akar masalah konflik pengelolaan hutan

15
Akar Masalah Konflik Pengelolaan Hutan Pekanbaru 1 Desember 2011 Oleh Transparency International Indonesia Local Unit Riau Bahan Diskusi dengan Bahana Mahasiswa Universitas Riau

Upload: raflis-ssi

Post on 21-Jun-2015

2.793 views

Category:

Technology


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Akar Masalah Konflik Pengelolaan Hutan

Pekanbaru1 Desember 2011

OlehTransparency International Indonesia

Local Unit Riau

Bahan Diskusi dengan Bahana MahasiswaUniversitas Riau

Page 2: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Rantai Korupsi Kehutanan

1. Rantai Regulasi: Perubahan zonasi kawasan hutan dalam rencana tata ruang,

2. Rantai Perizinan: Pemberian izin pemanfaatan hutan yang melanggar ketentuan,

3. Rantai Supply kayu: Perencaan penebangan yang tidak sesuai ketentuan,

4. Rantai penegakan hukum: Gagal menghukum izin yang melanggar aturan,

5. Rantai Riset dan sertifikasi: Penyimpangan riset dan manipulasi terhadap proses sertifikasi.

Page 3: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Kawasan Budidaya (Produksi)

KawasanBudidaya(Produksi)

Kehutanan

UPHHK-HT

IUPHHK-HT

Non Kehutanan

PertambanganIUP

KP

Perkebunan

Karet

Kelapa Sawit

Lainnya

PertanianLahan Basah

Lahan Kering

Perencanaan Perkebunan

PerencanaanPertanian

PerencanaanPertambangan

PerencanaanKehutanan

Page 4: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Aturan Pengelolaan Hutan ProduksiBudidaya Hutan Alam (IUPHHK-HA / HPH)

Budidaya Hutan alam dan Tanaman (IUPHHK-HT /

PHTI/ HTI)

Budidaya Non Kehutanan (Perkebunan, Pertanian,

Pertambangan)

Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi Konversi

SKOR < 124

Hutan Produksi Terbatas

SKOR 124-175

Hutan Produksi

Fungsi tidak dapat saling dipertukarkan karena skornya berbeda

Fungsi dapat saling dipertukarkan karena skornya sama

Page 5: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Fakta Pengelolaan Hutan Produksi

Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi Konversi

SKOR < 124

Hutan Produksi Terbatas

SKOR 124-175

IUPHHK-HA

IUPHHK-HT

Perkebunan

IUPHHK-HA

IUPHHK-HT

Perkebunan

IUPHHK-HA

IUPHHK-HT

Perkebunan

Ada SK Mentri Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Ada SK Mentri Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Sesuai dengan Ketentuan

Tidak Sesuai dengan

Ketentuan dan Tidak

Berdampak secara

Hidrologi

Tidak Sesuai dengan

Ketentuan dan

Berdampak Hidrologi

Page 6: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Kawasan Budidaya (Produksi)

KawasanBudidaya(Produksi)

Kehutanan

UPHHK-HT

IUPHHK-HT

Non Kehutanan

PertambanganIUP

KP

Perkebunan

Karet

Kelapa Sawit

Lainnya

PertanianLahan Basah

Lahan Kering

Perencanaan Perkebunan

PerencanaanPertanian

PerencanaanPertambangan

PerencanaanKehutanan

Page 7: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Penyimpangan (Perencanaan Kehutanan)

Belum dilaksanakan

•Masih Menggunakan Kepmen 173/1986 sebagai dasar hukum•Bisa berubah setiap saat sesuai kepentingan (TGHK update)

Inventarisasi Kawasan Hutan Tingkat Wilayah dan DAS

Penunjukan Fungsi Kawasan Hutan

Penetapan Fungsi Kawasan Hutan

Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Dibentuk Tim Terpadu Departemen Kehutanan Untuk melakukan paduserasi RTRWP dengan TGHK

Belum dilaksanakan

Page 8: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

(Penyusunan Rencana Tata Ruang)

Pembahasan di DPRD

Pembahasandi BKPRD

Penyusunan Draft oleh Konsultan

Tidak Ada Perubahan Substansi Peta

1. Data Pendukung Tidak Lengkap2. Tidak ada buku data dan analisis3. Disusun Berdasarkan Perizinan Eksisting4. Kriteria kawasan banyak yang tidak sesuai dengan PP 47 tahun

19975. PP 10 tahun 2000 tentang tingkat ketelitian peta tidak dipatuhi

Muncul Skenario Hijau 20501. Kriteria disesuaikan dengan PP 47 tahun 19972. Kawasan lindung yang sudah terlanjur diberikan izin akan

dihijaukan kembali pada tahun 2050

Tim Tepadu Departemen Kehutanan

Persetujuan DPR Terhadap Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Intervensi Departemen Kehutanan

Page 9: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Situasi Penyusunan Draft RTRWP Riau

Lampiran VII PP 26 Tahun 2008

Peta TGHK/ Penunjukan/Penetapan Fungsi

Kawasan Hutan

Perda No 10 Tahun 1994

Draft RTRWP Riau

Gap

Gap

Gap

Intervensi ?

Page 10: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Izin Pemanfaatan

Ruang

diatur oleh Pemerintah & pemda (menurut kewenangan masing-masing)

apabila tidak

sesuai RTRW

dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui

prosedur yg benar

diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi

kemudian terbukti tidak sesuai dengan RTRW

batal demi hukum

penggantian / ganti kerugian

yg layakakibat adanya perubahan

RTRWN

Ps. 37 ayat (6)

Ps. 37 ayat (5)

Ps. 37 ayat (3)

Perizinan

dapat dibatalkan

Ps. 37 ayat (4)

BHK-DJPR/Presentasi/DR

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Pemda dapat mengatur ketentuan perizinan menurut

kewenangannnya masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Page 11: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Bagaimana Kita Melihat Korupsi ?????

Page 12: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Dinas Kehutanan Provinsi

Dinas Kehutanan Kabupaten

Bupati

Gubernur

Dirjen Planologi Kehutanan

Komisi Amdal Pusat

Mentri Kehutanan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabuupaten

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pencadangan Lahan Untuk HTI

Tata Guna Hutan Kesepakatan

Kawasan Bergambut/ Lindung Gambut

AktorRegulasi

Studi Kasus Perizinan IUPHHK-HT

Page 13: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Upaya Hukum yang gagal

• Kasus korupsi Perizinan oleh mantan bupati pelalawan yang sudah divonis bersalah oleh pengadilan TIPIKOR tidak dilanjutkan dengan upaya penertiban izin karena juga melanggar tata. Departemen kehutanan justru mensyahkan izin yang dikeluarkan Bupati dengan dengan surat keputusan mentri

• Upaya hukum yang dilakukan terhadap 14 perusahaan yang memiliki cacat perizinan oleh Polda riau pada tahun 2008 diakhiri dengan SP3. Saksi ahli dari departemen kehutanan mengatakan bahwa izin tersebut legal secara hukum

Page 14: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Studi Kasus Izin PT RAPP Sektor Pulau Padang

1. Rekomendasi Bupati bengkalis tidak mempertimbangkan rencana tata ruang wilayah kabupaten bengkalis

2. Pertimbangan tehnis dari Dinas kehutanan provinsi riau dan Rekomendasi Gubernur Riau tidak mempertimbangkan Rencana Tata Ruang Provinsi Riau tetapi masih mempertimbangkan TGHK,

3. Badan planologi kehutanan dan Mentri kehutanan tidak mempertimbangkan TGHK serta mengabaikan saran kepala dinas kegutanan dan gubernur riau.

4. Studi amdal yang dibuat perusahaan tidak menjelaskan bahwa pada kawasan tersebut merupakan kawasan bergambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter dan harus dilindungi menurut aturan perundangan, serta tidak dijelaskan tentang dampak penurunan permukaan tanah yang berpotensi menenggelamkan pulau tersebut.

5. Mentri kehutanan mengeluarkan izin dengan mengabaikan Rencana Tata Ruang Nasional, TGHK, dan kelayakan lingkungan. Tidak ada pertimbangan pemberian izin terhadap UU 27 tahun 2007 tentang tata ruang kawasan pesisir dan pulau kecil sebagai ekosistem yang rentan terhadap dampak lingkungan.

http://raflis.wordpress.com/2010/12/20/hipotesa-awal-tenggelamnya-sebuah-pulau/

Page 15: Akar masalah konflik pengelolaan hutan

Bahan Bacaan• http://

www.slideshare.net/raflis/problematik-sektor-kehutanan-perkebunan-di-provinsi-riau-edit-5104634

• http://www.slideshare.net/raflis/perencanaan-kehutanan-dan-rencana-tata-ruang-di-provinsi-riau

• http://www.slideshare.net/raflis/tata-ruang-dan-korupsi• http://raflis.wordpress.com/2011/09/13/penataan-ruang-dan-korupsi-studi-kas

us-provinsi-riau/

• http://raflis.wordpress.com/2011/07/15/menyerahkan-hutan-ke-pangkuan-modal/

• http://raflis.wordpress.com/2011/02/02/desa-mengkirau/• http://raflis.wordpress.com/2011/01/25/fakta-awal-yang-memperkuat-hipotesa

-tenggelamnya-pulau2-di-pesisir-timur-sumatera/

• http://raflis.wordpress.com/2010/12/20/hipotesa-awal-tenggelamnya-sebuah-pulau/