ahook

106
UNGGUL DALAM IPTEK KOKOH DALAM IMTAQ LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI DIABETESDENGANRESIKO KAKI DIABETES DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR Disusun oleh: WASIS WIBOWO 2011717230 PROGRAM B RSUD PASARREBO PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Upload: tukang-gali-kubur

Post on 05-Dec-2014

137 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hg

TRANSCRIPT

Page 1: AHOOK

UNGGUL DALAM IPTEK

KOKOH DALAM IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI

DIABETESDENGANRESIKO KAKI DIABETES DI POLIKLINIK

PENYAKIT DALAM RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Disusun oleh:

WASIS WIBOWO

2011717230

PROGRAM B RSUD PASARREBO

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

Page 2: AHOOK

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya

dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN

TENTANG PENCEGAHAN KAKI DIABETIK DENGAN RESIKO KAKI

DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI POLI KLINIK

PENYAKIT DALAM RSUD PASAR REBO”.Tujuan penyusunan skripsi ini adalah

untuk memenuhi tugas salah satu mata ajar Tugas Akhir pada Program Study Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSIK – FKK UMJ). Selama proses

penyusunan laporan penelitian ini, saya banyak mendapatkan dukungan dan semangat

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan oleh karna itu

saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Muhammad Hadi, SKM,M.Kep selaku pembimbing dan penguji kedu

2. serta koordinator mata ajar Tugas Akhir, yang telah menyediakan waktu, tenaga,

pikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan kepada saya dalam

penyusunan tugas akhir ini.

3. Ibu Fitri,Rayani S.Kp, M.Kep, selaku pembimbing utama.

4. Ibu Rita ,S.Kep.,Sp.KMB selaku penguji III

5. Kepada pihak Rumah Sakit RSUD Pasar Rebo yang telah banyak membantu

dalam usaha menempuh pendidikan, dan memberikan kesempatan serta

memperoleh data yang saya perlukan.

Page 3: AHOOK

6. Dr. Ancus Nainggolan selaku Kepala instalasi rawat jalan dan teman-teman

sejawat rawat jalan RSUD Pasar Rebo yang telah berpartisipasi dalam

menempuh pendidikan dan menyusun proposal skripsi.

7. Dr. Teddy Ervano SpPD, SMF Poli klinik Penyakit Dalam, dan teman-teman

yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Riset.

8. Kepada suami, anak-anak, orang tua, yang telah memberikan motivasi dan

dukungan selama proses menyelesaikan tugas akhir.

9. Teman-teman mahasiswa Program Study Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan waktu, pikiran untuk berdiskusi

dalam hal penyusunan tugas akhir.

Saya menyadari isi dari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya selalu diharapkan. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya di dunia ilmu keperawatan

Page 4: AHOOK

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Penelitian dengan Judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI DIABETES

DENGAN RESIKO KAKI DIABETES DI POLIKLINIK PENYAKIT

DALAM RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

TAHUN 2013

Telah mendapat persetujuan untuk diajukan dalam sidang

Jakarta, Maret 2013

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep., Sp. KMB) (Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep)

Mengetahui

Ka. Program Studi Ilmu Keperawatan

(Muhammad Hadi, S.KM, M.kep)

Page 5: AHOOK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus......................................................... 7

1 .Difinisi Diabetes Melitus .......................................................... 7

2. Tanda dan Gejala Diabetes………………………………....... 7

3 Penatalaksanaan Diabetes............................................................ 8

4 Komplikasi Diabetes…………………………………………....9

B Konsep Dasar Kaki Diabetik

1. Definisi Kaki Diabetik……………………………………….....10

2. Pathofisiologi Kaki Diabetik…………………………………....10

3. Pengkajian dan pemeriksaan Kaki Diabetik................................15

Page 6: AHOOK

C Pengethauan…………………………………………..................17

1. Pengertian Pengetahuan.............................................................17

2. Tingkat Pengetahuan……………………………………..........18

3. Fakto –Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan......................19

4. Jenis – Jenis Pengetahuan………………………………….......21

5. Pengetahuan Diabitisi…………………………………….........22

BAB III : KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ...................................................................27

B. Hipotesis penelitian ......................................................................... 29

C. Definisi Operasional ....................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................ 33

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 33

C. Tempat dan waktu penelitian..................................................35

D. Etika penelitian ............................................................................... 35

E. Instrumen Data ................................................................................ 36

F. Pengumpulan Data..................................................................40

G. Pengelolaan Data.....................................................................42

H. Analisa data ..................................................................................... 43

Page 7: AHOOK

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN –LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Peneliti

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

3. Lembar Kuesioner

4. Lembar Pemeriksaaan kaki

5. Lembar Print Out SPSS

Page 8: AHOOK

BAB I

PENDAHULUAN

 

1. LATAR BELAKANG

Diabetes Melitus (DM) sudah sejak lama dikenal orang Mesir pada tahun 1552 SM

sebagai penyakit yang ditandai dengan kencing dalam jumlah banyak, penurunan

berat badan dan cepat lelah. Pada tahun 400 SM seorang India Sushrutha menamai

penyakit ini kencing madu dan tahun 200 SM penyakit ini pertama kali disebut

Diabetes Melitus (Diabetes: mengalir terus, mellitus: manis). Diabetes mellitus

merupakan penyakit kronik, progresif yang dikarateristikan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat lemak dan

protein awal terjadinya hiperglikemia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya

hormon insulin secara relative maupun absolute, dengan gejala sering buang air

kecil pada malam hari, sering lapar, sering haus dan lemas (Black &

hawk,200;,Tarwoto, 2012) 

Menurut WHO tahun 2011,terdapat lebih dari 366 juta orang dengan diabetesdiseluruh

dunia (8,3% orang dewasa)  Estimasi tahun 2030 diperkirakan mencapai 552 juta

orang.Negara berkembang seperti Indonesia merupakan daerah paling banyak terkena.

Padaabad ke 21,Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penderita diabetes ke 4

setelahCina,India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000,di Indonesia terdapat 8,4 juta

penderita diabetes dan diperkirakan akan mengelami

Page 9: AHOOK

peningkatan menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030.(Soegando dan

sukardji,2008). Hal ini terkait dengan usia harapan hidup, kegemukan , diet kurang

sehat serta gaya hidup modern seperti kurangnya beraktifitas atau olah raga karena

kesibukan dan tuntutan penyelesaian pekerjaan.

Diabetes mellitus jika dibiarkan tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan

berbagai komplikasi, dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan

berbagai macam keluhan dengan gejala yang sangat bervariasi. Salah satunya adalah

komplikasi kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Waspadji, 2006).

Komplikasi kronik yang sering dijumpai adalah kaki diabetik yang dapat

bermanifestasi sebagai gangguan vaskuler, infeksi dan gangren. Bila hal ini

dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun vaskuler

jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Sekitar 12%- 25%

pasien DM tipe 2 dalam perjalanan penyakitnya mengalami komplikasi gangguan

diabetik terutama gangguan di kaki (Rayasari, 2012;Tarwoto,2011) Prevelensi

penderita gangguan kaki diabetik di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%,

angka mortalitas 32% dan gangguan diabetes merupakan penyebab di rumah sakit

yang terbanyak sebesar 80% untuk DM (Hastuti,2008). Rumah Sakit Pasar Rebo

mencatat jumlah penyandang DM yang berkunjung ke poli penyakit dalam pada

bulan Juli sampai September 2012, 475 orang, dengan kasus ulkus 64 orang ( 45,32

%) dan pada bulan Oktober sampai Desember 2012, 621, orang dengan kasus ulkus

75 orang (54,11.%). Jika dilihat dari data tersebut terjadi peningkatan kasus ulkus

sebanyak 0,13. %

Kaki diabetik merupakan kelainan kaki bagian bawah yang dimiliki oleh

penyandang DM terjadi karena adanya penurunan sirkulasi kearah perifer akibat

Page 10: AHOOK

kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pada akhirnya gangguan kaki ini akan

berlanjut menjadi infeksi, ulserasi dan destruksi jaringan bagian dalam. Gangguan

kaki diabetik biasanya disebabkan oleh adanya neuropati sensori perifer,

trauma ,deformitas, iskemia, pembentukan  kallus(kapalan) ,infeksi dan edema

(Oguejiofor, oli, & Odenigbo.2009; Benbow,2009; Tarwoto, 2011). Faktor lain

yang berkontrobusi terhadap kejadian gangguan kaki adalah deformitas kaki (yang

di hubungkan dengan peningkatan tekanan pada plantar),gender laki-laki, usia tua,

kontrol gula darah yang buruk (hiperglikemia yang berkepanjangan) dan kurangnya

perawatan kaki. Resiko kaki diabetik ini dapat diklasifikasikan menjadi 4 katagori

yaitu resiko rendah, peningkatan resiko, resiko tinggi dan gangguan. Klasifikasi

yang dilakukan untuk menilai gangguan kaki diabeti ini berdasarkan adanya

penurunan vaskuler, adanya penurunan neurologi dan adanya deformitas. Dampak

dari timbulnya gangguan pada penderita Diabetes, tidak hanya dari tingginya biaya

perawatan namun lebih jauh akan menurun produktifitas penderita,gangguan konsep

diri hingga menurunnya kualitas hidup.

Upaya untuk mencegah terjadinya gangguan pada kaki DM selain kontrol gula

darah, juga melalukan pencegahan melalui lima pilar pencegahan kaki diabetic

meliputi pemeriksaan kaki secara rutin, identifikasi resiko gangguan kaki, edukasi,

penggunaan alas kaki dan penatalaksanaan kaki sebelum terjadi ulkus. Kemampuan

untuk melakukan pencegahan tersebut didasarkan pada pengetahuan diabetisi

khususnya tentang kelima pilar pencegahan kaki tersebut. Pengetahuan seseorang

erat kaitannya dengan perilaku, karena dengan pengetahuan tersebut penderita

memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan atau tindakan

(Notoadmojo,2010). Menurut Karyoso (1999) bahwa dengan pengetahuan manusia

Page 11: AHOOK

dapat mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan

kelangsungan hidup, sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam

berperilaku.Terbentuk suatu perilaku baru terutama pada seseorang dewasa,dimulai

pada domain kognitif dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang

berupa materi atau obyek diluarnya,sehingga menimbulkan pengetahuan baru dan

akan terbentuk dalam sikap maupun tindakan.

2. RUMUSAN MASALAH

Diabetes merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gkukosa darah

melebihi normal dan gangguan metabolism karbohidrat, lemak serta protein yang

disebabkan oleh kurang hormon insulin. Jika dibiarkan tidak terkendali dapat

mengakibatkan komplikasi kronik yang sering dijumpai adalah gangguan pada kaki.

Upaya untuk mencegah terjadinya gangguan pada kaki DM selain kontrol gula

darah, juga melalui lima pilar pencegahan kaki diabetic meliputi pemeriksaan kaki

secara rutin, identifikasi resiko gangguan kaki, edukasi, penggunaan alas kaki dan

penatalaksanaan kaki sebelum terjadi ulkus. Kemampuan untuk melakukan

pencegahan tersebut didasarkan pada pengetahuan diabetisi khususnya tentang

kelima pilar pencegahan kaki tersebut. Rumah Sakit Pasar Rebo mencatat jumlah

penyandang DM yang berkunjung ke poli penyakit dalam pada bulan Juli sampai

September 2012, 475 orang , dengan kasus ulkus 64orang (45,32 %) dan pada bulan

Oktober sampai Desember 2012, 621 orang dengan kasus ulkus 75, orang (54,11%).

Jika dilihat dari data tersebut terjadi peningkatan/penurunan kasus ulkus sebanyak

0,13 %

Page 12: AHOOK

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan

diabetisi tentang pencegahan kaki diabetic dengan resiko kaki diabetik di Poli

Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo.

3, TUJUAN PENELITIAN

I.Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan

diabetisi tentang pencegahan kaki diabetic dengan resiko kaki diabetik di poli

Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo.

II.Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi karakteristik responden : usia, pendidikan dan lama

menyandang DM di poli Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo

b. Mengindentifikasi pengetahuan responden tentang pencegahan kaki diabetik

di poli Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo

c. Mengindentifikasi resiko kaki diabetik responden di poli Penyakit Dalam

RSUD Pasar Rebo

d. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan diabetisi tentang pencegahan kaki

diabetic dengan resiko kaki diabetik di poli Penyakit Dalam RSUD Pasar

Rebo

Page 13: AHOOK

4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun maanfaat dari penelitiaan ini adalah :

a. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada praktisi

keperawatan mengenai hubungan pengetahuan diabetisi tentang pencegahan kaki

diabetic dengan resiko kaki diabetic, dan akan menjadi masukan untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan untuk menurunkan kejadian kaki diabetik

b. Bagi keilmuan

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan diharapkan

dapat dikembangkan metode pembelajaran untuk menurunkan kejadian kaki

diabetic dengan meningkatkan kemampuan mahasiswa keperawatan memberikan

edukasi tentang pencegahan dan pengelolaan kaki diabetik.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus

1. Definisi DM

Page 14: AHOOK

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang di

tandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) disebabkan karena

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Insulin di dalam tubuh

dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat digunakan

untuk metabolisme tubuh dan pertumbuhan sel (Smellzer, S, & Bare, 2005)

2. Tanda dan Gejala DM

Tanda dan gejala Diabetes Melitus adanya gejala yang khas yaitu 3 P (Poliuria,

Polidipsi, Polifagia) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Berikut

dijelas tentang 3 P tersebut:

a. Poliuria atau sering buang air kecil.

Adanya hiperglikemia menyebabkan glukosa di keluarkan oleh ginjal bersama

urin, karena keterbatasan kemampuan filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorpsi

dari tubulus ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka diperlukan

banyak air, sehingga frekuensi miksi (buang air kecil) menjadi meningkat.

b. Polidipsia atau meningkatnya rasa haus.

Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan(dehidrasi). Hal ini

merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa haus.

c. Polifagia atau meningkatnya rasa lapar.

Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). Hal ini merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa haus.

d. Polifagia atau meningkatnya rasa lapar.

Meningkatnya katabolisme, pemecahan glikogen untuk energy menyebabkan

cadangan energy berkurang , keadaan ini menstimulasi pusat lapar.

Page 15: AHOOK

e. Penurunan berat badan.

Penurunan berat badan disebabkan karena banyaknya kehilangan cairan,

glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.

3. Penatalaksanaan DM

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus adalah;

a. Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.

b. Mencegah komplikasi vaskuler dan neurophati.

c. Mencegah terjadinya hipoglikemia dan ketoasidosis.

Prinsip penatalaksanaan DM adalah mengontrol gula darah dalam rentang normal.

Untuk mengotrol gula darah, ada lima faktor yang penting dan harus

diperhatikan, (Tarwoto, 2012,).

a. Asupan makanan atau management diet.

b. Latihan fisik atau exercise.e

c. Obat- obatan penurun gula darah.

d. Pendidikan kesehatan

e. Monitoring gula darah.

Perencanaan penatalaksanaan DM bersifat individual artinya perlu dipertimbangkan

kebutuhan terhadap umur pasien, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, tingkat aktivitas,

pekerjaan dan kemampuan pasien dalam mengontrol gula darah.

4. Komplikasi Diabetes

Pasien dengan DM beresiko terjadinya komplikasi yang bersifat akut maupun

kronis diantaranya;

Page 16: AHOOK

A. Komplikasi akut;

1. Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi

2 Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolism lemak dan

protein.

3. Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau

tidak . terkontrol

B. Komplikasi kronis.

a. Mikroangiopati (kerusakan pada saraf – saraf perifer) pada organ – organ

yang mempunyai pembuluh darah kecil

1. Retinopati (kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan kebutaan

2. Neuropati (kerusakan saraf – saraf perifer) mengakibatkan baal atau

gangguan pada organ tubuh.

3. Nefropati (kerusakan pada ginjal) yang mengakibatkan gagal ginjal.

b Makroangiopati.

1. Kelainan pada arteri koronaria; yang menyebabkan penyakit miokard

infark maupun gangguan fungsi jantung.

2. Penyakit vaskuler perifer ( PAD).

3. Penyakit serebrovaskuler; yang mengakibatkan stroke.

c. Gangren atau ulkus.

Adanya kedua permasalahan mikroangipati dan makroangiopat, pasien diabetes

diperberat juga dengan penurunan system daya tahan tubuh (imunitas) sehingga

rentan terhadap infeksi, Sehingga bila dibitisi mengalami luka sedikit saja akan

Page 17: AHOOK

sangat mudah menjadi ulkus bahkan mengalami nekrosis (kematian) jaringan

yang berakhir pada amputasi bila tidak dilakukan penanganan dengan benar.

B, Konsep kaki Diabetes Melitus

1. Definisi kaki DM

Kaki diabetik adalah kelainan kaki bagian bawah akibat diabetes mellitus yang

tidak terkendali. Kaki penderita diabetes mellitus memiliki resiko potensial

pattologi meliputi infeksi,ulserasi dan destruksi jaringan bagian dalam yang

dikaitkan dengan abnormalitas neurologi, penyakit pembuluh darah perifer dan atau

komplikasi metabolik diabetik mellitus pada tungkai bawah. Pengelolaan kaki

diabetis sudah di mulai saat seseorang dinyatakan menderita Diabetes

mellitus ,meskipun belum timbul luka atau ulkus.

2. Pathofisiologi kaki DM

Kaki daibetik diakibatkan oleh aktifitas bebarapa faktor yang stimultan. Penyebab

umum yang mendasari adalah terjadinya neuropati perifer dan iskemia dari

penyakit vaskuler

(Sumpio,2000;Baulyon,200;Frykberg,atal,2006;Delmas,2006;Bryant & Nix,2007;

Clayton, Warren & Elasy,2009;Tarwoto. 2012). Berikut ini proses terjadinya kaki

diabetic yaitu :

1. Neuropoati Perifer

Page 18: AHOOK

Penyebab neuropati perifer belum diketahui pasti, diduga berbagai gangguan

metabolisme dan oklusi vasovasorum pada syaraf memberikan perubahan degerasi

aksonopati disertai demielinisasi dan gangguan remielinisasi.

Manifestasi neuropati diabetes berupa polineuropati diabetes

otonomik,polineuropati sensori motor distal simetris dan neuropati fokal. Bentuk

klinis neuropati yang paling sering dijumpai adalah neuropati sensorik

distal,semetris yang dapat dicapai 50% pada pasien yang telah menderita DM lebih

dari 15 tahun.

Meningkatnya resiko terjadinya ulkus pada keadaan ini disebabkan oleh beberapa

hal sebagai berikut;

a. Hilangnya sensibilitas yang memberikan perlindungan terhadap rasa

nyeri,tekanan

dan suhu.

b. Neuropati motorik menyebabkan atropi dari kelemahan otot-otot interinsik

(interosseus,lumbrikal) yang menyebabkan deformitas fleksi (claw toes)

sehingga terjadi peningkatan tekanan pada daerah metartasal dan ujung jari kaki.

2.Neuropati otonom perifer

Neuropati otonom perifer menyebabkan produksi keringat berkurang , kulit kering

dan mudah pecah. Neuropati ini menyebabkan vasodilatasi perifer sehingga terjadi

peningkatan pintasan (shunt) arteri –vena yang menyebabka perubahan perfusi

Page 19: AHOOK

tulang pada tulang ekstermitas bawah,terjadi peningkatan resorpsi tulang sehingga

terjadi fraktur neuropati (chor cot foot)

Pada gangguan neuropati perifer didapatkan refleks tendon Achilles menurun dan

gangguan senssasi yang dapat dibuktikan dengan Semmens Weinstein

Monofilament yang bertujuan mengetahui ambang rasa tekan. Sensasi proteksi

masih ada bila diabitsi merasakan tekanan monofilament berukuran 5.07 yang

setara dengan tekanan 10gram.

Gmbr 1.tehnik monofilament

a. Gangguan Pembuluh Darah

Aterosklerosis pada penderita DM akan 2,3 kali lebih tinggi pada populasi

umumnya kelainan pembuluh darah jarang menjadi faktor pencetus ulkus tapi

dapat menghambat penyembuhan luka, Ganggren yang luas dapat terjadi

karena sumbatan pembuluh darah yang luas yang mengakibatkan amputasi

kaki. Gangguan pembuluh darah dapat didektesi dengan angiografi, perabaan

pulpasi denyut nadi,alat ultrasound Doppler serta nilai Ankle Brachial Index

(ABI) yaitu perbandingan tekanan darah sistolik kaki dan lengan.

Page 20: AHOOK

Gmbr 2 Pemeriksaan ABI

b. Perubahan tekanan pada plantar kaki

Fernando dan Walewski (2009) membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan

tekanan pada bagian lateral kaki termasuk kaput metatarsal jari III,IV dan V baik

pada orang sehat maupun penderita diabetes neuropati, namun diabitisi dengan

neuropati mempunyai tekanan lebih tinggi pada kaput metartasal jari 1, sedangkan

pada orang sehat ,tekanan yang lebih tinggi terdapat pada tumit. Hal ini disebabkan

sudah terjadi perpindahan dari tumit ke bagian depan kaki pada awal neuropati.

Tidak terdapat perbedaan tekanan pada sisi-sisi polantar kaki yang lain.

Deformitas kaki menyebabkan perubahaan tekanan kaki yang akan meningkatkan

resiko tukak seperti perubahaan struktur tulang dan jaringan ikat, terbatasnya

mobilisasi sendi dan pembentukan kallus. Deformitas kaki (claw teo) yang

disebabkan neuropati motorik sering mengalami ulserasi karena atrofi otot interoseus

yang menimbulkan deformitas fleksi dan meningkatkan tekanan pada daerah

metatarsal dan ujung jari kaki dengan resiko terbentuk kallus yang rentan infeksi,

Page 21: AHOOK

Luka pada neuropati perifer disebabkan oleh beberapa faktor seperti; tekanan terus

menerus (sepatu sempit) tekanan berulang (waktu berjalan) luka tusuk, home

surgery (memotong kuku,mengikis kallus), antiseptic dan trauma panas. Infeksi pada

kaki diabetik diawali adanya luka pada kulit yang memungkinkan masuknya flora

kulit ke dalam jaringandermis dan subkutan.

c. Statis aliran vena

Bryant dan Nix (2007) menyatakan bahwa adanya gangguan pada pembuluh arteri

perifer, diabitisi dapat mengalami ulkus kaki diabetik yang disebabkan oleh bendungan

akibat aliran stasis pada vena. Adanya stasis aliran vena ditandai dengan adanya edema.

Stasis vena biasanya timbul diakibatkan fungsi fisiologi pengembaliaan darah dari

ektermitas bawah menuju jantung terganggu. Mekanisme primer pengembalian darah

kejantung meliputi adanya tonus otot polos pada dinding vena, adanya kontraksi pada

otot-otot betis (ototgastrocnemus dan soleus) dan tekanan negatif intra torak selama

inspirasi. Menurut Anwar,et al,(2003),Kalra dan Glovicky (2003) dalam Bryant dan Nix

(2007) dari ketiga mekanisme tersebut kontraksi dari pompa otot betis sejauh ini

merupakan yang paling kritis. (Tarwoto, 2012).

d. Klasifikasi Kaki Diabetik.

Klasifikasi ini digunakan berdasarkan dari hasil klasifikasi International Group on

the Diabetik Foot (IWGDF, 2007)

Tabel 1.1 Klasifikassi Kaki diabetic menurut IWGDF.

Kategori Resiko Definisi Rekomendasi Rekomendasi Follow up

Page 22: AHOOK

intervensi

0 -Tidak adanya

penurunan sensasi

-tidak ada gangguan

vaskularisasi

-Tidak ada

deformitas

-Edukasi; perawatan

Kaki dasar dan

penggunaan alas kaki.

Setiap tahun(dokter

umum,spesialis kaki)

1 --Neuropathy

(sensasi)+/-

- Adanya deformitas

-Edukasi kaki

diabetik

-Pemeriksaan kaki

setiap hari

-Dipertimbangkan

untuk konstasi dokter

bedah

Mengunjungi poli kaki

setiap 3-6 bulan sekali.

2 -Gangguan

vaskulaer +/-

Aadanya neuropaty

sensori

-Sama dengan

katagori 1

-Consultasi dengan

spesialis vaskuler

- Mengunjungi poli kaki

setiap 2-3 bulan sekali.

3 -Riwayat ulkus kaki

-riwayat amnputasi

-Sama dengan

katagori 1

-Consultasi dengan

spesialis vascular,ter

utama jika ada penu

runan vaskuler

-Mengunjungi poli kaki

setiap 2-3 bulan sekali.

3. Pengkajian Kaki Diabetik atau Pemeriksaan Kaki.

Pemeriksaan kaki diabetik di awali dengan anamnesis keluhan dan faktor resiko yang

diikuti pemeriksaan fisik menyeluruh dan pemeriksaan penunjang sesuai dengan

indikasi.

Page 23: AHOOK

1. Anamnesis

Ananmesis yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kaki dan resiko

yang timbulnya luka pada penyandang DM.

a .Lamanya menderita DM

b. Kontrol gula darah secara teratur atau tidak

c. Gejala komplikasi jantung, hati dan penglihatan.

d. Adanya penyakit penyerts yang lain

e. Status Gizi.

f. Riwayat merokok, minum alcohol, konsumsi obat – obatan tertentu.

g. Aktifitas sehari- hari

h. Pemakaian sepatu

i. Adanya kallus atau mata ikan di kaki.

j. Ada kelainan bentuk kaki.

k. Riwayat infeksi atau pembedahan pada kaki.

l. Gejala – gejala neuropati: kesemutan, baal.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada deteksi dini kaki diabetes meliputi; pemeriksaan vaskuler,

neuropati, kulit, tulang dan otot serta pemakaina alas kaki atau sepatu.

a.Pemeriksaan vaskuler;

1. Palpasi pulsasi arteri (Arteri Dorsalis pedis dan Arteri Tibialis posterior).

Page 24: AHOOK

2. Perubahan warna kulit kaki.

3. Adanya edem

4. Perubahan suhu didaerah kaki.

5. Riwayat perawatan sebelunmnya.

b. Pemeriksaan Neuropati.

1. Vibrasi dengan garpu talla 128 Hz.

2 . Sensasi halus dengan kapas.

3. Sensasi suhu, panas dan dingin.

c Pemeriksaan refleks fisiologis (Tendon Patella dan tendon Achilles)

d. Pemeriksaan kekuatan otot

e. Pemeriksaan sensorik pada ibu jari kaki.

g. Pemeriksaan Kulit

1. Tekstur, turgor dan warna kulit.

2. Kulit kering dan pecah- pecah

3. Adanya kallus atau kapalan

4. Adanya fisura terutama pada tumit.

5. Adanya ulkus, gangrene, infeksi.

h. Pemeriksaan tulang dan otot

1. Pemeriksaan biomekanik.

2. Kelainan struktur kaki (hammer toe, chorcot, riwayat amputasi).

3. Ketebatasan gerak sendi.

4. Kontaktur tendon Achilles.

5. Pemeriksaan kekuatan otot.

Page 25: AHOOK

6. Pemeriksaan tekanan plantar.

i. Pemeriksaan sepatu atau alas kaki.

1. Jenis sepatu.

2. Kecocokan dengan betuk kaki

3. Insole.

4. Pemeriksaan benda asing dialam sepatu

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari tahu manusia ,yang sekedar

menjawab pertanyaan(Notoatmodjo,2010),pengetahuan adalah pemberian bukti

oleh sesorang melalui proses peningkatan atau pengenalan informasi,idea tau

fenomena yang dipeolh sebelumnya (Notoatmojo,2007, konsep prilaku dan

perilaku kesehatan,hal 67)

2. Tingkat Pengetahuan.

Menurut Bloom dalam Notoatmodjo(2007) tingkatan pengetahuan terdiri dari 6

tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya,termasuk dalam mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu

Page 26: AHOOK

yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atas rangsangan yang

diterima.

b. Memahami (Comprehensif)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang

diketahui dan dapat menginterfrestasikan materi yang benar.

c. Analisis(Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam

kemampuan,tetapi masih ada kaitan satu sam lainnya.

d. Aplikasi(Aplication)

Kemampuan untukmenggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi yang sebenarnya.

e. Sintesis(Syntesis)

Kemampuan yang menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk

keseleruhan yang benar.

f. Evaluasi(Evaluation)

Kemampuan melakukan penelian suatu materi atau obyek.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain(kawasan) yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang meliputi proses adopsi yang diperoleh dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Page 27: AHOOK

Menurut Notoatmodjo(2007),ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu;

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar,makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi,

Dengan pendidikan tinggi maka sesorang akan cenderung mudah untuk

mendapatkan informasi baik dari media massa maupun dari orang

lain,semakin banyak informasi yang masuk,semakain banyak pula

pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi,maka orang tersebut semakin luas

pengetahuannya.

Namun perlu diketahui bahwa seseorang yang berpendidikan rendah

tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula,peningkatan

pengetahuan tidak harus diperoleh di pendidikan formal,Pengetahaun

seseorang tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negative, kedua aspek ini yang akhirnya menetukan

sikap seseorang terhadap obyek tertentu,Semakin banyak aspek positif

obyek yang diketahui,akan menumbuhkan sikap positif trhadap obyek

tersebut.

b .Mass Media atau Informasi.

Page 28: AHOOK

Informasi yang diperolh baik dari pendidikan formal maupun informal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (Immediate

impacte),sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan.

c Sosial Budaya dan Ekonomi.

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui penularan

apakah yang diketahui baik atau buruk.Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya.Status ekonomi seseorang juga akan

menetukan tersedianya satu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu,sehingga status ssosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatau yang ada disekitar individu.baik

lingkungan fisik,biologis maupun social,lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individuyang berada

dalam lingkungan tersebut.Hal ini terjadi adanya interaksi adanya

interaksi timbale balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan obyek setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagi sumber pengetahuan untuk mempeoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulangikembali pengetahuan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

Page 29: AHOOK

lalu,pengalaman belajar dalam bekarja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker

seseorang ,semakin bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

Ada dua sikap tradisi mengenai jalanan perkembangan selama hidup;

semakin tua semakin bijaksan,semakin banyak informasi yang

dijumpai ,semakin banyak hal yang dikejakan sehingga menambahkan

pengetahuannya. Tidak dapat menajarkan kepandaian yang baru kepada

orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental.

4. Jenis jenis pengetahuan.

a. Pengetahuan Implisit

Adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman

seseorang dan berisikan faktor faktor yang tidak bersifat nyata seperti

keyakinan pribadi, presfektif dan prinsip.

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan yang telah didokumentasikanm atau di simpan dalam wujud

nyata berupa media atau semacamnya dan telah diartikulasikan kedalam

bahasa formal yang relative mudah disebarkan secara luas.

Page 30: AHOOK

c. Pengetahuan Empiris

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman individu,

pengetahuan ini dikenal sebagai pengetahuan apostori,pengetahuan ini bias

didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris

dan rasional,dan dapat juga berkembang menjadi pengetahuan diskriptif,bila

seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala cirri,sifat dan gejala

yang ada pada obyek empiris tersebut. Pengetahuan ini juga didapatkan

melalui pengalaman pribadi yang terjadi secara berulang kali.

d. Pengetahuan Rasionalisasi

Pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi, Rasionalisasi lebih

menekankan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekankan pada

pengalaman melainkan akal budi.

5. Pengetahuan Diabitisi Dalam Pencegahan kaki Diabetik

Adapun pengetahuan Diabitisi tentang pencegahan kaki Diabetik yang harus

dilakukakan meliputi;

A. Pendidikan Kesehatan

Hal yang harus penting dilakukan pada pasien Diabetes Melitus adalah

pendidikan kesehatan, Beberapa hal penting yang perlu disampaikan

meliputi;

a.Pengertian,tanda dan gejala,penyebab,patofiologis dan test diagnosis

penyakit Diabetes Melitus.

Page 31: AHOOK

b. Diet atau management diet pada pasien DM.

c. Aktivitas sehari-hari termasuk latihan dan olah raga.

d. Pencegahan terhaap komplikasi DM diantaranya penatalaksanaan

hipoglekemi atau hiperglikemi,pencegahan terjadi ganggren

pada kaki dengan latihan senam kaki.

e. Pemberian obat-obatan DM dan cara penyuntikan insulin.

f. Cara monitoring dan pengukuran glukosa darah secara mandiri.

g. Pemeriksaan sepatu atau alas kaki

B . Penatalaksanaan

Di dalam penatalaksanaan atau penanganan kaki Diabetik ada 2 yaitu:

1. Penatalaksanaan Kaki normal;

a.Perawatan Kaki

i. Bersihkan kaki setiap hari dan periksalah apakah ada masalah dengan

kaki

ii. Perawatan kulit secara teratur sangatlah penting. Oles krim ke kulit

yang kering, pembersihan teratur dapat membantu mencegah kulit

bersisik berlebihan

iii. Jika ter jadi masalah (kulit kering, kulit bersisik, kulit pecah, kapalan,

luka atau trauma) carilah bantuan dari dokter atau perawat ahlinya,

jangan mengobati sendiri.

b. Kuku

Page 32: AHOOK

i. Potonglah kuku setelah mandi dimana kuku menjadi lebih lembut.

ii. Jangan memotong kuku terlalu pendek.

iii. Jangan memotong ujung kuku atau dig down th sides.

iv. jika kuku nyeri atau sulit untuk di potong hubungi dokter atau

perawat ahli.

c Sepatu.

i. Belilah sepatu yang ukurannya tepat yang dapat diikat dengan tali.

ii. Carilah sepatu yang mengikuti bentuk kaki

iii. Tinggi hak sepatu sebaiknya di bawah 5 cm.

iv Belilah sepatu pada malam hari

d. Periksalah kaki setiap hari

Periksalah kaki akan tanda bahaya seperti bengkak, perubahan warna

nyeri atau retakan pada kulit.

2. Kaki resiko tinggi.

a. Perawatan Kaki.

Diabetes telah membuat kaki baal, tidak merasa nyeri jika kaki terluka

harus Perhatikan hal – hal dibawah ini untuk menjaga kaki tetap sehat.

i. Jangan berjalan telanjang kaki.

Page 33: AHOOK

ii. Kunjungi dokter secara teratur jika ada kallus (kapalan)

iii. Jangan mencoba melepas kallus sendiri,

iv. Hati – hati untuk tidak membuat kaki terlalu panas. Periksa

suhu air kamar mandi dengan siku atau thermometer kamar

mandi,

v. Jauhkan kasur dari penghangat dindins atau pipa air panas

vi. Jangan hangatkan jari kaki di depan perapian

vii. Cegah kulit kering dengan menggunakan krim pelembab

b. Alas kaki

i. Buanglah kerikil atau pasir yang mungkin terdapat di dalam sepatu

Sebelum menggunakan sepatu.

ii. Gunakan tangan untuk mendeteksi adanya bagian kasar di dalam

sepatu

iii. Pakailah alas kaki (sepatu, sandal) baik di dalam dan luar rumah.

c. Tanda Bahaya

Periksalah kaki setiap hari untuk mencari adanya;

i.Perubahan warna

ii.Nyeri atau tidak nyaman

iii Robekan di kulit

iv.Bengkak

v.Kallus (kapalan)

vi.Bulu kaki rontok

Page 34: AHOOK

vii.Tumit pecah – pecah

viii Deformitas (perubahan bentuk kaki).

perawatan kaki diabetic yang meliputi pengetahuan kaki diabetic, penggunaan

alas kaki dan perawatan kaki dan kuku.

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL,HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bab ini menjelaskan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

operasional. Kerangka konsep penelitian diperlukan sebagai landasan berpikir dalam

Page 35: AHOOK

melaksanakan penelitian yang dikembangkan dari tinjauan teori yang telah dibahas

sebelumnya sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan peneliti.

A. Kerangka konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada studi kepustakaan maka

secara sistematis bahwa variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahanvariabel bebas.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah resiko kaki diabetic yang

dikelompokkan ke dalam kaki tidak beresiko dengan kaki diabetic yang beresiko

2. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan

variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang

perawatan kaki diabetic yang meliputi pengetahuan kaki diabetic, penggunaan

alas kaki dan perawatan kaki dan kuku.

3. Variabel perancu (confounding)

Variabel perancu adalah jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan

variabel terikat, tetapi bukan merupakan variabel antara (Sastroasmoro & Ismael,

2002).Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan dan lama

menyandang DM.

Page 36: AHOOK

Berdasarkan uraian variable penelitian diatas, maka kerangka konsep pada

penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Skema 3.1

Kerangka konsep penelitian :

Variabel Independent Variabel Dependent

= Faktor yang mempengaruhi, namun tidak diteliti

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan

penelitian. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan

perawatan kaki pada diabetisi dengan resiko kaki diabetes di Poli Penyakit

Dalam RSUD Pasar Rebo.

Pengetahuan :- Pemeriksaan kaki- Penggunaan alas kaki- Perawatan kuku dan kaki

Resiko Kaki Diabetik :- Resiko Rendah- Resiko Tinggi

- Usia- Tingkat Pendidikan- Lama mengalami DM

Page 37: AHOOK

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan atau gambaran tentang variabel – variable

apa saja yang diturunkan oleh konsep – konsep terpilih dan hal – hal yang saja

yang dijadikan indicator untuk mengukur variable, bagaimana mengukurnya, alat

ukur yang digunakan, skala pengukuran dan data hasil pengukuran (Kelana

2011).

Untuk memudahkan memahami penelitian ini dan mensdapatkan persepsi yang

sama, maka variable – variable dalam penelitian ini akan di jelaskan dalam table

berikut;

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel

penelitian

Definisi oprasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1 Umur Usia responden saat ini

yang dihitung

berdasarkan ulang tahun

terakhir yang dilakukan

pembulatan

Kuesioner Dalam tahun Interval

2 Tingkat

Pendidikan

Pendidikan formal

terakhir yang ditempuh

responden

Kuesioner 0: Pendidikan

Dasar (SD,

Ordinal

Page 38: AHOOK

SLTP, SLTA)

1: Pendidikan

Tinggi (PT)

3 Lama

Menyandang DM

Jarak waktu dalam tahun

responden terdiagnosis

DM hingga saat

dilakukan pengumpulan

data

Kuesioner 0 : lebih dari

5tahun

1 : kurang dari 5

tahun

Ordinal

Page 39: AHOOK

4 Variabel

Independen

Pengetahuan

diabitisi tentang

pencegahan kaki

resiko tinggi

secara teratur

Hal- hal yang diketahui

oleh responden tentang

pencegahan kaki diabetik

Pemeriksaan kaki,

pengunaan alas kaki dan

perawatan kaki dan kuku

Kuesioner

Pengetahuan

yang terdiri

dari

18pertanyaan

, dengan skor

1 jika

jawaban

benar dan

skor 0, jika

jawaban

salah. Skor

tertinggi 18

dan skor

terendah 0

0 : pengetahuan

kurang baik

jika responden

menjawab ≥

75% (≥ 13.5

jawaban

benar)

1 : pengetahuan

baik, jika

responden

menjawab <

75 % (<13.5)

jawaban

benar)

Ordinal

5. Variabel

dependent

Resiko kaki

Diabetes

Kaki penyandang DM

yang memiliki resiko

terjadinya kaki DM atau

ulkus yang didapatkan

dari hasil pemeriksaan

fisik dan ditemukan

adanya deformitas,

gangguan vaskuler atau

gangguan neuropathi

Format

Pengkajian

Kaki DM

dari

PERKENI

0 : resiko tinggi,

jika ditemukan

salah satu atau

lebih dari

adanya

deformitas,

gangguan

vaskuler, dan

gangguan

Ordinal

Page 40: AHOOK

neuropathi

1 : Resiko rendah,

Jika tidak

ditemukan

adanya

deformitas,

gangguan

vaskuler, dan

gangguan

neuropathi

Page 41: AHOOK

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desaian penelitian adalah modelatau metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian

(Kelana, 2011).Berdasarkan tujuan penelitian.desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif sederthana survey, yang hanya

menggambarkan atau memaparkan variabel–variabel yang diteliti tanpa

menganalisa hubungan antara variabel.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua Penyandang Diabetes yang tidak

mengalami ulkus kaki yang berobat ke poli Penyakit Dalam RSUD Pasar

Page 42: AHOOK

Rebo Jakarta Timur. Dalam satu bulan kunjungan pasien DM tanpa ulkus

rata –rata 150 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.Menurut Notoadmodjo (2005) bila populasi lebih kecil dari 10.000,

dapat mengunakan formula sederhana, sebagai berikut:

n= N

1+N (d2) =

1501+150 (0,01 )

n= 6

Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.Menurut Notoadmodjo (2005) bila populasi lebih kecil dari 10.000,

dapat mengunakan formula sederhana, sebagai berikut:

n= N

1+N (d2) =

1501+150 (0,01 )

n= 60

Keterangan :

- N = populasi : jumlah kunjungan dalam satu bulan : 150 orang

- n = jumlah sampel

- d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang dinginkan

Jadi, jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 60 orang, akan tetapi untuk

menghindari responden drop outsaat pengambilan data, maka jumlah sampel

Page 43: AHOOK

ditambah 10% dari jumlah populasi, yaitu ditambah 6 orang. Maka total

sampelnya adalah 66 orang.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi yang diinginkan

peneliti, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria

eksklusi adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sampel

(Notoatmodjo, 2010 : 130 ). Berikut adalah kriteria inklusi dan eksklusi :

Kriteria inklusi

a. Pasien Diabetes Melitus tanpa ulkus yang berobat di Poli Klinik Penyakit

Dalam RSUD Pasar Rebo

b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan menyetujui informed

consent.

Kriteria eksklusi : Pasien Diabetes Melitus dengan ulkus atau pasien DM yang

tidak bersedia menjadi responden.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukandi PoliklinikPenyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta

Timur.Untuk waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober diawali dengan

penyusunan proposal dan diakhiri dengan pengambilan data di akhir bulan

Maret 2013.

Page 44: AHOOK

D. Etika Penelitan

Etika penelitian adalah sistem nilai normal dalam meminta persetujuan

responden untuk terlibat dalam posedur penelitian. Peneliti dalam melaksanakan

seluruh kegiatan penelitian akan memegang teguh sikap ilmiah (scientific

attitude) serta menggunakan prinsip–prinsip etika penelitian. Prinsip–prinsip

yang digunakan meliputi menghormati harkat dan martabat manusia (respect for

human digrity), menghormati privasi dan kerahasiaan subjek pnelitian (respect

for privacy and confidentiality), keadilan dan inklusivitas (respect for justice and

inclusiveness), dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harm and benefits) (Milton, 1999 ; Loiselle , Profetto – McGrath,

Polit & Beck, 2004 dalam Sukowati, 2002).

Dalam penelitian ini hak–hak responden akan dilindungi dan dijamin

kerahasiannya. Sebelum memberikan lembar persetujuan kepada calon

responden peneliti melakukan pendekatan dan menjelaskan maksud serta tujuan

diadakannya penelitian ini. Setelah itu calon responden diberikan lembar

persetujuan untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan menjadi responden

tidak ada unsur paksaan, adapun penandatanganan persetujuan dilakukan dengan

memberikan waktu kepada responden untuk mengambil keputusan yang tepat.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan cara kuesioner.

Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan dan pernyataan yang disusun

Page 45: AHOOK

berdasarkan kerangka konsep penelitian yang telah ditetapkan. Alasan

menggunakan kuesioner yaitu karena sudah disediakan pilihan jawaban,

mempermudah peneliti dalam mencari atau mengumpulkan data, memudahkan

dalam menganalisa data (Sudjana, 2000). Untuk mengukur variabel gaya hidup

digunakan kuesioner yang dikembangkan penelitian berdasarkan teori

Muhammadun, (2010).

1. Uji validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Notoatmodjo,

2005). Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti buat ada 20 buah

pertanyaan tentang pengetahuan diabetisi tentang pencegahan kaki resiko

tinggi secara teratur yang terdiri dari pertanyaan tentang pencegahan kaki

diabetik ada di nomor 1,2,3,4 dan 5, pertanyaan tentang penggunaan alas

kaki ada dinomor 6,7,8,9, dan 10, dan pernyataan tentang perawatan kaki

dan kuku ada di nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dan 18.

Sedangkan format pengkajian kaki diabetik tidak dilakukan uji validitas

maupun reabilitas, karena peneliti sudah menggunakan format yang baku

dan standar dari PERKENI.

Dalam melakukan uji validitas ini, peneliti menyebarkan kuesioner tentang

pengetahuan untuk uji validitas kepada 20 responden. Setelah dilakukan

pengisian kuesioner oleh responden, peneliti memasukkan hasil jawaban

Page 46: AHOOK

setiap responden ke dalam program komputer. Kemudian tiap-tiap

pertanyaan dilakukan uji reability analisis, dan didapatkan hasil :

Tabel 4.1

Uji Validitas dengan 20 pertanyaan

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel

(tabel Nilai Koefisien Korelasi “x” Product Moment dari Pearson) dengan nilai r hitung

(hasil Corrected item-Total Correlation). Cara menentukan nilai r tabel yaitu dengan

menggunakan df = n-2 → n = 20 responden →df = 20 – 2 = 18. Pada tabel Nilai

Koefisien Korelasi “x” Product Moment dari Pearson dengan tingkat kemaknaan 5%

didapat angka r tabel dengan df= 18 yaitu 0,444.

Pertanyaan Corrected item-Total CorrelationNomor 1 0,753Nomor 2 0,810Nomor 3 0,648Nomor 4 0,721Nomor 5 0,822Nomor 6 0,125Nomor 7 0,618Nomor 8 0,452Nomor 9 0,630Nomor 10 -0, 063Nomor 11 0,566Nomor 12 0,680Nomor 13 0,678Nomor 14 0,632Nomor 15 0,742Nomor 16 0,844Nomor 17 0,738Nomor 18 0,861Nomor 19 0,686Nomor 20 0,448

Page 47: AHOOK

Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat hasil r hitung> 0,444 ada 18 nomor. Bila

hasil r hitung lebih besar daripada r tabel, maka dinyatakan valid dan ke 18

nomor tersebut valid. Sedangkan untuk nomor 6 dan 10 dapat dilihat

masing-masing hasil r hitung 0, 125 dan -0,063, kedua nomor tersebut

dinyatakan tidak valid.

Setelah itu dilakukan lagi analisis dengan mengeluarkan pernyataan yang

tidak valid, seperti yang tertera pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Akhir Uji Validitas dengan 18 pertanyaan

Pernyataan Corrected item-Total CorrelationNomor 1 0,789Nomor 2 0,819Nomor 3 0,691Nomor 4 0,706Nomor 5 0,847Nomor 7 0,602Nomor 8 0,464Nomor 9 0,637Nomor 11 0,576Nomor 12 0,685Nomor 13 0,651Nomor 14 0,597Nomor 15 0,722Nomor 16 0,848Nomor 17 0,706Nomor 18 0,866Nomor 19 0,689Nomor 20 0,495

Page 48: AHOOK

2. Uji Reabilitas

Setelah semua pernyataan dinyatakan valid, analisis selanjutnya dilakukan

uji reabilitas. Untuk mengetahui reabilitas caranya adalah dengan

membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reabilitas sebagai

nilai r hasil adalah nilai Cronbach’s Alpha. Bila hasi nilai r Alpha > r tabel,

maka pernyataan tersebut reliabel.

Tabel 4.3

Uji Reabilitas

Cronbach’s Alpha N of Item0,947 18

Dari tabel 4.3 dapat dilihat, hasil r Alpha 0,947, sedangkan r tabel 0,444, jadi

r Alpha > r tabel, maka 18 pernyataan dinyatakan reliabel.

F. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut :

a. Tahap Persiapan dengan membuat proposal penelitian dengan :

a. Menentukan sasaran atau populasi.

b. Menetapkan jumlah sampel.

c. Menentukan waktu pengamatan.

d. Menyusun item-item dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan

(kuesioner).

Page 49: AHOOK

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Peneliti mengajukan perizinan kepada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhammadiah Jakarta untuk mengadakan penelitian.

b. Sebelum melakukan penelitian di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD

Pasar Rebo, peneliti meminta waktu pada pihak Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhammadiah Jakarta untuk melakukan uji kuesioner terlebih

dahulu di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta

c. Timur dan melakukan perjanjian bahwa setelah pengujian kuesioner

dilakukan maka peneliti siap untuk melakukan penelitian.

d. Dalam proses pengumpulan data peneliti berkerja sama dengan

perawat di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo yang telah

mendapatkan penjelasan mengenai tujuan penelitian ini sehingga

kuesioner diberikan sesuai dengan kriteria inklusi.

e. Dalam pengambilan sampel sesuai dengan tekniktotal sampling yang

digunakan peneliti dalam teknik sampling dimana sampel diambil

yang berada di tempat penelitian tersebut.

f. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan menjelaskan

tentang cara mengisi kuesioner pada responden. Responden diminta

untuk menandatangani surat pernyataan mengenai kesediaannya

menjadi responden bagi yang bersedia berpartisipasi dalam kegiatan

penelitian.

Page 50: AHOOK

Jika kuesioner sudah diisi, peneliti melihat kelengkapan dari kuesioner untuk

dilakukan analisa dan pengolahan data.

G. Pengolahan Data

a. Pengolahan Data

Dalam mengolah data menggunakan komputer ada beberapa langkah,

antara lain editing, coding, processing, dan cleaning.

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuisioner tersebut. Jika ada jawaban yang belum

lengkap, jika memungkinkan perlu pengambilan data ulang.

Namun, jika tidak memungkinkan maka jawaban yang tidak

lengkap tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data

missing” (Notoatmodjo, 2010).

Page 51: AHOOK

2. Coding

Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010:177). Coding

dilakukan setelah proses editing.

3. Processing

Processing atau memasukkan data ke dalam komputer

menggunakan aplikasi program komputer, yaitu SPSS. SPSS yang

digunakan adalah SPSS versi 19.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode atau

ketidaklengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

yang disebut pembersihan data (Notoatmodjo, 2010).

H. Analisis Data

Analisis data suatu penelitian biasanya melalui prosedur bertahap, antara lain:

a. Analisis Univariat

Analisis univarit bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karateristik setiap variabel penelitian. Untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2010).

Page 52: AHOOK

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dilakukan untuk

menganalisis hubungan antara variabel independet (bebas) dengan variabel

dependent (terikat) dengan menggunakan analisis bivariat pada kedua

variabel skala nominal dan ordinal melalui uji Chi Square.

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dengan analisa univariat dan

analisa bivariat dengan judul Hubungan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes dengan

Resiko Kaki Diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.

A. Analisa Univariat

Dalam analisa univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-vaiabel

penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan hasil pengumpulan data

sesuai dengan variabel penelitian. Data ini terdiri dari data demografi umur, jenis

kelamin, pendidikan, lama menyandang DM, dan informasi tentang kaki diabetik.

Serta variabel tentang pengetahuan dan pemeriksaan kaki diabetik.

Page 53: AHOOK

Data ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi 5.1 dan 5.2 seperti

dibawah ini :

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Data Demografi Umur dengan

n = 66 Responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur

Variabel Mean SD Minimal-Maksimal

95% CI

Umur 54,09 7,872 36-69 52,16-56,03

Pada tabel 5.1 didapatkan umur rata-rata responden adalah 54,09 tahun dengan

standar deviasi 7,872 tahun. Umur termuda adalah 36 tahun dan umur tertua adalah

69 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa

rata-rata umur responden adalah diantara 52-16 sampai dengan 56,03 tahun.

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Data Demografi (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Menyandang DM, Dan Informasi Tentang Kaki

Diabetik) serta Variabel Pengetahuan dan Pemeriksaan Kaki Diabetik dengan n = 66 Responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo

Jakarta Timur

No. Variabel Kategori Frekuensi N=66

Persen %

1 Jenis Kelamin PerempuanLaki-laki

3531

5347

2 Pendidikan Pendidikan Dasar (SD, SMP, SMA)

60 90,9

Page 54: AHOOK

Pendidikan Tinggi 6 9,13 Lama Menyandang

DMKurang dari 5 tahunLebih dari 5 tahun

4719

71,228,8

4 Informasi tentang Kaki Diabetik

Belum pernahPernah

3927

59,140,9

5 Pengetahuan Kurang BaikBaik

588

87,912,1

6 Hasil Pemeriksaan Kaki Diabetik

Resiko tinggiResiko rendah

2541

37,962,1

a. Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin seperti yang tertera pada tabel 5.2 dapat dilihat,

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (53%) dan

responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (47%). Dengan

demikian dapat dilihat responden yang berjenis kelamin terbanyak yang ada

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur adalah

perempuan sebesar 35 orang (53%).

b. Pendidikan

Pada variabel pendidikan seperti yang ada pada tabel 5.2, responden yang

mengenyami pendidikan dasar (SD, SMP, SMA) sebanyak 60 orang (90,9%)

dan reponden yang mengenyam pendidikan tinggi (PT) sebanyak 6 orang

(9,1%). Pendidikan responden yang terbanyak adalah pendidikan dasar (SD,

SMP, SMA) sebanyak 60 orang (90,9%).

c. Lama Menyandang DM

Responden yang menyandang DM kurang dari 5 tahun sebanyak 47 orang

(71,2%) dan responden yang menyandang DM lebih dari 5 tahun adalah 19

Page 55: AHOOK

orang (28,8%). Dengan demikian responden yang menyandang DM

terbanyak adalah kurang dari 5 tahun sebanyak 47 orang (71,2%).

d. Informasi tentang Kaki Diabetik

Responden yang belum pernah mendapat informasi tentang kaki diabetik

sebanyak 39 orang (59,1%) dan responden yang pernah mendapat informasi

tentang kaki diabetik adalah 27 orang (40,9%). Jadi responden di poliklinik

Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur sebagian besar belum

pernah mendapat informasi tentang kaki diabetik sebanyak 39 orang (59,1%).

e. Pengetahuan

Responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 58 orang

(87,9%) dan reponden yang mempunyai pengetahuan baik adalah 8 orang

(12,1%). Sebagian besar pengetahuan responden yang ada di poliklinik

tersebut adalah kurang baik sebanyak 58 orang (87,9%).

f. Hasil Pemeriksaan Kaki Diabetik

Hasiil pemeriksaan kaki diabetik para responden adalah resiko tinggi dan

resiko rendah. Responden yang berisiko tinggi sebanyak 25 orang (37,9%)

dan responden yang berisiko rendah adalah 41 orang (62,1%). Jadi hasil

pemeriksaan kaki diabetik terbanyak adalah yang berisiko rendah sebanyak

41 orang (62,1%).

Page 56: AHOOK

B. Analisa Bivariat

Pada analisis ini, peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan perawatan kaki

diabetes dengan resiko kaki diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar

Rebo Jakarta Timur yang dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini :

Tabel 5.3Hasil Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes

dengan Resiko Kaki Diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur

Pengetahuan Resiko Kaki Diabetes OR(95% CI)

P valueTinggi Rendah Total

n % n % n %Kurang baik 20 34,5 38 65,5 58 100 0,316

0,068-1,4590,242

Baik 5 62,5 3 37,5 8 100Total 25 37,9 41 62,1 66 100

Hasil analisis hubungan pengetahuan perawatan kaki diabetes dengan resiko kaki

diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur diperoleh

ada sebanyak 20 orang (34,5%)berpengetahuan kurang baik dan berisiko tinggi,

sedangkan ada 38 orang (65,5%) berpengetahuan kurang dan berisiko rendah.

Responden yang berpengetahuan baik dan berisiko tinggi sebanyak 5 orang (62,5%)

dan responden yang berpengetahuan baik dan berisiko rendah sebanyak 3 orang

(37,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,242 maka dapat disimpulkan tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kaki diabetes. Dari hasil nilai Odds

Ratio = 0, 316, yang berarti responden yang berpengetahuan kurang baik mempunyai

peluang 0,3 kali beresiko rendah terkena kaki diabetes.

C.Pembahasan Analisa Univaria

Page 57: AHOOK

1. Umur

Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menurut umur

responden, menunjukkan bahwa rata-rata umur responden adalah 54, 09 tahun.

Umur termuda adalah 36 tahun dan umur tertua adalah 69 tahun.Hal ini sesuai

dengan teori DM, umumnya para penyandang DM berusia diatas 30 tahun.

2. Jenis kelamin

Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin

responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 35 orang (53%). Pada dasarnya

penyakit DM ini bisa diderita perempuan ataupun laki-laki. Hasil penelitian ini

hanya untuk mengetahui karakteristik responden penderita DM di Poliklinik

Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.

3. Pendidikan

Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menurut pendidikan

responden yang terbanyak adalah pendidikan dasar (SD, SMP, SMA) sebanyak

60 orang (90,9%).

4. Lama menyandang DM

Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang menyandang DM

terbanyak adalah kurang dari 5 tahun sebanyak 47 orang (71,2%).

5. Informasi tentang Kaki Diabetik

Page 58: AHOOK

Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden tentang informasi Kaki

Diabetik adalah belum pernah mendapat informasi tentang kaki diabetik

sebanyak 39 orang (59,1%).

6. Pengetahuan

Dari hasil penelitian berdasarkan variabel pengetahuan perawatan kaki diabetik

adalah kurang baik sebanyak 58 orang (87,9%).Berdasarkan teori, pengetahuan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang menerima informasi,

tetapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang berpengetahuan kurang baik,

orang tersebut akan mencari informasi dengan berbagai cara.

7. Hasil Pengkajian Kaki Diabetik

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengkajian pemeriksaan kaki diabetik

terbanyak adalah yang berisiko rendah sebanyak 41 orang (62,1%)

D. Pembahasan Analisa Bivariat

Hasil analisis hubungan pengetahuan perawatan kaki diabetes dengan resiko kaki

diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur diperoleh

ada sebanyak 20 orang (34,5%) berpengetahuan kurang baik dan berisiko tinggi,

sedangkan ada 38 orang (65,5%) berpengetahuan kurang dan berisiko rendah.

Responden yang berpengetahuan baik dan berisiko tinggi sebanyak 5 orang (62,5%)

dan responden yang berpengetahuan baik dan berisiko rendah sebanyak 3 orang

(37,5%).

Page 59: AHOOK

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,242 dengan menggunakan nilai alpha 0,05,

maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kaki

diabetes. Dari hasil nilai Odds Ratio = 0, 316, yang berarti responden yang

berpengetahuan kurang baik mempunyai peluang 0,3 kali beresiko rendah terkena

kaki diabetes.

Berdasarkan teori tentang pengetahuan, ada faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang seperti pendidikan, mass media atau informasi, sosial budaya

dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia.. Dalam hal ini dapat dilihat, orang

yang berpengetahuan baik dalam perawatan kaki diabetes seharusnya mempunyai

risiko yang lebih rendah mengalami kaki diabetik, tetapi dari hasil penelitian

sedangkan 5 orang responden berpengetahuan baik dan berisiko tinggi dan 3 orang

responden berpengetahuan baik dan berisiko rendah. Fakta ini berbanding terbail

dengan teori yang ada.

Seperti yang dijelaskan pada paragraf diatas, seseorang bisa mendapatkan

pengetahuan dengan berbagai cara dan tidak harus melalui pendidikan formal

walaupun sebagian besar responden berpendidikan dasar (SD,SMP, SMA) sebesar

60 orang (90,9%).

Page 60: AHOOK

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti akan membahas kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

serta saran peneliti kepada pihak-pihak yang terkait terhadap penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 66 responden di Poliklinik Penyakit

Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur terkait hubungan pengetahuan perawatan

kaki diabetes dengan resiko kaki diabetes diperoleh umur rata-rata responden adalah

54, 09 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 35 orang (53%),

pendidikan terbanyak adalah pendidikan dasar (SD, SMP, SMA) adalah 60 orang

(90,9%), responden yang menyandang DM terbanyak adalah kurang dari 5 tahun

sebanyak 47 orang (71,2%), responden belum pernah mendapat informasi tentang

kaki diabetes sebesar 39 orang (59,1%), sebagian besar responden berpengetahuan

Page 61: AHOOK

kurang baik sebesar 58 orang (87,9%) dan hasil pemeriksaan kaki responden

terbanyak adalah berisiko rendah sebesar 41 orang (62,1%).

Selain itu dalam penelitian ini tidak ada hubungan pengetahuan perawatan kaki

diabetes dengan resiko kaki diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Pasar

Rebo Jakarta Timur.

B. Saran

1. Bagi Perawat Rumah Sakit

Diharapkan para penyandang DM baik yang akut atau pun kronik diberikan

pendidikan kesehatan bagaimana cara merawat kaki dan kuku sehingga bisa

mengurangi resiko kaki diabetik baik resiko tinggi atau pun rendah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Membekali peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan tentang perawatan

kaki penyandang DM.

3. Bagi peneliti lain

Bagi rekan sejawat yang akan melakukan penelitian serupa di masa yang akan

datang agar lebih mengembangkan kerangka konsep dan variabel-variabel yang

ada serta diharapkan smengambil sampel lebih besar dengan wilayah yang lebih

luas guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 62: AHOOK

FORMULIR PEMERIKSAAN KAKI DIABETIK

No Rekam Medis :

I. DATA DASAR

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Alamat :

Tinggi Badan : cm, Berat Badan kg,

Lingkar Perut :

Tekanan Darah : mmhg

II. Anamnese

Page 63: AHOOK

1. Lama diketahui Diabetes : tahun

2. Pengobatan Diabetes : Oral Dosis : Lama :

Insulin Dosis Lama :

3. Merokok ; Ya / Tidak

4. Riwayat Edukasi Kaki DM : Ya / Tidak

5. Riwayat luka kaki : Ya / tidak Bila ya berapa kali

6. Ada kallus / kapalan di kaki : Ya / Tidak

7. Ada Tumit pecah – pecah : Ya / Tidak

8. Riwayat Amputasi : Ya /Tidak Bila Ya Tahun

III. Riwayat Komplikasi / Penyakit Penyerta

A, Mata : Ya / Tidak Berapa lama :

B. Ginjal : Ya / Tidak Berapa lama :

C. Penyakit Jantung : Ya / Tidak Berapa lama :

D. Stroke : Ya / Tidak Berapa lama :

E. Hipertensi : Ya Tidak Berapa lama :

D. Penyakit Vaskuler Arteri

Kesemutan : Ya / Tidak Berapa lama

Kebas / Baal : Ya / Tidak Berapa lama

IV. Pemeriksaan Fisik

A. Tipe Kaki Diabetik : Non Ulku/ Ulkus / Ganggren/ Selulitis

B. Luas Luka : cm x cm

C. Dalamnya luka :Dermis / Sub dermis / Fasia / Otot /

D. Daerah luka

Page 64: AHOOK

Kanan Dorsal plantar, plantar Dorsal kiri

Kaki kanan

Kaki kiri

Ya Tidak Ya

tidak

E. Kulit Kaki

- Kulit kering

- Tumit Pecah – pecah

- Bulu kaki rontok

- Kallus/kapalan

- Hiperpigmentasi

- Edema

F. Kuku Kaki

Page 65: AHOOK

- Menebal

- Infeksi

- Perubahan warna

- Ingrowing Nail

- Rapuh

- Atrofi

G. Deformitas Telapak kaki

- Hallus vagus

- Chercoot food

- Pes Calvus

E. Defomitas jari kaki

- Hammer toe

- claw toe

- Hiperekstensi

V. Pemeriksaa vaskuler

Pemeriksaan

Kaki kanan Kaki kanan

Ya Tidak Norma

l

lemah negatif Ya Tidak Norma

l

Lemaah Negatif

Ankle

Page 66: AHOOK

Brachile

Index (ABI)

Monofilame

n

10 g

Garputalla

128 Hz

VI Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Hb…………, Ht………..Leko………, trombo……….

GDS………GDN…………PP………HbA1c…….

Albumin………Giobulin…………SGOT……….SGPT……..

Kolesterol Total……….HDL…….LDL………Trigliserida…….

Ureum……….Creatinin……..

Urine Lengkap :

Rontgent Kaki

Tanggal :

Page 67: AHOOK

Kesimpulan :

EKG :

Kesimpulan :

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian secara Umum :

A. Bacalah petunjuk cara pengisian sebelum anda memberikan jawaban

B. Bacalah dengan teliti pada setiap pertanyaan

C. Isilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan

lengkap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya saat ini

D. Tanyakan pada peneliti pada pertanyaan yang kurang jelas.

Petunjuk pengisian secara khusus :

Page 68: AHOOK

Isilah titik-titik dibawah ini dan berilah tanda check list (√) pada kolom

yang menurut anda paling tepat.

No. Responden /Inisial : ……………………………

Page 69: AHOOK

I. DATA DEMOGRAFIIdentitas

1. Tanggal lahir ( tgl/bln/thn)/Umur : ………………….., (……… th)

2. Jenis kelamin Perempuan : Laki-laki 3. Pendidikan terakhir Tidak Tamat SD/ Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Akademi/Sarjana

4. Sudah berapa lama anda mengalami Diabetes Melitus : ………bl/th

5. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang kaki diabetik

Pernah Belum pernah

Jika pernah, dari mana informasi tersebut didapat petugas kesehatan Media (majalah, TV, Koran, Poster)

keluarga/teman

Page 70: AHOOK

LEMBAR KUESIONER II

II. PENGETAHUANPetunjuk pengisian secara Khusus :Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda check list (√) pada kotak Benar atau Salah sesuai piihan jawaban anda!

Page 71: AHOOK

No PERTAYAANJawaban

Benar Salah

1 Akibat gula darah yang selalu tinggi penyandang Diabetes beresiko mengalami gangguan peredaran darah ke arah kaki

2 Akibat gula darah yang selalu tinggi penyandang Diabetes beresiko mengalami baal pada kaki

3 Akibat gula darah yang selalu tinggi penyandang Diabetes beresiko mengalami kekeringan pada kulit kaki

4 Akibat gula darah yang selalu tinggi penyandang Diabetes beresiko mengalami luka pada kaki yang lama sembuhnya

5 Penyandang diabetes yang memiliki kebiasaan merokok memiliki resiko lebih besar terjadinya gangguan pada kaki

6 Penebalan kulit di kaki (kapalan) akan beresiko terjadi luka

7 Penyandang Diabetes harus memeriksa kakinya setiap hari

8 Setelah mencuci kaki penyandang Diabetes harus mengeringkan hingga ke sela- sela jari

9 Penyandang Diabetes yang merasakan baal pada kaki boleh berjalan diatas batu batu tanpa alas kaki

10Jika akan menggunakan air hangat untuk merendam kaki suhu air harus diperiksa oleh orang lain yang tidak menyandang diabetes

11 Jika penyandang Diabetes merasakan dingin pada kaki, boleh direndam/kompres air panas

12 Kulit kaki yang kering dan pecah- pecah pada penyandang Diabetes tidak boleh diberikan pelembab/krim

13 Penyandang diabetes sebaiknya memotong kuku setelah mandi

14 Memotong kuku pada penyandang diabetes harus sampai pendek (tidak perlu disisakan)

15 Jika penyandang diabetes membeli sepatu, sebaiknya pada pagi hari

16 Sebelum memakai sepatu atau sandal penyandang diabetes harus memeriksa alas/dasar sepatu

17 Penyandang diabetes sebaiknya menggunakan sepatu yang longgar

18Jika didapatkan ada pecah pecah pada kaki atau penebalan kulit (kapalan), penyandang diabetes harus berkonsultasi dengan dokter

19 Senam kaki pada penyandang diabetes berfungsi untuk meningkatkan peredaran darah kekaki

20 Jika ditemukan luka pada kaki segera dicuci dengan air bersih mengalir dan beri antiseptik seperti betadine

Page 72: AHOOK

50

Page 73: AHOOK

50