ahsf

18
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI KONSUMEN Secara etimologi bahasa atau asal usul kata. Psikologi konsumen berasal dari penggabungan dua kata, yakni psikologi serta konsumen. Adapun kedua jenis kata tersebut bisa juga dikatakan memiliki makna yang bersebrangan dari dua ilmu yang berbeda bidang. Yakni ilmu ekonomi serta ilmu psikologi. Namun melebur menjadi satu membentuk satu pengertian tersendiri.Psikologi konsumen dapat dikupas satu persatu seperti hal berikut. Psikologi dan konsumen. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala bentuk pengetahuan yang berkenaan dengan kejiwaan manusia. Baik cara pengamatan, pembahasan, pembagian maupun pengevaluasian. Yang berhubungan dengan berbagai hal tentang kejiwaan manusia. Sedangkan konsumen merupakan orang atau kelompok dalam suatu masyarakat. Yang melakukan kegiatan pemakaian atau pemanfaatan suatu barang atau jasa. Kegiatan ini dikenal luas dengan sebutan konsumsi. Konsumen adalah pihak terakhir dari serangkaian panjang proses produksi suatu barang atau jasa. Sehingga apabila disatukan makna psikologi konsumen memiliki pengertian ilmu yang mempelajari kejiwaan dan kecenderungan para konsumen atau pemakai suatu barang dan jasa. Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa psikologi konsumen adalah sebuah ilmu tentang motivasi dan perilaku psikologis seseorang dalam usaha mereduksi suatu barang atau jasa melalui kegiatan konsumsi (pembelian). 2.2 MANFAAT PSIKOLOGI KONSUMEN BAGI USAHA

Upload: faris-abdullah

Post on 02-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: ahsf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI KONSUMEN 

Secara etimologi bahasa atau asal usul kata. Psikologi konsumen berasal dari

penggabungan dua kata, yakni psikologi serta konsumen. Adapun kedua jenis kata tersebut bisa

juga dikatakan memiliki makna yang bersebrangan dari dua ilmu yang berbeda bidang. Yakni ilmu

ekonomi serta ilmu psikologi. Namun melebur menjadi satu membentuk satu pengertian

tersendiri.Psikologi konsumen dapat dikupas satu persatu seperti hal berikut. Psikologi dan

konsumen. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala bentuk pengetahuan yang

berkenaan dengan kejiwaan manusia. Baik cara pengamatan, pembahasan, pembagian maupun

pengevaluasian. Yang berhubungan dengan berbagai hal tentang kejiwaan manusia.

Sedangkan konsumen merupakan orang atau kelompok dalam suatu masyarakat. Yang

melakukan kegiatan pemakaian atau pemanfaatan suatu barang atau jasa. Kegiatan ini dikenal luas

dengan sebutan konsumsi. Konsumen adalah pihak terakhir dari serangkaian panjang proses

produksi suatu barang atau jasa.  Sehingga apabila disatukan makna psikologi konsumen memiliki

pengertian ilmu yang mempelajari kejiwaan dan kecenderungan para konsumen atau pemakai

suatu barang dan jasa.

Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa psikologi konsumen adalah sebuah ilmu

tentang motivasi dan perilaku psikologis seseorang dalam usaha mereduksi suatu barang atau jasa

melalui kegiatan konsumsi (pembelian).

2.2 MANFAAT PSIKOLOGI KONSUMEN BAGI USAHA

Adapun manfaat dari mengetahui atau mempelajari psikologi konsumen adalah pengelola sebuah

usaha (toko, perusahaan, usaha jasa, dan lain sebagainya) akan mampu memahami dan

menganalisa kecenderungan konsumen terhadap produk yang dimiliki dan diusahakannya.

Psikologi konsumen dalam mereduksi barang atau jasa ini tak pernah terlepas dari beberapa proses

tahap keputusan yang mendahuluinya, seperti tahap sebelum pembelian, saat pembelian, dan

setelah pembelian. Hal ini terjadi pada saat suatu usaha sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun tahap-tahap keputusan tersebut bukan harga mutlak sebagai dasar pengambilan

keputusan atau kebijaksanaan sang pengelola. Setidaknya bisa menjadi suatu acuan bagi

pelaksanaan operasional usaha di langkah berikutnya.

Page 2: ahsf

2.3 TAHAPAN PSIKOLOGI KONSUMEN BAGI PENGELOLA TOKO

Sejatinya, pengelola toko adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam usaha

pemaksimalan omzet toko atau perusahaannya. Naik turunnya pendapatan toko atau perusahaan

bergantung pada seberapa besar usaha mereka untuk memanfaatkan psikologi konsumen ini.

Beberapa ahli psikologi dan ekonomi menyebutkan. Bahwa perilaku pembelian yang dilakukan

konsumen dipengaruhi dua hal. 20% Disebabkan oleh kebutuhan dan 80% dipengaruhi oleh

emosi. Bertolak dari pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut, ada beberapa cara yang bisa

dilakukan oleh pengelola toko untuk mempengaruhi psikologi konsumen, yakni sebagai berikut.

1. Pemanfaatan Tahap Sebelum Pembelian

Pengelola toko yang pintar mampu mempengaruhi psikologi konsumen sesaat sebelum konsumen

itu mengambil keputusan membeli. Ingat, 80 persen keputusan pembelian itu dipengaruhi oleh

emosi. Dengan demikian, pelayanan baik saat memberikan sambutan yang datang ke toko akan

menjadi sesuatu yang sangat berandil besar.

Pelayanan yang baik tersebut bisa dilakukan dengan sangat mudah -meski praktiknya agak sulit-

oleh pengelola toko. Cukup dengan menerapkan prinsip 3S, yaitu senyum, sapa, dan santun. Maka

untuk sesaat emosi konsumen akan sangat terpengaruh. Bukan mustahil jika kebanyakan

konsumen akan memutuskan melakukan pembelian di toko Anda, hanya karena sebagai bentuk

penghargaan atas pelayanan yang baik ini.

2. Pemanfaatan Tahap Saat Melakukan Pembelian

Tahap saat melakukan pembelian ini lebih tepatnya adalah pada saat transaksi atau saat

pembayaran di area kassa. Pengelola toko yang pintar, dalam hal ini kasir, sebenarnya masih bisa

“bermain” dengan emosi konsumen. Sehingga masih memungkinkan ada barang lain yang akan

dibeli sebagai tambahan.

Cara “memainkan” emosi konsumen saat pembayaran di area kassa dinamakan proses up

selling. Up selling adalah suatu proses penawaran yang diberikan oleh kasir kepada konsumen

yang tengah melakukan transaksi pembayaran. Tanpa mengganggu proses transaksi, si kasir

berusaha menawarkan suatu barang yang sedang mendapatkan promo turun harga. Atau juga

promo buy one get one dan penawaran suatu barang atau produk baru.

Keberhasilan “mempermainkan” emosi dengan cara ini mampu mengubah keputusan membeli

konsumen. Ya, konsumen yang terpengaruh oleh tawaran kasir akan memutuskan untuk membeli

Page 3: ahsf

barang yang di-up selling-kan tadi meski sebenarnya si konsumen tidak membutuhkan barang

tersebut.

3. Pemanfaatan Tahap Setelah Pembelian

Cara yang dilakukan pengelola toko pada tahap ini memang hampir sama dengan tahap sebelum

melakukan pembelian. Yakni memberikan pelayanan terbaik pada konsumen. Ya, 3S. Namun,

tujuannya agak berbeda. Tahap pertama dilakukan untuk memberikan kenyamanan konsumen

yang akan berbelanja. Pada tahap ini, dilakukan sebagai cara untuk “mengikat” konsumen agar

menjadikannya konsumen loyal bagi toko Anda.

Tips-tips Tambahan Bagi Pengelola Toko

Setelah Anda mengerti beberapa tahapan yang dapat Anda kreasikan sebagai seorang pengelola

toko, misalnya. Maka Anda disarankan untuk melakukan pula beberapa hal tambahan, yang dapat

memberi nilai lebih kepada toko Anda. Beberapa tips menarik berikut semoga dapat membantu

Anda :

1. Ambil intisari dari penemuan para ahli. Di mana, seseorang mengambil keputusan untuk

membeli suatu barang berdasarkan : 40% karena kebutuhan, dan 60%

karena cerita/saran/promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut. Oleh para konsumen

yang pernah merasakan berbelanja di toko Anda. Sehingga, menjalin hubungan baik

dengan berbagai kalangan, berbagai tipe konsumen adalah sangat membantu.

2. Ketika pada tahapan saat pembelian tengah berlangsung. Anda dapat meningkatkan up

selling toko Anda, dengan misalnya memajang berbagai produk-produk toko pada area

kasir. Sehingga meski transaksi sudah berjalan, konsumen tetap memiliki waktu untuk

berpikir membeli beberapa barang yang mungkin terlihat menarik karena didisplay dengan

sangat baik di kasir.

3. Gunakan strategi menjemput bola. Mungkin saat ini bukan lagi saatnya, penjual ataupun

pengelola toko hanya menjalankan toko dan usaha secara konvensional saja. Ada baiknya

strategi menjemput bola dijalankan. Lakukan kegiatan pro-aktif. Semisal membuat

selebaran tentang diskon-diskon di toko Anda, mengumpulkan nomer kontak konsumen

dan sesekali menelpon mereka menawarkan jenis barang baru atau sistem pelayanan baru

di toko Anda. Dan lain sebagainya.

4. Bersikap jujur, ramah dan terbuka. Jangan hanya karena mengharap untung besar, namun

Anda justru membuka celah kebohongan bagi diri Anda sendiri. Konsumen sekarang sudah

sangat pintar. Alih-alih menerapkan pemanfaatan psikologi konsumen, justru konsumen

Page 4: ahsf

Anda dapat segera hengkang dalam waktu tidak lama, apabila merasa Anda sudah tidak

lagi jujur.

Penerapan 3S, senyum, sapa dan santun, yang tetap berkesinambungan. Jangan sebagai pengelola

toko hanya merasa perlu untuk tersenyum pada saat konsumen bermaksud membayar hutang Anda

saja. Atau cemberut pada saat ada konsumen yang hanya memberi satu macam barang saja di toko

Anda. Namun terapkanlah 3S secara konsisten.

2.4 MELIHAT KONSUMEN DARI KARAKTERISTIKNYA.

Peneliti lain mencoba untuk membentuk segmen dengan melihat pada respon konsumen

(consumers responses) untuk mencari manfaat (benefit), menggunakan kesempatan (use

occasions) atau merek. Begitu segmen dibentuk peneliti melihat apakah perbedaan

karakteristik konsumen terkait dengan respon konsumen pada setiap segmen. Sebagai contoh

peneliti mungkin menguji apakah pembeli yang menginginkan kualitas vs harga rendah didalam

pembelian sebuah mobil berbeda dalam segmen geografis, demografis dan psikografis mereka.

Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode

tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu cara dalam

mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan sembilan

kategori berikut :

1. Segmen geografis,

Pada segmen geografis pasar dibagi berdasarkan lokasi. Teori dibelakang strategi ini adalah bahwa

masyarakat yang hidup pada daerah yang sama mempunyai sejumlah kebutuhan dan keinginan

dan ingin berbeda dengan masyarakat yang tinggal pada daerah lainnya. Segmen geografis

membagi pasar kedalam unit/satuan geografis yang berbeda seperti bangsa, negara,

daerah/regional, propinsi, kota dan seterusnya. Perusahaan bisa memutuskan untuk beroperasi di

satu atau beberapa daerah geografis atau beroperasi disemua daerah geografis akan tetapi

memberikan perhatian pada variasi lokal dalam kebutuhan dan preferensi geografis. Contoh mie

instan Nissin dari Jepang dijual disebagian besar negara di Asia akan tetapi disesuaikan dengan

kebutuhan regional (customized regionally). Di India dimana penduduknya berbedadengan

Jepang, masyarakatnya tidak menggunakan chopsticks, maka bakminya dipotong pendek (tidak

panjang-panjang) dan tidak menggunakan aroma daging sapi.

2. Segmen demografis,

Dapat dipisahkan berdasarkan variabel demografis seperti : usia, jenis kelamin, agama, suku,

kebangsaan, pendidikan dan kepadatan penduduk. Variabel demografi merupakan dasar paling

Page 5: ahsf

populer untuk membedakan kelompok konsumen. Demografis membantu lokasi sebuah pasar

sasaran, meliputi ciri-ciri psikologis dan sociocultural yang membantu menjelaskan bagaimana

anggota masyarakat memikirkan dan bagaimana mereka merasakan. Informasi demografis

kadang-kadang sangat muydah untuk diakses dan biaya perjalanan menjadi sangat efektif untuk

mengidentifikasi sebuah pasar sasaran.

3. Segmen psikologis

Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari konsumer individual.

Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada valiabel psikologis yang spesifik.

Segmen psikologis dapat dibagi ke dalam kelompok berbeda, seperti : motivasi mereka,

kepribadian, persepsi, pembelajaran dan sikap.

4. Segmen psychographic

Didalam segmentasi psikografis, konsumen dibagi kedalam kelompok berbeda berdasarkan kelas

sosial, gaya hidup dan atau kepribadian (personality). Orang didalam kelompok demografis yang

sama dapat menunjukan profil psikografis yang berbeda.

a. Kelas sosial (social class)

Kelas sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap preferensi perorangan dalam hal

mobil, pakaian, peralatan rumah tangga, kegiatan santai (leisure activities), kebiasaan

membaca, tempat berbelanja. Banyak perusahaan mendesain produk atau jasa untuk

kelas sosial khusus, misalnya yang berpenghasilan sebulannya diatas Rp.50 juta.

b. Gaya hidup (life style)

Gaya hidup sesorang sangat mempengaruhi jenis produk yang disenangi. Kenyataan

menunjukan bahwa produk yang dikonsumsi (dipergunakan/dikonsumsi) mengekspresikan

gaya hidup mereka, para konsumen. Para pemasar membentuk segmen pasar

berdasarkan gaya hidup konsumen.

c. Kepribadian (personality)

Pemasar sering menggunakan kepribadian sebagai dasar segmentasi. Para pemasar

membuat produk mereka dengan merek kepribadian yang sesuai atau berpedoman

dengan kepribadian konsumen. Apple berhasil di Jepang karena mampu menyamakan

kepribadian produk/merek dengan kepribadian konsumen (pengguna komputer).

Page 6: ahsf

5. Segmen sosiocultural,

Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosio kultural,

menyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses

dibagi lagi dalam segment sesuai dengan tahap pada :

a. Daur hidup keluarga,

b. Kelas sosial,

c. Budaya dan sub budaya dan

d. Lintas budaya atau sementasi pemasaran global.

6. Segmen hubungan menggunakan

Sebuah cara ekstrim yang populer dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori konsumen

dengan persyaratan produk, jasa dan kategori penggunaan merek, seperti tingkat penggunaan,

tingkat kesadaran dan persetujuan terhadap loyalitas merek.

a. Tingkat penggunaan : perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna

ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus.

b. Tingkat kesadaran : kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk,

kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut

semua aspek kesadaran.

c. Loyalitas merek : kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang

mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa

langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam

populasi yang lebih besar.

7. Segmen situasi penggunaan

Pemasar mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen

akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang fokus pada

situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi berdasarkan

kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk, misalnya minuman

beraroma coklat seperti Milo, Ovaltine dan lain-lain biasanya sering diminum pada waktu sarapan

pagi. Perusahaan berusaha melakukan promosi supaya minuman yang diproduksinya juga

diminum pada siang dan malam hari.

Page 7: ahsf

8. Segmen benefit

Bentuk segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat

berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara konstan

mencoba mengidentifikasi sebuah keuntungan paling penting dari produk atau jasa yang akan

menjadi sangat berarti bagi konsumer. Contoh keuntungan yang biasa digunakan mencakup

pembersih gigi (Oral-B), protection of data (Norton Antivirus). Sebuah studi yang menguji apakah

yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro atau craft beer, teridentifikasi lima

keuntungan strategic brand yaitu :

a. Fungsional (contoh kualitas)

b. Nilai uang

c. Manfaat sosial

d. Manfaat emosi positif

e. Manfaat emosi negatif

Sementasi benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori

produk yang sama. Kasus klasik segmentasi manfaat adalah pasar untuk pasta gigi yang bisa

menghasikan gigi putih dan sebuah artikel menganjurkan, bahwa jika konsumen yang secara aktif

bersosialisasi, mereka ingin sebuah pasta gigi yang bisa menghasilkan gigi putih dan nafas segar,

jika mereka perokok, mereka ingin pasta gigi yang membersihkan kotoran.

9. Segmen hybrid

Pemasar secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen

berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna bagi ketika

seorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian, tujuan dan

ketertarikan) bisa diisolasi di mana mereka hidup. Segmen lintas budaya & global marketing

merupakan segmen geodemo grafis.

Page 8: ahsf

Berikut 10 karakteristik umum Orang Indonesia:

1) Memiliki pola pikir jangka pendek.

2) Tidak memiliki perencanaan.

3) Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.

4) Tidak adaptif dengan teknologi baru.

5) Fokus pada konten bukan pada konteks

6) Menyukai barang-barang produksi luar negeri.

7) Semakin memperhatikan masalah keagamaan.

8) Suka pamer dan gengsi.

9) Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.

10) Kurang mempedulikan lingkungan

2.5 PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk

memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap

sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen

akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian,

konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen

melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang

produk setelah digunakan. 

Konsumen sendiri dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran

yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer,

buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya

ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,

demografi, psikografi, dan perilaku. 

Perilaku konsumen juga merupakan tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat

mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu

produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat

keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi

suatu barang. 

Page 9: ahsf

Dua wujud konsumen:

1.Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk

penggunaannya sendiri.

2.Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa

untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Konsep untuk mengenali konsumen:

A.Production concept

Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah.

Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi

yang intensif.

B.Product concept 

Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki

kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.

C.Selling concept

Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk

diproduksi.

D.Marketing concept

Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya,

kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing

concept.

E.Market segmentation

Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.

F.Market targeting

Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.

G.Positioning

Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran

konsumen. 

Page 10: ahsf

2.6 PERILAKU KONSUMEN

Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :

1.Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat

diukur dengan satu satuan. Misalnya uang.

2.Pendekatan Inddifferences Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasaan konsumen

tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan

lebih tinggi atau lebih rendah. 

Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :

a.Utility bisa diukur dengan uang

b.Hokum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa

“semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan yang dikonsumsikan akan

menurun”.

c.Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. 

Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang

tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari

pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu. 

2.7 PERIKLANAN

Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan penjualan. Inti dari berjualan

adalah membujuk dan meyakinkan orang lain untuk menerima dan melakukan hal-hal yang

disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi informasi dan fungsi

persuasif. Tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh:

1) daya penarik perhatian

2) interes dan sikap calon konsumen

3) nilai sugesti dari iklan

4) motivasi calon konsumen.

Page 11: ahsf

Motif seseorang untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan, sangat bervariasi.

Biasanya sulit untuk mengetahui motif yang sesungguhnya, ada berbagai motif membeli yang

menurut seorang psikolog, Vance Packard, kebanyakan motif pembelian berkisar antara

mencari kekayaan dan pangkat.

Di dalam kegiatan menjual membeli sering terjadi perbedaan persepsi. Untuk mengamalkan

persepsi perlu dilakukan beberapa hal meliputi, tujuan pemberian informasi, tugas dalam

penyampaian informasi, metode komunikasi, alat alat yang digunakan, cara cara

penyampaian, informasi, wadah atau organisasi dan personil, lokasi dan tempat operasi,

waktu dan lamanya pelaksanaan, penanganan hambatan yang mungkin timbul, sistem

pengawasan dan pengendalian.  Tingkah laku konsumen banyak dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik seperti, jenis kelamin, usia,watak, status, sosial ekonomi, serta

lokasi tempat tinggal.

Page 12: ahsf

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan yang kelompok kami bahas dan yang sudah di presentasikan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. psikologi konsumen adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang motivasi dan

perilaku psikologis seseorang dalam usaha mereduksi suatu barang atau jasa melalui

kegiatan konsumsi (pembelian).

2. Dari data diatas kami dapat menarik kesimpulan mengenai pemanfaatan tahapan yang

bisa dilakukan oleh pengelola toko untuk mempengaruhi psikologi konsumen, yakni

sebagai berikut :

a) Pemanfaatan Tahap Sebelum Pembelian

b) Pemanfaatan Tahap Saat Melakukan Pembelian

c) Pemanfaatan Tahap Setelah Pembelian

3. Dua wujud konsumen antara lain sebagai berikut :

a. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa

untuk penggunaannya sendiri.

b. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

kedua wujud konsumen itu sebenarnya saling berhubungan yang

membedakannya adalah keggunaannya.

Page 13: ahsf

DAFTAR PUSTAKA

http://psikologikonsumen.blogspot.com/2010/09/pengertian-dan-perilaku-psikologi.html

http://tentangretail.blogspot.com/2012/06/10-karakteristik-konsumen-indonesia.html

kk.mercubuana.ac.id/files/93023-3-978177444686.doc

http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-

terhadap-perilaku-konsumen/

http://www.anneahira.com/psikologi-konsumen.htm