akhlak

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima. Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makruh). Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak 1

Upload: rurikawidyapalureng

Post on 20-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Materi Agama Islam

TRANSCRIPT

Page 1: AKHLAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban

menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak

yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas

keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat

rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan,

misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusuannya,

berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari

konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk

apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima.

Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat

Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai

keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau

sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan,

agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia.

Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan

larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran

(makruh).

            Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang memperhatikan

masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan

perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi

lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan, sehingga tidak dapat disalahkan bila

ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam.

Seharusnya, ucapan ataupun keluhan-keluhan itu dapat menjadi cambuk bagi

kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak Islam. Islam bukanlah agama yang

mengabaikan akhlak, bahkan Islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat, bahwa

tauhid sebagai sisi pokok atau inti, Islam yang memang seharusnya kita utamakan,

namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak

mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba

terhadap Allah SWT, dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang

yang bertauhid dan baik akhlaknya, berarti ia adalah sebaik-baik manusia.    Semakin

1

Page 2: AKHLAK

sempurna tauhid seseorang, maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila

seseorang mywahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembahasan dalam masalah ini akan

dititikberatkan pada “Akhlak Terhadap Sesama Manusia”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

- Apa itu akhlak?

- Apa sajakah jenis-jenis akhlak?

- Bagaimanakah akhlak muslim kepada sesama manusia?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, dapat ditentukan bahwa tujuan makalah ini

adalah sebagai berikut:

- Untuk mengetahui apakah definisi dari akhlak.

- Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis akhlak.

- Untuk mengetahui bagaimanakah akhlak muslim kepada sesama manusia.

2

Page 3: AKHLAK

BAB II

ISI

A. Definisi Akhlak

Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya

tabiat, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tatakrama,

kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral, ethic (Bahasa Inggris), ethos,

ethikos (Bahasa Yunani).

Untuk mengetahui definisi akhlak, dibawah ini terdapat beberapa definisi yang

dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:

a. Ibnu Maskawaih

Akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu). Ibnu

Maskawaih menekankan bahwa yang disebutnya akhlak adalah seluruh

perbuatan manusia.

b. Al-Qurthuby

Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab

kesopanannya yang disebut Akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian

darinya. Al-Qurthuby menekankan bahwa akhlak itu merupakan bagian

dari kejadian manusia. Oleh karena itu, kata al-khuluk tidak dapat

dipisahkan pengertiannya dengan kata al-khiiqah, yaitu fitrah yang dapat

mempengaruhi perbuatan setiap manusia.

c. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy

Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat

menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan

dari orang lain). Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy menekankan hanya

perbuatan baik saja yang disebutnya akhlak

d. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy

Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang

menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara

yang disengaja. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy menekankan bahwa Akhlak

3

Page 4: AKHLAK

adalah keadaan jiwa yang selalu menimbulkan perbuatan yang gampang

dilakukan baik itu perbuatan baik maupun buruk.

e. Imam Al-Ghazali

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat

melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui

maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut

melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma

agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan

tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.

f. Prof. Dr. Ahmad Amin

Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila

membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.

B. Jenis-jenis Akhlak

Utamanya banyak yang mengatakan bahwa Akhlak yang baik merupakan sifat

para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat

Syaithan dan orang-orang yang tercela.

Maka pada dasarnya, Akhlak itu menjadi 2 (dua) jenis, diantaranya:

a. Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah)

Akhlaaqul Mahmuudah yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama

manusia, dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak yang baik yaitu akhlak

yang diridhoi oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan

dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT yaitu dengan mematuhi

segala perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, mengikuti

ajaran-ajaran dari Sunnah Rasulullah S.A.W, mencegah diri kita untuk

mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah

SWT dalam Surat Ali-Imran ayat 110:

4

Page 5: AKHLAK

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada

yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada

Allah SWT”.

Akhlak yang baik menurut Imam Ghazali ada 4 (empat) perkara, yaitu

bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian

(menundukkan kekuatan hawa nafsu), dan bersifat adil. Jelasnya, ia

merangkum sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup

bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama,

senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan ridha dengan

kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.

Akhlak yang baik yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia,

dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak yang baik terhadap Tuhan antara

lain:

1) Bertaubat (At-Taubah), yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan

buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta

melakukan perbuatan baik;

2) Bersabar (Ash-Shabru), yaitu suatu sikap yang betah atau dapat

menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi bukan berarti

bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri

dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang

dimaksudkannya adalah sikap yang diawali dengan ikhtisar, lalu

diakhiri dengan ridha dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan

dari Tuhan;

3) Bersyukur (Asy-Syukru), yaitu suatu sikap yang selalu ingin

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan

oleh Allah SWT kepadanya, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada yang member

nikmat, yaitu Allah SWT;

4) Bertawakkal (At-Tawakkal), yaitu menyerahkan segala urusan kepada

Allah SWT setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan

sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utama yang harus

5

Page 6: AKHLAK

dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang

diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupaya sekuat tenaga, lalu

menyerahkan ketentuannya kepada Allah SWT. Maka dengan cara

yang demikian itu, manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya;

5) Ikhlas (Al-Ikhlaash), yaitu sikap menjauhkan diri dari riya (menunjuk-

nunjukkan kepada orang lain) ketika mengerjakan amal baik, maka

amalan seseorang dapat dikatakan jernih, bila dikerjakannya dengan

ikhlas;

6) Raja (Ar-Rajaa), yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu

(mengharapkan) sesuatu yang disenangi dari Allah SWT, setelah

melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang

diharapkannya. Oleh karena itu, bila tidak mengerjakan penyebabnya,

lalu menunggu sesuatu yang diharapkannya, maka hal itu disebut

“tamanni”;

7) Bersikap takut (Al-Khauf), yaitu suatu sikap jiwa yang sedang

menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari ALLAH, maka manusia

perlu berupaya agar apa yang ditakutkan itu, tidak akan terjadi.

Akhlak yang baik terhadap sesama manusia antara lain:

1) Belas kasihan atau sayang (Asy-Syafaqah), yaitu sikap jiwa yang

selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain;

2) Rasa persaudaraan (Al-Ikhaa), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin

berhubungan baik dan bersatu dengan orang lain, karena ada

keterikatan bathin dengannya;

3) Memberi nasihat (An-Nashiihah), yaitu suatu upaya untuk memberi

petunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan

perkataan, baik ketika orang yang dinasihati telah melakukan hal-hal

yang buruk, maupun belum. Sebab kalau dinasihati ketika ia telah

melakukan perbuatan buruk, berarti diharapkan agar ia berhenti

melakukannya. Tetapi kalau dinasihati ketia ia belum melakukan

perbuatan itu, berarti diharapkan agar ia tidak akan melakukannya;

4) Memberi pertolongan (An-Nashru), yaitu suatu upaya untuk membantu

orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan;

6

Page 7: AKHLAK

5) Menahan amarah (Kazmul Ghaizhi), yaitu upaya menahan emosi, agar

tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain;

6) Sopan santun (Al-Hilmu), yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap

orang lain, sehingga dalam perkataan dan perbuatannya selalu

mengandung adab kesopanan yang mulia;

7) Suka memaafkan (Al-Afwu), yaitu sikap dan perilaku seseorang yang

suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah diperbuat

terhadapnya.

b. Akhlak buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmuumah)

Akhlaqul Madzmuumah yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama

manusia, dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak yang buruk itu berasal

dari penyakit hati yang keji, seperti iri hati, ujub, dengki, sombong,

munafik, hasud, berprasangka buruk, dan penyakit-penyakit hati yang

lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam

kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya

maupun kerusakan lingkungan sekitarnya.

Akhlak yang buruk yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama

manusia, dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak yang buruk terhadap

Tuhan antara lain:

1) Takabbur (Al-Kibru), yaitu suatu sikap yang menyombongkan diri,

sehingga tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini, termasuk

mengingkari nikmat Allah yang ada padanya;

2) Musyrik (Al-Isyraak), yaitu suatu sikap yang mempersekutukan Allah

dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu

makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya;

3) Murtad (Ar-Riddah), yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari

agama Islam, untuk menjadi kafir;

4) Munafiq (An-Nifaaq), yaitu suatu sikap yang menampilkan dirinya

bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama;

7

Page 8: AKHLAK

5) Riya (Ar-Riyaa), yaitu suatu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan

perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena

Allah, melainkan hanya ingin dipuji oleh sesama manusia. Jadi

perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas;

6) Boros atau berpoya-poya (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu

melampaui batas-batas ketentuan agama. Tuhan melarang bersikap

boros, karena hal itu dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak

perekonomian manusia, merusak hubungan sosial, serta merusak diri

sendiri;

7) Rakus atau tamak (Al-Itirshul atau Ath-Thama’u), yaitu suatu sikap

yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa

yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain.

Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qana’ah) dan

merupakan akhlak buruk terhadap Allah, karena melanggar ketentuan

larangan-Nya.

Akhlak yang buruk terhadap sesama manusia antara lain:

1) Mudah marah (Al-Ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang

tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap

dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain. Kemarahan dalam

diri setiap manusia, merupakan bagian dari kejadiannya. Oleh karena

itu, agama Islam memberikan tuntunan, agar sifat itu dapat terkendali

dengan baik;

2) Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan

seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan

kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali;

3) Mengadu-adu (An-Namiimah), yaitu suatu perilaku yang suka

memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud

agar hubungan social keduanya rusak;

4) Mengumpat (Al-Ghiibah), yaitu suatu perilaku yang suka

membicarakan perkataan seseorang kepada orang lain;

8

Page 9: AKHLAK

5) Bersikap congkak (Al-Ash’aru), yaitu suatu sikap dan perilaku yang

menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun

perkataannya;

6) Sikap kikir (Al-Bukhlu), yaitu suatu sikap yang tidak mau

memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain;

7) Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan

orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga

yang mengatakan, bahwa seseorang yang mengambil hak-hak orang

lain, termasuk perbuatan dzalim (menganiaya).  

C. Akhlak Muslim kepada Sesama Manusia

Akhlak muslim kepada sesama manusia digolongkan menjadi:

a. Akhlak terhadap orang tua

1) Peranan orang tua dalam kehidupan seorang anak

Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia lahir ke dunia ini adalah

melalui orang tua. Susah dan payah dialami oleh ibu dan bapak untuk

memelihara anaknya, baik ketika masih dalam kandungan, maupun

setelah lahir ke dunia. Pertama-tama ibu harus mengandung kita

selama kurang lebih 9 bulan. Selama dalam kandungan, ibu

menanggung kepayahan, keletikan dan kesakitan.

Sementara agar beban yang ditanggung oleh ibu-bapak jangan terlalu

berat, maka tiap sebulan sekali atau setengah bulan sekali diperiksa ke

dokter. Hal ini dilakukan demi keselamatan bayi yang ada dalam

kandungan. Demikian pula ketika hendak melahirkan, perasaan

gelisah, takut, sakit menjadi satu, dan nyawa ibulah sebagai

taruhannya. Bersamaan itu pula bapak berdoa agar istrinya melahirkan

dengan selamat, dan anak yang lahir ke dunia juga dalam keadaan

selamat dan sehat.

Setelah bayi lahir ke dunia, lalu dipelihara dan dijaganya dengan

penuh perhatian, disusui, disuapi makanan, dimandikan, diayun dan

dibuai ketika menangis, agar cepat diam dan tidur. Kalau bayi sakit,

ibu dan bapak gelisah pula, mereka mencarikan obat agar cepat pulih

kembali kesehatannya.

9

Page 10: AKHLAK

Selanjutnya, ibu dan bapak mengajarkan kita duduk, berdiri, berjalan,

bercakap-cakap, bermain-main dan menjaga agar kesehatan kita tetap

baik dan pertumbuhan fisik dan rohaninya tetap normal.

Ibu-bapak kita benar-benar berjasa, dan jasanya tidak bias dibeli sama

sekali dan tak dapat diukur oleh apapun juga. Merekalah yang

mengusahakan agar kita dapat makan dan membelikan pakaian untuk

kita. Selanjutnya kita dimasukkan ke lembaga pendidikan, mulai dari

sekolah pendidikan dasar sampai menengah dan mungkin sampai ke

perguruan tinggi, agar kita berakhlak baik, teguh mengamalkan

ajaran-ajaran agama dan mempunyai masa depan yang gemilang.

2) Cara berbuat baik kepada orang tua

Cara berbuat baik kepada ibu-bapak diantaranya:

- Mendengarkan nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian,

mengikuti anjurannya dan tidak melanggar larangannya;

- Tidak boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi

memukul. Ibu dan bapak harus diurus atau dirawat dengan baik;

- Bersikap merendahkan diri dan mendoakan agar mereka selalu

dalam ampunan dan kasih sayang Allah SWT

- Sebelum berangkat dan pulang sekolah hendaklah membantu

orang tua;

- Menjaga nama baik kedua orang tua di masyarakat;

- Memberi nafkah, pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau

mereka tidak mampu atau sudah tua;

- Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap orang yang telah

ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya;

3) Membiasakan diri berbuat baik kepada kedua orang tua

Membiasakan diri berbuat baik kepada kedua orang tua adalah

perbuatan yang amat mulia.Bahkan dianjurkan setiap setelah shalat

mendoakan kedua orang tua. Apabila kedua orang tua itu telah

10

Page 11: AKHLAK

meninggal misalanya, maka kita sebagai anaknya berkewajiban

berbakti kepada mereka seperti:

- Menyembahyangkan jenazahnya;

- Memintakan ampunan kepada Allah;

- Menyempurnakan janjinya;

- Memuliakan sahabatnya;

- Menghubungi anak keluarganya yang bertalian dengan keduanya.

b. Akhlak terhadap saudara

1) Peranan Saudara dalam kehidupan sehari-hari

Peranan saudara dalam kehidupan kita sangatlah penting, karena pada

dasarnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa saling bantu-

membantu dalam menempuh kehidupannya, terutama saudaranya

yang terdekat.

Oleh karena itu, saudara masih ada hubungan darah dengan kita, maka

merekalah yang paling pertama kita minta bantuannya.Lebih-lebih

bila kita sedang mendapat musibah atau bencana lainnya, misalnya

sakit, kecurian dan sebagainya. Karena itu, hubungan antara saudara

dengan saudara haruslah dipelihara dengan sebaik-baiknya, jangan

sampai retak, jangan sampai timbul hal-hal yang menyebabkan tali

silaturahmi terputus, apalagi kalau sampai timbul perpecahan atau

permusuhan dan percekcokan satu sama lain.

2) Cara berbuat baik kepada saudara

Cara berbuat baik kepada saudara diantaranya:

- Menghormati dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara

asal-mulanya dari ayah dan ibu. Mencintai mereka sama dengan

kita mencintai diri sendiri;

- Menghormati saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati

orang tua, mengindahkan nasihat-nasihatnya dan tidak menentang

perintahnya;

- Mencintai dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih

sayang sebagaimana orang tua menyayangi mereka;

11

Page 12: AKHLAK

- Saling bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka.

Jika bersalah, berilah peringatan secara halus dan ramah-tamah.

c. Akhlak terhadap tetangga

1) Peranan Tetangga dalam kehidupan seseorang

Kita hidup ditengah-tengah masyarakat, laksana ikan dengan air.Harus

saling menghidupi dan menjernihkan. Tidak boleh sombong kepada

orang lain, terutama dengan kerabat dan tetangga. Mereka ini adalah

saudara kita yang paling dekat dan cepat menolong dikala kita

mendapat musibah atau malapetaka.Meskipun mempunyai family

sekian banyak dan terkemuka, tetapi tak mustahil tempat tinggalnya

berjauhan.

Oleh karena itu, dikala kita mendapat musibah seperti sakit, meninggal

dunia, atau kesusahan-kesusahan lainnya, maka yang paling duluan

tampil datang adalah tetangga kita.Karena itu berlakulah kepadanya

secara baik menurut tuntunan agama.

2) Cara berbuat baik kepada tetangga

Cara berbuat baik kepda tetangga diantaranya:

- Menolong dan membantunya bila membutuhkan pertolongan,

walaupun mereka tidak mau membantu kita;

- Member hutang bila meminta bantuan hutang kepada kita;

- Ikut meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin

dan sengsara, sekiranya kita mempunyai kelebihan;

- Menjenguknya bila sakit atau membantunya dengan obat;

- Bila tetangga ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut

belasungkawa, dan mengantarkan jenazahnya ke kuburnya;

- Bila tetangga mendapat kesenangan atau nasib baik dan

menggembirakan, sebaiknya menyampaikan ucapan selamat

kepadanya;

- Ikut meringankan beban musibah tetangga yang meninggal;

12

Page 13: AKHLAK

- Bila ingin membuat rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau

sepengetahuan tetangganya, disamping minta izin kepada

pemerintah;

- Menghindari perkataan atau tindakan yang menyakitkan tetangga.

Bila berkata atau bertindak salah, sebaiknya segera minta maaf;

- Jika boleh memamerkan sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki

kepada tetangga, baik berupa makanan ataupun yang lainnya, bila

kita tidak ingin memberinya;

- Jangan menyalakan atau membunyikan radio tape recorder atau

TV terlalu keras, yang dapat membisingkan tentangga.

3) Membiasakan diri berbuat baik terhadap tetangga

- Supaya senantiasa berbuat baik terhadap tetangga dalam segala

situasi, dalam kehidupan sehari-harinya hingga meninggalnya

tetangga itu;

- Setiap orang muslim wajib memuliakan tetangganya, karena

memuliakan tetangga merupakan salah satu akhlak mulia, yang

harus dimiliki setiap muslim;

- Kita diperintahkan agar suka member makanan kepada tetangga,

terutama tetangga yang terdekat.

d. Akhlak terhadap sesama muslim

1) Peranan Persaudaraan sesama Muslim

Diantara sesama muslim yang lain adalah bersaudara. Oleh sebab itu,

kita harus bersikap baik terhadap sesama muslim. Mereka itu bagaikan

satu anggota badan, bilamana yang satu sakit atau ditimpa musibah,

maka yang lain ikut merasakannya. Misalnya, kalau gigi seorang sakit,

maka anggota badan yang lainnya ikut pula merasakannya. Demikian

pula umat Islam, kalau ada salah seorang dari umat Islam ditimpa

malapetaka, maka yang lain harus ikut merasakannya. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara bergotong royong dalam meringankan

bebannya.

2) Cara berbuat baik terhadap sesama muslim

13

Page 14: AKHLAK

Cara berbuat baik terhadap sesama muslim diantaranya:

- Memberi salam;

- Memenuhi undangannya, terutama hari pertama dalam walimatul

uruz;

- Saling member nasihat;

- Menjenguk ketika sakit, sambil mendoakan;

- Mengantarkan jenazah orang islam;

- Tidak bermusuhan selama 3 hari;

- Tidak boleh bersikap sombong;

- Tidak melahirkan kegembiraan disaat orang Islam yang lain

ditimpa kesusahan;

- Mau membela sesama muslim;

- Menjunjung tinggi kehormatan, harta dan jiwa;

- Mau mengusahakan perdamaian kalau terjadi perselisihan diantara

sesama muslim;

- Menutupi rahasianya;

- Memberi bantuan disaat membutuhkan;

- Menyantuni orang-orang miskin dan lemah di kalangan umat

Islam;

- Ikut membahagiakan sesama muslim.

3) Membiasakan diri untuk berbuat baik terhadap sesama Muslim

- Harus saling memaafkan;

- Harus saling menyelamatkan;

- Jangan suka memfitnah;

- Jangan berbuat dzalim;

- Jangan berburuk sangka;

- Jangan merusak

14

Page 15: AKHLAK

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai

kesimpulannya adalah sesungguhnya dalam kehidupan, kita tidak terlepas dari apa

yang sudah ada dalam diri kita sebagai manusia termasuk salah satunya adalah

akhlak. Karena akhlak adalah satu predikat yang disandang oleh manusia. Akhlak

akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam sosial.

Baik dan buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani

hidup, apakah membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya

adalah sumber.

Jadi kesimpulan akhlak antar sesama yaitu  sangat dianjurkan selama apa yang

dilakukan punya nilai ibadah.

B. Saran

Pembinaan akhlak mulia bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi bukan sesuatu

yang tidak mungkin. Artinya sesulit apapun pembinaan akhlak mulia ini bisa

dilakukan, ketika ada komitmen (niat) yang kuat untuk melakukannya dan didukung

oleh usaha keras serta selalu bertawakkal dan mengharap rido dari Allah SWT bukan

tidak mungkin akhlak mulia ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sikap

dan perilaku sehari-hari.

15