akhlak mazmumah

8
AKHLAK MAZMUMAH “EGOIS” Setiap manusia, diciptakan untuk saling bahu-membahu,tolong- menolong satu sama lain. Tak pernah ditemukan di alam fana ini, manusia y bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. K bekerjasama (team work) dalam slam merupakan sunnatullah yang wajib dibangun agar tidak terjadi kesenjangan antara yang satu dengan lainnya. Selain itu, team work yang terbangun dengan solid akan memudahkan untuk mewujudkan setiap agenda yang sudah terencana sebelumnya. tulah sebabnya dalam sebuah team work sangat dihindari sifat ananiyah (egois), sifat itu bisa menghancurkan semua rencana dan agenda-agenda besa sedang atau sudah dibangun. !. "engertian #ila dikaji lebih dalam, ananiyah berasal dari kata ana art $aku%. Ananiyah juga berarti $keakuan%. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri ba jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang banyak&lain. Sikap adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat seenaknya sehingga dapat merusak tatanan pergaulan dalam sebuah team work atau masyarakat. 'alam kehidupan sehari-hari, penyakit mental seperti ini da diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutam kepentingan dirinyadi atas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain. 'engan kata lain, yang penting aku tampil d terus maju . !pakah demi kepentingan dirinya akan mengorbankan orang lain. *al ini tidak akan menjadi pertimbangannya. #. #ahaya !naniyah

Upload: indah-sobad-shivers

Post on 03-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akhlak

TRANSCRIPT

AKHLAK MAZMUMAHEGOISSetiap manusia, diciptakan untuk saling bahu-membahu, tolong-menolong satu sama lain. Tak pernah ditemukan di alam fana ini, manusia yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena itu, bekerjasama (team work) dalam Islam merupakan sunnatullah yang wajib dibangun agar tidak terjadi kesenjangan antara yang satu dengan lainnya.Selain itu, team work yang terbangun dengan solid akan memudahkan untuk mewujudkan setiap agenda yang sudah terencana sebelumnya. Itulah sebabnya dalam sebuah team work sangat dihindari sifat ananiyah (egois), sebab sifat itu bisa menghancurkan semua rencana dan agenda-agenda besar yang sedang atau sudah dibangun.A. PengertianBila dikaji lebih dalam, ananiyah berasal dari kata ana artinya aku. Ananiyah juga berarti keakuan. Sifat ananiyah ini biasa disebut egoistis yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang banyak/lain. Sikap ini adalah sikap hidup yang tercela, karena cenderung berbuat seenaknya saja sehingga dapat merusak tatanan pergaulan dalam sebuah team work atau masyarakat.Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit mental seperti ini dapat diketahui dari sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan dirinya di atas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, yang penting aku tampil dan terus maju. Apakah demi kepentingan dirinya akan mengorbankan orang lain. Hal ini tidak akan menjadi pertimbangannya.B. Bahaya AnaniyahSifat Ananiyah akan melahirkan sifat egosentris, artinya mengutamakan kepentingan dirinya di atas kepentingan yang lain. Orang-orang yang terjangkiti penyakit ananiyah ini cenderung melihat orang lain dengan sebelah mata. Ia mengambil tindakan sesuai jalan dan alam pikirannya sendiri tanpa melihat orang lain yang mungkin dari sisi ilmu dan pengalaman jauh lebih banyak darinya. Hal itu terjadi karena orang-orang egois ini dikendalikan oleh nafsunya dalam setiap tindakan. Bahkan standar kebenaran-pun ditentukan oleh kepentingan dirinya. Nafsulah yang menjadi kendali dan mendominasi seluruh tindakannya. Padahal Allah SWT melarang hal tersebut.Allah SWT berfirman yang artinya, Sekiranya kebenaran itu harus mengikuti kemauan hawa nafsu mereka saja, tentulah akan binasa langit dan bumi dan mereka yang ada di dalamnya. (Qs. Al-Muminun: 71).Peringatan Allah SWT itu bisa dimaknai seperti ini: sekiranya orang-orang yang egois itu menjadikan kebenaran sebuah keputusan berdasarkan hawa nafsunya sendiri, maka tentu agenda-agenda besar dalam sebuah organisasi yang sedang direncanakan akan hancur berantakan.Sifat ananiyah ini sangat berbahaya. Jika pelakunya tak segera muhasabah (introspeksi) dan bertaubat kepada Allah SWT, maka ananiyah itu akan melahirkan sifat-sifat negatif lainnya seperti; sifat bakhil (pelit bin kikir), tamak (serakah), mau menang sendiri, dhalim (suka menganiaya), meremehkan orang lain dan ifsad (merusak). Lebih sadis lagi, jika ananiyah itu tidak segera ditumpas, akan berkembang menjadi sifat kibir (sombong) yang ciri utamanya adalah bathrul haq (menolak kebenaran) dan ghomtun nas (merendahkan manusia). (HR. Muslim).Sifat egois sungguh berbahaya. Ananiyah yang melekat pada orang biasa saja (tak kaya dan tak punya kekuasaan) akan berbahaya, apalagi jika sifat busuk itu melekat pada penguasa dan orang kaya, tentu saja dampaknya akan lebih dahsyat lagi bahayanya. Jika ananiyah ini melekat pada penguasa, maka ia akan menjadi penguasa yang diktator, koruptor, tiran dan absolut. Contoh nyata dari penguasa seperti ini sepanjang sejarah Mesir yang mengidap penyakit ananiyah ini adalah Firaun dan Namrud. Kedua penguasa itu memerintah manusia dengan hawa nafsunya semata, tanpa memperhatikan kepentingan rakyat/umat yang dipimpinnya. Yang terjadi, justeru para penguasa itu membuat kerusakan di mana-mana.Allah SWT berfirman yang artinya, Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. (Qs. Al-Baqoroh : 11).Tentang bahaya ananiyah ini, Rasulullah SAW pun bersabda, Dari Abdulloh ibnu Umar ra., Nabi SAW Aniaya itu menjadi kegelapan di hari kiamat. (HR. Bukhari).Ada banyak dalil baik dari Quran dan Hadis yang menyebut betapa bahayanya sifat egois/ananiyah. Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang di mana mata uang tidak laku lagi. Kalau ia mempunyai kebajikan, sebagian amal baiknya itu akan diambil sesuai dengan kadar perbuatan aniayanya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan pada dosanya. (HR. Bukhori).Sifat ananiyah juga sering menimbulkan sikap permusuhan, padahal sikap permusuhan itu sangat dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, Dari Aisyah ra. dari Nabi SAW bersabda, Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling suka bermusuhan. (HR. Bukhari).Sikap Egoismesangat bertentangan dengan kodrat manusia. Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan sesamanya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan selalu mau untuk bekerja sama dengan orang lain. Allah SWT memerintahkan agar kita hidup untuk saling tolong-menolong dan memiliki kepedulian terhadap orang lain.Sebagaimana Firman Allah SWT ..... ..... .....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.QS. Al-Maaidah : 2Sikap seperti ini sangat dilarang di dalam agamaIslam. Karena, akan menimbulkan bibit-bibit perpecahan di kalangan umat manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat kepada manusia lainnya.HR. BukhoriSerta dalam Hadits lain yang artinya:Barangsiapa tidak mementingkan urusan umat islam, maka tidaklah ia termasuk dari golongan mereka itu. Dan barangsiapa yang dalam sehari-hari tidak berlaku jujur kepada Allah, kepada rasul-Nya, kepada kitab-Nya, kemudian kepada imam (pemimpin) mereka dan kaum muslim, tidaklah ia dari mereka.HR. MuslimC. Tanda Orang EgoisOrang yang terjangkit penyakit ananiyah/egois biasanya selalu merasa sok tahu (merasa sudah cukup pengetahuan dan pengalaman), padahal sebenarnya masih sangat kurang. Yang jadi masalah, orang egois yang sok tahu itu biasanya tak pernah mau menyadari di mana letak kesalahan dan kelemahannya. Agar sadar bahwa kita terjebak dengan sifat ananiyah ini, maka ada baiknya kita lihat beberapa ciri orang egois/ananiyah berikut ini.Pertama, tak suka membaca. Orang yang egois, biasanya sumber bacaannya sedikit sekali atau bahkan tak pernah membaca. Selain itu, dia tidak pernah mau membaca situasi di lingkungannya. Mengapa? Karena dia selalu yakin dengan sudut pandang pikirannya dalam mengambil satu keputusan dan langkah. Ia tak pernah mau mengikuti masukan dari orang lain, bila masukan itu dirasa tak bisa mewujudkan apa yang sudah menjadi ambisinya.Sebaliknya, bila masukan itu sesuai dengan rencana ambisinya, maka dengan senang hati ia akan tampil kedepan. Yang penting, apa yang menjadi keinginannya terwujud tanpa melihat bagaimana akibat panjang yang akan dialami. Dalam sebuah organisasi, hal virus tak suka membaca ini tentu sangat berbahaya sebab bisa meruntuhkan semua visi misi yang sudah dibangun.Kedua, membanggakan luasnya pengetahuan. Orang egois biasanya selalu membanggakan kepintarannya dan memamerkan kepada orang lain. Ia lebih senang muncul dan menunjukkan pada banyak orang bahwa ia adalah orang yang punya pengetahuan luas. Ia mungkin suka menulis dan berbicara sebanyak-banyaknya dalam berbagai bidang, tetapi kurang sekali memperhitungkan apakah pembicaraannya berkualitas atau tidak. Tak heran bila ia menjadi seorang ulama, maka setiap pertanyaan dijawab sendiri meski diluar keahliannya.Ketiga, merendahkan orang lain yang tidak sepaham. Muslim yang egois, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera ia menuduh mereka telah melakukan bidah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, sampai melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai Yang Maha Tahu, terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah SWT berfirman, Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan. (Qs. an-Najm: 32).Keempat, suka menyatakan pendapat tanpa dasar yang kuat. Orang egois yang sok tahu senang menyampaikan pendapatnya sendiri mengatasnamakan Islam. Padahal bisa jadi dasar penyampaiannya itu tak bersumber dari Al Quran dan Hadis melainkan semata-mata untuk mewujudkan keinginannya. Ia hanya mengemukakan opini pribadinya tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.D. Agar Terhindar dari AnaniyahAda beberapa cara untuk menekan sikap ananiyah antara lain sebagai berikut. Pertama, menyadarkan diri bahwa manusia itu diciptakan sama dan mempunyai hak yang sama. Kesadaran ini akan melahirkan sikap menghargai orang lain. Menghargai orang lain artinya mengenal, memahami sekaligus mencintai sesama. Sehingga apa yang sudah menjadi rencana dan cita-cita besar bersama akan terwujud.Kedua, menyadari bahwa manusia hidup membutuhkan orang lain. Dia harus merelakan dirinya karena dirinya merupakan bagian dari satu sistem kehidupan yang saling membutuhkan. Selain itu, ia harus mampu menekan hawa nafsu dan memupuk sikap tasamuh (tenggang rasa).Ketiga, menyadari bahwa hidup adalah pengabdian kepada Allah SWT. Setiap pengabdian diperlukan perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan dan teman. Menyadari juga bahwa sikap ananiyah bila dibiarkan akan mengarah pada sikap sombong yang membinasakan dan dibenci oleh Allah SWT dan seluruh manusia.Keempat, menanamkan dan membiasakan diri dengan sikap tawadhu (rendah hati), syukur, ikhlas dan tasamuh karena sifat-sifat tersebut akan mengikis habis sifat ananiyah. Lalu, menghayati dan mendalami setiap hikmah dibalik perintah ibadah secara universal, seperti ibadah shalat, shaum, zakat dll.Agar Allah SWT senantiasa menjaga kita dari kejahatan nafsu yang bisa mengundang sifat ananiyah, maka Rasulullah SAW mengajarkan doa ini, (Ya Allah, ilhamkan kepadaku hidayah dan lindungilah aku dari kejahatan diri/nafsuku). (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, Hadits hasan). Wallahualam. Egois adalah sifat yang tumbuh alami dari dalam diri manusia. Karena saking alaminya, sampai manusia tidak menyadari kehadiran sifat egois itu sendiri.

Raslullh SAW bersabda : "Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar..., yang membuat para Sahabat terkejut dan bertanya, "Peperangan apakah itu wahai Raslullh? "Raslullh berkata, "Peperangan melawan hawa nafsu." (Riwayat Al Baihaqi)

Perang melawan hawan nafsu adalah perang yang sesungguhnya. Karena dalam diri manusia terdapat sifat-sifat yang buruk. Amarah, dendam, iri, dan benci adalah contoh sifat manusia yang buruk. Begitu juga dengan egois. Untuk itu, melawan musuh yang ada dalam diri sendiri sangat sulit. Maka sebenarnya, saat ini secara tidak langsung kita sedang berperang melawan diri sendiri. Berperang melawan sifat sifat buruk yang timbul secara alami di dalam diri kita. Mungkin hanya kebesaran iman kitalah yang mampu melawan itu semua. Hanya imanlah yang mampu menjadi obat penawarnya untuk melawan egois itu. Abu Bakar Al-Warraq berkata :Jika hawa nafsu mendominasi, maka hati akan menjadi kelam, Jika hati menjadi kelam, maka akan menyesakkan dada. Jika dada menjadi sesak, maka akhlaknya menjadi rusak. Jika akhlaknya, maka masyarakat akan membencinya dan iapun membenci mereka.Dengan mengedepankan iman, tentu sifat-sifat egois yang terdapat dalam diri kita akan bisa diredam. Bantuan Allh swt lah yang menjadi tumpuan terakhir agar kita terbebas dari sifat-sifat buruk tersebut, dan selalu dalam bimbingan-Nya.