darmonowawan.yolasite.comdarmonowawan.yolasite.com/resources/laporan akhir magang... · web...
TRANSCRIPT
LAPORAN MAGANG PERADILAN
Lokasi:
Pengadilan Agama Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta
Disusun oleh:
DARMONO09380004
Pembimbing:
1. Drs. Muqorrobin, M.H
2. Dra. Siti Dawimah, S.H, M.SI
PUSAT STUDI DAN KONSULTASI HUKUM (PSKH)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG PERADILAN
PSKH UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
BismillāhirrahmānirrahīmSetelah memberikan pengarahan, koreksi, dan perbaikan seperlunya atas Laporan
Akhir Magang Peradilan dari mahasiswa:
Nama : Darmono
NIM : 09380004
Lokasi : Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta
laporan ini sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan pelaksanaan tugas Magang Peradilan
mahasiswa yang bersangkutan, shingga dapat diajukan sebagai tugas akhir Magang Peradilan.
Demikian pengesahan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 27 Juli 2011
Pengurus PSKH Panitia Pelaksana
Dede Ramdhani Rahmat Jatmiko Direktur PSKH Ketua Panitia
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syari’ah Ketua Pengadilan Agama Sleman
Prof. Dr. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. Drs. H. Muhammad Darin, S.H., M.Si. NIP. 19600417 1989031 001 NIP. 195610191985031002
KATA PENGANTAR
Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah swt
yang telah membimbing manusia dengan mengutus Rasul dan Al-Quran yang telah
dibawanya, sehingga menerangi sudut gelap hati tiap-tiap manusia dan pada hari ini
diperkenankan untuk saya menyelesaikan magang, yang diakhiri dengan membuat laporan,
dalam keadaan sehat dan lancar tanpa ada kendala suatu apapun. Tak lupa pula Sholawat dan
Salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan harapan kita selalu
mendapatkan syafa’at beliau di hari akhir nanti, āmīn.
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan
cikal bakal penegak keadilan dalam masyarakat. Sebagai bukti, sejarah telah membuktikanya
bahwa hakim-hakim dalam Peradilan Agama, kebanyakan lulusan fakultas Syari’ah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dulu IAIN Sunan Kalijaga. Sebagaimana juga, di dalam
perkuliahan mereka dibekali pengetahuan-pengetahuan atau teori-teori mengenai hukum baik
yang umum ataupun hukum islam, yang lebih kita kenal dalam akademik adalah hukum
materiil, tidak hanya itu, sebenarnya hukum formilnya pun ada, namun memang harus
bertahap, maka untuk bisa menguasai seluruhnya harus lulus terlebih dahulu.
Dalam tahapan-tahapan tersebut, mahasiswa merasakan kejenuhan, karena merasa
lama dan mereka fikir untuk apa belajar tanpa adanya praktek, dengan alasan itulah dirasa
kurang efisiennya proses tersebut. Maka, PSKH (Pusat Studi dan Konsultasi Hukum) sebagai
organisasi otonom di fakultas Syari’ah dan Hukum, menawarkan program kegiatan magang di
Peradilan, sebagai ajang kompetensi dan pengembangan bakat mahasiswa Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Sunan Kalijaga dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam
perkuliahan.
Atas jerih payah panitia untuk mengadakan kegiatan ini melalui penerimaam secara
selektif, yang pada akhirnya Magang peradilan ini dapat saya laksanakan pada gelombang
pertama yaitu mulai dari tanggal 13-19 Juli 2011. Tanpa adanya koordinasi dengan panitia,
mulai dari pendaftaran, interview, pemberangkatan, evaluasi, sampai pada membuat laporan
ini, dan tanpa adanya kerja sama yang baik dengan Pengadilan Agama khususnya Pengadilan
Agama Sleman, dan juga tanpa adanya kerja sama dengan pengurus PSKH, mulai dari materi,
pengumpulan data, koordinasi, laporan ini tidak akan terselesaiakan dengan baik.
Oleh karena itu, saya ucapkan Alhamdulillāh dan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dan mendukung dalam menyalesaikan kegiatan magang serta membuat
Laporan Magang Peradilan ini. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada :
1. Prof. Dr. Musa Asy‘ari selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(domisioner).
2. Prof. Dr. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Drs. H. Muhammad Darin, SH, MSI. selaku kepala PA Sleman.
4. Seluruh Staf Pegawai PA Sleman yang telah membantu dalam terlaksananya
Magang Peradilan.
5. Seluruh Pengurus PSKH dan Panitia Magang.
6. Teman-teman magang di Pengadilan Sleman.
saya menyadari sekiranya masih terdapat banyak kekurangan, atas segala keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya, sehingga tentunya masih jauh dari kesempurnaan dalam
pembuatan laporan ini. Saya berharap kritik dan sarannya, serta semoga Laporan Magang
Peradilan ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan umumnya bagi semua, āmīn.
Yogyakarta, 27 Juli 2011
Penyusun
DARMONO
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rencana Kegiatan
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
D. Metode Kegiatan
E. Sistematika Laporan
BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PERADILAN
A. Sejarah dan Letak Geografis
B. Struktur Organisasi
C. Tugas-tugas Kepegawaian
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bentuk Kegiatan
B. Waktu Pelaksanaan
C. Analisis
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran dan Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Visi dan Misi Pengadilan
B. Gugatan atau Permohonan
C. Putusan atau penetapan
D. Foto Kegiatan
E. Lain-lain
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dirasa semakin minimnya pengetahuan mahasiswa fakultas Syari’ah, bagaimana
praktek teori mengenai hukum, terutama hukum acara berperkara di peradilan yang
didapatkan dalam perkuliahan, maka perlu sekali kegiatan magang ini dilaksanakan. selain
menambah pengetahuan, kegiatan magang ini juga bisa menambah pengalaman.
Kegiatan magang Peradilan merupakan salah satu agenda kegiatan dari PSKH
sebagai Organisasi yang berstatus BOM-F (Badan Otonomi Mahasiswa Fakultas) pada
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan magang ini
bertempat di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu Pengadilan Negeri Yogyakarta, Pengadilsan Agama Yogyakarta dan
Pengadilan Agama Sleman.
Kegiatan magang ini dilaksanakan setiap tahun sekali, bertepatan dengan hari libur
perkuliahan setelah Ujian Akhir Semester genap, tepatnya tanggal 12 Juli 2011
pembukaan dan sampai tanggal 27 Juli 2011 penutupan, dengan membaginya menjadi dua
gelombang/ kelompok, untuk gelombang/kelompok pertama dari tanggal 13-19 Juli 2011
dan dari tanggal 20-26 Juli 2011 untuk gelombang/kelompok kedua.
Fakultas Syari’ah dan Hukum yang terdiri dari berbagai jurusan mempunyai ruang
lingkup kajian pada sekian permasalahan dari hukum perdata yaitu secara khusus telah
dikaji dalam jurusan Mu’amalat (hukum perdata dan bisnis Islam), selain yang telah
disebutkan, terkecuali Keuangan Islam (KUI), diantara permasalahan tersebut adalah
perceraian, talak, waris, harta bersama (gono gini), pengangkatan anak, ekonomi syari’ah
dsb. Merupakan salah satu orientasi lapangan kerja yang sesuai dengan kompetensi
alumni Fakultas Syari’ah dan hukum yaitu pada Pengadilan Agama.
Dalam ruang lingkupnya pada sekian permasalahan dari hukum pidana yaitu
Fakultas Syari’ah dan Hukum juga mempunyai jurusan IH (Ilmu Hukum) serta pidana
Islamnya pun yaitu JS (Jinayah Siyasah), maka salah satu orientasi lapangan kerja yang
sesuai dengan kompetensi alumni pada jurusan ini dapat diarahkan pada Pengadilan
Negeri.
Oleh karena itu kegiatan magang Peradilan ini, diharapkan bagi mahasiswa
Fakultas Syari’ah dan Hukum dapat mengaplikasikan secara praktis serta membandingkan
antara teori yang didapatkan di perkuliahan dengan lapangan secara riil. Selain itu juga
dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di PA maupun PN yang tidak didapat dalam
perkuliahan, contohnya, job deskription dari masing-masing pegawai ataupun mengenai
pengalaman lainnya. Dengan demikian kegiatan magang menjadi sebuah proses, sarana
latihan kerja dan observasi bagi mahasiswa yang sudah mendapatkan bekal dari bangku
perkuliahan.
B. Rencana Kegiatan
Mahasiswa dituntut untuk dapat memahami setiap tugas dari masing-masing
struktur yang ada dalam peradilan, dari mulai ketua dan wakil ketua, majelis hakim,
organisasi kepaniteraan, kesekretariatan, dll. Memahami bagaimana proses berperkara
dalam pengadilan agama, dan perjalanan perkara tersebut, dari mulai masuknya perkara
tersebut yang diajukan oleh para pencari keadilan sampai dipersidangkan dan diputuskan
serta di eksekusi.
Maka, rencana kegiatan yang akan diimplementasikan untuk memenuhi tuntutan
tersebut, kami mengacu pada agenda magang peradilan yang sudah dibuat oleh panitia,
dengan kelompok kami yang jumlahnya ada enam orang dan bekerja sama dengan dua
orang pembimbing. Selama tujuh hari kegiatan magang ini untuk kelompok satu, pada
hari pertama, tentang teori dan mengenal kepegawaian dan tugas-tugasnya dalam struktur,
kemudian diterapkan dalam praktek pada hari kedua, ketiga bagaimana jalannya perkara
dalam pemrosesan di pengadilan sebelum masuk dalam persidangan dan seterusnya pada
hari keempat dan kelima yaitu menyaksikan persidangan serta dua hari terakhir
melakukan praktek persidangan.
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Dengan adanya kegiatan magang ini mahasiswa diharapkan bisa memahami
dan menguasai hukum acara atau hukum formilnya, serta bisa mahir beracara,
sehingga tidak merasa canggung ketika menghadapi atau memasuki dalam lembaga
peradilan, terutama peradilan agama.
Setelah apa yang didapatkan, baik pengetahuan atau pengalaman dalam proses
berperkara di peradilan, diharapkan mahasiswa ketika lulus dan masuk dalam lembaga
peradilan bisa langsung menyesuaikan dan menjadi mahasiswa yang kompeten dalam
bidangnya.
D. Metode Kegiatan
Kegiatan magang ini dilaksanakan dalam tujuh hari, dengan metode, sbb:
1. Penyampaian materi pengenalan struktur pengadilan agama sleman
Materi ini disampaikan satu persatu oleh pembimbing secara jelas disesuikan
dengan agenda manual acara yang dibuat oleh panitia, yaitu mengenal struktur yang
ada dalam pengadilan agama sleman, dimana setelah para peserta mengenal
strukturnya, kemudian di bagi dalam setiap tugas yang ada pada struktur pengadilan
tersebut.
Didalam pengadilan Agama sleman terdapat metode yaitu menggunakan
sistem meja, yaitu setiap ada perkara maka sistem meja mulai dijalankan, dalam hal
ini ada meja I, meja II dan meja III selain itu juga ada organisasi kepaniteraan dan
kesekretariatan, majelis hakim dsb. Selama magang, kegiatan yang kami lakukan
adalah masuk pada meja I,II, dan III, serta melihat persidangan yang pada akhirnya
kami melakukan praktek persidangan.
2. Tanya jawab
Setelah materi disampaikan oleh pembimbing dan ikut membantu mengerjakan
setiap tugas yang ada pada setiap struktur, peserta dipersilahkan untuk menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan teori yang disampaikan dan cara-cara
menyelesaikannya menurut proses hukum dalam pengadilan agama.
3. Praktek
Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kerja dengan pegawai, khususnya dalam
wilayah administrasi, diantaranya, membantu di meja I, II, dan III. Akan tetapi kami
memang tidak terlalu merasa kesulitan, karena ternyata sudah menggunakan aplikasi
dalam komputer, jadi kami hanya membantu memasukan data dalam register yang
langsung diproses oleh komputer.
4. Penyusunan Laporan
Setelah kegiatan magang dilaksanakan selama tujuh hari ini selesai, maka
peserta diwajibkan untuk membuat laporan secara individual yang sesuai dengan
pengadilan masing-masing dari pengalaman yang didapatkannya.
5. Analisa
Analisa yang kita lakukan pada saat magang adalah dengan mengamati secara
langsung fenomena yang berkaitan sekitar praktek permasalahan yang dihadapi
dilapangan, dan kamipun ikut bekerja menyelesaikan tugas-tugas pegawai
khususnya bagian kepaniteraan dan administrasi.
E. Sistematika Laporan
Laporan harus dibuat secara sistematis1 mulai dari halaman judul, halaman
pengesahan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, gambaran umum, pelaksanaan
kegiatan sampai pada penutup. Dengan ini, kita dapat dengan mudah untuk memahami,
kita juga mudah dalam membuatnya yang disesuaikan dengan babnya masing-masing
yang dalam hal ini secara umum sudah dijelaskan oleh panitia bagaimana cara membuat
laporan berikut diberikan poin-poin yang penting secara tertulis berikut lampiran
bagaimana cara membuat laporan.
BAB IIGAMBARAN UMUM LEMBAGA PERADILAN
A. Sejarah dan Letak Geografis
1. Pengadilan Agama zaman kesultanan Yogyakarta.
Kata sultan berasal dari bahasa arab yang berarti raja/penguasa di Yogyakarta
dengan tambahana gelar Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo Kholifatullah.
Pengadilan Agama dirintis sejak Sultan Agung dengan nama Peradilan
Surambi diketuai oleh seorang Penghulu dibantu oleh 4 orang Hakim dari Alim Ulama
yang disebut Pathok Nagari yang diangkat dengan surat kekancingan dalem, mereka
bermukim di empat Masjid Pathok Nagari yang berlokasi di arah empat penjuru
Kraton Yogyakarta.
1 Terlampir pada lampiran I
Dalam tradisi Jawa ada sesanti “Keblat Papat Lima Pancer”, konsep ini ada
koherensinya susunan desa di Jawa. Mancalima, yang membentuk lingkaran
konsentris dari desa. Mancapat, maksudnya semacam tingkatan naik banding seakan
seperti Mahkamah Agung (sekarang).
a. Referensi Kitab Hukumnya.
Kitab hukum yang dipakai acuan selain Al-Qur’an dan Hadis juga
kitab-kitab Muharror, Mahali, Tuhfah, Fatkhul Mu’in dan Fatkhul Wahab,
yaitu kitab fiqih yang disebut kitab kuning.
b. Kopensasi Absolut Peradilan Surambi.
Pengadilan Surambi menangani masalah-masalah kehidupan
masyarakat yang menyangkut Syari’at Islam seperti Perkawinan, wasiat,
Waris, Hibah dan sebagainya.
Sejak dihapusnya Pengadilan Raja, maka secara Yuridis Formal
Pengadilan Surambi tidak berfungsi lagi dan melebur ke dalam Pengadilan
Agama.
2. Pengadilan Agama Sleman zaman Belanda.
Sejak zaman Hindia Belanda, pelayanan hukum di bidang Agama tentang
masalah perkawinan untuk daerah Kesultanan Ngayogyokarto (Daerah Istimewa
Yogyakarta) dipusatkan pada satu Pengadilan Agama, yaitu Pengadilan Agama
Yogyakarta. Keadaan semacam ini terus berlangsung hingga Indonesia merdeka
sampai pada tahun 1961.(Referensi dari Tim Penyusun dari Departemen Agama RI,
Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Departemen Agama RI, Jakarta,
hlm. 29)
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 rakyat Indonesia semakin lama
semakin maju tarap kehidupan dan pendidikannya, yang hal ini semakin terasa pula
peningkatan kebutuhan di bidang pelayanan hukum, termasuk pelayanan hukum
Agama, khususnya hukum keluarga yang mengatur tentang masalah perkawinan.
Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan hukum Agama yang mengatur
masalah perkawinan ini, maka pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1961 tanggal 25 Juli 1961 yang mulai berlaku
pada tanggal 1 Agustus 1961 menetapkan Pembentukan Cabang Kantor Pengadilan
Agama Yogyakarta: (Referensi dari Tim Penyusun dari Departemen Agama RI,
Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Departemen Agama RI, Jakarta,
hlm. 30).
a. Wonosari, untuk Daerah Tingkat II Gunung Kidul.
b. Wates, untuk Daerah Tingkat II Kulon Progo.
c. Bantul, untuk Daerah Tingkat II Bantul.
d. Sleman, untuk Daerah Tingkat II Sleman
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dasar pembentukan
Pengadilan Agama Kelas I B Sleman berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1961 tanggal 25 Juli 1961.
Sebelum berdirinya Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta yurisdiksi
Pengadilan Agama di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini
termasuk juga Pengadilan Sleman masuk dalam yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama
Semarang.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1992
tanggal 31 Agustus 1992 dibentuklah Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, sehingga
sejak berlakunya Undang-Undang tersebut, maka yurisdiksi Pengadilan Agama di
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berpindah dari yurisdiksi Pengadilan
Tinggi Agama Semarang ke yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, dan
baru pada tanggal 30 Januari 1993 Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta diresmikan
pengoperasiannya oleh Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Gedung Pengadilan Agama Sleman terletak di Jalan Candi Gebang Nomor 1,
Kota Sleman telpon 0274 868201 kode pos 55511, gedung dibangun pada tahun 1976
di atas tanah seluas 800 m2 dengan hak pakai dan luas bangunan 72 m2 melalui
anggaran DIP Pemda Sleman. Kemudian pada tahun 1980 dilaksanakan
rehabilitasi/perluasan 296 m2 berdasarkan APBN 1978 dengan biaya sebesar
Rp.6.694.000,- dilaksanakan oleh CV. Budi Utama sehingga luas tanah seluruhnya
800 m2 dan luas bangunan seluruhnya 368 m2. Hal yang berkaitan dengan struktur
organisasi, hukum acara Peradilan Agama diatur berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (sekarang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006).
3. Perkembangan Pengadilan Agama Sleman.
Dalam tahap perkembangan Pengadilan Agama Sleman tentunya tidak lepas
juga dengan pembahasan perkembangan Peradilan Agama di Indonesia secara umum.
Sebelum berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan sesuai dengan wewenangnya pada waktu perkara yang
masuk pada Pengadilan Agama Sleman rata-rata 25 perkara setiap bulan. Akan tetapi
setelah berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan tersebut meningkat menjadi rata-rata 60 perkara setiap bulan atau lebih
700 perkara setiap tahun. (Referensi dari Tim Penyusun dari Departemen Agama RI,
Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Departemen Agama RI, Jakarta,
hlm. 30).
Perkara cerai gugat adalah merupakan perkara yang mendominasi, atau dengan
kata lain 75 persen perkara yang masuk ke Pengadilan Agama Sleman adalah perkara
cerai gugat dan selebihnya baru disusul oleh perkara cerai talak, ijin poligami, wali
adhol, penyelesaian harta bersama dan lain-lain.
Pada tahun 2006 dengan menggunakan anggaran DIPA Mahkamah Agung,
Pengadilan Agama Sleman membangun gedung baru yang terletak di Jalan
Parasyamya, Beran, Tridadi, Sleman. Berdiri di atas tanah seluas 2537 m2 dengan hak
pakai dari Pemda Sleman, luas bangunan 830 m2 yang terdiri dari tiga laintai. Gedung
Kantor Pengadilan Agama Sleman tersebut diresmikan penggunaannya oleh Ketua
Mahkamah Agung RI (Prof. DR. Bagir Manan,S.H., Mcl) pada tanggal 14 Agustus
2007.
Pada awalnya penanganan perkara di Kepaniteraan ataupun penanganan
administrasi di Kesekretariatan Pengadilan Agama Sleman masih menggunakan
sistem manual, namun sejak Desember 2005 penanganan perkara ataupun administrasi
sudah menggunakan sistem komputerisasi, yakni misalnya untuk sistem di
Kepaniteraan menggunakan aplikasi SIADPA (untuk menyelesaikan perkara dari
Meja I sampai terbitnya putusan atau akta cerai), LIPA (untuk laporan perkara), KIPA
(untuk kasir), dan untuk administrasi kepegawaian menggunakan aplikasi SIMPEG
(yang berisi data seluruh pegawai) dan lain sebagainya.
Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, maka kedudukan
Peradilan Agama mulai nampak jelas dalam sistem peradilan di Indonesia. Dalam
Undang-Undang tersebut dinyatakan diantaranya bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Badan-badan yang melaksanakan
peradilan secara organisatoris, administratif, dan finansial ada di bawah masing-
masing departemen yang bersangkutan. susunan kekuasaan serta acara dari badan
peradilan itu masing-masing diatur dalam undang-undang tersendiri.
Dengan ketentuan-ketentuan di atas memberikan landasan yang kokoh bagi
kemandirian Peradilan Agama di Indonesia dan memberikan status yang sama dengan
peradilan-peradilan lain di Indonesia. Eksistensi Peradilan Agama semakin terlihat
dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, di dalam Undang-Undang ini tidak ada ketentuan yang bertentangan
dengan ajaran Islam. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang ini semakin memperteguh
pelaksanaan ajaran Islam (Hukum Islam). Suasana cerah kembali mewarnai
perkembangan Peradilan Agama di Indonesia dengan keluarnya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang berisi
diantaranya struktur organisasi, hukum acara dari Peradilan Agama. Dan mengenai
pelaksanaan Peradilan Agama secara organisatoris, administratif, dan finansial ada di
bawah Departemen Agama.
Selanjutnya dengan adanya amandemen UUD 1945 yang keempat, sedikit
banyak telah memberikan perubahan bagi Peradilan yang ada di Indonesia pada
umumnya, dan khususnya pada Peradilan Agama. Perubahan-perubahan itu
diantaranya adalah dalam Pasal 24 UUD 1945, inti dari Pasal tersebut menyatakan
bahwa kekuasaan kehakiman menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah membawa
perubahan penting terhadap penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, sehingga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1999 perlu dilakukan penyesuaian
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka pada
tanggal 15 Januari 2004 keluarlah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Sesuai dengan bunyi Pasal 24 UUD 1945 dan Pasal 2 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004, dapat kita simpulkan bahwa penyelenggara
kekuasaan kehakiman saat ini tidak hanya dipegang oleh Mahkamah Agung dan
peradilan-peradilan di bawahnya, namun juga dipegang oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi, bahkan menurut Pasal 24B UUD 1945 guna menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku maka dibentuklah sebuah lembaga
yang independen yakni Komisi Yudisial.
Berkaitan dengan adanya ketentuan dari Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2004 yang menyatakan organisasi, administrasi, dan finansial
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya berada di bawah
kekuasaan Mahkamah Agung (Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia No.4
Tahun 2004), maka sejak 30 Juni 2004 lalu, Peradilan Agama resmi berada di bawah
naungan Mahkamah Agung.
Direktorat Pembinaan Peradilan Agama yang semula di bawah Departemen
Agama (Depag)-pun berubah menjadi Ditjen Badan Peradilan Agama (Badilag) di
bawah Mahkamah Agung. Perubahan itu berdasarkan Pasal 42 ayat 2 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Pasal 2
ayat 2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di Lingkungan Peradilan Umum,
Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung.
Sesuai Pasal 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 13 Tahun 2005,
Badilag bertugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis,
pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan
Peradilan Agama.
Untuk urusan teknis yudisial Peradilan Agama, Mahkamah Agung memiliki
institusi bernama Urusan Lingkungan Perdata Agama (Uldilag). Sejak 1946, Uldilag
di bawah Mahkamah Agung, dimana sebelumnya berada dalam naungan Departemen
Kehakiman.
Struktur organisasi, hukum acara Peradilan Agama yang semula diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989, maka secara otomatis
dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 struktur
organisasi, hukum acara Peradilan Agama sekarang berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tersebut, selain itu dengan
keluarnya Undang-Undang Peradilan Agama yang baru juga memberikan tantangan
bagi Peradilan Agama, dimana kewenangan Peradilan Agama selain seperti apa yang
telah ada dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 saat ini
bertambah dalam hal ekonomi syari’ah.
Dengan adanya perubahan-perubahan yang ada pada Peradilan Agama
tersebut, berarti juga membawa perubahan dan perkembangan bagi Pengadilan Agama
Sleman, karena Pengadilan Agama Sleman sebagai bagian dari Peradilan Agama di
Indonesia.
B. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASIPENGADILAN AGAMA SLEMAN KELAS 1B TAHUN 2O11
Ketua : Drs. H. Muhammad Darin, S.H, M.SIWakil ketua : Drs. AdroniMajelis Hakim:
1. Dra. Hj. Burdanah, S.H2. Drs. H. A. Najib Umar, S.H, M.SI3. Sri Murtinah, S.H, M.H4. Dra. Hj. Noor Emy Rohbiyati, S.H, M.SI5. Drs. H. Nashruddin Salim, S.H, M.H6. Dra. Siti Dawimah, S.H, M.SI7. Drs. Muqorrobin, M.H8. Juharni, S.H, M.H9. Drs. Wahid Afani, M.SI10. Drs. H. Jalal Suyuti11. Dra. Endang Sri Hartatik, M.SI
Panitera/sekretaris : Ahmadi, S.HWakil Panitera : Nur Ali Yaman, S.HWakil Sekretaris : Drs. FahruddinPanMud Permohonan : Dra. Siti JuwariyahPanMud Gugatan : Subarman, S.HPanMud Hukum : A. Fatkhurohman, S.H
- Mei Wati- Ema Fatma Nuris, S.H.I- Abu Jahid Darso A, LC
- Muh. Najib, S.H.IKelompok Fungsional Kepaniteraan :Panitera Pengganti : Dra. Bibit Nur Rohyani
- Drs. Muslih, S.H- Yusma Dewi, S.H- Bairotul Wasimah, S.H- Khoiril Basyar, S.H- Rahmawati, S.Ag- Dra. Muslimah Prasetyowati
Jurusita : Sigit TS, S.HJurusita Pengganti : Sugiyarto
- Rini Marfu’ah, S.Pd- Nur Hayati, S.H- Nathalina Sri A- Heri Widi Astanto, S.Sos
KaUr Umum : Edi Santosa, S.H- Dra. Zumanah- Herlina Triwijayanti, S.H- Priyo Purnomo, S.Kom
KaUr Kepegawaian :Rudiyanta, S.HKaUr Keuangan :-
- Ita Qonita, S.H.I- Muh. Adzkiya, S.E- Lily Yuslianti, S.E
C. Tugas-tugas Kepegawaian
URAIAN TUGAS
PEJABAT / PEGAWAI PADA PENGADILAN AGAMA SLEMAN
1. Ketua
Tugas Pokok :
Memimpin dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan tugas
Pengadilan Agama Sleman dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra serta wibawa
Badan Peradilan Agama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Uraian Tugas :
a. Merumuskan kebijaksanaan Pengadilan Agama Sleman dalam rangka penjabaran /
pelaksanaan kebijaksanaan program Pimpinan ( PTA Yogyakarta, Mahkamah
Agung RI.
b. Melaksanakan fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi,
malaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas, baik teknis yustisial maupun administrasi dilingkungan Pengadilan Agama
Sleman.
c. Bertanggung jawab atas pembinaan karir, organisasi dan administrasi Pengadilan
Agama Sleman.
d. Melakukan pembinaan terhadap Dharmayukti Karini, Koperasi dan lain-lain
dilingkungan Pengadilan Agama Sleman.
e. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara instasni terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Sleman.
f. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat Hukum Islam kepada instansi
pemerintah daerah khususnya, apabila diminta.
g. Melaporkan pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Sleman kepada Pimpinan (PTA
Yogyakarta dan Mahkamah Agung RI ).
h. Melaksanakan tugas pokok Ketua Pengadilan Agama Sleman sebagaimana yang
tercantum dalam Buku Kumpulan Pedoman Pelaksanaan Tugas Administrasi
Peradilan (Buku I - II).
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan PTA Yogyakarta.
2. Wakil Ketua
Tugas Pokok :
Memimpin dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan tugas
Pengadilan Agama Sleman dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra serta wibawa
Badan Peradilan Agama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan tugas Ketua Pengadilan Agama Sleman, apabila Ketua berhalangan.
b. Membantu Ketua dalam menyusun program kerja, pelaksanaanya serta
pengorganisasian.
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas serta tingkah laku hakim, para
pejabat dan karyawan, baik kepaniteraan dan kesektariatan pada Pengadilan
Agama Sleman.
d. Mengevaluasi pelaksaan tugas Hakim dan Pejabat Struktural dan Fungsional
bersama-sama merumuskan pemecahan masalah yang dihadapi.
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Wakil Ketua kepada Ketua Pengadilan
Agama Sleman.
f. Melaksanakan tugas lain yang didelegasikan oleh Ketua Pengadilan Agama
Sleman.
3. Hakim-Hakim
Tugas Pokok :
a. Memeriksa, mengadili, memutus serta menyelesaikan perkara di Tingkat Pertama.
b. Melakukan pengawasan.
c. Memberikan pertimbangan / pendapat kepada Pimpinan Pengadilan Agama
Sleman mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas serta
masalah Hukum dilingkungan Pengadilan Agama Sleman.
Uraian Tugas :
a. Membantu Pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja, pelaksanaanya
serta pengorganisasiannya.
b. Melaksanakan persidangan memeriksa, mengadili memutus perkara dalam tingkat
pertama serta memeriksa kebenaran, berita acara persidangan yang dibuat oleh
panitera / panitera pengganti yang ikut persidangan.
c. Memeriksa kebenaran pengetikan putusan dan berita acara persidangan.
d. Membuat surat gugatan yang buta huruf atas perintah ketua.
e. Mengarahkan panitera / panitera pengganti yang ikut bersidang untuk melakukan
minutasi berkas perkara secara baik, banar dan tepat waktu.
f. Melakukan pengawasan bagi hakim pengawas bidang.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Pengadilan Agama
Sleman.
4. Panitera / Sekretaris
Tugas Pokok :
Membantu Pimpinan dalam melaksanakan tugasnya memimpin pelaksaan
tugas kepaniteraan dan kesekretariatan serta tugas-tugas kejurusitaan lainnya dalam
hal memberikan Pelayanan Teknis di Bidang Administrasi Perkara dan Pelayanan di
Bidang Administrasi Umum kepada semua unsur pada Pengadilan Agama Sleman
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sebagai kuasa
pengguna angaran / barang.
Uraian Tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas kepaniteraan dan kesekertariatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menyusun program kerja bidang administrasi kepaniteraan dan kesekretariatan
Pengadilan Agama Sleman.
c. Mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksaan tugas kepaniteraan dan kesekertariatan sesuai dengan
program kerja yang telah ditentukan dan kebijakan pimpinan / Ketua Pengadilan
Agama Sleman.
d. Membimbing dan membina bawahan dalam rangka peningkatan disiplin dan
prestasi kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Bertangung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen buku daftar /
Register, biaya perkara dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan serta
tanggung jawab atas pengelola keuangan dengan berdasarkan DIPA.
f. Mempersiapkan dan mengelola bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka
perumusan kebijaksanaan pimpinan / Ketua Pengadilan Agama Sleman.
g. Melaksanakan tugas selaku koordinator tindak lanjut hasil pengawasan Pengadilan
Agama Sleman.
h. Mendampingi Majelis Hakim dalam persidangan perkara.
i. Melaksanakan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Agama Sleman.
j. Menyetujui penggunaan anggaran.
k. Melaporkan kepada atasan tentang pelaksanaan tugas kepaniteraan dan
kesekretariatan sebagai bahan evaluasi.
l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Pimpinan / Ketua Pengadilan
Agama Sleman.
5. Wakil Panitera
Tugas Pokok :
Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat dalam persidangan
membantu panitera untuk secara langsung membina, meneliti dan mengawasi
pelaksanaan tugas administrasi perkara serta melaksanakan tugas panitera apabila
panitera berhalangan.
Uraian Tugas :
a. Menerima dan meneliti seperlunya berkas perkara.
b. Membuat surat penunjukan panitera pengganti.
c. Menyerahkan berkas perkara kepada penitera.
d. Meneliti dan mempelajari berkas perkara yang sudah diputus dan selanjutnya
membuat surat keterangan berkekuatan hukum tetap.
e. Mengawasi secara langsung ketertiban pengisian buku register perkara dan
pembuatan laporan.
f. Menyelesaikan penertiban akte cerai.
g. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan (sesuai
tugas panitera pengganti ).
h. Mengonsep surat-surat :
a. Surat tugas jurusita pengganti.
b. Surat yang berhubungan dengan kepaniteraan.
c. Surat-surat yang lain yang berhubungan dengan kepaniteraan
i. Membagi tugas kepada bawahan, memberi petunjuk dan membimbing bawahan
dalam pelaksanaan tugas / kerja.
j. Mengadakan pengawasan sekaligus penilaian terhadap hasil kerja bawahan (Buku
Catatan Penilaian ).
k. Membuat DP3 bawahan dan memberikan pertimbangan permintaan cuti bawahan.
l. Memberi catatan dan menandatangani pada kolom yang tersedia dalam kutipan
Akte Nikah tentang perubahan status perkawinannya, jika putusan yang
bersangkutan telah BHT.
m. Melaksanakan tugas lain dari atasan / Pimpinan ( yang didelegasikan ).
6. Kaur Kepaniteraan Gugatan / Panitera Muda
Tugas Pokok :
a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
b. Melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara gugatan,
menyiapkan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan
dengan masalah perkara gugatan.
Uraian Tugas :
a. Menerima surat gugatan, permohonan Verzet, permohonan banding, permohonan
kasasi, permohonan peninjauan kembali dan permohonan eksekusi.
b. Memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang berperkara mengenai
kelengkapan berkas perkara gugatan.
c. Menetapkan rencana biaya perkara.
d. Mengonsep surat-surat yang berhubungan dengan perkara gugatan.
e. Menyiapkan formulir penetapan penunjukan Majelis Hakim dan penetapan hari
sidang.
f. Menyerahkan surat gugatan yang dilengkapi dengan SKUM kepada yang
berperkara (dalam map), untuk dilanjutkan kepada kasir sekaligus membayar uang
panjar.
g. Memerintahkan kepada petugas register ( Meja II ) untuk mencatat dalam register
perkara gugatan.
h. Melanjutkan berkas kepada Wakil Panitera untuk diproses lebih lanjut.
i. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan
(lihat tugas panitera pengganti).
j. Mengetik PHM.
k. Mempertimbangkan izin cuti bawahan.
l. Memberikan petunjuk / pembinaan kepada bawahannya.
m. Memberikan penilaian terhadap bawahannya.
n. Membuat laporan pelaksanaan tugas Kepala Urusan Gugatan.
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan (yang
didelegasikan).
7. Kaur Kepaniteraan Permohonan / Panitera Muda
Tugas Pokok :
a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
b. Melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara,
menyiapkan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan
dengan masalah perkara permohonan.
Uraian Tugas :
a. Menerima surat permohonan, permohonan Verzet, permohonan banding,
permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali dan permohonan eksekusi.
b. Memberi penjelasan kepada pihak-pihak yang berperkara kelengkapan berkas
permohonan.
c. Menetapkan rencana biaya perkara.
d. Mengonsep surat-surat yang berhubungan dengan perkara permohonan.
e. Menyiapkan formulir penetapan Majelis Hakim dan penetapan hari sidang.
f. Menyerahkan surat permohonan yang dilengkapi dengan SKUM kepada yang
berperkara (dalam map), untuk dilanjutkan kepada kasir sekaligus membayar uang
panjar.
g. Memerintahkan kepada petugas register ( Meja II ) untuk mencatat dalam register
perkara permohonan.
h. Melanjutkan berkas kepada Wakil Panitera untuk diproses lebih lanjut.
i. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan
(lihat tugas panitera pengganti).
j. Mengetik PHM.
k. Mempertimbangkan izin cuti bawahan.
l. Memberi petunjuk / pembinaan kepada bawahannya.
m. Memberi penilaian terhadap bawahannya.
n. Membuat laporan pelaksanaan tugas Kepala Urusan Permohonan.
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan (yang
didelegasikan).
8. Kaur Kepaniteraan Hukum
Tugas Pokok :
a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
b. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data, menyajikan statistik perkara,
menyimpan arsip perkara dan melakukan pengurusan administrasi pembinaan
Hukum Agama serta melaksanakan tugas lain yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Uraian Tugas :
a. Mengumpulkan, mengelolah dan mengkaji data perkara.
b. Menyajikan statistik perkara.
c. Mengonsep dan menyelesaikan Laporan Perkara Bulanan, Catur Wulan , Semester
dan Sleman.
d. Mengarsipkan berkas perkara dengan memasukkan dalam box sesuai dengan
jenis / klasifikasi perkara.
e. Membuat rekap / daftar perkara yang telah diarsipkan.
f. Menerima permohonan Fakta Hukum.
g. Menerbitkan penjelasan dalam kelengkapan permohoan Fakta Hukum.
h. Mengadakan pengadaan salinan putusan / penetapan / lawreport.
i. Mengirim salinan putusan / penetapan kepada PPN dan pihak-pihak sesuai
ketentuan.
j. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang (lihat tugas
panitera pengganti).
k. Memberikan petunjuk dan bimbingan kepada bawahan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
l. Membuat DP3 dan memberikan pertimbangan permintaan cuti bawahan.
m. Mengadakan pengawasan dan sekaligus penilaian terhadap hasil kerja bawahan.
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan / pimpinan (yang didelegasikan).
9. Panitera Pengganti
Tugas Pokok :
a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
b. Membantu panitera dalam menyelesaikan sebagian administrasi perkara.
Uraian Tugas :
A. Membantu Hakim dalam hal :
a. Membuat / mengetik penetapan hari sidang.
b. Membuat penetapan sita jaminan (CB) atas perintah Ketua Majelis.
c. Menghubungi jurusita pengganti dalam pemanggilan dan penyitaan.
d. Meneliti surat-surat panggilan / relaas / pemberitahuan isi putusan / teguran
yang dibaut oleh jurusita pengganti yang akan disampaikan kepada pihak-pihak
berperkara.
e. Melaporakan kepada Majelis Hakim tentang kesiapan sidang.
f. Mengikuti sidang perkara yang ditentukan.
g. Membuat dan mengetik berita acara persidangan yang harus diselesaikan
sebelum sidang berikutnya.
h. Mengetik putusan / penetapan.
i. Meminutasi berkas perkara selambat-lambatnya 1 bulan setelah putus.
B. Membantu Panitera dalam hal :
a. Melapor kepada petugas register.
1) Setiap penundaan hari sidang, dengan membawa instrumen yang telah
ditandatangani oleh Ketua Majelis.
2) Setiap perkara yang sudah diputus berikut amarnya, dengan instrument
yang telah ditandatangani oleh Ketua Majelis.
b. Melaporkan kepada penitera muda gugatan / permohonan dalam hal :
1) Salah satu pihak berperkara tinggal diluar yuridiksi Pengadilan Agama
Sleman yang selanjutnya untuk dibuatkan surat permohonan bantuan
panggilan / pemberitahuan.
2) Jika putusan verstek / pihak-pihak / salah satu pihak tidak hadir selanjutnya
dibuatkan surat permohonan bantuan penyampaian isi putusan, selambat-
lambatnya 3 hari setelah diputus.
c. Menyerahkan berkas perkara yang telah diminutasu kepada Panitera / Penitera
Muda Hukum.
d. Lain-lain atas perintah atasan / pimpinan.
10. Jurusita / Jurusita Pengganti
Tugas Pokok :
Melaksanakan tugas-tugas kejurusitaan
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan pemanggilan kepada para pihak berperkara atas perintah Ketua
Majelis.
b. Menyerahkan Relaas panggilan kepada Ketua Majelis.
c. Melaksanakan bantuan pangilan dari Pengadilan Agama lain.
d. Mengirimkan Relaas panggilan kepada Pengadilan Agama yang minta bantuan
panggilan.
e. Melaksanakan sita jaminan atas perintah Ketua Majelis.
f. Melaksanakan sita eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Agama.
g. Menyampaikan pemberitahuan isi putusan.
h. Membuat berita acara sita jaminan / eksekusi.
i. Mendaftarkan sita jaminan benda tetap kepada instantsi berwenang.
j. Melaksanakan lelang ( eksekusi pembayaran sejumlah uang ) dalam batas yang
dibolehkan.
k. Melaksanakan tugas lain atas perintah pimpinan.
11. Wakil Sekretaris
Tugas Pokok :
Membantu pimpinan dan sekretaris dalam memimpin pelaksanaan tugas di
bidang administrasi Kepegawaian dan Ortala, perencanaan keuangan, umum serta
bertanggung jawab atas kegiatan Pengadilan.
Uraian Tugas :
a. Membantu pimpinan dan sekretaris untuk secara langsung memimpin palaksanaan
tugas kesekretariatan Pengadilan Agama Sleman.
b. Melaksanakan tugas sekretaris apabila sekretaris berhalangan.
c. Menyusun program kerja kesekretariatan.
d. Membagi tugas dan menetapkan penanggung jawab kegiatan-kegiatan
kesekretariatan.
e. Mengerahkan dan mengarahkan kegiatan kesekretariatan.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan.
g. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas kesekretariatan.
h. Membina dan membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas Kaur
Kepegawaian, Kaur Keuangan, dan Kaur Umum.
i. Memberikan penilaian DP3 kepada Kaur Kepegawaian, Kaur Keuangan dan Akur
Umum.
j. Membuat konsep laporan Slemann Pengadilan Agama Sleman.
k. Membuat konsep uraian tugas (Jobdescription) Pejabat / Pegawai Pengadilan
Agama Sleman.
l. Mempertimbangkan cuti bawahan.
m. Melaporkan pelaksanaan tugas kesekretariatan kepada atasan pimpinan.
n. Sebagai penangung jawab kegiatan Pengadilan.
o. Menyusun RKA-KL.
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan.
12. Kepala Urusan Kepegawaian dan Ortala
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan urusan kepegawaian
meliputi pengadaan, pemberhentian dan pendataan pegawai.
Uraian Tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas urusan kepegawaian.
b. Menyusun program kerja urusan kepegawaian sesuai dengan kebijaksanaan tugas.
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan kepegawaian kepada stafnya secara
merata supaya tidak terjadi adanya tugas tumpang tindih.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan kepegawaian kepada stafnya baik
secara vertikal maupun horizontal.
e. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada staf dalam melaksanakan tugas agar staf
mampu melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
f. Mengawasi pelaksanaan tugas staf agar tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Memberikan pertimbangan kepada atasan, baik diminta maupun tidak diminta
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan tugas uraian
kepegawaian.
h. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksaan tugas urusan kepegawaian sebagai
pertanggung jawaban kepada atasan.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan.
13. Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan selain biaya
perkara, yang meliputi perencanaan, pengunaan, pembukuan, menguji SPM,
penandatanganan SPM dan pelaporan keuangan.
Uraian Tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan keuangan selain biaya
perkara.
b. Menyusun program kerja urusan keuangan sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan.
c. Mengkoordinasikan / membagi tugas urusan keuangan kepada bawahan secara
merata agar tidak terjadi adanya tugas yang tumpang tindih.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan keuangan kepada baik secara
vertikal maupun horizontal.
e. Menguji SPP dan menandatangani SPM.
f. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
dengan baik dan benar.
g. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi kesalahan dan
penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Memberikan penilaian kepada bawahan atas prestasi kerja yang telah dicapai serta
memberikan motifasi kepada bawahan yang kurang berprestasi.
i. Memberikan pertimbangan kepada atasan, baik diminta maupun tidak diminta
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan tugas urusan
keuangan.
j. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksaan tugas urusan keuangan sebagai
pertanggung jawaban kepada atasan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan.
14. Kepala Urusan Umum
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Administrasi Umum dan
perlengkapan serta perpustakaan pada Pengadilan Agama Sleman.
Uraian Tugas :
a.Membantu pimpinan dalam merencanakan program kerja.
b. Membagi tugas urusan umum kepada staf secara merata.
c.Memberi petunjuk dan bimbingan kepada stafnya dalam melaksanakan tugas.
d. Memberikan, mengecek, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja staf.
e.Merencanakan pengadaan dan mengolah serta membukukan penggunaan barang-
barang ATK.
f. Melaksanakan perawatan gedung kantor dan menjaga kebersihannya serta
keindahannya.
g. Membuat laporan kepada Wakil Sekretaris.
h. Melaksanakan perawatan dan penggunaan buku-buku kepustakaan.
i. Memberikan penilaian kepada staf atas prestasi kerja yang telah dicapai serta
memberikan motivasi kepada staf yang kurang berprestasi.
j. Memberikan pertimbangan kepada atasan, baik diminta maupun tidak diminta
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan urusan umum.
k. Melaksanakan tugas lain atas perintah atasan / pimpinan.
15. Pemegang Kas / Bendahara Rutin
Tugas Pokok :
Membuat dan mengajukan pengeluaran anggaran ke KPPN, menerima,
menyimpan, membukukan dan mengeluarkan uang serta mempertanggungjawabkan
keuangan yang telah digunakan.
Uraian Tugas :
a.Mempersiapkan dan mempelajari petunjuk pelaksanaan tugas.
b. Menyusun dan mengajukan permintaan anggaran ke KPPN.
c.Membukukan setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan.
d. Membuat laporan pemeriksaan pembukuan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e.Menata dan memelihara bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran surat-surat
berharga serta dokumen keuangan.
f. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang atas perintah panitera /sekretaris.
g. Mengambil dan memberikan gaji pegawai tepat pada waktunya.
h. Mempertanggungjawabkan keuangan yang telah digunakan.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan.
16. Bendahara Khusus Perkara ( Kasir )
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan administrasi keuangan perkara serta menyimpan dan
mengeluarkan biaya perkara atas perintah atasan / pimpinan yang berwenang.
Uraian Tugas :
a. Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penjelasan keuangan
perkara.
b. Menerima dan menyimpan keuangan perkara.
c. Mengeluarkan biaya perkara atas persetujuan panitera / atasan.
d. Membukukan penerimaan dan pengeluaran biaya perkara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Melakukan penutupan buku induk perkara atas perintah panitera.
f. Memelihara dan mengamankan bukti-bukti penerimaan / pengeluaran biaya
perkara serta surat berharga lainnya.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan / pimpinan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bentuk Kegiatan
Sesuai dengan kebijaksanaan panitia bahwa dalam waktu tujuh hari peserta
magang harus menguasai administrasi masuknya perkara, diantaranya adalah : Meja I,
kasir, Meja II dan Meja III, serta praktek sidang. Kegiatannya yaitu :
1. Hari yang pertama, Rabu, 13 Juli 2011, untuk perkenalan dan memahami teori
tugas-tugas kepegawaian yang ada dalam struktur pengadilan.
2. Hari kedua, Kamis, 14 Juli 2011, untuk memahami teori meja I, II dan kasir dan
langsung praktek.
3. Hari ketiga, Jum’at, 15 Juli 2011, yaitu memahami teori meja III sekaligus praktek.
4. Hari keempat, Senin, 18 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang sidang I.
5. Hari kelima, Selasa, 19 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang sidang II
6. Hari keenam, Senin, 25 Juli 2011, yaitu praktek persidangan, antara kelompok I
dan II digabung.
7. Hari ketujuh, Selasa, 26 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang sidang I.
Lebih rincinya dijelaskan dibawah ini, yaitu :
1. Hari yang pertama, Rabu, 13 Juli 2011, untuk perkenalan dan memahami teori
tugas-tugas kepegawaian yang ada dalam struktur pengadilan.
Dalam pengadilan agama sleman strukturnya yaitu, ketua, wakil ketua, majelis
hakim, kesekretariatan/kepaniteraan, jurusita, panitera pengganti, kepala urusan.
2. Hari kedua, Kamis, 14 Juli 2011, untuk memahami teori meja I, II dan kasir dan
langsung praktek.
a. Meja I
Pada awalnya pembimbing menjelaskan secara umum tentang hal-hal
yang berhubungan dengan Pengadilan Agama yaitu tentang admnistrasi.
Administrasi dibagi menjadi dua yaitu adminstrasi umum yaitu hal-hal yang
bersifat umum sebagaimana contoh kesekretariatan, kepegawaian, surat menyurat
dan keuangan dan adminstrasi perkara yaitu adminstrasi yang mengurusi tentang
pelayanan terhadap orang-orang yang berperkara yang masuk pada wilayah
kepaniteraan. Administrasi perkara dibuat dalam sistem meja yaitu meja I, meja
II, meja III, dan kasir. Masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri.
Pada hari yang pertama peserta juga menerima teori yang disampaikan
oleh pembimbing yaitu yang berkisar tentang tugas-tugas dari Meja I yang
diantaranya adalah :
1) Penerimaan perkara.
a. Meja I menerima perkara yang meliputi gugatan, permohonan, verzet,
permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan
kembali, permohonan eksekusi dan perlawanan pihak ketiga (derden
verzet).
b. Dalam pendaftaran perkara, dokumen yang perlu diserahkan oleh orang
yang berperkara kepada petugas Meja I adalah :
1) Surat gugatan dan surat permohonan yang ditujukan kepada Ketua
Pengadilan Agama yang berwenang2.
2) Surat Kuasa Khusus (dalam hal Penggugat atau Pemohon
menguasakan kepada pihak lain.
3) Fotokopi kartu anggota advokat bagi yang menggunakan jasa
advokat.
4) Bagi kuasa insidentil, harus ada surat keterangan tentang hubungan
keluarga dari Kepala Desa/Lurah dan/atau Surat izin khusus dari
ataan bagi PNS dan anggota TNI/POLRI (Surat Edaran TUADA
ULDILTUN MARI No. MA/KUMDIL/8810/1987.
5) Salinan Putusan (unutk permohonan eksekusi).
6) Salinan surat-surat yang dibuat di luar negeri harus disyahkanoleh
Kedutaan atau Perwakilan Indonesia di negara tersebut. Dan harus
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penerjemah yang
disumpah, bila dinegara tersebut tidak ada kedutaan.
2 Himbauan dari MA :”Petugas pengadilan tidak diperkenankan untuk membantu membuatkan surat Gugatan / Permohonan. Akan tetapi apabila dibantu dengan Cuma-Cuma/prodeo maka tidak apa-apa”
c. Surat Gugatan / Permohonan diserahkan kepada Meja I sebanyak jumlah
pihak, ditambah 3 (tiga) rangkap termasuk asli untuk majlis.
d. Meja I menerima dan memeriksa kelengkapan berkas dengan
menggunakan daftar periksa (check List)
2) Menaksir panjar biaya perkara.
Petugas Meja I juga menaksir panjar biaya perkara dengan acuan
Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama tentang Panjar Biaya Perkara.3
3.
5.3) Membuat SKUM4 (Surat Kuasa Untuk Membayar).
Setelah menaksir panjar biaya perkara, perugas Meja I membuat
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 4 (empat) yang
nantinya SKUM ini dijadikan sebagai nomor perkara :
a. Lembar pertama warna hijau untuk BANK yang bersangkutan.
b. Lembar kedua warna putih untuk Penggugat / Pemohon.
c. Lembar ketiga warna merah untuk kasir.
d. Lembar keempat warna kuning untuk dilampirkan dalam berkas.
4) Pemberkasan dan menyerahkan berkas perkara ke ketua melalui panitera
setelah melalui kasir dan Meja II
Dalam pemberkasan disesuaikan jenis perkaranya, jadi masing-
masing perkara dalam pemberkasannya berbeda-beda diantaranya adalah :
a. Gugatan
1) Cerai Talak : Surat gugatan, fotokopi KTP, fotokopi surat
nikah,surat nikah asli dan ijin bagi atasan bagi PNS.
2) Cerai Gugat : sama dengan Cerai Talak.
3) Ijin Poligami : Surat pernyataan berlaku adil dari suami,
fotokopi surat nikah, fotokopi KTP istri, suami dan calon istri,
3 Besar kecilnya panjar biaya yang ditetapkan oleh KPA berdasarkan Radius yang telah ditetapkan KPA, terdapat pada lampiran.4 Terlampir pada lampiran II sub e dalam berkas yang sudah diminutasi
daftar harta gono-gini dengan istri I diketahui Kepala Desa,
surat keterangan penghasialn suami diketahui Kepala Desa,
surat keterangan istri (perawan: surat keterangan dari Kepala
Desa, janda : akta kematian suami/ akta cerai)
b. Permohonan
1) Dispensasi Kawin : Fotokopi KTP orang tua yang bersangkutan,
fotokopi akta yang bersangkutan, surat penolakan dari KUA.
2) Itsbat Nikah : Fotokopi KTP, surat pernyataan dari KUA, surat
kematian jika suami/istri meniggal.
3) Wali Adhol : Fotokopi KTP, surat penolakan dari KUA
4) Mafqud : Fotokopi KTP pemohon I, Surat Keterangan Kepala
Desa.
5) Pengangkatan Anak : Fotokopi KTP kedua orang tua anak,
Fotokopi KTP permohonan ijin I dan II, Fotokopi surat nikah
pemohon I dan II, Fotokopi Akta Kelahiran Anak, SK pekerjaan
dan penghasilan pemohon diketahui oleh kepala desa, surat
pernyataan penyerahan dari orangtua kepada pemohon.
b. Kasir
Tugas kasir secara umum adalah melaksanakan tugas-tugas
administrasi biaya perkara. Pengeluaran uang yang diperlukan bagi
penyelanggaraan peradilan untuk ongkos-ongkos panggilan, pemberitahuan,
pelaksanaan sita, pemeriksaan setempat, sumpah, penerjemah, dan eksekusi
harus dicatat dengan tertib dalam masing-masing buku jurnal.
Kasir mencatat penerimaan dan pengeluaran uang setiap hari dalam
buku jurnal yang bersangkutan dan mencatat dalam buku kas bantu yang
dibuat rangkap dua, lembar pertama disimpan oleh pemegang, kas dan lembar
kedua diserahkan ke panitera sebagai laporan.
Buku jurnal untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran tersebut
terdiri dari :
1) Buku jurnal Perkara Gugatan (KI-PA1/G)
2) Buku Jurnal Perkara Permohonan (KI-PA1/P)
3) Buku Jurnal Pemohonan Banding (KI-PA2)
4) Buku Jurnal Permohonan Kasasi (KI-PA3)
5) Buku Jurnal Permohonan Peninjauan Kembali (KI-PA4)
6) Buku Jurnal Permohonan Eksekusi (KI-PA5)
7) Buku Induk Permohonan Perkara (KI-PA6)
8) Buku Keuangan Biaya Eksekusi (KI-PA7)
9) Buku Penerimaan Uang Hak-hak KePaniteraan (KI-PA8)
10) Buku Keuangan Hak KePaniteraan Lainnya
Setelah pemberkasan selesai di Meja I, Penggugat/Pemohon membayar
uang panjar biaya perkara yang tercantum dalam SKUM ke Bank. Pihak Bank
menyerahkan bukti pembayaran berupa Slip.
1. Slip Putih untuk Bank
2. Slip Merah untuk Pengadilan Agama
3. Slip Kuning untuk Penyetor
4. Slip Hijau untuk Kasir
Kasir menerima bukti pembayaran dari Bank oleh Penggugat/Pemohon
dan membukukannya dalam buku jurnal keuangan perkara, kemudian kasir
membubuhkan cap tanda lunas dan memberi nomor pada SKUM yang mana
Nomor urut perkara adalah nomor urut pada buku jurnal Keuangan Perkara.
c. Meja II
1) Memberikan nomor perkara pada surat gugatan sesuai nomor SKUM
2) Registrasi
a) Petugas Meja II mencatat perkara tersebut dalam Buku Register
Induk Gugatan / Permohonan sesuai dengan nomor perkara yang
tercantum dalam SKUM.
b) Dalam pencatatan register ini harus dilakukan dengan tertib dan
cermat karena dalam register ini tidak hanya mencatat penerimaan
pendaftaran saja akan tetapi segala pekembangan yang terjadi pada
acara peradialn sampai putusan dicatat semuanya dalam register.
Kalau ada yang belum dicatat maka kita bisa tahu kekurangan ada
dimana.
c) Buku Register perkara di Pengadilan Agama terdiri dari :
1) Register Induk Perkara Gugatan
2) Register Induk Perkara Permohonan
3) Register Pemohonan Banding
4) Register Permohonan Kasasi
5) Register Permohonan Peninjauan Kembali
6) Register penyitaan Barang Bergerak
7) Register Penyitaan Barang Tidak Bergerak
8) RegisterSurat Kuasa Khusus
9) Register Eksekusi
10) Register Akta cerai
11) Register P3 HP
12) Register Ekonomi Syari’ah
13) Register Mediasi
d) Buku Register diberi nomor halaman, halaman pertama dan terakhir
ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Agama dan halaman lainnya
diparaf.
e) Banyaknya halaman pada setiap buku register dinyatakan pada
halaman awal dan keterangan tersebut ditandatangani oleh Ketua
Pengadilan Agama. Apabila penuh maka halaman awal ditulis :
“Buku Register ini merupakan lanjutan dari buku selanjutnya terdiri
dari...halaman”.
f) Buku Register Induk Perkara memuat seluruh data perkara dalam
tingkat pertama, banding, kasasi, peninjauan kembali dan eksekusi.
g) Buku register harus diganti setiap tahun dan tidak boleh digabung
dengan tahun sebelumnya.
h) Buku Register Induk perkara gugatan / permohonan ditutup setiap
bulan. No. Urut setiap bulan dimulai dari no 1, sedangkan nomor
perkara berlanjut untuk satu tahun.
i) Penutupan buku Register setiap akhir bulan, ditandatangani oleh
petugas register dengan perincian sebagai berikut:
1. Sisa bulan lalu :..................perkara
2. Masuk bulan ini :..................perkara
3. Putus bulan ini :..................perkara
4. Sisa bulan ini :..................perkara
j) Penutupan buku register setiap akhir tahun, ditandatangani oleh
Panitera dan diketahui KPA, dengan perincian sbb.:
1. Sisa tahun lalu :..................perkara
2. Masuk tahun ini :..................perkara
3. Putus tahun ini :..................perkara
4. Sisa tahun ini :..................perkara
k) Buku Register permohonan banding, permohonan kasasi dan
permohonan PK ditutup setiap akhir tahun, dengan rekapitulasi sbb.:
1. Sisa tahun lalu :..................perkara
2. Masuk tahun ini :..................perkara
3. Putus tahun ini :..................perkara
4. Sisa akhir tahun :..................perkara
a) Sudah dikirim :......perkara
b) Belum dikirim :......perkara
3. Hari ketiga, Jum’at, 15 Juli 2011, yaitu memahami teori meja III sekaligus praktek.
a. Meja III
1) Menerima berkas yang telah diminut5 dari majlis hakim
2) Berkas yang diterima Meja III ini diterima dari Majlis Hakim yang sudah di
minutasi untuk dikirim ke Pengadilan Tinggi yang mana Meja III
memerintahkan para pihak untuk melakukan inzage (memeriksa berkas yang
mau dikirim ke Pengadilan Tinggi.
5 Minutasi adalah Membuat semua surat-surat dalam berkas perkara sebagai dokumen resmi dan asli, menurut ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 hari sejak putusan diucapkan
berkas perkara harus sudah diminutasi. (sesuai ketentuan pasal 64A ayat (2) UU
No.50/2009.
4) Berkas perkara yang sudah diminutasi, diberi sampul, dijahit, dan disegel
dengan kertas yang dibubuhi stempel Pengadilan Agama
5) Berkas disusun secara berangsur-angsur dan kronologis
6) Dalam pemberkasan ini terdapat dua bundel yaitu Bundel A dan Bundel B.
a. Bundel A : himpunan surat-surat yang diawali dengan surat gugatan dan
semua kegiatan proses persidangan / pemeriksaan perkara tersebut yang
selalu disimpan di Pengadilan Agama yang terdiri dari :
1. Surat gugatan / permohonan
2. SKUM
3. PMH
4. Penunjukan Panitera Pengganti
5. PHS
6. Relaas-relaas Panggilan
7. Berita Acara Sidang
8. Surat Kuasa dari kedua belah pihak (bila ada)
9. Penetapan sita konservatoir/revindicatoir (bila ada)
10. Berita acara sita konservatoir/revindicatoir (bila ada)
11. Lampiran-lampiran surat yang diajukanoleh keduabelah pihak (bila
ada)
12. Surat-surat bukti penggugat (bila ada)
13. Surat-surat bukti terggugat (bila ada)
14. Tanggapan bukti-bukti T/P (bila ada)
15. Gambar situasi (bila ada)
16. Surat-surat lain
b. Bundel B :
1. Salinan Putusan Pengadilan Agama
7) Pengarsipan
a. Setelah berkas perkara diminutasi maka petugas Meja III menyimpan
berkas perkara untuk keperluan arsip.
b. Secara umum berkas perkara dapat dibedakan menjadi dua :
1. Arsip aktif (masih berjalan) yaitu berkas perkara yang telah diputus
dan diminitasi, tetapi masih dalam proses banding, kasasi atau PK.
2. Arsip tidak aktif (sudah final) yaitu berkas perkara yang putusannya
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan tidak memerlukan
penyelesaian akhir.
8) Memberikan isi putusan kepada pihak yang tidak hadir lewat jurusita
Meja III memberikan isi putusan yang sudah diputus oleh Pengadilan
Agama yang berupa salinan (fotokopi) kepada semua pihak yang bersangkutan
dimana para pihak berdomisili dalam jangka waktu 14 hari sejak putusan
diucapkan, kalau dalam hal cerai gugat / talak cerai diberikan juga akta cerai
dengan melalui jurusita. Pengiriman juga ditujukan kepada Pegawai Pencatat
Nikah / Kantor Urusan Agama (KUA) dimana perkawian dicatat.(Pasal 72, 84
ayat (9) dan (2) UU No. 7 Tahun 1989 Jo UU no 3 Tahun 2006 dan UU No. 3
Tahun 2006 dan UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
Para pihak harus membayar biaya hak kepaniteraan lainnya (HHKL)
sesuai lampiran jenis huruf E angka 1 PP No. 53 Tahun 2008 tentang PNBP
9) Menerima dan memberikan tanda terima : memori banding, kontra memori
banding, memori kasasi, kontra memori kasasi, jawaban/tanggapan atas alasan
PK.
Yang dimaksud banding adalah :
1. Memberitahukan adanya permohonan banding terhadap terbanding.
2. Memberikan adanya memori (alasan banding) terhadap terbanding.
3. Memberikan kontra memori (kalau ada) kepada pembanding.
4. Pemberkasan pada putusan yang mau dikirim ke Pengadilan Tinggi.
4. Hari ketujuh, Selasa, 26 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang sidang I.,
dan hari keempat, Senin, 18 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang sidang
I, serta hari kelima, Selasa, 19 Juli 2011, yaitu mengikuti persidangan diruang
sidang II. Ini adalah bentuk tempat persidangan :
Gambaran secara umum
Sidang pertama :
1. Hakim ketua membuka persidangan.
2. Penggugat/pemohon dan tergugat/termohon dipanggil Panitera untuk masuk ke
ruang sidang.
3. Dimintai identitas dari masing-masing pihak dan memverifikasikannya.
4. Apabila dihadiri oleh semuanya hakim wajib melakukan pendamaian melalui
mediasi diluar forum.
5. Hakim menunda sidang untuk para pihak melakukan mediasi, sampai sekitar
satu minggu.
Sidang lanjutan :
1. Hakim ketua membuka persidangan
2. Penggugat/pemohon dan tergugat/termohon dipanggil Panitera untuk masuk ke
ruang sidang.
3. mendengarkan hasil mediasi, apakah berhasil atau tidak.
4. Kalau tidak berhasil, majelis hakim mengupayakan damai kembali, kalau tidak
maka persidangan dilanjutkan, maka persidangan tertutup untuk umum dan
perlu adanya pemeriksaan melalui pertanyaan hakim ketua atau hakim anggota.
a) Dalam pemeriksaan ini penggugat dan tergugat juga diberi kesempatan unutk
menjeskan kepentingannya, yaitu membacakan gugatannya atau
permohonannya.
Hakim Ketua
Hakim Anggota
Hakim Anggota Panitera
Pemohan /
penggugat
Termohon /
Tergugat
Tempat Saksi
b) Penggugat berhak meneliti dari seluruh materi yang dipersiapkan.
c) Tergugat diperbolehkan untuk mengajukan jawaban dari penggugat atas
segala kepentingannya.
d) Penggugat dapat menegaskan lagi kepentingannya melelui repliknya.
e) Tergugat dapat menjelaskan kembali gugatan yang disangkal untuk
mempertahankan kepentingannya melalui duplik.
5. Pembuktian
a) Pembuktian bisa berupa : alat bukti surat, saksi, persangkaan, pengakuan,
sumpah, pemeriksaan ditempat, saksi ahli, pembukuan, pengetahuan hakim.
b) Kalau pembuktian dengan menggunakan saksi maka saksi dimintai identitas
dan disumpah terlebih dahulu.
6. Pembacaan hasil sidang/musyawarah hakim
Hakim membacakan hasil sidang dengan kebijaksanaan hakim dengan
melalui bukti-bukti yang ada, apakah sidang tersebut diputus atau dilanjutkan
dikemudian hari dalam waktu yang tidak lama. Selanjutnya selama tiga hari ini
kita diberi kesempatan unutuk melihat proses jalannya sidang dan setelah
selesai kita diberi kesempatan untuk bertanya.
Berdasarkan Buku “Tehnis Admistrasi perkara dan Tehnis peradilan agama”
bahwa sidang dilaksanakan tepat pada jam 09.00. setelah kita lihat memang sidang
dilaksanakan tepat jam sembilan. Pada praktek sidang hari pertama, tepatnya pada
tanggal 19 Juli 2011, ada enam perkara yang kita lihat didalam ruang sidang I,
diantaranya:
1) Perkara Cerai Gugat
2) Perkara Cerai Talak
3) Perkara Cerai Gugat
4) Perkara Cerai Gugat
5) Perkara Cerai Gugat
6) Perkara Cerai Talak
Ketika berjalannya sidang peserta dapat mencatat apa yang diperlukan,
kemudian setelah sidang selesai maka peserta magang diberi kesempatan untuk
bertanya dan menganalisa perkara yang telah dilihat. Pada tanggal 25 Juli 2011, ada
tujuh perkara yang kami ikuti diruang sidang II, diantaranya:
1) Perkara Cerai Talak
2) Perkara Cerai Talak
3) Perkara Cerai Gugat
4) Perkara Cerai Talak
5) Perkara Cerai Talak
6) Perkara Cerai Gugat
7) Perkara Cerai Gugat
Ketika sidang berlangsung peserta magang hanya boleh mendengar, melihat
dan mencatat jalannya persidangan. Setelah sidang selesai maka peserta magang diberi
kesempatan untuk bertanya. Pada tanggal 26 Juli 2011, terdapat 12 perkara yang kami
lihat didalam ruang I. Diantaranya adalah:
1) Perkara Cerai Talak
2) Perkara Cerai Talak
3) Perkara Cerai Talak
4) Perkara Cerai Gugat
5) Perkara Cerai Gugat
6) Perkara Cerai Gugat
7) Perkara Cerai Talak
8) Perkara Cerai Talak
9) Perkara Cerai Gugat
10) Perkara Cerai Talak
11) Perkara Permohonan Dispensasi Nikah
12) Perkara Cerai Gugat
B. Waktu Pelaksanaan
Kelompok kami, kegiatan magang peradilannya dilaksakan pada gelombang
yang pertama yaitu dimulai pada hari Rabu-Selasa, tanggal 13-19 Juli 2011, namun
kami mendapatkan tambahan dua hari yaitu hari Senin-Selasa, tanggal 25 dan 26 Juli
2011. Kegiatan dimulai dari jam kerja pegawai yaitu seharusnya pukul 07.30 WIB
(setengah delapan), namun kami diberi dispensasi sampai pada pukul 08.00 (delapan)
dan selesai pada pukul 16.00 WIB (empat sore).
Selama tujuh hari, kami mencoba memaksimalkan kemampuan kami untuk
menggali pengetahuan dari pengadilan, dengan ikut membantu dan bertanya apabila ada
hal yang belum dipahami serta kamipun membaca arsip-arsip, buku-buku dan salinan-
salinan putusan yang ada diperpustakaan pengadilan tersebut.
C. Analisis
Analisa yang dilakukan pada kegiatan magang peradilan tahun 2011 ini adalah :
1. Register: setelah kita lihat dalam register kita bisa melihat tentang kekurangan
dalam hal register yaitu karena register mencatat perkara dengan segala
perkembangannya maka setiap ada perkembangan berperkara selalu dicatat. Kita
bisa tahu apa yang belum dicatat pada register yang semestinya dicatat. Dan setelah
kita lihat dalam register dalam hal berperkaranya bisa kita lihat bahwa di Kabupaten
Sleman tidak sedikit orang dari sekian penduduk yang melakukan nikah dibawah
umur. Setelah kami amati faktor dari kenyataan ini adalah :
a. Hamil dahulu.
b. Kekawatiran orang tua setelah tahu bahwa anaknya sudah punya hubungan
dengan lawan jenis lantas langsung dinikahkan khwatir kehamilannya
membesar.
c. Pengetahuan dari penduduk yang masih minim atau awam.
2. Berpekara: dari sekian banyak permasalahan yang ada dalam peradilan ini maka
yang paling banyak dari permasalahan ini adalah cerai, baik yang dilakukan oleh
suami atau istri, bahkan perkara mencapai 90 %. Dan dari kesekian masalah cerai
maka yang paling banyak adalah Cerai Gugat, bahkan mencapai 75% dari cerai
talak. Kalau dilihat dari laporan yang ada, faktor penyebab dari perceraian ini
mayoritas adalah tidak ada tanggung jawab dari pihak suami dan ketidakharmonisan
antara suami dan istri yang disebabkan komunikasi antar keduanya, juga disebabkan
jejaring sosial, salah satunya Facebook. Kalau diruntut lebih jauh saya bisa
menyimpulkan bahwa dengan banyaknya nikah dini/ dispensasi nikah (dibawah
umur) ini, dengan kesiapan jasmani (ekonomi) yang masih kurang, umur yang
masih muda, sehingga kebebasan yang masih ada, ini sangat riskan sekali sehingga
timbul perceraian yang diajukan dari pihak istri karena kekurang siapan dari seorang
suami yang terburu-buru melakukan pernikahan yang belum saatnya.
3. Administrasi perkara: ada sedikit perbedaan yang ada pada adminstrasi perkara ini,
dikarenakan sekarang menggunakan aplikasi komputer yang dianggap lebih praktis,
pengadilan agama sleman menggunakan aplikasi SIADPA, sehingga hanya mengisi
data-data yang baru masuk, yang secara otomatis jadi.
a. Meja I : Himbauan dari MA tidak boleh membuatkan surat gugatan dengan
alasan membantu proses gugatan atau dikomersilkan, akan tetapi dengan
alasan membantu membuatkan dengan cuma-cuma memandang masyarakat
kebanyakan adalah masyarakat awam dan ekonomi lemah, maka pengadilan
agama sleman ikut membantu membuatkan surat gugatan.
b. Secara teori bahwa KPA membuat surat keputusan PMH dan Majlis Hakim
membuat surat keputusan PHS. Akan tetapi kalau dilihat dari lapangan yang
ada, meja I membuat instrumen. KPA dan Majlis Hakim tinggal mengisinya
lalu surat keputusan dibuatkan oleh meja I berdasarkan instrumen yang diisi
oleh KPA dan Majlis Hakim.
c. Menurut teori, Meja II yang seharusnya mengatur berkas perkara dan
menyerahkan kepada KPA, ditangani oleh Meja I karena Meja II dengan
mencatat segala hal yang masuk pada register,sudah dianggap sibuk sekali
sehingga tidak sempat untuk mengatur berkas tersebut. Sehingga dilimpahkan
pada Meja I.
4. Persidangan : Dilihat dalam praktek sidang semu yang dilakukan di kampus dibuat
sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan teori. Akan tetapi, dalam prakteknya
dilapangan berbeda, aturan pokok/dasar memang sama, sedikit saja perbedaan yang
terjadi, yaitu lebih praktis, ini disebabkan karena penyesuaian karakter, waktu dan
keefektifan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlu diketahui bahwa praktek yang ada dilapangan jauh lebih komplek dari apa
yang kita dapatkan lewat teori-teori hukum acara yang didapat dalam perkuliahan.
Sehingga membutuhkan perangkat yang lebih banyak lagi, untuk mendapatkan ini maka
sudah barang tentu kita harus mendalami teori-teori yang ada diperadilan sebagai
pelengkap dari teori yang kita dapat di fakultas.
Sinkronisasi juga perlu diperhatikan, sehingga menjadi efektif, karena ketika
melkukan praktek dilapangan ada beberapa hal yang dipadukan, yaitu masalah/perkara
kemanusiaan, waktu/keefektifan dan efisien, sehingga tetap dalam koridor dan dapat
menghasilkan keadilan sesuai yang di harapkan. Perlu diketahui dan menjadi perhatian
juga, bahwa permasalahan-permasalahan yang timbul didalam masyarakat ini, terutama
dalam keluarga disebabkan dari perkembangan zaman juga, untuk itu perlu dan penting
sekali adanya perubahan-perubahan.
B. Saran / Rekomendasi
1. Untuk panitia dan peserta magang PSKH
Marilah kita melakukan perubahan yang lebih baik lagi, bahwa dalam
melakukan suatu kegiatan adalah tidak lepas dari komitmen. Diperhatikan selama
melaksanakan kegiatan, sepertinya molor/telat waktu sudah menjadi agenda rutin. Hal
yang paling tidak mengenakan adalah menunggu, tidak tanggung-tanggung, sampai
satu jam menunggu. Mohonlah, hargai waktu dan orang lain.
2. Pengurus PSKH
Saya senang selaku anggota PSKH, bahwa di agenda tahunan PSKH terdapat
magang peradilan walau sifatnya pasif akan tetapi tetap sangat bermanfaat untuk
peserta. Mohon dilanjutkan terus, alangkah baiknya jika sampai ke tingkat banding
apalagi sampai ke MA (tingkat kasasi). Kami butuh pengalaman yang lebih dari
sekedar belajar teori dalam perkuliahan.
Sekali lagi mohon komitmennya, kami adalah ibarat kendaraan tanpa
penggerak, kereta tanpa rel, kami butuh bimbingan dan arahan, tidak hanya sekedar
hadir selanjutnya mempersilahkan berjalan sendiri. Walaupun teori yang didapat lebih
dulu kami, akan tetapi kami tidak tahu realitanya dalam lapangan.
3. Untuk Pengadilan Agama
Saya sebagai peserta magang hanya berharap agar pihak Pengadilan selalu
mengadakan kerja sama yang baik dengan pihak fakultas, khususnya fakultas
Syari’ah, karena kelak insya Allah, nantinya mahasiswa akan menggantikan
perjuangan ini.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Visi dan Misi Pengadilan
B. Gugatan atau Permohonan
C. Putusan atau penetapan
D. Foto Kegiatan
E. Lain-lain
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Foto-foto Pengadilan Agama Sleman.