapatkan dalam pelatihan dapat berguna dalam

menjalankan usahanya sehingga berani dalam mengambil resiko dengan

menambah beban biaya untuk membayar pinjaman yang akan diakses. Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wedelia

Page 91: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

74

(2016), karena keikutsertaan pemilik tidak mempengaruhi keinginan pengusaha

untuk mengakses pembiayaan.

5.3 Dampak Akses pembiayaan UMKM terhadap Pendapatan

Analisis akses pembiayaan UMKM pada koperasi dan dampaknya terhadap

usaha dilakukan menggunakan Model Seleksi Heckman dua tahap, dimana hasil

regresi probit tahap pertama mengindikasikan akses pembiayaan yang telah

dijelaskan sebelumnya. Pada tahap kedua dari Model Seleksi Heckman ini akan

dibahas mengenai dampak akses pembiayaan UMKM terhadap pendapatan

UMKM dan juga untuk membuktikan bahwa pembiayaan tersebut dapat

berdampak positif terhadap pendapatan UMKM. Sampel yang diikutsertakan

dalam perhitungan dampak adalah keseluruhan sampel dalam penelitian karena

model ini dapat mengakomodasi penggunaan data tersebut. Analisis Model

Seleksi Heckman tahap kedua dilakukan juga dengan bantuan perangkat lunak

STATA 13.0.

Tabel 22, menunjukkan bahwa model seleksi Heckman tahap kedua ini

menggunakan persamaan hasil dimana variabel yang dimasukkan adalah faktor-

faktor yang berdampak terhadap pendapatan UMKM. Hasil pengujian parameter

secara simultan dengan uji G didapatkan nilai statistik Wald Chi-square sebesar

55,88 dengan nilai prob>chi2 = 0,0000 (p<0,05). Jika H0= variabel bebas tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas dan H1= variabel penjelas

berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas, maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak karena 0,0000 < 0,05. Artinya adalah terdapat setidaknya satu variabel

Page 92: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

75

bebas yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM dan dalam model ini

terdapat 2 variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan UMKM. Pengujian

parameter secara parsial dilakukan dengan uji Wald, variabel yang berpengaruh

nyata pada taraf nyata 0,05 adalah biaya operasional dan omzet UMKM. Model

ini juga tidak mengalami bias seleksi karena nilai Lambda pada Mill’s Ratio tidak

signifikan secara statistic yaitu 0,123 > 0,05 sehingga model yang dibangun sudah

tepat.

Tabel 22. Dampak Pembiayaan terhadap Pendapatan UMKM

Variabel Koefisien Z P>│z│

PENDAPATAN UMKM (outcome equation)

Pembiayaan diterima (juta rupiah) -0,02452 -0,27 0,789

Biaya operasional (juta rupiah/tahun) -0,67448 -3,85 0,000*

Lama pendidikan pengusaha (tahun) 0,18768 1,07 0,287

Omzet usaha (juta rupiah/tahun) 1,56314 5,87 0,000*

Lama usaha (tahun) 0,08327 0,85 0,397

Konstanta -0,54303 -1,61 0,108

AKSES (selection equation)

Usia pengusaha (tahun) -12,01561 -2,26 0,024*

Jumlah anggota keluarga (orang) -0,73362 -0,23 0,817

Lama pendidikan pengusaha (tahun) -0,37754 -0,18 0,860

Omzet usaha (juta rupiah/tahun) -4,64480 -4,11 0,000*

Lama usaha (tahun) 2,58100 1,54 0,123**

Dummy Posisi Pemilik -0,79189 -1,01 0,311

Dummy keikutsertaan organisasi 0,09006 0,08 0,937

Dummy Keikutsertaan pelatihan 3,02839 2,04 0,042*

Konstanta 29,77105 2,67 0,008

RASIO MILLS

Λ -0,12313 -1,95 0,051

Ρ = -1,00000

Σ = 0,12813

Wald chi2(5) = 55,88 Prob > chi

2 = 0,0000

Sumber : Data Primer (diolah, 2018)

Keterangan : * α= 0,05; **α= 0,15

Variabel biaya operasional secara statistika berpengaruh signifikan pada

taraf 0,05 dengan koefisien parameter bernilai negatif. Hal ini menunjukkan

Page 93: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

76

bahwa biaya operasional akan berdampak terhadap pendapatan usaha yang

dihasilkan oleh pengusaha UMKM sektor agribisnis. Artinya adalah semakin

tinggi biaya operasional yang digunakan oleh pengusaha UMKM sektor agribisnis

maka pendapatan usaha yang diperoleh akan semakin menurun.

Kondisi dilapangan juga menggambarkan bahwa pengusaha UMKM sektor

agribisnis yang memperoleh omzet usaha besar akan mendapatkan pendapatan

yang tidak jauh berbeda dengan pengusaha UMKM sektor agribisnis yang

memperoleh omzet usaha kecil. Hal tersebut dapat terjadi karena pengusaha

UMKM sektor agribisnis yang memperoleh omzet usaha besar, menggunakan

biaya operasional yang besar juga dibandingkan dengan pengusaha UMKM sektor

agribisnis yang memperoleh omzet usaha yang lebih kecil seperti yang sudah

dibahas pada subbab sebelumnya tentang karakteristik pengusaha UMKM

agribisnis.

Hasil penelitian ini sesuai dengan prinsip The Law of Diminishing Marginal

Return of Capital. De Aghion dan Murdoch (2015) menjelaskan bahwa sebuah

usaha dengan modal (biaya operasional) yang relatif kecil akan menghasilkan

pengembalian investasi (pendapatan) lebih tinggi dibandingkan dengan usaha

dengan modal (biaya operasional) yang relatif besar. Namun hasil ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wedelia (2016) yang menyatakan bahwa

biaya operasional tidak berdampak positif terhadap pendapatan usaha karena

hanya variabel penjualan yang berdampak positif terhadap pendapatan usaha.

Variabel berikutnya yang signifikan adalah omzet usaha yang berpengaruh

signifikan pada taraf 0,05 dengan koefisien parameter bernilai positif. Hal ini

Page 94: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

77

menunjukkan bahwa omzet usaha akan berdampak terhadap pendapatan usaha

yang dihasilkan oleh pengusaha UMKM sektor agribisnis. Artinya adalah semakin

besar omzet usaha yang diperoleh pengusaha UMKM agribisnis maka pendapatan

usaha yang dihasilkan akan semakin meningkat.

Hasil dilapangan menggambarkan bahwa pengusaha UMKM sektor

agribisnis yang memperoleh omzet usaha yang besar, menghasilkan pendapatan

usaha yang tidak jauh berbeda dengan pengusaha UMKM sektor agribisnis yang

memperoleh omzet usaha lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan pengusaha

UMKM sektor agribisnis yang memperoleh omzet usaha yang lebih besar juga

menggunakan biaya operasional yang besar juga sehingga pendapatan usaha yang

dihasilkan tidak terlalu besar perbedaannya dibandingkan dengan pengusaha

UMKM sektor agribisnis yang memperoleh omzet lebih kecil. Selain itu,

pengusaha UMKM sektor agribisnis yang memperoleh omzet usaha lebih besar

juga perputaran usahanya lebih cepat dibandingkan dengan pengusaha UMKM

sektor agribisnis yang memperoleh omzet usaha lebih kecil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiana

(2013), yang menghasilkan perubahan omzet akan berpengaruh positif terhadap

perkembangan keuntungan yang diperoleh. Bahwa semakin besar perubahan

omzet maka semakin besar perkembangan keuntungan usaha yang diperoleh.

Page 95: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

78

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik UMKM yang mengakses pembiayaan pada koperasi adalah

pengusaha dalam usia produktif, telah menempuh pendidikan minimal 9 tahun,

memiliki jumlah anggota keluarga 3 hingga 4 orang, tergolong usaha mikro

dan berposisi ikut bekerja dalam menjalankan usahanya.

2. Akses pembiayaan UMKM pada koperasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

usia pengusaha, omset usaha, dan keikutsertaan pemilik dalam pelatihan.

3. Biaya operasional dan omzet usaha mampu memberikan dampak terhadap

pendapatan UMKM yang mengakses pembiayaan pada koperasi. Biaya

operasional berdampak negatif sedangkan omzet usaha berdampak positif

terhadap pendapatan UMKM.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, beberapa saran penelitian yang

dapat diberikan adalah:

1. Para pengusaha UMKM sebaiknya lebih meningkatkan kualitas diri dan

mengembangkan usaha sehingga bisa meningkat menjadi usaha kecil atau

menengah.

Page 96: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

79

2. Pemerintah dan Stakeholder harus memperbanyak pelatihan yang berkaitan

dengan pengelolaan usaha dan pengusaha harus lebih giat dalam mengikuti

pelatihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan berwirausahanya agar

omzet yang didapatkan meningkat dan pengusaha yang tidak dalam usia

produktif masih dapat mengakses pembiayaan sehingga tingkat akses

pembiayaan pada koperasi pun meningkat.

3. Pengusaha UMKM sebaiknya harus efektif dan efisien dalam pengelolaan

usahanya terutama dalam pembelian untuk operasional usaha agar omzet yang

didapatkan bertambah sehingga pendapatan usaha akan meningkat.

Page 97: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

80

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, L, Herdiana P, Salahuddin EA dan Ranti W. 2013. Akses UMKM

terhadap pembiayaan mikro syariah dan dampaknya terhadap

perkembangan usaha: kasus BMT Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor.

Bogor: Jurnal al-Muzara’ah. Vol. I No. 1.

Azriani Z. 2014. Aksesibilitas dan Partisipasi Industri Kecil dan Rumahtangga

pada Sumber Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha dan

Kesejahteraan Rumahtangga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Disertasi].

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistika Kota Tangerang Selatan. 2018. Tangerang Selatan dalam

Angka 2018. Tangerang Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang

Selatan.

Bank Indonesia. 2006. Laporan Perekonomian Indonesia 2006. Jakarta: Bank

Indonesia.

Bungin, H.M. Burhan. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,

Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:

Kencana

Diagne A and M Zeller. 2001. Access to Credit and Its Impact on Welfare in

Malawi [Laporan Penelitian]. Washington DC (AS): International Food

Policy Research Institute Report 116.

de Aghion BA and J Morduch. 2005. The Economics of Microfinance. London

(UK) : The MIT Press.

Haryanto, T, Nur AH, Wagiono, D. 2009. Ekonomi Pertanian. Surabaya:

Airlangga University Press

Hasibuan, M. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: bumi aksara.

Hatta, Muhammad. 2015. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun:

Gagasan Pemikiran Dr. Muhammad Hatta. Jakarta: Kompas.

Heckman JJ. 1976. The Common Structure of Statistical Models of Truncation,

Sample Selection and Limited Dependent Variables and A simple Estimator

for such Models. Annuals of Economic and Social Measurement. Vol. 5 No.

1, pp: 475-492.

Page 98: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

81

Hopkins D. 2005. Heckman Selection Models. [Bahan Ajar]. Massachusets (AS) :

MIT.

Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Ibrahim ALH and Bauer, S. 2013. Access to Micro credit and its Impact on Farm

Profit Among Rural Farmers in Dryland of Sudan. Global Advanced

Research Journal of Agricultural Science. Vol. 2 No. 3, pp: 88-102.

Kasmir. 2011. DASAR-DASAR PERBANKAN. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kementerian Koperasi dan UMKM. 2014. Blueprint pembiayaan Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2015-2019. Jakarta. Kementerian

Koperasi dan UMKM

Kementerian Koperasi dan UMKM. 2016. Perkembangan Data Usaha Mikro,

Kecil Dan Menengah (Umkm) dan Usaha Besar (Ub) Tahun 2010-2015.

Jakarta: Kementerian Koperasi dan UMKM.

Kerjasama Dinas Komunikasi dan Informatika dengan Badan Pusat Statistika

Kota Tangerang Selatan. 2018. Data dan Statistik Bidang Ekonomi Kota

Tangerang Selatan. Tangerang Selatan: BPS Kota Tangerang Selatan

Koperasi Keluarga Mitra Manunggal. 2017. Rapat Anggota Tahunan 2013-2017.

Tangerang Selatan: Koperasi Keluarga Mitra Manunggal

Kusnadi, N. 2005. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani dalam Pasar

Persaingan tidak Sempurna di Beberapa Provinsi di Indonesia. [Disertasi].

Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institute Pertanian Bogor.

LPPI dan BI, 2015. Profil Bisnis Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm). Jakarta:

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Bank Indonesia.

Moonti, H. Usman. 2016. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi.

Yogyakarta: Interpena Yogyakarta.

Nuswantara, Bayu. 2012. Peranan Kredit Mikro dan kecil terhadap Kinerja

Usaha Kecil dan Ekonomi Wilayah di Provinsi Jawa Tengah. [Disertasi].

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Putri, Johana Elvira. 2013. Analisis Profil dan Pemanfaatan kredit oleh Usaha

Mikro serta Dampaknya pada Perkembangan Usaha. [Skripsi]. Bogor:

Institut Pertanian Bogor

Page 99: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

82

Rochmah, Aldita Nur. 2016. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan antar Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebelum dan sesudah Menggunakan

Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus: UMKM di Wilayah

Tangerang Selatan) [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Septiana, Risya Maulida. 2013. Analisis Dampak Pembiayaan Mikro Syariah

terhadap Perkembangan Keuntungan UMKM di Kabupaten Bogor

[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Sujarwo. 2016. Akses UMKM pada Kredit Bank [Skripsi]. Depok: Politeknik

Negeri Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2009. UMKM di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tanjung, M. Azrul. 2017. Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian

Indonesia. Erlangga: Jakarta

Wati, Dewi Rohma. 2015. Akses dan Dampak Kredit Mikro terhadap Produksi

dan Pendapatan Usahatani Padi Organik di Kabupaten Bogor [Tesis].

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wedelia, Lillah. 2016. Aksesibilitas Industri Agro Skala Mikro Kecil pada Sumber

Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha di Kabupaten

Bogor [Thesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Page 100: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

83

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

AKSES PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(UMKM) PADA KOPERASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PERKEMBANGAN USAHA DI KOTA TANGERANG SELATAN

(Studi Kasus: Koperasi keluarga Mitra Manunggal)

Assalamualaikum wr.wb.

Saya Dhea Risqi Pentana mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas

Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini sedang

melaksanakan penelitian untuk tugas akhir mengenai akses pembiayaan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada koperasi dan dampaknya terhadap

perkembangan usaha di Kota Tangerang Selatan (Studi Kasus: Koperasi Keluarga

Mitra Manunggal). Saya mohon kesediaan bapak atau ibu atau saudara/I untuk

berkenan mengisi lembar kuisioner ini dengan sebenar-benarnya. Atas kesediaan

dan kerjasama bapak atau ibu atau saudara/I saya mengucapkan terima kasih.

A. Karakteristik Responden

1. Nama Lengkap : ……………………………………………..............

2. Jenis Kelamin : (a). Laki-laki (b). Perempuan

3. Alamat Lengkap : ………………………………………….................

RT/RW: …../….. Kelurahan: …………………

Kecamatan: …………………………………………

4. Usia : ………. tahun

5. Pekerjaan : …………………………………………..................

6. Status dalam Keluarga : (a). Suami (b). Istri (c). Anak (d). Family (…....

Page 101: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

84

7. Pendidikan Terakhir : (a). SD (b). SMP (c). SMA

(d). S1 (e). S2

8. Jumlah Anggota Keluarga : ………. orang

9. Keikutsertaan Organisasi : (a). ya, ………. (b). tidak

10. Keikutsertaan Pelatihan : (a) ya, ………. (b). tidak

B. Karakteristik Usaha

1. Sifat Usaha : (a). Usaha tetap (b). Usaha sampingan

2. Alamat Usaha : ………………………………………………..........

RT/RW: ….. / ….. Kelurahan:……………………...

Kecamatan:………………………………………….

3. Jenis Usaha : …...………………………………………………...

4. Lama Usaha : ………. tahun

5. Posisi dalam Usaha : (a). Pemilik (b). Pengelola

(c). investor (d). Lainnya, ……

6. Biaya Operasional :……...…………………………………….... rupiah

7. Omset :.….………………………………….. rupiah/tahun

C. Karakteristik Modal

1. Sumber Modal awal : (a). Modal Sendiri (b). Modal Luar (c). Campuran

2. Sumber Modal saat ini : (a). Modal Sendiri (b). Modal Luar (c). Campuran

3. Mengapa tidak mengambil modal dari luar? (jika menjawab modal sendiri)

……………………………………………………………..............................

4. Apakah anda berencana untuk meminjam modal dari modal luar?

(a). Ya (b). Tidak

Page 102: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

85

5. Jika Ya, untuk kebutuhan apa?

a) Pengembangan usaha

b) Biaya Operasional

c) Lainnya……………………………………………………...

6. Jika modal campuran, berapa proporsi modal yang digunakan:

a) Modal sendiri < dari 50%

b) Modal sendiri = 50%

c) Modal sendiri > dari 50%

7. Kapan terakhir anda mengajukan pinjaman modal? Dan lembaganya apa?

……………………………………………………………………………

D. Akses Modal di Koperasi KEMIMA

1. Berapakah jumlah pinjaman yang sudah anda terima?..........................

rupiah

2. Bagaimana mekanisme peminjaman tersebut :

a) Bunga:

b) Cicilan:

c) Denda:

d) Jaminan:

3. Apakah anda mengalami masalah dalam pengembaliannya?

a) Jika YA, kenapa?.........................................................................................

b) Jika TIDAK, kenapa?...................................................................................

4. Untuk dialokasikan kemana pinjaman yang anda terima?

………………………

Page 103: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

86

5. Bagaimana mekanisme penyaluran pinjaman dari Koperasi Keluarga Mitra

Manunggal (KEMIMA):

a) Persyaratan

pembiayaan………………………………………………………

b) Tingkat suku bunga: (a). tinggi (b). rendah

c) Prosedur pembiayaan (proses pencairan):

(a). berbelit-belit

(b). mudah, alasannya…………………………………………………

d) Prosedur pengembalian:

(a). Ketat

(b). ada kebijakan

(c). mudah, alasannya……………………………………………………

e) Berdasarkan pengalaman anda, apakah Koperasi KEMIMA sudah

sesuai…

E. Dampak Pinjaman Modal

1. Perkembangan omset (sebelum mengambil pembiayaan/awal berdiri dan

saat ini)

No

.

Jenis

Komoditas

Siklus Usaha *) Omset/Siklus

Usaha

Jumlah Waktu Usaha Nilai Omset/Tahun (hrg

x Jumlah Omset)

Awal/

Sebelum

Pembiayaan

Saat

ini

Awal/

Sebelum

Pembiayaan

Saat

ini

Awal/

sebelum

pembiayaan

Saat ini Awal/

Sebelum

Pembiayaan

Saat ini

Jumlah

(rupiah)

Jum

lah

(rup

iah)

H/

M

M

/B

B/

T

H/

M

M

/B

B/

T

Jumlah

(rupiah)

Jumlah

(rupiah)

*) Harian/Mingguan/Bulanan/Tahunan

Page 104: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

87

2. Bagaimana pendapatan usaha anda setelah memperoleh pembiayaan pada

koperasi? …………………………………………………….......................

3. Bagaimana kondisi usaha anda apabila tidak didukung pembiayaan

koperasi? .....................................................................................................

4. Jika berkembang, dari sudut pandang apa bahwa usaha anda telah

berkembang? ............................................................................................

5. Jika usaha anda tetap/turun, kenapa hal tersebut bisa terjadi?

................................................................................................................

6. Bagaimana kondisi pengeluaran anda?

.........................................................................................................................

Page 105: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

88

Lampiran 2. Nama variabel dalam analisis data menggunakan STATA 13.0

Variabel Deskripsi Satuan

USIA Usia Pengusaha Tahun

JAKL Jumlah Anggota Keluarga Orang

PDKN Lama Pendidikan Pengusaha Tahun

OMZET Omzet UMKM 1 tahun Juta Rp

DPPMLK Dummy Posisi Pemilik

DORG Dummy Ikut Organisasi

DPLTHN Dummy Ikut Pelatihan

AKSES Akses atau Tidak Akses Pembiayaan

PNDPTN Pendapatan UMKM 1 tahun Juta Rp

PMBYN Pembiayaan yang sudah diterima Juta Rp

BO Biaya Operasional 1 tahun Juta Rp

LUSHA Lama Usaha Tahun

Page 106: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

89

Lampiran 3. Data Karakteristik Sampel

No Usia

Jumlah

Anggota

Keluarga

Pendidikan Omzet

Dummy

Posisi

Pemilik

Dummy

Organisasi

Dummy

Pelatihan Pendapatan Pembiayaan

Biaya

Operasional

Lama

Usaha

Dummy

Akses

1 67 4 16 150 1 0 1 96 10 54 15 1

2 64 5 18 125 0 1 1 83 6 42 10 1

3 65 5 16 120 0 0 1 74.4 7 45.6 8 1

4 56 3 16 90 0 1 0 54 2.5 36 5 1

5 61 4 16 120 1 0 1 72 4 48 8 1

6 68 6 12 180 0 0 1 120 7 60 6 1

7 46 4 12 90 0 0 0 60 2 30 3 1

8 45 4 12 120 0 0 1 78 3 42 2 1

9 58 3 9 55 1 0 0 43 3 12 5 1

10 52 3 9 65 1 0 0 47 2 18 7 1

11 43 6 16 72 1 0 0 54 3 18 3 1

12 48 4 16 96 0 1 1 72 3 24 5 1

13 55 3 9 108 1 0 1 84 4 24 6 1

14 68 3 12 72 1 0 0 54 3 18 6 1

15 37 3 12 66 1 1 0 54 2 12 3 1

16 40 3 12 84 0 0 1 66 1.5 18 3 1

17 45 4 12 50 1 1 0 38 2.5 12 5 1

18 43 4 12 70 1 0 1 52 5 18 8 1

Page 107: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

90

19 37 3 12 63 1 0 0 46 2 17 4 1

No USIA

Jumlah

Anggota

Keluarga

Pendidikan Omzet

Dummy

Posisi

Pemilik

Dummy

Organisasi

Dummy

Pelatihan Pendapatan Pembiayaan

Biaya

Operasional

Lama

Usaha

Dummy

Akses

20 46 4 9 70 1 0 0 46 1.5 24 3 1

21 40 3 12 50 1 0 0 38 2 12 3 1

22 43 4 12 60 0 0 0 42 1.5 18 3 1

23 44 5 9 80 1 0 0 56 2 24 5 1

24 31 3 12 50 1 0 0 35.6 1 14.4 3 1

25 48 4 6 396 1 0 0 36 5 360 10 1

26 42 3 12 60 1 0 0 42 1 18 3 1

27 50 5 9 100 1 0 0 76 1 24 6 1

28 58 4 12 70 0 0 0 32.8 4 37.2 8 1

29 34 3 16 60 1 1 1 48 1 12 4 1

30 45 4 16 90 0 0 0 60 1.5 30 5 1

31 30 3 12 54 1 0 0 42 1 12 2 1

32 32 3 12 50 1 0 1 35.6 1 14.4 2 1

33 33 4 12 45 1 0 1 33 1 12 2 1

34 36 4 9 240 1 0 0 60 7 180 5 1

35 40 4 9 60 1 1 0 36 2 24 5 1

36 47 5 12 80 1 0 0 50 2 30 6 1

37 52 5 16 100 1 0 0 58 5 42 7 1

38 40 4 9 40 1 0 0 31.6 2.5 8.4 2 1

Page 108: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

91

39 56 5 12 80 1 0 1 56 3 24 5 1

No USIA

Jumlah

Anggota

Keluarga

Pendidikan Omzet

Dummy

Posisi

Pemilik

Dummy

Organisasi

Dummy

Pelatihan Pendapatan Pembiayaan

Biaya

Operasional

Lama

Usaha

Dummy

Akses

40 60 4 9 75 1 0 0 51 2 24 8 1

41 49 4 9 54 1 0 0 42 4 12 4 1

42 43 4 12 48 1 0 0 33.6 1.5 14.4 5 1

43 59 5 6 54 1 0 0 36 2 18 7 1

44 44 4 9 90 1 0 0 66 2 24 4 1

45 40 4 12 108 1 0 1 72 4 36 5 1

46 55 4 16 50 1 0 0 35.6 7 14.4 12 1

47 41 4 9 60 1 0 1 48 1.5 12 6 1

48 59 4 16 60 1 0 1 42 3 18 5 1

49 51 4 9 84 1 0 0 60 1.5 24 8 1

50 38 3 12 70 1 0 0 52 1.5 18 2 1

51 52 4 16 150 1 0 0 102 4 48 13 1

52 75 3 6 343.2 1 0 0 31.2 0 312 40 0

53 34 4 16 960 1 1 1 85.8 0 874.2 1 0

54 60 3 6 1260 0 1 1 180 0 1080 2 0

55 69 5 12 48 1 0 0 24 0 24 12 0

56 59 3 9 1350 0 0 0 150 0 1200 9 0

57 48 4 6 297 1 0 0 27 0 270 3 0

58 42 3 9 405 1 0 0 345 0 60 5 0

Page 109: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

92

59 40 5 12 1206 0 0 0 102 0 1104 10 0

No USIA

Jumlah

Anggota

Keluarga

Pendidikan Omzet

Dummy

Posisi

Pemilik

Dummy

Organisasi

Dummy

Pelatihan Pendapatan Pembiayaan

Biaya

Operasional

Lama

Usaha

Dummy

Akses

60 62 5 12 110 0 0 0 62 0 48 8 0

61 56 5 9 655.2 0 0 0 187.2 0 468 13 0

62 44 4 9 324 1 0 0 36 0 288 4 0

63 36 3 6 513 1 0 0 45 0 468 3 0

64 40 3 9 360 1 0 0 54 0 306 7 0

65 45 4 6 402 1 0 0 42 0 360 2 0

66 55 5 12 252 0 0 0 132 0 120 4 0

67 50 4 9 108 1 0 0 72 0 36 7 0

68 62 5 12 218.4 1 0 0 62.4 0 156 12 0

69 54 3 12 72 1 0 0 54 0 18 4 0

70 58 4 6 720 1 0 0 72 0 648 10 0

71 45 4 12 126 1 0 0 60 0 66 7 0

72 39 3 9 336.96 1 0 0 24.96 0 312 3 0

73 50 4 6 78 1 0 0 60 0 18 5 0

74 44 4 9 138 1 0 0 78 0 60 6 0

75 58 3 6 540 1 0 0 54 0 486 14 0

76 38 3 16 612 1 1 0 72 0 540 8 0

77 51 5 6 504 1 0 0 144 0 360 5 0

Page 110: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

93

Lampiran 4. Statistik Deskriptif variabel-variabel berdasarkan akses pembiayaan

by DAKSES, sort : summarize USIA JAKL PDKN OMZET DPPMLK DORG DPLTHN PNDPTN PMBYN BO LUSHA DAKSES, separator(0) -> DAKSES = 0

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

Usia 26 50.53846 10.50802 34 75

JAKL 26 3.884615 .8161825 3 5

PDKN 26 9.307692 3.095406 6 16

OMZET 26 459.1831 374.0736 48 1350

DPPMLK 26 .7692308 .4296689 0 1

DORG 26 .1153846 .3258126 0 1

DPLTHN 26 .0769231 .2717465 0 1

PNDPTN 26 86.79077 69.9583 24 345

PMBYN 26 0 0 0 0

BO 26 372.3923 353.7285 18 1200

LUSHA 26 7.846154 7.492355 1 40

-> DAKSES = 1

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

Usia 51 47.4902 10.40072 30 68

JAKL 51 3.941176 .7851564 3 6

PDKN 51 12 2.918904 6 18

OMZET 51 88.90196 57.57786 40 396

DPPMLK 51 .7843137 .4153902 0 1

DORG 51 .1372549 .3475404 0 1

DPLTHN 51 .3333333 .4760952 0 1

PNDPTN 51 54.9451 19.21179 31.6 120

PMBYN 51 2.990196 1.988694 1 10

BO 51 33.95686 52.88662 8.4 360

LUSHA 51 5.490196 2.887023 2 15

Page 111: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

94

Lampiran 5. Hasil Pengolahan model Seleksi Heckman 2 tahap untuk akses dan

dampak Pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

Agribisnis Koperasi Keluarga Mitra Manunggal, Kota Tangerang

Selatan dengan menggunakan STATA 13.0

heckman PNDPTN PMBYN BO PDKN OMZET LUSHA, twostep select(DAKSES =

USIA JAKL PDKN OMZET LUSHA DPPMLK DORG DPLTHN) rhosigma first

Iteration 0: log likelihood = -49.2394

Iteration 1: log likelihood = -24.034426

Iteration 2: log likelihood = -19.815307

Iteration 3: log likelihood = -18.581682

Iteration 4: log likelihood = -18.372708

Iteration 5: log likelihood = -18.360797

Iteration 6: log likelihood = -18.360709

Iteration 7: log likelihood = -18.360709

Probit regression Number of obs = 77

LR chi2(8) = 61.76

Prob > chi2 = 0.0000

Log likelihood = -18.360709 Pseudo R2 = 0.6271

Akses Koef. Std. Err. Z P>│z│ [95% Conf. Interval]

LogUSIA -12.01561 5.305065 -2.26 0.024 -22.41335 -1.617876

LogJAKL -.7336183 3.167592 -0.23 0.817 -6.941985 5.474748

LogPDKN -.3775449 2.139953 -0.18 0.860 -4.571776 3.816686

LogOMZET -4.644804 1.130065 -4.11 0.000 -6.859689 -2.429918

LogLUSHA 2.581004 1.67173 1.54 0.123 -.6955269 5.857536

DPPMLK -.7918922 .7814848 -1.01 0.311 -2.323574 0.7397898

DORG .090056 1.142293 0.08 0.937 -2.148796 2.328908

DPLTHN 3.028395 1.488097 2.04 0.042 0.1117789 5.94501

_Cons 29.77105 11.16916 2.67 0.008 7.879894 51.6622

Heckman selection model -- two-step estimates Number of obs = 77

(regression model with sample selection) Censored obs = 26

Uncensored obs = 51

Wald chi2(5) = 55.88

Prob > chi2 = 0.0000

Koef. Std. Err. Z P>│z│ [95% Conf. Interval]

LogPNDPTN

LogPMBYN -.0245224 .0915136 -0.27 0.789 -.2038858 .1548409

LogBO -.6744818 .1752404 -3.85 0.000 -1.017947 -.331017

LogPDKN .1876824 .1761985 1.07 0.287 -.1576603 .5330251

LogOMZET 1.563136 .2664061 5.87 0.000 1.04099 2.085282

LogLUSHA .0832729 .0982788 0.85 0.397 -.10935 .2758957

_Cons -.5430303 .3377806 -1.61 0.108 -1.205068 .1190075

Page 112: AKSES DAN DAMPAK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · akses dan dampak pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm)

95

Koef. Std. Err. Z P>│z│ [95% Conf. Interval]

Akses

LogUSIA -12.01561 5.30506 -2.26 0.024 -22.41335 -1.61788

LogJAKL -0.73362 3.16759 -0.23 0.817 -6.94198 5.47475

LogPDKN -0.37754 2.13995 -0.18 0.860 -4.57178 3.81669

LogOMZET -4.64480 1.13006 -4.11 0.000 -6.85969 -2.42992

LogLUSHA 2.58100 1.6717 1.54 0.123 -0.69553 5.85754

DPPMLK -0.79189 .781485 -1.01 0.311 -2.32357 0.73979

DORG 0.09005 1.14229 0.08 0.937 -2.14880 2.32891

DPLTHN 3.02839 1.48810 2.04 0.042 0.11178 5.94501

_Cons 29.77105 11.16916 2.67 0.008 7.87990 51.66220

Mills

Lambda

-0.12813 0.06558 -1.95 0.051 -0.25668 0.00041

Rho -1.00000

Sigma .12813539