air

2
Masukan Untuk Bupati Lumajang : Pengalihan Pembayaran PDAM Dikeluhkan Lumajang, Jatim Pos : Sejumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Lumajang dalam dua bulan terakhir ini mengeluhkan soal pemindahan pembayaran dari kantor layanan PDAM ke kantor pos, BRI, Bank Jatim, serta kantor Kopeg-Tel se wilayah kerja Kabupaten Lumajang. Selain adanya tambahan beban administrasi yang dibebankan kepada pelanggan, ditengarai ‘kerja sama’ tersebut mengandung aroma yang tidak sedap. Hasil investigasi Jatim Pos yang dilakukan selama dua pekan terakhir mengungkapkan, tidak sedikit pelanggan yang mengeluhkan adanya penambahan beaya beban administrsasi yang Rp 2.000,-. “ Benar sejak Nopember 2014 lalu, pembayaran rekening PDAM untuk sementara dipindahkan ke Kantor pos, BRI, Bank Jatim, serta Kopeg-Tel,” kata Riyanto, pelanggan yang warga Lumajang. Pelanggan lain di Tukum juga mengungkapkan, bahwa pengenaan beaya tambahan untuk administrasi yang Rp 2.000,- itu dinilai sangat memberatkan. Terlebih alasan pemindahan itu tidak nalar. Sebagaimana pengumuman bernomor : 445 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh Pjs. Direktur PDAM Kabupaten Lumajang Drs. Abdul Fatah Ismail pada tanggal 4 September 201 tersebut menyebutkan, pemindahan itu dimaksudkan dalam rangka mempercepat proses pelayanan kepada pelanggan yang mana ahal tersebut disebabkan jaringan speedy sering trouble serta kekurangan perangkat IT. Padahal pelayanan di kantor – kantor pelayanan PDAM selama ini kami anggap ancar-lancar saja, tandas Heni pelanggan lain di Sumbersuko.

Upload: win-zul-kim

Post on 17-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gvrfffdgfgvdfgfdgfgf

TRANSCRIPT

Page 1: Air

Masukan Untuk Bupati Lumajang :

Pengalihan Pembayaran PDAM Dikeluhkan

Lumajang, Jatim Pos : Sejumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Lumajang dalam dua bulan terakhir ini mengeluhkan soal pemindahan pembayaran dari kantor layanan PDAM ke kantor pos, BRI, Bank Jatim, serta kantor Kopeg-Tel se wilayah kerja Kabupaten Lumajang. Selain adanya tambahan beban administrasi yang dibebankan kepada pelanggan, ditengarai ‘kerja sama’ tersebut mengandung aroma yang tidak sedap.

Hasil investigasi Jatim Pos yang dilakukan selama dua pekan terakhir mengungkapkan, tidak sedikit pelanggan yang mengeluhkan adanya penambahan beaya beban administrsasi yang Rp 2.000,-. “ Benar sejak Nopember 2014 lalu, pembayaran rekening PDAM untuk sementara dipindahkan ke Kantor pos, BRI, Bank Jatim, serta Kopeg-Tel,” kata Riyanto, pelanggan yang warga Lumajang.

Pelanggan lain di Tukum juga mengungkapkan, bahwa pengenaan beaya tambahan untuk administrasi yang Rp 2.000,- itu dinilai sangat memberatkan. Terlebih alasan pemindahan itu tidak nalar. Sebagaimana pengumuman bernomor : 445 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh Pjs. Direktur PDAM Kabupaten Lumajang Drs. Abdul Fatah Ismail pada tanggal 4 September 201 tersebut menyebutkan, pemindahan itu dimaksudkan dalam rangka mempercepat proses pelayanan kepada pelanggan yang mana ahal tersebut disebabkan jaringan speedy sering trouble serta kekurangan perangkat IT. Padahal pelayanan di kantor – kantor pelayanan PDAM selama ini kami anggap ancar-lancar saja, tandas Heni pelanggan lain di Sumbersuko.

Masih kata sejumlah pelanggan, alasan kurangnya perangkat IT dan speedy yang sering trouble sebenarnya tidak mendasar. Mengingat harga perangkat tersebut sangat terjangkau. Terlebih oleh perusahaan semacam PDAM. Memang jika melihat Rp 2.000,- nya teramat kecil. Namun jika dikalikan sebanyak pelanggan yang ada, setiap bulan bisa menjadi puluhan juta rupiah. Jika hanya alasan perangkat semacam speedy atau IT, sangat tidak masuk akal.

“ Atau pihak PDAM menyampaikan keluhan yang ada ke Pemkab maupun ke DPRD soal speedy atau perangat IT lainnya. Sehingga diharap Pemkab atau DPRD memberi jalan

Page 2: Air

keluarnya. Jangan buru-buru memindahkan pembayarannya ke pihak lain. Ini jelas mengundang sejumlah pertanyaan. Jangan-jangan di dalam kerja sama itu ada ‘permainan’ antara oknum PDAM dengan oknum lain di lembaga mitranya,” kata Wahyu, pelanggan lain di Sumbersuko. Misalnya pelanggan PDAM di Kabupaten lumajang mencapai 20.000,- jika dikalikan Rp 2.000,- berarti ada Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) hasil dari beaya administrasi yang dikenakan kepada pelanggan. Berapa sih harga speedy atau perangkat IT, tambah Wahyu.

Pjs. Direktur PDAM Kabupaten Lumajang hingga berita ini ditulis belum berhasil dihubungi untuk konfirmasi. Namun sumber di BUMD itu membenarkan adanya pengalihan pembayaran rekening ke lembaga lain sejak beberapa bulan lalu. Pemindahan itu, lanjut sumber tadi, berlaku untuk sementara. Untuk sementaranya sampai kapan, sumber tersebut mengaku tidak tahu. (fir)