ail - pt. asdp indonesia ferry · perseroan secara profesional, transparan dan efisien. board...
TRANSCRIPT
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) adalah panduan bagi
Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan
perseroan secara profesional, transparan dan efisien.
Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketentuan Anggaran Dasar, keputusan-
keputusan RUPS, dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu
transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas
(responsibility), kemandirian (independency) dan kewajaran (fairness).
Tujuan penyusunan Board Manual ini adalah :
1. Menjelaskan pembagian tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris maupun hubungan kerja di antara kedua organ Perseroan.
2. Memudahkan organ-organ di bawah Direksi dan organ-organ di bawah Dewan
Komisaris untuk memahami tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris maupun hubungan tugas antara organ -organ tersebut.
Board Manual ini bersifat dinamis dan selalu berkembang, penyempurnaannya
sangat tergantung kepada kebutuhan Direksi dan Dewan Komisaris dalam
pengelolaan Perseroan.
B. PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN KERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS
Direksi dan Dewan Komisaris menerapkan prinsip-prinsip hubungan kerja sebagai
berikut :
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 2
1. Dewan Komisaris menghormati tugas dan wewenang Direksi dalam mengelola
Perseroan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan
Anggaran Dasar Perseroan.
2. Direksi menghormati tugas dan wewenang Dewan Komisaris untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan
Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
3. Setiap hubungan kerja antara Direksi dan Dewan Komisaris merupakan
hubungan yang bersifat formal kelembagaan, yang berarti senantiasa dilandasi
oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, namun tidak dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Perseroan secara lengkap,
tepat waktu dan akurat.
6. Direksi bertanggung jawab atas penyampaian informasi Perseroan kepada
Dewan Komisaris secara lengkap, tepat waktu dan akurat.
7. Direksi dan Dewan Komisaris menyepakati hubungan kerja antara organ-organ
di bawah Direksi dan organ-organ di bawah Dewan Komisaris.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran BUMN.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 3
7. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 101 Tahun 2002 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
8. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 102 Tahun 2002 Tentang
Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara.
9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423 /KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan
Publik.
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 59 Tahun 2004 Tentang
Kontrak Manajemen Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara.
11. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011
Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik
Negara, juncto Nomor PER-09/MBU/2012 Tentang Perubahan Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik
Negara.
12. Peraturan Menteri Negara Badan usaha Milik Negara Nomor PER-12/MBU/2012
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha
Milik Negara.
13. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor S 375/MBU.Wk/2011 Tentang
Kebijakan Menteri Negara BUMN dalam Pengurusan dan Pengawasan Badan
Usaha Milik Negara.
14. Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).
15. Standar Profesi Audit Internal, Tahun 2004
16. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia Tahun 2006, oleh
Komite Nasional Kebijakan GCG.
17. Praktik-praktik terbaik dalam penerpan tata kelola perusahaan.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 4
BAB II
DIREKSI
A. JABATAN ANGGOTA DIREKSI
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau
lebih. Apabila diangkat lebih dari 1 (satu) orang Direktur, maka seorang di
antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama.1
Susunan, persyaratan, nominasi dan pengangkatan anggota Direksi ditetapkan oleh
RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1. Masa Jabatan
Masa jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi
hak RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi sewaktu-waktu. Setelah masa
jabatannya berakhir, anggota Direksi dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan oleh RUPS.2
Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:3
a. Meninggal dunia.
b. Masa jabatannya berakhir.
c. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
d. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
e. Mengundurkan diri.
2. Perangkapan Jabatan
Anggota Direksi dilarang memangku jabatan lain sebagai berikut:4
1 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 11
2Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 16 Ayat 4
3 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 30
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 5
a. Anggota Direksi pada BUMN/ BUMD dan Badan Usaha Milik Swasta.
b. Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN.
c. Anggota Dewan Komisaris pada lebih dari satu Badan Usaha milik Swasta.
d. Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga Pemerintah
Pusat dan atau Daerah.
e. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan /atau
Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
f. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
3. Jabatan Anggota Direksi yang Lowong
Bila jabatan anggota Direksi lowong, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :5
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi
kelowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut.
b. Selama jabatan tersebut lowong dan penggantinya belum ada/atau belum
memangku jabatannya, maka Dewan Komisaris menunjuk salah seorang
anggota Direksi lainnya atau RUPS menunjuk pihak lain selain anggota
Direksi yang ada, untuk sementara menjalankan pekerjaan anggota Direksi
yang lowong itu dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
c. Pengisian jabatan Direksi yang lowong harus segera dilaporkan ke RUPS,
sementara pembagian kerja terkait hal ini merupakan kewenangan Direksi.
4. Seluruh Jabatan Anggota Direksi Lowong
Apabila Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi, maka untuk sementara
Dewan Komisaris menjalankan pekerjaan Direksi, dengan kewajiban dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan, Dewan
Komisaris memanggil RUPS guna mengisi lowongan tersebut.6
4 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 34
5 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 26
6 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 27
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 6
5. Pemberhentian Anggota Direksi Sewaktu-waktu oleh RUPS
RUPS dapat memberhentikan jabatan anggota Direksi sewaktu-waktu dengan
menyebutkan alasannya.7
Keputusan pemberhentian sewaktu-waktu anggota Direksi oleh RUPS diambil
setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan membela diri dalam RUPS.8
Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak disyaratkan sepanjang anggota
Direksi yang diberhentikan sewaktu-waktu tersebut tidak berkeberatan atas
pemberhentian tersebut.9
Dalam hal pemberhentian sewaktu-waktu anggota Direksi dilakukan dengan
keputusan di luar RUPS, maka pembelaan diri disampaikan secara tertulis
kepada Pemegang Saham dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung
sejak anggota Direksi yang bersangkutan diberitahukan terlebih dahulu tentang
rencana pemberhentian.
6. Pemberhentian Anggota Direksi Sementara Waktu oleh Dewan Komisaris
Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan
Komisaris apabila bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau
terdapat indikasi melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya
atau terdapat alasan yang mendesak/kepentingan Perusahaaan yang tidak dapat
ditunda, dengan ketentuan:10
a. Pemberhentian sementara harus diberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut dengan
tembusan kepada Pemegang Saham dan Direksi. Pemberitahuan tersebut
disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah ditetapkannya
pemberhentian sementara.
7 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 13
8 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 16
9 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 19
10 Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 7
b. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak berwenang
menjalankan pengurusan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
c. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
pemberhentian sementara, harus diselenggarakan RUPS. Dewan Komisaris
yang akan memutuskan apakah mencabut atau menguatkan keputusan
pemberhentian sementara tersebut.
d. Dalam RUPS tersebut, anggota Direksi yang bersangkutan diberikan
kesempatan untuk membela diri.
e. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari telah lewat , namun RUPS
tidak diselenggarkan atau tidak dapat mengambil keputusan, maka
pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.
7. Pengunduran Diri Anggota Direksi
Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya11,
dan kepada anggota Direksi tersebut tetap diminta pertanggungjawaban atas
tindakan-tindakan yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.12
8. Pemberitahuan Perubahan Susunan Direksi kepada Menteri Hukum dan
HAM
Apabila terjadi perubahan susunan Direksi karena pengangkatan, penggantian,
dan pemberhentian anggota Direksi, maka Direksi wajib memberitahukan
perubahan anggota Direksi kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam
11
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 28 12
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 32
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 8
daftar Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal keputusan RUPS tersebut.13
Jika pemberitahuan tersebut belum dilakukan, maka dapat berakibat pada
penolakan dari Menteri Hukum dan HAM terhadap setiap permohonan yang
diajukan atau pemberitahuan yang disampaikan dari Perseroan yang belum
tercatat dalam daftar Perseroan.14
9. Program Pengenalan kepada Anggota Direksi yang Baru
Kepada anggota Direksi yang baru wajib diberikan program pengenalan
mengenai Perseroan.
Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada
Sekretaris Perusahaan.15
Program pengenalan meliputi antara lain: 16
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh Perseroan.
b. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka
pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, penanganan risiko dan
masalah-masalah strategis lainnya.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal
dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite
Audit.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi serta hal-hal yang
tidak diperbolehkan.
13
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 94 Ayat 7 14
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 94 Ayat 8 15
Per MBUMN 01 Tahun 2011 Pasal 43 Ayat 2 16
Per MBUMN 01 Tahun 2011 Pasal 43 Ayat 3
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 9
Program pengenalan Perseroan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan
ke Perseroan dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang dianggap
sesuai dengan Perseroan di mana program tersebut dilaksanakan.
B. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
1. Tugas Direksi
Tugas pokok Direksi adalah :
Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau
keputusan RUPS.17
Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.18
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali yang bersangkutan dapat
membuktikan bahwa :19
a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan.
17
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1 18
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 5 19
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 6
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 10
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung atas tindakan
kepengurusan yang mengakibatkan kerugian.
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.
2. Wewenang Direksi
a. Wewenang Mewakili Direksi dan Perseroan
Direksi berwenang mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan serta
melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau
pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan sesuai
ketentuan Anggaran Dasar.20
RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi yang diatur
dalam Anggaran Dasar atau menentukan pembatasan lain kepada Direksi
selain yang diatur dalam Anggaran Dasar.21
Pelaksanaan wewenang Direksi untuk setiap tindakan yang mewakili Direksi
dan kepentingan Perseroan, maka terlebih dahulu mendapat persetujuan
dalam rapat Direksi, termasuk untuk setiap penyampaian informasi Perseroan
yang material kepada pihak ketiga dan publik pada umumnya.
1) Pendelegasian Wewenang Direktur Utama
Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua tindakan
Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam rapat Direksi.22
20
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 7 21
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19 22
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 11
Jika Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun,
maka Direksi akan diwakili oleh salah seorang Direktur yang ditunjuk
secara tertulis oleh Direktur Utama,.23Dalam hal Direktur Utama tidak
melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang terlama dalam
jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.24
2) Anggota Direksi yang Tidak Berwenang Mewakili Perseroan
Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan baik di dalam
maupun di luar pengadilan apabila:25
a) terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan anggota
Direksi yang bersangkutan;
b) anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan;
c) anggota Direksi yang diberhentikan sementara waktu oleh Dewan
Komisaris.
Dalam hal terdapat keadaan anggota Direksi tidak berwenang mewakili
Perseroan, maka yang berhak mewakili Perseroan adalah :26
a) anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan yang ditunjuk melalui rapat Direksi;
b) Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai
benturan kepentingan dengan Perseroan;
c) pihak lain yang ditunjuk RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan.
23
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20 24
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21 25
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 99 Ayat 1 26
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 99 Ayat 2
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 12
Dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan dan tidak ada satupun anggota Dewan Komisaris,
maka Perseroan diwakili oleh pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS.27
3) Pendelegasian Wewenang di antara Anggota Direksi
Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama
berhalangan, maka anggota Direksi lainnya melalui rapat Direksi
menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas
anggota Direksi yang berhalangan tersebut.28
4) Pemberian Kuasa untuk Perbuatan Tertentu
Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri berhak
mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan
memberikan kepadanya atau mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu
tersebut yang diatur dalam surat kuasa.29
5) Penyampaian Informasi Perseroan kepada Publik
Penyampaian informasi yang material kepada publik termasuk pernyataan
yang memuat prediksi mengenai pendapatan, laba atau rugi, pengeluaran
modal, dividen, struktur permodalan, dan pernyataan tentang rencana dan
tujuan manajemen untuk kegiatan masa mendatang, serta kondisi
keuangan di masa mendatang yang dipengaruhi oleh kegiatan Perseroan.
Direksi menetapkan tata tertib tentang informasi Perseroan sebagai
berikut :30
a) anggota Direksi dilarang baik langsung maupun tidak langsung
membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau
27
Anggaran Dasar Pasal 13 Ayat 3 28
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 12 29
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 25 30
Best Practice
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 13
tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang
dibuat tidak menyesatkan;
b) Anggota Direksi bertangggung jawab secara sendiri-sendiri maupun
tanggung renteng atas kerugian pihak lain sebagai akibat pelanggaran
terhadap ketentuan ini;
c) Anggota Direksi tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban secara
sendiri-sendiri maupun tanggung renteng atas ketentuan ini, bila
anggota Direksi yang bersangkutan telah cukup berhati-hati dalam
menentukan bahwa pernyataan tersebut adalah benar dan tidak
menyesatkan.
b. Wewenang Melakukan Tindakan Mengenai Pengurusan dan Pemilikan
serta Mengikat Perseroan dengan Pihak lain dan/atau Pihak Lain dengan
Perseroan
1) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan
Tertulis Dewan Komisaris :31
a) Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek.
b) Mengadakan kerjasama dengan Badan Usaha atau pihak lain berupa
kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan asset, kerja
sama operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate and
Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT),
Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama
lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
c) Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang,
kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi
bisnis, dan pinjaman yang diberikan pada anak perusahaan perseroan
31
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 14
dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan perseroan
dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
d) Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang
mati.
e) Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim
berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun.
f) Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi.
Persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:32
a) Persetujuan Dewan Komisaris atas rencana Direksi untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan di atas diberikan setelah Direksi menyampaikan
permohonan persetujuan usulan kegiatan kepada Dewan Komisaris yang
disertai dokumen dan penjelasan secara lengkap;
b) Jika kelengkapan dokumen yang disertakan dalam permohonan Direksi tidak
lengkap, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja Dewan Komisaris harus
membuat surat kepada Direksi untuk meminta melengkapi dokumen atau
informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi; dan
c) Dalam waktu 30 hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan
dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan
keputusan33.
d) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan
atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris
tidak memberikan keputusan, maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui
usulan Direksi.
32
Best Practice 33
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 9
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 15
2) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan dari
RUPS34
Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
a) Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b) Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih
Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak. Transaksi ini adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih
Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku.
3) Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Harus Mendapat Persetujuan
Tertulis Dewan Komisaris dan Persetujuan RUPS35
Direksi dapat melakukan perbuatan-perbuatan dibawah ini setelah mendapat
tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan tertulis RUPS untuk
tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka
menengah/panjang
b. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain
c. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.
d. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau
perusahaan patungan.
e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambil alihan, pemisahan,
dan pambubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.
f. Mengikat perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist).
g. Mengadakan kerjasama dengan Badan Usaha atau pihak lain berupa
kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, kerja sama
operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/BOT),
Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna
34
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 14 35
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 16
(Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau
jangka waktu melebihi penetapan Rapat Umum Pemegang Saham.
h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.
i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap perseroan, kecuali aktiva
tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam
industry pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun.
j. Menetapkan blue print organisasi perseroan
k. Menetapkan merubah logo perseroan
l. Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
m. Membentuk yayasan, organisasi, dan /atau perkumpulan baik yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perseroan yang
dapat berdampak bagi perseroan.
n. Pembebanan biaya perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk
yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan perseroan.
o. Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan
Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak
perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perseroan
dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang
Saham.
Besarnya nilai kewenangan Pemegang Saham ditetapkan berdasarkan
Keputusan RUPS. Rekomendasi tertulis dari Dewan Komisaris diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut:36
a) Rekomendasi tertulis Dewan Komisaris atas rencana untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan di atas diberikan setelah Direksi menyampaikan
36
Best Practice
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 17
permohonan pemberian rekomendasi tertulis atas usulan kegiatan kepada
Dewan Komisaris yang disertai dokumen dan penjelasan secara lengkap;
b) Jika kelengkapan dokumen yang disertakan dalam permohonan Direksi tidak
lengkap, maka dalam waktu 5 (lima) hari kerja Dewan Komisaris harus
membuat surat kepada Direksi untuk meminta melengkapi dokumen atau
informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi;
c) Setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh Dewan Komisaris, maka Dewan
Komisaris akan memeriksa dokumen yang telah disertakan untuk tanggapan
tertulis tersebut oleh Direksi. Dalam hal Dewan Komisaris memerlukan
tambahan dokumen dan/atau penjelasan, maka Dewan Komisaris dapat
meminta Direksi untuk melengkapi dan/atau memberikan penjelasan; dan
d) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
permohonan atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi,
Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan, maka Dewan Komisaris
dianggap menyetujui permohonan Direksi.
C. KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN DIREKSI
1. Kewenangan Direksi
Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berwenang untuk:37
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.
b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili
perseroan di dalam dan di luar pengadilan.
c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
pekerja perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan.
37
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 18
d. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perseroan termasuk
penetapan gaji, pensiunan, atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
pekerja perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan
lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan
perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat
Umum Pemegang Saham.
e. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.
g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan
maupun pemilikan kekayaan perseroan, mengikat perseroan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan perseroan, serta mewakili perseroan di dalam
maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan, anggaran dasar dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Kewajiban Direksi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Direksi berkewajiban:38
a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan
sesuai maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.
b. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP),
rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan, dan perubahannya serta
menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan RUPS.
c. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJP Perusahaan dan
RKAP.
38
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 19
d. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan
Risalah Rapat Direksi.
e. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan
perseroan, serta dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud
dalam undang-undangan tentang dokumen perusahaan.
f. Menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan dan
menyerahkan kepada Kantor Akuntan Publik untuk diaudit.
g. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada
RUPS untuk disetujui dan disahkan serta Laporan mengenai Hak-hak
Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan, antara lain sebagai akibat
penghapus bukuan piutang.
h. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan.
i. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh
RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
j. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan
Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
k. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat RUPS,
Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan
Tahunan dan Dokumen Keuangan Perseroan serta Dokumen Perseroan
lainnya.
l. Menyimpan di tempat kedudukan : Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah Rapat RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat
Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perseroan.
m. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan
berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan,
pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 20
n. Memberikan Laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan
Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
o. Menyiapkan susunan organisasi perseroan lengkap dengan perincian dan
tugasnya.
p. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang
diminta anggota Dewan Komisaris dan Para Pemegang Saham.
q. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi perseroan.
r. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Anggaran Dasar perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
D. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG ANGGOTA DIREKSI
Direksi bertugas secara kolegial, namun agar lebih efisien dan efektif dalam
melaksanakan tugas, maka dilakukan pembagian tugas di antara anggota Direksi.
Namun demikian, sekalipun telah dilakukan pembagian tugas, tanggung jawab atas
pengurusan Perseroan secara keseluruhan tetap berada pada Direksi secara
kolegial (board) sebagai organ Perseroan.
1. Penetapan Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direksi
Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut,
maka pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan oleh Rapat
Direksi.39
Dalam hal Direktur berhalangan tidak tetap, maka Direktur yang bersangkutan
hanya dapat memberikan kuasa kepada Direktur lainnya terkait pelaksanaan
39
Undang-Undang Nomor 40 Pasal 92 Ayat 5-6
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 21
tugas harian. Pemberian kuasa tersebut agar ditembuskan kepada Anggota
Direksi lain.
2. Pembagian Tugas dan Wewenang dalam Penetapan Keputusan Direksi
Direksi menetapkan pembagian tugas dan wewenang dalam hal penetapan dan
penandatanganan Keputusan Direksi dalam 2 (dua) kategori, sebagai berikut:
a. Keputusan Direksi yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan harus
ditandatangani oleh Direktur Utama atas nama Direksi.
b. Keputusan Direksi yang bersifat operasional dalam Direktorat masing-masing
ditandatangani oleh Direktur terkait atas nama Direksi.
PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dipimpin oleh seorang Direktur Utama
dengan 5 (lima) orang Direktur, yaitu :
a. Direktur Usaha Penyeberangan
b. Direktur Usaha Pelabuhan
c. Direktur Tehnik
d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
e. Direktur Keuangan
Pembagian tugas masing-masing Direktur dapat dilihat pada Lampiran 1.
E. PELAKSANAAN TUGAS PENGURUSAN PERSEROAN OLEH DIREKSI
1. Penyusunan dan Penyampaian Rencana Jangka Panjang Perseroan
(RJPP)40
RJPP merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Perseroan
yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Direksi wajib menyusun RJPP tepat pada waktunya dan menyampaikan
rancangan RJPP kepada RUPS untuk disahkan.
40
SK MBUMN Nomor 102 Tahun 2002
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 22
a. Susunan Materi RJPP41
Susunan materi RJPP mengikuti ketentuan penyusunan RJPP dari
Kementrian Negara BUMN dan/atau berdasarkan RUPS, sekurang-
kurangnya memuat : evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya, posisi
Perusahaan saat menyusun RJPP, asumsi-asumsi yang dipakai dalam
penyusunan RJPP, penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program
kerja RJPP.
b. Perubahan RJPP
Dalam hal perubahan RJPP perlu dilakukan, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut :
1) Perubahan RJPP hanya dapat dilakukan bila terdapat perubahan materiil
yang berada di luar kendali Direksi.
2) Perubahan materiil tersebut adalah perubahan yang mengakibatkan
terjadinya penyimpangan pencapaian lebih dari 20% (dua puluh persen).
3) Perubahan RJPP harus ditandatangani Direksi dan Dewan Komisaris
untuk selanjutnya disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan
pengesahan.
4) Pengesahan perubahan RJPP ditetapkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari setelah diterimanya rancangan perubahan RJPP dalam RUPS.
5) Jika dalam waktu 60 (enam puluh) hari belum disahkan, maka rancangan
perubahan RJPP tersebut dianggap telah mendapat persetujuan.
2. Penyusunan dan Penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan
(RKAP)42
RKAP adalah penjabaran dari RJPP. Direksi wajib menyusun RKAP untuk setiap
tahun buku yang selanjutnya disahkan dan ditetapkan oleh RUPS.
41
Kep MBUMN Nomor 102 Tahun 2002 42
Kep MBUMN Nomor 101 Tahun 2002
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 23
Bentuk dan materi RKAP mengacu pada ketentuan penyusunan RKAP dari
Kementrian Negara BUMN dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.
Pelaksanaan penyampaian RKAP diatur sebagai berikut :
a. Pengesahan RKAP tahun buku berikutnya diadakan selambat-lambatnya hari
ke 30 (tiga puluh) bulan pertama setelah tahun buku dimulai.
b. Dalam hal RKAP harus disetujui RUPS, rancangan RKAP telah ditanda
tangani semua anggota Direksi disampaikan ke Dewan Komisaris untuk
ditelaah dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris sebelum disampaikan
kepada Pemegang Saham.
c. Rancangan RKAP yang telah ditanda tangani seluruh Direksi dan Dewan
Komisaris disampaikan ke Pemegang saham selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari sebelum tahun buku RKAP yang bersangkutan untuk mendapat
persetujuan RUPS.
d. Dokumen RKAP harus sudah disediakan di kantor Perseroan sejak tanggal
panggilan sampai tanggal pelaksanaan RUPS
e. Dalam hal permohonan persetujuan RKAP belum meperoleh pengesahan
sampai batas waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan,
maka RKAP tersebut dianggap sah untuk dilaksanakan sepanjang telah
memenuhi ketentuan mengenai bentuk, isi dan tata cara penyusunan RKAP.
3. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Manajemen
Direksi wajib menyampaikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang
Saham.
Laporan berkala tersebut adalah : Laporan Triwulanan, Laporan Semesteran,
dan Laporan Tahunan atau Annual Report.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 24
a. Laporan Triwulanan dan Laporan Semesteran
Direksi harus menyampaikan Laporan Triwulanan kepada Dewan Komisaris
dan Laporan Semesteran kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah berakhirnya periode triwulanan dan semesteran.
Laporan Triwulanan dan Laporan Semesteran ditandatangani semua anggota
Direksi.
b. Laporan Tahunan (Annual Report)
Direksi wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam pengurusan Perseroan.
Bentuk dan materi Laporan Tahunan mengacu pada Anggaran Dasar
Perseroan dan mencakup pula Laporan Keuangan, yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan diserahkan kepada auditor
eksternal yang ditunjuk RUPS untuk diaudit.
Penyampaian Laporan Tahunan kepada RUPS :
1) Rancangan Laporan tahunan, termasuk Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan Publik yang telah ditandatangani oleh seluruh
anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah dan
ditandatangani sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham,
selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir.
2) Laporan Tahunan yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris disampaikan Direksi kepada Pemegang
Saham.
3) Laporan Tahunan harus disediakan di kantor Perseroan sejak tanggal
panggilan RUPS sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS.
4) Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan
keuangan oleh RUPS dilakukan paling lambat pada akhir bulan ke enam
setelah tahun buku berakhir.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 25
5) Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang tidak
menandatangani Laporan Tahunan, maka : anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya
secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan dalam surat tersendiri
yang dilekatkan dalam Laporan Tahunan.
6) Apabila anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris tersebut tidak
menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasan secara
tertulis, maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi Laporan
Tahunan.
F. PENGELOLAAN DOKUMEN PERSEROAN
1. Kebijakan Pengelolaan Dokumen Perseroan43
Direksi menetapkan kebijakan dalam pengelolaan Dokumen Perseroan, sesuai
ketentuan UU tentang Dokumen Perusahaan, yang mencakup:
a. Klasifikasi dokumen Perseroan.
b. Pembuatan catatan dan penyimpanan dokumen Perseroan.
c. Ketentuan dan tata cara pengalihan bentuk dokumen (dari kertas ke bentuk
mikrofilm atau media lainnya) dan legalisasinya.
d. Ketentuan dan tata cara pemindahan, penyerahan dan pemusnahan
dokumen.
2. Dokumen Elektronik
Direksi menyusun kebijakan pengelolaan informasi dan/atau dokumen elektronik,
serta memastikan kehandalan sistem elektronik di Perseroan dalam menunjang
penyelenggaraan transaksi elektronik dan kegiatan Perseroan pada umumnya.
Informasi elekronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya adalah
alat bukti hukum yang sah.
43
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 26
3. Daftar Pemegang Saham
Daftar Pemegang saham wajib disediakan di tempat kedudukan Perseroan agar
dapat dilihat oleh Pemegang Saham.
Daftar Pemegang Saham memuat :
a. Nama dan alamat Pemegang Saham.
b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh Pemegang
Saham, apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham.
c. Nama dan alamat perseorangan/badan hukum yang mempunyai hak gadai
d. Keterangan penyetoran saham dalam betuk lain.
e. Catatan perubahan kepemilikan saham.
4. Daftar Khusus
Direksi wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Khusus.
Daftar Khusus adalah daftar yang berisikan kepemilikan saham anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi beserta keluarganya, serta dicatat pula
perubahan kepemilikan saham.
Pengelolaan Daftar Khusus didelegasikan kepada Sekretaris Perusahaan. Untuk
pengelolaan Daftar Khusus Dewan Komisaris, Sekretaris Dewan Komisaris
membantu Sekretaris Perusahaan dalam mendapatkan Daftar Khusus Dewan
Komisaris.
5. Keterbukaan Informasi Publik
Direksi wajib menyediakan informasi publik yang meliputi :44
a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha,
jangka waktu pendirian dan permodalan.
b. Nama Pemegang Saham, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
44
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 14
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 27
c. Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Neraca dan Laporan Laba Rugi dan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perseroan yang telah diaudit.
d. Hasil penilaian oleh akuntan publik, lembaga pemeringkat kredit dan
lembaga pemeringkat lainnya.
e. Sistem dan alokasi dana remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
f. Penetapan Direksi dan Dewan Komisaris.
g. Kasus Hukum yang berdasarkan Undang-Undang Terbuka sebagai informasi
publik serta tuntutan hukum yang penting terhadap Perseroan dan/atau
Direktur dan Dewan Komisaris.
h. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance).
i. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau
pembentukan usaha patungan.
j. Perolehan atau kehilangan kontrak penting.
k. Produk atau penemuan baru yang berarti.
l. Perubahan penting dalam manajemen.
m. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.
n. Pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang.
o. Penggantian akuntan yang mengaudit.
p. Perubahan tahun fiskal Perseroan.
q. Kegiatan penugasan pemerintah dan/atau pelayanan umum atau subsidi.
r. Mekanisme pengadaan barang dan jasa.
G. PENYELENGGARAAN RUPS
RUPS dalam Perseroan adalah :45
1. RUPS Tahunan, terdiri dari :
a. RUPS mengenai persetujuan laporan tahunan.
b. RUPS mengenai persetujuan RKAP perusahaan.
45
Anggaran Dasar Pasal 20 - 22
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 28
2. RUPS Luar Biasa, yaitu RUPS yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan
kebutuhan dan untuk kepentingan perseroan.
Direksi bertanggung jawab menyelenggaraan RUPS dengan memperhatikan :
1. RUPS dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh ketentuan yang berlaku;
2. Perseroan wajib menyampaikan agenda RUPS kepada Pemegang Saham
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum penyampaian undangan pelaksanaan
RUPS atau selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari sebelum pelaksanaan
RUPS.46
H. MANAJEMEN RISIKO
Direksi mengembangkan sistem manajemen risiko dan melaksanakannya secara
konsisten pada pengelolaan proses bisnis Perseroan, dengan kewajiban melakukan
pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan dengan cara : 47
1. Identifikasi risiko, yaitu proses untuk mengenali peristiwa yang mungkin terjadi
dan apabila terjadi akan membawa dampak negative terhadap tujuan, strategi,
sasaran dan atau rencana hasil kegiatan.
2. Pengukuran risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak, termasuk
menetapkan kriteria dampak dan probabilitas dari hasil identifikasi risiko;
3. Penanganan risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk menangani risiko potensial
4. Pemantauan risiko, yaitu proses untuk melakukan pemantauan terhadap
berbagai faktor yang diduga dapat mengarah kemunculan risiko
5. Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas
manajemen risiko yang dilakukan di dalam Perseroan
46
Best practice 47
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 25
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 29
6. Pelaporan dan pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan sistem
manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Perseroan beserta pengungkapannya
pada pihak-pihak yang terkait sesuai ketentuan yang berlaku.
I. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Direksi harus menetapkan kebijakan tentang Sistem Pengendalian Internal yang
efektif untuk menjamin keyakinan yang memadai atas kehandalan Laporan
Keuangan, pengamanan terhadap aset, tercapainya efisiensi dan efektivitas
operasional, dan mendorong dipatuhinya kebijakan dan peraturan Perseroan.48
Sistem pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian internal Perseroan.
2. Pengkajian dan pengelolaan risiko.
3. Aktivitas pengendalian.
4. Sistem informasi dan komunikasi.
5. Monitoring.
J. HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS
Direksi mengembangkan hubungan dengan stakeholders Perseroan berdasarkan
prinsip-prinsip:49
1. Menghormati hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan atau perjanjian yang dibuat oleh
Perseroan dengan stakeholders.
2. Memastikan Perseroan melakukan tanggungjawab sosialnya melalui Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
48
Per 01/2011 Pasal 26 49
Per 01/2011 Pasal 36
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 30
3. Memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perseroan lainnya
memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Dalam mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan,
menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya untuk
karyawan, Perseroan tidak melakukan diskriminasi karena latar belakang etnik
seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang
atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-
undangan.
5. Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan.
K. RAPAT DIREKSI
Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi.50 Keputusan-
keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan rapat Direksi,
sepanjang keputusan tersebut disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh
seluruh anggota Direksi.
Direksi harus menetapkan tata tertib rapat Direksi.
1. Hal-Hal yang Diputuskan Melalui Rapat Direksi
Direksi menetapkan hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan melalui
rapat Direksi sebagai berikut:
a. Tindakan-tindakan terkait dengan pelaksanaan wewenang Direksi sesuai
Anggaran Dasar, yaitu:
1) Kewenangan yang memerlukan persetujuan Direksi;
2) Kewenangan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;
3) Kewenangan yang memerlukan persetujuan RUPS.
50
Anggaran Dasar Pasal 12
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 31
b. Tindakan terkait pengadaan barang dan jasa.
c. Tindakan strategis lainnya, dengan batasan:
1) bersifat strategis/signifikan mempengaruhi operasional Perseroan;
2) di luar rencana dalam RKAP;
3) bersifat mendesak;
4) menyangkut pegawai dalam jabatan strategis.
2. Jadwal Rapat
Rapat Direksi diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam setiap
bulan.51
Rapat Direksi dapat diadakan di luar jadwal rutin, jika dianggap perlu oleh:
a. Seorang atau lebih anggota Direksi.
b. Permintaan tertulis Pemegang Saham yang memiliki jumlah saham terbesar,
dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan, bersifat segera dan
strategis, dengan agenda hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan
di tingkat Direksi.
3. Tempat Pelaksanaan Rapat
Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan
usaha Perseroan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang
ditetapkan Direksi.52
4. Penyelenggaraan Rapat Melalui Sarana Elektronik
Rapat Direksi dapat diselenggarakan melalui media telekonferensi, video
konferensi, atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta
rapat Direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi
51
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 24 52
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 5
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 32
dalam rapat. Rapat yang melalui sarana elektronik harus senantiasa direkam dan
dibuatkan risalahnya agar menjadi dokumentasi berkekuatan hukum. 53
5. Panggilan Rapat
Panggilan rapat diatur sebagai berikut :
a. Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang
berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih
singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan
tanggal panggilan dan tanggal rapat.54
b. Terhadap rapat Direksi yang bersifat rutin dan/atau bersifat segera, sehingga
tidak dimungknkan adanya pemanggilan dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat, maka keputusan rapat yang dihasilkan
harus disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh semua anggota
Direksi.
c. Panggilan rapat dan penyelenggaraan rapat Direksi dapat didelegasikan
kepada Sekretaris Perusahaan, kecuali diatur lain oleh rapat Direksi.
d. Undangan rapat Direksi harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, tempat
rapat, agenda rapat dan melampirkan materi rapat tersebut.55
e. Panggilan rapat Direksi dapat dilakukan melalui sarana elektronik (seperti
SMS, email, dan sarana elektronik lainnya) agar pemberitahuan mengenai
agenda rapat dapat lebih cepat disampaikan.
6. Agenda Rapat
a. Penetapan Agenda Rapat
Agenda rapat Direksi ditetapkan sebagai berikut :
1) Hanya anggota Direksi yang berhak mengajukan usulan agenda rapat;
53
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 77 54
Anggaran dasar Pasal 12 Ayat 6 55
Anggaran dasar Pasal 12 Ayat 7
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 33
Usulan agenda rapat dapat diajukan selain Direksi, namun tetap harus
mendapatkan persetujuan dari Direktur terkait.
2) Usulan agenda rapat dikumpulkan oleh Sekretaris Perusahaan untuk
diverifikasi kecukupan syarat-syarat untuk diajukan sebagai agenda rapat.
3) Anggota Direksi, yang usulan agendanya ditetapkan sebagai agenda
rapat harus mempersiapkan materi yang memadai sesuai agenda yang
diusulkannya.
b. Agenda Rapat Susulan 56
Apabila terdapat usulan penambahan agenda rapat pada saat rapat akan
segera berlangsung, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) Usulan agenda rapat tersebut harus dilengkapi dengan materi yang
memadai.
2) Agenda rapat susulan harus disetujui oleh seluruh anggota Direksi, baik
yang hadir dalam rapat maupun yang tidak hadir dalam rapat. Anggota
Direksi yang tidak hadir harus dihubungi untuk mendapatkan persetujuan
atau penolakan atas agenda susulan tersebut.
3) Apabila anggota Direksi yang tidak hadir tidak dapat dihubungi dalam
waktu yang wajar, maka persetujuan agenda susulan tersebut diserahkan
pada keputusan peserta rapat.
7. Pimpinan Rapat
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama
berhalangan, maka rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang
dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir dalam rapat. 57
56
Best Practice 57
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 11
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 34
8. Kuorum Rapat
Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang
mengikat, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Direksi
atau wakilnya.58
Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Direksi
lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu.
Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang anggota Direksi
lainnya.
Dalam hal anggota Direksi tidak hadir dalam rapat rutin, maka anggota Direksi
tersebut dapat mewakilkannya kepada anggota Direksi lainnya dengan
memberikan surat kuasa kehadiran, yang mencantumkan pernyataan
persetujuan atau penolakan atas agenda rapat, dengan alasan-alasannya.
Anggota Direksi dapat turut serta dalam rapat Direksi yang diselenggarakan
melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana elektronik lainnya
yang memungkinkan semua peserta rapat Direksi saling melihat dan mendengar
secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat, dan keikutsertaan tersebut
menyatakan kehadiran yang bersangkutan dalam rapat Direksi tersebut.
9. Pengambilan Keputusan dalam Rapat
a. Keterlibatan dalam Proses Pengambilan Keputusan
Direksi wajib terlibat dalam proses pengambilan keputusan dalam rapat.
Anggota Direksi yang tidak hadir pada saat pengambilan keputusan akan
dilaksanakan harus dihubungi untuk segera kembali mengikuti proses rapat.
Jika tidak berhasil dihubungi, maka anggota Direksi yang bersangkutan
dianggap menyetujui keputusan rapat yang diambil.
58
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 9
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 35
b. Pengambilan Keputusan
Keputusan rapat Direksi ditetapkan dengan musyawarah untuk mufakat,
apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan ditetapkan dengan suara
terbanyak biasa, dengan ketentuan :59
1) Setiap anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dan
ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Direksi yang diwakilinya.
2) Apabila suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan
rapat adalah yang sesuai dengan pendapat pimpinan rapat dengan tetap
memperhatikan ketentuan ketentuan mengenai pertanggungjawaban
sebagai anggota Direksi.
3) Apabila terdapat usulan lebih dari dua alternatif dengan suara lebih dari ½
(satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, maka dilakukan
pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak
sehingga salah satu usulan memperoleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan;
4) Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam
rapat dan bertanggungjawab atas hasil keputusan rapat.
5) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam
menetukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
6) Hasil keputusan rapat mengikat seluruh anggota Direksi, baik yang hadir
dalam rapat maupun yang tidak hadir dalam rapat, dengan dasar
pertimbangan bahwa Direksi bersifat kolegial dan seluruh anggota Direksi
telah diberikan kesempatan untuk mengetahui hasil rapat.60
c. Perbedaan Pendapat (Dissenting Opinion)
Perbedaan pendapat (dissenting opinion) diatur sebagai berikut :
1) Perbedaan pendapat yang terjadi harus dimasukkan dalam keputusan
rapat dan anggota Direksi yang berbeda pendapat harus mengungkapkan
59
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 19-22 60
Best Practice
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 36
alasan atas terjadinya perbedaan pendapat terhadap hasil keputusan
tersebut;
2) Perbedaan pendapat tidak berarti memberikan hak kepada anggota
Direksi yang bersangkutan untuk tidak melaksanakan hasil keputusan
rapat. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun seluruh anggota
Direksi tetap berkewajiban untuk mengikuti dan melaksanakan keputusan
rapat.
3) Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab penuh secara pribadi
apabila terbukti bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk
kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali bagi anggota Direksi yang
melakukan perbedaan pendapat (dissenting opinion) dapat membuktikan
bahwa ia telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut;
4) Perbedaan pendapat yang dicantumkan di dalam keputusan dan risalah
rapat, dapat menjadi bukti bahwa anggota Direksi yang bersangkutan
telah melakukan tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut dengan tidak menyetujui hasil keputusan rapat. Hal ini
berarti anggota Direksi yang berbeda pendapat dapat terbebas dari
tuntutan atas timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut sebagai hasil
pelaksanaan keputusan rapat.
d. Penandatanganan Hasil Keputusan
Hasil-hasil keputusan rapat disusun dalam lembar keputusan rapat oleh
notulis rapat. Lembar keputusan rapat tersebut harus ditandatangani
sekurang-kurangnya oleh Pimpinan rapat dan seluruh peserta rapat oleh
peserta rapat yang hadir.
10. Risalah Rapat
Setiap rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat, yang ditandatangani pimpinan
rapat dan seluruh peserta rapat yang hadir.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 37
Risalah rapat dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Perusahaan di tempat
kedudukan Perseroan.
Setiap anggota Direksi berhak mendapatkan salinan risalah rapat, terlepas
apakah anggota Direksi yang bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam rapat
tersebut.
Apabila diminta, salinan risalah rapat dapat disampaikan kepada Dewan
Komisaris untuk diketahui dengan persetujuan Direktur Utama.
a. Materi Risalah Rapat
Risalah rapat harus menggambarkan jalannya rapat, meliputi:
1) Acara, tempat, tanggal, dan waktu diadakan rapat;
2) Daftar hadir dan salinan surat kuasa apabila ada;
3) Permasalahan yang dibahas;
4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam
membahas permasalahan yang strategis atau materiil, termasuk yang
mengemukakan pendapat;
5) Proses pengambilan keputusan;
6) Perbedaan pendapat (dissenting opinion), jika ada;
7) Keputusan yang ditetapkan.
8) Alasan ketidak-hadiran anggota Direksi, jika ada.
Risalah rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh
anggota Direksi yang tidak hadir kepada anggota Direksi lainnya, jika ada.
Risalah rapat asli dari setiap rapat Direksi dijilid dalam kumpulan tahunan dan
disimpan serta harus tersedia apabila diminta oleh setiap anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris, dengan persetujuan Direktur Utama
Jumlah rapat Direksi dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Direksi
dalam rapat harus dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 38
b. Persetujuan Risalah Rapat
Ketentuan persetujuan atas risalah rapat diatur sebagai berikut:
1) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengiriman risalah rapat, setiap anggota Direksi yang hadir dan/atau
diwakili dalam rapat Direksi harus menyampaikan persetujuan atau
keberatannya dan/atau usul perbaikannya (bila ada) atas isi risalah rapat
kepada pimpinan rapat;
2) Jika keberatan dan/atau usulan perbaikan atas risalah rapat tidak diterima
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada keberatan dan/atau perbaikan terhadap risalah rapat.
c. Risalah untuk Rapat Direksi yang Diadakan Melalui Sarana Elektronik
Setiap penyelenggaraan rapat Direksi mealui sarana elektronik harus
dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta
rapat Direksi.
d. Dokumen Elektronik sebagai Media Risalah Rapat
Dokumen elektronik dapat dipakai sebagai bukti sah risalah rapat selain dari
risalah rapat yang tertulis.
Kebijakan penggunaan dokumen elektronik sebagai dokumen Perseroan
ditetapkan Direksi dengan memenuhi persyaratan minimum penyelenggaraan
sistem elektronik di Perseroan sesuai ketentuan perundang-undangan
tentang informasi dan transaksi elektronik.
L. PENILAIAN KINERJA DIREKSI
Evaluasi kinerja Direksi baik secara kolegial maupun individual dilaksanakan oleh
Pemegang Saham setiap tahun dengan berpedoman pada pencapaian hasil kinerja
Perseroan, yang meliputi :
1. Penerapan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP).
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 39
2. Capaian kinerja RKAP.
3. Terpenuhinya target dalam indikator pencapaian kinerja/KPI (Key Performance
Indicator) dalam Kontrak Manajemen.
4. Hasil capaian target dalam Laporan Manajemen/Tahunan.
5. Keberhasilan penanganan risiko usaha.
6. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
M. ORGAN PENDUKUNG DIREKSI
1. Satuan Pengawasan Intern
Merupakan unit yang melaksanakan tugas audit internal, berupa :
a. Melaksanakan rencana audit internal.
b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan/akuntansi, operasional/usaha, pemeliharaan, sumber daya
manusia dan umum, teknologi informasi dan bidang lainnya kegiatan lainnya.
d. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan
perundang-undangan.
e. Memberikan saran perbaikan tentang kegiatan yang diaudit.
2. Sekretaris Perusahaan
Direksi mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris , yang memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi penatausahaan
dan penyimpanan dokumen Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
Daftar Khusus, Daftar Pemegang Saham, serta risalah rapat Direksi maupun
RUPS.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan
masyarakat (public relation) dan hubungan investor (investor relation).
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 40
c. Bekerjasama dengan fungsi yang menangani pelayanan hukum Perseroan.
Memberikan masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan.
d. Melakukan pembinaan dan pengendalian tata kelola perusahaan.
e. Mengkoordinasikan Penyusunan Laporan Triwulanan /Semesteran dan
Laporan Tahunan (Annual Report).
f. Sebagai penghubung antara Direksi dengan Dewan Komisaris dan RUPS.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama
setiap tahun.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 41
BAB III
DEWAN KOMISARIS
A. JABATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Apabila diangkat
lebih dari 1 (satu) orang maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai
Komisaris Utama.61
Komposisi Dewan Komisaris paling sedikit 20% merupakan anggota Dewan
Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.62
Susunan, persyaratan, nominasi dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris
ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Masa Jabatan Anggota Dewan Komisaris
Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dengan tidak
mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dapat
diberhentikan sewaktu-waktu. Setelah masa jabatannya berakhir Anggota Dewan
Komisaris dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham.63
Jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:64
a. Masa jabatan berakhir.
b. Mengundurkan diri.
61
Anggaran Dasar Pasal 14 62
Per MBUMN 01 Tahun 2011 Pasal 13 Ayat 1 63
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 12 64
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 29
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 42
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Anggota Dewan Komisaris,
berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan lainnya.
d. Meninggal dunia.
e. Diberhentikan berdasarkan RUPS.
2. Rangkap Jabatan
Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai :
a. Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta
b. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau kepala
daerah/wakil kepala daerah; dan atau
c. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.65
d. Anggota Dewan Komisaris hanya diperkenankan menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris pada 1 (satu) BUMN.66
3. Jabatan Anggota Dewan Komisaris yang Lowong
Apabila oleh suatu sebab jabatan Anggota Dewan Komisaris Lowong, maka
dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi posisi jabatan
yang lowong tersebut, harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Anggota
Dewan Komisaris baru.67
4. Keadaan Seluruh Jabatan Anggota Dewan Komisaris Lowong
Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorangpun
Anggota Dewan Komisaris, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk
mengangkat Anggota Dewan Komisaris baru.68
65
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 32 66
Surat Wakil MBUMN Nomor 375 Tahun 2011 67
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 25 68
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 26
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 43
5. Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris Sewaktu-waktu oleh RUPS69
RUPS dapat memberhentikan jabatan Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu
dengan menyebutkan alasannya.
Keputusan pemberhentian sewaktu-waktu Anggota Dewan Komisaris oleh RUPS
diambil setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan membela diri dalam
RUPS. Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak disyaratkan sepanjang
Anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan sewaktu-waktu tersebut tidak
berkeberatan atas pemberhentian tersebut. Dalam hal pemberhentian sewaktu-
waktu Anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan keputusan diluar forum
RUPS, maka Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberitahukan
terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk
membela diri sebelum keputusan pemberhentian.
6. Pengunduran Diri Anggota Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dengan ketentuan sebagai
berikut:70
a. Memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Pemegang Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direksi
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran
dirinya; dan
b. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan
pertanggungjawabannya sejak pengangkatannya sampai tanggal penetapan
pengunduran dirinya dalam RUPS berikutnya.
69
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 13 70
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 27
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 44
7. Program Pengenalan Anggota Dewan Komisaris yang Baru
Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat wajib mengikuti Program
Pengenalan agar dapat memahami tugas dan tanggung jawab sebagai Anggota
Dewan Komisaris, proses bisnis Perseroan dan pengawasannya, serta dapat
bekerja selaras dengan organ Perseroan lainnya. Penyelenggaraan Program
Pengenalan merupakan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan.71
Program Pengenalan bagi Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat
sekurang-kurangnya mencakup:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perseroan.
b. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka
pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah
strategis lainnya
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal
dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite
Audit
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris.
Program Pengenalan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit
usaha dan program lain sesuai kebutuhan.
Program Pengenalan ini dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
pengangkatan Komisaris tersebut.
71
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 43 Ayat 3
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 45
B. TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
1. Tugas Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan kepengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang
dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP,ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Wewenang Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris berwenang untuk:72
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa
kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan Perseroan.
b. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat yang
dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan.
c. Meminta segala penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai
segala persoalan pengelolaan Perusahaan.
d. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris.
e. Membentuk satu komite lainnya selain komite audit, yang wajib dibentuk73 .
f. Menyetujui usulan pengangkatan dan pemberhentian Kepala SPI dan
Sekretaris perusahaan.
g. Memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih Anggota Direksi;
Ketentuan pemberhentian sementara waktu Anggota Direksi adalah sebagai
berikut:
1) Alasan pemberhentian sementara waktu adalah apabila Anggota Direksi:
a) bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar, atau
72
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2 73
Per MBUMN Nomor 10 Tahun 2012
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 46
b) melalaikan kewajibannya, atau
c) mendapat alasan mendesak bagi Perseroan;
2) Pemberhentian sementara harus diberitahukan secara tertulis kepada
yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan
pemberhentian sementara;
3) Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu,
Dewan Komisaris wajib memenggil RUPS ini, Anggota Direksi yang
bersangkutan diberikan kedudukannya. Dalam RUPS ini, Anggota Direksi
yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk hadir dan membela diri;
dan
4) Apabila RUPS tidak dapat diadakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian
sementara batal demi hukum.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangya, setiap Anggota Dewan Komisaris
ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang
bersangkutan bersalah atau lali dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai
Dewan Komisaris. Tanggung jawab tersebut berlaku secara tanggung renteng
bagi setiap Anggota Dewan Komisaris.
Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
tersebut apabila dapat membuktikan:74
a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung
atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan/atau
c. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian.
74
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 6
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 47
C. KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS
1. Kewenangan Dewan Komisaris75
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dewan Komisaris berhak untuk
melakukan pengawasan dan pemberian nasihat atas pelaksanaan kewajiban-
kewajiban Direksi dalam hal:
a. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa
kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan-kekayaan perseroan.
b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh
perseroan.
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan perseroan.
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan
oleh Direksi.
e. Meminta Direksi dan atau pejabat lainnya dibawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris.
f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap
perlu.
g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
h. Membentuk Komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu
dengan memperhatikan kemampuan perusahaan.
i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu
atas beban perseroan, jika dianggap perlu.
j. Melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
75
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 48
k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap
hal-hal yang dibicarakan.
l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,
dan/atau keputusan RUPS.
2. Kewajiban Dewan Komisaris
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, maka Dewan
Komisaris berkewajiban:76
a. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam pengurusan Perseroan.
b. Meneliti dan menelaah serta menandatangani RJPP dan RKAP yang
disiapkan Direksi.
c. Memberikan pendapat tentang RJPP dan RKAP mengenai alas an Dewan
Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP dalam RUPS.
d. Mengikuti perkembangan kegiatan perseroan, memberikan pendapat dan
saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap pentingan bagi
kepengurusan perseroan.
e. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi penurunan kinerja
Perseroan.
f. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
g. Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepada RUPS mengenai
Laporan Tahunan, apabila diminta.
h. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan (RKAP).
i. Membentuk Komite Audit.
j. Mengusulkan akuntan publik kepada RUPS.
k. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.
76
Anggaran Dasar Pasal 15
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 49
l. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan dan Perseroan lain.
m. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku, yang baru lampau kepada RUPS.
n. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan
pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan atau Keputusan RUPS.
D. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri. Dewan
Komisaris bertindak berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
Agar pelaksanaan tugas pengawasan berjalan efektif, Dewan Komisaris mengatur
pembagian tugas dan wewenang di antara anggota Dewan Komisaris berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris.77
E. RAPAT DEWAN KOMISARIS
Keputusan-keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris.
Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat
Dewan Komisaris (sirkuler), yang disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh
seluruh Anggota Dewan Komisaris.78
1. Jadwal Rapat
Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu)
bulan.79
Rapat Dewan Komisaris yang bersifat rutin/ terjadwal terdiri dari:
a. Rapat internal Dewan Komisaris, dilaksanakan setiap bulan; dan
77
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 24 78
Best Practice 79
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 7
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 50
b. Rapat dengan Komite Dewan Komisaris dilaksanakan setiap bulan.
c. Rapat gabungan dengan Direksi dilaksanakan sekali dalam 1 (satu) bulan
dengan agenda tetap konsultasi.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan diluar jadwal rutin, jika dianggap perlu
oleh:
a. Seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris; dan/atau
b. Permintaan tertulis dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris;
Rapat Dewan Komisaris ini merupakan rapat yang bersifat segera dan/atau
strategis.
2. Tempat Pelaksanaan Rapat
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan atau di tempat di
wilayah Republik Indonesia.80
3. Penyelenggaraan Rapat melalui Sarana Elektronik81
Rapat Dewan Komisaris dapat diselenggarakan melalui media telekonferensi,
video konferensi, atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan semua
peserta rapat Dewan Komisaris saling melihat dan mendengar secara langsung
serta berpartisipasi dalam rapat.
4. Panggilan Rapat
Panggilan rapat diatur sebagai berikut:
a. Panggilan rapat Dewan Komisaris baik rapat internal maupun yang
menghadirkan Direksi, dilakukan secara tertulis oleh Komisaris Utama dan
disampaikan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum
rapat diadakan.82
80
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 6 81
UU Nomor 40 Tentang PT Pasal 77 82
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 9
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 51
b. Panggilan rapat dan penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris dapat
didelegasikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris, kecuali diatur lain oleh
rapat Dewan Komisaris .
c. Panggilan rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan acara, tanggal,
waktu, tempat rapat, agenda rapat dan melampirkan materi rapat tersebut.
d. Panggilan rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan melalui sarana elektronik
(seperti SMS, email, dan sarana elektronik lainnya) agar pemberitahuan
mengenai agenda rapat dapat lebih cepat disampaikan.
5. Agenda Rapat Susulan
Apabila terdapat usulan penambahan agenda rapat pada saat rapat akan segera
berlangsung, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Usulan agenda rapat tersebut harus dilengkapi dengan materi yang
memadai.
b. Agenda rapat susulan harus disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris
, baik yang hadir dalam rapat maupun yang tidak hadir dalam rapat. Anggota
Dewan Komisaris yang tidak hadir harus dihubungi untuk mendapatkan
persetujuan atau penolakan atas agenda susulan tersebut.
c. Apabila anggota Dewan Komisaris yang tidak hadir tidak dapat dihubungi
dalam waktu yang wajar, maka persetujuan agenda susulan tersebut
diserahkan pada keputusan peserta rapat.
6. Pimpinan Rapat
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris
Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat dipimpin oleh seorang anggota
Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.83
83
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 52
7. Pengambilan Keputusan dalam Rapat
Setiap peserta rapat Dewan Komisaris, wajib terlibat dalam setiap proses
pengambilan keputusan dalam rapat. Peserta rapat yang tidak hadir pada saat
pengambilan keputusan akan dilaksanakan harus dihubungi untuk segera
kembali mengikuti proses rapat. Jika tidak berhasil dihubungi, maka peserta
rapat tersebut dianggap menyetujui keputusan rapat yang diambil.
Keputusan rapat Dewan Komisaris ditetapkan dengan musyawarah untuk
mufakat, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan ditetapkan dengan
suara terbanyak biasa. Apabila melalui jumlah suara setuju dan tidak setuju
sama banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang sama dengan pimpinan
rapat, kecuali mengenai diri orang pengambilan keputusan dilakukan dengan
pemilihan secara tertutup.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara
dan ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan Komisarisyang diwakilinya.
Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat dan
bertanggungjawab atas hasil keputusan rapat.84
Lembar keputusan rapat harus ditandatangani oleh pimpinan rapat dan seluruh
peserta rapat yang hadir.
84
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 53
8. Pengambilan Keputusan secara Sirkuler
Dewan Komisaris mengakui bentuk rapat tanpa melalui kehadiran fisik, atau
disebut rapat sirkuler, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan yang diambil dalam bentuk rapat sirkuler bukanlah keputusan
yang bersifat strategis.
b. Bukan merupakan sebuah keputusan atas sebuah tindakan Direksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris/RUPS.
c. Permasalahan telah diketahui sebelumnya/pernah dibahas
d. Keputusan yang diambil disetujui secara tertulis oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris.
9. Perbedaan Pendapat (Dissenting Opinion)
Perbedaan pendapat (dissenting opinion) diatur sebagai berikut :
a. Perbedaan pendapat yang terjadi harus dimasukkan dalam keputusan rapat
dan anggota Dewan Komisaris yang berbeda pendapat harus
mengungkapkan alasan atas terjadinya perbedaan pendapat terhadap hasil
keputusan tersebut;
b. Perbedaan pendapat tidak berarti memberikan hak kepada anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan untuk tidak melaksanakan hasil keputusan
rapat. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun seluruh anggota
Dewan Komisaris tetap berkewajiban untuk mengikuti dan melaksanakan
keputusan rapat.
c. Dewan Komisaris secara tanggung renteng bertanbggung jawab penuh
secara pribadi apabila terbukti bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali bagi anggota Dewan
Komisaris yang melakukan perbedaan pendapat (dissenting opinion) dapat
membuktikan bahwa ia telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut.
d. Perbedaan pendapat yang dicantumkan di dalam keputusan dan risalah
rapat, dapat menjadi bukti bahwa anggota Dewan Komisaris yang
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 54
bersangkutan telah melakukan tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut dengan tidak menyetujui hasil keputusan
rapat. Hal ini berarti anggota Dewan Komisaris yang berbeda pendapat dapat
terbebas dari tuntutan atas timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut
sebagai hasil pelaksanaan keputusan rapat.
10. Risalah Rapat
Setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat, yang
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang
hadir.85 Untuk risalah rapat gabungan Dewan komisaris dan Direksi
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi yang hadir.
Risalah rapat internal maupun gabungan dibuat dan diadministrasikan oleh
Sekretaris Dewan Komisaris di tempat kedudukan Perseroan.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mendapatkan salinan risalah rapat,
terlepas apakah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan hadir atau tidak
hadir dalam rapat tersebut.86 Salinan risalah rapat gabungan diberikan juga
kepada Direksi.
a. Materi Risalah Rapat
Risalah rapat harus menggambarkan jalannya rapat, meliputi:
1) acara, tempat, tanggal, dan waktu diadakan rapat;
2) daftar hadir dan salinan surat kuasa apabila ada;
3) permasalahan yang dibahas;87
85
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 3-4 86
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 14 Ayat 4 87
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 14 Ayat 3
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 55
4) berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam
membahas permasalahan yang strategis atau materiil, termasuk yang
mengemukakan pendapat;
5) proses pengambilan keputusan;
6) keputusan yang ditetapkan;
7) perbedaan pendapat (dissenting opinion), jika ada.
8) Alasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris, jika ada.
Risalah rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh anggota
Dewan Komisaris yang tidak hadir kepada anggota Direksi lainnya, jika ada.
Risalah rapat asli dari setiap rapat Dewan Komisaris dijilid dalam kumpulan
tahunan dan disimpan di Perseroan serta harus tersedia apabila diminta oleh
setiap anggota Dewan Komisaris.88
Jumlah rapat Dewan Komisaris dan jumlah masing-masing anggota Dewan
Komisaris harus dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan.89
b. Persetujuan Risalah Rapat
Ketentuan persetujuan atas risalah rapat diatur sebagai berikut:
1) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengiriman risalah rapat, setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir
dan/atau diwakili dalam rapat Dewan Komisaris harus menyampaikan
persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya(bila ada) atas
isi risalah rapat kepada pimpinan rapat.
2) Jika keberatan dan/atau usulan perbaikan atas risalah rapat tidak diterima
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada keberatan dan/atau perbaikan terhadap risalah rapat.
88
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 14 Ayat 5 89
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 14 Ayat 6
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 56
c. Risalah untuk Rapat Dewan Komisaris yang diadakan melalui Sarana
Elektronik
Setiap penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris melalui sarana elektronik
harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua
peserta rapat Dewan Komisaris.
d. Dokumen Elektronik sebagai Media Risalah Rapat
Dokumen elektronik dapat dipakai sebagai bukti sah risalah rapat selain dari
risalah rapat yang tertulis.90
Kebijakan penggunaan dokumen elektronik sebagai dokumen Perseroan
ditetapkan Direksi dengan memenuhi persyaratan minimum penyelenggaraan
sistem elektronik di Perseroan sesuai ketentuan perundang-undangan
tentang informasi dan transaksi elektronik.91
F. PENILAIAN KINERJA DEWAN KOMISARIS
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham dengan
mekanisme pencapaian Indikator Pencapaian Kinerja (Key Performance Indicator)
Dewan Komisaris yang ditetapkan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.92
Dewan Komisaris wajib menyampaikan Laporan Triwulanan perkembangan realisasi
pencapaian indikator kinerja Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham.
G. ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS
Komite yang wajib dibentuk oleh Dewan Komisaris adalah Komite Audit, namun
Dewan Komisaris berwenang untuk membentuk 1 (satu) komite lainnya selain
90
UU ITE Pasal 5 Ayat 1-2 91
UU ITE Pasal 5 Ayat 3 92
Per MBUMN Nomor 01 Tahun 2011 Pasal 15 Ayat 2
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 57
Komite Audit, yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan
Komisaris.93
Keanggotaan Komite Audit terdiri dari seorang anggota Dewan Komisaris dan
maksimum sebanyak 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari luar
Perseroan. Anggota komite Dewan Komisaris diangkat, diberhentikan dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Ketentuan lebih lanjut mengenai komite-komite Dewan Komisaris ditetapkan oleh
Dewan Komisaris dalam piagam Komite-Komite Dewan Komisaris.
1. Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk :94
a. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem
pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan
auditor SPI.
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan
Pengawas Intern maupun auditor eksternal.
c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaannya.
d. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan.
e. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris
serta tugas-tugas Dewan Komisaris/Dewan Pengawas lainnya.
Komite Audit wajib memiliki Piagam Komite Audit. Piagam Komite Audit minimal
memuat tentang : struktur , persyaratan keanggotaan, masa jabatan, tugas dan
tanggung jawab, wewenang, rapat dan pelaporan Komite Audit.
93
Surat Wakil MBUMN Nomor 375 Tahun 2011 Butir 2 94
Per MBUMN 12 Tahun 2012 Pasal 13 Butir 1
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 58
2. Komite Pemantauan Manajemen Risiko
Komite Pemantauan Manajemen Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris
untuk:95
a. Memberikan keyakinan yang memadai atas dilaksanakannya kajian risiko
oleh Direksi atas semua kegiatan Perseroan yang memiliki potensi risiko,
serta memberikan rekomendasi tentang manajemen risiko pada Dewan
Komisaris.
b. Melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada
Sekretaris Dewan Komisaris.
c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris
yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Komite Pemantauan Manajemen Risiko wajib memiliki Komite Pemantauan
Manajemen Risiko yang berisikan sekurang-kurangnya memuat : struktur,
persyaratan keanggotaan, masa jabatan, tugas dan tanggung jawab,
wewenang, rapat dan pelaporan Komite Manajemen Risiko.
3. Sekretaris Dewan Komisaris
Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris
Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan.
Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan
Komisaris.
b. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan.
c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris baik surat masuk, surat
keluar, risalah rapat maupun dokumen lainnya.
d. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris.
95
Best Practice
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 59
e. Menyusun Rancangan Laporan-laporan Dewan Komisaris.
f. Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris
Selain melaksanakan tugas tersebut diatas, Sekretariat Dewan Komisaris selaku
pimpinan Sekretariat, melaksanakan tugas lainnya seperti berikut :
a. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi Peraturan perundang-
undangan serta menerapkan prinsip-prinsip GCG.
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara
berkala dan atau sewaktu-waktu apabila diminta.
c. Mengkoordinasikan anggota Komite, jika diperlukan dalam rangka
memperlancar tugas Dewan Komisaris.
d. Sebagai penghubung (liaison officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.
Dalam rangka tertib administrasi dan pelaksanaan tata kelola Perusahaan yang
baik, Sekretariat Dewan Komisaris wajib memastikan dokumen penyelenggaraan
kegiatan tersimpan dengan baik di Perusahaan.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 60
BAB IVBAB IVBAB IVBAB IV
PENGGUNAAN WAKTU, SARANA DAN FASILITAS PENGGUNAAN WAKTU, SARANA DAN FASILITAS PENGGUNAAN WAKTU, SARANA DAN FASILITAS PENGGUNAAN WAKTU, SARANA DAN FASILITAS
PERPERPERPERUSAHAAN USAHAAN USAHAAN USAHAAN
A. PENGGUNAAN WAKTU
Penggunaan waktu oleh Direksi dan Dewan Komisaris diatur berdasarkan prinsip-
prinsip:
1. Direksi harus menggunakan jam kerjanya, sarana dan fasilitas Perseroan
semata-mata untuk kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan Perseroan.
2. Aktivitas Direksi di luar Perseroan yang tidak secara langsung berhubungan
dengan kepentingan Perseroan seperti : mengajar, mengurus asosiasi bisnis dan
sejenisnya, diperkenankan dengan menggunakan waktu yang wajar dan
sepengetahuan Direktur Utama atau Direksi lainnya.
B. PENYEDIAAAN , PENGGUNAAN TUNJANGAN dan FASILITAS
Prinsip-prinsip yang mendasari penyediaan tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan
Dewan Komisaris adalah :
1. Disesuaikan dengan kondisi dan kinerja Perseroan.
2. Azas kepatutan dan kewajaran dibandingkan dengan industri sejenis.
3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Jenis dan besarnya tunjangan dan fasilitas ditetapkan oleh RUPS.
5. Penggunaan sarana dan fasilitas milik Perseroan untuk kepentingan pejabat
Pemerintah, tamu Perseroan dan kepentingan lainnya dimungkinkan dengan
tetap berpatokan kepada aturan yang berlaku untuk sarana dan fasilitas tersebut.
6. Penggunaan sarana dan fasilitas untuk kepentingan Pemerintah harus mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 61
7. Direksi tidak boleh memberikan sumbangan untuk partai politik maupun
organisasi masyarakat pendukungnya.
C. PERJALANAN DINAS
Pemberian sarana akomodasi, transportasi dan tunjangan-tunjangan perjalanan
dinas di dalam maupun ke luar negeri didasarkan pada prinsip-prinsip:
1. Perjalanan dinas semata-mata untuk kegiatan dan kepentingan Perseroan.
2. Fasilitas transportasi dan akomodasi disesuaikan dengan kemampuan
Perseroan, dengan memperhatikan aspek kepatutan, dukungan terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga citra Perseroan.
3. Persetujuan perjalanan dinas dalam negeri bagi anggota Direksi diberikan oleh
Direktur Utama, sedangkan persetujuan perjalanan dinas ke luar negeri diberikan
oleh Komisaris Utama.
4. Perjalanan dinas di dalam dan ke luar negeri bagi anggota Dewan Komisaris
didasarkan atas kebutuhan Perseroan dan kejelasan maksud dan tujuan
perjalanan tersebut.
5. Jenis alat transportasi, penyediaan akomodasi dan besarnya tunjangan
perjalanan dinas bagi Direksi dan Dewan Komisaris diatur lebih lanjut dengan
keputusan Direksi.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 62
BAB V
PENUTUP
Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) ini berlaku setelah mendapat
persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris.
Setiap perubahan materi Board Manual ini harus mendapat persetujuan Dewan
Komisaris.
Peninjauan ulang Board Manual secara teratur diperlukan untuk menjamin kesesuaian
terhadap perubahan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar serta
perkembangan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 63
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS DIREKTUR
A. Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut :96
1. Berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi.
2. Memimpin rapat setiap rapat Direksi.
3. Menunjuk salah seorang Direktur untuk memimpin rapat Direksi apabila Direktur
Utama berhalangan.
4. Mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan.
5. Apabila Direktur Utama berhalangan karena sebab yang tidak direncanakan
apapun, maka segera Direktur yang tertua dalam jabatan sebagai anggota
Direksi Perseroan dan atau atas kesepakatan Direksi yang tersisa bertindak atas
nama Direksi menunjuk salah seorang Direksi bertindak atas nama Direktur
Utama dan segera melaporkan kepada Dewan Komisaris.
6. Menetapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
B. Tugas Direktur Teknik adalah sebagai berikut :
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam menjalankan tugas memimpin
keseluruhan kegiatan dan tata laksana Direktorat Teknik.
2. Menyusun rencana dan melaksanakan pengelolaan kegiatan disain konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan prasarana pelabuhan, fasilitas dan peralatan
penunjang lainnya.
3. Menyusun rencana dan melaksanakan pengelolaan kegiatan disain konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan sarana dan perlengkapan kapal agar selalu dalam
kondisi baik dan siap operasi.
4. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan fasilitas serta peralatan
penunjang lainnya.
96
Sesuai draft dari tim counterpart GCG
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 64
5. Mengadakan analisa dan evaluasi perawatan dan pemeliharaan prasarana dan
fasilitas serta peralatan penunjang lainnya.
6. Mengadakan analisa dan evaluasi perawatan dan pemeliharaan sarana dan
perlengakapan kapal.
7. Membina dan mengendalikan peningkatan efisiensi dan efektivitas pemeliharaan
dan perawatan sarana serta kelengkapan dan perlengkapannya, prasarana dan
fasilitas serta peralatan penunjang lainnya.
8. Menyusun sistem dan prosedur serta standarisasi pemeliharaan dan perawatan
kapal, pelabuhan, sarana, prasarana dan fasilitas serta peralatan.
9. Membina dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan perawatan kapal ,
pelabuhan, sarana, prasarana dan fasilitas serta peralatan teknik pada unit kerja
cabang.
10. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan kegiatan pengelolaan
Direktur Teknik.
11. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan seluruh kegiatan
Direktorat dengan unit-unit kerja di lingkungan Perseroan dalam rangka
menyiapkan rencana dan melaksanakan kegiatan pengelolaan Direktorat Teknik.
12. Melakukan pemantauan dan merumuskan antisipasi terhadap perkembangan
teknologi .
13. Menyusun dan menyiapkan laporan baik berkala maupun sewaktu-waktu hasil
kegiatan pengelolaan Direktorat Teknik.
14. Melakukan pengawasan secara efektif terhadap semua kegiatan Direktorat
Teknik agar sesuai dengan perencanaannya.
C. Tugas Direktur Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam menjalankan tugas memimpin
keseluruhan kegiatan dan tata laksana Direktorat Keuangan.
2. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Keuangan.
3. Melaksanakan pengelolaan keuangan Perseroan.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 65
4. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dan menyiapkan
bahan RJPP.
5. Menyediakan dan mengembangkan dana Perseroan.
6. Menyusun sistem dan prosedur akuntansi, standarisasi biaya dan laporan
keuangan serta perhitungan laba/rugi Perseroan.
7. Menyiapkan dan menyelenggarakan administrasi dokumen/bukti pendukung
transaksi keuangan meliputi : buku harian, buku besar, buku jurnal, buku utang-
piutang, buku persediaan da buku lainnya yang diperlukan Perseroan.
8. Mengadakan analisa dan evaluasi laporan keuangan.
9. Membina dan mengendalikan peningkatan efisiensi sumber dana keuangan
Perseroan.
10. Menyusun daftar inventaris, barang/bahan persediaan, ekspedisi serta
melaksanakan penghapusan asset yang tidak produktif sesuai ketentuan.
11. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan seluruh
kegiatan Direktorat deng kerja unit-unit di lingkungan Perseroan dalam rangka
menyiapkan rencana dan pengelolaan kegiatan Direktorat Keuangan.
12. Melakukan pemantauan dan merumuskan antisipasi terhadap faktor luar yang
berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan Perseroan.
13. Menyiapkan Laporan pertanggung jawaban atas segala keterangan tentang
keadaan dan jalannya Perseroan termasuk laporan keuangan, baik dalam
bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala ataupun setiap kali diminta oleh
Pemegang Saham.
14. Menyajikan laporan dan analisa laporan kerja sesuai standard an rasio-rasio
keuangan yang diperlukan Perseroan sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku.
15. Melakukan pengawasan secara efektif terhadap semua kegiatan Direktorat
Keuangan agar sesuai dengan perencanaannya.
D. Tugas Direktur SDM dan Umum adalah sebagai berikut :
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 66
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam menjalankan tugas memimpin
keseluruhan kegiatan dan tata laksana Direktorat SDM dan Umum.
2. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat SDM dan Umum.
3. Melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia dan pengelolaan administrasi
material Perseroan.
4. Menyusun sistem dan informasi manajemen SDM dan sistem administrasi
material Perseroan.
5. Menyiapkan bahan dan informasi untuk kelancaran penyusunan RJPP.
6. Menyusun sistem administrasi perkantoran.
7. Menyusun sistem dan prosedur pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia, sistem kompensasi dan balas jasa serta pensiun dan jaminan hari tua
pegawai Perseroan.
8. Menyusun sistem dan prosedur organisasi dan pengembangan tata laksana
Perseroan.
9. Menyusun formasi, kualifikasi, kuantitas dan alokasi kebutuhan sumber daya
manusia Perseroan.
10. Menyusun sistem dan menyelenggarakan kegiatan administrasi serta tata usaha
Perseroan.
11. Menyusun ketentuan-ketentuan peraturan kepegawaian, termasuk penetapan
gaji, pensiun, jaminan tunjangan hari tua dan penghasilan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keputusan RUPS.
12. Menyiapkan administrasi pengelolaan, pengangkatan, pemberhentian, mutasi,
penghargaan dan sanksi serta penilaian pegawai Perseroan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku.
13. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan
luar pengadilan kepada atau beberapa orang anggota Direksi yang ditunjuk atau
kepada seseorang atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri
maupun bersama-sama atau kepada orang atau badan lain atas petunjuk
Direktur Utama.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 67
14. Menyelesaikan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurusan maupun
pemilikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar yang
ditetapkan RUPS berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
15. Menyusun rancangan Keputusan Direksi, menangani dan menyelesaikan
masalah-masalah hukum, surat perintah kerja dan asuransi serta perjanjian-
perjanjian/kontrak-kontrak Perseroan dengan pihak lain dan atau antara pihak
lain Perseroan.
16. Menandatangani kontrak kerja pekerja Perusahaan sesuai dengan kebutuhan
Perseroan, menandatangani cuti bagi para pegawai, para Kasubdit, para
pengawas Pembantu dan para Kepala Cabang, menandatangani Penilaian
Karya Pegawai (PKP) bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan dan atau
yang dipekerjakan.
17. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan seluruh
kegiatan Direktorat dengan unit-unit kerja di lingkungan Perseroan dalam rangka
menyiapkan rencana dan pengelolaan kegiatan Direktorat SDM dan Umum.
18. Melakukan pemantauan dan merumuskan antisipasi terhadap faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan sumber daya manusia.
19. Menyusun laporan berkala kegiatan mingguan, bulanan, dan tahunan serta
laporan sewaktu-waktu setiap kali diminta oleh Pemegang Saham sesuai
ketentuan Perusahaan.
20. Melakukan pengawasan secara efektif terhadap semua kegiatan Direktorat SDM
dan Umum agar sesuai dengan perencanaannya
E. Tugas Direktur Usaha Penyeberangan adalah sebagai berikut :
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam menjalankan tugas memimpin
keseluruhan kegiatan dan tata laksana Direktorat Usaha Penyeberangan.
2. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran Direktorat Usaha Penyeberangan.
3. Melaksanakan pengelolaan usaha penyeberangan Perseroan.
4. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dan menyiapkan
bahan RJPP.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 68
5. Menyusun sistem dan prosedur serta kebijakan terkait dengan usaha
penyeberangan Perseroan.
6. Menyusun road map to zero accident dalam penyelenggaraan usaha
penyeberangan.
7. Menyusun tingkat pelayanan (level of service) pada setiap segmen dalam usaha
penyeberangan.
8. Menyusun Harga Pokok Produksi untuk setiap kapal dan lintasan serta selalu
melakukan review untuk penyesuaiannya
9. Menyusun fleet plan penempatan kapal agar diperoleh pendapatan yang
maksimal dan biaya yang minimal dengan tetap memperhatikan faktor
keselamatan dan pelayanan.
10. Merencanakan, mengusulkan, membahas dan melaksanakan kontrak untuk
melayani lintas keperintisan dengan target minimal BEP.
11. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan seluruh
kegiatan Direktorat dengan unit-unit kerja di lingkungan Perseroan dalam
rangka menyiapkan rencana dan pengelolaan kegiatan Direktorat Usaha
Penyeberangan.
12. Melakukan pemantauan dan merumuskan antisipasi terhadap faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan Perseroan.
13. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban atas segala keterangan tentang
keadaan dan jalannya Perseroan termasuk laporan produksi dan pendapatan,
baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala ataupun setiap kali
diminta oleh Pemegang Saham.
14. Mewujudkan pengembangan usaha penyeberangan secara berkelanjutan.
15. Meningkatkan pengendalian pendapatan maupun biaya sehingga diperoleh hasil
usaha yang optimal
16. Melakukan pengawasan secara efektif terhadap semua kegiatan Direktorat
Usaha Penyeberangan agar sesuai dengan perencanaannya.
F. Tugas Direktur Usaha Pelabuhan :
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 69
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam menjalankan tugas memimpin
keseluruhan kegiatan dan tata laksana Direktorat Usaha Pelabuhan.
2. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran Direktorat Usaha Pelabuhan.
3. Melaksanakan pengelolaan usaha penyeberangan Perseroan.
4. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dan menyiapkan
bahan RJPP.
5. Menyusun sistem dan prosedur serta kebijakan terkait dengan Usaha
Pelabuhan.
6. Menyusun road map to zero accident dalam penyelenggaraan Usaha Pelabuhan.
7. Menyusun tingkat pelayanan (level of service) pada setiap segmen dalam Usaha
Pelabuhan.
8. Menyusun Harga Pokok Produksi untuk setiap pelabuhan dan selalu melakukan
review untuk penyesuaiannya
9. Menggerakkan bisnis aneka usaha jasa dan kerjasama seca maksimal
10. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan seluruh
kegiatan Direktorat dengan unit-unit kerja di lingkungan Perseroan dalam
rangka menyiapkan rencana dan pengelolaan kegiatan Direktorat Usaha
Pelabuhan.
11. Melakukan pemantauan dan merumuskan antisipasi terhadap faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan Perseroan.
12. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban atas segala keterangan tentang
keadaan dan jalannya Perseroan termasuk laporan produksi dan pendapatan,
baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala ataupun setiap kali
diminta oleh Pemegang Saham.
13. Mewujudkan pengembangan Usaha Pelabuhan secara berkelanjutan.
14. Meningkatkan pengendalian pendapatan maupun biaya sehingga diperoleh hasil
usaha yang optimal
15. Melakukan pengawasan secara efektif terhadap semua kegiatan Direktorat
Usaha Pelabuhan agar sesuai dengan perencanaannya.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 70
Lampiran 2
CONTOH SURAT KUASA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jabatan : Direktur …………….. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA
Dengan ini memberikan kuasa kepada :
Nama :
Jabatan : Direktur ……………..PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA
Untuk dan atas nama serta mewakili PEMBERI KUASA dalam rapat Direksi yang
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Kuasa ini diberikan untuk :*
a. Menghadiri rapat tersebut.
b. Mengadakan pembicaraan serta mengeluarkan suara dalam rapat tersebut.
c. Mengambil keputusan-keputusan.
d. Menandatangani surat-surat berkaitan dengan rapat tersebut.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 71
Terhadap agenda rapat, dengan ini PEMBERI KUASA menyatakan sebagai berikut :**
e. Menerima seluruh agenda rapat untuk dibahas.
f. Mohon agenda rapat yang saya sebut di bawah ini untuk tidak dibahas dengan
alasan-alasan sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian untuk diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
Dibuat di :
Tanggal :
PEMBERI KUASA PENERIMA KUASA
Materai Rp 6000,-
----------------------------- ---------------------------
*) Hal yang tidak dikuasakan, mohon dicoret
**) Coret yang tidak dipilih
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 72
Lampiran 3
CONTOH
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN (PERIODE)
PT ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama :
Alamat Kantor :
Alamat Domisili :
Nomor Telepon :
Jabatan : Direktur Utama PT ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
2. Nama :
Alamat Kantor :
Alamat Domisili :
Nomor Telepon :
Jabatan : Direktur Keuangan PT ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
Menyatakan bahwa :
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan
Perusahaan.
2. Laporan Keuangan Perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Semua informasi dalam Laporan Keuangan Perusahaan telah dimuat secara
lengkap dan benar.
Board Manual PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 73
4. Laporan Keuangan Perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta material
yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material.
5. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta :……………….
DIREKTUR UTAMA DIREKTUR KEUANGAN
Materai Rp 6000,-
------------------------------ ----------------------------------