akmen (bab 10 - bag 2)

9
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan ROI (BAB 10-Bag 2) Pengembalian atas Investasi ROI= Laba Operasi / Aktiva operasi rata-rata Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (Operating Assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan. Aktiva operasi rata-rata= (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akahir)/2 Banyak pendapay mengenai bagaimana seharusnya akativa jangka panjang (pabrik dan peralatan) dinilai (sebagai contoh, nilai buku kotor VS nilai buku bersih atau biaya historis VS biaya berjalan). Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih. Tidak ada satu cara yang selalu lebih tepat

Upload: hadi-sumartono

Post on 07-Dec-2014

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan ROI

(BAB 10-Bag 2)

Pengembalian atas Investasi

ROI= Laba Operasi / Aktiva operasi rata-rata

Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi

(Operating Assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi,

termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan.

Aktiva operasi rata-rata= (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akahir)/2

Banyak pendapay mengenai bagaimana seharusnya akativa jangka panjang (pabrik dan

peralatan) dinilai (sebagai contoh, nilai buku kotor VS nilai buku bersih atau biaya historis VS

biaya berjalan). Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih.

Tidak ada satu cara yang selalu lebih tepat dari cara lainnya dalam perhitungan ROI. Hal yang

penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu. Hal ini

memungkinkan perusahaan untuk membandingkan ROI antar berbagai divisi sepanjang waktu.

Margin dan Perputaran

Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/akativa operasi

rata-rata) dalam margin dan perputaran.

Page 2: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

ROI= Margin X Perputaran

= (Laba operasi/Penjualan) X (Penjualan/aktiva operasi rata-rata)

Perhatikan bahwa “penjualan” dalam rumus di atas bisa dihapuskan untuk menghasilkan rumus

ROI yang awal, yaitu laba operasi/aktiva operasi rata-rata.

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukan jumlah laba

operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan

yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba.

Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan

penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukan jumlah penjualan yang

dihasilkan dari setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukan

produktivitas aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.

Keunggulan ROI

Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI, yaitu:

1.ROI mendorong manager untuk focus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi

sebagaimana yang diharapkan dari seorang manager pusat investasi.

2.ROI mendorong manager untuk focus pada efisiensi biaya.

3.ROI mendorong manager untuk focus pada efisiensi aktiva operasi.

Kelemahan ROI

Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit.

Berikut aspek negative ROI yang sering disebutkan.

1.ROI mengakibatkan focus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan

profitabilitas keseluruhan perusahaan.

2.ROI mendorong para manager untuk focus pada kepentingan jangka pendek dengan

mengorbankan kepentingan jangka panjang.

Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba residu dan Nilai tambah Ekonomi

Page 3: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang menguntungkan bagi

perusahaan, tetapo menurunkan ROI divisi, beberapa perusahaan telah menerapkan alternative

ukuran kinerja seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi (economic value added - EVA) adalah

cara alternative untuk menghitung laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.

LABA Residu

Laba residu (Residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar

minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba residu=Laba operasi - (tingkat pengembalian minimum X aktiva operasi rata-rata)

NILAI tambah Ekonomi

Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Nilai tambah ekonomi

(economic value added - EVA) adalah laba bersih (Laba operasi dikurangi pajak) dikurangi

dengan total biaya modal tahunan. Pada dasarnnya, EVA adalah laba residu dengan biaya modal

sama dengan biaya modal actual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian

minimum yang diinginkan perusahaan karena alesan lainnya).

Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan.

Jika EVA negative, maka perusahaan sedang menyia-nyiakan modal.

Pertimbangan perkataan yang sudah ada sejak lama, yaitu “perlu ada uang untuk mendapatkan

uang”.

EVA membantu perusahaan untuk menentukan apakah uang yang didapatkannnya lebih besar

dari pada uang yang digunakan untuk mendapatkan uang tersebut.

Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan modal atau kekayaan

yang dapat bertahan.

Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk saruan dolar, bukan suatu

tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian

seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang

dipakai

Page 4: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

Inti dari EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan biaya aktul dari modal.

Menghitung EVA

EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai.

Biaya modal yang dipakai adalah presentase actual dari biaya modal dikali dengan total modal

yang dipakai.

Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut:

EVA=Laba operasi stlh pajak-(presentase biaya modal actual X total modal yg dipakai)

Aspek perilaku EVA

Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku yang

sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukan penekanan semata-mata pada pendapatan operasi

tidaklah mencukupi.

Alasan yang mendasarinya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

Dibanyak perusahaan, tanggung jawab keputusan investasi terletak pada managemen

perusahaan.

Akibatnnya, biaya modal diperhitungkan sebagai pengeluaran perusahaan.

Jika suatu divisi menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan

dilaporkan dalam neraca laba-rugi perusahaan operasi divisi.

Akibatnya, investasi terlihat seolah-olah bebas biaya bagi divisi dan mereka tentu menginginkan

lebih.

Penetapan Harga Transfer

Pada banyak organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari salah satu divisi digunakan sebagai

masukan pada divisi lainnya. Hal ini menimbulkan suatu persoalan akuntansi. Bagaimana cara

menilai barang-barang yang di transfer?

Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggung jawaban, divisi tersebut devaluasi

berdasarkan laba operasi, pengembalian atas investasi dan laba residua atau EVA. Jadi, nilai

Page 5: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

barang yang di transfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi

yang membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga transfer (transfer price).

Dampak penetapan harga transfer terhadap divisi dan perusahaan secara keseluruhan

Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan

perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang yang

di transfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual.

Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para manager

mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.

Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai satu kesatuan,

penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan

perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hokum lainnya yang ditetapkan

Negara tempat berbagai divisi beroperasi.

Kebijakan Penetapan Harga Transfer

Berikut harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi:

1.Harga transfer minimum

Adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak menjadi lebih buruk

jika barang dijual pada divisi internal darpada dijual pada pihak luar. Hal ini terkadang disebut

“batas bawah (floor)” dari rentang penawaran.

2.Harga transfer maksimum

Adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk-

jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada jika barang yang sama dibeli secara

eksternal. Hal ini terkadang disebut “batas atas (ceiling)” dari rentang penawaran.

Harga Pasar

Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga

transfer yang paling disukai adalah harga pasar. Pada situasi demikian, berbagai tindakan

Page 6: Akmen (Bab 10 - Bag 2)

manager divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan. Lagipula,

tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi lain. Bila demikian, managemen

pusat tidak akan tertarik untuk melakukan campur tangan.

Harga Tranfer berdasarkan biaya

Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang akan

ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini,

perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.

Adrianus Sujatmiko / 22080576

Sandy Sohan / 39080456

Marga / 24080057

Hendra Tino Iskandar / 35080580

Stefanus Indra / 23080706